Prof Jo dan Hye Rim sedang ada dipelataran toko, Soo Hyun
yang datang tiba-tiba membuat Hye Rim ketakutan. Prof Jo pun memegang tangan
Hye Rim untuk melindunginya, bertanya siapa orang itu.
“Lepaskan tangan itu sekarang juga!” teriak Soo Hyun dengan mata melotot setelah membuka
kacamatanya.
Hye Rim kaget ternyata pria yan dicurigainya itu adalah
Soo Hyun begitu juga Prof Jo. Soo Hyun menarik Hye Rim untuk pergi, Prof Jo
memanggil Soo Hyun, Hye Rim terhenti. Prof Jo bertanya apa yang sedang
dilakukan Soo Hyun sekarang. Hye Rim kaget keduanya saling mengenal, Soo Hyun
binggung karena penelitianya bisa terbongkar.
Di cafe dengan meja cukup panjang
Hye Rim bertanya bagaimana bisa Soo Hyun mengenal Prof
Jo, Soo Hyun mengaku hanya kenal saja dan Prof Jo lebih
tertarik dengan ramalan keberuntungan, jadi itu
salah satu alasan mengenalkan Hye Rim.
“ Jadi Yang kau lakukan hanya
mengenalkan dia kepadaku Lalu
mengapa dia mengajakku kencan?” ucap Hye Rim tak
percaya
“Bagaimana aku bisa tahu tentang itu ? Aku rasa tipe wanita idealnya itu
peramal.” Kata Soo Hyun dengan sikap meremehkan
“Lalu, kenapa kau mengejar kita berdua?”
tanya Hye Rim memancing
“Aku takut kau mungkin jatuh cinta
pada Professor Jo, karena
dia tampan dan sangat sopan, kau
memutuskan kencan bersamanya kurang dari sehari bertemu dia, Bagaimana bisa kau... plin plan seperti ini?” ejek Soo Hyun dengan melipat tanganya
didada.
“Memangnya Kenapa? Kenapa aku tidak boleh melihat
pria lain? Apakah
kita sedang menjalin hubungan? Apa
kita pernah berkencan atau yang lainya? kita tidak seperti itu! Jadi apa urusanmu?”
kata Hye Rim mengomel
Soo Hyun mengingatkan kalau sebelumnya pernah menyatakan
perasaanya, Hye Rim mengingat kalau sebelumnya Soo Hyun pernah mengirimkannya
bunga, dan tidak menyadari kalau itu sebenarnya pernyataan yang sesunguhnya karena dalam pikirannya Soo
Hyun hanya mempermainkanya saja.
“Siapa yang mau bermain dengan hal
seperti itu?” ucap Soo Hyun dengan wajah cemberut
“Oh, benarkah? Aku akan menjelaskannya sekarang. Jawabanku adalah
"tidak." Ini Bukan
karena aku marah atau
karena kecemburuanmu, atau
karena aku menyerah ini adalah jawaban yang
tulus yaitu "tidak." Aku tidak punya perasaan apapun
padamu.” Tegas Hye Rim menolak perasan Soo Hyun
“Hye Rim.... Ada waktu dimana manusia tidak
menyadari perasaan mereka yang sebenarnya. Dari pandanganku, kau itu....” kata Soo Hyun yang langsung disela oleh Hye Rim.
Hye Rim mengaku banyak perkerjaan dan cukup sibuk, Soo
Hyun bertanya pekerjaan apa, berpikir ada beberapa proyek, Hye Rim mengaku ditugaskan
dengan menjadi bagian suatu upaya meningkatkan
hubungan internasional dengan China dan itu Sama
seperti penyatuan Korea Utara dan Korea Selatan meraih perdamaian dunia.
Soo Hyun bertanya dengan begitu, perwakilan
dari semua negara ini akan bertemu di satu tempat. Hye Rim pikir itu bukan urusan Soo Hyun dan karena kesibukanya nanti,
maka tak akan bisa melihat wajahnya lagi, setelah itu berdiri dan pamit pergi.
Soo Hyun dengan wajah cemberut memakai kacamatanya meminta bill pada pelayan.
Hye Rim kembali berbicara dengan bahasa prancis menutup
mulutnya mengunakan kipas. Wanita dengan rumah yang cukup luas dan prabotan
mahal menatap Hye Rim dengan wajah serius. Hye Rim tiba-tiba mengeluarkan nada
marah, Wanita itu mulai panik bertanya apakah terjadi sesuatu yang buruk. Hye
Rim mengaku bukan itu juga dan merasa sulit menjelaskanya.
“Aku akan memberimu sedikit
tambahan, jadi tolong yakinkan wanita Perancis itu!” ucap Si wanita mengeluarkan lembaran uang 50ribu won
diatas meja.
“50,000 won.... Uang ini sama
dengan 4 jam kerja paruh waktu dan bisa untuk membayar 3 botol sirup !” gumam Hye
Rim melirik uang di atas meja.
“Apa itu tidak cukup? Kau mau tambah lagi?” kata si wanita yang melihat Hye Rim hanya diam.
“Um... ini bukan sesuatu yang bisa
diselesaikan untuk mencoba meyakinkan dia. Yang dia lakukan adalah
memberitahu apa yang akan terjadi di masa depan. Dia bilang itu penting untuk
menghargai pendapat anakmu. Kau
bisa lihat Marie Antoinette melewati
sesuatu yang mirip. Dia
tidak ingin menikah tapi
ibunya memaksa untuk menikahkan dia dengan pewaris Perancis. Dan pada akhirnya, menyebabkan
dia pada kematian.” Kata Hye Rim dengan penuh
keyakinan
“Ya... Aku memaksa anakku untuk
ambil jurusan dalam pengobatan padahal mereka tidak mau.” Ucap Si wanita merasa menyesal.
“Kau Lihat ‘kan? nilainya tidak sebagus itu. Ini hidupnya, jadi Tolong hargai pendapatnya.” Saran Hye Rim
Si wanita mengangguk mengerti lalu bertanya berapa biasa
jasanya, Hye Rim menyebut biaya ramalnya 50,000
won dan biaya
perjalanan 50,000 won, jadi Totalnya
100,000 won.
Soo Hyun berbicara di telp mengaku Ada sedikit masalah dalam
waktu itu jadi ingin minta
maaf. Prof Jo bertanya apa yang menjadi masalahnya, Soo Hyun
mengaku rahasia jadi tidak bisa memberi tahu.
“Kenapa kau bilang, "lepaskan
tangannya" saat
kau muncul tiba-tiba? Itu perkataan Sangat
kasar” kata Prof Jo
“Eksperimenku tidak mengizinkan
subjek untuk saling bersentuhan. Aku
tahu kau melakukan manuver bertahan untuk melindungi Ny. Go Hye Rim, jadi aku
harus menghentikan secepat mungkin, melalui cara
apapun. Dan maaf
karena aku bicara denganmu tanpa rasa hormat.” Jelas Soo Hyun dengan wajah mengejek
“Sepertinya pengetahuan tentang
budaya cukup sulit. Natural
sains jauh lebih mudah, dengan
segalanya bisa dihitung.” Keluh Prof Jo
Soo Hyun bertanya apakah Prof Jo mendengar sesuatu dari
Hye Rim, Prof Jo mengaku baru saja menerima pesan dari Hye Rim dan meminta
untuk bertemu sejak pagi tadi. Soo Hyun yakin Hye Rim mencoba
untuk memastikan kecurigaannya karena mereka berdua
saling mengenal, lalu berpesan agar memberitahu Hye Rim saat mereka bertemu.
Prof Jo masuk ke cafe dan melihat Hye Rim sudah menunggu,
Hye Rim langsung to the point, menanyakan Hubungan dengan Soo Hyun. Prof Jo mengaku hanya saling mengenal saja dan juga alasan
bertemu dengan Hye Rim adaalah karena menanyakan Soo
Hyun tentang rekomendasi mengenai peramal
“Aku dengar kau Profesor bidang
Mesin. Aku tidak
tahu orang sains percaya pada ramalan.” Kata Hye
Rim curiga
“Itu hanya berdasarkan referensiku
saja. Tapi,
kenapa kau pergi dengan Dr.
Choi hari itu?” tanya Prof Jo, Hye Rim terdiam
Soo Hyun memberitahu Prof Jo agar menyerang pertanyaan
Hye Rim alasanya pergi dengannya,
“Aku yang memintamu untuk bertemu. Apa kencan kita tidak berarti
apa-apa untukmu?” tanya Prof Jo serius
“Itu karena aku harus bicara pada Soo Hyun tentang sesuatu...” ucap Hye Rim mencari alasan
Prof Jo pikir Hye Rim bisa
menyelesaikan itu nanti. Hye Rim mengaku ada sesuatu
yang penting harus dibicarakan, Prof Jo mengungkapkan rasa kecewa, karena tidak
pernah menyangka Hye Rim menjadi
orang seperti itu. Hye Rim dengan wajah serius
pun meminta maaf dan kembali bertanya
bagaimana Prof Jo mengenal Soo Hyun. Prof Jo
pikir sudah bilang sebelumya kalau sedang mengambil
sebuah proyek yang berhubungan dengan psikologi.
Hye Rim menyela karena mengetahui Soo Hyun dari Univ.
Stanford dan Prof Jo sendiri dari Univ.
Dong Ah, menurutnya itu tak mungkin. Prof Jo berusaha
menyakinkan mereka berdua bekerja sama pada sebuah proyek. Hye Rim ingin tahu objek dari proyek itu.
“Untuk mengetahui lebih banyak
soal cara berpikir wanita. Professor
Choi mengawasi dan
berpartisipasi di dalam sebuah eksperimen berkaitan dengan psikologi
wanita, jadi...” jelas Prof Jo
“Sebuah eksperimen tentang
psikologi wanita? Dia
mengawasi dan bahkan berpartisipasi dalam sebuah eksperimen?” kata Hye Rim dengan mata melotot
“Aneh.... Apa yang harus aku lakukan untuk menerima
ini? Aku yang
terbodohi olehmu, jadi
kenapa kau memperlakukanku seperti ini? Aku tidak mengerti.” Keluh Prof Jo lalu memilih untuk pamit pergi lebih
dulu. Hye Rim berpikir keras kalau Soo Hyun itu mengawasi
dan berpartisipasi dalam percobaan
Soo Hyun kembali mengetik laporanya, “Sekarang, eksperimen ini berada dalam kawasan
yang cukup berbahaya. Berdasarkan Subject A, dimana aku, telah bertingkah kurang ajar. Objek, Go Hye Rim, mendeklarasikan perpisahan. Jika hal terus
seperti ini, hipotesisku tidak akan terbukti benar.”
Ia berhenti sejenak dengan menundukan kepala dan menutup
wajahnya dengan tangan lalu menghela nafas panjang, setelah beberapa detik
kembali mengetik dengan wajah serius.
“Ini kebanyakan
mengatakan kata "tidak" milik wanita mirip dengan kata "ya"
dalam hatinya. Bagaimanapun, itu sepenuhnya salah. Seseorang harus mengukur arti sebenarnya dibalik perkataan
wanita. Selama mengambil keadaan masuk dalam hatinya. Jika itu kasusnya,
apa situasi yang dimiliki Go Hye Rim?”
Soo Hyun mengingat ucapan Hye Rim, “Ini
bukan karena aku marah, atau kecemburuanmu, atau karena aku menyerah tapi Ini tulus
aku katakan "tidak."”
“Fakta bahwa dia
bilang sesuatu seperti itu adalah tanda yang signifikan. Dalam realita, dia bisa bilang tidak karena dia marah dan ingin membuat cemburu untuk mengetesku. Karena itu, daripada membuat langkah yang tidak terhitung, banyak koleksi data
dari subjek mengambil hak tinggi dalam poin ini.”
Yoo Rim sedang mengedit dikantor menerima telp dari Soo
Hyun, karena Ada sesuatu yang ingin ditanyakan. Soo Hyun melihat Hye Rim sedang sibu dan bertanya
apakah ada sesuatu yang terjadi. Yoo Rim terlihat binggung menjelaskanya.
“Jika ini sesuatu yang sulit, kau
tidak perlu memberitahuku.Tapi kita adalah tetangga.” Kata Soo Hyun
“Dia hanya sibuk dengan
pekerjaannya, dan Tidak
mudah untuk membayar uang sekolah anak.”cerita Yoo
Rim
Lalu ia teringat Soo Hyun yang dulu juga belajar di luar
negeri,dan bertanaya Berapa biaya untuk siswa SMA
belajar di London. Soo Hyun tahun biayanya
lebih mahal di london dan mungkin sekitar 2 juta won perbulan belum termasuk
dengan uang sekolah, lalu
bertanya kenapa Yoo Rim menanyakan hal itu. Yoo Rim mengatakan bukan apa-apa
hanya ingin tahu saja.
Setelah menutup telp Soo Hyun berpikir Yoo Rim yang
menanyakan tentang biaya belajar di londong, menurutnya Hye Rim itu sedang
berhemat untuk biaya sekolah Do Kyung di London.
Hye Rim baru saja mengantar pelanggannya yang keluar dari
cafe, dikagetkan dengan Soo Hyun turun dari lantai dua. Soo Hyun bertanya
berapa biaya untuk menyewa cafe itu dimalam hari, Hye Rim dengan sinis bertanya
untuk acara apa.
Soo Hyun mengatakan ingin mengundang beberapa temanya
untuk makan dicafe, dan melihat tempat Hye Rim cukup bagus. Hye Rim dengan
cepat menolak dan menyuruh Soo Hyun mencari tempat lain saja. Soo Hyun
memberitahu akan membuat pesta cocktail dan akan membayar 3 juta won semuanya.
“Dia
membayar 3 juta won? Tidak... bahkan 2 juta won jauh lebih cukup.” Gumam Hye
Rim menjerit dalam hati
Soo Hyun melihat Hye Rim hanya diam saja berpikir
tawaranya kurang dan menambah menjadi 3,5 juta won, Hye Rim dengan sinis
mengatakan sangat memilih pelanggan dan tamu Soo Hyun tidak
diterima di cafenya. Soo Hyun memberikan tawaran
karena itu temanya jadi akan membayar 4 juta won.
“Sebanyak itu, aku
bisa membayar 2 bulan kehidupan Do Kyung di London....
Ahhh... Tidak. Jika aku terlalu serakah, maka karma akan datang.” Jerit Hye Rim dalam hati
Hye Rim pura-pura jual mahal, karena melihat Soo Hyun
terlihat putus asa jadi memberikan tawaran harga 2,5 juta won. Soo Hyun
memberitahu Hye Rim harus menyiapkan canapes dan sampanye, jadi pasti butuh lebih. Hye Rim merasa tak perlu menyiapkan ikan telur yang
mahal jadi 2.5 juta won sudah
lebih dari cukup. Soo Hyu pun memutuskan akan
menyerahkan semuanya dan pestanya akan dimulai jam 7 malam ini juga.
Sebelum pergi, Soo Hyun menceritakan Banyak
temannya yang tertarik pada ramalan jadi ingin mengetahui keberuntungannya. Hye Rim malah dengan senang hati menerimanya.
Hye Rim mulai menyiapkan sendok garpu piring dan serbet
diatas meja, tak lupa dua gelas wine dengan bentuk yang berbeda. Makanan
pembuka sudah mulai disiapkan lalu beberapa tamu mulai datang, beberapa orang
pun masuk ke ruangan Hye Rim untuk mengetahui keberuntunganya.
“Ini penting untuk memiliki sikap "Aku bisa mengatasi
segalanya." Kau itu dan Kuat pasti akan melewati ini.” kata Hye Rim memberikan pesan pada pelangganya yang
mengunakan jasa ramalnya.
Dua lembar 20rb won pun diterima Hye Rim untuk biaya jasa
ramalnya, tamu yang lain pun datang ingin juga diramal. Hye Rim langsung
melakukan triknya berbicara dengan bahasa prancsi dibalik kipasnya. Tamu-tamu
mulai berkumpul diruang tengah. Soo Hyun membunyikan suara untuk meminta
perhatian.
“Ada seseorang yang ingin ku
kenalkan pada kalian semua,” ucap Soo Hyun lalu
meminta Hye Rim untuk mendekatinya. Hye Rim mendekat walaupun denga wajah
binggung.
“Dia pemilik kafe dan konsultan
kantor ini. Tolong
beri sambutan hangat untuk Go Hye Rim!”kata Soo
Hyun, semua pun memberikan appluse. Hye Rim melirik dengan wajah binggung
dengan tujuan Soo Hyun memperkenalkan pada teman-temanya.
Hye Rim membawakan gelas wine, beberapa orang meminta
agar dibawakan makanan pembuka lainya. Hye Rim pun dengan senang hati akan
membawakanya, Soo Hyun melihat Hye Rim mulai sibuk dengan tamu-tamunya yang
datang. Karena tak melihat, kaki Hye Rim tersandung dan semua gelas dan piring
pun pecah. Seorang tamu ingin menolong Hye Rim tapi Soo Hyun langsung
mendorongnya, dengan wajah panik bertanya apakah tangan Hye Rim sakit
“Aku baik-baik saja. Jangan bertingkah seolah kau
menolongku, dan mengobrol saja dengan
tamumu.” Ucap Hye Rim sinis
“Tidak, istirahatlah. Aku akan membersihkannya.” Kata Soo Hyun sambil membereskan pecahan kaca. Hye Rim
makin binggung karena Soo Hyun yang menyuruhnya malah membantunya.
Soo Hyun melihat Hye Rim yang mencuci piring didapur
bukan mengobrol dengan para tamu, Hye Rim dengan sinis merasa sudah menyapa
semuanya sambil mencoba menarik lengan bajunya agar tak basah.
“Dia masih sedikit marah. Apa aku harus menggunakan trik ini?”
gumam Soo Hyun
Soo Hyun melipat lengan baju Hye Rim sambil mengucapkan
terimakasih karena sudah berkerja keras hari ini, tiba-tiba tak sengaja lengan
Hye Rim mengenai dada Soo Hyun. Wajah Soo Hyun langsung terlihat tegang dan
buru-buru pergi agar Hye Rim melanjutkan pekerjaanya. Hye Rim binggung melihat
sikap Soo Hyun benar-benar aneh.
“Trikku akan
ketahuan dan aku akan jatuh cinta padanya. Aku tidak bisa membiarkan diriku goyah, karena Aku belum selesai
dengan rencanaku.” Gumam Soo
Hyun panik didepan meja kasir melirik Hye Rim sedang mencuci piring.
Soo Hyun pun mengantar para tamunya pulang, Yoo Rim
melihat Soo Hyun menyapanya bertanya apakah terjadi sesuatu di cafe. Soo Hyun
menceritakan baru selesaia acara dan sudah menyewa untuk malam hari, menurutnya baik itu Hye Rim mendapatkan
pelanggan dalam waktu yang bersamaan. Yoo Rim
memuji Soo Hyun sangat perhatian, Soo Hyun merendah hati dengan mengatakan karena mereka itu
bertetangga.
Hye Rim baru saja membersihkan wajahnya kaget mengetahui
Soo Hyun yang sengaja melakukanya, Yoo Rim merasa Soo Hyun melakukannya
demi kebaikan kakaknya, jadi kakaknya harusnya
bersyukur. Hye Rim tak tahu harus bersyukur atau lebih
curiga.
Prof Bae mulai ikut fitnes dengan melatih otot lenganya,
tapi sepertinyar sang trainer kurang bisa membuatnya senang, pandanganya terus
menoleh kebelakang. Sampai Seung Chan datang membuat wajahnya langsung
sumringah. Seung Chan meminta maaf datang terlambat karena banyak berkas yang
harus dirapihnya.
Dengan senyumanya Prof Bae merasa tak masalah malah bertanya apakah Seung Chan
masih memiliki waktu. Seung Chan merasa tak mungkin ingkar karena sudah
berjanji lalu bertanya alat mana yang ingin dicoba oleh Prof Bae, setelah itu
akan membantu untuk melatihnya. Prof Bae menunjuk salah satu alat yang ingin
dicobanya.
Prof Bae berlari diatas treadmiil, Seung Cha memberitahu
hanya waktunya tinggal lima menit lagi, tapi Prof Bae yang sudah tua merasa
kalau sudah tak kuat lagi dengan keringat yang sudah bercucuran dan akan
memilih alat lainya.
Sepeda statis dipilih oleh Prof Bae, Seung Chan meminta
Prof Bae agar lebih cepat lagi karena nanti hasilnya akan bagus. Prof Bae
kembali kelelahan merasa tidak bisa melakukannya dan kakinya merasa gemetaran dan merasa seperti akan
jatuh. Seung Chan menawarkan agar mereka makan dulu. Prof Bae mengangguk
setuju.
Semangkuk mie instant, Seung Chan langsung membukanya
setelah diseduh selama 3 menit, lalu memberitah Prof Bae untuk menaruh kimbap
juga diatas mie instant karena rasanya pasti sangat enak. Prof Bae terlihat
takjub dan mengaku baru pertama kali makan di minimarket.
“Jika anda terus mengikutiku, anda
akan punya banyak pengalaman menarik.” Kata Seung
Chan bangga
“Yeah... menyenangkan. Rasanya aku jadi muda lagi!”ucap Prof Bae
“Tapi, Prof... Anda tidak pernah olahraga
sebelumnya, kan? Yang
anda lakukan hanya belajar kan?” kata Seung Chan sambil
makan mie instant, Prof Bae membenarkan.
“Jangan begitu! Jika anda ingin
panjang umur, anda harus olahraga.” Pesan
Seung Chan
“Ah ya, tentu. Aku akan panjang umur. Jadi, ajari aku beberapa gerakan
mudah, oke?”kata Prof Bae yakin seakan lupa dengan penyakitnya.
Seung Chan pun bertanya apakah Prof Bae mau olahraga bersamanya
setiap hari. Prof Bae terlihat sedikit kaget, Seung
Chan pun menentukan mereka akan pergi Hiking besok jam 7 pagi. Prof Bae pun
setuju lalu balik bertanya apa yang dinginkan Seung Chan untuk membalasnya.
Seung Chan memikirkan sesuatu yang diinginkan.
Lalu tiba-tiba menyebut nama Prof Bae yang dinginkanya,
Prof Bae kaget mengetahui Seung Chan itu ingin memilikinya. Seung Chan meminta
agar Prof Bae sebagai mentornya, Prof Bae tertawa mendengarnya. Seung Chan
menceritakan Kedua orang tuanya
tinggal di luar negeri dan ia berhenti
di baseball, jadi tidak punya seseorang yang bisa diajak ngobrol, selain itu kakaknya juga memiliki kepribadian dingin
padanya.
“Aku tidak tahu kalau kau sangat
kesepian.” Kata Prof Bae, Seung Cha mengaku bukan
kesepian tapi memang terasa sedikit saja.
“Bila ada yang kau cemaskan,
beritahu aku. Apa kau punya ada waktu sulit?”ucap Prof Bae
“Apa yang anda pikirkan soal
eksperimen psikologi, Prof Bae?” tanya Seung Chan, Prof Bae merasa itu penting jika untuk kebaikan penelitian lalu menanyakan alasan Seung Chan menanyakan hal itu.
Seung Chan menceritakan kalau Hye
Rim bagian
dari eksperimen psikologi sekarang. Prof Bae
kaget mendengar pengakuan Seung Chan.
Prof Bae gelisah didepan jendela ruanganya, lalu keluar
dari ruangan dan pergi ke ruangan Soo Hyun, tapi ruanganya kosong. Ketika
keluar Hye Rim memanggilnya ingin menawarkan kue yang baru dibuatnya, Prof Bae
terlihat binggung menatap Hye Rim karena merasa kasihan sebagai objek dari
penelitian. Hye Rim menatap Prof Bae yang hanya diam saja. Prof Bae lalu
bertanya keberadaan Soo Hyun sekarang.
Soo Hyun duduk dengan memegang bibirnya, Prof Bae tak
percaya Soo Hyun membuat Go Hye Rim bagian dari eksperimennya, Soo Hyun menjelaskan Ini
percobaan yang dijelaskan oleh IRB, dan itu bukan
hal sebenarnya tapi hanya eksperimen
pendahuluan. Prof Bae tak bisa terima karena Soo Hyun
bisa menipu seseorang dengan hal itu.
“Prof.... Apa anda ingat apa yang saya
tanyakan beberapa sebelum
lulus? Anda
bilang hatimu adalah otakmu tapi
cinta adalah emosi yang menakjubkan dan indah yang melampaui ilmu sains. Dan saya bilang tidak mempercayainya, melainkan hasil tambahan dari aktivitas saraf
dalam otak seseorang.” Jelas Soo Hyun, Prof Bae
mengaku sangat mengingatnya, bahka Soo Hyun terus
berdebat sampai kelas usai.
“Itu dasar fundamental
eksperimenku. Aku masih
yakin kalau cinta itu tidak lebih dari sebuah tipe aktivitas tidak rata dari
saraf. Tapi... Aku masih berpikir kalau bukan
hanya itu. Dan yang
telah aku kerjakan dari eksperimen lain, aku terus penasaran soal ini.” jelas Soo Hyun, Prof Bae mendengarkan dengan helaan
nafas.
“Apa cinta bisa menjadi pembentuk
kegilaan Atau
hadiah entitas ilahi untuk kemanusiaan? Cinta adalah sesuatu yang ingin
aku pelajari selamanya, sebagai seorang psikolog Dan eksperimen ini seperti garis
awal. Tolong
mengertilah darimana aku berasal sebagai sesama ilmuwan, Prof Bae.”
Kata Soo Hyun
Prof Bae bertanya apakah ada cara lainnya, Soo Hyun
menjelaskan kalau Ini eksperimen yang menghabiskan waktu lama
untuk mengembangkannya. Prof Bae menghela nafas
menanyakan hipotesanya, Soo Hyun menjelaskan Tidak ada
faktor yang lebih baik mempengaruhi cinta
wanita daripada materi dengan demikian, banyak wanita tidak
benar-benar jatuh cinta.
“Jadi Itu hipotesismu? Itu caranya kamu melihat cinta
wanita?” kata Prof Bae seperti tak setuju.
“Berdasarkan pengalamanku yang dulu
dan hasilnya, seperti itu.” Ucap Soo Hyun
“Apa kau ingin saran dariku? Ini sesuatu yang selalu aku
pikirkan tapi aku
pikir kau kekurangan sesuatu. Dan
wanita entah bagaimana berhubungan dengan itu... Apa kau penasaran?” kata Prof Bae, Soo Hyun pun tak bisa menjawab.
Seung Chan kaget mengetahui kakaknya ingin kembali
menjadi subjek A lagi, Ji Ho pikir Mungkin karena istirahat tapi sepertinya
sekarang benar-benar maksimal, lalu bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Seung Chan merasa itu tak bisa terima begitu saja dan tidak
bisa membiarkannya memiliki Hye Rim.
Ji Ho mengangguk setuju, Seung Chan menyuruh Ji Ho untuk
pergi memastikan agar Soo Hyun tidak menghubungi Go Hye Rim dan akan memulai rencananya. Ji Ho dengan senyuman
bahagia setuju.
Hye Rim baru selesai mengantar pelanggan melihat Seung
Chan duduk dikasir berpikir ingn minum kopi, Seung Chan memperlihatkan karcis
ditanganya, dua tiket nonton pertunjukan sulap. Ji Ho turun dari lantai dua
dengan bahagia karena sudah berhasil mengambil ponsel Soo Hyun.
Tapi wajahnya langsung cemberut melihat Seung Chan
mencuri start mengajak Hye Rim menonton sulap. Hye Rim ingin sekali pergi tapi
karena sibuk jadi mungkin tak akan bisa datang. Seung Chan menyakinkan akan
membantunya agar Hye Rim bisa pergi bersama. Ji Ho tetap menatap sinis melihat
Seung Chan membantu Hye Rim demi bisa mengajaknya pergi bersama.
Ji Ho kembali keruangan Soo Hyun untuk mengembalikan
ponsel yang sudah diambilnya, Soo Hyun binggung kenapa ponselnya ada pada
asistenya. Ji Ho menceritaka Seung Chan yang akan pergi dengan Hye Rim,
menurutnya sekarang benar-benar maksimal usahanya. Soo Hyun melotot dengan
wajah panik kembali bertanya kemana keduanya akan pergi menonton sulap
Seung Chan dan Hye Rim masuk bersama ke dalam gedung
pertunjukan, Hye Rim mengaku sangat ingin menonton sulap jadi sangat
berterimkasih pada Seung Chan, menurutnya adik Soo Hyun itu selalu
memperhatikan dan membantunya, lalu bertanya
apakah mengingat pertama kali bertemu denganya. Seung Chan terlihat binggung.
Dalam pikiran pertama kali saat melihat profile Hye Rim
dalam komputernya, lalu menemuinya ketika didepan kamar mandi, memperkenalkan
diri sebagai pegawai baru dipusat konsultasi. Seung Chan mengaku masih
mengetahuinya.
“Kau juga membantuku laundry, pergi ke supermarket bersamaku, dan
membantuku urusan cafe Dan
bahkan membantuku hari ini. Aku
rasa hanya kau yang selalu datang saat aku butuh bantuan. Aku sangat bersyukur, Seung Chan.” Kata Hye Rim,
“Tidak masalah... Aku
tidak berpikir ini pertunjukan sulap normal yang aku dengar
mereka melakukan sesuatu yang spesial. Bahkan ada
rumor kalau ini akan lebih spesial.” Kata Seung
Chan
“Ah... Lebih Keren bila 50,000 won
jatuh dari mana atau apa.” Ucap Hye Rim
membayangkanya.
Seung Can tertawa, lalu mengajak Hye Rim untuk menjadi
relawan apabila pesulap meminta untuk maju ke depan. Hye Rim takut kalau nanti
badanya dimasukan ke dalam kotak lalu dipotong setengah. Seung Chan pikir
apabila seperti itu lebih baik ia saja yang masuk, lalu terdiam melihat
seseorang yang datang.
Soo Hyun duduk disamping Hye Rim, Hye Rim kaget melihat
Soo Hyun duduk disampingnya. Seung Chan heran kakaknya bisa tahu mereka akan
menonton sulap, Soo Hyun mengaku cukup suka magic menurutnya itu Lucu melihat orang-orang terhibur dengan trik seperti itu dan bisa melihat Psikolog
di balik orang menikmati ditipu cukup menarik.
Seung Chan langsung mengajak Hye Rim bertukar tempat
duduk, Hye Rim setuju, Soo Hyun langsung menahan tangan Hye Rim untuk tak
pindah, mengatakan kalau itu kursinya dan berdalih sebagai warga
yang taat aturan, maka harus..... Hye Rim tak
peduli memilih untuk bertukar tempat. Seung Chan dengan bangga menyapa kakaknya
bahkan ingin mengandeng tangan untuk menonton bersama.
Akhirnya Soo Hyun pun pasrah membalikan badanya, tak
sengaja melihat wanita yang duduk disampingnya menjatuhkan ponselnya. Tapi tangan
si wanita terlihat bergetar ketika akan mengambilnya. Soo Hyun pun membantu
mengambilnya dan menanyakan keadaaanya. Si wanita mengaku baik –baik saja. Hye Rim melirik melihat Soo Hyun berbicara dengan seorang
wanita, Soo Hyun ingin mengantar wanita itu yang terlihat tak sehat, tapi wanita
itu mengaku baik-baik saja dengan seluruh tubuh bergetar.
Lampu mulai dipadamkan, pesulap pun mulai terlihat
ditengah panggung. Hye Rim dan Seung Chan terlihat bahagia melihatnya, Si
wanita terlihat tertunduk gemetaran. Seorang wanita membantunya si pesulap
masuk ke dalam kotak, setelah itu kotak tiba-tiba melayang kekanan dan kiri.
Hye Rim dan Seung Chan terlihat takjub, Soo Hyun melirik
seperti mengetahui triknya. Si pesulap kembali keluar dari kotak, lalu pindah
ke balik kain hitam dan berganti dengan jas warna putih. Hye Rim dan Seung Chan
memberikan tepuk tangan meriah.
Soo Hyun berbisik agar tak terlalu kaget karena semua
hanya trik, dan memberitahu Rahasianya ada di pabrik dan Sekali mengangkatnya, maka..... Seung Cahn dengan sinis mengatakan tak meminta
penjelasan dari kakaknya. Pesulap pun mulai memperkenalkan namanya, Lee
Sang Gook.
“Banyak orang hadir di sini hari
ini. Apa nama
pertunjukanku?” ucap Sang Gook, Si wanita yang duduk
disamping Soo Hyun terlihat benar-benar gelisah. Semua penonton menjawab “Loveholic!”
“Ya, ini "Loveholic." Sejujur, hari ini spesial bagiku. Aku akan segera menikah.” Kata Sang Gook,
Wanita itu tiba-tiba langsung memegang tangan Soo Hyun,
Soo Hyun pun menanyakan keadaanya. Sang Gook ingin memperkenalkan tunangan
yaitu asistenya, si wanita melihatnya dan langsung jatuh pingsan. Seung Chan
yang melihatnya ikut panik tiba-tiba wanita itu pingsan.
Petugas membawa ke sebuah gudang peralatan, Soo Hyun
meminta agar menaruh diatas meja saja karena harus mengecek nafasnya dan segera menghubungi ambulance. Tiba-tiba wanita itu
bangun dengan sinis bertanya untuk apa Soo Hyun memegangnya.
Tiba-tiba si wanita kesal karena gadis itu memakai
pakaian ketat, lalu bertanya dimana mereka sekarang. Soo
Hyun terus menatapnya, lalu memberitahu sedang ada di pertunjukan sulap lalu
menanyakan keadaanya. Si wanita mulai mengumpat si gadis yang selalu datang dan
membuatnya menyedihkan lalu mengambil tasnya. Seung Chan binggung berbisik pada
Hye Rim kalau wanita itu gila.
“Nona Yoo Sun... Apa kau ingat aku yang mengambil teleponmu sebelumnya?” kata Soo Hyun
“Yoo Sun, pantatku... Aku ini Emma dan Aku baik-baik saja, jadi urusi bisnismu.” Kata Emma Ketus. Hye Rim yang ketakutan memilih untuk
bersembunyi dibalik Seung Chan.
Emma ingin keluar, Soo Hyun menahan dengan memanggil Yoo
Sun lalu mengubahnya dengan panggilan Emma, bertanya apakah keadaan itu sering
terjadi, dan mengajaknya berbicara apabila ada waktu. Emma dengan tatapan sinis
bertanya siapa Soo Hyun dan apa yang akan dilakukanya. Soo Hyun menjelaskan akan
mencoba membantunya.
“Jangan main-main denganku! Kau mencoba mengendalikanku.” Teriak Emma.
“Tidak, aku tidak seperti itu, Aku ingin kau dan Yoo Sun
bisa hidup bersama dalam damai...” kata Soo
Hyun
“Sudahlah, lebih baik kau mundurlah selama aku
masih berbicara sopan, mengerti?” ucap Emma sinis
Soo Hyun memasukan sesuatu di dalam tas Emma dengan
berpura-pura menanyakan keadaanya, Emma kembali berteriak mengatakan baik-baik
saja, lalu keluar ruangan. Seung Chan dan Hye Rim kebinggungan melihat Emma
yang tiba-tiba marah pada Soo Hyun. Hye Rim bertanya ada apa dengan wanita itu
berpikir wanita itu gila.
“Kita harus melakukan tes
mendetail supaya yakin tapi
aku rasa itu DID (dissociative
identity disorder -Kepribadian
Ganda)” kata Soo Hyun, Seun Chan tak percaya ternyata kasus
seperti itu memang ada
“Bukankah itu sangat serius? Apa baik-baik saja membiarkan dia pergi begitu saja?”
kata Hye Rim khawatir
“Tidak ada yang bisa kita lakukan
sekarang. Kepribadian
lainnya sedang mendominasi sekarang. Jadi,
dia akan berpikir kita mencoba mengendalikannya tidak peduli apa yang kita
katakan.” Jelas Soo Hyun
Hye Rim menanyakan apa yang harus dilakukan setelah
membiarkan Yoo Sun pergi, Soo Hyun pikir harus
menunggu apabila mereka beruntung ketika Yoo Sun bangun dan
melihat kartu nama yang diselipkan maka akan menemuinya, tapi apabila tidak....
Soo Hyun hanya bisa menghela nafasnya.
Disebuah jalan, Ji Ho dan Yoo Rim berciuman cukup lama dan dalam.
Ji Ho bertanya apakah itu cukup baik. Yoo Rim dengan sumringah mengatakan itu
sempurna dan Ji Ho melakukannya dengan bagus. Ji Ho pikir itu bagus jadi Hye Rim bisa menyukai
ciumanya nanti.
“Jadi Kau... masih menyukai kakakku?” ucap Yoo Rim sedih, Ji Ho mengangguk
“Lalu aku ini apa bagimu? Kau bahkan menciumku bukan dia!” teriak Yoo Rim, Ji Ho pikir mereka lakukan karena Yoo Rim
setuju mengajarinya ciuman, Yoo Rim langsung menamparnya.
“kau tahu arti kecupan dan ciuman berbeda,! Sebuah ciuman sama seperti kita
bilang, "Aku menyukaimua dan ayo kita berkencan!"” teriak Yoo Rim
“Jadi Maksudmu ciuman ini sama dengan
kata-kata tadi?” kata Ji Ho polos
“Kau belajar psikologi, tapi kau
tidak tahu apa2 soal hati orang...” ucap Yoo
Rim kesal dan meninggalkan Ji Ho sendirian. Ji Ho tertunduk kebingungan dengan
tangan yang memegang pipinya.
Tuan Kim datang berkunjuk ke pusat konseling, Soo Hyun
menyambutnya dengan mengatakan Tuan Kim yang baru pertama kali ke kantornya, Tuan Kim merasa baru sadar
harus memastikan semuanya berjalan dengan baik. Soo Hyun mengajak keruangan, mengatakan kalau Tuan Kim menyerahkannya
pada seorang ahli, jadi harusnya
lebih yakin. Tuan Kim tahu tapi sebelumnya aku
sudah sering dikhianati
“Oh, ya.... Wanita yang tidak mau
mendengarmu... apa yang
dia lakukan jika ada klien? Apa
kau menguncinya atau apapun itu?” tanya Tuan Kim
“Ada sebuah gua gelap di basement bangunan
ini. Aku
merantainya di sana dan hanya memberi minum Dan
kadang aku memukulnya dengan cambuk.” Kata Soo
Hyun menjawab dengan wajah serius
“Ahh... Orang lain pasti berpikir kau
serius! Jadi Berapa banyak orang yang sudah
kau perbaiki dengan konsultasi?” ucap Tuan Kim dengan
tawanya duduk disofa.
“Orang bukan mesin dan Kau tidak perlu memperbaiki
mereka. Yang aku lakukan adalah membantu
orang yang hidupnya berantakan untuk bisa hidup seperti kebanyakan orang
biasanya.” Kata Soo Hyun
“Kau menjawab pertanyaan mudah
dengan jawaban yang sulit. Tapi,
kau sudah memperbaiki pada akhirnya... Maksudku,
kau sudah membantu orang untuk "hidup normal," kan?” ucap Tuan Kim
“Aku tidak bisa menjawab
pertanyaan itu. Tidak
ada orang normal yang sempurna di dunia ini...” kata
Soo Hyun yang dipotong oleh Tuan Kim
“Tapi ada beberapa gejala yang
mereka punya. Aku
menanyakan, ada
berapa gejala orang yang lebih baik saat mereka meninggalkan tempat ini. Apa terlalu sulit untuk dipahami?” kata Tuan Kim
“Aku tidak tahu, Tapi aku cukup cepat dalam
mendiagnosa. Aku
melihat beberapa gejala padamu sekarang. Kau menampilkan free-flowing anxiety, (aliran bebas kecemasan) agitation,
and hints of anxiety disorder (petunjuk gangguan kecemasan) Dan sepertinya kau memiliki hypochondriasis (kemurungan) Dan tentunya, kau pasti memiliki narcissistic personality traits (kepribadian yang narsis.) Aku juga lihat beberapa mood yang
labil darimu.” Kata Soo Hyun dengan memicingkan
matanya, Tuan Kim tertawa mendengarnya.
“Dengan semua bahasa teori sulit yang kau lempar padaku, kau terlihat seperti professor. Hati orang-orang sangat licik ‘kan?” kata Tuan Kim mengejeknya.
“Jika kau penasaran soal
pekerjaanku, kenapa tidak coba konsultasi?” ucap Soo
Hyun menahan amarahnya.
Tuan Kim pun bertanya tentang kepribadian
ganda, Apakah sulit untuk bertingkah
normal. Soo Hyun bertanya balik alasan Tuan Kim yang tiba-tiba
penasaran dengan hal itu. Tuan Kim mengaku ipar temanya yang sangat pedui jadi
penasaran.
“Ada banyak jenis berbeda dari
kepribadian ganda. Tipe
kehilangan sebagian ingatan, tipe melarikan diri, tipe mood yang sering
berubah...” jelas Soo Hyun, Tuan Kim bertanya
apakah keadaan itu sangat serius.
“Tergantung situasinya, tapi itu kondisi yang serius. Semua itu terjadi akibat sesuatu
yang dapat berkembang untuk melarikan diri rasa sakit yang kejam, saat realita terlalu ditahan.” Jelas Soo Hyun, Tuan Kim terlihat khawatir kalau itu
adalah sakit parah
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Yeee, lanjut part 2 mba'...
BalasHapusDitunggu part 2 nya mba. Gomawo :)
BalasHapus