Bo Ra memeluk Hong Sul merayu untuk tak menolak
rencananya, Hong Sul seperti tak peduli karena memikirkan Perpustakaannya
sudah full lalu teringat ruangan club yang kosong.
Eun Taek pikir memang tak ada yang memakainya dan mempersilahkan Hong Sul
mengunakan saja. Hong Sul langsung bersemangat menanyakan password pintunya. Eun
Taek memberitahu angka satu, dua, tiga, empat. Bo Ra tetap saja menyuruh Hong
Sul untuk datang kencang buta dengan nama pria Ahn Myung
Chi.
Malam pun berganti, Joo Yun mengirimkan pesan pada Yoo Jung dengan wajah dongkol
“Sunbae, kau di mana? Apa kau sudah dapat kursi? Kenapa kau belum datang?” tak sengaja matanya
melihat ke arah bolkon gedung club, ada Hong Sul sedang berdiri dengan dengan
memang lembaran kertas.
Paman gembel tiba-tiba datang menarik tangan Jun Yun, mengaku
sebagai seniornya dengan mulut bau alkohol mengoceh “ Hidup itu
cepat berlalu. Waktu
cepat sekali berputar dan
sekalinya akan berakhir.” lalu kembali meminta
uang. Jun Yun meminta agar tak membuat keributan lalu menunjuk ke lantai dua,
kalau paman itu pergi ke sana maka Hong Sul akan mendengarkan ceritanya dan
juga memiliki soju serta akan memberikan uang padanya.
“Oke, image-ku telah hancur, dan aku akan membalasmu.” Ucap Joo Yun
penuh dendam.
Hong Sul kembali keruangan sambil makan, Paman gembel
menaiki tangga dengan sempoyongan lalu berteriak memanggil seseorang. Hong Sul
sedang belajar dikagetnya dengan bunyi pecahan kaca yang jatuh dan juga suara
tertawa yang mengema.
Joo Yun berlari menemui Yoo Jung akan masuk ke dalam mobil,
dengan nafas terengah-engah menanyakan alasan seniornya tak mengangkat telp
darinya. Yoo Jung menanyakan apa yang terjadi. Joo Yun meminta bantuan dengan menceritakan Hong Sul dalam
bahaya. Wajah Yoo Jung berubah serius.
“Aku tadi melihat Sul diserang oleh pria mabuk dan meminta uang Seol. Sul
terus mencoba untuk melawannya lalu pergi
ke ruang club. Tapi,
sepertinya pria itu sangat
marah dan ingin memukul Sul. Kau tahu kan kalau terkadang lidah Sul sangatlah tajam. Karena itulah, kami bertengkar
kemarin. Sul tak suka melihat kita berdua dekat. Tapi, aku tetap tak bias melihatnya berada dalam bahaya. Dia adalah temanku.” Cerita Joo Yun, Yoo Jung mendengarnya
dengan bersandar di pintu mobilnya.
“Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja.” Kata Yoo Jung masuk ke
dalam mobilnya, Joo Yun
pun tersenyum mendengarnya.
“Tapi, Joo Yun...Bangunan club itu berlawanan dengan arah datangmu tadi. Jika kau memang khawatir, kau bisa malapor pada satpam.,
kau malah jauh-jauh datang
memberitahuku? Sepertinya
rencanamu salah, 'kan? Kau
yang memulainya, jadi
kau sendiri yang selesaikan.” Tegas Yoo Jung berada
didalam mobil, Joo Yun hanya bisa diam karena rencananya gagal.
Hong Sul menuruni tangga dengan wajah ketakutan,
terdengar terikan si paman gembel mencari seseorang, karena lampu sensor
membuat paman gembel bisa melihat Hong Sul akan turun dan langsung menariknya.
Hong Sul berteriak ingin melepasnya, Paman gembel terus mengoceh.
Joo Yun akan berjalan pulang melihat dua petugas keamanan
berlari masuk ke dalam gedung club. Didalam gedung, paman gembel mengaku
frustasi setelah lama berkerja tapi ditendang begitu saja dan memukul botol
soju ke tangan Hong Sul, akhirnya pegangan Hong Sul terlepas. Paman gembel malah binggung melihat botol sojunya pecah,
dua petugas keamanan datang membawa paman gembel dan menyelamatkan Hong Sul
dengan tangan yang terluka.
Hong Sul sedang membeli minuman, Yoo Jung datang membantu
mengambil dan membuka kaleng minumanya. Hong Sul pun mengucapkan terimakasih,
Yoo Jung melihat ada plester tertempel dibagian tangan, menanyakan kenapa
tangan Hong Sul terluka, Hong Sul berbohong terluka karena membuka kaleng tuna.
Yoo Jung seperti tak percaya, Hong Sul menyakinkan
lukanya itu hanya goresan kecil saja. Yoo Jung mengajak Hong Sul ikut denganya,
Hong Sul binggung kemana Yoo Jung akan membawanya. Yoo Jung tak banyak bicara
membawa buku dan mengandengnya.
Di taman, Hong Sul berusaha mengobati sendiri tapi Yoo
Jung memaksa akan mengobatinya jadi Hong Sul lebih baik diam saja, perlahan
membuka plester lalu bertanya apakah Hong Sul sudah
mensterilkannya. Hong Sul mengaku sudah menyiramnya dengan air. Yoo Jung memegang tangan Hong Sul untuk memberikan
alkohol.
Hong Sul sempat menjerit karena perih lalu berusaha
meniupnya dan kembali berusaha agar mengobati sendiri. Yoo Jung tetap ingin
membantu dan meminta agar menarik lengan bajunya, lalu menempelkan plester
besar. Hong Sul pun hanya bisa mengucapkan terimakasih.
“Kenapa kau lemah sekali?” tanya Yoo Jung, Hong Sul hanya bisa bergumam “Dia kenapa lagi?”
“Kau harus lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri dan Kau tak akan lulus dengan semua masalahmu itu.”kata Yoo Jung,
“Apa dia khawatir
padaku?” gumam Hong Sul semakin binggung
“Aku hanya khawatir padamu. Jika kau mendapat kesulitan, jangan ragu meminta bantuan. Bicaralah padaku. Aku akan membantumu.” Ucap Yoo Jung
“Aku belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.” Gumam Hong Sul mengakuinya.
Yoo Jung ingin membahas tentang Joo Yun, Hong Sul menyela
kalau Yoo Jung pasti sudah tahu Joo Yun itu sangat menyukainya, jadi apabila
melihat mereka dekat maka Joo Yun akan marah, lalu bertanya apakah ia menganggu
hubungan keduanya. Yoo Jung malah tertawa melihat Hong Sul itu sangat lucu.
Jae Woo sedang mengetik di tangga, Sang Chul menepuknya
membahas tentang temanya yang memiliki nilai A di kelas Prof Han tahun lalu meminta untuk meminjamkan
filenya. Jae Woo menolak, tapi Sang Chul memaksa hanya sebagai bahan referensi
saja dan merampas laptop milik Jae Woo.
Hong Sul sedang mengerjakan tugas, Sang Chul mencari
kesempatan dengan meminta Hong Sul mencarikan file tugas Prof Han tahun lalu
karena satu kelompok dengan Jae Woo. Hong Sul pikir kenapa harus ia yang
melakukanya. Sang Chul beralasan harus foto untuk wisuda, jadi meminta tolong
pada Hong Sul.
Akhirnya Hong Sul pasrah mencarinya, tak sengaja melihat
ada foto bill dengan dan juga sebuah table pengeluaran dan pemasukan. Ia
mengingat tahun lalu Sang Chul memperlihatkan foto yang sama di ponselnya,
dengan menuduh Hong Sul yang
menyebarkan di
internet bahwa Sang Chul sudah
korupsi, karena pada malam itu hanya Hong Sul yang
melihatnya menghitung uang ditangga.
Hong Sul menuduh Yoo Jung kalau seniornya itu juga ada
dibawah tangga dan sudah pasti bukan dirinya yang melakukanya. Yoo Jung hanya
tersenyum sinis lalu pergi tanpa membela diri, seperti membiarkan Hong Sul
percaya dengan tuduhanya.
“Jadi, yang melaporkan Sang Chul tahun lalu bukan Yoo Jung. Tapi, Jae Woo?” gumam Hong Sul
Jae Woo langsung mengambil laptopnya, melihat Hong Sul
sudah melihat foto bukti korupsi Sang Chul. Hong Sul sangat kaget, berjanji tak
akan memberitahu siapa pun. Jae Woo memilih untuk
pergi meninggalkanya.
Hong Sul mencari-cari seseorang yang sedang melakukan
foto wisuda, lalu melihat Yoo Jung ada didekat tangga sedang memaikan semut
ditanganya.
“Aku salah telah
mencurigainya. Haruskah aku minta maaf? Tapi, aku tak bias memberitahu soal Jae Woo.”
Akhirnya Hong Sul mendekati Yoo Jung, terlihat gugup
dengan berbasa basi menanyakan apakah ia sudah
berfoto. Yoo Jung mengatakan belum, Hong Sul mengembalikan buku
catatan yang di pinjamkan Yoo Jung dan mengucapkan terima kasih. Yoo Jung
menatapnya, Hong Sul terlihat binggung ingin memulai bicara.
“Apa kau mau kubelikan sesuatu? Aku sudah berjanji untuk meneraktirmu makan, 'kan? Dan kau sudah sering membantuku. Selain itu juga aku minta maaf atas
segala hal. Aku...sepertinya
telah salah
paham padamu tahun lalu, selain Tahun
lalu dan tahun ini juga Kepribadian
memang sangat sensitif. Aku
punya kebiasaan sering menarik
kesimpulan begitu saja, jadi akhirnya seperti ini” akui Hong Sul merasa bersalah.
“Sepertinya kau memang orang yang seperti itu.” Kata Yoo Jung terdengar mengodanya.
“Aku akan berusaha untuk berubah. Tentang sikapku itu, sekali lagi maafkan aku.” Ucap Hong Sul
Yoo Jung tersenyum lalu mengeluarkan ponselnya dan
mengajak untuk foto bersama. Hong Sul ingin menolak karena wajahnya terlihat
kucel, Yoo Jung seperti tak peduli menariknya dan langsung menghitung lalu
tersenyum melihat hasilnya, menurutnya foto yang bagus. Hong Sul menghela nafas
karena hasilnya jelek tapi Yoo Jung melihat Hong Sul sangat imut. Hong Sul
mencoba untuk menghapusnya, Yoo Jung menghalangi dengan mengangkat ponselnya
tinggi-tinggi.
Jae Woo sedang pakai baju toga melihat keduanya sedang
bercanda, ingatanya kembali kejadian
sebelumnya.
Flash back
[1 Tahun yang lalu, Pesta Semester Baru]
Jae Woo mengumpat Sang Chul itu selalu menganggunya dan
berharap agar ia terus masuk wamil selamanya. Yoo Jung mendengar dari tangga,
Jae Woo terus mengomel karea Sang Chul selalu saja mempermalukannya dan membuat hidunya tak tenang. Yoo Jung memanggil
Jae Woo didepan restoran, merapihkan jaket temanya yang akan pulang.
“Kau pasti menderita karena Sang Chul, ya?” tanya Yoo Jung, Jae Woo berpikir Yoo Jung ingin ingin menertawakan
“Kenapa aku mau menertawakanmu? Coba pikirkan. Kalian yang selalu saja mengerjai orang lain, siapa yang harus aku tertawai? Kita semua sudah tahu dia orangnya begitu. Dia selalu mengganggumu karena kau selalu saja sabar padanya. Apa kau akan diam saja sekarang?” kata Yoo Jung
“Kapan? Aku sudah selalu melawannya.” Tegas Jae Woo
“Tapi, perlawananmu tak cukup, dan itulah masalahnya.” Balas Yoo Jung
Jae Woo seperti tak peduli memilih untuk pergi, Yoo Jung
memanggilnya memberikan secarik kertas bon agar diberikan pada Sang Chul,
karena pria itu selalu saja melupakan bonya. Jae Woo melihatnya sebentar, lalu
menanykan alasan Yoo Jung malah memberikan padanya. Yoo Jung tersenyum menyuruh
Jae Woo membuangnya saja.
Akhirnya Jae Woo melihat bon setelah Yoo Jung kembali
kerestoran, terlihat ada keganjilan, mereka makan hanya 20 orang tapi Sang Chul
mengatakan dana sudah habis dan mereka mengumpulkan
dana tambahan, dengan penuh amarah akan membuat
riwayat Sang Chul taman olehnya.
Jae Woo terus melihat ke arah Yoo Jung yang hanya diam
menerima tuduhan yang sudah dilakuanya. Yoo Jung mengoda Hong Sul akan
mengirimkan foto mereka, Hong Sul menolak karena hanya ingin menghapusnya saja.
Di dalam kamar, Hong Sul mulai makan malam, foto dari Yoo
Jung terkirim diponselnya dan mengelu matanya seperti orang mabuk, lalu telp
dari Ah Young masuk. Ah Young mengajak Hong Sul makan diluar karena tak
kuliah besok, Hong Sul mengatakan jadwalnya kosong jam
4 sore.
“Oh, ya... Aku ketemu dengan Yoo Jung hari
ini, dan dia
masih ingat namaku lalu dia
meneraktirku dan
teman-temanku minum. Aku
mau memamerkannya padamu. Apa
kau bisa mencomblangiku dengan
Yoo Jung?.” Kata Ah Young,
Hong Sul bergumam “sepertinya dia pria yang baik” lalu akhirnya untuk setuju menjodohkan temanya. Ah Young
tersenyum bahagia, dibukunya tergambar sketsa wajah Yoo Jung.
Hong Sul baru sampai kampus disapa oleh Bo Ra dan Eun
Taek, beberapa detik kemudian Eun Taek langsung memanggulnya masuk ke dalam
kampus. Hong Sul berteriak menyuruh Eun Taek menurukan, Bo Ra memberikan
aba-aba mereka segera berlari dan masuk ke sebuah ruangan lalu mematikan
lampunya.
Eun Taek menunggu diluar untuk berjaga-jaga melirik
bayangan yang ada didalam. Bo Ra langsung menganti pakaian Hong Sul dan juga
memakaikan sepatu high heels. Mulai mendadaninya dengan memakain bedak dan
lipstik, serta menguncir rambutnya.
Bo Ra membuka pintu memamerkan hasil karyanya, Eun Taek
melihat Hong Sul dengan rambut diikat serta memakai dress, berkomentar nilanya
naik 3 poin lebih
banyak daripada Min Soo. Bo Ra mengingatkan Hong Sul untuk bertemu jam 6 sore
dengan si tampan Ahn Myung Chi dan tidak boleh mengecewakanya.
Hong Sul masuk kelas dengan menutup wajahnya, Yoo Jung
kaget melihat Hong Sul berpakaian tak seperti biasanya dengan high heels dan
juga dress. Hong Sul tertunduk merasa dirinya tampak aneh, Yoo Jung berkomentar
Hong Sul malah terlihat cantik. Hong Sul beralasan harus pergi ke suatu tempat
setelah kuliah.
Yoo Jung tersenyum melihat Hong Sul terlihat makin
cantik, pesan Ah Young masuk ke ponsel Hong Sul “Seol,
kita ketemuannya jam
berapa nantinya Ataukah
aku bertemu saja dengannya?” Hong Sul mengingat
kuliahnya selesai jam 4 dan kencangnya jam 6, lalu memanggil Yoo Jung menanyakan
apakah ia punya rencana hari ini, tanpa banyak tanya Yoo Jung langsung setuju. Hong Sul
pun mengirimkan pesan pada Ah Young untuk bertemu di kantin jam setengah lima.
Hong Sul membawa nampan merasa terlalu cepat untuk makan
malam dikantin, Yoo Jung pikir juga begitu tapi karena lebih cepat membuat
kantin terlihat kosong. Ah Young datang berlari menghampiri keduanya, Hong Sul
sedari tadi menunggu tersenyum bahagia. Ah Young melihat pakaian Hong Sul tak
seperti biasanya pasti ada acara, Hong Sul menyangkal.
“Ah Young bilang dia juga belum makan. Apa Kau tak keberatan, 'kan?” tanya Hong Sul, Yoo Jung pikir tak masalah lalu
menanyakan kabarnya dengan ramah. Ah Young yang terpana mengatakan baik-baik
saja.
“Bagus, berjalan lancar.” Gumam Hong Sul lalu memberikan nampanya pada Ah Young
dan sengaja menyuruhnya agar duduk bersama Yoon Jung lebih dulu.
Ketiganya makan bersama, Ah Young menceritakan sangat suka
sekali dengan dunia
perkuliahan, karena memiliki dosen
yang keren dan
tak membosankan, lalu merasa dirinya terlalu
cerewet dan mulai mengambil sumpitnya untuk makan. Yoo Jung yang mendengarnya
berkomentar cerita Ah Young itu menarik.
“Ah Young, apa kau sudah punya pacar?” tanya Hong Sul memancing, Ah Young menjawab malu-malu
kalau belum punya.
“Kenapa? Sepertinya banyak yang menyukaimu.” Kata Yoo Jung
“benarkan ? Dia kan cantik dan kulitnya sangat mulus dan Banyak yang akan menyukainya. Selain dia juga punya kepribadian yang baik, seperti seorang dewi. Dan juga Banyak
sekali yang meng-add FB-nya hanya
dengan 1 foto saja.” Cerita Hong Sul mempromosikan temanya, Ah Young
berkomentar Hong Sul berlebihan
sekali.
“Sepertinya kalian akan jadi pasangan yang serasi.” Kata Hong Sul to the point, Yoo Jung melirik seperti
mengerti tujuan Hong Sul mempertemukan dengan Ah Young.
Hong Sul menyadari dirinya terlalu berlebihan, lalu
menawarkan Ah Young untuk membelikan kopi dan pergi meninggalkan keduanya untuk
membeli kopi. Yoo Jung binggung karena Hong Sul hanya membawa dua gelas, Hong
Sul beralasan ada urusan jadi harus pergi dan mempersilahkan keduanya untuk
menikmati kopi bersama.
Ah Young berkomentar Hong Sul terlihat cantik dan
berharap setiap hari seniornya berpakaian seperti itu. Yoo Jung masih melonggo
mengangguk setuju, Ah Young menceritakan hari ini sebenarnya Hong Sul memiliki
jadwal kencan buta, karena belum pernah berpacaran jadi sikapnya terlihat
gugup, jadi berharap Hong Sul bertemu dengan pria yang baik.
Yoo Jung tak percaya Hong Sul akan kencan buta, Ah Young
menyakinkan dengan menceritakan Bo Ra yang menjodohkan keduanya, Yoo Jung hanya
bisa diam dengan wajah dingin.
In Bo pergi ke sebuah cafe menemui manager meminta
keputusanya apakah ia diterima atau tidak. Manager melihat CV In Bo,
berkomentar imagenya tak sesuatu dengan restoran mereka. In Bo memegang tangan
Kim Byung Ho, memohon dengan menceritakan
baru datang ke Seoul, hanya tinggal dikamar
kost dengan biaya sewanya adalah 30.000 won per bulan.
“Lalu, aku melihat tokomu yang ada di depan kost-ku. Sepertinya sudah takdirku untuk bekerja di sini” ucap In Ho memohon, Byung Ho seperti tak peduli memilih
untuk pergi karena sibuk.
Ketika mengejar Byung Ho, In Ho melihat Hong Sul sedang makan
bersama dengan Myung Sik dan masih mengenali orang didepanya. Myung Sik
terlihat sombong menceritakan Tahun lalu, belajar ke Golconda dan bertanya apakah Hong Sul tahu tentang nama tempat
itu.
Hong Sul mengelengkan kepala, Myung Sik bertanya apakah
Hong Sul suka main tenis dan golf atau seperti paragliding yang menantang. Hong Suk mengaku tak pernah mencobanya. Myung Sik meremehkan Hong Suk dengan bertanya apa saja
yang dilakukan selama hidupnya. Hong Sul menceritakan pernah
les piano saat
masih kecil.
Myung Sik mendengar lagu yang diputar lalu dan mengujui
Hong Sul pasti tahu Melodi milik Schubert. Hong Sul mencoba mengucap sabar dalam hati kalau Myung
Sik adalah teman Bo Ra. Myung Sik kembali meremehkan kalau Hong Sul tak tahu
nama musik itu dan melihat hidupnya sangat membosankan, membuat tak ada yang
bisa menjadi bahan cerita.
In Ho sudah tak tahan mendekati keduanya, mengumpat Myung
Sik si tukang pamer dan mengejek sekarang terlihat pria itu seperti pria mesum.
Hong Sul mengenali In Ho yang pernah bertemu dikampus. In Ha sadar Hong Sul mengira dirinya gembel, dan berpikir Hong Sul itu orang
kaya tapi kenyataan tidak
“Kenapa kau harus memilih pria yang sepertinya? Kau mau aku memberinya pelajaran?” ucap In Ho sudah siap menarik lengan bajunya, si pria
tak terima, Hong Sul binggung karena sedari tadi mencoba menahan kesabarannya. Ketika
In Ho akan memukul, Hong Sul langsung berteriak akan menahannya.
“Apa kau punya uang ganti rugi setelah berkelahi di sini? Jika kau memang kaya, bayarkan servis laptopku.” Teriak Hong Sul kesal memilih pergi, In Ho bingung
kenapa Hong Sul membahas tentang servis laptop.
“Tunggu, lihatlah pria macam apa temanmu ini. Kalian memang cocok.” Ejek Myung Sik, In Ho mencengkram bajunya, Hong Sul tak
bisa menahan lagi dengan mendekatinya.
“Hidupku memang membosankan, lalu kenapa? Apa urusannya denganmu? Hah? Kau bilang tadi Melodi
Schubert? Kau
terlihat seperti
banci sekarang. Tak
usah sok berbahasa Inggris. Pengucapanmu
sangat jelek. Aku malu
mendengarnya.” Teriak Hong Sul kesal lalu meninggalkan
restoran.
In Ho tertawa mendengarnya, Myung Sik ingin membalasnya
tapi In Ho lebih dulu menariknya dan memperingatkan agar tak pamer, lalu
memberitahu kalau itu melodi
Trout, dengan mengejek Myung Sik itu bodoh dibanding gembel sepertinya
lalu mengajaknya duduk. Myung Sik memilih pergi setelah In Ho duduk, In Ho
hanya bisa mengumpat dan tak sengaja menduduk ponsel Hong Sul yang tertinggal.
Hong Sul berjalan dengan kaki pincang kerumahnya, didepan
rumah sudah ada Yoo Jung yang menunggunya, terlihat ada tatapan sinis melihat
kedatangan Hong Sul. Hong Sul menanyakan seniornya ada didepan rumahnya. Yoo
Jung terus menatap sinis. Hong Sul menanyakan dengan makam malamnya tadi. Yoo
Jung terus menatapnya, Hong Sul kembali bertanya tentang Ah Young, Yoo Jung
memberikan sedikit senyuman.
“Akhir-akhir ini... aku menganggap hubungan kita semakin dekat. Tapi, kau tak menganggapku sama
sekali Kau tak
ada bedanya dengan
yang lain. Aku
berusaha sangat keras hanya
untuk bisa makan denganmu.” Ungkap Yoo Jung kecewa
lalu pergi meninggalkanya, Hong Sul hanya bisa diam karena ternyata sikapnya salah.
In Ho melihat ponsel Hong Sul yang jadul, menurutnya
apabila dijual maka tak akan ada yang membelinya, maka ia akan mengembalikanya
dan meminta traktir saja. Ketika melihat daftar telp ada nama “Yoo Jung Sunbae”
tapi menurutnya ada banyak nama Yoo Jung dikorea jadi tak mungkin temanya dulu.
Lalu melihat kefolder foto menemukan foto berdua dengan Yoo Jung, sedikit
menjerit bepikir keduanya itu pacaran, tapi melihat mata Hong Sul aneh saat di
foto, dengan wajah kesal menelp Yoo Jung agar terkaget-kaget nantinya.
Yoo Jung sedang menyetir mobilnya, melihat Sul yang
menelp dengan wajah cemberut mengangkatnya. In Ho menyapa Yoo Jung yang sudah
lama tak bertemu, Yoo Jung bisa mengenali suara In Ho, In Ho merasa terhormat
Yoo Jung bisa mengenali suaranya langsung. Yoo Jung binggung bagaimana bisa In
Ho mengunakan ponsel Hong Sul dan menanyakan keberadaanya sekarang.
Yoo Jung menemui In Ho ditaman, In Ho dengan santai
menyapa temanya yang sudah lama tak bertemu. Yoo Jung melirik ponsel yang
dipegang In Ho lalu menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. In Ho mengaku
sangat sedih karena sudah tak bertemu bertahun-tahun tapi Yoo Jung tak
menanyakan kabarnya. Yoo Jung pikir untuk apa karena mereka tak sedekat itu.
“Benar juga, kita tak punya hubungan apa-apa.” Kata In Ho dengan mata berkaca-kaca, Yoo Jung meminta
In Ho mengembalikan ponselnya.
“Apa hubunganmu dengannya? Dia siapa? Hingga kalian bisa selfie bersama? Dan bahkan kau dating ke sini untuk mengambil
ponselnya?” tanya In Ho penasaran
“Itu bukan urusanmu.” Kata Yoo Jung dingin, In Ho pikir akan menanyakan
langsung padanya.
“Tapi, sepertinya dia juga tak tahu, hubungan kalian seperti apa.” Komentar In Ho mengejek, Yoo Jung menegaskan In Ho tak
perlu mengganggu hidupnya.
“Bagaimana jika aku menolak? Ah, apa kau akan melakukan hal yang sama seperti dulu?”balas In Ho
Yoo Jung meliha In Ho masih saja terus mengajaknya
bercanda, menurutnya sistem otak temanya sudah
kembali normal sekarang tapi ternyata In Ho masih
belum berubah. In Ho merasa Yoo Jung yang tak berubah
dengan tak merasa bersalah setelah menghancurkan hidup orang
lain.
Flash Back
Kejadian saat SMA, In Ho dipukul habis-habisan oleh
seseorang, dengan tangan dipukul dengan stick baseball. Yoo Jung melihatnya
hanya diam saja, dengan tatapan dinginya lalu pergi meninggalkanya, tapi saat
dirumah sakit terlihat air mata yang mengalir diwajah In Ho
Yoo Jung merasa tak ada alasan merasa bersalah, lalu
meminta In Ho mendengarkan ucapanya baik-baik, setelah dirinya lulus dan masuk
ke perusahaan ayahnya maka semua dana amal yang didapatkan In Ho akan terhenti, selama ini ia
hanya kasihan tapi untuk sekarang tidak lagi.
In Ho tak percaya Yoo Jung merasa kasihan, Yoo Jung juga
meminta agar memberitahu In Ho kalau Kebahagiaan keduanya akan berakhir dan harus menghidupi kehidupanya sendiri. In Ho menatap temanya berkaca-kaca, Yoo Jung berjalan
kemobil memerintahkan agar In Ho berhenti bercanda dan mengembalikan ponselnya.
In Ho mengingat kenangan manis dengan Yoo Jung dan juga
kakaknya, ketika bermain kembang api, dengan menahan rasa sedihnya seperti tak
ada yang diharapkan lagi dalam hidupnya sekarang.
Hong Sul duduk dengan menghela nafas panjang, sambil
memijit kakinya merasa menyesal telah menjodohkan Yoo Jung dan mengabaikan
kebaikanya selama ini, bahkan sengaja menuduhnya. Yoo Jung menyetir mobilnya
dengan tatapan dingin, seperti menyimpan banyak misteri. In Ho masuk duduk
ditaman dengan menahan rasa sedihnya.
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ceritanya menarik,, penasaran dgn sifat asli Yoo Jung,, dia sebenarnya tulus apa engk sih deketin Hong sul...
BalasHapusPark hae Jin, oh... Terakhir kalee ak lihat di you came from the star and doctors strangers
BalasHapusAh kangen
Kereeeenn,,,,,
BalasHapusPenasaran ma kelanjutan nya
Di tunggu sinopsis nya mba dee :)
wuah...jadi ingat waktu park hye jin juga menyimpan banyak luka di dr stranger.kamsahamnida bak diyah.....btw ini flashback blm selesai yah bak diyah??????
BalasHapus