“Kemarin kami akhirnya baikan. Kami
bisa mengobrol dengan santai. Aku
berharap setiap hari akan
seperti hari yang kemarin.” Gumam Hong Sul lalu
senyum-senyum sendiri karena bahagia memikirkan hubungan dengan Yoo Jung.
Tiba-tiba terdengar panggilan rambut ikal alami, In Ho
memanggilnya dengan senyuman bahagia. Hong Sul melirik sinis, In Ho
menghampirinya menanyakan keadaan si ikal alami. Hong Sul kesal dengan
panggilan itu, In Ho heran tak bisa memanggilnya ikal alami. Hong Sul berteriak
menyuruh berhenti.
“Wow! Kau sudah bias berteriak sekarang. Aku memang guru yang baik telah mengajarkanmu emosi itu.” Ungkap In Ho, Hong Sul tak perduli memilih untuk pergi.
In Ho berteriak mau kemana Hong Sul sekarang, lalu berkomentar tak bisa
bertemunya lagi nanti.
Hong Sul masuk minimarket mengeluh seharusnya tak usah
minum dengan In Ho kemarin. Ketika akan pergi, terlihat seorang pria masuk ke
dalam minimarket. Wajah Hong Sul berubah ketakutan melihat pria yang datang dan
langsung bersembunyi dibalik rak.
“Kenapa? Kenapa Oh Young Gon bisa ada di sini?” gumam Hong
Sul ketakutan
Flash Back
Young Gon berteriak menarik Hong Sul yang kabur darinya
dan ingin memukulnya, padahal hanya ingin berbicara. Hong Sul terdiam melihat
Young Gon yang menarik tanganya.
“Kenapa belakangan ini kau sangat dingin padaku? Kau selalu saja mengabaikan teleponku. Aku seperti cinta bertepuk sebelah tangan saja.” Kata Young Gon
“Apa kau sudah gila? Kenapa aku harus menyukaimu? Jika kau mengikutiku terus, aku akan melaporkanmu ke polisi.” Teriak Hong Sul
“Kau bilang aku mengikutimu? Apa kau pikir itu mempan? Kau hanya jual mahal saja padaku. Apa kau mengerti itu? Tapi, kau harus adil dalam bermain. Aku mulai kesal padamu. Langit dan bumi tahu kau itu menyukaiku, bahkan Yoo Jung juga tahu.” Kata Young Gon sombong, Hong Sul terlihat binggung
“Kudengar kau bilang padanya bahwa kau menyukaiku. Dia jugalah yang bilang, karena itulah aku mengejarmu
begini. Dia
bilang kita sangat cocok.” Ucap Young Gon
Hong Sul tak percaya dengan ucapan Young Gon padanya.
Young Gon merasa Hong Sul mulai membuatnya tambah kesal lalu menarik Hong Sul
untuk bicara denganya. Hong Sul mencoba melepaskanya tapi Young Gon terus
menariknya.
Hong Sul terus mendengar Young Gon membeli rokok, dari
cermin cembung terlihat Hong Sul yang sembunyi. Hong Sul akhirnya memberanikan
diri keluar minimarket sambil bergumam kalau mungkin Young Gon ikut les di area
yang sama dan takut kalau sampai bertemu dijalan jadi memilih untuk lewat
belakang saja.
Young Gon tiba-tiba memanggilnya, karena tadi melihat di
cermin tapi tak begitu yakin. Hong Sul terdiam dengan wajah ketakutan. Young Gon
mengeluh karena Hong Sul terlihat mereka tak
saling kenal saja dan berpikir sudah melupakanya karena sedang cuti. Hong Sul merasa tak perlu ada yang dibicarakan. Young Gon langsung
menarik Hong Sul karena ada yang belum selesai dibicarakanya.
Hong Sul berteriak menarik tangan untuk melepaskanya,
Young Gon binggung melihat Hong Sul membuatnya jadi
tidak enak dan memberitahu sudah tak punya perasaan
jadi mereka bisa jadi teman. Hong Sul mengatakan sudah tak ada urusan dan
memilih pergi, Young Gon langsung menghalanginya.
“Kau masih tetap dingin. Ayolahh....Jangan seperti itu. Hatiku jadi sakit. Kudengar, kau sedang dekat dengan Yoo Jung. Apa kau pacaran dengannya?” ucap Young Gon. Hong Sul hanya bisa diam. Young Gon
bisa mengartikan kalau keduanya memang berkencan
“Kita berdua pernah menderita karena dia. Dan sekarang kau pacaran
dengannya? Apa kau
gila? Sadarlah! Dia hanyalah pria brengsek! Dia tidak serius denganmu!” teriak Young Gon dengan mata melotot membuat Hong Sul
berjalan mundur.
Hong Sul akhirnya berteriak mendorong Young Gon agar
melepaskanya. Young Gon naik pitam tak terima didorong oleh Hong Sul, mengejek
wanita yang pernah disukainya sudah berubah dan tak percaya bisa mendapatkan
Yoo Jung, padahal Hong Sul itu sangat
pemalu. Hong Sul ketakutan karena dibelakangnya jalan buntu.
Tiba-tiba seseorang menendang punggung Young Gon
membuatnya berguling ditanah. In Ho mengumpat telinganya sakit karena mendengar
ucapan Young Gon sedari tadi. Young Gon berteriak kesal, In Ho mengomel karena
ada pria yang tega menyeret
wanita. Young Gon ingin memukul tapi In Ho bisa menangkis dan
memukulnya.
“Aku akan membiarkanmu memukulku dan kita buat satu kesepakatan. Tapi, masalahnya aku lelah menunggu gerakan lemahmu itu.” Ucap In Ho
“Hong Seol, kau memang hebat. Yoo Jung, Kwon Eun Taek, dan preman ini. Kau seperti wanita penggoda
sekarang dan Kau hanya wanita yang menggoda semua pria.” Kata Young Gon ingin menyerang Hong Sul. In Ho langsun mendorong
dan mencekik leher Young Gon,
“Aku tahu pria macam apa kau ini Kau tak bisa mengendalikan emosimu bahkan Kau tak tak bisa mengobati sikap kurang ajarmu ini. Tapi, biar kubantu sedikit.” Kata In Ho ingin memuklnya.
Hong Sul berteriak untuk menghentikanya, tangan In Ho
memukul dinding. Young Gon pun jatuh lemas karena tak terkena pukulan In Ho.
Akhirnya In Ho menyuruh Young Gon untuk segera pergi sekarang. Young Gon
mengancam akan menuntut In Ho dan masuk penjara.
“Coba saja.... Kau pikir aku akan diam? Jika kau melaporkannya, aku akan jadi melaporkanmu. Aku akan melaporkanmu karena terus menggangguku selama ini. Kita lihat siapa yang akan dipenjara. Dia atau kau?” teriak Hong Sul, In Ho memuji Hong Sul yang hebat
“Terserah kau saja. Tapi, Yoo Jung pasti akan melukai hatimu nanti. Ingatlah kata-kataku ini. Kenapa dia memintaku untuk mendekatimu tahun lalu? Sampai jumpa di kampus nanti.” Ucap Young Gon, In Ho mengumpat Young Gon itu cerewet
dan menyuruhnya pergi dengan mengancam ingin memukulnya.
In Ho menanyakan siapa pria itu, apakah ia teman dari Yoo
Jung. Hong Sul melihat tangan In Ho yang berdarah. In Ho meminta agar Hong Sul
berhati-hati dan harus menjauhi pecundang itu, karena menurutnya pria itu hanyalah serangga bagi Yoo Jung jadi jangan membuat pacarnya itu marah.
Hong Sul terdiam karena melihat luka ditanganya, In Ho
bertanya apakah Hong Sul mengerti dengan perkataanya. Hong Sul mengangguk, In
Ho menyuruh Hong Sul cepat masuk saja karena nanti akan terlambat.
In Ho baru selesai mengajar, anak muridnya langsung
mengejarknya denga bahagia. In Ho menyuruhnya agar cepat pulang saja sekarang,
jeritan anak-anak terlihat sangat bahagia belajar dengan In Ho.
Sesampai diruangan seorang guru memberitahu ada
seorang wanita yang
menitip sesuatu untuknya. In Ho pikir dirinya punya banyak pengemar
jadi bisa mendapatkan hadiah. Guru menunjuk plastik diatas meja, In Ho melihat
berisi plester, lalu bertanya siapa yang memberikanya. Guru itu mengaku tak
tahu namanya tapi dari rambutnya yang ikal dan matanya sipit. In Ho bisa
menembak itu Hong Sul tapi kenapa harus repot-repot
memberikan padanya lalu keluar ruangan.
Hong Sul mengikuti kelas tapi pikiranya melayang pada
ucapan Young Gon “Langit dan bumi juga tahu kau menyukaiku, bahkan Yoo Jung juga tahu itu. Ingatlah kata-kataku ini. Kenapa dia memintaku untuk mendekatimu tahun lalu?” lalu ucapan In Ho “Dia hanyalah serangga bagi Yoo Jung. Jika kau tak ingin Yoo Jung marah, mengerti?”
Dengan mengelengkan kepalanya berusaha melupakan semua
ucapan yang masuk ke kepalanya. Setelah kelas selesai Hong Sul kembali bergumam
“Kami baru saja
baikan. Tak usah memikirkannya. Kami bisa bertengkar lagi nanti.” lalu
tersenyum bahagia sambil berlari, In Ho memanggilnya tapi Hong Sul tak
mendengarnya.
Hong Sul bahagia melihat Yoo Jung datang menanyakan untuk
apa datang. Yoo Jung mengoda dengan merapihkan poni rambutnya yang keriting
lalu mengatakan ingin mengantarnya pulang dan mengajaknya masuk mobil. Hong Sul
mengangguk dengan senyuman lalu masuk ke
dalam mobil.
In Ho melihat dari kejauhan, dengan helaan nafas berpikir
tak harus memaksakan diri
untuk mendekatinya, lalu pulang dengan membawa
obat yang dibelikan Hong Sul.
Keduanya bergandengan pulang kerumah, Yoo Jung merasa
mereka sudah tak
canggung berpegangan sekarang. Hong Sul melihat
jam tangan yang diberikan dipakai. Yoo Jung mengatakan akan memakainya setiap hari. Tiba-tiba Hong Sul berhenti disebuah gang yang gelap,
Yoo Jung menanyakan kenapa berhenti.
Hong Sul merasa ada seseorang di sana. Yoo Jung mencoba memeriksanya dan tak melihat ada apapun.
Hong Sul pikir salah melihat. Yoo Jung kembali mengajak jalan. Didepan rumah
sudah banyak polisi dan seorang wanita menunjuk Hong Sul yang baru datang kalau
ia adalah teman dari pria mesum lalu menanyakan keberadaanya. Hong Sul membela
kalau Joo Yong bukan pria seperti itu.
“Tunggu sebentar.... Bagaimana
penampilan tetanggamu itu?” tanya polisi
“Dia agak pendek Dan dia juga agak gemuk.” Cerita Hong Sul
“Kau mememaninya saat di kantor polisi kemarin, 'kan?” ucap polisi, Hong Sul langsung membenarkan.
“Tapi, kau bilang tadi pelakunya
itu tinggi,
berambut merah dan memakai topi.” Kata polisi,
Si wanita berpikir kalau sipelaku sudah kurus dan juga mengecat rambutnya dan menyakini tak ada pelaku yang lainya. Yoo Jung
mengajak Hong Sul masuk saja dan membiarkan si wanita dan polisi itu saling
berdebat memikirkan pelakunya.
Dibawah tangga, Yoo Jung mengetahui Pelakunya
belum tertangkap membuatnya khawatir dan bertanya apakah pelakunya tak akan kembali lagi. Hong
Sul merasa Yoo Jung malah membuatnya
takut saja lalu menyuruhnya untuk segera pulang.
Yoo Jung menyarankan agar menemaninya malam ini. Hong Sul terlihat binggung,
Yoo Jung tahu adiknya tak pulang hari ini jadi khawatir kalau tinggal
sendirian. Hong Sul menatap lantai atas tempat tinggalnya.
Hong Sul akhirnya mengajak Yoo Jung masuk ke dalam
kamarnya, merasa malu dengan kamarnya berantakan buru-buru merapihkan baju yang
tergeletak karena sang adik membuat kamarnya berantakan, lalu memberikan bantal
agar Yoo Jung bisa duduk.
Terlihat Hong Sul sangat canggung ingin memberikan kopi,
Yoo Jung menolak karena ingin minum air putih saja. Hong Sul memberikan air
dingin lalu menutupi tumpukan cucian piringnya dengan serbet agar tak terlihat
berantakan. Yoo Jung mengintipnya, Hong Sul pun ingin berganti pakaian lebih
dulu. Yoo Jung juga terlihat gugup seperti tak bisa datang ke tempat seorang
wanita.
Hong Sul selesai berganti pakaian langsung duduk
dipinggir tempat tidurnya, sambil bergumam “Yoo Jung duduk di kamarku. Aku masih tak
percaya dan Aku pasti tak bisa tidur. Tapi, kapan aku bias sepercaya ini padanya?” akhirnya
Hong Sul menyarankan untuk menonton TV.
Yoo Jung binggung Hong Sul punya TV karena tak melihatnya. Hong Sul mengaku punya tapi jarang nonton jadi memasukkannya di lemari. Yoo Jung binggung Hong Sul harus menaruh dalam
lemarinya, Hong Sul beralasan karena jarang menonton dan berusaha
mengeluarkanya. Yoo Jung pun berusaha membantunya.
Hong Sul memberitahu TV-nya
berat karena model lama dan berusaha menariknya,
tapi karena sama-sama terlalu keras membuat terbanting di kasur dan Yoo Jung
berada tepat diatasnya. Suasana terasa canggung, Yoo Jung menatap Hong Sul
sangat dekat dan ingin menciumnya. Hong Sul panik langsung menutup mulutnya. Yoo
Jung membisikkan mereka tak perlu menonton, lalu membereskan selimut yang keluar dari lemari.
Akhirnya Hong Sul mengajak mereka tidur saja, Yoo Jung
terdiam. Hong Sul memberitahu tidur yang dimaksud bukan dengan arti lainya. Yoo
Jung tersenyum setuju dengan usulan Hong Sul. Lalu Hong Sul pun memberikan alas
tidur, selimut dan juga bantal. Setelah itu buru-buru membaringkan tubuhnya dan
meminta agar Yoo Jung mematikan lampunya.
Yoo Jung berbaring dengan tenang, Hong Sul sudah
memiringkan tubuhnya melihat Yoo Jung sudah memejam mata dengan cepat. Yoo Jung
tahu Hong Sul pasti tak bisa tidur, Hong Sul bertanya apakah Yoo Jung bisa
tidur. Yoo Jung memiringkan tubuhnya kalau mana mungkin bisa tidur kalau Hong
Sul gelisah seperti itu lalu melihat jamnya masih pukul setengah sebelas malam.
Hong Sul langsung duduk di atas tempat tidurnya meminta
agar Yoo Jung menyalakan lampu, Yoo Jung pun menyalakan lampu ruangan. Hong Sul
bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Yoo Jung melihat ada album
foto dan meminta izin untuk melihatnya. Hong Sul memperbolehkanya dan
memberitahu kalau itu foto-fotonya saat masih kecil.
Yoo Jung melihat foto Hong Sul saat masih kecil terlihat
imut dan kakinya terlihat pendek dan berkomentar mata Hong Sul terlihat besar
saat bayi. Hong Sul merasa tersindir langsung membalikan lembaran lainya. Yoo
Jung tertawa melihat rambut Hong Sul sudah keriting dari sekolah. Hong Sul
menceritakan bentuk rambutnya segitiga dan dulu sangat parah. Dideretan foto
teman-temanya, Hong Sul meminta Yoo Jung menebak yang mana dirinya. Yoo Jung
bisa menebak Hong Sul saat masih kecil menurutnya pacarnya itu tak berubah lalu
membuka lembaran lainya.
“Sepertinya kau sangat dekat dengan Jun saat kecil.” komentar Yoo Jung melihat foto yang banyak dengan
adiknya.
“Sampai sekarang juga, Tapi Jun
terkadang sangat menyebalkan. Dia sejak
kecil memang selalu di
manja dan egois. Sebenarnya Dia imut tapi juga menyebalkan. Jadi, orang tuaku sangat memanjakannya dan Mereka selalu menuruti Jun.” Cerita Hong Sul
“Begitulah kehidupan. Ada seseorang yang dengan mudahnya mendapatkan kasih sayang.” Komentar Yoo Jung sambil melihat terus foto-foto Hong
Sul
“Tapi, walaupun berusaha keras ada yang tak bisa mendapatkannya. Saat aku kecil, aku merasa tidak terlalu pintar. Jadi, aku selalu berusaha keras dan belajar dengan giat Dan hasilnya tidaklah sia-sia. Bahkan sekarang, aku suka belajar dengan giat jadi aku sudah terbiasa. Hal itu menjadi seperti sesuatu yang mutlak dalam
hidupku. Jadi,
meskipun itu hanyalah kecil, aku
akan merasa itu masalah yang besar.” Cerita Hong
Sul lalu tersadar kalau mungkin ceritanya terlalu membosakan
“Aku juga merasa seperti itu. Ayahku sangatlah penyayang dan peduli pada orang lain Dan dia juga sangat mengandalkanku sebagai anaknya, lalu aku tak mau mengecewakannya. Aku harus bersikap sopan dan tak bisa marah. Bukan karena ayahku memaksaku. Tapi, terkadang aku merasa perasaanku sangat tercekik.” Cerita Yoo Jung, Hong Sul terdiam mendengarnya.
Yoo Jung menutup albumnya, menatap pacarnya dan
mengungkapkan apabila jadi orang tua Hong Sul pasti
akan sangat bangga padanya. Ia melihat Hong Sul itu anak
yang suka
bekerja keras, jadi tak perlu khawatir karena Hong Sul
adalah wanita hebat.
"Kau adalah
wanita hebat"Kata-kata itu yang sangat ingin aku dengar dari orang lain.” Gumam Hong
Sul terpana lalu memberikan senyumanya.
“Sunbae, apa yang suka tentangku? Kita kan dulunya tidak dekat. Aku bahkan berpikir kau tidak menyukaiku.” Kata Hong Sul, Yoo Jung mengaku memang dulu tak
menyukai Hong Sul.
“Kalau begitu, sejak kapan perasaanmu itu berubah?” tanya Hong Sul penasaran
Flash Back
Da Young berbicara dengan melipat tanganya didada
menyuruh teman yang lain mengerjarkan powerpoint karena tugasnya paling
sedikit dalam penelitian. Wanita itu tak terima karena Da Young yang
kerja dokumentasinya, jadi nanti ia yang akan menyusun
file-nya.
Hong Sul yang mendengar perdebatan keduanya memilih untuk
mengejarkan semuanya saja. Kyung Hwan dan Yoo Jung lewat didepan ketiganya.
Hong Sul pun memutuskan yang akan menyusun file-nya dan juga powerpoint-nya, lagipula tak perlu dokumentasi. Keduanya terlihat tak enak hati.
Kyung Hwan yang mendengarnya berkomentar Yoo Jung itu
sangat mirip denganya. Yoo Jung terlihat bingung, Kyung Hwan menjelaskan
keduanya memang sangat mirip.
Di sebuah cafe, Sang Chul ingin segera pulang, Hong Sul
meminta agar menempelkan posternya karena sudah tugasnya. Sang Chul merasa udah membantu
menyebarkan undangan jadi menyuruh yang lain saja lalu buru-buru pergi karena
lapar. Da Young mendekat mengatakan akan
membagikan brosurnya jadi Hong Sul bisa
pasang posternya.
“Mungkin agak sulit, kau bisa membantuku? Dan Kau bisa
membagikan ini besok saja.” Kata Hong Sul mencoba
membagi tugas.
“Aku punya acara besok, Menyebarkan brosur ini kan juga sulit.”keluh Da Young
“Tapi, event-nya kan besok?” ucap Hong Sul, Yoo Jung yang mendengarnya langsung
memutuskan akan
membantu memasangkan
posternya.
Da Young pikir Yoo Jung tak mau membantu mereka jadi bisa
pulang saja. Yoo Jung menolak karena akan menyesaikannya, jari menyuruh Do Young dan Min Soo bisa pulang. Da
Young buru-buru langsung pulang tanpa berpikir panjang. Yoo Jung menyuruh Hong
Sul pulang saja dan menyuruhnya untuk lewat pintu belakang agar tak ketahuan.
Hong Sul menolak karena harus
memasang posternya. Yoo Jung pikir bisa
mengerjakan sendiri karena kerja kerasnya itu tak akan dihargai oleh anggota
lain. Hong Sul sadar mungkin terlihat bodoh sekarang tapi menurutnya lebih suak mengerjakan sendirian lalu berkomentar Yoo Jung seperti itu juga. Yoo Jung hanya bisa diam.
Hong Sul memasang poster dengan gambar bentuk kaki
dibagian jalan, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Dengan mengunakan jas hujan
ia tetap berusaha menempelkan poster acara didepan toko, lalu berteduh didepan
restoran dan menempelkan jejak kaki.
Ketika kembali ke restoran mendengar suara batuk,
ternyata Yoo Jung berbaring di kursi dengan berselimutnya jasnya. Hong Sul
binggung Yoo Jung yang tidur direstoran, akhirnya memilih untuk membereskan
poster dan juga jas hujanya. Yoo Jung masih berbaring dengan keringat yang
mengucur deras.
Beberapa saat kemudian, Yoo Jung sudah berbaring dengan
kompres dikepalanya, Yoo Jung binggung melihat ada baskom kompres dan juga obat
diatas meja, lalu melihat seseorang ada diujung kursi. Hong Sul tidur begitu
saja diatas kursi, Yoo Jung pun mengambil jaketnya dan memakaikan pada Hong
Sul. Tangan Hong Sul tiba-tiba memegang jari telunjuk Yoo Jung, wajah Yoo Jung
terlihat tegang karena dipegang oleh Hong Sul dan membiarkan tanpa
melepaskanya.
Yoo Jung tersenyum sendiri mengingat kejadian sebelumnya,
Hong Sul menyadarkan lamunan Yoo Jung lalu mengulang pertanyaan kapan mulai
menyukainya. Yoo Jung mengaku binggung dan mengatakan itu rahasia dengan
memegang jari telunjuk Hong Sul seperti saat pertama kali menyukainya.
“Bagaimana denganmu? Kau juga tak menyukaiku dulu.” Kata Yoo Jung
“Memang benar... Aku membencimu hingga mau cuti
semester lagi. Karena
itulah aku merasa kesal, ketika aku dapat
beasiswa karena kau. Lalu, kau
tiba-tiba mengajakku makan. Kau
terus mengejutkanku, entah
bagaimana kau muncul di
mana saja Dan kau
membantuku. Kau
muncul tiba-tiba dan
mengajakku makan lalu tiba-tiba
kau menyatakan cinta padaku. Tiba-tiba juga kita bertengkar.” Cerita Hong Sul, Yoo Jung menatapnya dengan senyuman.
“Sejujurnya, bahkan sekarang... aku masih tak percaya bahwa kau ada di depanku.” Ungkap Hong Sul
“Lalu, bagaimana perasaanmu
sekarang? Apa Kau masih
tak menyukaiku?” tanya Yoo Jung
“Aku masih bingung bagaimana akhirnya kami bisa sedekat ini. Yang kuinginkan,
hanyalah aku bisa menikmati momen-momen ini.” gumam Hong Sul merasakan tangan Yoo Jung terus
memegangnya lalu menarik tanganya mengatakan kalau itu hanya rahasia.
Yoo Jung tertawa mendengarnya karena seperti Hong Sul
membalasnya, lalu keduanya saling berpandangan. Hong Sul merasa sudah mulai ngantuk
jadi memilih untuk berbaring, Yoo Jung juga merasa ngantuk memilih untuk
membereskan album foto.
Hong Sul meminta agar Yoo Jung mematikan lampu, lalu
mengucapkan selamat malam. Yoo Jung mulai berbaring tapi karena badanya yang
tinggi, kepalanya membentur meja. Hong Sul panik dengan menahan tawa menanyakan
keadaanya. Yoo Jung berpura-pura mengatakan baik-baik saja lalu menutup
wajahnya dengan selimut. Hong Sul tak bisa lagi menahan tawa dengan berbaring
ditempat tidurnya.
Di tempat lain
Young Gon melihat di komputer untuk mencari Hong Sul, dan
menemukan gambar dari In Ho yang ternyata menjadi pengajar di tempat les.
Akhirnya memutuska untuk mengurus si pria yang sudah memukulnya dengan
menuliskan di wall tempat les In Ho.
“Saya akan memberitahu sesuatu tentang salah satu tutor kalian.” Tulis Young Gon lalu akan siap bertemu di kampus dengan
Hong Sul untuk membalas dendam dan akan memberitahu siapa Yoo Jung sebenarnya.
Direktur memberitahu website mereka jadi kacau karena In
Ho, wajah In Ho terlihat binggung.
Direktur tak percaya kalau In Ho bisa memukul seseorang di depan tempat les padahal ia adalah brand ambasador
tempat les mereka.
“Dia tak akan melaporkanmu ke
polisi. Tapi,
masalah ini tetap mengganggu kami. Aku
akan memberimu gaji bulan ini, tapi
tolong berhentilah.” Kata Direktur, In Ho
mengerti tanpa membela diri.
“Meskipun aku dikeluarkan dengan
cara seperti
ini, terima kasih atas segalanya. Menyenangkan
bisa bekerja di sini.” Kata In Ho lalu pamit
pergi. Direktur merasa tak enak hati tapi In Ho merasa tak masalah.
Didepan pintu sudah banyak anak murid yang ingin masuk, In
Ho baru saja keluar binggung melihat anak muridnya didepan pintu. Semua anak
murid memohon agar In Ho tak pergi. In Ho menyuruh semuanya bubar dan masuk
kelas, anak-anak menjerit meminta agar tak pergi. Hong Sul baru keluar kelas melihat In Ho yang
dikerubuti anak kecil dan berteriak agar tak pergi.
Hong Sul pikir semua adalah salahnya jadi lebih baik
untuk berbicara pada direktur saja. In Ho pikir tak perlu karena ia juga akan
segera pergi dari Seoul jadi menurutnya waktunya sudah tepat. Hong Sul
menanyakan alasanya, In Ho beralasan tak bisa menetap lama disuatu tempat. Hong
Sul menatapnya dengan mimik sedih.
“Oh, ya. Jangan pernah berurusan dengan pecundang itu lagi. Karena aku sudah tak ada, mengerti?”
ucap In Ho
“Jadi Kau tak akan datang lagi?” kata Hong Sul sedih
“Ekspresi apa itu? Apa kau sedih Si Ganteng Baek In Ho ini pergi?” goda In Ho, Hong Sul terdiam dengan wajah sedih.
In Ho melihat Hong Sul mau
menangis. Hong Sul tetap saja menatapnya tanpa berkata-kata. In
Ho mengungkapkan bisa tahu ekspresi itu kalau Hong Sul ingin menangis. Hong Sul memukul tangan
In Ho, menyangkal kalau ia sedih dan ingin menangis. In Ho pikir itu bagus lalu
berpesan untuk menjaga dirinya baik-baik dan pergi. Hong Sul menatap sedih
kepergian In Ho, dengan lambaian tangan In Ho mengucapkan selamat tinggal tanpa
membalikan badanya.
bersambung ke episode 7
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Bye in ho ...jd ikutan sedih jadinya hiks
BalasHapusOh iyah ...jadi keinget masa SMU dulu di tembak sama cowok yg aku gak disangka menyukaiku dia ganteng idola para cewek waktu itu...padhal waktu itu sifatku agak kaku dan jaim ... kayak si hong sul ...wkwkwkwk..tp sayang tdk berjodoh ..hihi.huft #jadi numpang curhat ...
BalasHapusTx sinopsis nya yaaa...suka banget deehhh ...
Yeeeyy udah ada part 2'y
BalasHapusKereenn mba dee cepet banget bikin sinopsisnya
Semoga sehat selalu :)
terimakasih dan semangat :)
BalasHapus