Do Young terlihat kucel mengeluh selama 3 hari hanya makan roti dan kimbap, Jin Woo pikir seharusnya Do Young bersyukur masih bisa makan karena sebenarnya selama pengintaian tidak ada waktu untuk ke kamar mandi. Do Young bertanya apakah telah mengintai ditempat-tempat lainnya.
Jin Woo mengeluh karena Do Young itu terlalu penasaran, Do Young menjelaskan dirinya itu bisa mati karena bosan apabila tidak saling mengobrol. Jin Woo pun memberikan satu kesempatan untuk bertanya. Do Young minta dua pertanyaan setelah itu akan diam saja. Jin Woo pun akhirnya setuju walaupun dengan wajah cemberut.
“Kau tau kunci koin casino itu yang kau bilang penting bagimu? Mengapa itu penting bagimu?” tanya Do Young
“Aku mendapatkannya dari kekasihku yang meninggal dalam kecelakaan.” jelas Jin Woo, Do Young langsung meminta maaf.
Jin Woo heran untuk apa Do Young meminta maaf padanya, karena pacarnya itu t mati bukan karena rekan kerjanya itu. Do Young menegaskan bukan itu maksudnya, Jin Woo meminta Do Young segera memberikan pertanyaan yang keduanya, agar cepat selesai.
“Ingat kau pernah bilang bahwa kau menyukai diriku? Apa yang suka dariku?” tanya Do Young
“Sifatmu yang suka marah-marah.”kata Jin Woo yang terdengar asal, Do Young meminta Jin Woo untuk tak bercanda menjawab pertanyaannya.
“Aku tidak bercanda. Kupikir kau hanya tahu bagaimana mengerjakan laporan. Tapi ternyata kau memiliki sifat pemarah dan dapat menghadapiku. Kau punya semangat. Aku suka itu..” jelas Jin Woo
“Dengan kata lain, kau bilang aku mempunyai kepribadian yang buruk.” pikir Do Young
“Kau dapat menyimpulkan secara negatif bila itu yang kau mau.” komentar Jin Woo, Do Young hanya bisa menahan kesal dengan sikap Jin Woo.
Dal Hwan sedang melatih anak buahnya di sebuah tempat billiard, saat itu Jae Duk dan Se Won datang mengomel pada Dal Hwan yang mengejai anak-anak itu. Dal Hwan membela diri sengaja datang untuk mengambil alih masalah.
“Ahh sudahlah.. Jadi, siapa yang melihat Se Young?” tanya Jae Duk langsung pada anak-anak yang dibawa Dal Hwan
“Aku melihatnya, bermain di warnet sekitaran Incheon.” kata seorang pria tambun.
Se Won memperlihatkan foto Se Young pada anak-anak untuk meyakinkan, apakah pelajar wanita itu yang dilihatnya. Anak mudah itu membenarkan dan memberitahu Se Young adalah pecandu game dan hidup di warnet. Se Won bertanya dimana biasa Se Young bermain games.
Young Jin memerintahkan Jin Woo Pergilah ke tempat perusahaan game dan periksa catatan login mereka Jika Se Young seorang pecandu game, maka akan pergi ke suatu tempat untuk login.
Do young sampai ditempat games bertemu dengan seseorang saat itu tak sengaja melihat Seung Ho yang ternyata kerja ditempat itu juga, wajahnya gugup saat melihat dua detektif itu.
“Kau mengingatku, kan?” sapa Do Young, Seung Ho pun terlihat santai mengatakan masih mengingatnya. Do Young bertanya apakah Seung Ho berkerja ditempat itu. Seung Ho menjawab dirinya yang bertanggung jawab disini.
Di ruangan lain
“Tidak ada catatan login Se Young setelah hari itu. Seseorang yang berbicara dengan dia hari itu adalah siswa SMA.” jelas Seung Ho melihat dari catatan di laptop, Jin Woo melihat kertas-kertas gambar yang ada dimeja.
“Jadi, jika orang tersebut login untuk bermain, kita akan tau dimana dia?” tanya Do Young, Seung Ho pun membenarkan dan bertanya alasan Do Young melakukan itu. Do Young memberitahu mereka sedang mencari anak yang hilang.
Jin Woo yang sedari tahu melihat gambar berkomentar gambar itu pasti game yang sering dibuat. Seung Ho membenarkan gambar itu adalah permainan tentang memerankan seseorang. Jin Woo berkomentar Permainan yang dibuat cukup menakutkan.
Di kantor polisi
“Tidak ada catatan dari login dari Lee Se Young setelah dia menghilang. Dan seseorang yang berbicara dan bermain dengan dia, Profilnya mengatakan dia adalah siswa SMA.” jelas Do Young yang membaca catatan dari perusahan games.
“Aku yakin ID nya diperoleh untuk menutupi identitasnya.” pikir Se Won
“Benar sekali... Pria ini masih terhubung dan sedang bermain. Jika seperti itu, kita dapat melacak IP nya dan menangkapnya” jelas Jae Duk
“Kami melacak darimana IPnya terhubung, Itu adalah warnet di Uijeong-bu.” kata Jin Woo
“Dapatkan perusahaan game tersebut dan Minta mereka untuk menghubungi kita ketika ID nya sedang online. Selain Mulai hari ini, awasi warnet di Uijeong-bu. Pembunuhannya sudah berlalu 15 hari dan Kita hanya memiliki dua hari tersisa.” ungkap Young Ji yang ingin cepat menyelesaikan kasus itu.
Saat Jin Woo yang sedang mengintai, baru membeli makan melihat seorang pria yang bertingkah kasar pada wanita. Semua yang ada disana hanya melihat tanpa memisahkanya. Do Young yang ada dimobil mendapatkan kabar kalau seseorang sudah login ID.
Jin Woo malah mencoba mendatangi si pria, Do Young menahan Jin Woo untuk lebih mementingkan pekerjaan mereka. Jin Woo tak peduli karena si pria telah melakukan penyerangan secara fisik dan ada rangkaian pembunuhan disana. Do Young akhirnya memilih untuk berlari mencari si pelaku. Sampai di warnet, ia melihat seorang pria yang mencurigakan bahkan langsung kabur saat melihatnya.
Pria itu terjebak karena dilantai bawah sudah ada Jin Woo yang menghadangnya, Do Young berusaha melumpuhkan sampai sempat terbanting tapi dengan kemampuan berkelahinya berhasil memelintir dan memborgolnya. Ketika selesai Jin Woo menanyakan keadan Do Young
“Apakah kau tidak tau apa yang benar-benar penting? Kau melepaskan tersangka pembunuh berantai untuk menangkap berandalan? Apa yang akan kau lakukan jika kita kehilangannya karena kau mengacaukannya?”teriak Do Young kesal
“Jadi menurutmu, Tak masalah bagi polisi yang berada dijalan ketika seorang perempuan diserang?” kata Jin Woo
“Kau tak boleh melakukna itu, Karena kita boleh kehilangan pembunuh berantai itu dan anak-anak mungkin terbunuh lagi.” tegas Do Young
“Okay, anggap saja kalau aku membuat keputusan yang salah.” komentar Jin Woo yang tak ingin panjang lebar.
Do Young dan Jin Woo melakukan interogasi dengan si pria,
“jam 8 malam pada 8 Juni, kau berbicara dengan Lee Se Young. benarkan?” tanya Do Young
“Tidak...Aku membeli ID itu karena harganya hanya 10,000. Apakah sebuah kejahatan untuk membeli ID game sekarang ini?” tanya si pria itu binggung
Se Won datang ke ruang kontrol, Young Jin bertanya apakah alibi si pria sudah diperiksa, Se Won mberitahu pada saat itu si pria ada di penjara Yeongdeung-Po dan tidak punya catatan kejahatan seksual sebelumnya, hanya penjahat kronis biasa. Young Jin pun menyuruh untuk melepaskan pria yang tak bersalah itu.
Dong il sedang asik makan disebuah tempat, terlihat Myung Hoo yang terikat dengan wajah babak belur meminta ampun serta membiarkan dirinya untuk tetap hidup. Dong il melirik sinis.
“Demi anakku yang mati dengan penuh rasa sakit, aku tidak akan segampang itu membunuhmu.” kata Dong Il, Myung Ho kembali menangisi nasibnya.
“Cleaning service itu membutuhkanku untuk menjamin para penyewa. Jadi Bisakah kau tanda tangan disini?” ucap Dong il pada pria yang makan bersama dengannya. Myung Ho terus saja merengek meminta dibiarka untuk tetap hidup.
Di sebuah ruang pendingin
Seorang gadis muda terikat, memohon supaya dibiarkan tetap hidup. Seung Ho malah tersenyum melihatnya, memberitahu kalau Hari ini, permainan ini akan lebih menarik, karena ia akan membuat polisi untuk datang menyelamatkannya.
Di kantor polisi
Istri Jae Duk sengaja datang membawakan makanan untuk semua anggota tim Semua anggota mulai memakan dengan rasa senang, ponsel Young Jin berdering lalu dengan wajah panik memberithu anggota timnya, kalau ia menerima foto Se Young. Semua pun langsung berkumpul melihat pesan yang dikirimkan oleh pelaku.
“Jika kau ingin menyelamatkan Se Young, login kedalam game ini. Kau bermain sendiri.Jika kau melibatkan polisi, maka permainan ini akan berakhir.Untuk mengalahkanku, kau harus menemukan dan menyelamatkannya sesuai batas waktu. Kau seharusnya sudah tau.Jika kau tidak ikut dalam game ini, maka anak itu akan mati.”
“Lokasi permainan ini disekitar menara yang aku smskan. Jika kau menelpon atau sms aku mencoba menunda semuanya dan permainan ini akan berakhir saat itu juga. Permainan dimulai... semoga berhasil.”
Semua pun bergerak karena mereka hanya memiliki waktu kurang dari satu jam, Young Jin meminta bantuan Joon Ho untuk mencari tahu lokasi menara, Joon Ho pikir lebih baik meminta bantuan ada Tim 1,
“dengan begitu, Se Young akan mati. Menyelamatkan wanita itu adalah tujuan utama kita Dan perhatikan jika ada ruang pending disekitar sini. Dalam gambar, ada kabut disekitar mulutnya. Aku yakin itu adalah hembusan nafas dan Se Young mungkin saja terkunci dalam ruang yang dingin!” jelas Young Jin ditelp.
Waktu tinggal 23 menit lagi, tubuh Se Young mulai membiru karena kedinginan, sementara Seung Ho yang mengunakan jaket penghangat malah dengan santai berlatih tinju.
Kepala Yum datang ke ruangan melihat pesan yang diterima Young Jin dari si penjahat lalu menyuru untuk mengirim bantuan ke lokasi. Joon Ho menolak karena Se Young akan mati. Kepala Yum rasa denga mereka menjalani semua rencana pun, Se Young juga pasti akan mati.
“Kirim bantuan sekarang, jadi kami dapat menangkap pembunuhnya!” tegas Kepala Yum
“Jangan bergerak! Orang yang bertanggung jawab disini adalah aku. Tanpa perintahku, jangan mengerahkan siapapun.” balas Joon Ho tetap pada pendiriannya.
Kepala Yum tak menyangka sekrang Joon Ho tak akan menangkapnya, Joon Ho memberitahu akan menangkap setelah menyelamatkan wanita ini. Kepala Yum tak yakin mereka bisa menyelamatkanya karena penjahat itu memang benar-benar gila. Joon Ho hanya mengucapkan permintaan maaf karena kali ini tak bisa mengikuti perintah ketuanya.
Hanya tinggal 15 menit, rambut dan wajah Se Young sudah membeku seperti es, Seung Ho pun pergi meninggalkan ruangan pendingin. Joon Ho pun menemukan ada 7 ruang pendingin disekitar situ, Jae Duk yakin mereka hanya bisa ke satu tempat saja.
Young Jin mengingat saat kejadian sebelumnya, semua kamera CCTV sengaja dihitamkan. Ia pun meminta petugas kemanan mengecek 7 tempat dan mana yang kamera CCTV tak berfungsi. Si petugas sempat meremehkan, tapi betapa kagetnya mereka ternyata ada dua CCTV yang tidak berfungsi.
Waktu mereka tinggal 5 menit dan Young Jin baru mengetahui tempat Se Young. Jin Woo dengan cepat menuju ke TKP, Jae Duk memeriksa denyut nadi Se Young sudah membeku ternyata masih hidup. Young Jin pun memerintahkan untuk menelp rumah sakit.
Ketika waktu mereka sudah habis, tab yang ada disana seperti bunyi jam weker, Young Jin melihat ada foto Tae Yoo yang terlihat ditutup dengan lakban.
Jin Woo pikir Pembunuhnya mungkin masih disini jadi akan tetap berjaga-jaga ditempat itu bersama Do Young. Young Jin dkk pun segara membawa Se Young ke rumah sakit dengan membungkus tubuh Se Young dengan jaket yang mereka miliki agar hangat.
Do Young dan Jin Woo berusaha mencari pelaku ke luar ruangan pendingin dan berpencar. Saat itu juga Do Young melihat seorang pria yang duduk didalam mobil, ketika akan mendekat, Seung Ho sengaja menyalakan lampu jauh yang menyilaukan.
Jin Woo yang berjalan ke arah depan melihat mobil yang akan menabrak Do Young, berlari dan langsung menyelamatnya. Keduanya sempat mengejarnya tapi kembali kehilangan pelakunya
Young Jin sudah ada dirumah sakit bersama, Jae Duk dan Se Won. Dokter yang memeriksa Se Young memberitahu pasien terkana peradangan nya sangat hebat dan mereha hanya bisa menunggu dan melihatnya. Young Jin langsung memakai jaketnya lalu pergi meningalkan rumah sakit.
Jae Duk dan Se Won binggung, Young Jin hanya berpesan supaya mereka menghubungi orang tua Se Young dan awasinya. Ternyata di datang ke kantor Tae Yoo, di lobby terlihat ada pemberitahuan terhadap pekerja cleaning service dan Dong il berada dibarisan, matanya melirik saat melihat Young Jin yang berlari masuk ke dalam gedung.
Young Jin merobos masuk ke dalam ruangan, dengan yakin mengatakan Tae Yoo itu pasti melihat wajah pelakunya dan memiliki kartu memorinya. Lalu berjanji tak akan melibatkanya jadi memohon supaya Tae Yoo memberikan memory card itu padanya
“Lihat ini, Kapten Choi Young Jin. Bukanlah polisi harus mengikuti aturan?” sindri Tae Yoo
“Aku bilang akan mencari jalan lain, jadi berikan kartu memori kotak hitamnya!” teriak Young Jin yang tak bisa menahan emosinya.
“Lalu...Dapatkah kau mengeluarkan anakku?” kata Tae Yoo memberikan penawaran, Young Jin langsung mencengkram baju Tae Yoo penuh amarah.
bersambung ke episode 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar