In Ho sedang berkerja, pesan dari In Ha masuk mengatakan
kalau uangnya sudah habis tapi tak digubrisnya. In Ha kembali mengirimkan pesan
“Nuna-mu ini bisa mati kelaparan,
kunyuk! Kau sebut dirimu itu adik!” jerit In Ha
dalam pesannya. In Ho memilih untuk kembali mengepel lantai saja.
Hong Sul mengambil air minum sambil memegang bukunya, In
Ho melihat sambil mengejek ada wanita yang belajar
sambil jalan, Hong Sul meliriknya. In Ho pikir tak
mungkin orang yang sambil minum itu belajar. Hong Sul tak memperdulikanya
memilih untuk kembali membaca bukunya.
“Inilah masalah di negara kita. Jika semua sepertimu. Korea takkan pernah jadi Amerika.” Ungkap In Ho tanpa menatap Hong Sul
“Kau bilang kita tak saling kenal.” Balas Hong Sul
“Memangnya kita kenal?” kata In Ho lalu menyuruh Hong Sul minggir karena ingin
mengepel lantai.
Hong Sul panik karena In Ho tiba-tiba mengepel lantai
tanpa memeresnya, seperti sengeja mengerjainya. Akhirnya buku Hong Sul pun
jatuh, In Ho binggung melihat buku Hong Sul akhirnya basah kena air pel,
mengaku tak sengaja. Hong Sul kesal memilih untuk pergi. In Ho pun mengejarnya.
Sang kakak tiba-tiba sudah ada didepan ruang kursus,
melihat adiknya yang berlari mengejar seorang wanita lalu membuka kacamata
hitamnya, bertanya-tanya ada apa dengan mereka berdua, matanya melirik seperti
memiliki rencana sesuatu.
Hong Sul membeli tissue ke minimarket sambil mengeringkan
bukunya, In Ha datang membawa roti dan juga minum berkomentar untuk mengkasihani
nasibnya. Hong Sul terlihat binggung bertanya siapa wanita yang ada
disambilnya. In Ha malah memberitahu
kalau gula darahnya sedang turun jadi menyuruh Hong Sul membayarnya. Hong Sul
melihat makanan yang dibeli In Ha tanpa sepengetahuanya.
In Ho mencari bantuan dengan cara menukar jasanya
menyemir sepatu dengan buku catatan bahasa inggris milik guru tersebut. Guru
itu pun memperingatkan In Ho untuk menyalinnya satu kali saja dan akan
mengawasinya. In Ho tersenyum bahagia, tapi sempat membuat kesalahan karena tak
membuka kliping buku dulu. Ponselnya berdering, Hong Sul menelpnya.
“Hei, rambut anjing... Kalau tahu yang sedang kulakukan untukmu, kau pasti kaget.” Ucap In Ho bangga
“Berhenti main-main.” Kata In Ha, Sang adik kaget mendengar suara kakaknya.
“Oh, adikku! Kau kaget karena bicaraku kasar?” ucap In Ho sambil merengek, Hong Sul hanya bisa
binggung karena harus berhubungan dengan dua orang yang selalu meminta
bayarannya.
In Ho mencoba menahan amarahnya, dengan berbisik
menanyakan keberadaan kakaknya. In Ha pikir adiknya sudah tahu kalau ia berada
didepan tempat kerjanya dan menyuruhnya datang untuk membawa yang diminta
segera, lalu mengancam akan terjadi pada pacar cantiknya apabila tak datang. In Ho menjerit kesal milih keluar
ruangan dengan membawa buku pinjamanya.
In Ha mengembalikan ponselnya, mengucapkan berkat Hong
Sul membuat adiknya segera datang. Hong Sul terlihat masih binggung memilih
untuk pamit pergi saja, In Ha menariknya kembali menyuruh HongSul duduk kembali
dan menopangkan dagunya.
“Aku penasaran apa hubunganmu dengan
adikku? Dia bukan
orang yang suka menghibur orang lain.” Komentar In Ha
“Baek In Ho dan aku hanya kenal saja, kami sekedar menyapa kalau
bertemu.” Jelas Hong Sul, terdengar teriakan panik dari In Ho
takut kakaknya melakukan sesuatu pada Hong Sul.
In Ha seperti sudah mendengar jeritan adiknya,
berkomentar adiknya cepat sekali datang padahal mereka hanya saling kenal. In
Ho sampai di depan minimarket bertanya apakah kakaknya memukulnya, In Ho
mengeluh sang adik itu sangat berisik. In Ho memberikan buku paket, menyuruh
Hong Sul mengopynya setelah itu mengembalikan pada guru Baek, setelah itu
menarik sang kakak untuk ikut denganya. Hong Sul binggung melihat keduanya adik
kakak tapi bertolak belakang.
In Ha menjerit ketakutan meminta adiknya untuk
melepaskanya, In Ho memarahi kakaknya sudah tak waras karena menganggu Hong
Sul. In Ha mengeluh kalau adiknya itu yang gila karena dalam keadaan seperti
itu tak boleh untuk berpacaran, In Ho menegaskan kalau wanita itu bukan
pacarnya.
“Aku tak tertarik, jadi sekarang Berikan saja uangnya.” Kata In Ha menadahkan tanganya.
“Apa Kau membuat ulah lagi?” tuduh In Ho
“Aku harus membayar tagihan teleponku dan Lagi pula bukan atas namaku.”kata In Ho, In Ho tak bisa menahan amarahnya ingin
memukul kakaknya. In Ho kelihatan ketakutan setelah melihat adiknya tak jadi
memukulnya.
“Kenapa? Kau mau memukulku? Pukul saja!!! Maka kau tak ada bedanya dengan bibi.” Ucap In Ha
Flash Back
In Ha kecil dengan mata melotot mengumpat si bibi gila
menantang untuk memukulnya saja. Sang bibi pun memukulnya karena In Ho berani
berbicara kasar padanya. In Ho menarik kakaknya dan masuk keruangan lain lalu
menguncinya, sang bibi berteriak kesal karena harus merawatnya.
“Apa kau gila? Kenapa selalu membuatnya marah
dan memukulmu?” jerit In Ho melihat kakaknya berulah
lagi. Bibinya dari luar terus menjerit memanggilnya sambil mengedor-gedor
pintu.
“Wanita itu bukan bibi kita, lebih b aik laporkan dia. Orang seperti dia harus
dipenjara.” Kata In Ha sambil melotot
“Lalu kita tinggal dimana? Orang tua kita tidak ada dan Kakek sudah meninggal. Kita akan jadi gelandangan.” Kata In Ho
“Aku tak bisa tinggal disini!” jerit In Ha lalu mengeluarkan kotak perhiasan dari laci
dan juga uang dari dalam dompet.
In Ho memperingatkan kakaknya kalau nanti bibi pasti
marah lagi, In Ha menegaskan tak punya pilihan lagi selain
lari dengannya, In Ho mengumpat kakaknya bodoh
karena harus pergi lewat pintu, lalu membuka jendela kamar untuk kabur.
Saat itu bibi mereka bisa masuk kedalam kamar, In Ho
sudah diluar sementara In Ha masih didalam ruangan menjerit meminta agar
adiknya menunggunya. In Ho memilih untuk pergi, In Ha menjerit karena adiknya
pergi sendirian saja. Bibi langsung menarik In Ha kembali dan berteriak
memanggil In Ho.
In Ho berlari tak sengaja bertemu dengan Tuan Yoo yang
sedang lewat, sang bibi menjerit karena In Ha mengigit tanganya. In Ha bisa
keluar melihat Tuan Yoo langsung memeluknya, memohon untuk membawanya lalu
membuka bajunya ada bekas luka pukul dari sang bibi yang sangat kejam.
In Ha tersenyum licik mengingat kejadian masa lalunya,
sambil memegang amplop ditanganya. Dengan wajah licik mengungkapkan, hanya
perlu terlihat menyedihkan maka adiknya terjebak dan akhirnya langsung
mendapatkan uang.
“Anak yang menyedihkan.... Dia masih merasa bersalah.” Ungkap In Ha lalu membuang amplop dan mengambil
uangnya.
Hong Sul membawakan segelas minum dan memberikan pada In
Ho yang terlihat frutasi didepan tempat kursus. In Ho menatap Hong Sul yang
memberikan minuman padanya. Hong Sul memberitahu sudah mengopy bukunya dan
mengembalikanya dan mengucapkan terimakasih. In Ho pikir itu bukan masalah
untuknya, Hong Sul pun memilih untuk masuk ke dalam ruang kursusnya. In Ho
sengaja sedikit menatap langit, mengungkapkan sekarang perasaanya jadi lega.
Hong Sul membantu restoran baru ibunya dengan menaruh kue
beras dalam piring. Seorang pelanggan datang berkomentar pada Tuan Hong yang cocok
mengunakan celemeknya. Tuan Hong
hanya bisa tersenyum menerima uang dari pelanggan, tapi setelah pelanggannya
pergi, ia langsung mengeluh dengan ejekan temannya lalu melepaskan celemeknya.
Ibu Hong Sul melihat suaminya keluar restoran berteriak
memanggilnya, sambil mengomel kalau mereka semua sedang sibuk. Hong Sul pikir
ayahnya ingin keluar sebentar saja. Ibu Hong Sul merasa suaminya itu egois dan
merasa malu karena menjaga kasir. Sang adik ipar pikir sudah tahu kakaknya itu
memang keras kepala, jadi nanti kalau sudah lebih baik setelah pulang kerumah. Ibu
Hong Sul berharap banget kalau suaminya itu memiliki separuh kebaikan adik
iparnya.
“Sul,
bisa kau hubungi Jun kalau ada waktu? Dia bilang akan ke Seoul saat
pembukaan.” Ucap ibu Hong Sul
“Kenapa tak fokus pada kuliahnya saja?”
pikir Hong Sul, Ibunya juga berpikiran yang sama.
Hong Sul tertidur diatas laptopnya dan terbangun ketika bunyi telpnya,
Yoo Jung menelp berpikir pacarnya itu sudah tertidur. Hong Sul dengan mata
tertutup menceritakan kalau Akhir pekan kemarin seharian membantu restoran. Yoo Jung yang sedang menyetir tahu pasti
Hong Sul kelelahan, jadi
lebih baik nontonya lain kali saja dan sudah menuju kerumahnya. Hong Sul tak enak hati memberitahu ada bar
di dekat rumahnya dan akan pergi kesana saja.
Yoon Seob berbaring dikamar Jong Yong lalu menelp dengan
memiringkan tubuhnya, tapi telp Jong Yong tak aktif. Jong Yong sedang ada di
bar meminta agar bibi membawakan soju lagi untuknya, Sang bibi mengeluh Jong
Yong tak mungkin lulus karena selalu saja mabuk, jadi menyuruhnya pulang saja.
Jong Yong yakin dengan minum satu botol lagi pasti akan lulus.
Yoo Jung masuk ke dalam bar, Jong Yong memanggil Yoo Jung
yang lewat didepanya. Yoo Jung terlihat binggung, Jong Yong memperkenalkan dirinya,
Yoo Jung seperti tak mengingatnya. Jong Yong pikir mereka sudah lama tak
bertemu lalu mengajaknya agar minum bersama. Yoo Jung pun akhirnya
mendekatinya.
Jong Yong memegang tangan Yoo Jung terlihat bahagia
karena mereka sudah lama tak bertemu, Yoo Jung melepaskan tangan Jong Yong lalu
duduk didepanya. Jong Yong ingat mereka bertemu setelah lulus sekolah, Yoo Jung
menanyakan penampilan Jong Yong yang berbeda. Jong Yong menceritakan sudah
memiliki pacar tapi keluarga tak merestuinya jadi diusir dari rumah.
“Jadi kau Pergi dari rumah, hanya demi pacarmu?”
kata Yoo Jung tak percaya
“Yahh.... Pokoknya begitu. Mau bagaimana
lagi? Dia
satu-satunya orang yang menerimaku apa
adanya dan tulus menyukaiku” ungkap Jong Yong, Yoo Jung meminta
agar Jong Yong cepat sadar dan segera pulang saja.
“Hei, kau tahu apa itu arti cinta? Temanmu semua tampan kan, aku tak mungkin berteman
dengan orang seperti mu...” ungkap Jong Yong, Yoo Jung melirik sinis
Jong Yong sadar ucapanya lalu berpura-pura kalau sudah
mulai mabuk, jadi meminta agar melupakan saja ucapanya. Yoo Jung mengaja Jong
Yong untuk pulang saja karena memang sudah mabuk, Jong Yong meminta agar Yoo
Jung mentraktirnya karena mereka baru bertemu kembali.
Hong Sul datang mendatangi Yoo Jung yang sudah duduk,
Jong Yong memanggil Hong Sul dengan panggilan “sayang” menanyakan alasanya
datang ke bar. Hong Sul menjelaskankalau Jong Yong itu tetangganya dan selalu
memanggil semua orang dengan panggilan “sayang”. Yoo Jung terlihat masuk
binggung. Hong Sul pun duduk disamping Yoo Jung bertanya keduanya yang sudah
duduk bersama.
Jong Yong terlihat binggung melihat keduanya yang
ternyata saling mengenal, Yoo Jung dan Hong Sul hanya bisa saling menatap
seperti binggung menjelaskanya. Jong Yong berteriak mengetahui keduanya itu
sedang berpacaran, Hong Sul hanya bisa tertunduk.
In Ho baru pulang setelah berkerja, melihat seseorang
yang mengambil batu penahan mobil terparkir dan menyembunyikan didalam jaketnya.
Ia merasa dunia itu makin aneh karena ada saja orang yang mencuri batu bata,
lalu teringat itu adalah jalan menuju rumah Hong Sul, akhirnya memilih untuk
tak peduli.
Yoon Seob keluar dari rumah terlihat kesal karena Jong
Yong tak mengangkat telpnya, dari arah belakang pria dengan jaket hitam langsung
memukulnya dengan batu. Yoon Seob langsung tak sadarkan diri, si pria terlihat
kesal karena Yoon Seob baru keluar padahal bukan yang nyewa kos dan mengambil
kunci dalam saku celananya.
In Ho berlari sambil mengeluh dan berpikir tak mungkin
terjadi sesuatu, tapi terdiam ketika melihat Yoon Seob tergeletak ditanah. Ia
mencoba menyadarkan Yoon Seob, seorang wanita yang ingin membuang sampah
menjerit ketakutan. In Ho menyuruhnya untuk menelp ambulance bukan menjerit dan
memberikan pertolongan dengan menahan agar darahnya tak banyak yang keluar.
Jong Yong dengan mata tertutup menopang wajahnya
menceritkan sudah diusir, Yoo Jung tak tahan lagi akhirnya mengajak temanya
untuk pulang saja, Hong Sul sampai didepan pintu kamar Jong Yong sementara Yong
Jung mengendong Jong Yong pulang kerumah.
Hong Sul terlihat binggung tapi ternyata pintu kamar Jong
Yong tak dikunci, sambil membuka alas tidur berkomentar Jong Yong tak
menguncinya. Yoo Jung pun membaringkan temanya, setelah itu mengambil kunci dari
saku celananya, setelah itu mengajak Hong Sul untuk pulang.
Ketika akan keluar Hong Sul tak sengaja tersandung, Yoo
Jung menahanya dan Hong Sul pun terlihat gugup karena tangan Yoo Jung memegang
pinggannya dan bertatapan sangat dekat.
“Aku harus bagaimana
saat seperti ini? Apa harus kuajak
masuk sebentar? Untuk minum Kopi Atau makan
Ramyun?” gumam Hong Sul tapi setelah itu merasa kalau itu aneh dan
menyuruh agar memikirkan yang lain.
“Aku juga suka seperti moment ini, tapi di lain waktu saja, yah”ungkap Yoo Jung lalu merapihkan poni Hong Sul
agar mimpi yang indah dan memberikan kunci milik Jong Yong agar mengembalikanya
esok. Hong Sul hanya bisa menutup wajahnya dengan malu setelah Yoo Jung pergi
dan menutup pintu kamar tetangganya.
Didepan rumah Hong Sul sudah ramai dengan mobil polisi
didepanya, seorang wanita menceritakan Jong Yong yang mengintipnya dari jendela ketika sedang mandi. Jong Yong menyangkal mengatakan tak
tertarik dengan wanita itu, wanita itu tetap saja mengumpat Jong Yong itu
mesum.
“Katakan, apa yang kau lakukan
pada jam 9 hingga
tengah malam.” Tanya polisi, Hong Sul baru datang binggung
melihat sudah banyak polisi
“Sayang, sayang! Pas sekali kau datang. Aku
minum dengannya, kita
minum bersama, kan?” ucap Jong Yong membela
diri. Hong Sul membenarkan.
“Selain itu, kami mendapat laporan pakaian dalam yang dicuri. Jadi, kami ingin memeriksa tempat
anda.” Kata polisi, Jong Yong mempersilahkan untuk memeriksa
kamarnya saja dan mengajak Hong Sul juga sebagai saksi.
Jong Yong menegaskan bukan ia pelakunya, Polisi memeriksa
semua laci yang ada didalam ruangan. Jong Yong mengumpat wanita itu sudah gila
karena ia tak pernah mengintipnya, polisi memeriksa alas tidur Jong Yong yang
terlipat rapih lalu menemukan sesuatu didalamnya, dan membukanya.
Ternyata didalamnya ada semua jenis pakaian dalam wanita,
Jong Yong menegaskan bukan miliknya. Hong Sul yakin kalau Jong Yong bukan
seperti itu tapi setelah itu terdiam, polisi pikir ada pakaian dalam milik Hong
Sul juga. Hong Sul terlihat binggung berpikir mungkin hanya mirip saja. Jong
Yong yakin bukan ia pelakunya dan pasti ada orang sengaja menaruh di dalam
kamarnya. Polisi menegaskan kalau bukti sudah jelas jadi akan membawanya ke
kantor polisi.
Jong Yong mulai di interogasi di kantor polisi, Hong Sul
menerima telp Yoo Jung dengan wajah panik karena baru saja akan menelpnya, lalu
memberitahu kalau ia sedang ada dikantor polisi. Yoo Jung sedang ada di tempat
fitnes, menanyakan sedang apa yang dilakukan Hong Sul dikantor polisi.
Hong Sul mengingatkan tentang insiden yang terjadi di
lingkunganya ada banya pencurian dan menemukan bukti di kamar Jong Yong
tumpukan pakaian dalam. Jong Yong memberitahu polisi sedang
persiapan ujian. Yoo Jung seperti tak kaget,
Hong Sul menceritakan Jong Yong mencoba menyangkalnya tapi sudah ada buktinya.
Yoo Jung pikir kalau memang sudah ada bukti maka tak ada
lagi yang bisa dilakukan, menurutnya kalau memang bukan Yoo Jung pelakunya maka
akan segera bebas jadi Hong Sul tak perlu khawatir.
“Bukannya mereka teman lama?” gumam Hong Sul binggung. Jong Yong berteriak panik
mengetahui korban pemukulan itu Yoon Seob dan langsung berlari keluar. Polisi
memanggilnya memberitahu kalau dengan sikapnya itu membuat hukumanya menjadi
berat.
Yoo Jung mendengar suara polisi yang memperingati Jong
Yong, Hong Sul binggung dan langsung menutup telpnya, terlihat wallpaper ponsel
Yoo Jung foto pertamanya dengan Hong Sul.
Hong Sul keluar dari kantor polisi terlihat binggung
dengan yang terjadi, tentang tetangganya lalu Yoon Seob. Setelah itu melihat In
Ho sedang didepan kantor ingin merokok, In Ho heran melihat Hong Sul baru
keluar dari kantor polisi. Akhirnya keduanya berjalan pulang dengan menaiki
tangga menuju rumah mereka.
“Aku yang melaporkan, tapi malah dituduh pelaku. Inilah yang dikatakan tidak ada
bagusnya melakukan perbuatan yang baik.” Keluh In
Ho
“Tetap saja, yang kau tolong itu asdos di kampusku, jadi Kau melakukan hal bagus.” Balas Hong Sul
In Ho pun menanykan keadaan Yoon Seob, Hong Sul pikir
Yoon Seob baik-baik saja, tapi masih binggung dengan seniornya yang ada di
dekat rumahnya dan yang lebih heran lagi kenapa In Ho juga ada didepan
rumahnya. In Ho terlihat binggu dan mengaku tidak
sengaja berada disana tapi karena mengejar orang
yang mencuri bata menurutnya tak penting untuk pergi ke area tempat tinggal
Hong Sul.
Hong Sul menyindir In Ho yang terlihat gugup padahal tak
menuduh apapun, In Ho menyadarinya kalau Hong Sul tak mengatakan apapun. Hong
Sul mengucapkan terimakasih, In Ho meminta balasan agar mentraktirnya dan
teringat meminta maaf tentang kelakukan kakak perempuanya lalu meminta agar
kabur saja ketika bertemu dengan kakaknya setelah itu pamit pergi.
Hong Sul akan masuk kamarnya, terdengar suara
pertengkaran dari tetangganya, terdengar omelan karena Jong Yong tak mengangkat
telpnya bahkan membuat masalah dengan tuduhan pencuri pakaian dalam. Didalam
rumah, Jong Yong meminta agar Yoon Seob tak marah-marah lagi karena kepalanya
baru saja berdarah, Yoon Seob memilih untuk keluar kamar saja.
Ketiganya terlihat terkejut, Hong Sul menjelaskan hanya
ingin tahu keadaan Jong Yong. Yoon Seob menanyakan untuk apa Hong Sul ada
ditempat itu. Hong Sul memberitahu kamarnya ada disebelah. Yoon Seob mendesah
dengan umpatan kesal.
“Hei, apa kalian senang
mempermainkan kelemahanku? Sekarang kau senang kuliah gratis, kan? Kau Sudah dapat beasiswa dan dapat pekerjaan Hidupmu pasti sangat indah, kan?” ucap Yoon Seob dengan nada tinggi, Hong Sul terlihat
binggung.
“Apa Kau benar-benar tidak tahu? Yoo Jung mengancamku dan
menyuruhku membuang
laporannya, Agar kau
dapat beasiswanya!” teriak Yoon Seob,
“Apa kau bilang? Jadi Anak
orang kaya yang mengancammu itu Yoo Jung?” ucap Jong
Yong tak percaya. Yoon Seob berteriak kesal karena Hong Sul itu tak tahu apapun,
Hong Sul makin binggung ternyata selama ini yang membuatnya mendapatkan
beasiswa adalah Yoo Jung.
Yoo Jung menerima telp Hong Sul memberikan sedang dalam
perjalanan kerumahnya, Hong Sul duduk dibangku taman dengan wajah sedih. Yoo
Jung memanggilnya tapi Hong Sul tetap saja diam, akhirnya ia duduk disampingnya
menanyakan kenapa wajah pacarnya terlihat muram.
“Kenapa tadi tiba-tiba matikan
telepon? Apa ada
yang terjadi?” tanya Yoo Jung
“Sunbae, Senior Heo bilang... Kau menyuruhnya berpura-pura menghilangkan laporanmu, agar aku mendapatkan beasiswanya. Apa itu benar?” tanya Hong Sul, Yoo Jung terlihat kaget tapi akhirnya
membenarkanya. Hong Sul menanyakan alasan Yoo Jung melakukan itu.
“Aku tidak ingin kau pergi dan mengambil cuti kuliah” jelas Yoo Jung, Hong Sul
ingat sebelumnya mereka tidak saling bicara.
“Karena Aku ingin lebih dekat denganmu. Seperti katamu, kita tidak saling
bicara dan juga salah paham. Lalu kudengar kau mau cuti, Aku ingin menolongmu, tapi tidak tahu caranya. Jadi kuberikan saja beasiswanya.” Cerita Yoo Jung
“Jadi karena Ingin lebih dekat denganku dan Ingin meluruskan kesalahpahaman
kita? Sampai
harus membuat asdos Heo dicap sebagai
asdos yang buruk dan aku menjadi orang yang
mendapatkan beasiswa secara tidak adil. Aku tidak mengetahuinya dan kita
malah tertawa bersama di depannya. Aku
tidak tahu kenapa dia membenciku.”ungkap Hong
Sul merasa bersalah
“Aku tidak melihat Yoon Seob sebagai korban. Dia pernah melakukan kesalahan
padaku Sebagai
gantinya aku minta dia menghilangkan
laporanku. Itu
kesepakatan yang telah selesai.” Jelas Yoo Jung
Hong Sul mencoba mengerti kalau mereka melakukan
kesepakatan, Yoo Jung memohon agar Hong Sul jangan
meributkan apa yang sudah
terjadi. Hong Sul kesal karena Yoo Jung bisa menganggap semua
masalah itu sederhana, Yoo Jung merasa itu semua karena sudah menceritakan
semuanya. Hong Sul memberitahu kalau Yoon Seob sekarang sering ejek oleh
mahasiswa lainnya bahkan menbencinya.
“Apa sunbae pernah melihat dari sudut pandangnya?” ucap Hong Sul menegurnya, Yoo Jung meminta maaf karena tidak
memikirkannya.
“Tapi paling tidak... Aku melakukannya semua ini hanya untukmu dan Aku ingin kau tahu itu.” Tegas Yoo Jung, Hong Sul tak bisa berkomentar memilih
untuk pamit pergi saja. Yoo Jung menariknya agar tak pergi.
“Harga diriku
terluka sampai mau gila rasanya. Aku tidak bisa
bernafas memikirkan seseorang menderita demi kebaikanku.” Gumam Hong
Sul
“Aku ingin bilang terima kasih... tapi tidak bisa melakukan” tegas Hong Sul lalu pergi dengan bergumam “Aku tidak ingin terbiasa menerima kebaikan apa pun dari orang lain. Tanpa kusadari, aku malah selalu mendapatkan
semua hal darinya. Yang lebih membuatku marah adalah... aku terharu dan bergetar oleh kata-katanya
yang melakukan semua itu untukku.”
Yoo Jung tetap terdiam dalam hatinya bergumam “Aku diminta
untuk jujur, dan aku sudah katakan yang sebenarnya.” Dengan mata
dinginya mengeluarkan ponselnya lalu menelp Yoon Seob menanyakan keberadaanya.
[6 Bulan Lalu – Pesta Penyambutan tahun ajaran
baru]
Yoon Seob keluar dari tempat restoran karena ingin
menerima telp, ketika kembali menemukan dompet dan langsung mengambil beberapa
lembar uang. Yoo Jung akan keluar melihat seniornya yang mengambil uang dari
dompetnya.
Diruangan asdos, Yoo Jung datang meminta agar membuang
laporanya saja. Yoon Seob menanyakan alasanya. Yoo Jung meminta Yoon Seob
membuangnya saja sebelum dimasukan ke dalam komputer. Yoon Seob menjelaskan
jika nilai Yoo Jung turun maka bisa gagal mendapatkan beasiswa.
Yoo Jung sudah tahu konsekuesinya, Yoon Seob pun memikirkan
apabila membuangnya maka apa yang harus dikatakan pada Prof dan harus bertanggung
jawab dengan hal itu. Yoo Jung pikir Yoon Seob harus menerima
konsekuensi dari
perbuatannya dengan begitu mereka impas.
Jong Yung merasa Yoo Jung
benar-benar menyeramkan, menurutnya jika temanya itu
menderita pasti akan membalasnya. Yoon Seob pikir sudah tak ada yang bisa
dilakukanya lagi, tapi menurutnya Yoo Jung tak boleh menyebarkan rumor tentang
dirinya dan berpikir untuk membunuhnya saja.
Yoo Jung datang dengan mata dinginya, mengumpat Yoo Seob
untuk punya mulut yang besar, Yoo Seob memilih untuk memalingkan wajahnya. Yoo
Jung merasa Yoo Seob yang bersalah jadi tak punya hak untuk memberitahu pada Hong
Sul, padahal mereka sudah membuat kesepakatan tapi malah mengacaukanya
sekarang.
Jong Yong menahan Yoo Jung untuk tak melakukan pada Yoon
Seob, meminta agar tetap tenang dan mengajaknya bicara, karena Yoon Seob baru
saja dari rumah sakit dan sedang terluka. Yoo Jung mendorong Jong Yong untuk
menjauh, Yoon Seob menantangnya walaupun berjalan mundur ketika Yoo Jung
mendekat. Jong Yong meminta Yoon Seob tak melawannya.
Yoon Seob berteriak menyuruh Yoo Jung untuk memberitahu
semua saja, Jong Yong membela kalau Yoon Seob itu memang pria menyebalkan tapi
menurutnya dia adalah pria yang baik. Yoon Seob tak terima Jong Yong mengemis
karena lebih baik ia berhenti saja. Yoo Jun mengejek melihat adegan
keduanya menurutnya itu tontonan yang
menarik.
“Yang satu pencuri uang dan yang satu pencuri pakaian dalam. Hyung, Apa orang tuamu tahu yang terjadi dengamu?”
kata Yoo Jung,
“Yoon Sub mencuri demi aku dan mengenai pakaian dalam itu bukan aku” jelas Jong Yong
“Kita tidak akan tahu itu sampai namamu dibersihkan.” Kata Yoo Jung dingin
“Ya, kenapa aku harus kaget? Ternyata Kau tetaplah Yoo
Jung. Kau tak akan mengerti perasaan orang lain dan bisa begitu saja menghancurkan
hidup orang lain Bahkan kau semakin kejam dari yang dulu.” Ucap Jong Yong
“Jadi, kau pikir ini salahku? Dialah yang salah, kau
juga. Bahkan Hidupku jadi hancur juga sekarang. Kenapa kau bisa memberitahu Sul...”
teriak Yoo Jung tak bisa menahan amarah ingin memukul Yoon Seob.
Jong Yong menahanya dengan meminta maaf, sambil berlutut
memohon membela Yoon Seob hanya kalap mata dan bahkan selalu menderita karena
dirinya. Yoon Seob menarik Jong Yong agar tak berlutut. Yoo Jung mengatakan
akan memaafkanya tapi memberikan satu syarat yaitu meminta agar Jong Yong
kembali kerumah.
“Aku tak ingin Sul melihat kelakuan kalian.” Tegas Yoo
Jung, Jong Yong binggung ingin menolaknya.
“Ataukah kau mau aku memberitahu keluargamu tentang kau
yang sekarang? Hyung .....Sadarlah.” tegas Yoo Jung, lalu pergi meninggalkanya.
Jong Yong melonggo binggung
“Apa kau mau kembali ke rumahmu? Apa kau serius?” tanya
Yoon Seob dengan menahan tangis. Jong Yong merasa harinya kali ini sunggu
panjang
“Apa kau mau pulang atau tidak? Kau sungguh ingin pulang?”
teriak Yoon Seob kesal
Jong Yong ingin memeluk Yoon Seob, tapi ditolaknya dan
kembali berteriak menanyakan menanyakan apakah Jong Yong akan pulang kerumah.
Jong Yong memeluk Yoon Seob dengan mengusap punggungnya agar tak marah, Yoon
Seob sengaja menyadarkan kepalanya di pundak Jong Yong.
*Damn Shock berat, ternyata mereka gay, Writernya jago
bikin karakter gay tak terduga gitu*
Yoo Jung bermain game bola dengan mata melotot, teringat
kembali ucapan Jong Yong “Ya, kenapa aku harus kaget? Kau tetaplah Yoo Jung.Kau tak
akan mengerti perasaan orang lain” Kau bisa begitu saja menghancurkan hidup orang lain.” Lalu ucapan
Hong Sul ditaman “Kenapa
kau selalu menganggap semuanya begitu sederhana, Sunbae?” akhirnya Yoo Jung menhentikan permainannya.
“Apa aku
ini aneh? Apakah cara berpikir dan tindakanku ini aneh? Kenapa? Apanya yang
salah?” gumam Yoo Jung
Flash Back
Sang Chul yang ketahuan menganti kelas Hong Sul meminta
maaf, dengan alasan sudah putus asa jadi melakukan sesuatu yang merugikan orang
lain. Do Hyun yang gagal mengajak Hong Sul tidur di hotel mengejek bisa seenaknya
hanya karena banyak yang menyukainya
Joo Yun memegang jaketnya tak percaya kalau dari
rencannya bisa membahaykan Hong Sul dan memohon untuk meminta maaf. In Ho
memarah padanya karena dianggap menginjak-nginjak hidup orang lain?
“Bukan aku
yang aneh. Tapi, mereka semua.”
Kejadian saat penyambutan mahasiswa baru, Joo Yun
berusaha untuk menuangkan segelas bir tapi Yoo Jung menolaknya dan akhirnya
malah menumpahkan bir kepakaian Joo Yun. Hong Sul melihatnya dengan lirikan
seperti mencemooh Yoo Jung yang sengaja melakukanya.
“Kau juga
seperti itu. Kau melihatku dan tertawa sinis.”
Hong Sul melihat Yoo Jung ada didalam lift dan memilih
untuk menghindari lalu pergi melewati tangga.
“Sejak
dulu, kau sudah membuat penilaian tentang diriku.Kau selalu membalikkan badan
dan memalingkan wajahmu. Hong Sul.... Aku tidak aneh.”
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Yo Jung kok kayak punya kelainan emosi za.. Dan itu yang jadi in ha, apakah adik dari songyi di you came from the star?
BalasHapusYg paling nyebelin di sini in ha, msih kecil aja udah kya gitu apa lagi tatapan nya hahahah ngeri, salut sama in ho sabarr banget :)
BalasHapusMakasih mba dee di tunggu kelanjutannya
Di versi webtoon yoon seob dan jong yong memang gay . aku suka park hae jin cocok jadi yoo jung 😆 semangat ya kak buat sinopnya ✊paling enak baja di tempat kaka pictnya banyak si hehe meskipun typo ga masalah 😉 makasih kak ~
BalasHapusTernyata kaka bikin sinopsis ini^^ seneng bngt tulisannya detail😊.
BalasHapusMasih bingung sm yoo jung, kayaknya semua orang emg cuma salah paham kali yaa sm dia. Tapi tatapannya itu kadang menyeramkan kadang juga bikin meleleh wkwk. Oh iya oennie tambahin komentar oennie dng di akhir sinopsis. Kayak sinopsis2 yg sebelumnyaa
Ternyata kaka bikin sinopsis ini^^ seneng bngt tulisannya detail😊.
BalasHapusMasih bingung sm yoo jung, kayaknya semua orang emg cuma salah paham kali yaa sm dia. Tapi tatapannya itu kadang menyeramkan kadang juga bikin meleleh wkwk. Oh iya oennie tambahin komentar oennie dng di akhir sinopsis. Kayak sinopsis2 yg sebelumnyaa
Dari episode pertama mikir keras. Ini karakter sunbae Jun gimana? Baru tw kalo dia guy. ... .tapi masih bingung juga hehe..
BalasHapus