Da Hye membawakan tas yang berisi kue beras dan berpesan
pada suaminya agar menyampaikan pada Manager Ma sebelum kuenya itu menjadi
keras. Young Soo ingin berbicara, Da Hye menyela meminta maaf karena mengambil
kue beras sembarangan dan mengaku sangat ceroboh. Young Soo merasa dirinya lah
yang salah.
“ Tapi... Tentang makan malam nanti.” Ucap Young Soo gugup, Da Hye menduga suaminya itu akan
ada rapat penting lagi.
“Aku benar-benar minta maaf. Tapi... Aku tahu ini berat, tapi tunggulah sebentar lagi. Kau akan mendapatkan hadiah yang setimpal, Aku mohon Kali ini saja. Dan kita
pergi liburan tahun depan. Saat
ulang tahun pernikahan kita. Aku
janji” kata Young Soo sambil mengaitkan jarinya untuk
melakukan sumpah dengan istrinya. Da Hye melepaskan tanganya.
“Aku mau kerumah sakit.” Kata Da Hye, Young Soo panik berpikir istrinya itu yang
sakit.
“Bagaimana bisa kalau Cuma aku sendiri yang datang? Kau sangat tidak peduli dan selalu pulang terlambat. Saat ada kesempatan pulang lebih
awal, kau
menyia-nyiakannya.” Keluh Da Hye
“Aku tidak pernah bilang apa-apa, tapi Han Na saja sudah cukup. Kenapa kau ingin anak lagi?” kata Young Soo
“Lalu Bagimu... aku ini apa?” ucap Da Hye menahan kesal, Young Soo menyadari dan
berjanji lain kali.
“Lain kali...! Lain kali... Berhentilah berjanji. Aku muak dengan permintaan
maafmu.” Teriak Da Hye meluapkan amarahnya. Young Soo heran
melihat sikap istrinya tak seperti biasanya.
“Aku ingin berhenti menunggu dan mengerti sendirian.” Kata Da Hye
“Kita adalah keluarga dan Keluarga harus saling mengerti, aku juga tidak bersenang-senang, Aku juga lelah. Lalu Untuk siapa aku melakukan ini?” kata Young Soo meminta pengertian istrinya.
Da Hye bertanya balik untuk siapa suaminya melakukan
perkerjaan itu, dan meminta tidak mengatakan untuk keluarganya. Keduanya
sama-sama menghela nafas, Young Soo meminta mereka untuk berbicara lagi dirumah
saja. Da Hye bertanya apakah Presdir tahu kalau Young Soo hidup seperti
sekarang ini. Young Soo meminta Da Hye tak membahasnya lagi.
“Kau menelantarkan keluargamu, dan memberikan hidupmu pada
perusahaan.” Teriak Da Hye merasa suaminya tak adil
“Sudah cukup!” teriak Young Soo sudah mengangkat tanganya dan siap
untuk memukul istrinya.
Da Hye melotot kaget sang suami berani untuk memukulnya,
Young Soo menurunkan tanganya memegang kepalanya seperti menyadari sudah
melakukan kesalahan. Ia akhirnya mendorong kursi dan berteriak meminta istrinya
menghentikan semuanya, karena istrinya itu tak tahu masalah bisnis sambil
menendang pot besar didepanya. Da Hye kaget melihat suamianya benar-benar
meluapkan amarahnya.
Young Soo terus berteriak tak menyangka Da Hye bisa
melakukan itu padanya dan bertanya kesalahan yang sudah diperbuatnya selama
ini. Da Hye dengan mata berkaca-kaca, apakah hanya karena ini saja maka Young Soo
mengajaknya menikah. Young Soo berteriak frustasi sementara Da Hye hanya bisa
menangis.
Seorang pria terlihat ketakutan disebuat tempat dan
bertanya siapa pria yang datang menemuinya. Gi Tak menatap si pria dan langsung
memberikan tinjuanya, tapi pukulanya mengenai tembok dibelakanganya, sampai
semuanya jatuh berantakan.
“Tidak ada yang lebih baik daripada memukuli pembohong. Kenapa? Apa Kau tidak suka?” kata Gi Tak siap memberikan pukulan pada badan si pria
Direktur Cha memegang ponsel dengan gantungan kunci Lala,
Seketarisnya memberitahu Artikel tentang penyuapannya sudah dihentikan tapi menurutnya memang pihak Concomour, menyebabkan sedikit masalah dan dengan Satu kesalahan saja, media pasti akan
melebih-lebihkannya. Direktur Cha tertawa
mendengarnya, sambil mengunting-gunting nori.
“Intinya, Sek Ko ini.... sudah
membereskan masalah yang
kalian perbuat. Jadi!” teriak Direktur Cha yang membuat petinggi lain
ketakutan karena gunting yang dipeganga pada Direktur Cha.
“Kalau ada yang membuat saham perusahaanku turun maka Dia akan kehilangan kepalanya. Jadi pastikan, untuk memotong ekormu.” Kata Direktur Cha sambil memasukan ponsel ke dalam
wine.
Sek Ko berbisik pada Direktur Cha, terlihat Direktur Cha
tersenyum licik mendengarnya.
Gi Tak memberikan pilihan pada pria itu, mengatakan
kebenaran dan boleh
menyimpannya, karena ia sudah muak memberikan uang
pada orang itu. Dan juga tidak bisa mengontrol diriya ketika marah. Si Pria terlihat ketakutan karena
seluruh badanya diikat.
“Apa yang akan terjadi saat
petinju yang
lepas kendali, lalu menghajar
seseorang dengan dendam?” ucap Gi Tak mengancam memperlihatka
kepalan tanganya.
“Jangan bunuh aku.” Kata Si pria memohon
Gi Tak pikir sudah pasti tak akan membunuhnya, karena
wajahnya yang tampan adalah kehidupan untuk pria itu.
Young Soo dengan penuh semangat memulai pesta dengan
mencampur bir dan Soju dalam gelas, semua wanita dan pria yang ada diruang
bertepuk tanganya, lalu memberikan pada Direktur Lucia. Tapi sang Direktur
Lucia memilih untuk minum air putih.
“Direktur tidak bisa minum juga tidak suka wanita.” Bisik sekertaris pada Manager Ma
“Kenapa dia tidak suka wanita?” bisik Manager Ma binggung
Direktur Lucia membersihkan bajunya seperti tak ingin
tersentuh oleh wanita-wanita yang ada disampingnya. Young Soo pun panik karena
tak bisa mengambil hati Direktur Lucia.
Manager Ma pun memanggil Direktur Choi yang keluar dengan
wajah kesal, karena tak ingin pergi begitu saja. Direktur Choi mengaku sangat
berharap pada
Sunjiin tapi menurutnya harapanya itu terlalu besar. Manager Ma pikir itu tidak benar.
Direktur Choi tak peduli memilih masuk kedalam mobilnya
bersama sekertarisnya. Manager Ma dan Young Soo mencoba menghentikan Direktur
Choi tapi tetap saja mobilnya dengan cepat pergi. Manager Ma langsung memarahi
Young Soo yang tak pernah melakukan sesuatu dengan benar dan langsung kembali
ke tempat karaoke.
Young Soo menghela nafas panjang, Kim Han Na mengirimkan
pesan pada ayahnya “Kembalilah hidup-hidup. Ayah, semangat!” tanganya
mengenggam ponselnya erat-erat seperti merasakan semangat yang diberikan anaknya.
Lalu berlari sekuat tenaga berlari mengejar mobil Direktur Choi.
Flash Back
Han Na berbicara di telp memberitahu tentang Cara
untuk mengakhirinya dengan
3 senjata mematikan, yaitu mengembungkan
wajahnya sampai bulat, lalu bergaya kelinci dan merengek. Young Soo tersenyu melihat ananya yang
memberikan tips.
Young Soo terus berlari bahkan dipertigaan sempat
terserempet mobil, wajahnya sudah sangat basah dengan keringat sampai ke
rambut-rambut. Teringat kembali janji pada istrinya yang akan mengajak liburan
pada hari pernikahan tahun
depan, tapi sang istri sangat marah dan tak ingin Young Soo berjanji karena ingin berhenti menunggu dan
mengerti, sendirian.
Dengan kecepatan penuh, Young Soo menambah kecepatan
kakinya. Lampu merah menyala, membuat mobil Direktur Choi berhenti. Young Soo
dengan nada terengah-engah berdiri didepan mobil agar tak jalan. Direktur Choi
melonggokan kepalanya berteriak menanyakan apa yang dilakukan Young Soo.
“Direktur..... tolonglah... Beri kami satu kesempatan. Kami akan menyiapkan ruang
pameran yang
mewah.” Kata Young Soo berbicar didepan jendela, Direktur Choi
menyuruh sopirnya untuk jalan. Young Soo memasukan tangannya kedalam jendela.
“Tunggu sebentar.. Hari ini
adalah ulang tahun pernikahanku. Aku bahkan sudah membatalkan
janji dengan
istriku, dan
datang pada pertemuan ini. Meski
mengecewakan keluargaku, aku
datang kemari.” Cerita Young Soo, Direktur Choi pun
menurunkan jendela mobilnya.
“Ini kesempatan terakhirku, Direktur. Tolong
beri kesempatan Atau, ada ruangan lain...” kata Young Soo tiba-tiba langsung jatuh lemas
Sekertaris dan Direktur Choi akhirnya keluar dari mobil
untuk menolongnya, Young Soo mengatakan kalau ia baik-baik saja dan langsung
memeluk kaki Direktur Choi memohon untuk memberikan kesempata sekali lagi dan
berjanji akan melakukan apapun untuk Lucia. Direktur Choi mengerti dengan
menepuk punggung Young Soo.
Young Soo berjanji akan melakukan yang terbaik untuk
Lucia, jadi memohon untuk memberikan kesempatan. Direktur Choi pun berjongkok
mengatakan setuju dengan tawaran Young Soo dan mengajak untuk melakukan
pertemuan sekali lagi. Young Soo pun tersenyum dengan mengucapkan terimakasih.
Direktur Choi bertanya apakah Young Soo bisa bangun
sekarang, Young Soo mengaku bisa bangun tapi kakinya seperti tak bisa menopang
badanya. Direktur Choi pikir Young Soo perlu ke rumah sakit.
Gi Tak bertemu dengan Yi Yeon dipinggir sungai Han
memberikan USB yang berisi video pernyataan dari model dan akan mau memberikannya pada notaries, menurutnya Semuanya
sudah berakhir, Gosip
tentang skandal Yi Yeon Dan
mantan suaminya. Yi Yeon berterimakasih dengan
memegang USB di tanganya.
“Dan, kita... tidak perlu bertemu lagi Jangan lagi menemuiku.” Tegas Gi Tak, Yi Yeon sadar dengan hal itu.
“Aku tidak membencimu, Tidak akan pernah. Jadi hiduplah dengan tenang. Dan tolong, jangan menemuiku lagi Karena nanti aku akan membencimu.” Ucap Gi Tak akan berjalan pergi.
Yi Yeon menahan tangan Gi Tak untuk tak pergi, dan
mengucapakan permintaan maafnya. Tangan Gi Tak mengepal seperti menahan
amarahnya. Yi Yeon ingin mengakui sesuatu, tapi Gi Tak langsung berpesan agar
Yi Yeon bisa hidup dengan bahagia. Yi Yeon tetap menahan Gi Tak untuk tak
pergi.
Gi Tak akhirnya membalikan badanya melihat Yi Yeon menangis,
dengan sedikit mengumpat akhirnya memeluk sang cinta pertamanya. Yi Yeon pun
menumpahkan rasa sedihnya di pelukan Gi Tak. Tiba-tiba lampu blitz yang
menyilaukan dirasakan keduanya, Yi Yeon berteriak kalau ada paparazi. Gi Tak
langsung masuk dalam mobil mengejar si paparazi.
Dengan kecepatan penuh Gi Tak terus mengikuti mobil yang
mengambil gambarnya, Seung Jae menelp menanyakan apa sebenarnya yang terjadi,
Gi Tak yang ingin menutup telp karena akan memberitahu binggung dengan
pertanyaan anak buahnya.
Seung Jae memberitahu ada polisi yang datang ke restoran
mereka. Gi Tak kaget, Seung Jae mendengar tuduhannya adalah Gi Tak yang
memukuli orang dan bertanya apa yang terjadi sebenarnya. Gi Tak langsung
membuang hands freenya dengan sepenuh jiwa raga mengejar mobil paparazi.
Yi Yeon pulang dengan naik taksi dan melewati layar lebar
yang biasa menampilkan berita gossip. Kali ini beritanya membuat melonggo “Pacar Song Yi Yeon diancam dan dipukuli oleh preman.” Dengan si model yang tak dikenalnya dengan wajah babak
belur.
Gi Tak sempat berada sejajar dengan mobil tapi tak bisa
melihat karena kaca mobil terlalu hitam. Mobilnya sempat oleng ketika harus
menghindari mobil dipertigaan. Kejar-kejaran masih saja terus berlangsung.
Young Soo terlihat setengah sadar didalam taksi, berita
radio memberitahu karena festival kembang api internasional 2016 Lalu lintas diprediksi akan padat dan akan segera dimulai. Tiba-tiba taksi berhenti dan
Young Soo langsung turun lalu muntah dan langsung jatuh berbaring
ditengah-tengah trotoar.
Matanya langsung melihat kerlap kerlip kembang api
dilangit, wajahnya terlihat sangat pucat tapi masih bisa berkata kembang apinya
sangat cantik. Ponselnya berbunyi, Han Na sang anak menelpnya.
“Ayah, dimana sekarang? Katanya ibu sendirian. Apa Ayah membatalkan janji lagi? Aku bisa gila!!!! Ayah Dimana? Apa Ayah minum lagi?” ucap Han Na
“Tidak, ayah tidak minum, bahkan Tidak sedikitpun.” ucap Young Soo masih berbaring di trotoar
Han Na tak percaya dan mengancam ayahanya akan
mendapatkan masalah karena Yoo Jae Seok pun tidak akan bisa lolos dan kakeknya akan mencari perlindungan temannya, jadi meminta sang ayah berhenti minum dan cepat pulang.
Young Soo mengerti mengaku sedang dalam perjalanan dan sebentar lagi sampai.
Dengan kekuatanya, Young
Soo bangun dan melihat ujung spanduk yang lepas di bagian atas mall
Mobil Young Tak melayang mengejar si paparazi. Young Soo
sudah melepaskan sepatunya dan berjalan merayap dan melihat kebawah, dengan jarak
yang cukup tinggi, dengan keberanianya salah satu tanganya ingin meraih kain
spanduk yang lepas, tapi buru-buru memegang tembok tangan hampir jatuh.
Teringat kembali ucapan Manager Ma yang menganggap tak
ada yang benar bisa dilakukanya, Young Soo kembali mencoba meraih kain spanduk
yang lepas, saat itu ingatnya kembali dengan istrinya yang mengatakan hanya
dengan semua ini membuatnya mengajak menikah. Mata Young Soo terlihat buram dan
ledakan kembang api semakin meriah.
Gi Tak masuk terus mengejar si paparazi, mobil depanya
berhenti mendadak. Gi Tak membanting stirnya melaju ke jalur kanan, terlihat
ada bagian jalan yang sedang diperbiaki. Mobil Gi Tak menabrak alat berat dan
akhirnya terbalik, terseret beberapa meter.
Kembang api terus menyala, Kaki Young Soo lemas dan
akhirnya jatuh seperti kembang api yang surut. Da Hye masih menunggu dicafe
untuk merayakan ulang tahun pernikahan sambil melihat kembang api. Gi Tak masi
bisa berpegangan pada dinding untuk bertahan, seorang penjaga sedang patroli bertanya
apakah ada orang, Young Soo tak bisa mengeluarkan suara karena sudah sangat
lelah dan tanganya pun terlepas.
Akhirnya ia melayang jatuh ke bawah, kepala Gi Tak
berdarah posisinya masih terbalik. Tanganya masih bergerak dan bisa melihat ada
yang mendekat,. Young Soo melayan diudara melihat burung merpati yang
berterbangan dan tubuhnya terhempas kebawah, saat itu juga sebuah truk langsung
menghantam mobil Gi Tak, membuat mobil berguling-guling.
Seperti disebuah stasiun, beberapa orang menangis karena
tak ingin pergi dan meminta untuk kembali. Dua buah karcis diberikan dua cap
yang berbeda, beberapa orang mulai mengantri. Young Soo lebih dulu menerima
karcisnya, lalu Gi Tak menerima karcisnya.
Young Soo melotot kaget melihat karcisnya bertulisan tujuanya
“Neraka” Gi Tak binggung melihat karcisnya itu tujuannya “Surga”. Keduanya
berbarengan kembali ke loket karcis.
Gi Tak merasa ada yang salah dengan tujuanya, Young Soo
juga berpikir karcisnya juga salah. Ma Ya si penjaga loket melihat catatanya,
dan memanggil Gi Tak untuk pergi ke surga, memberitahu memang selama ini
berbuat kesalahan tapi disaat-saat terakhir hidupnya sudah menebusnya.
“Aku menebusnya? Apa Kau yakin?” tanya Gi Tak tak percaya.
“Neraka ada bukan untuk semua
orang, Itu seperti penjara di dunia.” Jelas Ma Ya
“Lalu kenapa aku ke Neraka? Aku tidak pernah dipenjara, menaati lalu lintas, dan menjaga tingkah laku.” Kata Young Soo, Ma Ya melihat catatanya.
“Tuan Kim Young Soo, Anda melakukan bunuh diri dan Bunuh diri itu buruk.”jelas Ma Ya, Young Soo berteriak kalau tak mungkin
Di pintu masuk, Gi Tak memberikan karcisnya untuk
diperiksa oleh Ma Ya sambil bertanya siapa yang berani membunuhnya. Ma Ya mengatakan tidak
bisa mengatakannya. Dengan mata sinis, Gi Tak
mengartikan itu bukan sebuah kecelakaan. Ma Ya mengatakan kembali tak bisa
mengatakanya.
“Ahhh.... Aku selalu ingin mengatakan
kalimat itu. Bukankah
aku terdengar seperti Al
Pacino?” kata Gi Tak bangga.
Si pria tua mengatakan kalau sudah dipastikan
bunuh diri. Young Soo mengaku hanya
ingin membetulkan spanduk, Si pria tua bertanya
alasan Young Soo melakukannya
sendiri dan mengejak kalau ia bukan superman. Young Soo mengaku
karena terpaksa.
“Kau sudah lama merencanakan kematianmu.” Kata si pria itu, Young Soo binggung
“Dari tanggal 3 sampai 5 desember. Kau hanya tidur 2 jam dan makan 2x sehari, Kau makan mie instan, kimbab, dan burger dan juga meminum minuman bersoda. Bukankah kau berencana bunuh diri dengan menelantarkan tubuhmu?”jelas si pria menjelaskan
“Tidak, itu karena aku sibuk menyiapkan penjualan.” Kata Young Joo membela diri
“Tanggal 4 januari kau minum banyak obat. Apa kau kecanduan?”kata si pria tua
“Tidak, itu... Pil diet, karena Istriku selalu mengomel tentang perutku.” Jelas Young Soo sambil berdiri.
Si pria tua tahu Young Soo sudah mendaftar
fitness, Young Soo menghitung hanya dua kali saja. Pria itu mengingatkan mulai
4 sampai 12 januari, setiap
hari Young Soo minum. Young Soo mengatakan kalau itu karena ada tamu. Si pria
tua berteriak Young Soo hanya menyari-nyari alasan.
“Kim Young Soo, jumlah alkohol
yang kau minum, terdiri
dari 45.800 gelas koktil dan
2.353 anggur Kalau
ditambah soju, bir dan minuman lainnya. jumlahnya sama dengan 1/30.000
lautan pasifik! Ini
lebih serius daripada pemanasan
global.” Tegas si pria
“Apa hubungannya dengan pemanasan
global?” tanya Young Soo binggung
“Kau menderita stroke, serangan
jantung, dan
sirosis hati. Belum
termasuk darah tinggi, kolesterol, dan
wasir. Ada 15
macam penyakit dan kau
tidak pernah menghiraukannya. Itu
namanya bunuh diri! Dan ini Sudah
diputuskan!” tegas Si pria itu
Young Soo menangis tak bisa menerimanya, lalu berlutut
didepan pria tua mengakui itu semua salahnya, kacamatanya dilepas sambil
menceritakan melakukannya semua hanya
bekerja keras tapi ternyata hidupnya malah tak sehat.
Sambil tertunduk menangis meminta maaf karena semua ini adalah kesalahanya.
Air mata Young Soo jatuh ke atas karcis dan berubah
tujuannya jadi kesurga, Si pria tua pun bisa mengerti dengan pengakuannya,
Young Soo membuka matanya dan menyadari tujuannya berubah, lalu menatap si pria
tua dengan melonggo.
Si pria tua menyuruh Young Soo untuk pergi karena kereta
akan segera tiba dan mengatakan alasannya meninggal
karena pendarahan otak. Young Soo pun tersenyum dan
mengucapkan terimasih beberapa kali, lalu berdiri pergi ke melalui pintu.
“Tapi... apa keluargaku berpikir, aku melakukan bunuh diri?” tanya Young Soo didepan pintu
“Serahkan urusan duniawi pada yang masih hidup.” Kata si pria tua, Young Soo binggung dan ingin bertanya
tapi pintu langsung tertutup dengan cepat.
Asap dari kereta uap pun siap melaju, beberapa orang
berjalan mengantri untuk masuk ke dalam gerbong. Salju turun dengan deras, Gi
Tak masuk lebih dulu tapi sebelum naik menatap kearah luar seperti masih belum
bisa meninggalkan dunia, tapi dengan percaya diri masuk ke dalam kereta. Young Soo giliran masuk, sempat melakukan hal
yang sama dengan Gi Tak, lalu menaiki keretanya.
Si pria tua lambaikan benderanya seperti tanda aman, roda
kereta mulai berjalan, si pria tua dan Maya pun melambaikan tangan pada
orang-orang yang akan pergi ke surga.
Asap mengelup keudara, didalam gebong, Gi Tak melihat
Young Soo duduk disampingnya mengatakan mereka sekarang jadi rekan di akhirat
dan mengajak untuk saling mengenal.
“Aku Han Gi Tak yang mati belum
waktunya.” Ucap Gi Tak mengulurkan tanganya.
“Aku Kim Young soo yang mati karena pendarahan otak.”kata Young Soo menjabat tanganya.
Gi Tak pikir dirinya itu
tidak akan sendirian
nanti di Surga. Young Soo
merasa bukan saat yang tepat untuk dikatakan tapi cukup senang juga bertemu
dengan Gi Tak. Keduanya pun tertawa bersama.
Kereta masuk terowongan dan seluruhnya ruangan gelap
gulita, keluar dari terowongan salju yang menempel dikaca berubah jadi lembaran
bunga berwarna pink. Semua melihat pemandangan yang sangat indah layaknya
sebuah surga yang diceritakan orang-orang.
Gi Tak seperti melihat Yi Yeo sedang berlari-lari dibukit
dengan wajah gembira, teringat kembali saat melihat video Yi Yeon si TV sebelum
tidur dikamarnya dan mengkhayal bisa memegang rambutnya.
Young Soo menatap jendelanya seperti melihat kenangan
saat istrinya membersihkan rumah dan mengodanya dengan bersikap khayang diatas
sofa. Han Na melompat ke atas tubuh ayahnya, Young Soo pun dengan mengajak
bercanda anaknya. Ayahnya yang sangat mirip pun dengan, sambil makan dan
mengaruk badanya dengan anjing kesayangan. Young Soo menangis mengingatnya.
Gi Tak bisa mengingat saat masih remaja bermain bersama
Yi Yeon dipantai sambil berkejar-kejaran. Tangan mengepal seperti menahan
amarahnya, Young Soo masih saja menangis mengingat semua kenangan. Air matanya
sampai membuat hujan diperjalan keretanya.
Young Soo melihat istrinya yang menemani Han Na bermain
piano dengan wajah bahagia. Ia mengetuk jendela memanggil istrinya tapi tak
terdengar suaranya, foto kebersamaan keluarganya terlihat berjejer dengan
rapih,bahkan bisa mengoda Han Na yang sudah buang air besar, mengoda sang
istri, mendapatkan ciuman dari anaknya.
Foto Han Na pun berjejer dari balita dan berjalan mundur
sampa foto usgnya dengan tulisan Young Soo “Anakku.. Bagaimana kabarmu disana? Kalau ada yang ingin kau makan, bilang saja pada
ibu. Aku ingin menemuimu. Ngomong-ngomong, Aku adalah ayahmu.”
Young Soo terus saja menangis, tiba-tiba lampu kereta
kedap kedip dan berjalan tersedat-sendat, semua penumpang terlihat panik. Jalur
dibagian depan tak ada sambungan, perlahan seperti pesawat menuju ke atas
menembus awan. Young Soo melihat ke bawah, tak bisa menerimanya.
“Hentikan! Hentikan! Hentikan! Hentikan keretanya! Aku mau
turun. ” teriak Young Soo membuat kegaduhan.
“Kau pikir ini taksi?” kata Gi Tak yang duduk memeluk seorang anka.
“Ada yang harus aku lakukan.” Teriak Young Soo
Petugas datang bertanya apakah ia ingin membatalkan tiket
menuju surga, Young Soo mengatakan kalau mati
sekarang, tak tahu nanti nasib putrinya, karena masih berumur 9
tahun dan bagaiman juga dengan keluarga tanpa dirinya, jadi harus
kembali karena Banyak yang harus dilakukan, seperti harus
menghapus video pornonya. Si petugas pun meminta
Young Soo mengikutinya.
“Tunggu... Biarkan aku pergi.... Aku meminjam uang tanpa sepengetahuan istriku dan Aku bukan ayah yang baik, selain itu Aku berjanji pada istriku
untuk berlibur, saat
ulang tahun pernikahan kami
berikutnya. Jadi Aku harus
memenuhi janjiku karena
sebelumnya aku tidak pernah
menepatinya. Aku tidak
bisa pergi.” Jelas Young Soo, Petugas ingin menarik
Young Soo untuk tak bicara di kereta. Gi Tak tiba-tiba ikut berteriak
“Aku tidak bisa tinggal diam... ketika melihat ketidakadilan ini. Aku tidak pantas memakan makanan yang sudah disiapkan anakku, Kalau aku diam saja.”kata Gi Tak sudah dengan gaya kuda-kudanya.
Tangan langsung memukul bagian wajah dan perut, tapi
petugas hanya diam tanpa merasakan apapun. Gi Tak binggung dan kembali
memukulnya, tapi tetap saja tak ada perubahan. Petugas pun akhirnya meminta
bantuan untuk datang ke gerbong 14 karena ada yang membuat keonaran.
Gi Tak tak terima dibilang membuat onar dan kembali
mengeluarkan jurusnya, beberapa saat kemudian petugas lain datang. Gi Tak
langsung mengajak Young Soo untuk kabur ke gerbong belakang. Kejar-kejaran pun
terjadi, keduanya berusaha dengan berlari cepat. Saat digerbong bagian
belakang, melihat sekeliling mereka itu awan.
Young Soo sudah siap melompat, Gi Tak menahannya, Young
Soo mengatakan pasrah kalau memang mati melompat dari kereta itu, lalu membuang
karcisnya dan melompat. Gi Tak pun akhirnya tak peduli surga atau neraka ikut
lompat dan berpikir ta mungkin bisa mati kedua kalinya. Keduanya berteriak
menembus awan kalau akan kembali ke dunia.
Seorang pria mengangkat telpnya, ada wajah Ma Ya bertanya
“Apakah Anda sampai dengan selamat?” si pria terlihat mengenalnya dan binggung suaranya itu
berubah dan bertanya siapa dirinya. Mata seorang wanita melotot melihat jarinya
yang diberi cat warna.
Pria bernama Lee Hae Joon, memegang wajahnya di kaca.
Wanita bernama Han Hong Nan pun kaget melihat dirinya. Keduanya berdiri tanpa
mengunakan sehelai pakaian pun dengan wajah melonggo.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
EP,2 nya dong tetap semangat...
BalasHapusUdah liat video tapi msih ttp baca sinopsis hihi
BalasHapusIni cerita ngajari ngehargai hidup kyk drama 49days
Salam kenal kk"
Fighting😊
BalasHapus