Sang Wook memperlihatkan pertunjukan sulapnya diatas
panggung, Soo Hyun melihat Yoo Sun yang masih tertunduk ketakutan saat menonton
Sang Wook diatas panggung. Sang Wook mendapatkan tepuk tangan karena bisa
mengeluarkan burung dari dalam buku
“Saatnya untuk mengeluarkan tuan
Sang Wook dari
hatimu sekarang. Apa
kau siap?” bisik Soo Hyun, Yoo Sun mengangguk
dengan wajah tertunduk.
Yoo Sun memberanikan diri mengangkat wajahnya melihat
trik yan dibuat mantan tunanganya. Sang Wook memainkan trik dengan
menghilangkan burung serta kandangnya, setelah itu berbicara pada penonton
kalau Aksi
terakhirnya membutuhkan relawan. Dengan mengulurkan tanganya, meminta Yoo Sun agar naik
keatas panggung. Yoo Sun ragu dengan melirik pada Soo Hyun dan Hye Rim,
keduanya memberikan anggukan sebagai kekuatan. Matanya menatap Yoo Sun yang
sekarang bukan miliknya lagi, Sang Wook menatap Yoo Sun dengan sedih,
“Sulap memiliki banyak kesamaan
dengan cinta. Ini
mungkin tampak indah di saat tertentu dan
kemudian bisa menghilang. Dan
seperti bagaimana sulap meninggalkan ingatan abadi pada penonton meskipun.. aku akan senang kalau kalian
semua juga terus memiliki kenangan
cinta kalian.” Ucap Sang Wook
Ia mengambil syal dari leher Yoo Sun, lalu mengeluarkan
sebuah bunga dari balik syalnya dan kelopaknya sengaja dilepaskan, terlihat
ditanganya jatuh beberapa lembar. Yoo Sun menatap Sang Wook tanpa berkedip
karena harus melepaskan orang yang pernah dicintainya. Sang Wook memperlihatkan
tanganya yang mengeluarkan lembaran kecil berterbangan, Yoo Sun menangis karena
cintanya akan sama seperti lembaran kecil yang semakin lama akan hilang.
Seung Chan berlari menyusuri jalan ke arah gunung, Prof
Bae sangat kelelahan sampai tak bisa berjalan. Seung Chan pun mendorongnya agar
Prof Bae bisa berjalan. Sesampai dibagian atas Seung Chan merasa bahagia karena
sudah sampai tujuan, Prof Bae setuju dengan senyuman, menurutnya selama ini yang
dilakukan karena bantuan Seung Chan.
“Memangnya Kenapa? Lagipula kau sudah
menjadi mentorku.” Ucap Seung Chan
“Tapi kau tidak memintaku untuk
berkonsultasi tentang
apa pun.” Kata Prof Bae merasa bersalah
“Sebenarnya... aku punya sesuatu
yang dikhawatirkan akhir-akhir ini. Apa yang kau lakukan ketika kau menyatakan pada seseorang dan kemudian ditolak?” ungkap Seung Chan
“siapa itu? Apa tidak apa-apa saja kalau kau
memberitahuku?” tanya Prof Bae
Seung Chan mengaku wanita itu Go Hye Rim, Prof Bae sempat
terkejut dan berusaha untuk santai menanyakan apakah Hye Rim mengatakan kalau
menolak Seung Chan, menurutnya itu mengherankan karena Seung Chan terlihat
tampan.
“Dia tidak mengatakan secara langsung, tapi aku bisa melihat itu di
wajahnya. Jadi aku
mengatakan kepadanya kalau tidak apa-apa denganku kalau kita hanya
berteman tetapi
rasanya sedikit sakit setiap kali aku melihatnya. Dan juga... aku berpikir kalau
orang yang dia sukai
adalah kakakku. Itu
hal yang sangat menggangguku.” Cerita Seung Chan,
Prof Bae menduga itu berhubungan dengan eksperimen
“Iya. Aku takut dia akan terbiasa dan kemudian dicampakkan. Dia benar-benar bukan jenis yang pernah menyukai seseorang.” Kata Seung Chan khawatir
“Tuan Seung Chan... Aku tidak tahu
apa ini akan
terdengar agak kasar, tapi... sulit
untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ketika mencintai. Dan Juga, kau tidak tahu berapa
banyak perasaan
Profesor Choi bisa berubah rentang waktu itu.
Selain itu kau tidak tahu alasan di balik perasaan Hye Rim kepada Profesor
Choi. Yang
harus kau lakukan adalah tetap menyukai dia sebanyak yang kau inginkan,
seperti sekarang. Kalau
tidak, yang akan kau rasakan hanyalah penyesalan.” Jelas Prof Bae
“Tapi masih terasa sangat
menyakitkan. Bagaimana
kau membuat rasa sakitnya hilang?” tanya
Seung Chan
“Nah... cara terbaik adalah untuk
memaksa produksi
endorfin kalau perlu. Berolahraga
seperti kita sekarang adalah
cara yang baik.” Ucap Prof Bae
Soo Hyun menulis didepan meja kerjanya, pena tiba-tiba
sudah kehabisan tinta, ia pun mengisi kembali dengan memasukan pada botol
tinta. Ketika mengangkatnya, cairan tinta jatuh ketanganya. Matanya kembali
melotot, ingatanya seperti datang dengan banyak badut-badut yang mendatanginya
“Sebuah parade.... taman hiburan?” gumam Soo Hyun
Hye Rim menerima telp Soo Hyun yang mengajaknya untuk
pergi ke taman hiburan,
mengejeknya kalau mereka bukan anak-anak. Soo Hyun menjelaskan bukan
untuk bersenang-senang, tapi Ada
sesuatu yang ingin dikonfirmasi. Hye Rim menyuruh Soo Hyun
untuk mengkonfirmasikan sendiri saja, karena harus
mendapatkan lebih banyak uang, jadi sangat sibuk.
Seung Chan ingin masuk ruangan kakaknya, mendengar
pembicaran dibalik pintu. Soo Hyun pikir
terlalu berpikiran dangkal dan mungkin
tidak tahu malu dan kurang ajar nanti dan menetapnya untuk bertemu lusa dihalte bus tempat
mereka pernah bertemu sebelumnya jam 1 siang. Seung Chan mendengar kakaknya
menyebut nama Hye Rim di telp.
Seung Chan pergi ke lantai satu, bertemu dengan Hye Rim
menanyakan apa yang dilakukanya lusa jam 1 siang karena Ada
sebuah restoran yang lezat baru dilihatnya. Hye Rim
terlihat binggung lalu mengatakan sudah punya rencana. Seung Chan sengaja memancing dengan bertanya rencana
apa
“Um... belum diatur dengan tepat, tapi...Aku ada janji dengan
pelanggan untuk memberitahu
keberuntungan mereka, jadi...” kata Hye Rim
“Jangan kakakku.
Orang lain tidak apa-apa, tapi jangan dia. Kau bagian dari
eksperimen.” Jerit Seung
Chan dalam hati bersedih
“Tidak bisakah kita pergi ke sana
di waktu yang lain? Apa
itu satu-satunya waktu kita bisa pergi kesana?”
ucap Hye Rim
“Kau tahu, tentang fMRI yang akan kamu lakukan minggu
depan... jangan
melakukannya. Tidak
baik untukmu kalau terkena terlalu banyak radiasi dan juga... Aku tidak ingin kau
dimanfaatkan.” Tegas Seung Chan lalu kembali ke lantai
dua
Hye Rim masuk ke dalam ruangan Soo Hyun mengatakan tidak ingin mendapatkan
fMRI lagi dan juga tidak
akan ke taman hiburan dengannya. Soo Hyun pikir Hye
Rim menemukan
alasan untuk meragukannya. Hye Rim mengakuinya tapi
tak ingin memberitahu alasannya, karena pasti Soo Hyun akan mengeluarkan alas an yang halus.
Soo Hyun pun memilih untuk menghentikan eksperimen, llau mengeluarkan surat kontrak yang ditandatangani Hye
Rim yang mengatakan setuju untuk mengambil bagian
dalam eksperimen lalu merobeknya. Hye Rim
melotot kaget, Soo Hyun juga mengeluarkan catatan cetak
biru dari
eksperimen karena tidak membutuhkan lagi jadi
merobeknya juga.
Lalu bertanya apakah ia harus menghapus juga file yang
ada dikomputernya, ia pun menarik Hye Rim agar mengikutinya. Hye Rim pikir tak
perlu melakuanya. Soo Hyun pikir harus menghapuskan keraguannya jadi musti melakukannya dalam satu
gerakan. Dengan membuka file dalam komputernya, Hye Rim melihat
nama file [Brown-eared
Bulbul] bertanya apa isinya.
Soo Hyun memberitahu isinya video porno, dan menantang
untuk menonton bersama. Hye Rim dengan wajah panik mengelengkan kepalanya, Soo
Hyun memblock beberapa file lalu mempersilahkan Hye Rim untuk menghapusnya
sendiri. Hye Rim pun menghapusnya dan tak lupa menghilangkan di recycle
bin. Soo Hyun pikir Hye Rim sudah puas sekarang.
Hye Rim tersenyum sambil mengucapkan terimakasih,
menurutnya memang ini cukup sulit membuat keputusanya. Soo Hyun tahu Hye Rim
itu sangat ragu dan gelisah, Setidaknya ini semua yang bisa dilakukannya, dengan senyuman kembali mengajak Hye Rim untuk pergi
bersamanya. Hye Rim mengangguk setuju untuk pergi ke taman
hiburan bersama-sama, lalu keluar ruangan.
“Ini semua berakhir sekarang, kan? Benarkan? Ya.
aku benar-benar harus menjadi
gila untuk meragukannya lagi.” Gumam Hye Rim didepan
pintu lalu berjalan dengan wajah bahagia karena eksperiment untuk dirinya
selesai
Ditaman bermain
Hye Rim bertanya tentang cinta
dilihat melalui psikologi, Apa itu
memang sesuatu yang bisa
menghilang, seperti sihir. Soo Hyun memberitahu Orang akan saling
mencintai dengan penuh semangat hanya
sekitar 30 bulan,kalau
mereka tidak bisa mengembangkan hubungan
yang dewasa saat itu, maka hubungan akan
putus.
“Masuk akal kalau hal itu mungkin
tampak seolah-olah
seperti hal ajaib yang menghilang terhadap
orang-orang yang sedang jatuh cinta.” Jelas Soo
Hyun sambil mengusap tanganya yang kedinginan.
“Tapi kenapa kau meminta untuk
datang ke sini? Kau
tidak suka tempat semacam ini.” kata Hye Rim
“Aku datang untuk mencari tahu apa
itu "Mitigation practical ability
identity restoration".” Ucap Soo Hyun dengan
bahasa inggris yang cukup jelas. Hye Rim melirik sinis meminta Soo Hyun
mengucapkan kalimat yang mudah dimengerti saja.
“Aku baru saja mengatakan
kata-kata tidak masuk akal dalam
bahasa Inggris. Sementara Kau
melakukannya sepanjang waktu dalam bahasa Perancis.” Goda Soo Hyun
Hye Rim tersenyum lalu melihat ada tempat yang baik untuk
mendapatkan pemandangan
terbaik saat parade, lalu meminta Soo Hyun
memegang es krimnya agar menjaga tempat duduk
mereka nanti. Soo Hyun heran melihat Hye Rim yang akan pergi. Hye Rim
ingin membeli churros. Soo Hyun
pikir lebih baik ia yang membelikanya.
“Hei, kau bilang ingin melihat parade tidak peduli apapun alasanya itu, Mereka
mungkin lewat saat aku pergi membeli churroa, jadi kau tetap tinggal di sini. Aku akan segera kembali.” Kata Hye Rim, Soo Hyun pun tersenyum dengan memegang es
krim milik Hye Rim ditanganya.
Suara terompet mulai terdengar, parade sudah dimulai.
Beberapa orang mulai berkumpul ditepi jalan untuk melihat semua pemain dalam
taman hiburan berjalan didekat mereka. Soo Hyun melihat semua badut yang
mengunakan pakaian binatang.
Flash Back
Soo Hyun kecil melihat parade dengan wajah bahagia,
mendapatkan balon dari manusia tinggi yang mengunakan engrang, setelah itu
dibelikan eskrim oleh ibunya, Wajah sang ibu tak menampakan kegembiraan
sementara Soo Hyun terlihat sangat bahagia menerima es krim.
Bunyi Terompet dan iringan semakin nyaring terdengar, Soo
Hyun melihat tetesan es mengenai jaketnya, lalu berusaha untuk dibersihkan
dengan tanganya. Pikirannya kembali teringat saat memakan es krim dan
tetesannya mengenai tangan kirinya.
Flash Back
“kau tidak bisa membiarkannya
menetes seperti itu! Aku pasti akan datang pada hari ulang tahunmu...jadi
tunggulah sebentar lagi. mengerti? Kau tidak boleh melakukan itu. Kau
harus muncul di
hadapan ibumu yang baru dalam keadaan bersih! ucap
ibunya sambil membersihkan tetesan es yang mengenai baju Soo Hyun juga dengan
menahan tangis.
Soo Hyun kecil menaiki komidi putar, terlihat sangat
bahagai. Soo Hyun masih mengingat kata-kata ibunya “Kalau kau terus melakukan hal ini, Aku benar-benar akan
memarahimu! Jika kau tetap membiarkannya menetes seperti ini... aku tidak akan datang
pada hari ulang tahunmu!” Setelah itu
pergi meninggalkanya. Soo Hyun menangis histersi ibunya pergi meninggalkan
sendirian ditaman bermain
Es Krim ditangan Soo Hyun terjatuh, ingatannya kembali
saat masih kecil menjerit histeris memanggil ibunya sambil menangis. Wajahnya
tertunduk ketakutan, ditempat duduk melihat parade, kaki dan tanganya bergetar.
Hye Rim kembali dengan membawa dua churos ditanganya,
ketika melihat Soo Hyun tertunduk dengan tubuh bergetar langsung berlari
menghampirinya, bertanya apa terjadi sesuatu. Soo Hyun hanya mengeluarkan air
matanya, Hye Rim panik memanggil Soo Hyun
dan Soo Hyun hanya bisa tertunduk menangis dengan tubuh bergetar.
Hye Rim berdiri didepan pintu, Soo Hyun dan Prof Bae
sedang ada didalam ruangan. Prof Bae bertanya apa terjadi sesuatu di taman
bermain, Soo Hyun berbohong tak ada hanya
merasa sedikit pusing.
“Dokter Choi. Apa kau juga akan
melakukan hal
seperti ini kepadaku? Reaksimu
terhadap tetesan air sepertinya
karena pengkondisian klasik dan
kau bahkan memiliki amnesia disosiatif tentang masa kecilmu. Bagaimana bisa kau mengatakan
kalau ini bukan
apa-apa?” ucap Prof Bae
“Aku baik-baik saja, Prof Bae dan bisa mendiagnosis dan
menyembuhkan diri sendiri.” Kata Soo Hyun
menyakinkan
“Dokter Choi....Kau tahu dengan baik kalau
penyakit jantung tidak
bisa disembuhkan oleh diri sendiri. Tidak
peduli seberapa hebatnya kamu sebagai
seorang psikolog. Kau
tidak bisa memecahkan masalahmu sendiri. Kalau kau mau seperti ini, setidaknya ayo kita periksa sekarang” ucap Prof Bae,Soo Hyun masih mencoba
menyakinkan, Prof Bae merasa Soo Hyun akan menceritakan padanya.
Hye Rim masih ada didepan pintu dan terlihat ragu,
akhirnya memutusakan untuk masuk ke dalam dan melihat layar monitor didepan ada
Soo Hyun dan Prof Bae yang sedang berkonsultasi, lalu memasang earphonenya.
“Aku ingat saat aku dipisahkan dari ibuku saat aku masih kecil, Ibuku...
bermain bersamaku di sebuah taman hiburan. Itu sangat menyenangkan, tapi... pada akhirnya, dia membuangku. Manusia yang sangat egois. Dia hanya bermain saat dia inginkan saja, dan
kemudian merasa bosan, lalu meninggalkanku
sendiri.” Cerita Soo Hyun yang sangat membenci ibunya.
“Ibumu mungkin sedang dalam
situasi di mana...” kata Prof Bae dan disela
oleh Soo Hyun
“Aku tidak cukup peduli untuk mengetahui alasanya,
Yang lebih luar biasa adalah bahwa dia memarahiku saat dia
meninggalkanku dengan mengatakan
"berhenti meneteskan es krimnya. Kalau
tidak, aku tidak akan datang kembali untukmu
di hari ulang tahunmu."”cerita Soo Hyun, Hye
Rim mendengarnya terlihat sedih.
“Aku berpikir kalau sentimen ini
terukir ke dalam pikiranku
pada saat itu... Seperti "Aku
pasti sudah melakukan kesalahan." Ini
semua karena aku meneteskan es krimnya, jadi karena itu ibuku tidak pernah datang menemuiku pada ulang
tahunku. Kupikir
itu juga sebabnya terasa sakit saat hal-hal
seperti tetes air memengenaiku. Ini seperti yang kau katakana, Aku sudah terkondisikan secara
klasik, seperti
anjing Pavlov.” Ucap Soo Hyun dengan memberikan sedikit
senyuma.
“Kau tahu kalau itu bukan
kesalahanmu dia tidak
pernah datang, kan?” kata Prof Bae menatap Soo
Hyun lebih dekat
“Tentu saja. Aku benar-benar merasa lebih baik
sekarang,setelah aku tahu
alasan di balik semua ini. Jadi
aku berencana untuk meneteskan sedikit air dengan sengaja agar bisa mengalami kontak yang
sedikit lebih lama. Bagaimana
menurutmu?” kata Soo Hyun, Hye Rim terdiam karena
mendengar cara Soo Hyun menangani traumanya sendirian.
“Dokter Choi... Ini bukan sesuatu yang harus kamu
hadapi dengan
tenang seperti itu.” Ucap Prof Bae, Soo Hyun
bertanya apakah ia harus menangis
“Fakta bahwa dia meninggalkan luka
mental seperti itu kepadamu
sebelum meninggalkanmu adalah
hal yang sangat traumatis yang dialami seorang
anak berusia enam tahun Bahkan
kalau kau sudah dewasa sekarang” kata Prof Bae
Soo Hyun menegaskan dirinya Bukan
sembarang orang dewasa tapi Seorang
psikolog, jadi tahu bagaimana memahami trauma dibalik semua ini dan menemukan akar yang
mendasari penyebabnya untuk dapat mendiagnosa
pengobatan yang tepat. Hye Rim terus menatap Soo
Hyun diruang kontrol, Soo Hyun meminta Prof Bae tak perlu khawatir karena bisa
memecahkan hal ini sendiri saja.
Prof Bae pergi ke lantai satu dan berjalan kesudut ruangan
lalu bertanya kenapa Hye Rim ingin menemui ditempat paling pojok. Hye Rim
merasa akan sedikit aneh kalau ada orang yang berjalan lewat didekat mereka.
“Aku... mendengar apa yang
dikatakan tuan Soo Hyun di
ruang observasi.” Akui Hye Rim, Prof Bae melotot
kaget dan berusaha untuk tetap santai menurutnya kurang baik mendengar
hal-hal itu tanpa
persetujuannya
“Aku sangat khawatir tentang dia. Tapi, um... benarkah itu adalah
sesuatu yang bisa dia
pecahkan sendiri?” kata Hye Rim khawatir
“Akan cukup sulit baginya untuk
melakukan itu. Tapi dia
begitu keras kepala tentang hal itu.” Cerita
Prof Bae
“Apa ada sesuatu yang bisa aku
bantu?” tanya Hye Rim
“Kupikir dengan berada di sisinya adalah hal terbaik
yang bisa kau
lakukan untuk dia. Kupikir
dia memiliki emosi negatif terhadap perempuan sekarang karena apa yang terjadi dengan
ibunya. Dan
dengan demikian, bahkan hipotesis eksperimennya akan sedikit...” kata Prof Bae terhenti
Hye Rim sedikit binggung Prof Bae menyebut eksperiment,
Prof bae menutupnya kalau sedang berbicara tentang
eksperimen yang Soo Hyun lakukan di masa lalu, lalu mengalihkan kalau dengan keadaan Soo Hyun sangat penting
baginya untuk
selalu memiliki seseorang di sisinya atau
melayaninya sebagai pengingat Dan
akan lebih baik kalau bisa membuatnya
bahagia.
Hye Rim bertanya apa yang dinginkan Soo Hyun untuk
dilakukanya. Prof Bae kurang begitu yakin tapi selama ini Soo Hyun selalu
memiliki minat terhadap pepatah, dan menceritakan Soo Hyun selalu mengatakan
bahwa banyak psikologi Melakukannya dan sering melihat bermain tebak pepatah dengan teman-temannya
Hye Rim masuk ke dalam ruangan menanyakan apa yang sedang
dilakukan Soo Hyun sekarang. Soo Hyun dengan ketus merasa Hye Rim sudah
melihatnya kalau ia sedang bekerja. Hye Rim pun memberika segelas kopi diatas meja, Soo Hyun
menatap Hye Rim yang tetap ada diruangan.
“Mau memecahkan sebuah teka-teki
yang aku punya? Ini
adalah pepatah, kau lihat sekarang” ucap Hye Rim
membuat gerakan dengan pepatah [Ditampar di Jongro, dan menangis di Sungai Han]
“Apa yang kau kerjakan sekarang?” keluh Soo Hyun dengan mengerutkan dahinya.
“Ini adalah permainan tebak
pepatah!” ucap Hye Rim dan kembali memperlihatkan gerakan agar
Soo Hyun menebaknya. Soo Hyu menyuruh Hye Rim pergi karena dirinya sibuk
“Ahh... Kau bahkan tidak bisa mengetahui
yang satu itu? Ini
"Ditampar di Jongro, dan
menangis di Sungai Han!" Bagaimana
kalau yang berbeda?” ucap Hye Rim kembali
memperagakan pepatah [Bahkan cacing pun akan berubah] dengan gaya meliuk-liuk sepert cacing
“Nona Go Hye Rim.... Apa kau tidak bisa melihat kalau
aku sedang bekerja
sekarang?” tegas Soo Hyun, Hye Rim pun keluar
ruangan dan memberikan semangat pada Soo Hyun.
Sepiring makanan lengkap, dengan sosis omelet dan daging
asap yang ditusuk seperti sate. Hye Rim mengaku khusus
memesannya dari pedesaan, sambil menuangkan teh menurutnya itu
cukup baik untukmu meminumnya setiap
pagi. Soo Hyun heran melihat Hye Rim karena ia lebih
suka hal-hal sederhana untuk
makan siang...
“Kau memakan sarapanmu di sekitar
jam makan siang, jadi
kau harus tetap terisi makanan.” Kata Hye Rim, Soo Hyun
pun mengambil garpu untuk memulai makannya.
Hye Rim melupakan satu hal lagi, dengan membalikan
badanya. Dengan senyuman lebar, Hye Rim sengeja menaruh nori digiginya. Soo
Hyun dengan sinis mengatakan itu tak lucu dan memilih untuk pergi karena nafsu
makannya hilang.
Soo Hyun berbicara di telp kalau membutuhkan buku itu,
jadi ingin menemuinya dicafe dekat rumahnya saja. Ketika turun ke lantai satu,
Hye Rim mengunakan kacamata hitamnya lalu memutar musik, berjalan dengan gaya
sexy mendekati Soo Hyun, dan melipsing lagu yang diputarnya.
“Apa kamu juga
sangat sibuk hari ini? Sepertinya kau marah-marah lagi. kau sudah menghela nafas berkali-kali dan kau merokok lagi, meskipun kau sudah berhenti.” Soo Hyun
menatapnya dengan tatapan datar bahkan terkesan menahan kesal
“Lihatlah bagaimana
merahnya matamu sekarang. Tapi kau selalu
terlihat begitu rapi. Meskipun kamu
mengatakan "Ini tidak baik" kau tertidur segera setelah punggungmu terkena tempat tidur. Sebutkan namanya, tuan Kim“ Hye Rim
sengaja mengoyang-goyangan tubuhnya dibalik punggung Soo Hyun untuk mengodanya.
Soo Hyun memilih untuk cepat mematikan lagunya, lalu
dengan wajah marah bertanya apa sebenarnya yang dilakukan Hye Rim akhir-akhir
ini. Hye Rim kebinggungan menjelaskanya. Soo Hyun tidak
tahu alasan Hye Rim melakukan ini semua tapi meminta agar Hye
Rim meningalkanya sendirian.
“Hal-hal yang kau lakukan tidak
lucu sama sekali. Semuanya
tidak lucu dan tidak dewasa dan Juga,
aku bukan tuan Kim... Aku
adalah tuan Choi.” Tegas Soo Hyun lalu keluar dari cafe dengan wajah kesal
membanting pintu.
Soo Hyun menerima buku dari Prof Bae, dengan meminta maaf
karena menelpnya selarut ini. Prof Bae pikir tak masalah jadi ia bisa merasakan
segarnya udara
malam, lalu bertanya apakah Soo Hyun menebak banyak pepatah
dengan benar. Soo Hyun binggung dengan pertanyaan
Prof bae.
“Kupikir kau sangat menyukai
permainan tebak pepatah. Bukankah
Nona Go Hye Rim memberimu sedikit kuis?” kata Prof Bae,
Soo Hyun ingat Hye rim yang memberikan gerakan diruanganya.
“Bagaimana kau tahu itu?” tanya Soo Hyun heran
“Nah, jujur saja... aku masih bertanya-tanya apakah harus memberitahumu atau tidak,
tapi... tetap
saja, kupikir kau harus tahu. Aku Pikir Go
mendengar ketika kau sedang berkonsultasi
denganku. Aku
sedikit memarahinya karena menguping...” cerita
Prof Bae
Soo Hyun keluar dengan wajah lemas mengingat ucapan Prof
Bae tapi
ketulusannya untuk membantumu sangat indah,
dan... dia bertanya-tanya bagaimana dia bisa membantumu.” Lalu berlari keluar dari cafe.
Hye Rim cemberut melihat CD yang sengaja di putar untuk
membuat Soo Hyun bahagia, tapi kata-kata Soo Hyun kembali teringat “Hal-hal yang kamu
lakukan tidak lucu sama sekali. Semuanya tidak lucu dan tidak dewasa.”
“Apa yang salah dengan lagu ini? Kupikir itu lucu.” Kata Hye Rim kembali memutar musik lagi dan menyanyi
dengan bahagia
“Hadapi saja dengan
percaya diri! Bahkan kalau kau baru saja mulai, hiduplah dengan
keren sesuai kemauanmu. Apa yang ingin kau
lakukan? Ini masih belum terlambat, kau tahu! Bergembiralah, tuan Kim!”
Hye Rim dikagetkan dengan Soo Hyun tiba-tiba masuk kedalam
cafenya dengan wajah kelelahan dan nafas terengah-engah. Soo Hyun berjalan
perlahan mendekati Hye Rim.
“Aku benci peramal, Aku juga benci Perancis. Aku tidak suka rambut panjang dari seorang perempuan dan aku juga tidak suka wanita
dengan suara
bernada tinggi. Tapi...
seorang wanita dengan semua sifat itu muncul
di hadapanku. Menurutmu
bagaimana perasaanku?” ucap Soo Hyun
“Kau tidak perlu memberitahuku, karena aku sudah tahu. Aku tahu , kalau aku membosankan dan tidak lucu serta kekanak-kanakan.” Kata Hye Rim tertunduk sedih
“Tapi aku... sudah terlanjur menyukai wanita
itu. Apa yang
harus aku lakukan sekarang, Nona Hye Rim?” ucap Soo
Hyun, Hye Rim menatap Soo Hyun tak percaya
Hye Rim mengatakan wanita yang disukai Soo Hyun adalah
seorang janda, Soo Hyun tak masalah. Hye Rim memberitahu memiliki
seorang anak, Soo Hyun juga tidak
masalah. Hye Rim merasa wanita itu memiliki
banyak masalah dan juga
memiliki banyak keraguan, serta tidak
memiliki rasa percaya diri ditambah lagi usia.....
Soo Hyun langsung memeluk Hye Rim dan membisikan “Aku mencintaimu, Go Hye Rim.” Hye Rim memeluk Soo Hyun dengan menyadarkan kepala dan
menangis.
bersambung ke episode 9
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tulus banget soo hyun,, aku jd ikut senang dan terharu. . ^^
BalasHapusApakah dgn ini eksperimen madame antonie benar" akan berakhir?
so sweet bngt yah bagian terakhr nya.aku jd terharu,ooh beruntung nya hye rim jd iri.makasi mba semngat yah bkn sinop ini
BalasHapusDitunggu episode 9nya chingu
BalasHapusFighting^^
manis bngt...dtnggu ep 9nya ya..
BalasHapusaaaaaaaaaaaaaaaa.....
BalasHapuschezy banget sih,,,