No Ra akhirnya menangis di halte bus sampai tak menyadari ponselnya diambil karena tergelatak diatas tasnya. Sampai akhirnya dimalam hari tangisnya pun berhenti dengan tatapan kosong melihat ke depannya.
Min Soo sedang mencoba pakaian barunya, No Ra pun mengintip dari pintu tapi anaknya terlihat tak suka dengan ibunya. No Ra melihat anaknya banyak belanja dan baju yang dipakainya itu cukup baik.
“Aku membelinya untuk Se Teoh dan Mi Teoh. Kesan pertama sangat penting kalau aku ingin jadi ketua kelas.” kata Min Soo
“Se Teoh, Mi Teoh? Apa itu?” tanya No Ra tak tahu
“Kenapa? Ibu juga ingin pergi? Ibu tidak mendaftar ke kampusku, kan? Jangan pernah muncul.” perintah Min Soo ketus
No Ra ingin memberitahu keadannya tapi ia hanya bergumam memberitahu kalau sedang sekarat dan tak akan bertahan lama untuk hidup. Ia pun akhirnya mengungkapkan pasti anaknya senang bisa kuliah. Min Soo seperti tak ingin diganggu lagi oleh ibunya. No Ra pun memilih untuk keluar.
Woo Chul sendiri sedang sibuk mengetik dengan judul [Gejala stres setelah kecelakaan - Universitas Woocheon] Saat No Ra masuk buru-buru menutup laptopnya bertanya apakah ada yang ingin dibicarakan oleh mantan istrinya.
“Kenapa tidak tanya kenapa aku pulang malam?” tanya No Ra
“Ahh...Ternyata sudah malam. Mari kita pura-pura belum bercerai sampai hari pertama kuliah Min Soo. Itu adalah tugas terakhir kita sebagai orang tua, kan?” ucap Woo Chul santai
“Apa yang akan kau lakukan jika aku sekarat?” tanya No Ra meminta pendapat mantan suaminya.
“Semua orang akan mati Tapi cara mereka mati berbeda-beda. Sudahlah cukup Kenapa menyia-nyiakan waktumu seperti ini? Bukankah ini sudah saatnya kau menghadapi kenyataan? Kalau memang akan mati, habiskan lebih banyak waktu untuk dirimu sendiri. Sudah berapa kali kubilang, Pada dasarnya manusia itu mahluk individual.” jelas Woo Chul
No Ra setuju dengan hal itu dengan menahan tangisnya, Woo Chul pun keluar dari ruang kerjanya. Di malam harinya, No Ra hanya bisa menangis sendirian mengingat dirinya yang terkena kanker dan akan bercerai walaupun ia bisa masuk kuliah.
Di pagi hari,Hyun Suk sedang mengecek account facebooknya yang bertuliskan [Cha Hyun Suk - YOU & NOW PROJECT]
11 Feb 2015
No Ra hanya bisa duduk dengan wajah sedih sambil melipat pakaian karena harus bercerai jadi percuma saja masuk kuliah, sementara anaknya sudah masuk kuliah di hari pertamanya.
Telp dirumahnya berdering, pegawai dari Universitas Woocheon memberitahu kalau hari ini adalah hari terakhir daftar ulang. Ia pun memberitahu kalau Biasanya tidak menghubungi calon mahasiswa, tapi mengingat usianya.
“Usiaku kenapa? Apa aku terlalu tua? Kenapa dianggap terlalu tua? Kenapa 38 dianggap sudah tua? Apa aku diusiaku ini sudah tak boleh kuliah? Jadi tidak apa-apa kalau aku mati diusiaku sekarang? Sudahlah, lupakan.Aku tak akan datang dan takkan mendaftar, jadi kembalikan uangku. Aku butuh uang itu saat ini.” teriak No Ra kesal dan akan mengambil sendiri uangnya.
No Ra pun berjalan masuk ke universitas, tapi didepan terlihat para mahasiswa bertoga melakukan foto tapi dengan gaya yang serempak seperti sedang menari, tiba-tiba mereka melempar topi toga dan berlari, kearah depan kampus. Mahasiswa dengan pakain bebas ikut menari dengan koprol.
Spanduk bertuliskan [Atraksi kelulusan tahun 2015 jurusan Theater dan Film Woocheon.] dibentangkan, beberapa mahasiswa yang tadinya sedang duduk ditangga ikut bergabung menari. Semua yang ada disekitarnya pun berkumpul melihat atraksi itu.
Flash Back
No Ra berlari memutar teman-teman yang sedang membentuk pramida, lalu semua menari ditaman, beberapa anak yang ada didalam kelas melihat dari jendela. Seorang pria berkacamat membawa papan bertuliskan [Sekolah seni bisa mendaftar perguruan tinggi.] No Ra pun dengan sukses bisa duduk diatas pundak pelajar pria tanpa terjatuh.
Setelah No Ra mengingat kenanganya masa SMA, ia melonggo tiba-tiba semua mahasiswa melepas baju toga dan membalikan badannya sambil berjejer, terlihat tulisan [Kami tidak kuliah cuma untuk cari kerja] dan dibarisa kedua bertuliskan [Kuliah cuma satu kali Dan hidup cuma satu kali.]
Melihat tulisan itu No Ra hanya berpikir mahasiswa itu tak tahu kalau ia sudah tahu mengenai hal itu lalu ingin meninggalkan tempat itu. Matanya melirik melihat tulisan di akhir pertunjukan [Pilihan ada di tangan kita.]
Beberapa mahasiswa yang menonton merasa mahasiswa disan pasti tak ada tawaran pekerjaan. Lalu mengumpat semua mahasiswa itu payah dan bisa bicara ngawur karena jurusan theater. Hyun Suk dan Shin Song Ye, wanita yang ada disampingnya menonton sambil medengar pembicaran itu.
“Pertunjukan yang patut dikenang.” komentar Song Ye
“Kenapa kecewa? Kau tahu bakal seperti ini.” balas Hyun Suk
“Anda sudah tahu sejak lama, kenapa masih membantu?”ucap Song Ye lesu, Hyun Suk tak mendengar matanya melihat ke arah No Ra yang sedang berlari masuk ke bagian adiministrasi. Ia mengingat dari belakang seperti lari No Ra saat masih SMA.
Pegawai sibagian pembayaran mengeluh karena diawal No Ra mengingikan uangnya kembali. No Ra mengatakan memang sebelumnya seperti itu tapi ia berubah pikiran. Pegawai itu pun meminta No Ra membayar sisa pembayarannya. No Ra terlihat binggung karena tak memiliki uang.
“Anda mau mendaftar, kan? Jadi Anda kemari untuk melunasinya, kan?”kata si pegawai
“Aku kesini bukan untuk melunasi, tapi Aku kesini untuk mengambil uang. Ah... Tidak, tidak, aku tarik kembali tentang pengembalian uangku, tapi Aku akan mendaftar.”kata No Ra plin plan
“Pembayarannya tak bisa ditunda lagi. Kami tutup jam empat.” jelas Si pegawai, No Ra melihat jam sudah pukul dua lewat lima belas menit.
Flash Back
No Ra yang baru mandi melihat neneknya yang senang meremas bantal. Sang nenek yang baru saja menyimpa uang didalam beralasan karena tidak punya suami untuk diremas. No Ra yang medengar ucapa neneknya merasa geli karena menjijikan, Neneknya merasa itu bukan sesuatu yang menjijikan
“Katakan yang sebenarnya Ny. Seo Woon Hae.Kenapa kau selalu menyentuh, menepuk,dan meremasnya?” tanya No Ra penasaran
“Karena aku mengingat ibuku. Ketika aku menikah, dia membuatkannya untukku. Bantal ini....” ucap Nenek Seo sedih menatap bantalnya, No Ra pun langsung memeluk erat neneknya.
No Ra sudah kembali ke rumah, membuka sarung bantal teringat seseorang yang mengatakan neneknya menyimpan uang kuliahnya ada di dalam bantal. Ia mengeluarkan semua isi bantal, ada banyak uang yang terkumpul masih ada disana.
“Ny. Seo Woon Hae....Terima kasih.” ucap No Ra sambil membuka lembaran uang yang tergulung.
“Nenek...Aku akan kuliah. Dengan uang nenek.” kata No Ra dengan menahan tangis harunya dan yakin neneknya itu pasti bangga.
Ketika kembali kebagian pembayaran, pegawai memberitahu untuk melengkapi dokumen untuk kartu mahasisw di kantor akademik dan Perkuliahan dimulai tanggal 27, jam 10 pagi jadi apabila ada pertanyaan lebih baik tanyakan pada bagian akademik.
[2015 Se Teoh. Selamat datang mahasiwa baru Jurusan Politik dan Ekonomi.]
Min Soo melakukan ospek dengan melakukan permainan tapi karena kalah ia harus minum segelas bir dengan satu teguk saja. Beberapa saat kemudian, mahasiswa lainnya sudah tertidur, Min Soo dkk masih bermain tapi ia kembali kalah dan harus minum.
Terlihat Min Soo yang mulai mabuk, pengelihatanya sudah mulai kabur tapi seniornya tetap menyuruhnya minum karena kalah bermain.
“Aku tidak melebih-lebihkan, tapi Ayahku mewarisi satu hal..Satu hal, hanya satu hal yang aku tidak kuat yaitu minum.” tegas Min Soo bangga, padahal ia terlihat mabuk
“Kau benar-benar pandai bicara dan Kupikir kau yang paling berpotensi.” ejek Seniornya
“Kalau kau tidak bisa melakukan ini, kau pikir kau bisa jadi ketua kelas?” ejek senior lainnya menyuruh Min Soo minum bahkan menambahnya lagi sampai empat gelas sekaligus.
Seorang wanita melonggok didepan pintu meminta maaf karena telat, senior terlihat terkesima dengan kecantikan wanita itu. Oh Hye Mi masuk ke dalam ruangan akan mengantikanya lalu minum empat gelas bir sekaligus dan meminta supaya mendapatkan potongan.
Min Soo hanya bisa melonggo melihatnya, lalu senior itu bertanya apakah Hye Mi itu jurusan Politik dan Ekonomi, Hye Mi terlihat binggung karena ia pikir mereka adalah jurusan sastra. Si senior terlihat sumringah mengetahui Hye Mi itu adalah mahasiswa baru jurusan sastra lalu menanyakan namanya.
“Oh tidak, aku pasti salah tempat. Maafkan aku, Karena sudah aku gantikan, tolong jangan hukum dia.” pinta Hye Mi lalu keluar dari ruangan.
Senior mengangguk setuju dengan wajah sumringah, bahkan mereka mengeluh tak ada mahasiswa wanita baru di jurusan politik. Min Soo masih binggung karena Hye Mi datang dan meminum empat gelas langsung.
Min Soo keluar dari rumah melihat Hye Mi yang muntah-muntah lalu bertanya keadaanya, Hye Mi mengakui sedang tak baik. Min Soo ingin memberikan sapu tangannya, Hye Mi berdiri mengeluh Min Soo yang baru keluar padahal ia sudah menunggu 3 menit lalu ia memang mengambil satu tangan.
“Bukankah kau keluar karena aku?” ucap Hye Mi melihat Min Soo yang melonggo
“Tidak... Em.. Iya. Sepertinya kau minum terlalu banyak.” kata Min Soo yang terlihat masih binggung
“Tapi, kau tertolong kan?” tanya Hye Mi dan Min Soo kembali diam,
Hye Mi berpikir tindakannya itu tak menolongnya, Min Soo membenarkan dengan mengucapkan terimakasih, Hye Mi pikir Min Soo memang harus berterimkasih lalu meminta ponsel Min Soo,walaupun terlihat binggung Min Soo seperti di hipnostis memberikanya.
“Setelah kau memberikan ini padaku, artinya kita berkencan”ucap Hye Min dan Min Soo pun membiarkan Hye Min mengambil ponsel dari tangannya. Min Soo pun membiarkan Hye Min memasukan nomor ponselnya dan terlihat senyumannya.
Yoon Young mengumpat temannya itu akan mati karena suaminya tak memberitahu suaminya, lalu menyarankan untuk memberitahu Min Soo saja. No Ra merasa tak yakin karena anaknya itu masih 20 tahun. Yoon Young mengingatkan No Ra itu sudah menjadi ibu diumur 19 tahun.
“Karena itulah, aku semakin tidak bisa mengatakannya. Dia baru saja masuk kuliah dan menjadi mahasiswa. Min Soo sangat giat belajar waktu SMA. Dia tidak perlu tahu ibunya sekarat.” cerita No Ra
“Iya, mungkin itu tidak benar. Lalu, kapan kau akan bilang padanya?” tanya Yoon Young khawatir
“3 bulan... Aku akan beri dia waktu 3 bulan untuk menikmati masa kuliahnya.Dia boleh minum dan pulang larut, berpacaran, berbohong untuk dapat uang saku lebih. Dan akan kuberikan semua uang yang kupunya.Meskipun harus menjual cincin kawinku, aku akan kuberikan semuanya. Dia masih muda dan Kehidupan Min Soo, baru akan dimulai. Jadi Mana mungkin aku mengacaukannya?” kata No Ra yang merasa kasihan dengan anaknya.
“Kau, Apa kau tahu apa itu masa muda?” ucap Yoon Young sedih
“Karena itulah, aku kuliah. Sekarang Aku tidak melakukan apa-apa dan juga sekarat.Aku ingin melakukan sesuatu yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. Jadi Aku mendaftar tanpa sepengetahuan Min Soo.” cerita No Ra dengan senyumanya.
Malam harinya,Di kamar anaknya, No Ra sengaja membuat jalur agar tak lewat fakultas anaknya. Saat pertama kali masuk, seorang pegawai memberitahu Semua angkatan baru wajib mengambil matakuliahbahasa inggris dan menulis jadi mereka harus login dan mengambil setidaknya 12 sks.
No Ra terlihat kalah cepat dengan mahasiswanya melihat Mata Kuliah Tahun 2015] lalu ia memilih Psikologi padahal terlihat masih ada 9, tapi saat ia mengklik ternyata kelasnya sudah penuh. Lalu ia melihat nama Dosen Kim Woo Chul, berpikir kalau itu seperti mantan suaminya.
Tiba-tiba seorang mahasiswa berteriak karena sudah berhasil memilih mata kuliahnya, tak sengaj mouse No Ra mengklik lalu berusaha dengan cepat memilih kelas lainnya. Beberapa mahasiswa mengeluh ada beberapa kelas yang tak bisa diambil karena sudah penuh.
No Ra pun mengambil mata kuliah Pernikahan dan Keluarga dan akhirnya hanya tinggal 3 SKS lagi dan yang terakhir adalah ilmu theater. Wajahnya tersenyum karena bisa memilih semua mata kuliahnya.
Di ruangan, Hyun Suk melihat naskah dan merasa mirip seperti proyeknya jadi menurutnya untuk apa ia membaca proyek orang yang sudan terpilih. Sang Ye yang ada disana juga memberitahu untuk mengurangi jumlah murid karena nanti akan dapat masalah, dengan jumlah 47 orang.
“Mereka belum mendengar bagaimana aku membagi kelompok tugas Atau mereka hanya asal memilih? Coba lihat” kata Hyun Suk sambil menuangkan kopi
“Bukankah ini berarti popularitasmu sangat tinggi?”ujar Sang Ye
“Itu mungkin karena..Aku lebih mementingkan nilai diatas segalanya.Tapi Sang Ye, bagaimana ini? Popularitasku tidak mau pergi.” ungkap Hyun Suk binggung
Sang Ye menyarankan Hyun Suk untuk menambah jumlah kelompok dalam satu kelas saja. Hyun Suk pikir lebih baik mereka membatalkan saja kelasnya, sambil melihat nama mahasiswa dikelasnya. Ia melihat nama Ha No Ra.
2 maret 2015
No Ra mengeluh Min Soo yang pergi pagi sekali di hari pertamanya, lalu memintanya untuk istirahat sebulanan, merasa kasihan karena anaknya sudah belajar di perpustakaan sejak terdaftar di universitas.
“Kita hidup 100 tahun. tapi 4 tahun ini akan menentukan 80 tahun setelahnya.” tegas Woo Chul, No Ra pun pamit berangkat.
Setelah Min Soo pergi, Woo Chul mengajak mantan istrinya berbicara, karena mereka sudah bangun dan nanti akan ada janji penting, No Ra pikir lebih baik bicara besok saja karena Woo Chul itu mengajar pada jam pertama Dan nanti ia juga ada kelas bisnis jadi harus tidur lagi. Woo Chul melonggo mendengar istrinya memiliki kelas bisnis.
No Ra masuk ke kampus dengan melihat spanduk selamat datang mahasiswa baru, lalu melihat jadwalnya. Sebelum masuk kelas, ia merasa Bahasa inggris sangat menakutkan. Ketika ia masuk kelas, suasana kelas yang riuh hening sejenak, semua langsung duduk dengan rapi.
Dengan wajah sedikit tertunduk, No Ra pun duduk dibangku mahasiswa. Pria yang dibelakangnya berbisik kalau ia pikir No Ra itu dosen. Beberapa orang tertawa mengejek dan mahasiswa lainnya menatap No Ra dengan pandangan aneh. Seorang dosen bule masuk ke dalam kelas memperkenalkan namanya Brad Jones.
No Ra panik karena dosennya mengunakan bahasa inggris dalam mengajar, tapi akhirnya si dosen tahu semua muridnya takut dengan mata kuliah bahasa inggis dengan bahasa korea. No Ra pun bernafas lega karena dosennya mengunakan bahasa korea juga dalam berbicara.
“Pertama-tama, apa kalian sudah membentuk kelompok untuk tugas proyek?Apakah ada diantara kalian yang tidak mendapat kelompok?” tanya Dosen Brad, No Ra pun satu-satunya yang mengangkat tangan.
Setelah selesai kelas, No Ra bertanya pada anggota kelomponya cara kerja tugas kelompoknya. Si wanita berbadn memberitahu mereka semua ada kelas hari selasa,Jadi akan mengerjakannya hari itu. No Ra melihat jadwalnya kalau hari selasa ada kelas.
“Kami yang akan mengerjakan semuanya, jadi Ikut saja dengan kami saat persentasi nanti.” kata si pria
“Tapi, ini adalah tugas kelompok. Kita harus mengerjakannya bersama. Bukankah itu yang harus kita lakukan?” ucap No Ra polos
“Kita menjadi kelompok karena dosen memasukkanmu jadi Kami tidak ingin merubah jadwal kami karenamu. Jangan khawatir, Semua orang melakukannya.” jelas si wanita cardigan hijau, No Ra hanya bisa tertunduk mengerti.
Tiganya langsung saling mengobrol dengan ponselnya, si wanita bercardigan menulis “Menakutkan sekali. Hampir saja kita mengerjakannya dengan ahjumma ini.” lalu si pria membalas “Apa kita akan menjadi kelompok "bom"?” sementara wanita berbandan membalas “Lihat penampilannya. Kelihatan lebih tua dari pada dosen.” Si pria itu kembali menulis Dia bahkan tidak punya ponsel.
No Ra yang hanya bisa melihatnya saja memilih untuk menghubungi mereka setelah membeli sebuah ponsel baru lalu keluar dari kelas.
No Ra berjalan keluar binggung dengan cara kerja kelompok anak kuliah karena tak ada di dalam silabus, lalu melihat peta yang tak boleh dikunjunginya takut bertemu mantan suami dan anaknya.
Ia melihat ada banyak orang yang mengantri dimesin ATM, tapi ia terlihat binggung lalu duduk di dekat lapangan dengan memakan kimbap segitiga sendirian. Beberapa mahasisw lain berkumpul, yang lainnya sibuk bermain basket dan skateboard.
No Ra melihat semuanya bahkan sempat terkejut dengan mahasiswa yang sangat lincah bermain skateboard. Dibangku taman terlihat pasangan yang tidur dipaha pasangannya, sementara pasangan yang lainnya terlihat saling menyuapi. Sepertinya ia baru pertama kali melihat masa muda yang tak pernah dilaluinya.
No Ra pindah kelas, mendenga semua orang sedang membahas tugas kelompok, ia hanya bisa menatap dengan wajah binggung, bertanya dalam hati apa itu maksudnya kelompok tugas "bom.
“Banyak sekali kata-kata yang tidak kumengerti, Sepertinya disini ada tugas kelompok juga. Bagaimana kalau tidak dapat kelompok lagi?” gumam No Ra panik
Hyun Suk masuk ke dalam kelas, No Ra panik karena mengenal Hyun Suk adalah teman SMAnya yang menjadi dosen. Hyun Suk melirik lalu berdiri didepan podium, berbicara kalau Mungkin beberapa dari mahasiswanya mengambil kelas tanpa melihat namanya jad ia menuliskan namanya di papan tulis dan memulai absen.
Ia memanggil, Kang Chang Jin lalu Na Soon Nam selanjutnya Park Seung Hyun. No Ra mengingat sebelumnya dengan Chuk Suk merasa menyesal seharusnya memberitahu namanya lebih dulu karena Chuk Suk itu pasti kaget saat melihatnya lagi.
“Ha No Ra...” ucap Hyun Suk memanggil, No Ra pun mengangkat tangannya, tapi Hyun Suk seperti acuh lanjut memanggil nama yang lain sampai selesai
“Disini ada 47 orang, Di kelasku sulit mendapat nilai bagus. Siapa yang tidak tahu hal itu dan mendaftar?” tanya Hyun Suk, beberapa anak mengangkat tangan tapi No Ra tak mengangkat tanganya.
“Jadi, 33 orang sudah tahu dan masih mendaftar?” ucap Hyun Suk yang menghitung dengan cepat sisa muridnya lalu memberitahu ada dua kelompok tetap dan satu kelompok untuk tugas bebas. Semua mahasiswa terlihat sudah tahu.
“Mahasiswi yang memakai topi. Kau juga sudah tahu? Kurasa kau mendaftar tanpa tahu hal itu. Kenapa kau pura-pura sudah tahu? Mahasiswi bertopi.” ucap Hyun Suk dengan melipat tangannya didada
No Ra mengangkat wajahnya memberitahu namanya, Hyun Suk menegaskan itu tak penting karena yang terpenting adalah melepas topi itu dan memberitahu kalau dilarang mengunakan topi didalam kelas. No Ra bergumam sambil berteriak memberitahu kalau ia adalah Ha No Ra dan pernah bertemu.
Hyun Suk pun meminta No Ra untuk melepaskan topinya, semua orang menatap No Ra akhirnya No Ra pun membuka topinya terlihat wajahnya yang terlihat tua. Hyun Suk pun langsung meminta maaf, seperti menyindir No Ra itu adalah orang tua mahasiswa, No Ra mengatakan bukan.
“jadi, anda tahu bahwa ini adalah ruang kelas? Ahjummonim.” ucap Hyun Suk
“Kau sungguh tidak mengenaliku?” kata No Ra memincingkan matanya melihat Hyun Suk yang ada di podium bawah.
Hyun Suk memanggilnya Ahjummonim, No Ra seperti bisa melihat dari sorot maha Hyun Suk kalau teman SMAnya itu sudah mengenalnya. Beberapa orang mulai berbisik karena No Ra tak menjawab.
“Kalau kau tidak mau menjawab, silahkan keluar. Sekarang !!!!”teriak Hyun Suk dengan mata melotot, No Ra pun menatap Hyun Suk dengan wajah sinis.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar