Hong Sul berjalan perlahan karena melihat Yoo Jung sudah
menunggu didepan rumahnya, Yoo Jung hanya menatap karena Hong Sul datang dengan
In Ho lalu mendekatinya.
“Kau bilang ada perampok, kan? Jadi aku mengecek pintu dan jendelamu.” Ungkap Yoo Jung
“Wow, aku kagum. Yang mulia Yoo Jung bisa
khawatir?” ejek In Ho
“Karena dia adalah pacarku.” Tegas Yoo
Jung, In Ho pun hanya bisa diam mendengarnya.
“Ohh Jadi begitu... Karena
kekasihmu ini, kau telantarkan kakakku?” sindir In Ho, Yoo Jung meminta agar Hong Sul masuk ke
rumah saja. Hong Sul yang masih binggung akhirnya menuruti permintaan Yoo Jung
untuk masuk ke rumahnya.
In Ho langsung mengerti alasan Yoo Jung marah it karena
ia dekat dengan pacarnya, Yoo Jung hanya menatapnya. In Ho pun mengejek sempat
lupa dengan sifat dari temanya itu. Yoo Jung memberitahu kontrak aparterment In
Ha akan berakhir bulan ini.
“Tempat itu terlalu mewah untuk
wanita pengangguran.” Ucap Yoo Jung sinis, In Ho
membalas dengan umpatan
“Kecuali jika kau berhenti kerja
disana, maka Akan kupertimbangkan kembali.” Kata Yoo Jung memberikan pilihan
“Sepertinya kembalinya diriku membuatmu
terganggu. Apa yang
akan kau lakukan? Aku
tak berencana untuk pergi
sama sekali.” Tegas In Ho
Yoo Jung bisa mengerti, In Ho pikir temanya itu akan
mematakan tangan kanannya kali ini, Yoo Jung menatap dingin merasa memang itu
kemauan In Ho sekarang. In Ho tertawa mengejek, menegaskan dirinya itu sangat
suka dengan keadaan seperti ini karena Yoo Jung mau melepaskan
topengnya, lalu pamit pergi. Yoo Jung terdiam memperlihatkan wajah dinginya,
melihat In Ho yang pergi meninggalkannya.
Hong Sul duduk didepan tangga depan kamarnya dengan
gelisah, akhirnya memutuskan untuk keluar rumah dan mencari Yoo Jung, sang
pacar baru saja menuruni jalan. Hong Sul memanggilnya, tapi Yoo Jung terus saja
berjalan tanpa mengubrisnya, sampai Hong Sul memanggilnya kedua kali dan lebih
dekat, Yoo Jung pun berhenti, membalikan badanya dengan wajah kesal.
“Aku bilang hindari dia. Tapi Kalian malah jalan berdua?” ungkap Yoo Jung dengan nada marah
“Tidak... barusan tidak sengaja. Saat pulang, Hujan turun dan aku tak
bawa payung. Kami dari
tempat yang sama dan jalan
pulang kami juga searah.” Jelas Hong Sul
“Kenapa tak bilang padaku?” tanya Yoo Jung
“Aku takut sunbae kepikiran..... Maaf..... Tapi kenapa sunbae marah?” kata Hong Sul
“Dengarkan aku.... Kalau kubilang hindari dia,
sebisa mungkin hindari dia.” Tegas Yoo Jung
Hong Sul tertunduk sambil bergumam “Seperti biasa, sunbae selalu memikirkan dirinya..” Hujan kembali turun dengan deras. Hong Sul menanyakan
alasan harus menghindari In Ho, dalam hatinya juga bergumam “Begitu juga
dengaku.. Sudah lama aku menahan diri.”
“Kenapa aku harus menuruti perintah
sunbae? Aku harus
tahu alasannya.” Ucap Hong Sul
“Sudah kubilang dia bukan temanku. Apa aku masih harus mengatakan
alasannya?” balas Yoo Jung dengan mata melotot
“Jadi Aku harus menghindarinya cuma karena alasan itu?” kata Hong Sul, Keduanya saling melotot tak bisa menahan
amarah, akhirnya Yoo Jung menurunkan matanya dan membuka payung yang dibawanya.
Ia berjalan kearah Hong Sul meminta mereka berhenti
berdebat karena tak ingin bertengkar lalu meminta pacarnya untuk tidur dan
esok.... Hong Sul bertanya ada apa dengan besok, menurutnya tak ada yang
berubah. Menurutnya selama ini walaupun ia sudah meminta maaf ataupun bertanya
Yoo Jung tak
pernah peduli.
“Menyuruhku menghindarinya tanpa memberi penjelasan. Aku harus bagaimana? Menurut sunbae aku ini apa? Seperti inikah sebuah hubungan?” kata Hong Sul, Yoo Jung tak bisa menjawab, Hong Sul
memilih untuk pamit masuk ke dalam rumahnya.
Ketika berbelok ke jalan rumahnya, ponselnya berdering.
Hong Sul memilih untuk berteduh didepan rumah menerima telp. Suara Bo Ra
menangis terdengar, Hong Sul bertanya apa yang terjadi dengan temanya. Bo Ra
menceritakan seseorang tergeletak di lantai, lalu ia membangunkannya tapi tidak bangun, jadi menelpon 911.
Hong Sul binggung sambil menangis menanyakan siapa yang
diucapkan temanya, Bo Ra menangis memberitahu itu ayahnya, Hong Sul ikut panik
menanyakan keberadaan temanya dan akan segera datang. Bo Ra terus saja menangis
di telp. Hong Sul berlari dan Yoo Jung masih ada ditempat yang sama menahan
tangan pacarnya untuk mengajaknya bicara.
Tapi Hong Sul melepaskan dan meminta untuk nanti saja,
Yoo Jung tetap menahanya, Hong Sul berteriak memberitahu ayah Bo Ra tak
sadarkan diri. Yoo Jung langsung mengajak Hong Sul
untuk naik mobilnya saja, Hong Sul pun mengikuti Yoo Jung yang memegang
tanganya.
Di dalam mobil, Yoo Jung melihat badan Hong Sul yang
basah kuyup lalu mengambil handuk dikursi belakang dan memberikan pada
pacarnya. Hong Sul sempat binggung menerimanya karena Yoo Jung sendiri basah kuyup, lalu mengeringkan wajah dan
juga bagian lehernya. Yoo Jung bertanya apakah keadaan Ayah Bo Ra kritis,
“Dia tergeletak dilantai saat
Bo Ra datang. Bo Ra
pasti sendirian saat ini. Ibunya
sudah meninggal.” Cerita Hong Sul sedih, Yoo
Jung melirik Hong Sul lalu mengatakan akan menambah kecepatan mobilnya.
Bo Ra menangis diruang tunggu sendirian, Eun Taek datang
berlari menghampirinya. Bo Ra langsung mengumpat kesal pada Eun Taek yang
datang lama sekali. Eun Taek menanykan keadaan Bo Ra lebih dulu yang terus
menangis, Bo Ra melepaskan tangan Eun Taek dengan kesal.
“Apa yang akan terjadi pada
ayahku? Bagaimana
kalau terjadi hal buruk?” ucap Bo Ra, Eun Taek
langsung memeluknya, meminta maaf dan menenangkan kalau ayahnya akan baik-baik
saja , serta memintanya agar tak menangis lagi.
“Kalau terjadi apa-apa, bagaimana
aku bisa hidup?” kata Bo Ra, Eun Taek
meminta agar Bo Ra tak bicara seperti itu, agar mempercayai kalau semua akan
baik-baik saja.
Hong Sul datang langsung memeluk Bo Ra yang terus
menangis. Yoo Jung menanyakan pada suster apakah mereka memiliki kamar kosong
karena temanya perlu istirahat akibat terlalu banyak menangis. Suster menunjuk
kamar kosong, Yoo Jung meminta Bo Ra untuk istirahat karena akan menunggu
didepan ruang operasi bersama Hong Sul. Eun Taek langsung mengendong Bo Ra
walaupun Bo Ra sempat menolaknya karena bisa jalan sendiri.
Yoo Jung mengajak Hong Sul untuk duduk sambil menunggu
kabar baru dari ayah Bo Ra, Hong Sul tetap berdiri dengan tatapan sedih. Yoo
Jung akhirnya mendorong Hong Sul agar menunggu sambil duduk dan meminta agar
tak khawatir. Hong Sul menangis memikirkan Bo Ra dan juga ayahnya.
In Ho melamun didepan pintu kamarnya mengingat ucapan Yoo
Jung yang mengatakan kalau Hong Sul itu pacarnya, dengan tatapan datar
mengatakan kalau semua ini semakin menarik. Tapi setelah itu langsung menendang
kotak didepannya, dengan wajah kesal berbaring dipinggir tempat tidurnya.
Hong Sul sempat tak bisa menahan kantuknya, Yoo Jung yang
melihatnya berpikir Hong Sul ingin tidur. Hong Sul menyangkal dengan membuka
matanya lebar-lebar karena masih ingin menunggu. Yoo Jung pikir tak ada alasan,
jadi Hong Sul bisa tidur.
“Ayahnya Bo Ra takkan bertambah parah
hanya karena kau tidur.” Kata Yo Jung
“Memang benar, tapi...” ucap Hong Sul lalu pasien masuk ke dalam ruang operasi
dengan tangan penuh darah.
Hong Sul panik melihat pasien yang masuk ruang operasi,
Yoo Jung binggung melihatnya. Hong Sul dengan wajah panik memberitahu ada
darah. Yoo Jung menjelaskan mereka sedang dirumah sakit dan
menenangkan kalau semua akan baik-baik saja, itu semua karena Hong Sul tak
terbiasa. Hong Sul berusaha untuk tenang kembali.
Dokter memanggil keluarganya
Jang Young Ho, Hong Sul tahu itu adalah nama Ayah Bo
Ra. Yoo Jung pun menghampiri dokter, meminta agar Hong Sul tetap duduk saja.
Dokter memberitahu Tuan Jang mengalami pendarahan. Tapi karena cepat ditemukan, operasi
akan lancar. Hong Sul yang ikut mendengar bisa
mengucap syukur.
Yoo Jung pun mengucapkan terimakasih lalu menghampiri
Hong Sul, menurutnya sang pacar bisa tidur sekarang dan akan mengambilkan
selimut lebih dulu. Hong Sul menatap Yoo Jung yang perhatian padanya.
“Senang bisa
mengandalkan dia Tapi hubungan kami tetap bermasalah.” Gumam Hong Sul dengan helaan nafas.
Yoo Jung mengambil selimut dari sebuah kamar, matanya
melirik kearah tempat tidur. Eun Taek dan Bo Ra sedang tidur dengan tangan
saling berpegangan. Ketika sampai diruang tunggu, Hong Sul sudah membaringkan
tubuhnya dikursi. Perlahan Yoo Jung menaruh bungkus plastiknya dilantai lalu
memakaikan selimut ke tubuh Hong Sul.
Setelah itu berjalan perlahan untuk duduk didekat Hong
Sul dengan menarik selimut kembali agar pacarnya tak kedinginan. Matanya
menatap tangan Hong Sul diatas kursi, perlahan mengangkatnya lalu memeganganya
dan kepalanya bersandar dikursi.
Pagi harinya, Hong Sul terbangun melihat tanganya yang
dipegang oleh Yoo Jung dan tubuhnya sudah ditutupi selimut. Pelahan menurunkan
kakinya, menatap Yoo Jung yang masih tertidur lelap walaupun dengan posisi
duduk. Ia pun memakaikan selimut dipangkuan Yoo Jung agar tak kedingian dengan
menatapnya lebih dalam.
Dokter keluar dari ruang operasi memberitahu Operasi
Jang Young Ho sudah selesai, jadi mereka bisa pergi
ke ruang
perawatan. Hong Sul mengerti, Yoo Jung terbangun
mendengar suara dokter lalu mengajak Hong Sul segera pergi.
Didepan ruangan rawat, Bo Ra akhirnya keluar memberitahu
teman-teman kalau Ayah beruntung
karena sudah melawati masa krisis. Eun Taek pikir itu bagus jadi meminta Bo Ra tak perlu khawatir lagi. Bo Ra
mengucapkan terimakasih karena sudah mau menungguinya.
“Sebentar lagi temannya ayah
datang, jadi kalian pulang saja.” Kata Bo Ra, Eun Taek mengatakan akan tetap menemaninya.
Bo Ra seperti tak percaya
“Mana bisa kutinggalkan noona
sendiri?” kata Eun Taek penuh perhatian, Hong Sul tersenyum
mendengarnya. Bo Ra pun menyuruh Hong Sul dan juga Yoo Jung pulang saja. Hong
Sul pun melambaikan tangan untuk pamit pergi.
Bo Ra langsung memarahi Eun Taek tak mengangkat telpnya
dan menduga pasti sedang main games. Eun taek berpura-pura tak ingat dengan mengigit
kukunya, Bo Ra mengeluh Eun Taek itu selalu tak ada ketika dibutuhkan. Eun Taek
langsung memegang tangan Bo Ra, berjanji takkan mengabaikan
telponnya. Bo Ra menarik tangan ya tak ingin dipegang oleh Eun
Taek
“Lepaskan aku!... Kau bau....Cepat mandi sana!!.. Jangan dekat-dekat aku.” Ejek Bo Ra. Eun Taek mencium jaketnya sendiri.
“Bau apanya? Memang Wangi parfumku seperti ini” teriak Eun Taek berlari mengejar Bo
Ra.
Didepan rumah sakit, sambil berjalan Hong Sul meminta
maaf karena marah pada Yoo Jung
padahal ia sedniri juga salah. Yoo Jung pikir Hong Sul tak perlu minta maaf
karena dirinya saja yang berlebihan. Hong Sul menatap Yoo Jung seperti tak percaya
mendengarnya, Yoo Jung akhirnya mengajak Hong Sul untuk duduk dulu didepan
bangku taman rumah sakit. Hong Sul pun
berjalan mendekati kursi yang kosong.
Yoo Jung duduk, memulai menceritakan tentang In Ho adalah
cucu dari profesor yang dihormati
ayahnya, lalu setelah sang prof meninggal maka keluarganya yang menampungnya. Hong Sul mendengarnya dengan wajah terunduk. Yoo Jung
menceritkan In Ho yang pandai bermain piano tapi saat SMA, In Ho berkelahi
dan tangannya terluka.
“In Ho mengira semua itu salahku. Meski sudah kukatakan padanya kalau bukan aku penyebabnya, tapi Dia tetap
salah paham. Karena
itu aku ingin kau hindari dia. Aku takut dia mengganggumu karena kebenciannya padaku. Sekarang sudah jelas ’kan?”
kata Yoo Jung
“Aku merasa hal itu
lebih dari sekedar salah paham.Baiklah, untuk saat ini aku percaya pada sunbae.” Gumam Hong Sul lalu mengangguk dengan arti sudah
mengerti dengan penjelasan Yoo Jung
“Hong Sul , Apa ada
yang membuatmu tidak nyaman, kan? Kemarin telponku tak kau angkat,
dan akhir-akhir ini kau jadi aneh.” Tanya Yoo
Jung penasaran, Hong Sul terlihat binggung kembali bergumam menurutnya kalau
ini lebih baik diungkapkan saja dibanding hanya memendamnya.
“Sebenarnya... Hari ini Nam Jo Yun datang ke kantor. Kau Ingat saat tanganku terluka waktu
itu, kan? Itu ulah
gelandangan mabuk dan Nam Joo Yun bilang dia penyebabnya, lalu dia sudah minta bantuan pada
sunbae Tapi tak kau dihiraukan. Saat mendengarnya, hatiku
sedikit sakit. Meski kau
tahu, tapi kau tak mau membantuku. Aku jadi penasaran kenapa mengajakku pacaran.” Ungkap Hong Sul
“Aku yang memanggil petugas keamanan kampus.” Kata Yoo Jung
Hong Sul kaget mendengarnya, Yoo Jung mengaku sudah memang
bicara begitu pada Joo Yun
tapi setelah itu segera memanggil petugas dan mencari keberadaannya, Hong Sul
tertunduk diam seperti merasa bersalah dengan dugaanya kalau Yoo Jung itu tak
peduli padanya.
“Esoknya, aku khawatir dan tanya keadaanmu. Tapi kau bilang lukamu akibat
kaleng tuna. Aku pikir
kau sengaja menyembunyikannya supaya rumor tidak menyebar. Tapi, Hong Sul... Apa Kau
percaya pada cerita Joo Yun?” tanya Yoo Jung yang melihat Hong Sul teru saja
tertunduk, Hong Sul terlihat binggung menjawabnya.
“Hatiku sakit....”ungkap Yoo Jung dengan wajah cemberut membuang
mukanya. Hong Sul langsung meminta maaf, Yoo Jung mulai meliriknya.
“Lain kali, saat aku terluka. Aku akan langsung bilang supaya kita
tak salah paham lagi.” Kata Hong Sul berjanji
“Aku juga takkan melakukan hal
yang membuat marah.” Balas Yoo Jung menatap Hong
Sul
Hong Sul mencoba tersenyum lalu terdengar bunyi suara
yang kesar dari perutnya, dengan malu-malu mengakui belum
makan seharian. Yoo Jung teringat ketika mengambil
selimut membeli makanan karena berpikir pacarnya itu kelaparan. Hong Sul
terlihat senang, Yoo Jung memperlihatkan kimbap yang dibelinya dan membuka
bungkusnya untuk sang pacar. Hong Sul pun memakannya, Yoo Jung tersenyum
melihat Hong Sul yang makan dengan lahap.
Didalam perjalan pulang, Hong Sul bergumam “Sunbae tak suka
membuat keributan. Meski orang salah paham,dia takkan jelaskan
kalau tak ditanya.” Lalu
menatap Yoo Jung yang menyetir dengan pandangan lurus kedepan.
“Iya, begitulah dia.... Lupakan saja yang
sudah terjadi.... Lupakan semua dan mulai dari awal. Begitulah seharusnya.”
Yoo Jung merasakan Hong Sul menatapnya, meliriknya
sejenak dan memberikan senyuman. Hong Sul pun memberikan senyuman bahagianya.
Hong Sul keluar dari lift kembali ikut les speaking,
melihat In Ho sedang di mesin fotokopi menghampiri untuk menanyakan keadaanya.
In Ho melirik dan mengejek Hong Sul
berpura-pura tak mengenal dan memanggilnya “Pacarnya
Yoo Jung”
“Wajahmu cerah sekali, Pasti telah terjadi hal bagus.” Ejek In Ho, Hong Sul ingin meminta maaf mengenai
kemarin, In Ho menyela
“Kau ini rajin sekali, bahkan Tak pernah terlambat.”Pacarnya Yoo Jung” memang sesuatu.” Komentar In Ho lalu pergi begitu saja, Hong Sul heran
dengan sikap In Ho acuh padanya bahkan menyindirnya.
Hong Sul berjalan pulang, In Ho memanggilnya menanyakan
apakah Hong Sul akan pulang. Hong Sul dengan wajah kesal membalikan badanya, In
Ho menyuruh Hong Sul jalan lebih dulu dan ia akan belakangan.
“Pacarmu sangat tidak suka kita berdekatan. Kenapa juga harus tetanggaan? Pacarmu pasti tak suka melihat kita seperti ini, jadi Cepat pergi.” Kata In Ho lalu mencari-cari Yoo Jung takut ada
disekitar mereka.
“Hei...... Kenapa kau menjengkelkan begini?” ungkap Hong Sul, In Ho merasa tak pernah membuat orang
jengkel
“Kau punya masalah apa denganku? Katakan saja kalau ada yang ingin
kau
katakan. Jangan
seperti ini.” tegas Hong Sul, In Ho memikirkan
sejenak yang ingin dikatakan.
“Mulai saat sebaiknya kita pura-pura
tidak kenal, Kau juga
tidak suka. Bagaimana?
Kau senang aku mengatakannya,
kan? Apa kau puas?” kata In Ho, Hong Sul mengatakan sangat puas lalu pergi
begitu saja. In Ho tak bisa membalas hanya bisa mengeluh sangat sopan
sekali cara bicara Hong Sul padanya.
Yoo Jung duduk dipinggir sofa, menelp Hong Sul membahas
tentang restorannya milik
keluarga Hong Sul akan dibuka. Hong Sul membenarkan kalau akan membuka restoran
mie, lalu menceritakan setelah mampir kemarin melihat interiornya bagus sekali dan ruangannya lumayan luas jadi meminta Yoo Jung datang
ketempatnya dan membanggakan mie buatani ibunya sangat enak.
“Entahlah... Apa tidak terlalu cepat untuk pertemuan orang tua?” ungkap Yoo Jung mengodanya.
“Apa? Apa-apaan ini ! Jangan bercanda seperti itu.” Kata Hong Sul tertawa
“Apa tidak lucu? Aku
hanya ingin mencoba membuatmu tertawa.” Ucap Yoo Jung, Hong Sul mengaruk-garuk kepalanya
mengungkapkan kalau itu lucu.
“Besok aku akan mentraktir
makan malam. Kau mau makan
apa? Akan
kubelikan apapun, karena Aku
adalah wanita yang baru gajian.” Kata Hong Sul bangga
“Itu artinya aku boleh minta
makanan mahal? Misalnya
4 hidangan mewah korea?” ucap Yoo Jung terdengar
bercanda.
Hong Sul menanggapinya dengan tertawa kalau tadi Yoo Jung
pasti bercanda lagi padanya, Yoo Jung terdengar jengkel mendengar suara tawa
Hong Sul karena sebenarnya tadi serius. Hong Sul terlihat binggung menjelaskan
tadi hanya bercanda.
Yoo Jung dengan nada ngedumel menyuruh Hong Sul saja
yang pilih makanannya. Hong Sul menolak karena akan makan dengan yang disukai
pacarnya, Yoo Jung tetap terdengar kesal kalau akan makan apa saja, Hong Sul
makin tak enak hati, mencoba mengatakan kalau tadi hanya bercanda saja. Yoo
Jung tersenyum seperti bisa membuat pacarnya jadi serba salah denganya.
Yoon Seob masuk ke dalam sebuah kamar mengomentari
ruangan yang hanya diterangi lampu
belajar, terlihat sangat berantakan dan tak bisa dipakai untuk belajar. Lalu
membereskan baju yang berserakan untuk digantung, lalu bekas makanan sementara
di taruh diatas meja belajar.
Sambil membereskan botol-botol soju mengeluh ternyata
orang yang tinggal ditempat itu punya semua jenis alkohol. Setelah itu melipat alat tidur dan duduk disambil
memeluk bantal. Pelahan-lahan sambil melihat jam membaringkan tubuhnya dengan
melepaskan kacamatanya.
Sinar matahari masuk ke dalam ruangan, Jong Yong masuk ke
dalam kamarnya. Yoon Soeb melihat Jong Yong baru masuk menanyakan dari mana
saja. Jong Yong menceritakan Teman SMA datang, jadi
sengaja menemuinya.
“Teman SMA Yang mana? Siapa?” tanya Yoon Seob, Jong Yong terlihat kebingungan
menjelaskanya. Yoon Seob mengeluh Jong Yong yang selalu saja berbohong padanya.
“Aku sangat merindukan ibu, jadi...Aku mengunjungi ibu
sebentar sebelum ayah bangun.” Cerita Jong Yong
“Kalau begitu pulang pada ibumu
saja. Hidup
dengan baik denganya.” Ungkap Yoon Seob kesal
berjalan meninggalkan rumah.
Jong Yong menahan meminta Yoon Seob tak berbicara seperti
itu dan mengajak bicara sebentar dan
sarapan bersama. Yoon Seob menyuruh Jong Yong sarapan saja sendiri dan akan
menuruni tangga. Si cucu nenek yang naik tangga langsung turun lagi dengan
wajah ketakutan.
Yoon Seob menanyakan siapa pria itu, Jong Yong mengetahui
pria itu adalah cucu dari pemilik kos lalu menanyakan untuk apa pria itu datang
lagi. Si pria pun berusaha untuk tenang menyapa keduanya.
“Aku sedang olah raga, lalu teringat jendelamu
yang kuperbaiki. Jadi Aku
ingin memeriksanya.” Cerita si cucu nenek
“Apa harus Jam segini?” ungkap Yoon Seob tak percaya, Si cucu nenek membenarkan
“Lalu Apa Kalian tidur bersama?” tanya si pria melihat keduanya yang keluar dari kamar
yang sama di pagi hari
“Entah bersama atau tidak, apa urusanmu?” balas Yoon Seob sinis
“Tidak ada sih, terserah kalian. Tapi jangan keseringan karena Ruangan ini disewa untuk satu orang.” Jelas cucu nenek lalu pergi menuruni tangga.
Yoon Seob terlihat kesal, Jong Yong meminta maaf pada
cucu nenek. Yoon Seob makin marah karena Jong Yong itu sudah membayar uang sewa
jadi bebas saja. Jong Yong mengajak Yoon Seob untuk masuk saja kedalam kamar.
Yoon Seob terus saja berteriak kesal dengan cucu nenek yang harus datang
pagi-pagis sekali.
Yoo Jung menopang dagunya, melihat Hong Sul yang sangat
serius melihat buku menu makananya. Hong Sul beralasan karena baru pertama kali
mentraktir pacarnya jadi ingin makanan yang enak. Yoo Jung bisa menebak pasti Hong Sul memiliki kupon makan diskon.
Hong Sul terlihat kaget, Yoo Jung tahu lalu bertanya
makanan apa yang diskon hari ini. Hong Sul dengan malu-malu mengeluarkan ponsel
dari buku menunya, memperlihatkan menu makanan daging steak. Yoo Jung langsung
setuju dengan menu makanan yang diskon. Hong Sul tersenyu memanggil pelayan
untuk memesan makanan.
Hong Sul memulai makan dengan ingin mengutarakan sesuatu karena
takut
Yoo Jung kepikiran, lalu menceritakan sudah
jarang bertemu dengan Baek In Ho jadi meminta agar Yoo Jung tak usah
khawatir. Yoo Jung meminta agar Hong Sul langsung
menceritakan apabila sedang ada masalah. Hong Sul pun mengangguk mengerti.
“Ah, bagaimana kau bisa berteman dengan
Bo Ra dan Eun Taek?” tanya Yoo Jung ingin tahu
“Aku kenal Eun Taek dari Bo Ra dan Aku bertemu
Bo Ra pertama kali saat sudah kuliah. Awalnya dia agresif, jadi agak menakutkan. Tapi setelah kenal, dia mudah diajak bicara. Kalau dipikir-pikir, beberapa
orang sikapnya memang
seperti kesan pertama melihatnya Dan
beberapa, sangat berbeda dengan
kesan pertama melihatnya.” Cerita Hong Sul
“Lalu kalau aku bagaimana? Kita tak seperti ini tahun lalu. Bagaimana dengan aku setelah kita habiskan waktu bersama? Kalau aku merasakan sangat menyukainya” ungkap Yoo Jung, Hong
Sul terlihat binggung lalu mengakui kalau ia juga merasakan hal yang sama
sambil buru-buru meminum jusnya. Yoo Jung tersenyum mendengarnya.
Keduanya berjalan pulang dengan menyusuri trotoar, sebuah
motor tiba-tiba lewat. Yoo Jung dengan sigap langsung memeluk Hong Sul, tapi
Hong Sul malah menjerit ketakutan dan langsung mendorong Yoo Jung. Wajah Yoo
Jung binggung menjelaskan kalau tadi ada motor jadi berusaha menyelamatkanya. Hong
Sul pun meminta maaf dengan sikapnya, lalu keduanya kembali lagi berjalan.
Di sebuah toko, Yoo Jung melihat sebuah jam yang ditaruh
dirak, Hong Sul menghampirinya melihat Yoo Jung sangat menyukai jam tangan tapi
karena selalu mengunakan jam yang sama jadi tak tau tentang itu. Yoo Jung melihat
kearah ikatan rambut Hong Sul berkomentar kalau itu cantik.
Hong Sul terlihat malu-malu memperlihatkan ikat rambut
yang digunakanya, Yoo Jung mengambil gantungan ponsel yang menurutnya sangat
mirip, Hong Sul berkomentar kalau itu tak mirip. Yoo Jung pikir mirip karena rambutnya merah dan keriting lalu mengambil dua buah agar bisa mengunakan gantungan
yang sama. Hong Sul hanya bisa memegang poninya karena dianggap mirip dengan
singa.
Di tempat tidurnya, Hong Sul mengelus gantungan ponsel
masih bertanya-tanya apakah memang mirip denganya, lalu dengan senyuman
mengungkapkan sangat mirip denganya.
“Hari ini, aku cuma
menerima lagi.” Gumam Hong
Sul lalu teringat dengan jam tangan yang dilihat Yoo Jung sebelumnya, berucap
kalau ingin membelikannya.
Setelah itu mengambil ponsel yang ada dipangkuanya.
Yoo Jung duduk disofa menatap ponsel seperti menunggu
sesuatu, pesan dari Hong Sul masuk “Sunbae, sudah sampai rumah?” Yoo Jung membacanya sambil membaringan
tubuhnya di sofa, Hong Sul berusaha memasang gantungan ponsel yang diberikan
Yoo Jung, pesan dari Yoo Jung masuk.
“Iya, sudah sampai
rumah. Kau bagaimana?” balas Yoo
Jung.
“Kira-kira aku sudah dirumah belum
ya?” tulis Hong Sul seperti ingin mengodanya, tapi setelah
itu langsung menghapusnya. Yoo Jung menatap ponselnya, Hong Sul berhasil
memasang gantungan ponsel dengan wajah bahagia kalau boneka singa yang
tergantung sangat imut.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Woaaahh sudah ada sinop nya
BalasHapusYeeeyy di tunggu kelanjutannya mba dee