Hye Rim menemui TuanKim dalam rumahnya, Tuan Kim
menanyakan apakah Hye Rim suda mengetahui tentang penelitian yang dibahas sebelumnya. Hye Rimmenceritakan sudah tahu
apa yang sedang dilakukan Soo Hyun padanya.
“Dia bilang itu berhubungan dengan
tipe ideal
seseorang dan sebagainya...” kata Hye Rim yakin
“Aku rasa bukan itu. Tidak mungkin seorang psikolog kewanitaan terkenal di dunia akan melakukan penelitian seperti
itu. Tapi dia bilang, saat ini sedang melakukan tes awal. Dia tidak mengatakan banyak
padaku, jadi aku
tidak tahu apa-apa tentangnya. .” Kata Tuan Kim
“Kenapa Anda tidak menanyakannya
langsung? Dia
bahkan menerima uang Anda.” Saran Hye Rim
“Apa kau tidak tahu sifatnya? Jika aku mengganggunya sedikit, dia akan menjual lisensinya pada
orang lain.” Ucap Tuan Kim
“Benar juga... Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya Hye Rim.
Hye Rim berjalan perlahan ke lantai dua, melihat belum
ada yang datang, lalu mencoba masuk keruang konseling ternyata dikunci lalu
pindah ke ruang Soo Hyun pintunya pun terkunci.
Teringat kembali dengan permintaan Tuan Kim “Cobalah cari tahu
lebih banyak tentang penelitiannya saat ini. Jika kau melakukannya, aku akan memberikan
uangnya padamu sekaligus.”
Hye Rim pergi ke meja Seung Chan melihat folder dilayar [Burung
Bubut] ketika akan mengkliknya, Seung Chan datang dengan wajah
panik dan langsung memegang mousenya. Hye Rim dengan gugup mengatakan kalau
menemukan nama folder aneh dalam komputer Seung Chan.
Seung Chan tersenyum mengaku folder itu berisi video
porno, Hye Rim mengaku suka menontonya dan mengajaknya untuk menonton bersama
dan mengambil kembali mousenya. Seung Chan menghalanginya dengan mengaku
kualitas videonya tidak bagus jadi nanti akan memberikan dengan gambar video
yang lebih bagus. Hye Rim mengerti dan keluar dari ruang receptionist.
“Tapi, sepertinya kau berusaha
mati-matian untuk
mencegahku melihat folder itu.” Ungkap Hye Rim curiga,
Seung Chan hanya bisa tersenyum. Hye Rim pun kembali ke lantai satu.
Seung Chan menghembuskan nafasnya, melihat isi folder
berjudul [Proyek Madame Antoine Rancangan Studi Pendahuluan] dan sifatnya sangat rahasia.
Soo Hyun memutar bangkunya, berteriak heran. Seung Chan
bertanya apakah mereka perlu melanjutkan penelitian seperti ini karena merasa
tidak enak. Soo Hyun mengingatkan Seung Chan sangat menginginkan sebuah motor.
“Kita menipu Hye Rim Noona! Apa aku benar-benar tidak bisa
berhenti?” ungkap Seung Chan
“Kalau begitu, gantikan semua uang yang ku pakai untuk penelitian ini. Kontrak Pasal 7: Ketika seorang
subjek berhenti
di tengah penelitian, maka mereka
akan mengganti 50 persen dari uang
yang dipakai untuk penelitian. Dan Itu
lebih dari 20 juta won.” Jelas Soo Hyun, Seung Chan
hanya bisa menghembuskan nafasnya.
“Oh iya Kemarin aku bersenang-senang dengan Hye Rim Noona.” Cerita Seung Chan. Soo Hyun bertanya apa yang
dilakukanya, Seung Chan menjawab dengan menjulurkan lidahnya. Soo Hyun
mendengus kesal melihatnya.
Hye Rim melihat Soo Hyun datang ke cafenya berpikir
menginginkan secangkir kopi, Soo Hyun dengan mata serius bertanya apa yang
dilakukanya dengan Seung Chan. Hye Rim terlihat binggung ingin menjelaskan.
Seorang pria tiba-tiba masuk ke dalam cafe, Hye Rim kaget melihat pria yang
datang ketika akan menyapanya. Keduanya saling menatap.
“Kapan kau kembali ke Korea? Ah...Tidak... maksudku bagaimana kau tahu tentang tempat ini?” ucap Hye Rim
“Aku mendengarnya dari Do Kyung.” Ucap si pria, mantan suami Hye Rim
“Jadi Kau bertemu dengan Do Kyung? Kenapa?” kata Hye Rim dengan nada tinggi
“Ada yang ingin kubicarakan
denganmu mengenai
Do Kyung.” Kata si pria, Soo Hyun pun hanya bisa
diam, Hye Rim langsung menyuruh pria itu keluar. Mantan Suaminya seperti ingin
berbicara di cafe saja, Hye Rim menegaskan mereka akan berbicara diluar dan akan
berganti baju lebih dulu. Soo Hyun menatap dengan wajah binggung, melihat sikap
Hye Rim berubah bertemu dengan pria yang akhirnya keluar dari cafe.
Hye Rim menunggu dengan gelisah di depan cafe, Yoo Rim
datang terburu-buru bertanya kenapa mantan suaminya yang brengsek itu datang
menemuinya. Hye Rim menceritakan mantan suaminya datang
karena Do Kyung, tapi merasa khawatir ketika
akan berbicara dengannya, berpikir Do
Kyung itu sedang sakit. Yoo Rim pikir pasti nanti diberitahu jadi lebih baik
mereka sekarang masuk saja.
Keduanya langsung duduk didepan ayah Do Kyung, Mantan
suami Hye Rim menyapa Hye Rim dan adik iparnya karena sudah lama tak bertemu.
Yoo Rim dengan ketus tidak ingin dipanggil adik ipar lagi jadi meminta cepat katakan tujuanya datang
“Kenapa kau datang? Apa yang terjadi dengan Do Kyung?” kata Yoo Rim
“Do Kyung... ingin belajar dengan
kami.” Ucap Ayah Do Kyung
“Kau bilang "Kami?"
Maksudmu, kau dan
wanita itu?” kata Hye Rim sinis
“Benar. Mereka menjadi dekat sejak makan bersama...” cerita Ayah Do Kyung langsung di sela oleh Hye Rim.
“Aku sudah bilang jangan pernah muncul di depan Do Kyung! Beraninya kau, dasar tukang selingkuh! Aku bilang jangan menemuinya!” teriak Hye Rim
“Walaupun begitu... bagaimana bisa aku melakukannya
saat aku tahu
kalau dia sekolah di Amerika?” ucap Ayah Do Kyung
Hye Rim menyindir Mantan suaminya merasa peduli tapi
malah meninggalkanya ketika Do Kyung masih kecil, menurutnya tidak
ada gunanya dan akan
memastikannya pada Do Kyung dengan menelp anaknya.
Ayah Do Kyung memberikan surat yang diminta Do Kyung memberikan pada ibunya.
Hye Rim pun membaca surat dari anaknya.
“Ibu. Aku yakin Ayah
sudah mengatakan semuanya saat kau membaca ini. Aku tahu kau pasti sangat kaget tapi aku ingin
tinggal dengan Ayah sampai aku lulus SMA. Ayah dan bibi itu sangat baik padaku dan aku benar-benar sangat menyukaimu tapi aku rasa kita tidak jujur satu sama lain.”
Yoo Rim yang membaca kalimat "Tidak
jujur satu sama lain?" menurutnya Ayah Do
Kyung yang menyuruh untuk menuliskanya, Ayah Do Kyung menegaskan anaknya
sendiri yang menuliskan surat itu, menceritakan Yang mereka lakukan hanyalah mendukungnya dan tidak pernah memaksakan pendapat mereka. Yoo Rim ingin berbicara, tapi Hye Rim
mengangkat tangannya meminta adiknya untuk diam dan melanjutkan membaca surat
dari anaknya.
“Dan juga, aku
menyukai bibi yang ada di rumah Ayah. Aku tahu Ibu tidak menyukainya, tapi dia tidak
jahat padaku. Dia sangat baik padaku. Ini Cukup baik hingga
membuatku ingin tinggal dengannya.”
Hye Rim langsung berdiri dari tempat duduknya, mengaku
harus berpikir sendiri sebentar lalu keluar dari cafe. Yoo Rim dan ayah Do
Kyung pun membiarkan Hye Rim pergi sendirian. Hye Rim pergi ke sisi samping
cafe, mengingat kembali tulisan Do Kyung.
“Aku mengerti apa
yang Ibu rasakan. Aku tahu kenapa kau menyuruhku untuk tidak menemuinya.Tapi, Ibu... kadang kau membuatku merasa terbebani dengan mengatakan hal seperti itu.”
Hye Rim akhirnya jatuh berjongkok dan menangis
sesunggukan mengetahui anaknya akan tinggal dengan mantan suami dan
selingkuhanya yang selama ini dibencinya.
Soo Hyun menikmati secangkir kopi dimeja kasir, Yoo Rim
datang mencari kakaknya lalu bertanya apakah kakaknya datang ke cafe. Soo Hyun
bertanya apa sebenarya yang terjadi pada Hye Rim. Yoo Rim memalingkan wajahnya
seperti tak bisa membertahunya.
“Aku tahu seseorang dari luar
negeri datang
menemuinya. Dan
ketika melihat pria itu,
wajahnya menjadi
pucat dan dia pergi. Jadi,
apa yang terjadi setelah itu?” kata Soo Hyun
“Bagaimana ini... Aku tidak yakin
apa boleh member tahu
tentang kehidupan pribadi kakakku.” Ucap Yoo
Rim binggung
“Yoo Rim, aku seorang psikolog Dan juga seorang konsultan. Jika bukan aku, siapa lagi yang bias Kau beri tahu untuk mengatasinya?” kata Soo Hyun meyakinkan.
Hye Rim menatap sedih saat melihat foto anaknya di ponsel
dan kembali menangis, setelah itu mencoba menenangkan diri lalu menelp anaknya.
Do Kyung mengangkatnya, Hye Rim mencoba
tersenyum menanyakan apa yang sedang dilakukan anaknya.
Do Kyung tahu Ibunya sudah membaca suratmu. Hye Rim pikir anaknya tak perlu khawatir sampai harus
menuliskan surat padanya, karena bisa mengatakan langsung, menduga anaknya akan
menerima penolakan darinya. Do Kyung langsung meminta maaf pada ibunya.
“Tidak perlu minta maaf! Ini bukan berarti kita tidak akan
bertemu lagi. Ibu yang harusnya minta maaf. Aku mengatakan hal buruk tentang
wanita baik seperti
itu dan membuatmu merasa canggung, serta membuatmu
sulit. Aku ini Ibu yang jahat ‘kan?” kata Hye Rim dengan menahan tangisnya.
“Ibu. Kau tahu aku sangat mencintaimu, kan?” ucap Do Kyung
“Tentu saja. Karena itu aku melepaskanmu seperti ini.” ucap Hye Rim, Do Kyung berbicara pada ibunya harus
pergi sekolah sekarang. Hye Rim sadar di Amerika pagi dan meminta maaf karena sudah menahanya.
Do Kyung berjanji akan menelpnya kembali. Hye Rim menutupnya dan kembali
menangis lalu menghapus airmatanya mensugesti kalau itu memang hal
yang harus dilakukannya.
Do Kyung dengan bibir memerah mengakui memang ingin dicintai oleh
orang lain dan selalu khawatir dengan
popularitasnya akan jatuh, Soo Hyun mendengarnya sambil menopang dagunya. Do
Kyung merasa tak ada yang salah dengan sikapnya, karena semua
orang ingin dicintai. Soo Hyun terdiam mengingat
cerita Yoo Rim.
“Semua orang ingin
dicintai. Tapi, kakakku kehilangan dua orang yang sangat dia cintai... pertama, mantan
suaminya, dan sekarang putrinya dikarenakan orang yang sangat
dia benci. Aku yakin dia merasa sangat kacau sekarang.”
Soo Hyun mengetuk pintu rumah Hye Rim dilantai tiga, Hye
Rim masih saja menangis di ruang TV. Soo Hyun berteriak kalau sudah mengetahui
semuanya dari Yoo Rim.
“Aku akan membelikanmu makanan Italia kali ini. Jadi, ayo pergi! Pilih antara calzones, bistec a la fiorentina, ossobuco.” Kata Soo Hyun, Hye Rim tetap saja menangis tak ingin
keluar.
Soo Hyun ingin pergi, Hye Rim pun keluar dari rumah. Soo
Hyun sedikit kaget melihat Hye Rim keluar dengan mata bengkak dan basah. Hye
Rim bertanya apakah Soo Hyun bisa pergi bersamanya besok kesuatu tempat. Soo
Hyun bertanya kemana mereka akan pergi.
“Besok mantan suamiku pulang. Aku tidak ingin berbasa-basi ataupun mengantarnya tapi dia orang yang akan tinggal
dengan Do Kyung
mulai saat ini, jadi... Tapi
dia akan datang dengan istrinya Dan
akan terlihat sangat menyedihkan jika
aku datang sendirian.” Cerita Hye Rim dengan
menahan tangisnya.
“Aku akan pergi denganmu dan akan memakai pakaian bagus, jadi aku akan terlihat keren di
sampingmu.” Kata Soo Hyun
“Aku terlihat sangat buruk, kan? Yang bisa kupikirkan hanyalah
bagaimana penampilanku,
bahkan di saat seperti ini...” ucap Hye Rim, Soo Hyun
mengelengkan kepala dan bergumam dalam hati “Ini bukan karena aku mau. Tapi Ini demi penelitian. Karena aku harus membuatnya jatuh cinta padaku.”
Keduanya masuk ke dalam bandara bersama-sama, Hye Rim
meminta maaf memutuskan untuk menemui mantan suaminya sendiri saja. Soo Hyun
terlihat kaget mendengarnya,karena mereka sudah sampai dibandara.
“Aku merasa menjadi sangat
pengecut bahkan
tidak dapat mengatasi masalah
seperti ini sendiri. Aku
minta maaf karena sudah membuatmu
jauh-jauh datang ke sini.” Kata Hye Rim
“Kalau begitu, aku akan menjaga
jarak.” Ucap Soo Hyun
Hye Rim menolaknya tapi Soo Hyun tetap akan menemaninya
karena melihat keadaan tak baik-baik saja, karena bisa melihat rasa Dendam,
cemburu, marah, terlihat
di wajahnya, menurutnya Hye Rim akan
menjadi sangat kacau jika
semuanya lepas, jadi setidaknya harus
tetap memperhatikan
dari jauh. Hye Rim pun tak bisa menolaknya dengan
Soo Hyun berjalan dibelakangnya.
Hye Rim berjalan kesebuah cafe, melihat mantan suaminya
sudah menunggu sendirian. Soo Hyun hanya berdiri didepan cafe, saat Hye Rim
mendekati suaminya. Ayah Do Kyung mengucapkan terimakasih karena Hye Rim sudah
mengizinkan untuk tinggal denganya. Hye Rim menegaskan alasan datang bukan
karena masih menyukainya.
“Tapi, karena kau yang akan merawat Do Kyung mulai sekarang jadi kupikir ada baiknya aku bicara denganmu terakhir kali
ini.” tegas Hye Rim, Ayah Do Kyung mengerti lalu melihat
kearah wanita yang duduk dibelakangnya.
“ Apa itu istrimu?” ucap Hye Rim melirik wanita yang duduk sendirian,
Mantan suaminya membenarkan. Si wanita pun membungkuk memberikan hormat.
Hye Rim ingin mendekat, Ayah Do Kyung menahanya tak ingin
Hye Rim melakukan hal yang tak diingikanya. Hye Rim dengan sinis mengatakn tak
perlu khawatir karena tidak akan memukulnya. Soo Hyun melihat dari jauh seperti bersiap-siap takut
Hye Rim melakukan sesuatu yang tak dinginkan. Hye Rim menatap cukup lama, istri baru mantan
suaminya.
“Do Kyungku alergi pada udang. Tolong hati-hati ketika kau memasak untuknya. Dia belajar dengan keras, tapi dia juga senang bermain. Kau harus tegas padanya jika
diperlukan.” Ucap Hye Rim dengan menahan tangisnya
memikirkan lagi kebiasan anaknya, tapi akhirnya air matanya pun mengalir.
“Oh, iya. Bibirnya sering sekali pecah-pecah Tapi, dia benci memakai lip balm. Tolong pastikan dia memakainya setiap hari dan Aku sudah menulis yang lainnya di
sini jadi,
mungkin akan membantu jika
kau membacanya.” Kata Hye Rim memberikan
surat dari dalam saku jaketnya.
“Selain itu tolong
jaga Do Kyung dengan baik dan Tolong
cintai dia sebesar-besarnya. Aku
mohon padamu.” Kata Hye Rim dengan memegang tangan
istri baru ayah Do Kyung. Mantan suami dan juga Soo Hyun seperti ikut merasa
sedih dengan ucapan Hye Rim.
Hye Rim menuruni eskalator dan Soo Hyun mengikutinya dari
belakang, lalu berjalan ke area cafe. Hye Rim duduk sendirian menikmati
sandwich dengan gigitan yang lebar dan membuatnya pipinya penuh dengan makanan.
Soo Hyun hanya menatapnya dan membiarkan Hye Rim menikmati makanannya.
Setelah itu Hye Rim pergi ke restoran dengan memakan
habis semangkuk kwetiau rebus. Soo Hyun duduk dengan jarak cukup jauh, melihat
Hye Rim kembali mata seperti tak merasakan kenyang dengan makan dua sandwich. Hye
Rim kembali makan semangkuk bibimbap dengan lahap, akhirnya Soo Hyun duduk
didepanya.
Soo Hyun mengatakan setuju akan
mengabulkan permintaannya, Hye Rim terlihat
binggung. Soo Hyu menegaskan Jika itu bukan hal gila seperti memintanya 100
miliar won, maka ia akan mengabulkannya. Hye Rim hanya menatapnya dengan wajah heran
“Ini bukan kesempatan yang datang setiap hari, jadi...” kata Soo Hyun dan langsung dipotong oleh Hye Rim.
“Menarilah denganku. Seperti Maria dan Kapten Von
Trapp berdansa
di Sound of Music, jadi Menarilah
denganku. Atau...
tunjukkan aku Roma, seperti
Audrey Hepburn di Roman Holiday, atau melamarku di depan banyak orang seperti di Love Actually.” Ucap Hye Rim
“Kenapa tidak kau suruh saja aku untuk bermain sirkus denganmu?” keluh Soo Hyun mengejek
Hye Rim mengaku hanya bercanda karena Film-film
yang ditontonya adalah sumber hiburan terbesarnya, lalu mengucapkan terimakasih karena sudah bersamanya
jadi membuatnya tidak
terlalu kesepian hari ini, lalu mengulurkan tanganya
tapi Soo Hyun tak menyambutnya. Hye Rim mengatakan akan
makan, minum dan bermain sebentar
lagi di tempat itu dan kembali mengucapkan terimakasih, lalu
pergi meninggalkan restoran. Soo Hyun terdiam seperti merasakan kesedihan dari
Hye Rim.
Hye Rim menonton film dengan adegan lamaran seorang pria
pada pacarnya, dan wanita dengan bahagianya menerima lamaran itu didepan
orang-orang. Mulut Hye Rim sampai melonggo, membayangkan dirinya bisa dilamar
seperti itu, lalu keduanya saling berciuman. Hye Rim menutup mulutnya
membayangkan kalau bisa merasakan seperti wanita dalam film.
Akhirnya ia menghentikan filmnya dan memilih untuk pergi
ke lantai bawah membuat secangkir kopi. Ketika akan kembali melihat ada buku
diary Soo Hyun yang diberikan note, memintanya agar keluar sebentar.
Hye Rim keluar melihat Soo Hyun sudah menunggu ditaman
lalu bertanya ada apa. Soo Hyun bertanya
balik apakah kita benar-benar harus melakukan seperti yang ada di film. Hye Rim sadar dengan ucapanya tadi siang menurutnya Soo
Hyun tak perlu memikirkanya.
Soo Hyun langsung mengajak Hye Rim ke taman lainya, Hye
Rim melihat Soo Hyun sudah menaruh proyektor dan juga kursi untuk mereka duduk
serta lampu sedikit redup yang membuat suasana jadi terkesan romantis. Hye Rim
tersenyum sumringah melihatnya, Soo Hyun mengajak Hye Rim untuk duduk.
Keduanya duduk bersama menonton film Prancis, Hye Rim
benar-benar terlihat bahagia, sementara Soo Hyun seperti tak suka tapi demi
penelitianya akan melakukan segala cara untuk membuat Hye Rim jatuh cinta.
“Do Kyung.... Apa kau sudah bertemu dengan Ayah dan bibi itu? Ibu sekarang juga sudah merasa sedikit lebih baik. Dan, Ibu juga belum
terlalu yakin, tapi... sepertinya aku bertemu dengan orang yang baik.” Gumam Hye Rim menatap Soo Hyun yang tersenyum menonton
film bersamanya.
“Dan lebih dari itu,
akhir-akhir ini aku merasa bahagia. Karena, para pria di sekitarku memperlakukanku dengan sangat baik! Sepertinya mereka
semua menyukaiku! Bagaimana, ya... dulu aku memang gadis yang populer. Banyak pria yang mengejarku.”
Hye Rim pergi main ice skating dengan Ji Ho dan Seung
Chan dengan berpegangan tangan melewati lorong dan ketika Hye Rim terjatuh
keduanya berusaha untuk membantunya. Setelah itu Hye Rim menaiki kursi yang
bisa membuatnya berkeliling tempat ice skating, tawa bahagianya sangat terasa.
Selesai bermain, mereka menikmati toppoki. Hye Ri
menyuapi Ji Ho untuk makan toppoki, Seung Chan tak mau kalah dan ingin makan
juga, Hye Rim menyuapi Seung Chan juga, Ji Ho melirik sinis pada Seung Chan. Hye
Rim tersenyum walaupun rasa toppokinya sangat pedas.
Soo Hyun keluar dari ruanganya melihat Seung Chan dan Ji
Ho baru datang, dengan senyuman dipaksa bertanya apakah mereka bersenang-senang. Seung Chan meminta maaf karena datang terlambat dan
melihat orang yang memiliki jadi belum datang, lalu kembali ke meja reptionist
dan Ji Ho masuk ke dalam ruangan. Soo Hyun memanggil Hye Rim sebelum turun
kelantai bawah.
“Tolong bersihkan lantai di sini.” Perintah Soo Hyun, Seung Chan tak terima dan memilih
untuk melakukanya saja.
“Seung Chan, Kau bantu Profesor Bae merapikan dokumen-dokumennya. Aku pikir kau adalah seorang
konselor. Tapi ini
yang sebenarnya kau lakukan?” ucap Soo Hyun Sinis
“Benar. Aku adalah konselor, bukan pembantu.” Tegas Hye Rim membela diri
“Tapi kau tidak mengerjakan
apa-apa, setidaknya
pekerjaan ini yang bisa kau lakukan.” Kata Soo Hyun melotot lalu pergi ke dapur. Seung Chan
datang membawa kain pel dan ember, Hye Rim heran dengan kakak Seung Chan itu
suka berubah sikap dengan seketika, Seung Chan meminta agar mengerti dengan
sifat kakaknya. Hye Rim dengan penuh amarah akan mengepel lantai sampai pecah.
Seung Chan mendatangi kakaknya yang sedang membuat kopi,
merasa kakaknya itu terlihat santai dan menduga memiliki rencana yang lain. Soo
Hyun bertanya apa maksudnya. Seung Chan yakin Soo Hyun tahu mereka baru saja
main ice skating dengan Hye Rim dan sangat menyenangkan, lalu bertanya apa yang
dilakukan Soo Hyun.
Soo Hyun mengeluarkan dua buah piring dan meminta
menganggapnya sebagai dua buah titik pemancingan. Dengan menuangkan air menganggap mangku yang pertama
benar-benar alami dan belum pernah disentuh, dan mangkuk kedua adalah yang dipastikan akan bisa menangkap satu ekor ikan dari tiga kali percobaan.
“Mana yang menurutmu lebih menarik banyak orang?”tanya Soo Hyun, Seung Chan heran dengan tingkah kakaknya
lalu memilih mangkuk pertama, Soo Hyun menanyakan alasanya.
“Tidak menyenangkan kalau kau mendapatkannya dengan sekali
saja. Yang ini
lebih menegangkan.” Jelas Seung Chan
“Nah itulah, Ini dia namanya Thrill Atau dengan istilah yang lebih
sulit, "sporadis". Orang-orang tidak suka diberikan
sesuatu yang
sudah dapat diprediksi. Mereka
akan lebih menyukai jika hal itu terlihat tidak mungkin, atau ada unsur
ketidakpastian.” Jelas Soo Hyun, Seung Chan
masih tak mengerti lalu terdiam sejenak seperti sudah menangkap maksud
kakaknya.
“Itulah alasannya kenapa laki-laki yang tidak baik sangat populer. Sulit untuk memprediksi sikap
mereka.” Tegas Soo Hyun
Seung Chan tertawa karena Soo Hyun sedang berakting
sebagai pria yang tidak baik. Soo Hyun memberikan satu tips lagi, jika setiap
hari memberikan seorang
wanita permen maka ia akan menjadi
orang yang seharusnya melakukan
itu setiap hari.
“Dengan kata lain, seperti mesin penjual permen. Tapi jika kau memberikan ketika
wanita itu saat keadaan sulit
setiap hari,
lalu memberi mereka permen, maka wanita
itu akan sangat tersentuh. Dalam pikiran pasti berkata "Ah,
orang ini akhirnya memberiku permen!" Lonceng akan berdentang di kepala
mereka, dan
mereka akan berenang di antara kelopak bunga Dunia akan terlihat lebih
berbunga, dan
kemudian... Permainan
selesai.” Jelas Soo Hyun panjang lebar.
Seung Chan tak percaya kakaknya bisa berpikiran seperti
itu, Soo Hyun menyuruh adiknya untuk membuat janji dirumah sakit senin dpan
karena akan
melakukan tes pada Go
Hye Rim lalu berjalan pergi, Seung Chan bertanya apakah Soo Hyun sudah akan
mengecek hasilnya. Soo Hyun mengatakan hasil
itu akan menjadi diagnosis pertengahan pertama. Seung Chan melihat kakakny seperti sangat percaya diri
padahal belum memberinya permen. Soo Hyun hanya tersenyum licik dan kembali masuk ke
dalam ruanganya.
Hye Rim terlihat memasang earphone di telingannya, Soo
Hyun menjelaskan Hye Rim akan melakukan FMRi yang digunakan untuk merekam aktivitas di dalam otak.
“Ketika kau berbaring, kau akan
melihat beberapa
gambar orang. Yang
harus kau lakukan
hanyalah melihatnya
dengan nyaman.” Jelas Soo Hyun
“Kau bilang, ini penelitian tentang
apa?” tanya Hye Rim
“Aku mempelajari hubungan antara
tipe ideal seseorang
dengan sistem kekebalannya.” Jelas Soo Hyun
“Apa ini satu-satunya penelitian
yang sedang
kau lakukan
sekarang?” tanya Hye Rim mencari tahu
“Ada lagi... Kami juga melakukan penelitian
yang hamper sama
dengan katak dan kecoa.” Ucap Soo Hyun ngawur.
Hye Rim kesal karena dianggap sama seperti katak dan kecoa. Soo Hyu menjelaskan Hye Rim selain melakuan fMRi akan melakukan GSR, untuk mengamati detak jantung serta dilatasi pupilnya, dan menyakinkan Tidak
akan ada sesuatu yang aneh jadi meminta untuk
menganggapnya seperti melakukan pemeriksaan kesehatan. Hye Rim ingin berbaring, tiba-tiba Soo Hyun menahanya.
Soo Hyun mendekat
seperti memeluknya mengaku kalau tali baju Hye Rim terlepas, Hye Rim melotot
kaget dan nampak panik, Seung Chan yang melihatnya hanya bisa menghela nafas
kesal, Soo Hyun dengan sengaja menaruh dagunya dibahu Hye Rim, lalu melepaskan tali
baju dan mengikatnya kembali.
Ji Ho heran melihat reaksi Seung Chan sangat kesal, Seung
Chan mengatakan Soo Hyun sedang memberikan permen pada Hye Rim, Ji Ho menatap
dengan binggung. Soo Hyun selesai mengikutinya dan sedikit menyentuh bagian
pinggang. Hye Rim benar-benar tak bisa mengatakan apapun, Soo Hyun menatapnya
sambil mengatakan semoga berhasil.
Diruang kontrol
Ji Ho mulai melihat bagian otak Hye Rim. Seung Chan
mengejek kakaknya itu bukan manusia, karena bisa mengoda Hye Rim saat memulai
pemeriksaan, Soo Hyun berteriak menyuruh adiknya diam. Seung Chan bertanya apa
yang akan dilihat dari tes yang dilakukanya pada Hye Rim.
“Apakah otaknya akan berbentuk
hati jika
melihat orang yang disukainya?” tanya Seung Chan
mengejek, Soo Hyun membenarkan, Seung Chan tak percaya
“Tidak akan benar-benar menjadi bentuk
hati, tapi itu
akan berwarna merah. Jika
dia melihat foto seseorang
yang dia sukai maka otaknya
akan segera merespons dan
menjadi merah.” Jelas Soo Hyun, Seung Chan bertanya
dimana tepatnya, apakah semua otaknya akan berwarna merah.
“Tidak... Ada bagian otak yang disebut dengan hipotalamus, Karena berfungsi mengendalikan
perilaku instingtif maka
disebut juga sebagai bagian otak untuk
rasa cinta dan kejujuran. Itu
juga menghasilkan hormon dopamine di
saat orang sedang jatuh cinta.” Jelas Soo Hyun, Seung
Chan bisa mengerti mereka akan menunjukkan foto mereka bertiga pada Hye Rim
“Aktivitas di bagian otak tersebut
akan meningkat,
dan menjadi merah. Orang
yang membuat otaknya menjadi paling merah,
adalah orang yang paling dia sukai..” Jelas Soo
Hyun penuh keyakinan
Ji Ho menunjuk satu gambar otak yang dimaksud hipotalamus, Seung Chan tersenyum seperti baru pertama kali
melihatnya. Soo Hyun pun meminta Ji Ho untuk memperlihatkan foto-foto pada Hye
Rim, Seung Chan melihat foto yang pertama Benedict
Cumberbatch, menurutnya Soo Hyun tak bisa melakukanya
karena mereka tak akan mungkin bisa
menang.
Soo Hyun menjelaskan sengaja meletakkan
untuk perbandingan, karen pria itu adalah
aktor yang disukai Hye Rim. Didalam ruangan Hye
Rim tersenyum melihat foto idolanya, Seung Chan terperangah melihat warna merah
yang timbul, Soo Hyun yakin Seung Cha bisa melihat perubahan warna didalam otak
Hye Rim, lalu meminta Ji Ho memulai dengan memperlihatkan foto mereka bertiga. Ketiga
terlihat sangat penasaran dengan hasilnya.
“Tunjukkan hatimu, Go Hye Rim. Siapakah yang paling kau sukai?” gumam Soo Hyun dengan wajah yakin akan menang.
bersambung ke episode 4
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Min, penasaran masa pas liat mantan suaminya hyerim.. itu siapa ya min namanya? sama yang main drama apa? mukanya kok ga asing soalnyaa.. hihi
BalasHapusGimana ya. .kalau warna otak hye rim "merah" meliat foto mereka "bertiga". . Hahaha (mungkin gak ya)
BalasHapusDitunggu eps 4 mbak dee
BalasHapus