Setelah bertemu dengan Jin Woo pertama kalinya, Gyu Man
mengumpat kesal dan berjanji akan membunuh Jin Woo. Dong Ho menanyakan apa yang
akan dilakukan Gyu Man untuk menghadapi masalah ini. Gyu Man mengumpat si Brengsek Jin Woo telah
menghancurkan sidang Wakil
Presedir yang dinantikannya padahal seharusnya ia bisa mendapatkan
kesempatan ini.
“Kesempatan itu, menurutmu siapa yang memberikannya padamu?” kata Dong Ho, Gyu Man terdiam. Dong Ho memberitahu
kalau itu adalah Tuan Nam, Gyu Man binggung.
“Sejak awal ini adalah rencana Ketua.” Jelas Dong Ho, Gyu Man tak percaya karena selama ini
melihat ayahnya sangat menyukai
Wakil Presdir.
“Tapi, Wakil Presdir adalah seorang pekerja keras, 'kan? Orang yang seperti itu akan
mengganggu proses
pewarisanmu di Il Ho Grup, Jadi Ketua
tak akan membiarkannya. Sekarang
kau harus tahu itu dan
mengendalikan dirimu.” Jelas Dong Ho lalu
ponselnya berdering, Joo Il meminta agar menemeninya minum.
Jin Woo kembali ke kantor, duduk dengan lemah didepan
mejanya memberita Manager Yoon baru saja bertemu dengan Gyu Man. Manager Yoon
kaget, menanyakan bagaimana bisa Jin Woo bertemu denganya. Jin Woo menceritakan
hanya kebetulan bertemu
dengannya saja.
“Awalnya sudah di mulai...Dan aku
sudah lama menunggu
hari ini... Tapi,
ayahku... Dia tak bisa mengingatku. Jika aku mencoba untuk memaksanya mengingatku, mungkin dia akan terluka.” Ungkap Jin Woo sambil menangis, Manager Yoon berkaca-kaca mendekat sambil mengusap
punggung
“Ini yang namanya sebuah kenangan, kenangan akan tersimpan di hati dan bukannya di kepalamu. Bahkan jika ayahmu bilang dia tak ingat, kau akan selalu tetap di dalam hatinya. Percayalah itu.” Kata Manager Yoon menasehati.
Dong Ho makan ramen dengan soju, teringat dengan Yong Pil
sebagai penyanyi dengan lirik ~Dunia
ini bagaikan hutan, Di
mana ada rawa Dan
tak ada seorang pun~ Joo Il yang melihat anaknya
berpikir Dong Ho bersikap seperti itu karena Jin Woo. Dong Ho menceritakan Jin
Woo membuat Gyu Man sangat emosi. Joo
il kaget mendengarnya.
“Jika Nam Gyu Man ingin membunuh anak itu, aku yang akan turun
tangan.” Tegas Dong Ho
“Apa maksudmu? Kenapa kau melindunginya? Harusnya lawanmu adalah anak itu!” kata Joo il
“Karena anak itu ingin melindungi ayahnya, apa mungkin aku menghentikannya?” balas Dong Ho
“Dong Ho, jangan lupa satu hal
ini. Apapun
yang terjadi, musuh
keluarga Nam akan
menjadi musuh untuk
kita berdua juga.” Tegas Joo Il
memperingatinya. Dong Ho hanya bisa diam.
Pagi hari
Gyu Man menatap ayahnya, mengingat ucapan Dong Ho dimobil
“Orang yang seperti itu akan mengganggu proses pewarisanmu di Il Ho
Grup,Ketua tak akan membiarkannya.”
Tuan Nam seperti berusaha seperti tak terjadi apapun, Gyu
Man memberanikan diri berbicara tentang ayahnya sendiri yang membuat kasus
Wakil Presdir, Tuan Nam langsung menyela, menyuruh anaknya tak
perlu memikirkan hal yang lain, dan fokus
saja pada posis Presdirnya. Gyu Nam mengerti.
“Seseorang harus dijadikan sebagai,
"alat". Jika
alat itu sudah sering digunakan dan
aus, kita harus menggantinya.” Ungkap Tuan Nam mengumpakan,
Gyu Nam mengerti.
Setelah sarapan, Gyu Nam mengantar ayahnya sampai ke
mobil bahkan sampai menutup pintu mobilnya. Yeo Kyung ikut berdiri mengantar
ayahnya, setelah ayahnya pergi Gyu Nam menatap adiknya memperingatkan agar tak
dekat-dekat dengan Ji Woo.
Yeo Kyung heran melihat kakaknya yang tertarik dengan
urusanya, Gyu Nam menegaskan tak ada alasan untuk melakukan itu. Yeo Kyung
menegaskan bahwa diriny itu bisa tahu bakat Jin Woo dan mengingiat kata-kata
ayahnya, "Jangan
pernah goyah
dengan apapun." Gyu Man pun hanya bisa diam.
Di dalam mobil, Tuan Kang memberikan sebuah USB pada Jin
Woo sebagai bayaran yang dijanjikan. Jin Woo menerimanya, Tuan Kang menjelaskan
Data lengkap mengenai rincian
keuangan Asuransi Il Ho.
“Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Jin Woo khawatir
“Aku mungkin akan ke luar negeri. Jika kerja kerasku dibayar dengan pengkhianatan seperti ini, maka aku tak punya urusan dengan Il Ho lagi Tapi, ada hikmahnya juga, karena
sekarang waktuku
bersama keluarga lebih banyak. Mulai
sekarang, aku sungguh ingin menjadi
ayah dan suami yang baik.” Jelas Tuan Kang mencoba
rendah hati.
Disebuah tempat, Pria melihat spanduk dengan wajah Tuan
Seo, lalu menelp Jin Woo kalau ia melihat spanduknya.
Di minimarket, Jin Woo menyakinkan apakah Tuan itu pernah
melihat ayahnya. Tuan itu sebelumnya sudah
memberitahu, di hari itu karena cepat tidur jadi terbangun
pada jam 2 subuh lalu keluar untuk mengambil peralatan sepedaku, jadi sangat yakin melihat Tuan Seo di pagi hari.
“Bagaimana anda bisa masih mengingatnya sampai sekarang?” tanya Jin Woo masih belum yakin
“Oh, itu karena dia menjatuhkan sesuatu. Dia membawa paper bag dan terus bolak-balik di sana, Ayahmu seperti sedang kebingungan.” Cerita Tuan saksi.
“Lalu, kenapa anda baru meneleponku sekarang?” ucap Jin Woo
“Aku baru pulang dari rumah
anakku, dan tak
tahu jika sidangnya
belum berakhir. Jadi,
berapa kompensasi yang
akan kudapat?” kata Tuan Saksi, Jin Woo terdiam
seperti tuan itu sengaja menelpnya untuk mendapatkan uang.
Gyu Man dan seorang pria bule berjabat tangan membuat
perjanjian kembali didepan media. Setelah keluar ruangan, Sek Ahn sudah
menunggu dan menerima hasil berkas penjanjian Il Ho.
“Menurutmu kenapa aku sangat menginginkan kontrak ini? Bahkan aku mengumpulkan semua awak pers di sini.” Kata Gyu Man
“Untuk terlihat lebih berkesan.” Jawab Sek Ahn
“Apa tubuhmu ini hanya kiasan saja Atau Apa otakmu itu juga hanya untuk bergaya saja? Aku melakukannya untuk menunjukkan pada ayahku bahwa aku bisa mengurusnya tanpa adanya Wakil Pres dir. Dan akulah Seorang anak si Nam Gyu Man.” Jelas Gyu Man Sombong
“Ya, ayahmu pasti akan merasa
"appeal".” Puji Sek Ahn, Gyu Man
mengejek Sek Ahn itu bodoh karena salah mengucapkan bahasa inggris.
Pengacara Song duduk bersama dengan Manager Yoon makan
fast food, lalu menanyakan sejak kapan manager Yoon bertemu dengan Jin Woo. Manager Yoon menceritakan bertemu dengan Jin Woo saat
tes pendaftaran dan dulu
anaknya sangat
tidak sopan. Pengacara Song merasa Jin Woo masih seperti
itu. Wajah Manager Yoon langsung cemberut, Pengacara Song mengerti Manager Yoon
itu selalu marah jika menjelekan Jin Woo.
In Ah datang membawakan bungauntuk
bertemu dengan
Jin Woo. Pengacara Song kaget karena yang datang adalah Jaksa In
Ah, ketika sidang Wakil Presdir, Manager Yoon menyenggol Pengacara Song agar
tak membahasnya kalau In Ah kalah dari Jin Woo. Pengacara Song pun membantu
agar bunga itu dititipkan padanya.
In Ah menunggu sambil meminum teh, Pengacara Song
mengintip dari jendela tak percaya Jin
Woo punya bakat karena dalam
pikiran anak muda seperti Jin Woo tak punya waktu untuk percintaan. Manager Yoon menegaskan kalau Jin Woo itu butuh bernafas
bebas. Pengacara Song kesal karena dirinya juga butuh bernafas, lalu keduanya
melihat Jin Woo datang dan berpura-pura mencari kesibukan.
Jin Woo kaget melihat In Ah ada didalam kantornya, In Ah
dengan senyuman memuji kantor Jin Woo yang bagus dan membawa hadia sebagai
penghias kantornya. Jin Woo melirik bunga yang dibawakan In Ah untuknya, lalu
menanyakan tujuannya datang ke kantornya.
“Wajahmu kenapa? Kenapa pengacara bisa mendapatkan luka itu?” tanya In Ah melihat wajah Jin Woo ada bekas luka
“Kau masih tetap cerewet seperti 4 tahun yang lalu.” Keluh Jin Woo, In Ah terdiam lalu menanyakan kesehatan
ayahnya.
“Aku telah mengajukan permintaan pengadilan ulang dan sudah menemukan saksi untuk membuktikan alibi ayahku. Kali ini aku akan membuktikan ayahku tidak bersalah. Jadi, kita bisa membuktikan
kematian...Noona....” ucap Jin Woo lalu terdiam
In Ah menebak Noona yang dimaksud itu Jung
Ah. Jin Woo tak ingin banyak cerita, dengan alasan sibuk
akan melanjutkan perbincangan lain waktu lalu menaiki tangga kantornya.
Jin Woo memasukan USB pemberian dari Tuan Kang didalam
buku, sangat mengingat isi dari USB itu adlah Data
lengkap mengenai rincian
keuangan Asuransi Il Ho.
Manager Yoon masuk melihat In Ah itu sangat khawatir pada
Jin Woo jadi tak ada alasan untuk memberitahunya. Jin Woo mengatakan tak
ingin In Ah terluka karena hanya In Ah yang percaya padanya dan juga ayahnya,
selain itu menurutnya ini adlaah pertarungannya sendiri.
Pagi hari
Jin Woo pergi ke pengadilan untuk memberikan berkas Pengajuan Permintaan
Persidangan Ulang. Pegawai memberitahu
berkasnya telah dimasukan, Jin Woo menganguk dengan senyuman keluar dari
pengadilan. Ketika dilobby tak sengaja bertemu dengan Jaksa Hong.
“Aigoo, lihatlah siapa ini? Ataukah aku harus memanggilmu pengacara Seo sekarang.” Ejek Jaksa Hong
“Sepertinya anda sehat-sehat saja, Jaksa Hong.” Balas Jin Woo sinis, Jaksa Hong sengaja menanyakan
keadaan Ayah Jin Woo
“Aku sudah mengajukan persidangan
ulang.” Kata Jin Woo
“Ayahmu mungkin akan tenang karena anaknya yang akan
membelanya. Tapi,
kita masih belum tahu
bagaimana hasilnya nanti.” Ucap Jaksa Hong sombong
“Kali ini akan berbeda. Aku akan menangkap pelaku yang
sebenarnya.” Tegas Jin Woo, Jaksa Hong menyindir Pengacara
baru memang sangat
menggebu-gebu, lalu mengejek Jin Woo yang sibuk jadi
lebih baik lanjutkan pekerjaanya dan pergi begitu saja.
In Ah masuk ke dalam lift, tiba-tiba Yeo Kyung menahan
pintu lift untuk masuk. Dengan suasana tegang, In Ah menanyakan Bagimana
bisa Yeo Kyung mengenal Pengacara Seo Jin Woo. Yeo Kyung dengan ketus merasa itu bukan urusan In Ah
dan berpikir teman kuliahnya itu tertarik
pada Jin Woo yang tampan. In Ah heran Yeo Kyung sudah memanggil nama.
Yeo Kyung pikir In Ah itu memiliki hubunganyang tak baik dengan Jin Woo.
Gyu Man minum wine dirumahnya, Dong Ho datang duduk
didepanya menenyakan apa yang dikatakanya. Gyu Man menceritakan terus
memikirkannya dan seseorang sangat menganggunya, lalu
membahas tentang Jin Woo.
“Jadi, apa kau mau aku yang mengurus anak itu?” kata Dong Ho sinis
“Bukan kali ini saja kan kau melakukannya untukku?” komentar Gyu Man sombong
“Dia hanyalah pengacara baru Dan insiden itu telah berakhir 4 tahun yang lalu.” Ucap Dong Ho
“Ya, memang seperti itu. Kau memintaku untuk
berhati-hati. Dan aku
ingin hidupku tenang. Jadi,
apa kau tak mau membuat
Seo Jin Woo itu diam?” ungkap Gyu Man.
Hakim Kang melihat berkas yang masuk ke dalam ruanganya,
sebuah pengajuan persidangan ulang dengan nama Seo Jin Woo. Teringat
sebelumnya, melihat Jin Woo didepan pengadilan.
“Bicaralah pada pengacaramu. Dialah yang tak becus membelamu Ataukah kau bisa salahkan hokum yang membuat ayahmu seperti ini.”
Setelah itu ponselnya berdering, wajahnya terlihat sangat
tegang.
Gyu Man melihat Dong Ho datang dan langsung
memperkenalkan pada Hakim Kang dan pasti keduanya sudah pernah bertemu. Dong Ho
dan Hakim Kang saling berjabat tangan lalu duduk bersama-sama.
“Hari ini aku mendapatkan berkas permintaan untuk persidangan
ulang,dan sepertinya itu adalah
kasusmu dulu.” Kata Hakim Kang,
“Memangnya kasus apa? Kau tahu, Pengacara Park telah menangani ribuan kasus.” Kata Gyu Man berpura-pura tak mengerti.
“Kasus pembunuhan mahasiswi Seo
Cheon 4 tahun
yang lalu, kau masih ingat? Dan
sepertinya Pengacara Park masih
mengingat kasus ini.” jelas Hakim Kang. Dong Ho,
Sek Ahn dan Gyu Man langsung tegang.
“Aku bukanlah pengacara yang mau mengurusi kasus yang sudah
selesai.” Tegas Dong Ho
“Tapi, ada yang mengajukan persidangan ulang. Kudengar Seo Jin Woo menjadi
pengacara agar dia
bisa membebaskan ayahnya.” Cerita Hakim Kang. Mata
pembunuh berdarah dingin Gyu Man terlihat.
Di dalam mobil
Gyu Man mengungkapkan berusaha
untuk bersikap lebih
tenang dan baik, tapisi brengsek Seo Jin Woo sangat mengganggunya, lalu menyuruh Sek Ahn agar menelp orang-orang
itu. Sek Ahn menanyakan siapa yang dimaksud Orang-orang
itu. Gyu Man mengumpat Sek Ahn itu tuli, kalau yang dimaksud
adalah Semua yang berkaitan dengan kasus itu, Sek Ah mengerti. Gyu Man pun memerintahkan agar terus
mengawasi Jin Woo.
In Ah melihat Tuan Seo duduk didepanya, meminta maaf
karena harusnya lebih awalnya mengunjunginya. Tuan Seo terlihat binggung menanyakan apakah In ha
mengenalinya. In Ah pikir Tuan Seo pasti tak akan
mengenalnya karena memang belum
pernah bertemu dan memperkenalkan dirinya, sebagai
teman Jin Woo.
“Jin Woo? Siapa dia?”tanya
tuan Seo, In Ah kaget mendengarnya lalu memberitahu Jin Woo adalah anaknya.
“Maaf... tapi aku tak punya anak. Aku belum pernah mendengar nama
itu. Apa...
anda tak salah orang?” kata Tuan Seo, In Ah
berkaca-kaca karena sekarang Tuan Seo tak mengingat Jin Woo sebagai anaknya.
In Ah masuk ke kantor kepala penjara, berteriak karena
mereka tak merawat tahanan
yang sakit di sini. Pria beruban marah karena
In Ah datang langsung marah-marah. In Ah mengeluarkan ID Cardnya sebagai Jaksa
Lee dari
Pengadilan Seoul.
“Oh... jaksa dari Pengadilan
Seoul? Jadi, ada
urusan apa kau ke sini?” ucap si pria beruban
memandang remeh
“ Tahanan nomor 3729, Seo Jae Hyuk. Apa anda tahu, dia menderita Alzheimer?! Dan kenapa anda tak memberinya perawatan yang layak? Tahanan juga manusia. Kalian sungguh tak bertanggung
jawab. Aku tak
akan tinggal diam.” Tegas In Ah lalu keluar
ruangan
Jin Woo baru datang melihat In Ah yang datang lalu
menanyakan alasanya datang. In Ah berbohong mengatakan ada yang
harus selidiki
di penjara. Jin Woo bertanya apakah In Ah datang untuk
menemui ayahnya, In Ah menyangkal menurutnya rasanya
agak canggung
jika aku menemui ayahnya.
“Oh ya, apa kau sudah mengajukan permintaan persidangan ulang?” tanya In Ah, Jin Woo mengangguk
“Aku yakin ayahmu akan tenang jika kau yang jadi pengacaranya.” Ungkap In Ah tersenyum bahagia lalu pergi.
Jin Woo membaca pesan dari Manager Yoon “Aku
sudah menemukan rumahnya
di Jeon Joo.” Lalu ia sudah mengendarai mobilnya
sambil menelp Manager Yoon, kalau sulit menemukanya karena sedang
di Cina, Manager Yoon memberitahu karena Jeon Joo
harus operasi jadi harus kembali dan tinggal di rumah anaknya sekarang.
Seorang ibu berjalan dengan anaknya keluar dari
apartement, Jin Woo menatap dari dalam mobil teringat kejadian 4 tahun yang
lalu.
Flash Back
Jun Joo memberikan kesaksian di pengadilan kalau melihat
Tuan Seo menyembunyikan sesuatu di kamar pegawai. Jaksa Hon menanyakan alasan baru melaporkannya sekarang. Jun Joo mengaku ragu karena Tuan Seo itu rekan
kerjanya, tapi sekarang seorang
mahasiswi dan ayahnya
sudah meninggal jadi berharap Tuan Seo akan menerima
hukuman yang setimpal.
Jun Joo baru keluar dari supermarket, anaknya melupakan
sesuatu yang ingin dibelinya lalu meminta ibunya untuk pergi ke mobil lebih
dulu. Jin Woo menahan pintu mobil ketika Jun Joo ingin masuk mobil, Jun Joo
kaget melihat Jin Woo tiba-tiba ada didepannya.
“Sepertinya kau tambah sehat saja.” Sindir Jin Woo, Jun Joo menanyakan urusan apa yang
membuat mendatanginya.
“Sepertinya hidup di Cina sangat menyenangkan Dan ayahku sekarang menderita di
penjara karena
kesaksian palsumu itu.” Kata Jin Woo sinis
“Saksi palsu? Apa kau punya bukti?” ucap Jun Joo menantang
“Mata yang gemetaran itulah
saksinya. Kenapa
kau tak jujur saja sekarang?” kata Jin Woo
“Tak ada yang bisa kukatakan lagi. Jika kau terus seperti ini, aku akan melaporkanmu.” Ancam Jun Joo
Jin Woo melihat anak Jun Joo baru datang lalu berjalan
menghampiri dengan memberikan kartu namanya, mengatakan apabila ibunya berubah
pikiran maka anaknya bisa menelpnya Kapan saja. Sang anak terlihat binggung menerimanya, lalu menanyakan
pada ibunya, apakah mengenal pria itu. Jun Joo berpura-pura tak mengenalnya.
Hakim Hong mengenalkan Detektif Gwan Han Soo sebagai detektif
yang menangani
kasus pembunuhan mahasiswa. Detektif Gwan pun mengungkapkan rasa senang bertemu
dengan Gyu Man.
“Apa kau sudah dengar tentang permintaan pengadilan ulang itu?” kata Gyu Man
“Aku sudah mengira, anda pasti akan membicarkan tentang ini.” ucap Jaksa Hong. Dong Ho masuk ke dalam ruangan melirik
sinis melihat Detektif Gwan dan juga Hakim Hong ada didalam.
“Tak masalah jika dia sudah menjadi pengacara Karena di mataku dia tetaplah anak pembunuh. Lagi pula, siapa yang akan percaya padanya?” ucap Han Soo sangat merendahkan Jin Woo
“Masalahnya adalah dia terlalu banyak tahu dan membuatku kesal.” Ungkap Gyu Man, Han Soo pikir Gyu Man sudah banyak
perkerjaan jadi tak perlu mengkhawatirkannya. Hakim Hong melirik Han Soo terlihat percaya diri, lalu
mengatakan Gyu Man bisa mengubunginya jadi membutuhkan bantuanya.
“Satu kesalahan saja, dan
kupastikan Jin Woo
akan masuk penjara.” Tegas Han Soo
Dong Ho berjalan keluar restoran meminta Gyu Man tak
perlu khawatir karena belum
tentu juga permintaannya
diterima dan Hakim
tak bisa begitu saja
mengambil keputusan. Gyu Man merasa Hakim Kang
itu sungguh tak peduli dengan kasus ini sama sekali, karena menurutnya kasus seperti ini hanya
bahan lelucon
untuknya, setelah itu berjalan masuk ke dalam mobil.
Dong Ho dan Hakim Hong bertemu di tengah jembatan, memberitahu
dulu berada dalam naungan Joo Il tapi sekarang dibawa Presdir Nam, Hakim Hong membalas ucapan Dong Ho itu agak
kasar.
“Rasa sakit terikat sama halnya dengan takdir. Kehidupan manusia memang aneh, 'kan?” kata Dong Ho
“Ya, kau mungkin benar. Tapi, sekarang kita adalah tim dan Kita hidup untuk Il Ho Grup.” Tegas Hakim Hong
Dong Ho memilih untuk pergi tanpa pamit, Sang Ho
menanyakan kemana mereka akan pergi sekarang. Dong Ho berteriak akan menemui Jin
Woo. Sang Ho kaget mendengarnya.
Didalam mobil, Sang Ho melirik dari kaca spion menanyakan
alasan datang ke tempat Jin Woo karena lawan mereka itu hanya Jin Woo. Dong Ho itu merasa itu Karena
melawan adalah caranya
untuk bertahan.
“Apa dia berada dalam bahaya?” tanya Sang Ho
“Bagi Nam Gyu Man, Jin Woo adalah musuh yang tersembunyi. Apa kau pikir dia akan diam saja jika dia diserang? Nam Gyu Man tak akan diam. Dan juga Jin Woo sangat ingin menghancurkan
Nam Gyu Man, mereka
bahkan sudah pernah bertemu.” Jelas Dong Ho lalu
meminta Sang Ho lebih cepat menyetirnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar