“Kau harus mengungkapkan perasaan kepadaku dengan bunga di rambutmu. Seperti wanita gila.” Ucap Hye Rim
“Hah? Itu salah satu
tugas di tahap dua.” Gumam Soo
Hyun melotot kaget
“Bisakah kau melakukannya untukku?” tanya Hye Rim mengoda
“Bagaimana dia bisa tahu
itu?” Gumam Soo Hyun benar-benar tak percaya
“Memakai bunga di rambutmu dan
ungkapkan...seperti wanita gila. Kau
bisa melakukannya, kan? Kau
bisa melakukan itu untukku, kan?” ucap Hye
Rim
“Darimana kau mendapatkan ide
seperti itu?” tanya Soo Hyun berusaha untuk tak
terlihat panik.
Hye Rim berdiri tegak mengatakan kalau baru saja menonton
"Selamat datang di Dongmakgol." Menurutnya akan menyenangkan jika Soo Hyun melakukan itu seperti karakter Kang Hye Jung di
dalam film. Soo Hyun menolak tidak
bisa melakukannya karena memiliki
reputasi untuk dijaga.
“Aku tidak memintamu untuk
memutuskan sekarang. Aku
hanya ingin melihat yang dirimu dari sisi yang berbeda, itu saja.” Ucap Hye Rim
“Bukankah aku sudah kelihatan
cukup keren?” kata Soo Hyun membanggakan dirinya yang
dengan cara duduk saja sudah terlihat keren
“Ya, tapi aku sedikit bosan dengan
semuanya, jadi... aku
ingin melihat sisi dirimu yang lucu juga.” Kata Hye
Rim berusaha agar Soo Hyun melakukanya.
Soo Hyun ingin mencoba menolak, Hye Rim memilih untuk
pergi saja tapi berbalik mengajak Soo Hyun pergi ke
perpustakaan dan belajar sepanjang hari
pada hari Jumat. Soo Hyun dengan semangat
sangat menyukai kencan seperti itu. Hye Rim pun setuju dan keluar dari ruangan.
Tiba-tiba pintu kembali terbuka membuat Soo Hyun benar-benar kaget.
“Tapi jika kau tidak memakai bunga
di rambut nanti, kencan
itu dibatalkan.”kata Hye Rim mengancam, Soo
Hyun hanya bisa melonggo.
Ji Ho sedang menikmati kopi di cafe, Yoo Rim masuk ke
dalam cafe dengan memakain gaun pengantin dan buket bunga ditanganya. Ji Ho
kaget berjalan mendekat sambil bertanya kenapa Yoo Rim mengunakan pakaian itu.
Yoo Rim memberitahu akan menikah dengan pria yang direkam.
“Kau tidak boleh melakukannya! Kau baru merekamku belum lama
ini!” ucap Ji Ho menolaknya.
“Maaf, tapi aku tidak punya
sedikit pun minat padamu.” Tegas Yoo Rim
Ji Ho berteriak memanggil Yoo Rim yang meninggalkanya.
Hye Rim tiba-tiba menghadangnya, tak boleh melarangnya karena Ji Ho sudah
menyatakan cinta padanya. Ji Ho mengaku tak lagi dan ingin mengataka kalau
sekarang dengan Yoo Rim....
Terdengar suara riuh dilorong cafe, beberapa orang sudah
melemparkan bunga pada Yoo Rim dan pasangan yang menikah. Ji Ho berteriak
memanggil Yoo Rim tak ingin menikah dengan orang lain. Hye Rim terus
menghalangi Ji Ho untuk mendekat dengan tawa bahagia. Yoo Rim tersenyum sinis
melihat Ji Ho yang menjerit-jerit memanggilnya.
Ji Ho tertidur dikamarnya dengan kepala bergerak-gerak
karena memimpikan Yoo Rim yang menikah dan meninggalkanya, lalu terbangun
dengan wajah kaget menyebut nama Yoo Rim.
Ji Ho menceritakan mimpinya pada Hye Rim diruang ramal
kalau ia berusaha mencegah Yoo Rim menikah tetapi Hye Rim mencegahnya, lalu bertanya kenapa Hye Rim melakukan itu padanya.
Hye Rim heran bagaimana ia bisa tahu
alasanya karena itu adalah mimpi Ji Ho bukan mimpinya. Ji Ho meminta untuk meramalnya.
“Kupikir aku mendapat firasat
dalam mimpi, jadi aku merasa sangat
tidak nyaman.” Cerita Ji Ho
“Apa pikiran yang muncul ketika kau melihat Yoo
Rim?” tanya Hye Rim
“Hatiku rasanya menjadi aneh. Sebelumnya, ketika aku melihatmu,
hatiku rasanya berdegup kencang. Tapi bukan hanya itu, hatiku
terasa sakit ketika aku melihat Yoo Rim. Aku merasa ingin menculik dia dan ingin dia hanya memandangku! Menurutmu apa yang akan dikatakan
Marie Antoinette tentang ini? Tolong,
ramal aku!” cerita Ji Ho
“Tidak perlu melakukan itu untuk
masalah semacam ini.... Kau
menyukai Yoo Rim.”kata Hye Rim sudah bisa
mengetahui dari cerita Ji Ho
“Benarkah? Tapi belum lama aku
menyukaimu...” ucap Ji Ho tak percaya
“Kenapa kau menyukaiku?” tanya Hye Rim
“Aku melihatmu sedang berganti baju , dan...” akui Ji Ho dengan wajah tertunduk.
Hye Rim menjerit mengetahui Ji Ho yang melihat dirinya
sedang berganti baju lalu bertanya kapan melihatnya dan mengumpat Ji Ho itu sebenarnya
anak yang cukup nakal, Ji Ho hanya bisa tertunduk.
Hye Rim melihat Ji Ho jatuh cinta kepadanya sangat dalam dan cepat, tapi tidak berlangsung terlalu
lama. Sementara dengan Yoo Rim, kehadirannya
tumbuh dalam
hidupnya sampai memenuhi hatinya,
Ji Ho bertanya apakah itu bisa dianggap sebagai cinta.
Hye Rim pikir itu memang cinta , jenis cinta yang berlangsung jauh lebih lama
daripada jenis
cinta pada pandangan pertama dan menyuruh Ji Ho
untuk memberitahu Yoo Rim kalau ia menyukainya. Ji Ho terlihat binggung.
“Tapi ketika kau mengungkapkan
kepadanya, maka kau harus melakukannya dengan tulus. kau tidak bisa hanya menyemburkan
kata-kata tanpa makna. Mengerti?” kata Hye Rim
Ji Ho berlatih didepan cafe mengatakan “Yoo
Rim, aku menyukaimu.” Lalu sambil mengenggam
tanganya satu sama lain mengungkapa kalau ia menyukai Yoo Rim. Akhirnya Yoo Rim
kembali kerumah setelah berkerja, Ji Ho langsung memanggilnya sebelum masuk
cafe. Yoo Rim dengan wajah sinis bertanya ada apa anak nakal.
“Aku... aku...” kata Ji Ho binggung karena tak bisa mengatakanya, Yoo
Rim dengan kesal kenapa Ji Ho
“Hah? Kenapa kata-kataku tidak
keluar? Apakah
aku mengalami masalah pencernaan?” ucap Ji Ho
bingung sambil menepuk-nepuk dadanya.
Yoo Rim dengan kesal memilih untuk masuk dan menyuruh Ji
Ho untuk minum obat, Ji Ho benar-benar binggung karena sebelumnya bisa lancar
tapi ketika ada Yoo Rim didepanya kata-katanya tak keluar. Pesan dari Soo Hyun
masuk “Won Ji Ho. Datang
ke kantorku sebentar. “
Soo Hyun memincingkan matanya, mengingat kejadian
sebelumnya Hye Rim meramal dengan membawa nama Marie Anntonie, kalau dirinya
itu berbohong, lalu yang terakhir meminta untuk
mengungkap perasaanya dengan bunga di rambut seperti wanita gila, menurutnya Hye Rim itu tak mungkin bisa langsung tahu.
Ji Ho akhirnya masuk setelah Soo Hyun mengirimkannya
pesan, Soo Hyun menyuruh Ji Ho duduk dan taruh
telapak tangannya menghadap
ke atas di lutut. Ji Ho binggung kenapa Soo
Hyun tiba-tiba meminta untuk melakukan itu. Soo Hyun menegaskan agar Ji Ho mekakukan
saja seperti yang dikatakan.
“Seseorang yang
menempatkan telapak tangan keatas berarti mereka
mengungkapkan diri terdalam mereka. Jika aku membuatnya melakukan ini, kemungkinan dia berbohong kepadaku akan berkurang.” Gumam Soo Hyun
“Go Hye Rim tahu tentang
eksperimennya, kan?” kata Soo Hyun, Ji Ho
menjawab tidak dengan jakun yang bergerak
“Dia menelan ludah.
Ada kemungkinan besar dia berbohong.” Gumam Soo
Hyun bisa melihat orang yang berbohong padanya.
“Apa kau orang yang memberitahunya
tentang eksperimen itu?” tanya Soo Hyun, Ji Ho kembali menjawab tidak
“Ekspresinya tidak
berubah sama sekali. Kupikir dia mengatakan yang sebenarnya.” Gumam Soo Hyun benar-benar menatap Ji Ho dengan jeli.
“Kalau begitu, apa kau mengatakan
pada Yoo Rim tentang
eksperimen itu?” tanya Soo Hyun, Ji Ho menjawab tidak sambil memegang
kupingnya.
“Oke. Jadi kau tidak
ingin mendengar hal-hal seperti ini, kan?”gumam Soo Hyun melihat refleks Ji Ho yang memegang
tanganya.
Ia lalu menyuruh Ji Ho menurunkan tanganya lalu kembali bertanya apakah Hye
Rim tahu bahwa ada eksperimen fase dua. Ji Ho
mengatakan tak tahu, Soo Hyun melihat kaki Ji Ho yang bergoyang-goyang di bawah
meja dan bergumam “Sepertinya dia ingin lari sekarang.” Ji Ho melihat kearah belakang. Soo Hyun bertanya kenapa
Ji Ho melihat kearah CCTV bagian belakanga, Ji Ho mengaku hanya ingin saja.
Soo Hyun kembali memincingkan matanya melihat rekaman CCTV
di ruanganya, lalu melihat ada keanehan karena balon-balon yang menutupi kamera
CCTV. Tapi melihat sesuatu yang aneh dan mencoba mengulanginya dengan mata yang
jeli, terlihat sosok Hye Rim disela-sela balon walaupun hanya selintas tapi
bisa dengan jelas itu Hye Rim yang masuk keruanganya, mata Soo Hyun langsung
melotot kaget.
Hye Rim masuk keruangan melihat Soo Hyun yang duduk di
kursi yang biasa melakukan konsultasi pada pasiennya, lalu bertanya apakah Soo
Hyun sedang mencarinya. Soo Hyu
menyuruh Hye Rim duduk mengatakan ada sesuatu yang ingin didiskusikan dengannya. Hye Rim bertanya apa yang ingin dikatakan Soo Hyun.
“Kupikir bahwa subjek untuk
eksperimenku telah
mengetahuinya.” Cerita Soo Hyun dengan menatap Hye Rim
“Benarkah? Aku bertanya-tanya bagaimana
mereka bisa tahu?” komentar Hye Rim yang
terlihat menutupi rasa gugupnya. Soo
Hyun bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang.
“Ini masih belum terlambat. Ceritakan saja kebenarannya dan memohon pengampunan adalah
hal terbaik untuk dilakukan, bukankah begitu sebaiknya? Sama seperti yang kau lakukan
kepadaku sebelumnya.” Kata Hye Rim, Soo Hyun
masih belum yakin untuk melakukanya. Hye Rim menyakinkan untuk Soo Hyun segera
melakukanya.
“Tapi... ada satu masalah. Kupikir kalau wanita ini sudah
menggeledah kantor ini.” cerita Soo Hyun dengan
menatap Hye Rim tanpa berkedip.
Hye Rim sempat terdiam lalu berpura-pura kaget merasa
apabila wanita itu sedang menjadi subjek eksperimen, menurutnya sedikit berlebihan, lalu bertanya bagaimana Soo Hyun bisa mengetahui hal
itu. Soo Hyun mengatakan sudah melihat rekaman CCTV. Hye Rim membuka mulut
kalau sudah menghalanginya dengan.... lalu merubah kalimatnya kalau wanita itu pasti
telah memblokir semuanya jika
akan mengeledah kantor Soo Hyun.
“Dia memang melakukannya, tapi dia muncul
saat sedang melakukannya.” Kata Soo Hyun, Hye Rim bisa
mengerti dan sedikit panik karena wajahnya bisa terekam CCTV.
“Haruskah aku laporkan ke polisi?” kata Soo Hyun sengaja mengancam.
“Kau tidak perlu melakukan sampai
sejauh itu! Kesalahannya
sebagian juga karenamu, Soo Hyun. Menurutmu
bagaimana perasaannya akibat perbuatanmu sampai dia merasa perlu untuk
melakukan itu?” ucap Hye Rim sedikit gugup.
“Apa itu sebabnya kau juga mencari sesuatu di kantor, Hye Rim?” kata Soo Hyun dengan mata dingin.
Hye Rim kembali terdiam, lalu tersenyum karena bisa
ketahuan. Soo Hyun binggung melihat ekspresi Hye Rim seperti tak bersalah. Hye
Rim mengakui memang itu dirinya dan menceritakan sekitar
dua minggu yang lalu meletakkan
balon di mana-mana untuk membuatkan sebuah
pesta kejutan, jadi menduga balon-balon
itu untuk memblokir CCTV.
Soo Hyun binggung kenapa Hye Rim membuat pesta kejutan,
Hye Rim menceritakan sebelumnya memang akan melakukanya tapi kemudian berubah
pikiran, karena Soo Hyun membuat
rencana makan malam lalu kemudian
membatalkannya, jadi menyingkirkan balon-balon itu,
lalu mengingatkan tentang katanya yang mengejek Soo Hyun itu picik.
“Jadi, apa kau menuduhku
menggeledah kantormu hanya karena itu? Kenapa
aku harus melakukannya, kalau eksperimennya sudah berakhir? Dan juga, kalau aku harus menggeledah,
aku akan menggeledah kamarmu,
bukan kantormu. Soo
Hyun... apa kau menyembunyikan sesuatu yang penting di sini, atau apa?” ucap Hye Rim menyorocos, Soo Hyun memicingkan matanya
saat mendengar suara Hye Rim.
“Iya. Aku menyembunyikannya di
sini.” Akui Soo Hyun dengan memberitahu disekeliling
ruanganya.
“Benarkah? Apa yang kau
sembunyikan, di mana? Katakan saja!” kata Hye Rim berpura-pura mencari sekeliling
“Aku akan memberitahumu nanti.” Tegas Soo Hyun, Hye Rim merengek ingin mengetahuinya
sekarang lalu berdiri dari tempat duduknya.
“Kau harus memberitahuku semuanya saat
eksperimennya selesai, mengerti?” kata Hye Rim dan
berjalan keluar ruangan tapi kembali terhenti
“Oh ya. Kau harus bersiap-siap
untuk menaruh bunga di rambutmu dan
mengungkapkan perasaanmu!!!” ucap Hye Rim
memperingatkan.
Soo Hyun ingin menjelaskan tapi Hye Rim buru-buru berlari
keluar ruangan. Hye Rim menutup pintu sambil menghela nafas karena hampir
saja mendapat masalah besar, sampai jantungnya berdegup
kencang dan kembali ke lantai satu.
Soo Hyun melihat jejeran bunga diatas mejanya, dari warna
putih, orange, kuning, pink, merah. Lalu memilih bunga warna merah ditaruh di
telinganya, dan melihat bayangan dirinya di layar komputernya, dengan wajah
kesal merasa semua ini menakutkan
sekali.
Akhirnya ia mencoba lagi mengunakan bunga yang lain,
menurutnya itu tak mungkin dilakukanya dan menaruhnya kembal. Soo Hyun menaruh
mawar pink ditelinganya, kembali berteriak kalau dirinya itu sudah gila mau
melakukan yang diminta Hye Rim dan membuang semua bunga ke tong sampah.
Ponsel Soo Hyun berdering, seorang wanita bertanya apakah
itu nomor telp milik Prof Choi Soo Hyun. Soo Hyun membenarkan, wanita itu
terlihat senang karena akhirnya bisa menghubunginya dan memberitahu mereka dari
Forum Mirae ingin membahas tentang Talkshow. Soo Hyun binggung mereka akan membahas talk show yang
tak pernah dibicarkan sebelumnya.
“Kurasa kau mempunyai dua ponsel
yang berbeda. Aku menelepon nomor yang kau
berikan kepadaku, tapi
tak seorang pun yang mengangkat. Jadi
kami berpikir kalau mungkin kami mencatat nomor yang salah dan menelepon nomor ini sebagai
gantinya. Maaf
kalau itu kesalahan dari pihak kami.” Jelas Si
wanita dari Forum Mirae
“Kau mengatakan kalau aku
memberimu nomorku?” tanya Soo Hyun semakin
binggung
“Ya... kau memberikannya kepadaku
saat kau setuju untuk melakukan
Talkshow. Apa Kau tidak
ingat?” tanya si wanita
“Apa kau yakin kau mencari
psikolog Choi Soo Hyun?” tanya Soo Hyun heran
“ Ini aneh. Apa Kau
bukan Dokter Choi Soo Hyun?” balas si wanita yang binggung
dengan pertanyaan Soo Hyun
Soo Hyun mengingat pertanyan Ji Ho, apakah ia berencana
untuk menulis sebuah buku karena ada penerbit yang
menelpnya, lalu pesan yang masuk ke dalam ponselnya “Kami dari Koryo Times. Berapa lama lagi yang kau butuhkan untuk
menulis artikel?” Akhirnya ia mengaku
cukup pelupa akhir-akhir ini dan bertanya kapan dan dimana menyetujui untuk melakukan
hal itu.
Soo Hyun dan Ji Ho datang ke sebuah gedung, sudah banyak
orang yang datang dan mengisi daftar isi. Ji Ho yang melihat semua poster
menurutnya bukan sekedar mereka berdua
memiliki nama yang sama bahkan hasil penelitianya
juga sama. Soo Hyun mendekati petugas bertanya keberadaan Soo Hyun (palsu)
sekarang.
Tae Hwa (Soo Hyun palsu) sedang menjelaskan tentang Memiliki gangguan
kepanikan berarti bahwa sistem alarm di
otaknya rusak dengan
memberikan contoh, alarm keamanan seharusnya hanya terpicu jika ada pencuri yang mencoba untuk
menerobos, tapi itu
akan menyala bahkan jika seekor kucing kecil yang lewat. Jadi mereka harus minum obat dan
menjalani terapi, semua kata-katanya
diucapkan sama seperti yang dikatakan Soo Hyun.
Dua orang wanita yang melihat Tae Hwa terkesima lalu
meminta untuk foto bersama. Tae Hwa mengaku tidak pernah
mengedarkan foto dirinya, wanita itu berjanji akan
menyimpanya dan memohon. Tae Hwa akhirnya mau foto selfie dengan pengemarnya.
Petugas masuk ruangan memberitahu ada orang yang ingin
bertemu dengan Soo Hyun (palsu). Wanita yang mewawancari Tae Hwa bertanya siapa
orangnya, Tae Hwa nampak panik. Petugas melihat seperti orang yang sangat
mengenal Soo Hyun (palsu) jadi ingin bertemu sebentar. Tae Hwa mengaku karena
waktunya sudah mepet dengan jadwal pemberian mata kuliahnya jadi tak bisa
bertemu dengan orang.
Petugas pun menemui Soo Hyun dilobby, memberitahu tak
bisa bertemu dengan Soo Hyun (palsu) sebelum pemberian mata kuliah. Soo Hyun
bertanya bagaimana mereka mengkonfirmasi bahwa orang itu sebenarnya
Choi Soo Hyun. Petugas itu terlihat binggung dengan
pertanyaan yang diajukan Soo Hyun.
“Aku hanya ingin tahu tentang
bagaimana kau bisa menghubungi dia.” Kata Soo
Hyun
“Oh, dia menghubungi kami sendiri, lalu Dia mengatakan kalau dia
merencanakan talkshow dan meminta bantuan
kami.” Jelas Si petugas
“Kau tidak mengkonfirmasi
identitasnya dengan melihat fotonya?” tanya Soo
Hyun, Petugas mengatakn tak bisa menemukan foto Soo Hyun secara online, tapi mereka bisa
tahu setelah melihat piagam dari Stanford...
“Carilah artikel berita dari akhir tahun lalu atau sampul Science terbitan
2014.” Perintah Soo Hyun
Petugas itu terlihat binggung karena Soo Hyun meminta
untuk melakukanya sekarang juga, lalu mengeluarkan ponselnya. Matanya langsung
melotot melihat Soo Hyun yang asli itu ada didepanya dan sama dengan yang ada
dalam artikel. Soo Hyun pun bertanya apakah ia bisa melihat orang yang meniru
semua berkas miliknya.
Si wanita yang sedang berbicara dengan Tae Hwa menerima
telp, seperti terkejut dan melirik Tae Hwa kalau itu Soo Hyun palsu. Tae Hwa
melihat ada sesuatu yang aneh, Si wanita mengaku pihaknya belum selesai
mempersiapkan ruang kuliah jadi meminta untuk menunggu sedikit lebih
lama. Tae Hwa mengerti dan meminta izin untuk mendapatkan
secangkir kopi, si wanita menghalanginya dan akan membuatkanya.
Tae Hwa menatap curiga dan kembali duduk dengan wajah
gelisah. Soo Hyun dan Ji Ho berjalan masuk ke ruang tunggu pembicara. Si wanita
terus menelp sambil membuat secangkir minuman, Tae Hwa meminum kopinya dengan
gelisah, sampai akhirnya ponselnya berdering lalu berbicara dengan istrinya dan
berjalan keluar dari ruang tunggu dengan cepat.
Si wanita mengejarnya, Tae Hwa keluar dan menuju pintu
lainya. Ji Ho dan Soo Hyun baru saja sampai langsung ikut mengejarnya tapi tak
melihat siapa pun diarea lift.
Akhirnya si wanita melihat artikel Soo Hyun dan
memastikan kalau yang didepanya itu adalah Soo Hyun yang asli, merasa tak
percaya. Lalu menceritakan sebelumnya mereka itu percaya orang yang tadi
bersamanya itu Soo Hyun yang asli. Soo Hyun bertanya ciri-ciri fisik yang
mengaku sebagai dirinya.
“Dia sedikit lebih pendek darimu,
dan...” kata Si wanita sedikit lupa,
Lalu salah seorang wanita ingat sebelumnya foto bersama
dengan Soo Hyun palsu dan menunjukannya. Soo Hyun melihat dengan jelas kalau
itu adalah Tae Hwa yang mengaku-ngaku sebagai dirinya.
Soo Hyun kembali menelp telpnya untuk memastikan apakah
menerima kabar dari Tae Hwa karena tak bisa menelpnya. Temanya mengaku tak bisa
menghubunginya, Soo Hyun pun meminta untuk memberikan kabar kalau mendapatkan
informasi tentang Tae Hwa.
Ponselnya berdering, Seorang wanita mengaku dari radio
dari TVC untuk memintanya tampil dalam program mereka. Soo Hyun
terdengar sinis menyakinkan apakah mereka memang benar menelp Choi
Soo Hyun yang sebenarnya. Si wanita membenarka kalau
ia mendapatkan nomor teleponnya melalui Asosiasi Psikologi dan meminta maaf kalau menganggunya.
Soo Hyun terlihat salah sangka karena mungkin ini ulah
dari Tae Hwa lagi, lalu mengaku tidak biasa tampil dalam acara jadi meminta maaf harus menolaknya. Lalu ia mencari nama
Kang Tae Hwa dalam ponselnya dan kembali menelpnya, ponselnya tetap berada
diluar jangkauan tapi Soo Hyun memilih untuk meninggalkan pesan.
“Tae Hwa.... Kau sedang mengalami masalah
sekarang ini, kan? Aku
baik-baik saja. Kau mungkin merasa seperti sedang dipojokan. Tapi itu tidak benar sama sekali. Yang harus kau lakukan adalah
pulang ke tempatmu yang selayaknya dan membuat
keputusan untuk melakukannya.” Pesan Soo Hyun pada
temanya.
Mata Soo Hyun melihat kearah tong sampah masih ada bunga
yang dibuangnya, lalu bergumam untuk dirinya sendiri “Baiklah.. Yang harus kau
lakukan adalah membuat keputusan untuk melakukannya.”
Hye Rim baru keluar dari dapur mendengar ponselnya
berdering, Ji Ho memberitahu Soo Hyun sedang ada di radio TVC
sekarang jadi meminta Hye Rim mendengarkanya sekarang.
Hye Rim terlihat binggung dan menyalakan radio di dekat meja kasirnya,
terdengar suara Soo Hyun ke seluruh cafe.
“Elaine Hatfield
mengklasifikasikan cinta dalam dua kategori yang berbeda. Yang pertama adalah
cinta yang penuh gairah, dan
yang kedua adalah cinta yang penuh kasih. Mereka
mengklasifikasikan jatuh cinta pada pandangan pertama sebagai jenis cinta yang penuh
gairah tapi yang
terpenting adalah gairah cinta tidak bertahan lama. Jika cinta seperti ini bertahan
terlalu lama aku yakin
orang akan sangat bosan
sehingga mereka akan mati.” Jelas Soo Hyun
mengunakan earphonenya.
“Benarkah? Lalu, bagaimana mungkin
jenis cinta seperti itu terus
bertahan?” tanya Penyiar
“Seseorang harus mengubahnya
menjadi cinta penuh kasih. Pasangan
harus mengatasi perselisihan di antara mereka beberapa kali dan mengembangkan keterikatan
yang dating dari
sudut terdalam hati seseorang. Semua ini harus muncul dari sebuah
jangka waktu yang panjang dan
membawa cinta ini kepada pematangan agar bias dianggap cinta sejati.” Jelas Soo Hyun
Seung Chan mendengarkan siaran kakaknya di ruang tunggu
lantai dua, pengunjung cafe juga mendengarnya dari speaker. Penyiar
menceritakan bisa mendatangkan Dokter Choi dalam acara setelah membuat beberapa
permintaan jadi mereka ingin tau alasan Soo Hyun
akhirnya menyetujuinya.
“Topik utama untuk hari ini adalah
"cinta." Dan aku
terlibat dalam cinta yang penuh gairah akhir-akhir ini jadi aku ingin berbagi dengan
orang-orang yang merasakan hal
yang sama seperti yang aku rasakan.”akui Soo
Hyun
“Oh! Kalau begitu, kau ingin
mengatakan sesuatu kepada orang
yang kau suka?” kata Si penyiar. Seung Chan semakin
serius mendengar siaran kakaknya.
Soo Hyun meminta untuk menunggu sebentar dan mengeluarkan
sesuatu dari jaketnya, Penyiar binggung melihat Soo Hyun yang menaruh bunga
dikepalanya, Soo Hyun mengaku punya sebuah janji pada seseorang. Hye Rim
melotot karena Soo Hyun memakain bunganya.
“Go Hye Rim, pemilik kafe Madame
Antoine... Aku
mencintaimu.” Ucap Soo Hyun mengaku perasaanya
disiaran radio dengan bunga dikepalanya.
Hye Rim, Seung Chan tak menyangka Soo Hyun bisa melakukan
itu. Pengunjung cafe langsung memberikan tepuk tangan sebagai tanda ikut
bahagia, Hye Rim terlihat malu-malu dan memberikan dua jarinya pada semua cafe
tanda dirinya sangat bahagia.
Ji Ho mengirimkan gambar saat Soo Hyun memakai bunga
dikepalanya dalam ruang siaran. Hye Rim berkaca-kaca melihat Soo Hyun yang
melakukan apa yang diinginkanya sebagai bukti pengakuan cintanya.
Soo Hyun kembali dengan menyetir mobillnya, Hye Rim
tiba-tiba berlari keluar cafe dan langsung memeluknya, berteriak “Aku juga
mencintaimu... Soo Hyun”. Soo Hyun sempat kaget bisa tersenyum dan memeluk erat
Hye Rim.
Seung Chan baru keluar dari lantai dua terlihat sedih
melihat keduanya berpelukan, tapi ketika melihat kembali senyumanya terlihat
karena sang kakak bisa membuktikan ketulusannya pada Hye Rim.
Hye Rim baru saja selesai mengantar tamunya datang untuk
meramal, Seung Chan menelpnya, Hye Rim bertanya apakah Seung Chan sudah selesai
melatih anak-anak SD. Seung Chan mengatakan sudah selesai dan meminta supaya
Hye Rim untuk datang ke tempatnya. Hye Rim bertanya kemana.
Beberapa saat kemudian, Hye Rim masuk ke dalam cafe
melihat Seung Chan duduk sendirian lalu bertanya apa yang dilakukan ada
di cafe itu. Seung Chan mengaku sangat bosan dan mengajak
untuk bermain monopoli. Hye Rim mengeluh Seung Chan yang disebut
orang yang sibuk karena hal seperti ini menurutnya
lebih baik memanggil Ji Ho saja.
“Jika kau menang, aku akan bekerja
di kafemu selama satu hari, Tanpa
dibayar.” Kata Seung Chan, Hye Rim menyakinkanya menatap Seung Chan
Akhirnya keduanya main monopoli, Seung Chan bahagia bisa
membeli negera paris dan Hye Rim menjerit karena harus kena denda. Keduanya
main kartu apabila kartu sama harus berebut memencet bel. Seung Chan mengatakan
Hye Rim yang sudah empat kali salah memencet bel jadi meminta kartunya.
Keduanya bermain uno Stacko, perlahan-lahan Hye Rim
memindahkan satu batang kayu ke bagian atas dan merengek meminta Seung Chan
memberikan satu kesempatan lagi. Seung Chan pun akan mengajukan satu pertanyaan
untuk dijawab
“Aku memiliki 10 milyar won. Apa yang akan kau katakan ? Dan kakakku adalah orang miskin, lalu kau memiliki hutang yang sangat
besar. Siapa yang akan kau pilih
dalam skenario itu?” tanya Seung Chan, Hye Rim
terdiam mendengarnya.
“Jika kau memilihku, aku akan
membiarkanmu melewatkan
giliranku sekali.” Kata Seung Chan memberikan penawaran. Hye Rim memilih untuk berusaha mengeluarkan
balok kayu dan menaruhnya diatas. Seung Chan terlihat sedih, sementara Hye Rim
bahagia karena tak membuat bangunan roboh.
Seung Chan dengan mudah memindahkan satu balok dan
menaruh diatas dan menyuruh Hye Rim jalan sekarang. Hye Rim terlihat binggung
karena harus mencari balok lain supaya tak roboh, terlihat ada keraguan bisa
memindahkan balok. Seung Chan pun ingin mengajukan pertanyaan lagi.
“Kakakku adalah kepala keluarga, melakukan tujuh peringatan kematian dalam setahun dan memiliki lima saudara ipar. Tapi aku yatim piatu dan seorang
miliarder. Siapa
yang akan kau pilih?” tanya Seung Chan
Hye Rim memilih untuk jalan dan bisa menaruh balok
kembali, Seung Chan dengan sengaja menarik balok semaunya, Hye Rim berteriak
gembira bisa menang, Seung Chan pura-pura sedih karena bangunan hancur begitu
juga hatinya yang hancur dengan kepala tertunduk di atas meja. Hye Rim terlihat
sedih.
Seung Chan sudah tahu Hye Rim tetap memilih kakaknya
walaupun itu miskin. Hye Rim meminta maaf, Seung Chan mengerti dan menegaskan akan berhenti mulai sekarang, jadi tidak akan mengganggunya lagi mengenai perasaan kalau ia menyukainya. Hye Rim
mengatakan kalau itu tak menganggunya, tak malah bersyukur. Seung Chan
mengodanya setelah Hye Rim mengatakan itu makan meminta uang jajan layaknya
seperti kakak. Hye Rim tertawa mendengarnya dan mengajak Seung Chan main lagi.
Soo Hyun terus menatap layar laptopnya dengan serius, ada
lembaran biodata Hye Rim yang membuatnya jadi subjek eksperiment, tanganya
menopang kepalanya seperti terlihat kebinggungan.
Pagi hari ketika Hye Rim sedang membuat kopi, Ketua Kim
menelp memberitau Soo Hyun yang menghentikan eksperimentanya. Hye Rim tak
percaya mendengarnya.
Prof Bae duduk dikursinya, bertanya apakah benar Soo Hyun
menghentikan eksperimentnya. Soo Hyun membenarkan,selama ini masih
memikirkan tentang hal itu, tapi ia merasa
benar-benar buruk sudah menipu nona Hye Rim. Prof Bae
merasa lega mendengarnya.
“Tapi... apa kau akan baik-baik
saja, Dokter Choi? Ku pikir kau akan menulis
esai untuk JPSP.” Kata Prof Bae khawatir. Soo
Hyun dengan wajah tertunduk mengatakan tetap akan melakukanya.
“Aku yakin kalau konsekuensinya
akan besar kalau kau memutuskan untuk
berhenti sekarang.” Ucap Prof Bae
“Dan akan
sulit mendapatkan dana untuk proyek-proyek masa depan.” Tambah Soo Hyun sudah tahu konsekuensinya.
“Ya. Aku menentang eksperimen ini
dari awal jadi
kupikir ini adalah keputusan yang tepat untuk dibuat. Tapi... kau mempersiapkan diri
atas konsekuensinya, kan?” tanya Prof Bae
Soo Hyun berdiri didepan jendela sambil minum kopinya, “Aku masih percaya
pada hipotesisku. Bahwa tidak ada hal seperti cinta sejati di dunia ini.”
Ia berjalan kemeja kerjanya, melihat semua piagam yang
sudah diterimanya selama ini. “Namun, aku sedang bermain-main karena dopamine yang dihasilkan oleh Hye Rim Dan obat alami ini
rasanya sangat manis. Jika aku menjadi
mabuk karena rasa manis ini, aku akan membuktikan
hipotesisku sendiri ternyata salah. Jika aku harus berusaha menahan hormon ini, dan melanjutkan Eksperimennya maka aku akan menemukan kebenaran tentang cinta yang
belum ditemukan oleh orang lain sebelumnya”
Soo Hyun terdiam berjalan ke sisi kanan mejanya, matanya
terlihat memikirkan tentang berhenti memikirkan pemberhentian eksperimentnya.
“Apa yang harus aku
lakukan? Apakah aku akan
membuang hasil kerja selama tiga tahun hanya karena
hormonku atau aku akan membuat penemuan yang luar biasa?”
Ia duduk di meja kerja melihat bagian kolom catatan
eksperiment, lalu mulai mengetik laporanya.
“Tidak ada banyak
waktu yang tersisa sampai akhir tahap dua. Ayo kita mulai sekarang!”
Soo Hyun keluar ruangan, Ji Ho menghampirinya memberikan
sebuah amplop dari Hye Rim yang dititipkan padanya. Soo Hyun membukanya sebuah
kartu warna hijau, bertuliska didalamnya “Aku mengundangmu, Choi Soo Hyun, ke tempatku jam 7 malam”
Soo Hyun terlihat gugup membawa sebotol wine lalu
mengetuk pintu, Hye Rim berteriak meminta untuk menunggu sebentar, lalu membuka
pintu dengan senyuman sumringah menyapa Soo Hyun yang datang ke rumahnya dan
mempersilahkan masuk.
“Tempatmu ada di tempat yang sama dengan pusat
konsultasi, tapi ini pertama kalinya
aku ke sini.” Kata Soo Hyun masuk ke dalam rumah, Hye
Rim pikir seperti itu lalu menyuruh Soo Hyun duduk lebih dulu dan berlari ke
dapur.
“Apakah tempat ini kau selalu menonton film
melodramatis?” tanya Soo Hyun melihat ruang TV
didepanya.
“Ah iya!... Tapi aku sudah berhenti menontonnya.” Kata Hye Rim berteriak dari dapur.
Soo Hyun tersenyum mendengarnya, lalu melihat kearah
bagian tempat tidur ada sebuah bra hitam terselip di bagian selimut. Hye Rim
mendengar bertanya apa yang sedang dilihat pacarnya. Soo Hyun terkejut dan
terlihat binggung melihat kearah tempat tidur.
Hye Rim menyadari kalau branya tertinggal diatas tempat
tidur, lalu buru-buru memasukan kedalam selimut dan mengaku kalau itu bukan
miliknya.
Keduanya pun duduk dimeja makan, Hye Rim menuangkan wine,
Soo Hyun terlihat gugup dengan memegang jarinya diujung bibirnya sambil
bergumam. “Tenang, Choi Soo
Hyun! Semua benda itu
hanyalah selembar kain, dengan dua bantalan dan banyak kait. Ini hanya sepotong pakaian itu terbuat dari spandex dan renda! Jadi berhenti memikirkan hal itu! Hapus dari pikiranmu!”
Hye Rim melotot karena mata Soo Hyun yang terlihat masih
mengingat kejadian tadi, lalu meminta maaf karena belum sempat membersihkan
tempat tidurnya dan mengajak mereka bersulang saja. Keduanya bersulang dan Soo
Hyun tak bisa meminum winenya, dengan suasana canggung mulai memakan steak
buatan Hye Rim.
Tiba-tiba Hye Rim membahas tentang Bra... tapi akhirnya
mengubah membahas tentang eksperimentnya yang benar-benar berakhir. Soo Hyun
mengangguk walaupun masih terlihat canggung, Hye Rim bertanya Apa
bagian yang paling sulit saat melakukan eksperimen, apakah seperti menipu
subjek utama eksperimen. Soo Hyun mengangguk
mengakuinya.
“Kau pasti gugup saat mereka tidak
sedang ditipu. Kapan
saat yang paling sulit bagimu?” tanya Hye Rim, Soo
Hyun menjawab dalam hati “Sekarang, sejujurnya.”
“Itu semua sudah berakhir, jadi
cepat dan beritahu aku!” rengek Hye Rim
“Mari kita berhenti berbicara
tentang eksperimen. Aku
merasa seperti akan mendapatkan gangguan pencernaan, berbicara tentang pekerjaan saat
makan malam.” Kata Soo Hyun
“Itu hanya karena aku ingin tahu, kau mengatakan subjek laki-laki
benar-benar jatuh cinta kepada
subjek utama, bukan? Apa
itu terjadi selama eksperimen atau
setelah itu berakhir?” tanya Hye Rim
“Kenapa dia terus
bertanya kepadaku tentang hal-hal ini? Apa yang dia
inginkan?” gumam Soo
Hyun binggung.
Hye Rim merengek meminta Soo Hyun memberitahunya,
karena eksperimennya
sudah selesai sekarang. Soo Hyun menceritakan Si pria mulai
memiliki perasaan kepadanya selama eksperimen dan menyadari perasaannya sendiri
saat hampir selesai. Hye Rim bisa mengerti tapi
dalam hatinya bergumam “Dia benar-benar tidak akan mengakui kalau dia bereksperimen kepadaku, ya? “
Soo Hyun juga bergumam sambil mengunyah dagingnya “Bagaimana caraku
memunculkan tugas
lainnya dalam tahap dua?” Hye Rim
seperti membalas dalam hati “Ya sudahlah, terserah, yang pentin Semuanya sudah
berakhir sekarang.” Dengan senyuman
dan mengajak Soo Hyun kembali bersulang walaupun Soo Hyun tak meminumnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar