Hye Rim menemui kakek, yang ternyata adalah Tuan Kim
merengek untuk meminta agar Klinik Psikolog untuk pindah karena itu bangunan
miliknya. Tuan Kim mengatakn tidak terlalu senang mengenai bisnis yang baik,
tapi tak ada bisa yang dilakukanya karena mereka sudah menandatangani kontrak,
lebih baik biarkan saja dan meminta agar Hye Rim bercerita lebih banyak tentang
makeup.
Didalam mobil.
Hye Rim memberitahu Kebanyakan wanita tidak suka mahal
makeup, menurutnya daripada mengunakan uang dengan cara berkerja tapi lebih
baik Menurunkan biaya dan membuat botol terlihat bersih dan sederhana, bahkan
dengan memberikan sample adalah hal yang penting.
Tuan Kim setuju, lalu memuji Hye Rim yang tahu persis
dengan yang dirasakanya, lalu akan segara memberitahu karyawanya. Hye Rim
bertanya untuk meyakinkan kalau perusahan itu bukan milik keponakanya, Tuan Kim
mengatakan kalau semua miliknya juga dan dalam perjalanan ke sana sekarang.
Hye Rim seperti tak begitu yakin dan mengatakan kalau
Tuan Kim akan menjadi Presdir dalam hal segalanya, lalu meminta supir
menurunikan dipinggir jalan. Tuan Kim melambaikan tangan ketika Hye Rim
membungkuk padanya dengan sopan masih memanggilnya Kakek.
Tuan Kim turun dari mobil bertanya apakah Choi Soo Hyun
sudah datang, diruanganya Tuan Kim binggung karena Soo Hyun memintanya agar
menyuruh keluar Madam Antonie dilantai pertama. Soo Hyun menceritakan Wanita
itu adalah penipu dengan penuh amarah membahas sesuatu yang dilakukan dengan
konselingnya.
“Aku mengerti apa yang dikatakan. Masalahnya, aku telah
menerima banyak bantuan darinya.” Kata Tuan Kim
“Kau hanya ingat apa wanita yang telah menebak dengan
benar. Pikirkan tentang itu. Tiada ada segalanya, apa wanita itu mengatakan 100 persen dengan benar?”
jelas Soo Hyun
“Ya.. tidak juga... Tentu saja dia pernah salah beberapa
kali. Jikakau melihat ke belakang, Aku
sudah mendapatkan hasil....”kata Tuan Kim langsung disela oleh Tuan Ki
“Tidak.. Kau menipu diri sendiri sekarang. Kau sudah tahu
Wanita itu palsu, tapi semua keyakinan membuat kau percaya dalam alam
bawah sadarmu, lalu akan menjadi sebuah kebohongan, dan itu akan menjadi tidak
nyaman. Kau memaksa diri untuk percaya bahwa Wanita itu benar” jelas Soo Hyun
mengebu-gebu.
“Aku tidak mengertimu, Kau memiliki gelar doktor dari
Stanford University. Mengapa kau begitu takut dari peramal yang tidak
berbahaya?” ejek Tuan Kim
Soo Hyun memohon, Tuan Kim mengingatkan kalau Kafe yang
bukan miliknya jadi tidak bisa menginginkan milik orang lain, karena akan
menjadi buruk baginya. Soo Hyun hanya bisa mengaruk-garuk dahi tak bisa
mengubah hati Tuan Kim.
Hye Rim makan bibimbap sambil menonton TV, tiba-tiba
adegan menjadi panas dengan pria dan wanita saling berciuman yang sanga dalam
sampai membuat mulutnya melonggo, seperti membayangkanya. Ponselnya berdering,
dengan mata terus menatap TV tapi telinga dan mulutnya berusaha mengangkat
telp.
“Ya, saya berencana akan, jam 02:00 siang hari ini, kan?
Giliran yang menerima uang ...” kata Hye Rim lalu melotot kaget.
Yoo Rim kaget mengetahui kalau wanita itu kabur, Hye Rim
memberitahu Gae Joo menghilang sambil mengumpat. Yoo Rim memarahi kakaknya
untuk berhati-hati dengan uanganya, Hye Rim memberitahu kalau uang itu bukan
untuknya tapi untuk membayar uang kuliah Do Kyung. Keduanya sama-sama menghela
nafas, Hye Rim menceritakan orang-orang akan melaporkannya ke polisi.
Soo Hyun dan Ji Ho masuk dari cafe, mendengar Hye Rim
yang sedih karena seorang peramal dan tidak tahu orang akan melarikan diri
dengan uang. Yoo Rim berkomentar kakaknya bisa melihat apabila sedang fokus,
tapi sekarang malah seperti ini. Soo Hyun berhenti sebelum menaiki tangga, Hye
Rim mengakus sudah telah berfokus pada pelanggan tai tidak bisa waspada 24jam
dalam 7 hari.
Keduanya kembali menghela nafas, Hye Rim melihat Soo Hyun
yang melihatnya lalu dengan ketus menyuruhnya pergi saja. Soo Hyun dan Ji Ho
pun menaiki tangga tanpa berkomentar. Hye Rim binggung dengan kuliah Do Hyung,
tempat tinggal dan juga biaya perjalanan.
Yoo Rim pikir kakaknya butuh 30ribu won dan mengeluarkan dompetnya.
Hye Rim pikir akan menyewakan rumahnya saja dan akan
tinggal di cafe itu saja, Yoo Rim pun menanyakan darimana kakaknya bisa
menutupi biaya hidupnya. Hye Rim menjerit binggung.
Soo Hyun bisa mengetahui kalau teman dari Hye Rim sudah
membawa uang miliknya, lalu meminta agar Ji Ho menelp Ketua Kim. Yoo Rim
mengingat tentang kakek, Hye Rim rasa tak mungkin karena kakek itu hanya
pemilik bangunan bukan ketua kaya ...
“Kalian sudah saling kenal untuk waktu yang lama. Uang
jaminan akan menjadi bantuan jika ia dikembali kepadamu. Dan aku mendengar
orang dari lantai dua berkata "Ya,
Ketua" terakhir kali. Dia mungkin bukan ketua nyata, tapi kau tidak pernah
tahu. Dia mungkin memiliki beberapa bangunan yang lebih selain tempat yang satu
ini.” jelas Yoo Rim, Hye Rim mengerutkan dahinya memikirkan usul adiknya.
Tuan Kim bahagia ketika menerima telp dari Soo Hyun
dipagi hari, karena suasana hati sedang
baik hari ini. Soo Hyun memberitahu kalau nanti si peramal akan menelpnya
segara.
“Apakah kauberbicara tentang Nyonya Go di lantai pertama?
Mengapa?” tanya Tuan Kim
“Dia perlu untuk meminjam uang. Apakah kau ingat apa yang
aku katakan terakhir kali? Kau akan tahu mengetahui identitas sejati wanita hari
ini.” ucap Soo Hyun lalu menutup telpnya.
Tuan Kim binggung karena buru-buru Soo Hyun menutup
telpnya, lalu memberikan ponselnya pada sekertarisnya. Ponsel yang lain
berdering, dan melihat nama Hye Rim yang menelpnya.
Hye Rim datang ke gedung La Bella Cosmetic dengan taksi,
bertanya-tanya mengapa Tuan Kim ingin bertemunya digedung itu. Lalu melihat
sekeliling dan pergi ke bagian receptionist, memberitahu ingin bertemu Tuan Kim
Moon Geun.
Pegawai itu tahu Ketua Kim sudah menunggunya, Hye Rim
melonggo kalau tahu Kakek yang dikenalkan ternyata Ketua Kim. Pegawai pun ingin
mengantarkan Hye Rim bertemu dengan Ketua Kim. Hye Rim masih tak percaya Tuan
Kim adalah Presdir dari La bella Cosmetic. Pegawai menceritakan Ketua Kim
sempat tak kerja tapi setelah itu baru kembali lagi beberapa waktu lalu. Hye
Rim meminta izin untuk pergi ke kamar mandi lebih dulu.
Hye Rim berlari masuk ke kamar mandi lalu sengaja
mematikan lampu agar semuanya gelap, lalu berjongkok sambil bergumam “Aku ingat
kata-kata senior mengatakan kepadaku ketika aku mengikuti jurusan teater di
perguruan tinggi. Darimana kesempatan mengubah hidup berasal? Keputus asaan. Aku sangat putus asa sekarang.”
Lalu berdiri menatap kaca kembali bergumam “Uang. untuk
kuliah Do Kyung. Benar, Hye Rim... Mari
kita hanya berpikir tentang itu.” Setelah itu memejamkan matanya dan
mensugesti dirinya “Ketika bel berbunyi, kau akan benar-benar mengubah
menjadi Gumiho. (rubah berekor sembilan)”
Hye Rim dengan percaya diri menceritakan sudah banyak
bertanya
“Apakah itu benar? Apakah bisnis dia yang dimulainya berbahaya?" lalu menceritakan sudah mendengar dari Madame Antonie kalau akan memiliki dampak keuangan atas seluruh dunia dan tidak ada cara untuk menghindarinya.
“Apakah itu benar? Apakah bisnis dia yang dimulainya berbahaya?" lalu menceritakan sudah mendengar dari Madame Antonie kalau akan memiliki dampak keuangan atas seluruh dunia dan tidak ada cara untuk menghindarinya.
“Tentu saja, kau dapat menunda bisnis lalu mencoba untuk
memulai untuk waktu yang singkat. Jika kau melakukannya, maka keberuntungan
yang bisa berubah menjadi nasib buruk bagimu...” jelas Hye Rim mulai meramal,
Tuan Kim melonggo sambil mengingat kata-kata Soo Hyun “Kau menipu diri sendiri sekarang. Kau sudah tahu bahwa wanita adalah palsu”
“tapi...Ada satu cara kau dapat menghindari bencana itu.”
Kata Hye Rim, Tuan Kim bertanya apakah itu berurusan dengan uang.
“Ya, kau akan harus mengadakan upacara peringatan. Ketika Marie Antoinette
meninggal, Oscar dan Andre ... Ah...Tidak, selain mereka, banyak orang lainnya
meninggal juga. Aku pikir mereka ingin mengurus Marie Antoinette. Dengan cara
itu, dia akan mempertahankan martabatnya sebagai ratu dan statusnya di surga. Kau
tahu bagaimana orang memberikan uang, modal, dan tenaga kerja. Tapi Marie
Antoinette meninggal di istana, lalu langit
marah tentang itu dan mereka memarahiku untuk tidak berbicara untuk mereka.
Jadi, aku pikir upacara peringatan yang tepat akan menenangkan mereka.” Cerita
Hye Rim terdengar suara bergemetar.
Tuan Kim mengangguk mengerti, sementara Hye Rim mencoba
rasa gugup dengan meminum air minumnya. Tuan Kim pun mengerti dengan cerita Hye
Rim dengan pemikiran itu.
Hye Rim keluar ruangan dengan lemas, lalu berjalan
didepan receptionist. Do Kyung menelpnya, Hye Rim meminta maaf mengaku sedang
sibuk, Do Kyung mengeri akan berbicara nanti. Hye Rim menahan tangis meminta Do
Kyung tak menutup telpnya lalu mengaku tidak benar-benar sibuk
Do Kyung bisa merasakan suara ibunya bergetar lalu
bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi. Hye Rim terlihat binggung
menjelaskanya, akhirnya jatuh lemas menangis dilantai, Do Kyung memanggil
ibunya yang tak terdengar suaranya.
“Aku sangat minta maaf, Aku sudah menipu seseorang! Do Kyung,
aku minta maaf karena orang semacam ini. Aku sangat malu pada diriku sendiri!”
jerit Hye Rim menangis histeris, Pegawai yang lewat melihat Hye Rim yang
menangis.
Tuan Kim keluar dari gedung, Hye Rim melihatnya langsung
berlari memanggilnya, lalu mengakui kalau semua yang dikatakan sebelumnya hanya
bohong dan meminta maaf
“Tidak ada bahaya dalam hal keuangan. Maksudku, mungkin
ada, tapi aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Uang tidak diperlukan untuk
upacara peringatan. Seseorang membawa lari dengan uangku, dan aku sangat
membutuhkan itu sekarang. Kakek, aku benar-benar menyesal. Aku tahu berapa
besar kau percaya padaku. Aku punya anak
perempuan, pikiranku seperti hilang beberapa detik” cerita Hye Rim terisak,
kakek yang tadinya cemberut berubah jadi tersenyum.
“Profesor Choi Soo Hyun mengatakan kepadaku kalau
kau adalah penipu. Yang benar-benar membuatku
dalam suasana hati yang buruk, tapi aku sekarang baik-baik saja sekarang. Seperti
yang diharapkan, Kau menunjukkan bahwa aku bisa mempercayaimu.” Jelas Tuan Kim
dengan senyuman
Hye Rim tak percaya Soo Hyun mengatakan kalau ia adalah
penipu. Tuan Kim bertanya apakah ia memiliki cara untuk mendapatkan uangnya.
Hye Rim pikir harus pindah dan akan menutup kafe, menurutnya ada sebuah cafe
yang bagus di Daejeon jadi bisa bekerja di sana, lalu meminta maaf sekali lagi.
Tiba-tiba ponselnya berdering dan itu telp dari polisi,
dengan terburu-buru pamit dan meminta maaf karena harus pergi. Tuan Kim melihat
Hye Rim yang berlari memberikan senyumanya.
Soo Hyun memberikan tanda tangannya, Sekertaris
mengatakan mereka sudah siap dan mereka akan menempatkan reputasinya dan melakukan yang terbaik untuk mendukungnya.
“Ah, tentang pasal
12, ayat 4. "Partai B harus menyewa individu direkomendasikan oleh Partai
A. " Ini hanya orang membantu dengan tugas-tugas kasar, kan?” tanya Soo
Hyun melihat kembali lembaran surat kontrak
“Ya tentu saja.... Ini tidak perlu khawatir, kau bisa
berpikir tentang orang itu sebagai penasihat di konseling ini.” jelas
Sekertaris
Soo Hyun terlihat binggung, Sekertaris menjelaskan Cabang
luar negeri ingin untuk mengetahui bagaimana klinik konseling ini berjalan dan
bagaimana pengobatan yang sedang dilakukan jadi ingin membahasnya bersama-sama,
sementara mereka berinvestasi... Soo Hyun menyela sebelum sekertaris selesai
bicara.
“Kau ingin membahas itu juga? Kita sudah siap....” ucap
Soo Hyun yang kembali disela oleh Seketaris
“Orang ini cukup tertarik dalam bidang ini, Tentu saja,
identitas sudah dirahasiakan. Namanya Go Hye Rim, dan dia sebagian nasihat
tentang kehidupan.” Jelas Seketaris
“Go Hye Rim, katamu?
Aku belum pernah mendengar nama itu. Apa judul penelitiannya...” tanya
Soo yun
“Apakah kau tidak bertemu dengannya sudah? Dia bekerja di
kafe di lantai pertama di gedung ini. Dia seorang penasihat tradisional di
Korea. Dengan kata lain, orang juga menyebutnya seorang peramal.” Jelas
Sekertaris
Hye Rim menerima telp dengan wajah kaget, Tuan Kim
mengingat Hye Rim mencoba untuk menipunya terakhir kali jadi semua ini adalah
hukumannya.
“Aku ingin kau tetap membuka kafe dan bekerja sebagai peramal
membawa keberuntungan membantu klinik
konseling pada waktu yang sama. Lalu Lantai tiga akan menjadi tempat tinggal
barumu.” Jelas kakek
“Tidak, Kakek!! Mengenai tempat tinggal aku setuju, tapi tentang
klinik center, Aku tidak bisa menjadi seorang konselor!” ucap Hye Rim menolak,
Tuan Kim melihat jam tangannya dan harus pergi ke pertemuan sekarang dan akan
berbicara lagi nanti. Hye Rim tetap berbicara pada Tuan Kim kalau tidak bisa
melakukannya dan menolaknya tapi Tuan Kim sudah menutup telpnya.
***
“Jadi kau bilang untuk mengobati pasien mengunakan
seorang peramal?” jerit Soo Hyun dengan mata melotot
“Tidak sejauh merawat pasien. Kami ingin kau membicarakannya
dengan dia....” jelas Seketaris tapi Soo Hyun langsung melempar kontrak dan
keluar dari ruangan dengan wajah marah
Sekertaris
mencoba mengejarnya, tapi Soo Hyun dengan mata melotot turun ke lantai satu.
Hye Rim mencoba menelp kakek kembali, terdengar jeritan Sekertaris yang
memanggil Soo Hyun untuk mendengarkanya lebih dulu.
Soo Hyun dengan mata melotot mengejek Hye Rim yang ingin
menjadi penasehat di klinik konselingnya. Hye Rim ingin menjelaskan tapi Soo
Hyun sangat marah kembali berbicara.
“Ya, memang pasti orang-orang sepertimu, memberikan
harapan pada orang dengan kesakitan dan juga kesengsaraan lalu kau memberitahu
mereka semuanya baik-baik saja. Selain itu kau akan berpikir "Aku membuat
mereka bahagia dengan memberi apa yang ingin mereka dengar. " Kau sudah membodohi
diri sendiri dan juga mereka. Mengapa? Karena kau bodoh.” Ucap Soo Hyun dengan
berbicara mengebu-gebu, Hye Rim mulai melotot karena merasa terhina.
“Kau bahak tidak memiliki kemampuan untuk memeriksa diri
sendiri. Ini adalah kesalahan. Orang-orang di lantai atas datang mencariku. Mengapa
orang-orang harus berurusan dengan orang-orang sepertimu? Mengapa kau menyeret
mereka ke dalam hidupmu yang dangkal?” sindir Soo Hyun, Sekertaris
memperingatkan Soo Hyun sudah berkata sangat kasar.
Soo Hyun akhirnya mengeluarkan ponselnya, meminta untuk
berbicara dengan Tuan Kim kalau Hye Rim menolaknya, dengan mata melotot
memperingatakan kalau ia sudah melewati batas. Hye Rim pun menelp dibagian
resptionist agar memberikan pesan pada kakek.
“Katakan padanya aku akan melakukan yang terbaik sebagai
penasihat klinik konseling itu. Kalau dipikir-pikir itu, itu pekerjaan yang
sempurna bagiku. Ini akan menyenangkan.” Ucap Hye Rim yang membuat Soo Hyun
makin melotot tajam.
Hye Rim dengan senyuman mengejek berharap bisa berkerja
sama dengan Tuan Choi Soo Hyun, lalu mengulurkan tangan dengan memperkenalkan
namanya. Soo Hyun diam dengan mata melotot tajam.
Mobil bak terbuka datang dengan barang yang banyak, Hye
Rim melihat lantai tiga, Yoo Rim merasa tak yakin mereka akan tinggal ditempat
itu. Hye Rim yakin akan baik-baik saja di lantai paling atas lalu meminta sopir
membongkar barang bawaan mereka.
Soo Hyun melihat dari jendela, Hye Rim sibuk membawa
barang ke lantai tiga. Ji Ho masuk keruangan memberitahu mereka memiliki sekitar tiga subject untuk percobaan
pendahuluan kedua dan menurutnya Go Hye Rim adalah subjek yang paling sesuai.
Soo Hyun menunjuk Hye Rim yang ada diluar sana, Ji Ho menganguk membenarkan.
“Jika kita melakukan ini sangat berbeda dari percobaan
pendahuluan pertama ...Wanita itu harus berada di 30-an dan orang yang
berpengalaman dengan cinta, maka Go Hye Rim cocok dengan itu. Dia lajang, dan keluarganya pendidikan jadi
dia adalah orang yang tepat” jelas Ji Hoo
Soo Hyun membayangkan Hye Rim melakukan hal yang sama
dengan yang dilakukan Kyung Joo. Duduk diatas pohon dengan berpita lalu
berteriak “Sayang, aku mencintaimu!” lalu meminta agar pacarnya keluar.
Beberapa orang memberikan tepuk tangan, Soo Hyun berjalan menghampirinya,
melihat Hye Rim duduk diatas pohon
“Soo Hyun, Aku sudah melakukan apa yang kau katakan
kepadaku Aku tahu itu gila, tapi ini tidak dingin, Soo Hyun, aku mencintaimu! ”
kata Hye Rim
“Kerja bagus, Ms. Go Hye Rim! Kau benar-benar fantastis dalam
semua tiga tahap percobaan!” jerit Soo Hyun dengan tepukan tangan, Hye Rim
kaget mengetahui masuk dalam tahap eksperiment.
“Ya, ini adalah sebuah eksperimen. Sebuah percobaan
psikologis tentang cinta! Dengan kata lain, kau benar-benar telah tertipu
olehku!” jelas Soo Hyun
Ji Ho melihat Soo Hyun tersenyum-senyum, mengatakan kalau
semua adalah balas dendam yang sempurna. Soo Hyun merasa tersindir kalau
dirinya itu bukan orang yang akan menggunakan percobaan penting untuk membalas
dendam. Ji Ho hanya bisa tertunduk diam.
“Go Hye Rim adalah kandidat kuat, tapi temukan orang lain
untuk sementara. Ini akan menjadi lebih sulit jika perasaan pribadi terlibat.”
Perintah Soo Hyun duduk dimeja kerjanya.
Ji Ho mengerti, Soo Hyun lalu meminta agar Hye Rim datang
keruanganya ketika keluar. Ji Ho menanyakan alasanya, Soo Hyun pikir perlu
secara resmi memperkenalkan diri karena Hye Rim penasehat klinik konselingnya,
dengan senyuman licik.
Hye Rim masuk keruangan tapi tak melihat Soo Hyun ada
didalam, akhirnya berjalan ke bagian lukisan di dekat sofa, ketika akan
menyentuhnya Soo Hyun datang mengatakan Madame
Antoine yang melukisnya.
“Dia adalah pasien pertamaku, dan situasi benar-benar
buruk. Pada akhirnya, dia mengatasi segalanya dan akhirnya menjadi seorang
seniman sekarang.” Cerita Soo Hyun, Hye Rim seperti tak menyangka seburuk itu.
“Dia memiliki kepribadian borderline, disorder, anexity
disoder, bulimia, decreased activity, nihilistic delusions, Biopolar disorder.”
Jelas Soo Hyun, Hye Rim hanya bisa melonggo mendengar istilah psikologi yang
didengar.
“Ini adalah hal-hal yang kita bisa lakukan, apa kau akan
baik-baik saja dengan itu?” sindir Soo Hyun, Hye Rim masih melonggo berusaha
mengerti.
Soo Hyun berjalan ke meja kerjanya, memberitahu Hye Rim tidak
dapat bertemu atau berbicara dengan klien. Hye Rim tak terima karena walaupun
klinik bukan tempatnya tapi cafe dilantai satu adalah miliknya, jadi ia bisa memberi
nasihat dan melihat siapa yang diinginkannya.
“Coba lakukan itu saja, tetapi kau tidak dapat berbicara
dengan pasien di sini. Ini adalah pusat perawatan, bukan rumah berhantu. Bukankah
begitu?” kata Soo Hyun dengan senyuman mengejek
“Apakah kau pernah mengingat tentan kenangan itu?
Kenangan pada yang ibumu, benarkan?” ucap Hye Rim mencoba mengodanya.
Soo Hyun terdiam, matanya kembali melotot mengingat saat
menaiki komidi putar, lalu menjerit histeris dan merasakan tanganya kejatuhan
tetesan es. Hye Rim melihat Soo Hyun tiba-tiba membersihkan tanganya seperti
terkena sesuatu, lalu mengejek kalau kenangannya itu tidak harus kembali
sepenuhnya. Soo Hyun menegaskan kenangangan
tidak akan kembali hanya karena Hye Rim mengatakan beberapa kata.
“Tapi peramal ini bisa menemukan kenangan yang hilang selama 30 tahun.” Kata
Hye Rim yakin
“Apakah putrimu tahu apa yang kau lakukan? Dia pasti tidak
tahu bahwa ibunya menipu orang yang ada disekitarnya, Anakmu akan sangat
terkejut ketika tahu kemudian hari, lalu berkata "Ibuku adalah seorang seniman penipu! Apakah
yang membuat saya penipu, juga?" Ini Mengerikan.” Sindir Soo Hyun
Hye Rim hanya bisa menjerit kesal, Soo Hyun mengambil
berkas diatas meja, menyarakan agar membawanya jika terjadi masalah di kemudian
har,i maka ia akan memberinya beberapa sesi gratis lalu menepuk lengan Hye Rin
dan senyuman sinis ketika keluar ruangan.
Soo Hyun merasa harus menganti baju jadi meminta agar Ji
Ho mampir ke rumah sejenak. Ji Ho teringat mendapatkan segelas kopi untuk Soo
Hyun yang berasal dari pria bernama Choi Seung Chan karena sebelumnya sibuk
jadi hanya menulis memo. Soo Hyun merasa
mengenal nama dari pria itu.
“Dia memiliki nama yang sama sebagai pemain bisbol Choi Seung
Chan.” Jelas Ji Ho
“Kau tidak memberinya nomorku, kan?” kata Soo Hyun, Ji Ho
mengatakan tidak lalu bertanya alasannya. Soo Hyun hanya menjawab dengan helaan
nafas.
Sesampai dirumah, Seorang pria bernama Choi Seung Chan
berteriak memanggil Hyung pada Soo Hyun yang baru turun dari mobil. Soo Hyun
melirik pada sang asisten, Ji Ho memberitahu kalau memberinya alamat bukan
nomornya.
“Kau harus sudah bilang kalau sudah kembali. Aku pikir
kau berada di Amerika. Berapa tahun tidak bertemu? Dan aku merasa sangat baik
untuk melihatmu!” ucap Seung Chan memegang pundak kakaknya dengan bahagia.
“Ternyata Aku benar. Kau pemain bisbol Choi Seung Chan,
kan? Kau melakukan gaya seperti kelinci ketika pertandingan Korea vs Jepang”
kata Ji Ho dengan dua tangan diatas kepala sebagai telinga.
Seung Chan bertanya siapa pria yang bersama kakaknya, Soo
Hyun tak mau menatap menanyakan alasan adiknya datang. Seung Chan mengatakan
ingin makan bersama-sama. Soo Hyun menyindir adiknya tak mungkin hanya ingin
makan saja. Seung Chan memegang tangan kakaknya mengajak untuk hidup bersama
karena mereka bersaudara.
Soo Hyun langsung melepaskan tanganya dan menyuruh Ji Ho
untuk kembali ke mobil. Ji Ho menanyakan bagaimana dengan pakaian yang akan
diganti. Soo Hyun memilih untuk membeli saja, Seung Chan menahan pintu mobil
kakaknya sebelum ditutup.
“Aku harus berhenti bisbol karena cedera. Apakah kau tidak
merasa kasihan padaku?” ucap Seung Chan, Soo Hyun tak peduli ingin menutup
pintu. Seung Chan kembali menahanya.
“Aku akan memberitahu media bahwa aku tidak bisa
berkembang sampai kelas tiga.”ancam Seung Chan, Soo Hyun langsung menendang
tasnya lalu menutup pintu dan pergi. Seung Chan berteriak kalau ia tak akan
mengatakan apapun tentang kakaknya.
Di bagian kosmetik
Hye Rim sadar sebelumnya sudah mengatakan akan
melakukannya, tapi kenyataanya sulit untuk memahami terminologi dan mengaku tidak
percaya diri, lalu mengubah panggilan kakek jadi Ketua Kim.
“Ditambah lagi orang-orang tidak hanya datang untuk
konseling, Mereka perlu diobati. Ini sangat berbeda dari menjalankan sebuah
kafe.” Jelas Hye Rim ingin mundurk
“Madam Go, mengapa kauberpikir wanita ini bersinar?”
tanya Tuan Kim memperlihatakan poster model lipstik. Hye Rim melihatnya dan berpikir karena wanita itu percaya
diri
“Bukan, seorang jauh lebih wanita cantik ketika berdiri
dengan cara seperti ini dan lihat dibagian sisi kanan sebelum tulisan, itu
karena sisi lainnya tidak terlihat baik.Mulai dari bagian gambar batang otak, sampai
ke bagian tulisan. Apakah kau tahu di
mana dan bagaimana aku menemukan semua ini?”ucap Tuan Kim, Hye Rim terdiam
“Ini bagian Psikologi. Begitu banyak psikolog yang
ditemukan dalam gambar ini Dan Choi Soo Hyun adalah spesialis dalam kategori
jiwa perempuan.Aku hanya berusaha untuk mendapatkan satu langkah di depan orang
lain dengan informasi tersebut.” Jelas Kakek
Hye rim masih tak mengerti alasan dirinya harus berkerja
di klinik itu, Tuan Kim membisikan kalau Soo Hyun sedang memulai percobaan kedua.
Hye Rim mengaku belum mengetahuinya. Tuan Kim pun meminta agar tetap memberikan
nasihat orang dan membantu mereka, selain itu tak membutuhkan apapun.
Hye Rim pergi ke toko buku meminta untuk buku psikologi yang paling besar dan tebal,
lalu mengeluh dengan perkerjaan yang tidak mengerti dalam bidang itu. Pegawai
memberikan buku psikolog dalam bahasa inggris, Hye Rim melihat judulnya [Pengantar
Psikologi] lalu meminta yang berbahasa korea.
Paman itu pun memberikan versi terjemahan, Hye Rim
berusaha meminta buku psikolog dengan gambar tapi terhenti karena acara TV
menanyakan pertandiangan senam dengan atlet Lee Ma Ri, bergegas untuk menonton
bersama dengan pengunjung lainnya.
Ma Ri keluar melihat dibangku penonton memberikan tepuk
tangan lalu berjalan menunggu bangku bersama pelatihnya. Yoo Rim sedang
mengambil gambar harus menerima telp dari kakaknya, Hye Rim bertanya apakah
adiknya sedang mengambil gambar Ma Ri dan
meminta agar meminta tanda tangan setelah pertandingan usai. Yoo Rim
memilih untuk menutup telpnya saja dan kembali berkerja.
Dibagian atas penonton, seorang pria berjas memberitahu
Soo Hyun kalau Ma Ri mengalami stres beberapa hari jadi melakukan pendaratan
yang kurang bagus, diduga karena tekanan sebagai atlet terbaik didunia.
Pertandingan pun dimulai, Soo Hyun melihat lebih jeli lagi saat Ma Ri mulai
bertanding.
Semua penonton memberitkan applouse saat Ma Ri berjalan
ke area pertandingan, Hye Rim yang menonton dari TV ikut memberikan tepuk
tanganya. Ma Ri makaikan tepung ke bagian tanganya sambil melihat kebangku
penonton, komentator mulai berbicara kalau peneriman yang menakjubkan karena
Lee Ma Ri menerima cinta dari seluruh
dunia.
Ma Ri menatap kearah dewan juri dan papan tanda, tapi
pandangannya buram, Soo Hyun melihat ada keanehan saat Ma Ri berdiri. Ma Ri
berusaha memicingkan matanya dan
konsetrasi, akhirnya bisa melihat dengan jelas tanda untuk memulai.
Pelahan berlari lalu semakin kencang, semua mata tertuju
pada arah Ma Ri berlari, ketegangan terjadi ditempat Hye Rim menonton. Ma Ri
mulai melompat dan berputar, tapi yang terjadi tidak bisa mendarat dengan benar
dan harus terjatuh. Semua penonton terkejut, komentator merasa Ma Ri sudah
kehilangan keseimbanganya. Beberapa tim medis langsung membantu Ma Ri yang
terjatuh.
Soo Hyun keluar dari ruanganya, bertemu dengan pelatih
yang sudah merekomendasinya dan memperkenalakan namanya. Setelah itu bertanya
apakah sudah pergi kebagian mata, Pelatih memberitahu Penglihatannya baik-baik
saja dan Secara medis, tidak ada masalah sama sekali.
“Aku akan
memberitahumu kebijakan pertama kami. Semuanya sangat rahasia di tempat
ini dan hanya boleh diketahui petugas, Staf terdiri dari aku, Won Ji Ho dan
satu orang yang bertanggung jawab konsultasi psikologis ...” jelas Soo Hyun
melirik karena mendengar suara orang yang datang.
Hye Rim menaiki tangga melonggo karena melihat ada tamu
yang datang, Soo Hyun mengatakan kalau wanita itu sebagai penasehat tapi tak
perlu mereka pedulikan. Hye Rim menatap sinis, Soo Hyun berjalan ke tempat Ma
Ri menunggu akan mulai melakukan Konseling dan mengetuk earphone yang digunakan
Ma Ri.
“Aku akan merekam jika diperlukan. Dokumen akan disimpan
selama lima tahun dan kemudian akan dihancurkan. Apa itu tak masalah dengamu?”
tanya Soo Hyun, Ma Ri seperti tak peduli menyuruh mereka cepat melakukan karena
harus segera berlatih.
Pelatih ingin masuk menemani, Soo Hyun menahan meminta
agar mereka berdua saja dalam waktu 1 jam saja, lalu masuk ke dalam ruangan.
Hye Rim mencoba menyapa pelatih walaupun terlihat binggung, akhirnya hanya bisa
menawarkan kopi untuk pelatih.
Ma Ri dengan wajah cemberut dan menghela nafas
berkali-kali, menegaskan dirinya itu tak gila. Soo Hyun membalas yang datang ke
kliniknya itu bukan hanya orang gila, karena hanya ia yang bisa menentukan
orang itu gila atau tidak.
“Aku tahu tubuh sendiri. Dokter mata tidak kompeten tidak
tahu kalau mataku bermasalah. Mengapa Anda menyalahkan mentalk” Bukankah itu
dokter yang gila?” ucap Ma Ri ketus, Soo Hyun melotot tajam
“Dokter itu lebih tua darimu. Jadi hormat sedikit, Kemana sikap sopan santunmu? Apakah hilam
selama kaumelakukan senam sepanjang hidupmu? Jika kau tidak ingin menerima
konseling, lebih baik segera pergi. Aku tak akan memaksa seorang pasien” balas
Soo Hyun dengan melempar berkasnya dimeja.
Akhirnya Ma Ri pun menanyakan apa yang harus dilakukanya
sekarang. Soo Hyun kembali melihat catatan kalau pasienya itu terkejut karena
tiba-tiba pandangannya gelap. Ma Ri yakin suatu hari nanti pasti akan membaik,
Soo Hyun melirik sambil bergumam pasiennya itu tak takut akan buta, lalu menyuruh
Ma Ri berdiri dan berjalan sepuluh langkah.
Ma Ri dengan helaan nafas berdiri lalu berjalan, dengan
sengaja Soo Hyun menaruh pulpenya dilantai. Setelah itu meminta Ma Ri berjalan
berlawanan arah, Ma Ri mengeluh kalau semua ini tak berguna, kali ini Soo Hyun
menaruh sekotak tissue ditempat Ma Ri berjalan.
Soo Hyun memberitahu Ji Ho kalau pasien kali ini terkena
Conversion disorder, Ji Ho melihat kalau dalam otak Ma Ri tak ada masalah, Soo
Hyun pikir Ma Ri harus diperiksa untuk
hasil yang lebih detail dan melihat Hye Rim sibuk menulis dalam bukunya.
“salah satu gejala sensoriknya hanya merasa pandanganya
kabur dan ini sangat aku” ucap Soo Hyun sengaja menyebut nama latin
“Lalu Bagaiamana dengan astasia abasia-nya?” tanya Ji Ho
“Tidak kelihatan, tapi La Bella indifference
-nya menonjol dan sepertinya stress adalah penyebab karena tekanan dari
petandingan, Mungkin ada Intrapsychic
conflict, cari lebih mendalam, selain itu kau juga harus mencari tahu
hubungan keluarga dan lingkunganya.” Ucap Soo Hyun sengaja berbicara dibelakang
Hye Rim untuk mengejeknya. Ji Ho mengerti dan berjalan bersama Soo Hyun,
sementara Hye Rim masih kesusahan menuliskan bahasa latin dengan tulisan korea.
Soo Hyun membaca buku dalam ruang kerjanya, Hye Rim
mengetuk pintu meminta waktu 3 menit saja, ingin bertanya apakah Conversion
Disorder itu adalah gangguan fungsi neurologis, Soo Hyun hanya menatap dengan
tangan tetap menopang dagunya.
Hye Rim mengetahui dari buku kalau pasien itu harus
mengurangi stres, lalu bertanya bagaimana cara membedakan dengan sakit yang
palsu, menurutnya itu sama dengan orang yang berpura-pura sakit tak ingin masuk
sekolah. Soo Hyun tetap saja diam dan hanya menatapnya.
“Choi Soo Hyun... Aku tahu kau tak ingin aku berada
disini, tapi kau memintaku ikut rapat jadi itu artinya kau menerimaku ‘kan”
ucap Hye Rim
“Aku menerimamu, tapi aku tak punya waktu dan tenaga untuk
mengajarimu” kata Soo Hyun
“Benar sekali, karena itu aku akan belajar sendiri, tapi
pengertian dari.....” kata Hye Rim yang dipotong oleh Soo Hyun untuk segera
keluar dari ruanganya.
Hye Rim tak percaya cara Soo Hyun menyelesaikan masalah
dengan sepert ini, hanya ada hitam atau putih dan tak ada bagian
ditengah-tengahnya, lalu meminta untuk memanfaatkanya saja karena ia sudah bertemu
dengan ratusan orang saat jadi peramal selama hidupnya dan tak setuju yang
perkataan Soo Hyun kalau semua yang dikatakan itu penipuan.
“Mungkin tidak benar, tapi aku sedikit paham. Kenapa kau
tak mau memanfaatkan instingku? Kau tahu apa yang kau lakukan ditempat ini? Kau
sangat arogan karena lancar berbahasa inggris, dan kau hanya menyuruh orang
keluar ketika tak mengerti, apakah itu bukan sifat kekanak-kanankan” ucap Hye
Rim dengan mata melotot, Soo Hyun hanya menatapnya, Hye Rim mencoba untuk tak peduli
dan keluar ruangan.
Soo Hyu melihat jam tanganya, kalau Hye Rim masih punya
waktu 1 menit lagi sebelum waktu 3 menitnya habis. Hye Rim pun duduk dengan
dugaan pasien Ma Ri, Soo Hyun langsung menjelaskan Ma Ri bukan berpura-pura
karena pandanganya memang kabur,
“Kau bilang dia menghindari pulpen dan kotak tissue” ucap
Hye Rim
“Karena matanya baik-baik saja, tapi mentalnya yang
menghindar.Begitulah Gangguan Konversi, tiba-tiba merasa cacat padahal secara
fisik sehat” jelas Soo Hyun
“Jadi intinya, dia bisa melihat atau tidak?” tanya Hye
Rim ingin diperjelas.
“Gadis itu merasa tak bisa melihat” tegas Soo Hyun
Hye Rim tak menyangka kalau Ma Ri tak bisa melihat karena
tak ingin melihatnya, Soo Hyun
menjelaskan hal seperti itu tak disengaja, karena dibuat secara tak sadar
disebabkan karena terjadi sesuatu. Hye Rim meminta contonya, Soo Hyun melihat
jamnya kalau waktu Hye Rim sudah habis lalu keluar ruangan, Hye Rim berusaha mengejarnya
karena memiliki satu pertanyaan lagi, lalu mengumpat kalau sebenarnya Soo Hyun
tak tahu jawabanya.
Soo Hyun melihat pria-pria yan akan menjadi bahan
percobaanya, lalu memarahi Ji Ho karena sebelumnya meminta agar memilih pria
dengan bijak. Ji Ho hanya bisa tertunduk diam, Soo Hyun menegaskan kalau memang
Subyeknya Hye Rim pasti akan mendapatkan masalah, karena wanita itu berwawasan
dan juga berbakat dalam membaca seseorang.
“kebanyakan pria akan ketahuan sebelum berhasil
mendekatinya” jelas Soo Hyun
“Tapi tak ada lagi orang yang bisa jadi kandidatnya,
Selain kaya, pria kedua harus tampan, menarik dan berotot. Pria seperti itu
pasti sudah menjadi artis sekarang. Keamanan memang yang utama, tapi tak ada
yang bisa dipercaya ” ucap Ji Ho binggung, Soo Hyun berpikir sejenak kalau ada
orang yang cocok. Ji Ho bertanya siapa orangnya.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lanjuttttttt
BalasHapus