In Ah dan Jin Woo melihat foto Detekif Gwak dari pohon
keluarga Nam, Jin Woo merasa Detektif Gwak bisa
lebih terkejut jika
dikeluarkan dari kepolisian atau mungkin bisa
lebih terkejut jika
ditinggalkan oleh Nam Kyu Man. In Ah pikir Detektif
Gwak akan membawa semua masalah ini sendirian.
“Bagaimana jalannya penyelidikan Mengenai Hong Moo Suk?” tanya Jin Woo
“Aku
memeriksanya hari ini dan menemukan tentang
keinginan tuan Oh sudah jelas. Aku pergi ke tiga pusat
otentikasi yang berbeda, dan
mereka semua mengatakan tulisan
tangannya tidak cocok.” Jelas In Ah, Jin Woo
mengerti dengan menatap foto Tuan Oh dan Jung Ah
“Dia bukan seseorang yang akan mati sia-sia seperti yang dia
lakukan waktu itu.”
Ucap Jin Woo yakin
“Jika aku menambahkan data dari Jaksa Tak dan kau, aku pikir setidaknya bias menangkap ekor Hong Moo Suk.” Kata In Ah menatap mantan atasanya di kejakasan.
Jaksa Hong yakin Hakim Kang itu memintanya datang untuk
makan bersama tanpa alasan. Hakim Kang membahas tentang
sidang dimana ia harus menyerah saat terakhir kali. Jaksa Hong terhenti ketika ingin mengambil makanan
“Tersangkanya adalah... pengurus yang bekerja di villa Nam Gyu Man. Dan korban dibunuh di dekat villa juga. Kenapa tidak ada yang menyelidiki
villa?” tanya Hakim Hong curiga.
“Kami telah melakukannya Dan menemukan senjata yang disembunyikan tersangka, kau dapat melihatnya dalam
laporan.” Ucap Jaksa Hong sambil meminum teh untuk mengurangi
rasa tegang
“Tidak, villa tidak termasuk dalam penyelidikan pertama,aku tidak mengerti kenapa lokasi
paling penting
tidak...” kata Hakim Kang yang langsung disela oleh Jaksa Hong
“Aku mengerti kau merasa
terikat... karena kau
tidak bisa menyelesaikan persidangan
ulang tersebut Tapi
kasus itu sudah selesai dan Tersangka
kini sudah meninggal.” Tegas Jaksa Hong sambil
membanting gelasnya.
“Mungkin ada tersangka lain dan Kasus ini masih mencurigakan.” Tegas Hakim Kang
Manager Yoon memperlihatkan kontrak penerimaan kasus, Jin
Woo bertanya apa yang diberikanya. Manager Yoon menjelaskan Perusahaan
Smile Light Bulbs mendaftarkan untuk
penerimaan kasus beberapa
hari yang lalu. Jin Woo mengingatkan Manager
Yoon kalau ia tak punya waktu dan perhatian untuk dibagi dengan kasus lain.
Manager Yoon memberitahu Klien secara khusus memintanya, tapi menurutnya melihat Jin Woo mungkin apa
yang tidak bisa terjadi maka tidak
akan terjadi.
Si anak korban datang bertemu dengan Jin Woo, Manager
Yoon memberitahu kalau ia dari perusahaan Smile Light Bulbs. Jin Woo memberitahu sedang mengambil
libur sementara dari pekerjaannya sebagai seorang pengacara. Si anak memegang tangan Jin Woo, memohon untuk membantu
mereka. Jin Woo melepaskan tangannya dengan meminta maaf dan pergi meninggalkan
kantor.
“Tolong selamatkan ayahku! Ayahku tidak bersalah....Kaulah satu-satunya... yang bisa menyelamatkan ayahku.” Ucap si pria, Jin Woo tak banyak komentar memilih untuk
meninggalkan kantornya. Si pria hanya bisa menghela nafas dengan menahan rasa
sedih.
Jin Woo menyetir mobilnya, teringat saat menghadang mobil
Dong Ho berteriak “ Ayahku tidak bersalah. Aku tidak bisa membiarkan dia
masuk penjara!”
Dong Ho keluar dari mobil memberitahu kalau orang yang tak bersalah tak
mungkin masuk penjara. Jin Woo memohon untuk menangani kasus ayahnya, Dong Ho
menyuruh untuk mencari orang lainnya.
“Tolong selamatkan
ayahku! Ayahku tidak bersalah. Kau adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan
ayahku.” Jin Woo mengingat kalimat si anak korban
seperti saat ketika memohon pada Dong Ho. Akhirnya menelp Pengacara Song agar melihat
lebih dalam kasus perusahaan Smile Light
Bulbs.
Gyu Man bertemu dengan Jaksa Hong, memberikan perumpamaan
“Beberapa lalat berdengung karena mereka ingin sedikit
makanan busuk.” Jadi meminta agar merampas harta
Smile Light Bulbs sebelum
kasus itu menjadi masalah besar. Jakas Hong berkomentar
Lalat selalu datang dan berdengung karena mencium bau uang jadi akan membiarkan beberapa petugas memastikannya segera. Gyu Man bisa mengerti, lalu berpindah pada Joo Il yang
duduk disampingnya juga.
“Tuan Seok, ajak beberapa orang dan takut-takuti mereka.” Kata Gyu Man, Joo Il mengatakan akan segera melakukan
“Jika kau ingin bermain kotor, Kau harus membiarkan Detektif
Gwak melakukannya.” Ucap Jaksa Hong
“Detektif Gwak? Aku pikir dia tidak cukup berani untuk bermain di tingkatan kita, jadi aku mengeluarkannya.” Jelas Gyu Man lalu memberitahu tujuan memanggil Joo il
adalah membawa seseorang yang baik dalam melakukan hal-hal
seperti itu untuk menggantikan
posisi Detektif Gwak. Joo Il mengerti akan
mengirimkan seseorang segera.
Anak korban memberikan selembaran brosur didepan gedung,
tapi banyak yang menolak dan ada yang menerima lalu langsung membuangnya. Dalam
selebaran meminta agar mereka menyelamatkan SMILE
LIGHT BULBS. Ketika akan mengambil lembaran yang
terjatuh, Jin Woo lebih dulu mengambilnya.
“Aku akan menangani... kasus ini.” ucap Jin Woo, si anak korban yang tadinya sedih bisa
tersenyum sumringah.
Di sebuah cafe, sang anak membawa ayahnya memberitahu Jin
Woo akan menjadi pengacara untuk persidangan mereka. Jin
Woo mengeluarkan kartu namanya sambil mengenalkan namanya.Tuan pemilik Smile
melihat Jin Woo masih sangat muda untuk seorang pengacara.
“Apa kau gugup karena aku masih muda?” tanya Jin Woo, Tuan pemilik Smile mengatakan tidak sama
sekali.
“Karena kita akan melawan Grup
Ilho, bahkan
pengacara yang tertarik
di awalnya dan menolak
untuk mewakili kita pada akhirnya.” Kata Tuan
Pemilik Smile,
“Aku yakin... mereka takut karena melawan perusahaan besar seperti Grup Ilho. Tapi aku akan menjadi kebenaran yang menang.” Tegas Jin Woo penuh rasa yakin. Tuan Pemilik smile dan
anaknya tertunduk seperti tak begitu yakin.
Gyu Man menemui Dong Ho, karena mendengar pengacara pembelanya adalah Seo Jin Woo. Dong Ho juga sudah mendengar tentang berita itu. Gyu Man
mengungkapkan kasus ini akan menyenangkan.
“Aku ingin tahu apa kau setia kepadaku hanya dalam ucapan saja. Kau bisa membuktikannya kepadaku
sekarang.” Ucap Gyu Man menantang
“Jangan khawatir... Keterampilanku tidak berubah hanya karena aku akan melawan Jin
Woo.” Kata Dong Ho yakin
“Aku tahu kemampuanmu... Masalahnya adalah bahwa seiring waktu, kau berubah pikiran.” Komentar Gyu Man
“Aigoo.. Kau pasti berpikir akan sangat
mudah untuk menang, karena
aku menang sepanjang waktu. Haruskah
aku kalah sesekali?” goda Dong Ho
“Mungkin aku harus menjadi seorang
pengacara. Apa aku
harus memintamu baik-baik? Ini
bukan karakterku.”kata Gyu Man
“Persidangan adalah... berjuang untuk hidupmu. Aku tidak tahu, bagaimana hidupku akan berubah.” Tegas Dong Ho, Gyu Man memberikan senyumannya.
Seorang pria bernama Keum memberikan hormat pada Gyu Man
sebagai orang suruhan dari Sang Ho. Sek Ahn memperingatkan untuk mengunakan
bahasa yang baik didepan presdir karena mereka bukan preman.
“Aku percaya kamu akan melakukan
pekerjaanmu dengan
baik. Kau tahu
pengacara Park Dong Ho, bukan? Awasi
dia dengan ketat dan
lihat apa yang dia lakukan.” Perintah Gyu Man
Si anak pemilik Smile membawa Jin Woo dan Pengacara Song
masuk ke dalam pabrik, menceritakan Pabriknya kecil dan tua, tapi kakeknya sudah memulainya untuk membangun pabrik
itu.
“Dan selama 32 tahun, kami telah membuat bola lampu menggunakan pengetahuan khusus
kami sendiri.” Cerita Si pemilik
“Jad... kau menjual lampumu untuk Ilho
Elektronik selama 12 tahun?” tanya Jin Woo
“Iya.. Kami tidak pernah punya masalah
sebelumnya dengan Ilho. Tapi
tiba-tiba, mereka mengklaim ledakan
itu kesalahan kami. Ini
tidak adil, Ayahku
bekerja sangat keras untuk melindungi
perusahaan ini.” tegas Si anak pemilik
Smile. Jin Woo terdiam sejenak mendengar ceritanya.
Jin Woo pulang dengan menuruni tangga, dari arah belakang
In Ah memanggilnya. Jin Woo memberitahu punya dua
persidangan hari ini. In Ah menceritakan mendapatkan
banyak klien, menurutnya Mungkin
karena dulunya seorang jaksa jadi bisa cepat
mendapatkan kasus. Jin Woo tersenyum lalu mengajak In Ah untuk masuk karena
udara semakin dingin.
In Ah binggung melihat Jin Woo berjalan berbelok ke
kanan, bertanya mau kemana temanya itu. Jin Woo mengatakan akan pergi ke kantor
mereka. In Ah menunjuk jalan kekantor mereka itu lurus kedepan, Jin Woo
terlihat binggung. In Ah binggung melihat Jin Woo yang binggung dan berpikir
disebabkan karena bekerja terlalu keras. Jin Woo mencoba tersenyum merasa hanya banyak pikiran
saja lalu berjalan lebih dulu, In Ah terlihat curiga melihat Jin Woo yang
tiba-tiba lupa jalan.
Jin Woo meminum dua butir obat dalam ruang rahasianya,
lalu mencoba memejamkan matanya sejenak sambil meminjat kepalanya. Setelah itu
kembali melihat artikel tentang pabrik lampu Smile
(SMILE LIGHT BULBS, PERUSAHAAN
KELUARGA UNTUK
TIGA GENERASI)
(ANAK PERUSAHAAN GRUP ILHO BERESIKO TERKENA KEPAILITAN)
Matanya menatap tajam ke arah pohon bagian atas yaitu
Tuan Nam karena akara dari semua masalah ini adalah Tuan Nam.
Dong Ho juga mempelajari artikel yang sudah
dikumpulkanya, Sang Ho berkomentar Smile
Light Bulbs tampaknya menjadi perusahaan
yang sangat istimewa. Dong Ho setuju dengan
melihat dari dokumen, Sang Ho melihat pihak Smile hanya membuat satu bola
lampu yang rusak tapi langsung hancur.
“Apa itu yang kau pikirkan? Kenapa kau berpikir ini adalah satu-satunya bagian dari oven microwave yang menyebabkan ledakan? Kondensor tekanan tinggi, magnetron, pemancar... Semuanya adalah komponen inti.” Jelas Dong Ho, Sang Ho membenarkan.
“Periksalah... perusahaan lain, selain Ilho Elektronik.” Perintah Dong Ho. Sang Ho mengerti
Pemilik Smile dan anaknya terlihat binggung banyak pihak
kejaksaan yang memberikan label sebagai
barang yang disita dalam pabrik. Si anak mendekati pihak kejaksaan memberitahu
kalau Persidangan belum berakhir jadi tak bisa melakukan begitu saja. Pihak kejaksaan
mengatakan mereka hanya melakukan tugasnya dan memperingatkan kalauterus
mengganggu maka akan
dihukum. Si pemilik terlihat shock karena pabriknya yang sudah
turun temurun akan disita oleh kejaksaan.
Anak buah Joo Il masuk ke dalam sebuah bus dengan pakaian
rapih, Joo il berbicara dengan Keun memberitahu Pengadilan
mengirimkan perintah, jadi
memeritahan agak menakut-nakuti mereka dengan orang yang sudah dibawanya. Keun mengerti, Joo Il lalu bertanya apakah ia masih
memantau Park Dong
Ho. Keun mengangguk dan memberitahu Dong Ho tidak
melakukan apapun.
Joo Il berpesan agar langsung melaporka padanya apabila
Dong Ho melakukan apa pun yang mencurigakan, Keun mengerti. Joo Il pun menyuruh mereka segera pergi
lalu menuruni bus.
Di restoran
Anak pemilik Smile bertanya Apa yang
terjadi pada
pabrik mereka sekarang. Jin Woo memberitahu Pengadilan
menyita asetnya karena
paja yang
belum terbayar, jadi
mereka tidak bisa menghentikannya.
“Sidang akan segera dimulai, jadi satu-satunya pilihan kita
adalah... untuk
membersihkan nama perusahaanmu dan mengumpulkan
ganti rugi dari Grup Ilho.” Jelas Jin Woo, Kedua
kliennya hanya tertunduk lesu.
“Sekarang
ilakan makan
dulu. Kau harus
tetap sehat untuk
memenangkan pertempuran ini.” kata Jin Woo melihat
pemilik Smile tampak lesu.
“Benar, Ayah. Dia akan membuktikan bahwa kita
tidak bersalah, jadi sekarang Mari makan.” Ucap sang Anak membuka tutup nasi dan juga memberikan
sendok. Pemilik Smile terlihat tak yakin. Jin Woo memberikan senyuman agar
yakin untuk memenangkan sidang ini.
Di Restoran
“Jika ada orang tua tolol protes
dan mengeluh
akan ketidakadilan di depan
gedung. Apa
mereka menyadari di mana mereka berada?” ejek Gyu
Man, Sek Ahn berkomentar Tuntutan hukumnya pasti mengantri.
“Jika kau beruntung, mungkin menjadi persidangan
bersama karena
sebagian besar perusahaan-perusahaan besar berurusan dengan anak
perusahaannya dengan
cara yang sama.” Ucap Hakim Kang. Gyu Man
merasa Hakim Kang itu senang melihat temanya itu mengalami stres,
“Jika usaha kecil menuntut perusahaan-perusahaan
besar, banyak
yang berakhir bangkrut. Kau
harus mencari tahu bagaimana
hidup berdampingan, dan ...” jelas Hakim Kang
disela oleh Gyu Man
“Jadi... itu semua salahku? Seorang hakim tidak boleh begitu
menghakimi.” Sindir Gyu Man dengan tatapan sinis
keduanya.
Sek Ahn yang melihatnya menyuruh menghentikanya sebelum mulai
berkelahi dan tak perlu membahas tentang pekerjaan. Gyu Man melirik sinis karena Sek Ahn berani ikut campur
dalam urusanya. Sek Ahn pun hanya bisa diam dan terlihat salah tingkah, memilih
untuk meminum winenya.
“Gyu Man.... Jangan melakukan itu di depan
orang lain. Ini
terlihat buruk, Lagipula
kalian teman.” Ucap Hakim Hong memperingatinya, Gyu
Man menangguk dengan senyuman licknya seperti meremehkan Sek Ahn sebagai
temanya.
Bus besar masuk ke dalam parkiran, beberapa pria dengan
pakaian lengkap anti peluru turun dan langsung berdiri didepan pintu gerbang
membuat barisan. Dibelakag pria tinggi kekar membawakan kayu untuk memukul,
Keun turun sebagai komando untuk menakuti pihak Smile.
In Ah dan Pengacara Song mencari tahu dilab tentang
penyebab dari sebuah microwave oven meledak, Petugas memberitahu penyebarnya bisa saja
meledak jika bagian skeringnya
meledak tapi jaring terjadi apabila produknya
tidak rusak.
“Dengan kata lain, komponen lain mungkin menjadi penyebab ledakan?” tanya In Ha meyakinkan
“Itu benar.... Kecuali itu kesalahan dari
pengguna akhir, ada
banyak kemungkinan yang
menyebabkan ledakan.” Jelas petugas lab. In Ah
bisa tersenyum sumringah dan berterima kasih atas bantuanya.
Pemilik Smie dan anaknya terlihat binggung karena didepan
pabrik sudah banyak orang yang menghalangi jalan mereka. Si anak bertanya apa
yang sedang mereka lakukan. Keun memberitahu mereka menempatkan
pabrik sebagai jaminan ketika meminjam
uang.Jadi, mereka akan mengambilnya
kembali.
“Jika kau ingin masuk, bayar
kembali pinjamannya.” Ucap Keun, Pemilik Smile
tak terima berusaha masuk menerobos brikade.
Ketika sudah berhasil masuk, si pemilik malah kena
pukulan dan tendantang dari anak buah Joo il, sang anak mencoba menghalangi
tanpa ampun anak buah Joo Il terus memukul mereka berdua sebagai peringatan.
Jin Woo sedang mengendarai mobilnya menerima telp dari
Min Soo, dengan terbata-bata mengatakan ayahnya. Jin Woo pun sampai didepan pabrik,
melihat Ayah Min Soo diatas gedung siap untuk bunuh diri.
“Kau tidak boleh masuk. Kami sudah menyita properti ini.” kata Keun
“Aku mewakili Smile Light Bulbs, jadi Minggir.” Perintah Jin Woo
“Jadi kau akan masuk tanpa izin.” Balas Keun
“Kaulah yang masuk tanpa izin.... Pelanggaran domisili, Menghalangi operasi, Penggusuran ilegal. Di atas segalanya, orang-orang sepertimu tidak punya
hak untuk
menarik kembali properti. Kau
punya 10 detik untuk pergi dan Polisi
sedang dalam perjalanan.” Tegas Jin Woo
Polisi dan ambulance pun datang, Ayah Min Soo menatap ke
bawah untuk melompat. Min Soo memohon jangan lakukan dan meminta untuk bicara denganya dulu dan meyakinkan
perjuangan mereka belum selesai. Jin
Woo pun sampai melihat Min Soo sudah menangis dan Ayah Min Soo tanpa gairah
hidup sudah siap untuk bunuh diri.
“Ayah, tolong lihat aku.....Tolong, dengarkan aku!” jerit Min Soo
“Min Soo.... Aku tidak bisa menangani ini. Maafkan aku... Kau harus melihat ini.” ucap Ayah Min Soo membalikan badanya sebentar lalu siap
kembali untuk melompat, Jin Woo pun berusaha mendekati Ayah Min Soo.
“Tuan..Kau tidak dapat melakukan ini di
depan anakmu.” Kata Jin Woo
“Pengacara Seo...Terima kasih untuk menjadi satu-satunya orang
di dunia yang ada di sisi kami.” Kata Ayah Min Soo siap melangkah kaki ke dinding.
“Anakmu datang kepadaku dan mengatakan kau tidak bersalah, Dia memohon kepadaku untuk
menyelamatkanmu. Anakmu
sedang mencoba untuk menyelamatkanmu. Kenapa
kau mencoba untuk bunuh diri? Ini
terlalu kejam untuk anakmu!” tegas Jin Woo, Min Soo
masih saja terlihat sedih, Ayah Min Soo sempat terdiam
“Satu bulan yang lalu, Aku tidak bisa melindungi ayahku dan dia meninggal. Pernahkah kau berpikir tentang anak yang akan sendirian tanpa keluarga?” teriak Jin Woo
Ayah Min Soo membalikan badanya menatap sang ayah yang
terus menangis, Jin Woo meminta agar Ayah Min Soo harus hidup tidak peduli apapun, karena perlu memberitahu dunia, kalau "Aku
tidak melakukan kesalahan. Smile
Light Bulbs adalah perusahaan terhormat yang bangga dengan produknya!" ia berjanji akan membuktikanya
Mendengar ucapan Jin Woo, Ayah Min Soo langsung jatuh
lemas. Min Soo berlari menghampiri sang ayah mencoba menduduknya, Ayah Min Soo
memeluk anaknya sambil meminta maaf. Min Soo menangis meminta ayahnya agar tak
melakukannya lagi.
Min Soo memegang erat tangan ayahnya yang sedang dirawat,
Jin Woo datang melihat wajah Ayah Min Soo mengingatkan pada saat dirumah sakit
menjerit histeris mengetahui ayahnya meninggal dunia. Lalu memegang pundak Min
Soo kalau ayahnya pasti akan baik-baik saja.
“Terima kasih Pengacara, kau menyelamatkan
nyawanya... Tuan Seo. Mungkin kita harus menghentikan
kasus ini. Aku tidak
mengerti hukum, tapi
aku tidak tahu hukum begitu kejam kepada
mereka yang tanpa kekuasaan.” Ucap Min Soo menyerah
“Aku kehilangan ayahku...karena hukum
yang kejam itu. Jika
kau ingin melindungi orang yang kau cintai, maka kau
harus menjadi lebih tangguh. aku
akan mempersiapkan secara menyeluruh untuk persidangan. Tolong... lindungi ayahmu.” Pesan Jin Woo
Didepan rumah sakit, Jin Woo bertemu dengan Dong Ho
yang menyapanya dengan bertanya apakah
Ayah Min Soo itu baik-baik saja. Jin
Woo tahu Dong Ho merencanakan
semua ini.
“Aku tahu suatu hari, kita akan berhadapan di
pengadilan sebagai
pembela yang bertentangan.” Jelas Dong Ho
“Tentu saja... Kau pengacara yang melindungi Nam
Gyu Man, dan aku
pengacara yang mencoba
untuk menurunkan dia.” Tegas Jin Woo
“Besok, di pengadilan mari kita lakukan ini dengan
hukum, sebagai pengacara. Aku
tidak akan mengalah padamu.” Balas Dong Ho
“Mendengar kau mengatakan
"dengan hukum" membuatku
tertawa. Kau tahu, betapa hukum telah menjadi manja. Hukum terus bersikap kejam kepada yang tidak berdaya seperti aku dan klienku. Tetapi hukum tidak ada apa-apanya
untuk tuanmu, Nam Gyu Man.” Kaya Jin Woo pergi meninggalnya. Dong Ho memanggil Jin
Woo
“Aku mengerti kenapa kau tidak percaya pada hukum. Tapi..itu juga satu-satunya hal di mana kau dapat bersandar.” Ungkap Dong Ho, Jin Woo memilih untuk cepat pergi
meninggalkanya.
Jin Woo dan In Ah bertemu dengan Gyu Man dan Dong Ho
sebelum masuk ke dalam ruang sidang. Gyu Man menyapa kalau mereka benar-benar
menemuinya di pengadilan, seperti yang pernah dikatakan. Jin Woo menyataka kalau itu akan
menjadi nyata setelah Gyu Man diadili
sebagai terdakwa.
“Lee In Ah....kau memiliki pekerjaan mewah
sebagai jaksa. Kenapa kau
mencari kehidupan yang sulit?” ejek Gyu Man
“Jangan mengurusi hidup orang
lain, dan
cobalah hidup sendiri dengan benar.” Balas In
Ah sinis
“Seo Jin Woo....Mari kita...lakukan pertarungan
yang bagus.” Ajak Dong Ho
“Itulah yang ingin aku katakan, tuan Park Dong Ho. Hal-hal seperti ilegalitas dan kemanfaatan tidak akan berhasil untukku lagi.” Balas Jin Woo lalu masuk lebih dulu kedalam ruang
sidang. Gyu Man menghela nafa karena merasa sangat marah.
In Ah dan Jin Woo duduk di meja pembela, lalu saling
memberi hormat ketika Min Soo dan Ayahnya datang. Gyu Man duduk bersama dengan
Sek Ahn sisi lainya, berkomentar Orang miskin memang bisa bergaul. Sek Ahn hanya bisa mengangguk setuju dengan wajah gugup.
Gyu Man menatap Jin Woo yang selalu
membuatnya susah, Dong Ho menatap Jin Woo akan menjadi lawan di pengadilan lalu
berusaha kembali mempelajari berkas.
Seorang pria bernama Kim Hyung
Shik bertanggung
jawab atas kasus ledakan oven microwave. Dong Ho pun akan membaca laporan
kecelakaannya.
“Alasan oven microwave Ilho Elektronik meledak adalah karena bola lampu yang rusak dalam oven microwave. Apa kau menyelidiki dan menulis laporan ini sendiri?” tanya Dong Ho, Tuan Kim membenarkan.
“Apa lampunya adalah penyebab untuk ledakan microwave lainnya?” tanya Dong Ho, Tuan Kim membenarkanya. Min Soo dan Ayah
Min Soo hanya bisa tertunduk sedih.
“Aku menyerahkan laporannya atas kecelakaan sebagai bukti...Itu saja.” Jelas Dong Ho menyerahkan pada Hakim, Lalu hakim
meminta pembela memeriksa
silang saksi.
“Ledakan ini terjadi saat microwave bekerja. Kalau begitu, maka tidak akan ada bagian lain yang dapat menyebabkan ledakan?” tanya In Ah, Tuan Kim pikir seperti itu
“Bagaimana bagian yang bisa
meledak seperti pemancar,
kondensor, tekanan
tinggi dan papan sirkuit atau
masalah kabel?” tanya In Ah
“Itu semua bisa jadi kemungkinan
penyebab, tetapi
melalui penyelidikan, aku
menemukan bahwa penyebabnya adalah bola
lampu yang rusak.” Jelas Tuan Kim, Min Soo dan
Ayahnya makin tertunduk.
“Aku mengerti.... Kau bekerja sebagai teknisi perbaikan untuk waktu yang lama, kan? Dan Kau telah
bekerja untuk Ilho Elektronik
selama 20 tahun. Dimana
letak tempat perbaikan milikmu? Apa Itu ada di Gongdeok-dong,
Mapo-gu, benarkan? Letaknya di lantai tiga Bangunan Ilho Elektronik. Kau adalah subkontraktor Ilho Elektronik, benarkah?”
kata In Ah
Tuan Kim terlihat mulai panik menerima pertanyaan In Ah
dan hanya bisa diam. In Ah berteriak meminta agar Tuan Kim menjawab
pertanyaannya. Dong Ho berdiri merasa Pembela terdakwa telah menunda persidangan dengan
menanyakan pertanyaan
yang tidak relevan.
“Tidak....Apakah dia subkontraktor untuk Ilho Elektronik atau bukan
adalah poin yang
sangat penting. Setiap
kali ada kecelakaan
alat elektronik, perusahaan
ini menyelidiki itu. Itulah
praktek yang berjalan saat ini. Namun, ini tidak menghasilkan investigasi yang jujur. Oleh karena itu, kesaksiannya tidak kredibel.” Jelas In Ah, Hakim setuju dengan hal itu jadi meminta
untuk dilanjutkan.
“Jawab aku... Apakah kau subkontraktor Ilho
Elektronik?” tanya In Ah, Tuan Kim pun membenarkan
dengan wajah ketakutan. Semua langsung bergemuruh, Min Soo dan ayahnya bisa
sedikit tersenyum. Gyu Man melirik sinis karena saksinya tak bisa membuat
menang.
“Jika praktek saat ini bermasalah, maka semua laporan penyelidikan pasti salah. Ini adalah hokum, kau tidak bisa...” ucap Dong Ho membela, Jin Woo langsung berdiri
mengatakan kalau itu yang menjadi masalahnya.
“Saksi...tidak bisa memilih selain memihak Grup Ilho. Karena dia adalah subkontraktor. Ilho Elektronik tidak memberikan alasan yang dapat diterima atas penyebab kecelakaan, selain menyalahkan subkontraktor untuk ledakan. Karena itu, sebuah pabrik yang telah berjalan selama 30 tahun harus tutup dan semua karyawan kehilangan pekerjaan mereka.” Jelas Jin Woo dengan menatap Gyu Man dibangku penonton
“Nam Gyu Man, presiden Ilho Grup pernah berkata, "Anak perusahaan kami juga semua bagian dari keluarga
Ilho." Saat
sidang ini berlangsung, kau
akan segera mengetahui, siapa
keluarga Grup Ilho yang sebenarnya. Itu
hanyalah keluarga Nam...sendiri.” tegas Jin
Woo, semua penonton kembali bergemuruh. In Ah melirik dengan senyuman
Gyu Man keluar dari ruang sidang langsung memberikan
tamparan keras pada Dong Ho, Jin Woo dan In Ah keluar dari pintu yang berbeda
kaget melihatnya, begitu juga Sek Ahn dan juga Sang Ho. Dong Ho melirik Gyu Man
yang berani menamparnya. Gyu Man menatap tanganya lalu mengucapkan maaf kalau
tak bermaksud melakukanya. Jin Woo dan
In Ah menatap curiga melihat Gyu Man berani memberikan tamparan pada Dong Ho.
“Jangan mengambilnya dengan cara
yang keras. Kenapa? Apa kau marah?” ucap Gyu Man melihat mata Dong Ho nampak sangat marah.
bersambung ke episode 12
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ih apa jangan-jangan jin wo mengidap alzemeir dini, seperti di love rain (drama Jepang)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMakin seru aja apa mungkin jin wo kena penyakit seperti ayah nya jd tmbh pensran apa akan sembuh penyakit nya.....
BalasHapus