Hye Rim mencium bau bunga mawar yang diterimanya, lalu
bertanya-tanya siapa yang mengirimkan kalau bukan tiga pria yang berkerja di
klinik. Yoo Rim mengetahui Soo Hyun sebelumnya menanyakan bunga apa yang
disukainya, Hye Rim sudan bertanya kalau bukan Soo Hyun yang melakukanya
lagipula sangat yakin bukan dia yang mengirimkanya.
“Dia ngotot sekali menjadikanku
subyek. Jadi
tidak mungkin.... Selain itu dilihat dari
penampilannya,dia orang yang bisa dipercaya. Lucunya, karena hal ini... dia jadi terlihat keren. Aku kelihatan sangat matre, ya?” ucap Hye Rim menyadarinya.
“Aku lebih kaget kalau unni
akhirnya jatuh
kepelukannya.” Komentar Yoo Rim.
Yoo Rim jadi ikut-ikut penasaran siapa yang
mengirimkanya, lalu berpikir it mungkin ayah Do Kyung. Hye Rim rasa tak mungkin
karena mantan suaminya sudah punya istri lagi di Amerika, lalu menduga-duga siapa sebenarnya yang
mengirimkanya.
Soo Hyun di ruangan kerjanya memesan 100 tangkai mawar, serta mawar birunya dan meminta agar dikirim besok, lalu menatap biodata Hye
Rim sebagai subjek penelitian cintanya kali ini.
Pagi hari, Yoo Rim berteriak ketika sebuket bunga kembali
datang untuk kakaknya dan ini sudah buket yang ketiga. Hye Rim makin penasaran
siapa sebenarnya yang mengirimkan padanya, lalu tersadar buket bunga yang
didapatnya sedikit beda. Yoo Rim binggung.
Hye Rim memperlihatkan dibuket pertama ada 10 tangkai
mawar biru, yang kedua ada 9, lalu yang ketiga ada 8. Yoo Rim masih tak
mengerti artinya, Hye Rim bisa menebak jumlah bunga mawar biru seperti hitungan
mundur. Keduanya sama-sama menjerit, Yoo Rim merasa merinding berpikir psikopat
mana yang mengirimkan bunga itu pada kakaknya.
“Bukan, apa kau tidak deg-degan? Aku penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Sepertinya di hari terakhir akan terjadi sesuatu.” Ucap Hye Rim sumringah
Soo Hyun melihat dari rekaman CCTVnya dan membaca hasil
tes MBTI, sangat
suka kejutan dan melihat dari video itu sudah pasti
sangat benar dengan tes tersebut.
“Apa sudah waktunya ke tahap berikutnya?” kata Soo Hyun dengan senyuman sumringah
Diruangan Soo Hyun, Hye Rim kaget karena harus
mengkonseling Ma Ri
sendirian, Soo Hyun mengingatkan Ma Ri sendiri
yang memintanya, selain itu pasienya mendengar semua yang mereka bicarakan. Hye Rim merasa sudah bersedia mengikuti eksperimenya, jadi meminta bantuanya.
“Pada kasus ini, aku tidak bisa menemanimu. Itulah peraturannya, 1 pasien, ditangani 1 dokter.” Jelas Soo Hyun menolak
“Kalau begitu aku tidak mau lagi mengikuti eksperimen.”kata Hye Rim mengancam
“Kau sudah menyetujuinya, jadi tak boleh melanggar” tegas Soo Hyun .
“Itulah keputusanku, lalu kenapa? Pokoknya aku tidak ikut
eksperimen, dan Ma Ri
itu sebenarnya memang pasienmu. Jadi
kau...” balas Hye Rim mengomel
“Hanya ada satu solusi. Aku akan membantumu, saat kau bicara dengan Ma Ri.” Kata Soo Hyun menatap tajam.
Soo Hyun masuk kesebuah ruangan, lalu memberitahu kalau
ruangan itu tepat berada disamping ruang prakteknya dan sampai lampunya
dinyalakan baru melihat sesuatu yang berbeda. Hye Rim kaget didepanya, bisa
melihat ruangan Soo Hyun dari kaca dan pernah
melihatnya di film.
“Ini adalah kaca satu arah. Kita bisa melihat mereka, tapi
mereka tidak bisa melihat kita.” Jelas Soo Hyun
“Cerdik sekali ternyata Hal seperti ini beneran ada. Jadi, kau akan melihat dari sini?” kata Hye Rim
“Iya, aku akan mendiktemu dengan earphone ini, Apa kau
tahu bahwa Ma Ri menolak
berkompetisi? Ini Bukan karena dia takut, tapi dia ingin membuktikan. Hari ini adalah konsultasi
penting, Lakukan yang terbaik.” Ucap Soo Hyun
memberikan earphone ditanganya.
Hye Rim terlihat ragu, Soo Hyun meminta agar Hye Rim tak
perlu gugup karena ia akan membantunya. Hye Rim menatap Soo Hyun terlihat
bersikap baik padanya. Di Point ke
Lima “Menawarkan bantuan saat
dia tak berdaya” lalu Point ke enam “Sambil memegang
tangannya”
Soo Hyun melancarkan rencananya dengan menaruh earphone
ditangan Hye Rim dan sengaja memegang tanganya. Hye Rim sempat binggung, lalu
menarik tanganya sambil mengatakan sudah mengerti dengan membalikan badanya
memasang earphone ditelinganya. Soo Hyun pun bergumam dengan senyuman liciknya, “Ny. Go Hye Rim, operasinya sudah dimulai.”
Ma Ri sudah duduk diruang konsultasi dengan mendengarkan
earphonenya, Hye Rim binggung karena Soo Hyun tak mengatakan apapun. Ma Ri
akhirnya melepaskan earphone menanyakan apa yang harus dilakukan karena tak
ingin buang-buang waktu. Hye Rim dengan suara gugup, menanyakan lagu apa yang
sering didengar Ma Ri selama ini.
“Berlari ke langit. Judul lagu milik Lee Jeok.” Ucap Ma Ri
“Kau pasti sangat menyukainya. Apa yang kau rasakan?” tanya Hye Rim
“Rasanya jadi lebih kuat, Seperti
sedang menyemangatiku.” Kata Ma Ri,Hye Rim
memberikan kode agar memberitahu petunjuk, Soo Hyun meminta Hye Rim menanyakan perasaannya
sekarang.
“Lalu Bagaimana perasaanmu?” tanya Hye Rim mengikuti perintah Soo Hyun
“Seperti... sendirian disuatu
tempat.” Cerita Ma Ri, Soo Hyun menyuruhnya untuk mengatakan
dimana dan Hye Rim melakukan hal yang sama.
Ma Ri seperti kebinggungan, melihat langkah kaki yang
berjalan denga baju compang camping. Soo Hyun meminta agar Hye Rim menanyakan
kembali tepatnya keberadan Ma
Ri sekarang. Hye Rim meminta agar
memikirkan dimana keberadaanya sekarang. Ma Ri seperti menembus kaca melihat
banyak pohon yang ditiup oleh angin.
“Di gunung... Ada jembatan yang indah.” Ucap Ma Ri, Hye Rim seperti itu berada didepannya. Ma
Ri tiba-tiba melihat seorang berjalan tak jauh dengan baju compang camping. Hye
Rim menanyakan apa yang dilihat Ma Ri di tempat itu.
“Ada gadis.” Ucap Ma Ri, Hye Rim pikir itu Anti-fansnya. Si gadis menengok, Ma Ri melihat kalau itu adalah
dirinya sendiri yang paling dibencinya. Hye Rim menanyakan alasan Ma Ri
mengatakan itu.
“Dia keras kepala, Tidak mau mengakui kesalahannya. Dia tidak mau berhenti, Sampai semua orang muak padanya.” Ucap Ma Ri penuh amarah, Hye Rim terdiam mendengar
cerita Ma Ri.
Flash Back
“Aku sudah muak dengan semua ini! Apa gunanya kita tetap bersama? Ayo kita berpisah.” Teriak mantan suami Hye Rim
“Untuk siapa itu? Kau pikir kau
akan bahagia
bersamanya?” teriak Hye Rim dengan gigi bergemertak
Ayah Do Kyung, menegaskan alasan berpisah bukan karena
wanita lain tapi karena selalu ingin muntah setiap
melihatnya. Hye Rim merasa sikapnya memang sudah pantas, agar cepat
mati. Ayah Do Kyung
memilih untuk pergi, Hye Rim berteriak kalau akan menghantui suaminya dan akan
dilakukan sampai akhir. Akhirnya ia pun jatuh lemas sambil menangis.
“Kau pikir aku suka melakukannya? Aku harus bagaimana? Aku juga membenci diriku. Sangat benci....” jerit Hye Rim menangis histeris.
“Tidak, kau itu cantik. Dimataku,
kau itu cantik.” Ucap Soo Hyun yang membuat Hye
Rim tersadar dari lamunan sedikit melirik kearah dinding. Akhirnya tersadar
kalau kalimat itu untuk Ma Ri.
Hye Rim pun mengucapkan kalimat yang sama kalau Ma Ri cantik. Wajah Ma Ri terlihat mendengus tak percaya, Hye Rim
nampak binggung. Soo Hyun mengatakan Ma Ri itu keras
kepala, tapi pekerja keras, selain itu lucu dan menggemaskan, Mempesona. Hye Rim terdiam seperti mendengarnya pujian untuk
dirinya sendiri.
“Kau pekerja keras. Lucu, menggemaskan.” Ucap Hye Rim, Ma Ri mengangkat wajahnya seperti mulai
percaya.
“Iya, kau cantik, Kau berhak untuk dicintai.”kata Hye Rim, Senyuman Ma Ri pun terlihat. Soo Hyun juga
bisa tersenyum karena bisa membuat Hye Rim terlihat termakan dengan ucapanya.
Hye Rim masuk keruangan rahasia mencari Soo Hyun, tapi
tak ada didalam, hanya ada note tertempel dilayar komputer “Aku ada janji, jadi pergi dulu.”
“Setelah memujinya,
menghilanglah. Secara misterius,Pasti dia yang menghubungiku.” Gumam Soo Hyun.
Soo Hyun sudah ada dibandara melihat ponselnya kalau Hye
Rim menelpnya, dengan nama “Subjek Tes”
lalu kembali bergumam “Aku tidak boleh langsung mengangkatnya, karena Aku harus
membuatnya berusaha sedikit lagi.” dan memilih
untuk merejectnya. Lalu tersenyum bahagia melihat Prof Bae dari pintu
kedatangan.
Prof Bae merasa Soo Hyun tak perlu menjemputnya, Soo Hyun
hanya ingin memastikan supaya tidak berubah pikiran, lalu menanyakan kembali kalau Prof Bae akan bekerja
bersama denganya. Prof Bae mengaku merasa bosan selama memilih
pensiun.
“Terima kasih mau mengajak orang yang sudah tua sepertiku.” Ucap Prof Bae
“Saya harusnya merasa terhormat. Tapi prof, leher anda sedikit
bengkak.” Komentar Soo Hyun
“Entahlah, sepertinya aku bertambah gemuk.” Pikir Prof Bae gugup memegang lehernya. Lalu matanya
melirik melihat poster yang tertempel dibandara, bertuliskan “Kanker! Jangan tunda, atau kau akan menyesal!”
Prof Bae masuk ke dalam ruangan dan langsung membuka
jendelanya lebar-lebar, sambil menghirup udara dimusim dingin mengingatkan
ketika dibonceng oleh Seung Chan yang memujinya seperti anak muda dan masih
sangat muda.
“Aku juga bekerja disini....Silahkan kembali lagi. Aku akan mengurusmu.” Ucap Seung Chan bangga
Seung Chan tiba-tiba masuk ruangan kaget melihat Ahjumma
yang dikenalnya, lalu menyapa karena sudah lama tak bertemu, berpikir datang
untuk berkonsultasi. Prof Bae terlihat gugup, Seung Chan memberitahu Prof Bae
tak boleh masuk ruangan itu.
Prof Bae mengatakan datang bukan untuk konsultasi tapi
berkerja diklinik itu. Seung Chan melonggo lalu memanggil kakaknya kalau ada
Ahjumma aneh dalam klinik mereka. Prof Bae menarik Seung Chan dan menutup
pintunya.
“Aku Profesornya Choi Soo Hyun di
kampus dan juga seorang psikolog, dan aku memang akan bekerja disini.” Jelas Prof Bae, Seung Chan terlihat masih tak percaya
“Tanya saja Choi Soo Hyun.” Kata Prof Bae, Seung Chan akhirnya percaya dan meminta maaf
karena tidak mengenalinya dan mengenalkan dirinya.
“Kau akan mengurusku, kan?” ucap Prof Bae, Seung Chan terlihat binggung. Prof Bae
mengingatkan ketika mereka naik motor bersama, Seung Chan mengingatnya lalu
berjanjai akan melakukanya dan langsung keluar ruangan. Prof Bae merasa
kata-kata Seung Chan yang akan mengurusnya itu sangat kekanak-kanakan.
Hye Rim naik kelantai dua dan melihat Soo Hyun tak ada
dalam ruangan, Ji Ho bertanya ada apa Hye Rim mencarinya. Hye Rim mengaku jarang
melihatnya.
Point tujuh, “Tetap menghilang sampai
dia mencarimu.”
Ji Ho pikir Hye Rim butuh sesuatu dan akan mengantikanya
saja, Hye Rim rasa tak perlu lalu kembali ke cafe. Bunga mawar kembali datang,
kali ini mawar birunya hanya tiga buah. Hye Rim melihat deretan bunga yang
berjejer di meja kasirnya, teringat ucapan Soo Hyun saat wawancara pertama “Aku
sedikit tertarik kepadamu.”
Setelah itu bertanya apakah Soo Hyun ingin membelikan
bunga, Soo Hyun membenarkan. Dihari berikutnya, Soo Hyun meminta untuk tak
gugup karena akan membantunya, lalu menyentuh tanganya ketika memberika
earphone.
Ketika memberikan konsultasi pada Ma Ri, ucapannya
seperti tertuju padanya “Dimataku, kau cantik. Kau itu lucu dan menggemaskan.” Hye Rim menyadarkan dirinya kalau Soo Hyun tak mungkin menyukainya.
Soo Hyun akan melihat hasil
evaluasi jadi bisa melihat seberapa jauh
percobaannya, pertama melihat laporan adiknya tak percaya hanya menemui Hye Rim
sekali saja. Seung Chan mengatakan hanya menemuinya satu kali dalam seminggu.
“Choi Seung Chan, ini bukan pertandingan gulat. Jangan membuat ku jengkel, dan jawab yang jujur. Benarkah kau cuma bertemu sekali?” ucap Soo Hyun melotot
“Lalu Kau sendiri bagaimana? Kau bahkan tidak menulis laporan.” Keluh Seung Chan
“Laporanku sudah ada dikepala.” Tegas Soo Hyun menunjuk kepalanya.
“Iya, tapi kau juga obyek
penelitian. Jadi kau
bagian dari eksperimen. Sedangkan
kami harus menulis laporan. Itu
melanggar aturan, kan?” kata Seung Chan tak terima
Ji Ho setuju karena hanya Soo Hyun yang boleh melihat
CCTV, Soo Hyun melirik sinis merasa dirinya yang akan
mengacaukan eksperimen
penting ini. Keduanya akhirnya hanya bisa tertunduk
diam, Soo Hyun memberitahu bulan depan akan ada
pemeriksaan fisik Kalau
reaksi otak Hye Rim kurang dari 5% maka akan
didiskualifikasi, jadi meminta agar mereka
melakukan sungguh-sungguh.
“Kalian sudah mengerti tugas kalian, kan? Obyek pria jantan dan Obyek pria manis.” Tegas Soo Hyun pada keduanya, Seung Chan mengerti
dengan memanggil Soo Hyun si Tuan kaya raya.
“Aku ingin lihat laporan
perkembangan kalian dengan Hye Rim minggu depan. Dan kalian ingat kita tidak boleh
saling menghina didepannya, kan? Tulislah
supaya kalian tidak lupa.” Perintah Soo Hyun lalu akan
beranjak pergi. Seung Chan bertanya kemana kakaknya akan pergi sekarang. Soo Hyun memberitahu akan melihat
pertandingan Lee Ma Ri.
Dalam ruang pertandingan, anti Fans Ma Ri sudah masuk
mengambil duduk dibagian penonton dengan papan bertuliskan [TX
milik kami] Ma Ri mencoba melepaskan otot kakinya dengan
mendengarkan lagu dengan earphonenya.
Pelatih memberitahu keadaan Ma Ri sudah
lebih baik dan tidak
gelisah, menurutnya atletnya mendapatkan ketenangan setelah konseling. Soo Hyun melirik melihat beberapa orang mengunakan
seragam lalu bertanya apakah mereka itu anti-fansnya. Pelatih Ma Ri membenarkan dan seharusnya sudah melarang
mereka masuk kedalam ruang pertandingan.
Soo Hyun memutar lehernya seperti sedang berpikir, Hye
Rim melihat anti fans dari kejauhan sambil mengingat kata-kata Soo Hyun “Gangguan
fungsi saraf dapat disembuhkan
secara langsung. Kau
harus bekerja, tapi kepalamu sakit. Tapi
pekerjaanmu menumpuk dan sakit
kepalamu hilang. Hal
itulah yang dialami Ma Ri”
Hye Rim menerima telp dari Soo Hyun, dengan mengingatkan
sebelumnya boleh menyuruhnya apapun, Hye Rim menanyakan apa yang harus dilakukanya. Soo Hyun ingin
menyuruhnya jadi meminta agar Hye Rim melakukan sesuai yang diperintahnya.
Dilobby tempat pertandingan berlangsung, Yoo Rim sudah
menunggunya. Hye Rim berlari menghampiri adiknya, bertanya apakah sudah
mengumpulkanya. Yoo Rim memberitahu sudah ada didalam, lalu bertanya alasan
kakaknya ingin bertemu padahal sekarang dirinya sedang sibuk berkerja. Hye Rim
mengatakan harus berakting lalu masuk ke dalam ruangan.
Kantin, Para fans TX sudah berkumpul lalu menyapa Yoo Rim
yang baru datang bersama kakaknya. Hye Rim melihat Para fans memuji Pertunjukannya
bagus Tapi TX tidak
terlalu bagus di TV ada juga yang mengeluh tidak
dapat bayaran dari TV bahkan meminta Yoo Rim untuk
mentraktir mereka.
“Halo semuanya.... aku Madame Antoine.” Ucap Hye Rim menyapa semua anti fans Ma Ri
Ma Ri duduk tertunduk dengan menundukan kepalanya, Soo
Hyun datang memberikan earphone ditanganya, menyuruh untuk mendengarkannya, kalau itu lagu dari Liu Chi
Kung, pianis dari China. Ma Ri menolak karena tidak
mau bicara dengan Soo Hyun.
“Dia juara kedua di kompetisi
internasional Van
Cliburn Tchaikovsjy tahun 1958. Dan dipenjara
saat revolusi politik jadi
tidak bisa main piano selama
7 tahun. Tapi Dia memainkannya begitu keluar dari penjara. Permainannya bahkan lebih bagus dari sebelumnya.” Cerita Soo Hyun dan bertanya apakah Ma Ri tahu kenapa
bisa seperti itu. Ma Ri hanya memperlihatkan mana sinisnya.
“Selama 7 tahun, orang ini latihan tanpa piano. Dia bermain dalam hatinya. Sekarang gambarkan dalam kepalamu. Garis start, lintasan, dan papan loncat, lalu Ambil nafas yang dalam dan Terbanglah.” Perintah Soo Hyun lalu menepuk lenganya dan keluar dari
ruangan.
Ma Ri menatap Soo Hyun yang keluar ruangan, lalu
mendengarkan musik dalam MP3, terdengar irama permianan piano seperti
memberikan semangat pada dirinya dan bisa mengangkat kepalanya yang selama ini
tertunduk.
Hye Rim mulai melakukan keahilan seperti berbicara dengan
Maria Antoine dalam bahasa prancis, lalu dengan sengaja menjatuhkan tasnya dan
melihat kaki dari anti fans Ma Ri mengunakan sepatu kets dengan noda hitam dibawah
mungkin bukan dari gunung, tapi bekas arang.
“Dia masih
Sekolah... kelas? Tidak mungkin mereka keluar dari jendela. Apa
keluar dari pintu gerbang? Maskara hitam, itu Haus akan kasih sayang? Lipstik warna norak dan lama.” Gumam Hye
Rim melihat pelajar didepannya.
“Kau masih Kelas satu?” tebak Hye Rim, pelajar itu pun membenarkan dengan wajah
ketakutan
“Kau harus kembali ke sekolah. Gurumu menyita maskaramu, kan? Aku paham kau masuk lewat jendela
kantor guru untuk mengambilnya Tapi
seharusnya kau tidak mencuri make
upnya.” Kata Hye Rim mulai menebak dari penampilan si pelajar
Temanya itu terlihat tak percaya dengan ucapan Hye Rim,
Si pelajar lalu bertanya apa yang dicurinya. Hye Rim menembak itu lipstik,
Pelajar itu pun tertunduk karena benar. Semua mulai panik karena merasakan
merinding karena Hye Rim bisa mengetahuinya.
Hye Rim tiba-tiba kembali berbicara dengan bahasa
prancis, dengan mata melotot dan terkesan marah. Yoo Rim mendekat merasa
khawatir melihat kakaknya, lalu Hye Rim berteriak sambil mengebrak meja. Beberapa
detik kemudian langsung menghela nafas mengatakan kalau dia sudah pergi.
Pelajar menanyakan siapa itu, Hye Rim
memberitahu kalau itu Arwah. Semua pelajar menjerit ketakutan sambil menutup
kuping.
“kau Pasti ketuanya ‘kan, Maaf, aku sudah mencoba semampuku...” ucap Hye Rim, Si pelajar berkepang berpikir kalau arwah
itu menghantuinya.
“Ya... Kalian semua Bersiaplah akan masalah dimasa depan Dan itu juga berdampak pada TX.” Ucap Hye Rim, semua langsung menjerit tak menginginkan
itu terjadi.
“Ada satu cara mengusir hantu itu.” Kata Hye Rim.
Didalam ruangan, Pertandingan senam dimulai dalam babak
final. Atlet dari China bernama Mao Jin mendarat dengan indah dan sebagai rival
dari Lee Ma Ri. Pelatih melihat Ma Ri baru datang dan meminta untuk
melakukan pemanasan.
Soo Hyun, Hye Rim, Yoo Rim terlihat tegang dibangku
penonton. Ma Ri melakukan pemanasan melihat anti fans duduk dibangku penonton
dengan tatapan sinis, lalu nama Ma Ri pun dipanggil untuk masuk ke lintasan. Ma
Ri berjalan masuk tapi kakinya tersandung saat akan mengambil tepung.
Komentator merasa Ma Ri terlihat gugup, Ma Ri mencoba
memejamkan matanya dan mengingatkan sugesti yang diberikan Soo Hyun “Gambarkan dalam
kepalamu. Garis start, lintasan, dan papan loncat. Ambil nafas yang dalam. Dan Terbanglah”
Ma Ri membuka matanya yang tadinya kabur, bisa dilihat
dengan sangat jelas. Dibangku penonto, anti fans terlihat binggung haruskan
mereka melakukanya, Ketua Fans TX yakin dengan kata-kata Hye Rim kalau akan sesuatu
yang buruk akan
terjadi pada TX, jadi apabila itu terjadi apakah ia bisa bertanggung jawab jika popularitasnya turun, dan meminta semua anggotanya untuk bersiap.
Sebelum Ma Ri berlari terdengar suara nyanyian dari Fans
TX, komentator berpikir orang-orang itu teman sekelas Ma Ri yang memberikan
dukungan. Soo Hyun, Hye Rim dan Ma Ri bisa tersenyum mendengar nyanyian anti
fans yang menyemangati Ma Ri.
Flash Back
Soo Hyun meminta Hye Rim melakukan yang diperintahkanya, dengan
Kumpulkan fans TX dan mereka akan
gunakan hantu. Hye Rim dengan aktingnya memberitahu Ada
cara untuk mengusir hantunya, yaitu mereka harus
bernyanyi saat Lee
Ma Ri tampil. Anti fans bertanya apa yang harus
dinyanyikanya, Hye Rim menyebut judul “
Ma Ri yang mendengar lagu penuh semangat, tersenyum
sumringah, matanya sangat jernih melihat papan yang harus diloncatinya. Lampu
hijau menyala, Ma Ri mulai berlari cepat, semua terlihat memasang wajah tegang.
Ma Ri melakukan lompatan lalu memutar tubuhnya diudara dan akhirnya mendarat
dengan sempurna. Semua penonton menjerit bahagia, Ma Ri memeluk pelatihnya dengan
menangis haru. Soo Hyun bisa tersenyum karena pasiennya bisa terbebas dari
gangguan psikisnya.
Di lantai tiga
Hye Rim yakin harus berangkat dengan mereka dan memperlihatkan bunga
mawar datang lagi untuknya. Yoo Rim meminta kakaknya Berhenti
bicarakan bunga, karena lebih baik membicarakan
tentang Ji Ho.
“Dia hanya ingin mengajakmu makan galchi. Kenapa kau mengusirnya seperti
itu?” ucap Yoo Rim heran
“Dia aneh sekali, selalu tiba-tiba muncul. Tapi Seung Chan juga begitu, Dia selalu mengajakku makan
bersama. dan
selalu membantu apapun yang
kukerjakan.” Ucap Hye Rim heran
“Pasti dia menyukaimu.” Kata Yoo Rim yakin
“Tidak mungkin... Aku lebih tua dari mereka.” Ucap Hye Rim
Yoo Rim mengingatka kalau bukan kakaknya yang mendekati
pria muda itu tapi Seung Chan dan Ji Ho yang mendekatinya, jadi tak ada alasan
untuk menghindar. Hye Rim setuju dan dirinya juga dapat
bunga. Yoo Rim melihat anak muda yang menekati kakaknya yang sudah
tua itu sama seperti dalam drama, menurutnya sangat hebat karena Film
yang selalu ditonton kakaknya itu sekarang menjadi
kenyataan. Hye Rim tersenyum bahagia, Yoo Rim pikir kakaknya harus
menikmatinya saja.
Hye Rim mengeluarkan kepalanya diluar jendela, merasa
bahagia karena sudah lama tak melakukan itu. Seung Chan berada disampaingnya
mengajak untuk pergi ke taman hiburan saja, Hye Rim menolak karena harus
belanja, lalu melihat adiknya ikut padahal seharusnya mengedit video. Yoo Rim
mengatakan sudah selesai melakukanya dan ikut karena harus merekam Ji Ho. Hye
Rim merasa harus menikmati kesendirianya, lalu mengumpat adiknya si penyihir
yang tidak peka dan kembali mengeluarka kepalanya ke luar jendela
Soo Hyun kembali memesan bunga kali ini tanpa mawar biru,
karena ini aka menjadi yang terakhir untuknya, dengan senyuman licik melihat
profile Hye Rim.
Hye Rim sampai didepan supermarket dan lupa membawa
keranjang dorong, Ji Ho dengan sigap akan membawakannya. Yoo Rim yang
melihatnya, mengingatkan Ji Ho ingin terlihat baik didepan kakaknya, Ji Ho
merasa tak ada yang salah dengan membantu Hye Rim. Yoo Rim memberitahu agar Ji
Ho lebih atraktif, kalau Ji Ho selalu disuruh oleh wanita namanya pencundang
dan wanita tak suka dengan pencundang.
Ji Ho pikir dengan begitu tak boleh bersikap baik, Yoo
Rim menjelaska maksudnya bukan seperti itu lalu membisikan sesuatu agar mereka
lebih mudah memulai tips mendekati kakaknya.
Hye Rim berjalan lebih dulu disepanjang lorong. Ji Ho
berjalan dibelakangnya mengingat sesuatu
tahu yang membuat wanita tergila-gila adalh Tangan pria yang berotot, jadi meminta agar menunjukkan kekuatannya dengan membawa barang yang berat. Hye Rim meminta Ji
Ho mengangkat satu dus kertas.
Yoo Rim pikir kalau yang kecil tak cukup dari memilih
yang lebih besar, Ji Ho mencoba mengangkat tapi terlihat keberatan, Hye Rim
mencoba membantunya, Seung Chan datang dengan memudah mengangkatnya dan akan
membawa langsung ke dekat kasir karena tak muat untuk masuk keranjang. Yoo Rim
hanya bisa melonggo dan Ji Ho menghela nafas dan tertunduk sedih.
Hye Rim dan Seung Chan sedang mencoba sosis untuk
anak-anak, Ji Ho datang mengingat perkataan Yoo Rim kalau Pesonanya kurang, jadi harus tunjukkan diwaktu yang tepat dengan tersenyum seperti anak kecil. Ji Ho bermuka datar
memberikan senyumanya walaupun terlihat sangat kaku, Hye Rim binggung dan
berpikir Ji Ho sangat ingin sosis itu dan akhirnya membelikanya. Seung Chan pun
mengejeknya dengan memberikan sosis ditanganya, Yoo Rim melihat sikap Ji Ho menyindir
untuk menyuruhnya makan saja.
Hye Rim dengan wajah bahagia meminta keduanya untuk suit,
dan yang menang akan mendorongnya, maka pemenanganya akan mendapatkan semuanya.
Yoo Rim yang mendengarnya merasa kakaknya itu sangat menjijikan.
Ji Ho akhirnya memenangkan, Hye Rim meminta agar
mendorongnya sampai ke depan mobil. Seung Chan terpaksa mendorong keranjang
belanja dan melakukan taruhan yang kalah harus melakuan apa yang diinginkan Hye
Rim. Mendengar taruhan keduanya membuat Hye Rim melayang.
Keduanya mulai berlomba, Ji Ho lebih dulu mendorong Hye
Rim sampai akhirnya Seung Chan melepaskan keranjang belanjaan dan pindah ke keranjang
yang dinaiki Hye Rim, sementara Hye Rim menjerit bahagia seperti anak kecil.
Sesampai dicafe, semua tertawa bahagia. Ji Ho meminta
agar Hye Rim memanggilnya saja kalau memang diperlukan. Hye Rim mengaku sangat
bahagia hari ini, Seung Chan pun pamit naik ke lantai dua. Seorang pegawai
mengatakan sudah menerima bunga saat mereka pergi belanja.
Hye Rim tak melihat ada bunga mawar biru, Yoo Rim melihat
ada kartu yang terselip didalam bunga dan meminta untuk membukanya. Hye Rim
melihat tiket menonton opera, Yoo Rim merasa kakaknya harus datang karena nanti
pria itu akan duduk disampingnya. Hye Rim berpikir haruskan datang, Yoo Rim
merasa tak perlu karena takut. Hye Rim mengaku sangat penasaran dengan adegan
selanjutnya.
Hye Rim duduk didalam ruangan opera melihat samping kanan
dan kirinya masih kosong, Seorang pria berjalan menyusuri depan gedung, Hye Rim
melihat bangku mulai terisi dengan penonton, disamping kanannya masih kosong. Langkah
pria itu semakin cepat, Hye Rim menoleh kebelakang menunggu siapa yang akan
datang.
Sampai lampu digelapkan, Hye Rim terlihat kesal karena
pria yang mengirimkan bunga tak datang juga. Soo Hyun tersenyum melihat
kebagian depanya, lalu berjalan masuk ternyata ia masuk ke dalam rumahnya
sendiri. Hye Rim masih duduk sendirian sampai pertunjukan berakhir.
Soo Hyun menanyakan perasaan Hye Rim sekarang, Hye Rim
pikir untuk apa menceritakannya, Soo Hyun mengungkapkan itu bagian
dari eksperimen dan mengingatkan Survei
yang dilakukanya itu adalah
bagian eksperimen dari Hye Rim harus
bekerjasama sepenuh hati.
“Apa nama eksperimennya dulu?” tanya Hye Rim,
“Cinta segitiga yang berpusat pada pria idamanmu dan bagaimana cara terbebas dari orang itu.” Ucap Soo Hyun memperlihatkan berkasnya.
“Jadi, apa yang kudapat dari
eksperimen ini?” tanya Hye Rim
“Kau akan dibayar.” Ucap Soo Hyun
Hye Rim ingin tahu bayaranya, Soo Hyun bertanya berapa
bayaran yang dinginkanya. Hye Rim sumringan karena Soo Hyun bisa memberikan yang
diminta. Soo Hyun mengatakan kalau itu tergantung dengan lama waktunya ditambah
alpha, dan memperingatakan sebelumnya Hye Rim setuju
melakukan eksperiment. Hye Rim setuju dengan menambah lama wakt dan juga alpha.
“Lalu Bagaimana perasaanmu saat duduk sendirian disana?” tanya Soo Hyun
“Aku sangat kesal. Awalnya
bersemangat tapi
tidak lagi. Aku
merasa kosong dan membuang-buang waktu, ditambah Bunganya juga tidak datang lagi.” Cerita Hye Rim dengan santai
“Lalu apa yang ingin kau lakukan?” tanya Soo Hyun
“Aku ingin bertemu dengan orang itu. Setelah bertemu, akan kutanyakan kenapa memberiku bunga. Ini terlalu drama, aku tidak suka.” Ungkap Hye Rim, Soo Hyun melirik sambil bergumam “Kau akan segera
bertemu dengannya.”
Soo Hyun kaget melihat Ji Ho berdiri dalam ruangan dengan
wajah pucat, seperti zombie. Ji Ho menanyakan apa yang akan dilakukan
selanjutanya, So Hyun heran dengan pertanyaan asistennya. Ji Ho tahu Soo Hyun itu
yang mengirimkan bunga, karena tokonya menelp dan menanyakan kenapa Soo Hyun
tak memesan bunga lagi. Soo Hyun mengeluh padahal sudah meminta agar
dirahasiakan.
“Tidak ada yang tahu, kan?” ucap Soo Hyun, Ji Ho mengatakan hanya dirinya yang
tahu.
“Lupakanlah Dan tutup mulutmu.” Perintah Soo Hyun
“Kau harus memberitahuku rencanamu. Anda sedang melakukan simulasi psikologi, kan? Kupikir ini akan membantu belajarku.” Jelas Hye Rim
“Kau tahu bunga digunakan untuk membuat dia penasaran, kan? Lalu, aku rekayasa agar dia menikmatinya. Contohnya, hitungan mundur yang ku gunakan Dan tidak muncul saat hari H. Maju dan mundur untuk mempersiapkan perang kedua. Setelah itu, meskipun wanitanya
kecewa,kau harus tetap tidak muncul dihadapannya.” Cerita Soo Hyun.
Ia pun sudah rencanakan untuk mengantikanya, untuk Luluhkan
hatinya dengan surat
maaf dan mengajak makan malam mewah di hotel terkenal dan tiket perjalanan dan saat itu juga ia muncul
tepat dihadapannya.
Soo Hyun sudah menyiapkan ruangan khusus dan meminta agar
pelayan menyambut tamunya disambut dengan istimewa, satu jam lagi dari
sekarang, dan meminta agar menjawab tak tahu apabila tamunya bertanya tentang
dirinya, kembali berpesan supaya tamunya menikmatinya dan memberika layanan yang terbaik.
Ia pun dengan senyuman puas akan menyiapkan surat diatas
meja, ketika membuka pintu Soo Hyun melotot kaget melihat Hye Rim sudah ada
didepan pintu.
“Choi Soo Hyun, apa kau sudah bersenang-senang?” sindir Hye Rim, Soo Hyun benar-benar kaget Hye Rim
datang lebih cepat dari yang diduga.
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ha ha ha lucu bgeetz ...
BalasHapusD lanjut y nulisnya ceemunggut :-D
Suka...
BalasHapusMakasih sdh nulis sinopsisx
Semangat buat dyah
Suka...
BalasHapusMakasih sdh nulis sinopsisx
Semangat buat dyah
noona, tau gak judul lagu piano yg didenger sama lee ma ri sebelum dia tampil?
BalasHapuslagu piano yg katanya dimainin sama Liu chi kung
noona, tau gak judul lagu piano yg didenger sama lee ma ri sebelum dia tampil?
BalasHapuslagu piano yg katanya dimainin sama Liu chi kung
noona, tau gak judul lagu piano yang dimainin sama liu chi kung itu apa?
BalasHapuslagu piano yg didenger sama lee ma ri sebelum tampil :(