In Ah masuk ke dalam restoran mengenalkan diri sebagai
Jaksa Lee In Ah, Tuan Nam, Jaksa Hong kaget melihat In Ah yang akan jadi jaksa
di persidangan nanti. Jaksa Hong melirik pada Jaksa Tak yang merekomendasikan
In Ah sebagai jaksa. In Ah pun duduk didepan Tuan Nam dengan percaya diri.
“Ketua Nam, Dia adalah Lee In Ah yang akan bertanggung jawab untuk sidang
nanti.” Jelas Jaksa Tak
“Jaksa Tak.... Untuk apa dia ke sini?” tanya Jaksa Hong, Jaksa Hong mengingatkan kalau mereka ingin mengubah jaksa untuk sidangnya
“Aku adalah jaksa yang akan menangani kasus Presdir Nam. Aku akan mencari keadilannya.” Tegas In Ah
Tuan Nam dengan mata sinis menanyakan apa maksud dari
semua ini. In Ah memberitahu bahwa tugas dari Jaksa Tak untuk Il
Ho Grup sudah selesai. Jaksa Tak mengaku sangat
sulit ketika harus merahasiakannya tapi
sekarang ia sudah lega. Jaksa Hong
tak percaya kalau bisa melakukan ini semua, Jaksa Tak hanya memberikan senyuman
lebarnya.
Gyu Man menginjak-nginjak laptop sambil mengumpat,
setelah menonton Video yang tersebar tentang pengakuanya sebagai pembunuh. Jin
Woo datang dengan wajah tersenyum bertanya apakah Gyu Man sudah menonton video
yang dikirimkanya. Gyu Man mengangguk dengan mengumpat Jin Woo. Jin Woo makin
tersenyum karena bisa melihat sikap Gyu Man pasti sudah menontonya. Gyu Man
kembali menginjak-nginjak laptopnya kalau sudah menonton.
“Apa kau pikir video itu akan mengubah sesuatu? Apa gunanya video yang tak memiliki hukum jelas seperti itu?” teriak Gyu Man
“Masyarakat akan menontonnya, dan kau akan lihat dampaknya nanti. Yang harus kau lakukan sekarang adalah menunggu... agar hukum memberikanmu hukuman yang tepat.” Tegas Jin Woo dengan senyuman mengejek
“Aku adalah... orang yang bisa mengendalikan
hukum. Apa kau
masih tak mengerti?” kata Gyu Man merasa kebal
hukum
“Ya, aku sudah sangat mengerti. Tapi, yang terpenting adalah kebenaranlah yang berada di atas
hukum, bukan
kau.” Tegas Jin Woo
Gyu Man mengejek Jin Woo yang masih ingat dengan
kebenaran, padahal dirinya sedang sakit, seharusnya
lebih mementingkan untuk
mengingat tentang dirinya sendiri. Jin Woo sadar mungkin dirinya akan lupa
tapi tak akan melupakan kebenaran di balik kematian ayahnya dan akan menunggunya dipengadilan, lalu keluar dari
ruangan. Gyu Man berteriak tak akan pernah mau untuk pergi kesana dengan
menginjak laptop dan mengumpat.
Tuan Nam mengartikan kalau ia sudah masuk dalam jebakan
yang dibuat oleh Jaksa Tak, lalu menyindir Jaksa Tak memang pria
yang menarik. Jaksa Tak tersenyum dengan bangga
mengatakan kalau sudah banyak orang yan bilang kalau ia dikenal sebagai orang
yang tak pernah bekerja untuk siapapun.
“Apa menurutmu, trikmu itu bisa menghancurkanku? Untuk apa kau menjebakku?” kata Tuan Nam dengan nada tinggi
“Hal ini untuk memberitahu dunia wajah yang selama ini telah memanipulasi hokum dengan uang dan kekuasaan.” Tegas In Ah menjawabnya
“Aku juga ingin tahu jawabannya.” Kata Tuan Nam menantang
“Kau pasti akan mengetahuinya saat kau maju dalam pengadilan
nanti.” Kata Jaksa Tak
“Sekarang, semua duniamu sudah berakhir.” Ucap In Ah menatap Tuan Nam penuh dendam, Jaksa Tak pun
menatap Jaksa Hong yang bisa membuat mengetahui kebusukan il Ho grup.
Dong Ho kesal karena Jaksa Tak tak memberitahu tentang
rencana itu yang membuatnya sempat sangat marah kemarin. Jaksa Tak meminta maaf
dengan memotong daging, Dong Ho mengaku berusaha
keras untuk tak
meninju wajahnya kemarin.
“Aku harus membuatmu menjadi curiga padaku agar aku bisa menipu si ular tua, Nam Il Ho.” Jelas Jaksa Tak, Dong Ho setuju akan hal itu
“Apa Kau tahu? Betapa kesalnya aku
saat harus
menyanjung Nam Il Ho itu.” Cerita Jaksa Tak penuh
amarah
“Apa menurutmu aku tak tahu?” komentar Dong Ho, Jaksa Tak sadar sebelumnya Dong Ho
itu anak buah dari il Ho, lalu keduanya pun minum soju bersama-sama.
Jin Woo dan In Ah pergi ke cafe bersama-sama, Jin Woo
dengan senyuman sumringah bertanya perasaan In Ah setelah menjadi jaksa
kembali. In Ah memberikan senyuman paling lebar pada Jin Woo.
Flash Back
In Ah memperkenalkan dirinya di kantor Jaksa, Jaksa Tak
mengatakan merekomendasikan In Ah
sebagai jaksa
yang sudah berpengalaman dan sangat
tekun.
“Kudengar, kau yang menyarankan Jaksa Tak untuk menjebak Il Ho
Grup.” Kata Kepala Jaksa, In Ah mengaku selalu saja merepotkan
Jaksa Tak karena
sikapnya yang tidak sabaran.
“Kupikir, kau akan kesulitan untuk meminta atasanmuuntuk
melakukan sesuatu seperti ini
agar menyelesaikan masalah. Jadi, aku harap... kau akan melakukan yang terbaik.” Kata Kepala Jaksa menjabat tangan In Ah, dengan
senyuman In Ah pun berjanji akan melakukan yang terbaik.
In Ah mengaduk-aduk minumanya, merasa masih
belum begitu yakin. Jin Woo mengingatkan Kepala
Jaksa sudah mendukungnya, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
“Bagaimana jika aku merasa ragu pada kejaksaan lagi Dan bagaimana jika aku arus menodai keadilan.” Kata In Ah khawatir
“Bukan kejaksaan yang akan
membuatmu ragu tapi
orang yang di dalamnya.” Tegas Jin Woo
“Kau harusnya melihat wajah Hong Moo Suk saat dia melihatku.” Cerita In Ah sambil memakan cream dalam minumanya.
Jin Woo tiba-tiba tertawa yang membuat In Ah binggung,
tanganya membersihkan cream yang ada dimulut In Ah dengan lembut. In Ah
tersenyum menerima perhatian dari pacarnya, Jin Woo yakin In Ah pasti
akan bisa melakukannya dan tak sabar
menunggunya. In Ah binggung menunggu seperti apa. Jin Woo
mengatakan Menunggu
cara-cara anehnya dalam siding Jadi, berpesan pada In Ah harus berani dalam mengutarakan kebenaran.
Jaksa Hong menghadap Tuan Nam memberitahu mereka sudah
tak bisa mengatasinya. Tuan Nam pikir mereka sudah
pernah melakukannya jadi menyuruh untuk menganti
Lee Jin Ah dan hakimnya. Jaksa Hong menjelaskan Setelah
video pengakuan Presdir
Nam dirilis tak ada
yang mau terlibat.
“Jadi, maksudmu. Kita tak bisa melakukan apa-apa?” kata Tuan Nam
“Ya.... Kita
harus menerima jaksa dan
hakim yang terpilih.” Jelas Jaksa Hong
“Apa hanya ini yang bisa kau lakukan?”teriak Tuan Nam kesal
“Masyarakat tak akan menguntungkan bagi kita sekarang. Kita harus membuat mereka memihak kita lagi. Sekarang, kita harus membuat masyarakat mendukung kita.” Jelas Jaksa Hong, Tuan Nam mengartikan kalau Jaksa Hon
meminta dirinya maju dalam situasi seperti ini.
“Jika seorang ayah yang maju
membela anaknya,
masyarakat akan simpati.” Kata Jaksa Hong, Tuan Nam
menganguk-angguk mengerti.
Gyu Man masuk kantor, beberapa pegawainya membungkukan
badanya dan terlihat sangat ketakutan. Di depan lift dua pegawai wanita dan
pria sedang menunggu sambil membahas tentang Video pengakuan Gyu Man sebagai
pembunuh.
“Jika dia masih punya hati nurani, dia harusnya mengundurkan diri sebagai Presdir.Seorang
pembunuh bisa menjadi seorang
presedir? Apa dunia ini gila?” ejek si pria tanpa
sadar Gyu Man berdiri dibelakang mereka.
“Kita masih belum tahu hasilnya, video itu mungkin saja palsu.” Ucap si wanita
“Kau masih tak tahu? Nam Gyu Man pasti membunuhnya. Dia sudah terkenal sebagai pria yang kasar.” Kata si pria
Gyu Man bertepuk tangan dengan senyuman liciknya, dua
pegawainya langsung kaget karena Gyu Man sudah ada dibelakang mereka. Gyu Man
mengucapkan selamat karena pegawai pria itu sangat hebat, dan mengaku memang
benar kalau ia membunuhnya. Pria itu mulai ketakutan dan berjalan mundur, Gyu Man
menarik rambutnya dan masuk ke dalam lift bersama.
Di lantai atas, Gyu Man mendorong si pria keluar dari
lift sampai jatuh tersungkur. Pria itu dengan wajah ketakutan meminta maaf dan
sangat menyesal. Gyu Man tertawa mendengarnya karena sebelumnya mendengar pria
itu menyalahkan dirinya, Pria itu menyangkal tak pernah menyalahkan Gyu Man.
“Benarkah? Apa kau tahu? Sekarang akulah yang kesal.” Ucap Gyu Man sambil mendekatkan wajahnya, si pria
langsung berlutut memegang kaki Gyu Man meminta maaf. Gyu Man mendorong si pria
agar bisa melihatnya.
“Aku adalah seoarang pembunuh Jadi, tak akan jad masalah jika aku membunuh lagi,
'kan? Bagaimana
jika kau... mati
karena pukulanku?” kata Gyu Man tertawa lalu
melampiaskan amarahnya dengan memukul dan menendang si pria, beberapa pegawai
sengaja merekam tingkah Gyu Man yang semena-mena.
Video pengakuan Gyu Man sebagai pembunuh kembali diputar,
Pengacara Song senang karena Video pengakuan Gyu Man telah dirilis dan Pengadilan
ulanngya sudah diterima, menurutnya keluarga Nam berada
dalam masalah
besar sekarng.
“Nam Il Ho dan Nam Gyu Man... tak akan bisa berbuat apa-apa
sekarang.” Kata In Ah yakin
“Gyu Man benar-benar terpojok. Sekarang kita perlu saksi yang akan membantu kita untuk
mengakhirinya.” Ucap Jin Woo, Manager Yoo pikir
Detektif Gwak yang akan menjadi saksinya.
“Kita memerlukan satu orang lagi. Seseorang yang sangat mengetahui
kasus ini, yaitu Seseorang
yang dekat dengan
Nam Gyu Man. Ahn Soo Beom.” Kata Jin Woo, In Ah pikir mereka bisa bertanya dengan
Hakim Kang mengenai hal itu.
In Ah menemui Hakim Kang di ruang tunggu pengadilan.
Hakim Kang sudah mendengar In Ah telah menggantikan Jaksa Chae Jin Kyung. In Ah menegaskan akan
membuat Gyu Man mendapat hukuman
atas semua kejahatannya dan ingin
mengakhiri semuanya.
“Jadi... Apa bisa kau membantuku untuk
memanggil Ahn Soo Beom
sebagai saksi untuk
pengadilan ulang ini?” kata In Ah
“Mungkin tak akan mudah Tapi, aku akan berbicara
dengannya.” Ucap Hakim Kang
Hakim Kang menelp temanya, Sek Ahn. Tapi ponselnya tak
aktif. Sek Ahn masih bisa membuka matanya dan terlihat benar-benar lemas,
meminta tolong dengan suara pelan kalau ada orang didalam kontainer. Ada celah
dikit yang membuat sinar matahari masuk, Sek Ahn dengan suara pelan memohon
agar ada orang yang menolongnya, badanya masih di ikat pada kursi dengan posisi
miring.
Gyu Man menonton video yang sudah diuploud ke internet
saat menendang-nendang pria dikantornya, dengan telapak tanganya memberhentikan
video. Jaksa Hong memberitahu tak bisa menghentikan penyebaran video ini Tapi, sudah menghentikan
penuntutannya, jadi Gyu Man tak perlu
khawatir.
“Apa kau bercanda? Dengan gaji yang kuberikan itu, apa hanya ini yang bisa kau
lakukan?” sindir Gyu Man
“Anda harusnya berhati-hati. Semua mata tertuju pada anda karena video pengakuan itu.” Jelas Jaksa Hong memperingatinya.
“Bagaimana situasinya sekarang?” tanya Gyu man
“Sidang ketiga akan segera dilakukan, kita harus
bersiap-siap.” Kata Jaksa Hong, Gyu Man mengerti
dengan senyuman liciknya.
Tuan Nam bertemu dengan wartawan untuk mengadakan
konferensi Pers.
“Saya dengan tulus meminta maaf... atas semua kesalahan yang dilakukan oleh anakku. Sebagai ketua Il Ho Grup dan sebagai ayah Nam Gyu Man, Saya meminta maaf kepada anda
sekalian. Mohon
terima permintaan maaf saya. Ini
semua salah saya.”
“Terlepas dari putusan pengadilan, Nam Gyu Man akan mengundurkan
diri dari
posisinya saat ini sebagai Presedir dan
juga keputusan itu menyeluruh untuk
semua anak perusahaan. Kami
dari Il Ho Grup berharap semuanya
akan kembali seperti semula. Saya
ingin meminta maaf sekali lagi dan saya
harap anda menerima permintaan
maaf saya.”
Tuan Nam selesai memberikan memberikan pernyataan dengan
membungkukan badanya untuk meminta maaf, Gyu Man menonton live steraming dari
dalam kantornya. Dong Ho melihat Tuan
Nam yang sambil mengunyah permen karena, tersenyum mengejek lalu membunyikan
suaranya seperti kentut karena itu sudah tahu semua omong kosong yang dimiliki
Tuan Nam.
Di lorong, Dong Ho sengaja bertemu dengan Jaksa Hong dan
Tuan Nam selesai memberikan pernyataan pada media.
“Hebat sekali, pengalaman puluhan tahun telah mengajarkanmu sesuatu. Pergerakanmu cepat juga.” Komentar Dong Ho mengejek, Jaksa Hong merasa Dong Ho ingin
memprovokasi mereka.
“Kau mungkin bisa memadamkan api yang kecil sekarang. Tapi, sudah sangat terlambat menyelamatkan rumahmu yang sudah
terbakar.” Kata Dong Ho
“Apa kau pikir... anakku dan aku akan dikalahkan dengan mudahnya, Pengacara Park?” ucap Tuan Nam menantang
“Anak dan ayah pasti akan bersatu,
'kan? Sementara Jin Woo dan aku membuat kalian masuk ke dalam penjara. Kau bisa menganggapnya sebagai pelajaran hidup.” Tegas Dong Ho, Jaksa Hong memperingatkan agar Dong Ho
diam saja.
“Kau masih saja tertipu... Kau lah yang tertipu di sini dan Kau adalah anjing Il Ho Grup.” Ejek Dong Ho sambil memperagakan gaya anjing dan
mengonggong, bahkan menjulurkan lidahnya.
Tuan Nam terlihat cemberut, Dong Ho mendekati Tuan Nam
berpesan agar tidak terlalu percaya pada Jaksa Hong, tapi ia juga tahu Tuan Nam
itu tak memiliki orang yang benar-benar dipercayainya, dengan senyuman berharap
harinya akan cerah lalu pergi meninggalkanya.
In Ah masuk ke dalam restoran pizza milik ayahnya, Ha
Young tersenyum melihat In Ah yang datang dan menyapanya. Ibu In Ah terlihat
sinis melihat kedatangan anaknya, Tuan Lee bertanya apakah In Ah sudah
memindahkan semua barang-barangnya, In Ah mengangguk.
“Ibu..... Kau sudah tahu aku menjadi jaksa lagi, 'kan?” ucap In Ah memberitahu Ibunya yang terlihat cemberut
“Kau selalu melakukan apapun yang kau suka. Untuk apa memberitahuku?” kata Ibu In Ah ketus. In Ah merangkul lengan ibunya
dengan erat, meminta maaf karena sudah membuatnya khawatir.
“Terserah kau saja, menjadi pengacara atau jaksa. Tapi, aku tak akan merestuimu dengan Jin Woo. In Ah, keadaan Jin Woo sudah semakin memburuk. Bagaimana kau bisa menanganinya?” kata Ibu In Ah dengan nada tinggi, Tuan Lee pun menarik
In Ah aga masuk ke kamar saja sekarang. In Ah pun memilih untuk pulang kerumah
saja.
Tuan Nam memikirkan apabila Gyu Man mendapatakan putusan sebagai pelakunya dalam sidang
nanti, lalu bertanya apa hukuman yang akan diterimanya. Jaksa
Hong memberitahu Hukuman paling berat adalah penjara selama 20 tahun, tapi menurutnya ketika masyarakat sudah lupa maka
mereka bisa membebaskannya. Gyu
Man datang menemuinya ayahnya.
“Ayah, Kenapa kau bisa menarik semua
jabatanku....” keluh Gyu Man
“Aku tak punya pilihan. Ini semua demi grup.” Tegas Tuan Nam, Gyu Man merasa Sidang
belum berakhir, jadi masih
belum tahu hasilnya.
“Videomu telah tersebar di seluruh
dunia. Hasil
apanya lagi yang mau kau tunggu?” teriakTuan
Nam, Gyu Man pun hanya bisa tertunduk, Jaksa Hong memberitahu Tuan Nam sudah
melakukan yang terbaik untuk
memperbaiki situasi sekarang
“Aku sedang membicarakan scenario terburuk dengan Pengacara Hong
tentang apa yang
mungkin terjadi padamu
setelah sidang itu. Aku
menarik semua jabatanmu... agar
bisa menenangkan masyarakat, Jadi,
diam dan tenanglah.” Tegas Tuan Nam, Gyu Man pun
mengerti dengan menatap ayahnya.
Jaksa Hong menemui detektif Gwak di penjara, Detektif
Gwak memberitahu sudah bertobat jadi untuk apa lagi Jaksa Hong menemuinya.
Jaksa Hong menyindir bertanya berapa lagi Detektif Gwak akan mendekam
dipenjara, Detektif Gwak mengatakan harus tetap di penjara sampai kesalahannya terampuni.
“Ketua bisa membebaskanmu.” Kata Jaksa Hong, Detektif Gwak bertanya apa imbalan
yang dinginkan dari dirinya.
“Cukup katakan bahwa video pengakuan yang kau berikan pada Seo Jin Woo adalah rekayasa. Dan saat di pengadilan ulang, kau tak perlu mengatakan apa-apa.” Perintah Jaksa Hong, Detektif Gwak terlihat gundah
dengan penawaran Jaksa Hong
Hakim Kang menemui Gyu Man menanyakan keberadaan Ahn Soo
Bum sekarang, Gyu Man yang sedang memejamkan matanya bisa tahu itu suara Hakim
Kang yang datang, lalu bertanya apakah ia tak menonton video konferensi pers ayahnya
“Aku telah dipecat dari posisiku sebagai Presdir. Apa ini yang kau inginkan?” kata Gyu Man masih menutup matanya.
“Di mana Soo Beom?” teriak Hakim Kang kesal, Gyu Man heran kenapa Hakim
Kang menanyakan hal itu padanya.
“Pasti karena ulahmu aku tak bisa menghubungi, 'kan?” kata Hakim Kang
“Aku sedang... mencoba menenangkan diri. Jangan menggangguku lagi.” Ucap Gyu Man tetap menutup matanya. Hakim Kang meminta
Gyu Man tak usah berbohong dan cepat mengatakan padanya.
Gyu Man pun membuka matanya, memberitahu Sek Ahn sudah
berhenti karena tak mau membersihkan masalahnya lagi dan mungkin sudah di Amerika
sekarang. Hakim Kang berharap Gyu Man tak
berbohong dan tak ingin
melihat temanya bertindak jahat
lagi sekarang. Gyu Man seperti tak peduli memilih untuk
menikmati teh yang sangat enak.
Hakim Kang menemui In Ah dengan nafas terengah-engah,
memberitahu Sek Ahn sudah menghilang. In Ah kaget berdiri dari meja kerjanya.
Hakim Kang menceritakan Gyu Man memberitahu Sek
Ahn telah ke
Amerika dan pihak perbatasan juga bilang sudah berangkat pagi ini.
“Apa Dia tak menghubungimu?” tanya In Ah tak yakin
“Tidak… Tapi...Sepertinya ini adalah ulah
Gyu Man. “ kata Hakim Kang, In Ah pun memutuskan akan
menyelidikinya.
Jin Woo menerima berita dari In Ah dikantornya dan akan
menyelidikinya juga, lalu memberitahu Pengacara Song kalau Nam
Gyu Man telah melakukan sesuatu
pada Sek Ahn, Pengacara Song mengeluh Gyu Man itu tak menyerah untuk bisa menang dalam
persidangan. Jin Woo meminta tolong agar mencari
kemungkinan tempat di mana Gyu Man bisa menyembunyikan Ahn Soo Bum.
Pengacara Song mengerti.
Sang Ho mencoba menelp Sek Ahn merasa heran karena tak
aktif, Dong Ho bertanya apa yang terjadi dengan bawahanya itu. Sang Ho
mencaritakan ponsel Sek Ahn yang tak aktif. Dong Ho pikir mungkin terjadi
sesuatu dengan Sek Ahn. Sang Ho terlihat kaget.
“Dia sempat memberitahuku bahwa... Nam Gyu Man mungkin akan
membunuhnya.” Cerita Sang Ho
“Ahh...Begitu, ya? Sesuatu pasti telah terjadi. Jin Woo harus mendapatkan Soo Bum sebagai saksinya. Aku harus membayar hutangku. Sekarang Kumpulkan bawahanmu, karena Aku akan melakukannya dengan
caraku.” Tegas Dong Ho dengan wajah serius, Sang Ho mengerti.
Dong Ho pergi kesuatu tempat, dengan berteriak menanyakan
kabar orang yang ada didalam ruangan. Si pria terlihat senang karena sudah lama
tak bertemu, menanyakaan alasan Dong Ho datang ke tempatnya. Dong Ho
mengeluarkan kertas dari saku bajunya, untuk menemukan orang seperti yang
pernah dilakukan sebelumnya.
Si pria pun mempersilahkan Dong Ho untuk minum kopi dulu
karena akan menemukannya
dalam 30 menit. Dong Ho tak membutuhkan kopi
tapi hanya ingin menemukan orang itu segera.
Sek Ahn terlihat sedikit bergerak ketika pintu kontainer
dibuka, tapi matanya tertutup. Gyu Man masuk langsung menuangkan air untuk
membangunkanya, Sek Ah pun terbangun dengan wajah yang basah. Gyu Man pun
berjongkok berbicara pada Sek Ahn.
“Soo Bum.... Jangan
tidur di sini, kau bisa
sakit nanti.” Ejek Gyu Man, Sek Ahn memohoan agar
membiarkan dirinya hidup
“Jadi Kau ingin hidup? Lalu aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Temui si Seo Jin Woo itu dan ambil kembali pembuka botol wine itu.” Perintah Gyu Man
“Aku akan melakukan... apa pun selain itu.” Kata Sek Ahn
“Kenapa kau jadi keras kepala begini? Siapa yang mengajarimu?” ucap Gyu Man, Sek Ahn berjanji tak akan
mengganggunya jadi meminta tolong untuk melepaskannya.
“Kau bilang tak mau mengambil kembali pembuka botol itu, jadi, kenapa aku harus membiarkanmu tetap hidup? Yang benar saja... Jika kau tak mau mengambilnya, kau bisa memanggil Seo Jin Woo datang ke sini. Orang yang paling dia butuhkan... adalah kau.” Kata Gyu Man lalu pergi meninggalka kontainer. Sek Ahn
berusaha keras memanggil Gyu Man walaupun suaranya sangat lemah
Gyu Man keluar dengan anak buahnya, Dong Ho turun dari
mobilnya berjalan mendekati mantan atasanya. Gyu Man mengejek bukan Jin Woo
yang datang, Dong Ho menyindir Gyu Man yang sudah keterlaluan. Gyu Man bertanya
untuk apa Dong Ho datang.
“Kenapa? Apa kau mau melihat orang itu merangkak menemuimu? Cepat Sini, akan kuantarkan kau
menemuinya.” Ejek Gyu Man
“Kita lihat sampai kapan kau bisa bicara seperti ini. Biarkan aku membawa Soo Bum.” Kata
Dong Ho
Gyu Man tertawa, lalu menyuruh anak buahnya beraksi,
ketua geng memerintah agar menyingkirkan Dong Ho. Di awal Dong Ho bisa melawan
banyak orang sekaligus, tapi kakinya kena pukul kayu yang membuatnya harus
jatuh. Tanganya sempat memukul beberapa kali, tapi karena kalah jumlah ia
akhirnya dipegang oleh dua orang dan mendapatkan pukulan dibadanya. Gyu Man
tersenyu bisa melihat Dong Ho akhirnya berlutut didepanya. Dengan penuh dendam
memberikan pukulan diwajah Dong Ho,
“Aigoo, Gyu Man. Aku mungkin akan bisa sembuh selama 1 bulan, tapi Kau sudah berhasil...mendapatkan
hukuman lain karena ini. Kau
berhasil memperpanjang hukumanmu,
bagaimana ini?” ejek Dong Ho walaupun sudah berlutut
“Bagaimana ini? Dendamku padamu sudah terlalu
banyak. Aku akan
memberikanmu biaya
pengobatan nantinya, jadi,
aku akan memukulmu habis-habisan
sekarang.” Kata Gyu man
“Aku tak akan pernah... menerima uangmu lagi. Gyu Man, kita harus menaati hukum.” Ucap Dong Ho,
“Hukum apanya? Brengsek!!! Kita lihat siapa yang akan menang, aku ataukah hukummu itu!!!” teriak Gyu Man meminta kayu untuk memukul
Ketika akan memukul beberapa mobil datang dan turun Sang
Ho serta anak buahnya. Gyu Man berteriak siapa gangster yang datang, Dong Ho
mengeluh Sang Ho yang datang terlambat sekali. Sang Ho berteriak menanyakan
keadaan Dong Ho, dengan berteriak Dong Ho memberitahu berapa orang yang harus
dilawannya tadi, kalau ia sudah pukul sana sini jadi sekarang saatnya untuk
membalas dendam.
Sang Ho berteria untuk memulai peperangan, Dong Ho pun
dilepas. Anak buah Gyu Man dan Dong Ho saling berperang dengan saling memukul
dan menendang. Gyu Man berteriak sambil mengumpat gangster kecil tapi bawahnya
itu bisa kalah, akhirnya ia memilih masuk mobil dan pergi. Dong Ho pun tak bisa
mengejar Gyu Man pergi dengan cepat.
Sek Ahn duduk lemas disamping teman sejatinya, Sang Ho
mengucapkan terimakasih karena Sek Ahn masih hidup. Sek Ahn juga berterimkasih
karena sudah menyelamatkanya. Dong Ho memperlihatkan wajahnya dari belakang
dengan mengejek keduanya itu seperti orang pacaran dan menyuruh untuk pergi ke
hotel saja kalau mau bermesraan.
“Nah, Soo Bum. Bagaimana jika kau tinggal dulu di kantor kami sekarang? Akan bahaya jika kau pulang
sekarang.” Kata Sang Ho khawatir, Sek Ahn tak
percaya bisa mendapatkan itu.
“Hyung-nim, tak apa, 'kan?” ucap Sang Ho, Dong Ho menyerahkan semuanya pada Sang Ho
sambil membaringkan kepalanya. Sek Ahn pun mengucapkan terimakasih pada Dong Ho
dan mengakui Sang Ho itu adalah teman
yang paling setia.
Jaksa Hong menemui
Gyu Man tak percaya kalau Sek Ahn berkhianat, Gyu Man membenarkan lalu
bertanya apa yang terjadi jika Sek Ahn hadir pada saat persidangan,
“Saat dia menjadi saksi, anda pasti akan kalah total. Lalu, Lee In Ah akan mendakwa anda dengan semua kesalahan anda. Dan jika itu terjadi, anda akan dihukum karena membunuh Oh Jung Ah.” Kata Jaksa Hong
“Hei, Pengacara Hong..... Selamatkan aku.” Ucap Gyu Man memohon
“Aku punya satu solusi dan Solusi ini akan membahayakan aku
juga. Kita
harus melakukannya tanpa diketahui
oleh ayah anda juga.” Kata Jaksa Hong, Yeo Kyung
tak sengaja menguping pembiacaran kakaknya dengan Jaksa Hong.
Gyu Man berpikir tentang rencana Jaksa Hong yang tak
boleh diketahui ayahnya, lalu bertanya apa yang dinginkan Jaksa Hong darinya.
Jaksa Hong mendekat meminta agar Gyu Man memberikan Resort golf di California yang berada di bawah namanya sekarang. Gyu Man langsung setuju dan meminta agar Jaksa Hong
memberitahukan solusinya.
“Anda bisa berpura-pura mati... sebelum hari pengadilan.” Kata Jaksa Hong, Yeo Kyung yang mendengarnya terkejut
dengan rencana Jaksa Hong pada kakaknya.
Jin Woo berbicara dengan Pengacara Song di telp mengatakan
sudah
menemukan lokasi terakhir
Sekretaris Ahn, Dong Ho datang berteriak apakah Jin
Wo ada didalam, melihat Jin Woo ada didalam memberitahu baru
saja menemukan saksi yang
akan memberikan di pengadilan nanti. Jin Woo pun menutup telp pengacara Song untuk berbicara
dengan Dong Ho.
“Kau pasti mencari Sekretaris An,
'kan? Jin Woo,
terkadang ini bisa lebih efektif daripada hukum itu
sendiri.” Kata Dong Ho
“Di mana Sekretaris Ahn?”
tanya Jin Woo
Sek Ahn terlihat gelisah duduk diruangan Dong Ho, Pintu
ruangan digedor memberitahu kalau Jin Woo yang datang. Jin Woo akhirnya duduk
didepan Sek Ahn, mengungkapkan kalau tahu Sek Ahn pasti menderita,tapi terima
kasih karena telah
memberikan bukti itu.
“Aku siap... membayar semua kejahatanku.” Kata Sek Ahn tertunduk ketakutan
“Tapi, sepertinya... Nam Gyu Man tak tertarik untuk membayar semua
kejahatannya.” Ucap Jin Woo
“Dia bersembunyi selama
bertahun-tahun dan tak akan mau dihukum.” Kata Sek Ahn
“Itulah kenapa aku di sini. Memintamu untuk duduk... sebagai saksi dalam pengadilan
ulang. Akan
kupastikan... Nam Gyu
Man mendapat hukumannya.” Ucap Jin Woo
“Sepertinya aku tak bisa bersaksi. Apa kau tahu apa yang kupelajari selama bertahun-tahun? Jika kau melawan Gyu Man, kau
akan mati. Gyu Man
mungkin sudah terpojok sekarang, tapi
aku tetap merasa sangat ketakutan.” Kata Sek
Ahn ketakutan
Jin Woo meyakinkan akan
melindunginya, Sek Ahn tetap menolak untuk bersaksi selama Gyu Man masih hidup. Jin Woo hanya bisa tertunduk diam karena tak bisa
menyakinkan Sek Ahn untuk bersaksi.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lanjut mbak episode 20. Semangatttg
BalasHapusLanjut mbak episode 20. Semangatttg
BalasHapusTerima ksh sinosipnya mbak dee
BalasHapus