Ah Young bertemu dengan Hong Sul membawakan coklat dari
belgia dan juga belanda, lalu menegaskan kalau masih mengingat temanya. Hong
Sul mengucapkan terimakasih dan berjanji pasti akan memakanya, lalu menanyakan liburannya. Ah Young mengaku sangat
menyenangkan. Dengan mendatangi
semua museum.
“Selama ini aku hanya melihat foto saja Tapi, setelah dilihat langsung, sungguh menakjubkan. Bagaimana dengan liburanmu?” ucap Ah Young, Hong Sul baru ingin cerita tapi Sang
Chul lebih dulu memanggilnya.
“Hong..Kau masuk kelas Prof. Noh tahun lalu, 'kan? Apa aku bisa meminjam catatanmu?” kata Sang Chul, Hong Sul juga tak tahu apakah masih
menyimpan catatan atau tidak.
Sang Chul tiba-tiba duduk disamping Ah Young, terpana
melihat kecantikanya dan menanyakan siapa wanita itu. Hong Sul pun
memperkenalkan Ah Young pada seniornya. Ah Young dengan sopan menyapa dengan
memperkenalkan namanya. Sang Chu bertanya apakah keduanya itu berteman dekat.
Hong Sul mengangguk, kembali membahas tentang catatanya,
tapi Sang Chul malah memperkenalkan dirinya, mengaku sebagai senior yang
paling baik sejagat, lalu melihat kotak gambar
yang dibawa Ah Young sudah bisa menebak kalau pasti jurusan seni. Ah Young mengaku baru semester satu.
Sang Chul mengaku sangat menyukai seni, Hong Sul
mengingatkan Seniornya kalau kelasnya akan masuk 5 menit lagi. Sang Chul tahu
dan mencoba mengajak keduanya untuk makan steak bersama, Hong Sul buru-buru
merapihkan barang-barangnya, mengatakan sudah ada rencana dengan Ah Young dan
buru-buru pergi. Sang Chul berusaha meminta nomor telp tapi Ah Young sudah
berlari bersama Hong Sul.
In Ho memainkan pianonya, Prof Shim yang mendengar sudah
bisa melihat In Ho tak bermain piano sangat lama dengan nada yang dimainkanya.
In Ho terlihat tak mengerti dengan ucapan Prof Shim.
“Tak ada api di depanmu, tapi kau takut. Kau sudah vakum selama 5 tahun. Apa saja yang kau lakukan?” sindir Prof Shim
“Kenapa aku harus datang ke sini ? Apa
lau tak suka permainanku? Aku hanya datang karena kau memintaku datang.” Kata In Ho kesal
“Kalau begitu, kita sudah bertemu, sekarang Kau bisa pulang.” Ucap Prof Shim
Seorang murid masuk ke dalam ruangan menyapa Prof Shim,
In Ho masih saja diam. Prof Kim tahu anak muridnya akan melakukan konser lalu
bertanya tentang perasaanya. Si murid mengaku sangat
gugup dan menanyakan apakah permainan pianonya sudah bagus.
Prof Shim memuji permainan pianonya sangat bagus lalu menyuruhnya untuk duduk.
In Ho tetap saja terdiam melihat keduanya sedang
berbicara. Prof Shim yang melihat In Ho hanya diam didepan pintu, menyuruh
untuk pulang, In Ho akhirnya keluar dan bisa mendengar sedikit permainan anak
murid Prof Shim.
Hong Sul mengembalikan trolly dalam perpus lalu pamit
pulang pada seniornya, sambil berjalan pulang mengirimkan pesan pada Yoo Jung “Sunbae, bagaimana
dengan hari pertamamu?” Yoo Jun
membalas “ Aku sedang kerja
sekarang, kau juga bekerja di perpus, 'kan? Apa sulit?” Hong Sul
mengatakan tidak dengan wajah melas, merasa binggung haruskan menceritakanya
karena takut nanti mereka bertengkar lagi dan gantungan ponselnya adalah barang couple pertama mereka.
Lalu tersadar kalau sedari tadi In Ho berjalan didepanya,
In Ho berjalan lemas melihat Hong Sul mendekatinya. Hong Sul bertanya kenapa In
Ho ada dikampusnya, In Ho hanya diam. Hong Sul ingat kalau In Ho pasti sudah
menemui Prof Shim di jurusan Art.
In Ho kembali berjala dengan wajah lesu, Hong Sul
mengejarnya melihat wajah In Ho menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. In Ho
hanya mengatakan tak tahu, Hong Sul pun tak banyak komentar memilih untuk jalan
bersama.
Di dalam kereta
Hong Sul sibuk mengetik dengan laptopnya, In Ho melihat
tugas Hong Sul sangat banyak, tapi heran ada orang yang sampai belajar dalam
kereta, lalu bertanya mau jadi apa nanti selesai kuliah. Hong Sul pikir apapun
asal bukan jadi pengangguran. In Ho pikir untuk apa Hong Sul memikirkan itu
karena sekarang masih kuliah. Hong Sul dengan helaan nafas merasa memang harus
memikirkanya sekarang.
“Saat masih SMA dulu, aku pikir
akan bisa jadi
apa saja jika sudah sarjana. Tapi,
saat menjalaninya, ternyata
sangat sulit. Aku iri
pada pegawai-pegawai itu.” Ucap Hong Sul menunjuk
pegawai dengan berjas dan dasi sampai tertidur dalam kereta. In Ho heran
melihat Hong Sul yang iri menurutnya orang-orang itu seperti
zombie.
“Apa kau tak pernah iri pada seseorang?” tanya Hong Sul malah heran, In Ho mengaku tak pernah
“Ya, mungkin karena kau punya bakat hebat dan Karena aku tak punya bakat, aku harus bekerja keras.” Komentar Hong Sul
“Kenapa kau harus bekerja keras? Bukan maksudku, bagaimana caranya?” tanya In Ho
Hong Sul pikir In
Ho hanya perlu melakukannya
dengan serius. In Ho merasa dirinya sudah seperti. Hong
Sul tersenyum mengatakan kalau In Ho itu sudah memiliki bakat, lalu menerima
telp dari Yoo Jung.
Yoo Jung sudah menunggu Hong Sul didepan toko, Hong Sul
berlari menghampirinya dengan senyuman bahagia, menanyakan untuk apa datang
jauh-jauh. Yoo Jung melihat keduanya pulang bersama-sama. Hong Sul menceritakan
In Ho yang menemui Prof Shim dikampus. In Ho kesal karena Hong Sul karena tak
perlu memberitahunya
“Rasanya aneh sekali tak pernah bertemu denganmu seharian
ini.” kata Yoo Jung, In Ho mengejek Yoo Jung terlalu gombal.
Hong Sul tersipu malu mendengarnya.
“Kau pasti sangat sibuk di hari pertamamu.” Kata Hong Sul
“Aku belum pernah ke tokomu sejak di buka. Apa aku bisa makan di sini?” kata Yoo Jung, Hong Sul memperbolehkanya lalu
memberitahu kalau orang tuanya berada direstoran
Yoo
Jung pikir tak masalah karena tinggal menyapanya saja, Hong Sul melotot kaget,
begitu juga In Ho yang tadinya ingin pulang berhenti sejenak, menyuruh Yoo Jung
pulang saja. Yoo Jung yakin makan direstoran Hong Sul enak dan berjalan masuk
kedalam. In Ho pun mau tak mau mengikutinya, Hong Sul masih melonggo karena Yoo
Jung akan bertemu dengan orang tuanya pertama kali.
Tuan Hong melipat tanganya didada, dengan tatapan sinis.
Yoo Jung mengenalkan diri sebagai pacar anaknya. Ibu Hong Sul memanggil In Ho
meminta untuk dibawakan air minum. In Ho melirik sinis dari dapur, Ibu Hong Sul
mengucapkan terimakasih atas bunga yang dikirimkan Yoo Jung saat pertama kali
membuka restoran. Terdengar suara berisik didapur, Nyonya Kim meminta In Ho
untuk tak berisik didapur.
“Aku penasaran dengan pacar anakku, ternyata Kau sangat tampan” puji Nyonya Kim, Yoo Jung hanya bisa tersenyum.
In Ho yang mendengarnya terlihat kesal didepan tumpukan cuci piring.
“Jika kau seniornya, kau pasti sudah tahun ke 4. Apa kau sudah punya pekerjaan?”
tanya Tuan Hong sinis, Yoo Jung menjawabsedang
magang.
“ Itu sama saja dengan kerja
part-time. Lalu
Apa pekerjaan orang tuamu?” tanya Tuan
Hong, Hong Sul memohon pada ayahnya tak bertanya macam-macam karena Yoo Jung
baru pertama kali datang.
“Ya, rasanya pertemuan kita ini agak canggung.” Komentar Nyonya Kim sambil mencubit lengan suaminya.
Tuan Hong merasa memang perlu menanyakan hal itu karena
Yoo Jung pacar anaknya. Yoo Jung merasa tak masalah dengan pertanyaan itu, lalu
memberitahu ayahnya memiliki sebuah perusahaan. Nyonya Kim menanyakan perusahaan apa. Yoo Jung menyebut
ayahnya pemilik Taerang Group.
In Ho yang ada didapur lemas tak bisa memotong timun,
Tuan Hong yang tadinya terlihat sombong, menjatuhkan tanganya yang tadinya
terlipat didada. Hong Joon masih tak percaya Taerang Grup yang sering
dibicarakan orang-orang. Yoo Jung mengangguk dengan senyuman, semua terlihat
shock ternyata Yoo Jung anak orang kaya.
Hong Sul menyadarkan ibunya dengan meminta agar
memberikan minum pada Yoo Jung. Ibu Hong Sul kembali meminta In Ho membawakan
minuman. In Ho membanting gelas dimeja lalu dengan teko yang diangkat
tinggi-tinggi menuangkan air supaya berantakan dan kembali ke dapur memotong
timun.
Tuan Hong kembali melipat tanganya didada, seperti tak
mau kalah begitu saja karena calon mantunya itu pemilik perusahan besar. Ibu
Hong Sul dengan ramah menawarkan makanan untuk Yoo Jung, In Ho tak tahan berada
didalam memilih untuk keluar membuang sampah.
Nyonya Kim membawakan semangkuk mie dan hanya ada rasa
ikan teri, Yoo Jung pikir tak masalah karena ingin mencobanya. Nyonya Kim
bertanya sudah berapa lama mereka berpacaran, keduanya saling menatap. Yoo Jung
pikir sudah dua bulan setengah. Ibu Hong Sul merasa hubungan mereka cukup lama.
“Apa kau anak pertama?” tanya Ibu Hong Sul, Yoo Jung mengaku sebagai anak
tunggal. Terdengar suara TV dengan volume besar, Nyonya Kim langsung mengambil
remote dari meja kasir dan mematikannya.
“Jadi, kau yang akan jadi
pewarisnya?” tanya Hong Joon blak-blakan. Hong Sul
dan ibunya memukul bersama-sama karena menanyakan seperti itu.
Yoo Jung mulai memakai mie memuji rasanya sangat enak,
Nyonya Kim meminta untuk mencicipi kimchi yang baru dibuatanya. Yoo Jung
kembali memuji kimchinya sangat enak. Nyony Kim ingin memberikan nanti, tapi
berpikir kalau dirumah Yoo Jung pasti ada koki yang memasakan makanan untuknya.
Hong Sul meminta ibunya agar membiarkan Yoo Jung makan
daripada diajak mengobrol terus. Yoo Jung memuji masakan ibu Hong Sul sangat
enak sampai kaldunya. Tuan Hong mengeluh kalau saja makan seperti itu selama 20
tahun mungkin tak akan berkomentar seperti itu.
Yoo Jung keluar restoran mengucapkan terimakasih atas
makananya, Nyonya Kim pikir Yoo Jung harus makan buah juga, Hong Sul pikir tak
perlu karena sudah terlalu larut. Nyonya Kim merasa mereka perlu minum teh
sebelum pulang, Tuan Hong menyindir kalau mereka itu tak memiliki Teh. Yoo Jung
pun memilih untuk pamit pulang saja.
Nyonya Kim mengoda keduanya untuk berkencan, Hong Sul mengatakan hanya ingin
mengantar sampai mobil saja. Tuan Hong memperingatkan tak pergi lama-lama. Hong
Joon melihat Yoo Jung itu seperti super Hero dan apabila mereka menikah maka
keluarga mereka akan kaya raya. Tuan Hong memperingatkan anak bungsunya tak
perlu bercanda karena dunia mereka itu sangat berbeda lalu kembali masuk
kerestoran, Nyonya Kim pun mengekor.
Hong Joon tersadar sedari tadi In Ho tak kembali setelah
membuang sampah, In Ho akhirnya datang dan mengaku baru selesai merokok.
Didalam restoran, Nyonya Kim memarahi sikap suaminya yang sinis pada Yoo Jung.
In Ho membereskan bekas makan Yoo Jung diatas meja dan membawanya ke tempat
cuci piring.
“Dia anak yang sopan dan juga tampan. Dia bahkan makan dengan lahap. Dan kenapa kau malah menyalakan
TV-nya dengan volume besar?” keluh Nyonya Kim, Tuan Hong malah menyuruh istrinya
membuatkan teh saja untuknya.
“Kita harus baik pada calon suami Sul. Ayah macam apa kau ini?” ejek Nyonya Kim.
In Ho mendengar percakapan keduanya terdiam didepan cuci
piring, mengingat kembali kata-kata Prof Shim “Kau sudah
vakum selama 5 tahun, Apa yang
kau lakukan selama 5
tahun itu?” lalu bertanya-tanya untuk apa
sebenarnya datang menemui Prof Shim.
Hong Sul mengantar Yoo Jung ke parkiran mobil, membahas
tentang ayahnya yang pasti membuat Yoo Jung sedikit terpojok. Yoo Jung pikir
bukan masalah karena memang seharusnya tak boleh dirahasiakan. Hong Sul
mengucap syukur mendengarnya. Yoo Jung merlihat keluarga Hong terlihat sangat
menyenangkan.
“Syukurlah kalau kau merasa begitu. Lalu Jam berapa kau sampai di rumahmu semalam? Semalam kau sangat mabuk.” Kata Hong Sul
“Aku baik-baik saja, Tidurku juga nyenyak. Saat dikantor Aku bisa mengerjakan kerjaanku dengan lancar tadi.” Cerita Yoo Jung
“Apa dia sudah... melupakan kejadian semalam karena dia mabuk?” gumam Hong Su sedih
“Hong Sul...Apa Baek In Ho akan tiap hari ke kampusmu?” tanya Yoo Jung, Hong Sul menjawab tak tahu mengenai hal
itu.
“Itu adalah ciuman pertama kami. Apa dia benar-benar lupa? Dia pasti tidak sadar.” Gumam Hong Sul sedih karena Yoo Jung malah membahas
tentang In Ho.
Yoo Jung melihat Hong Sul seperti memikirkan sesuatu,
Hong Sul menyangkalnya lalu menyuruh Yoo Jung segera pulang saja. Yoo Jung
tersenyum lalu mengecup bibir Hong Sul. Hong Sul tak bisa menutup rasa
kagetnya, Yoo Jung menegaskan tak melupakanya bahkan sangat mengingatnya. Hong
Sul terlihat masih shock, Yoo Jung pun masuk kedalam mobil dan melambaikan
tanganya, Hong Sul berjalan pulang dengan hati gembira.
In Ho bersandar didinding dengan makain topi, prof Shim
sedang berjalan dengan dosen lainnya membahas tentang murid yang memiliki bakat
yang bagus dalam bermain musik. Prof Shim melihat In Ho tak percaya ternyata
kembali datang, In Ho membuka topinya dan memberikan hormat.
Prof Shin merasa In Ho pasti merasa menyesal sekarang. In
Ho mengatakan ingin belajar, Prof Shin pun mengajak In Ho untuk masuk ke dalam
ruangan sekarang.
Didalam ruangan, Prof Shim memberikan buku not, In Ho
melihat itu musik Hanon, menurutnya digampang anak SD diberi musik itu karena
sudah berlatih piano bertahun-tahun. Prof Shim pikir In Ho tak mau melakukanya.
In Ho pun menurut akan memainkan musik itu. Prof Shim meminta In Ho terus
bermain sampai ia selesai mengajar. In Ho binggung melihat Prof Shim keluar
ruangan, bertanya kapan akan selesai mengajar. Prof Shim pergi begitu saja
tanpa menjawab pertanyaan.
“Profesor macam apa dia? Dan kenapa aku harus memainkan
Hanon?” keluh In Ho tapi akhirnya memilih untuk menuruti saja
sambil memulai memainkan musik Hanon.
Sekali coba, In Ho kembali mengeluh seperti anak SD harus
memainkan musik itu, dan hanya karena dirinya tak main piano selama 5 tahun
maka harus memainakan musik itu. Lalu kembali memainkan musik Hanon, sampai
akhirnya seperti tersadar kalau sudah lupa memainkanya. Satu jam lebih In Ho
bermain, Prof Shim mengintip dari jendela dibagian pintu.
Flash Back
Prof Shim menemui Prof Noh menceritakan In Ho yang
mendatanginya. Prof Noh terlihat sedih dengan menaruh cangkirnya dimeja. Prof Shim
melihat In Ho sudah lama sekali tak main piano. Prof Noh sadar pasti
keterampilan In Ho sangat berkurang. Prof Shim menganguk.
“Anak itu memang keras kepala dan Aku ingin meminta bantuanmu, tolong Ajari dia tentang kesabaran. Tunjukkan padanya bahwa itulah hadiah terbesar untuknya.” Pesan Prof Shim
Didalam kelas, In Ho terus berlatih walaupun sesekali
terlihat lupa memainkan musiknya.
Bo Ra sedang lewat tak sengaja melihat Eun Taek seperti
diperbudak oleh Sang Chul dkk. Da Young memanggilnya dengan wajah sinis,
menyuruh untuk mengawasi Eun Taek. Bo Ra binggung tiba-tiba Da Young mengatakan
seperti itu. Da Young heran Bo Ra tak mengetahui kejadian tentang Eun Taek.
“Kwon Eun Taek memukul Young Gon lagi karena kau. Yang dia tahu hanyalah berkelahi
saja. Jika dia
begitu marah, kenapa
kalian tak pacaran saja? Kau tak boleh egois karena kau cantik dan juga Tak usah menggoda banyak pria dan pilih satu saja.” Ucap Da Young sinis, Bo Ra berteriak kesal dan Da Young
langsung pergi meninggalkanya.
“Dia pasti sudah ikutan gila seperti Young Gon.” Ejek Bo Ra dan masih melihat Eun Taek tertunduk sambil
membelikan minuman untuk Sang Chul dkk.
Bo Ra menceritakan sebelumnya melihat Eun Taek terus membungkuk pada senior itu Dan mentraktirnya kopi,layaknya seorang biang masalah, lalu bertanya pada Eun Taek
tapi tak jawab, hanya mengatakan tak perlu khawatir.
“Ini pasti ulah Oh Young Gon. Dia itu manusia apa bukan sih? Yang dia lakukan hanyalah membuat masalah saja. Aku harus memberikannya
pelajaran.” Teriak Bo Ra kesal, Hong Sul tak banyak
komentar mendengar cerita temanya.
Min Soo lewat depan mereka, Bo Ra mengejek si palsu
datang dan memanggilnya dengan ketus. Min Soo dan Hong Sul saling menatap, Bo
Ra mengejek Min Soo itu seperti cosplayer Hong. Min Soo tak terima menurutya Hong
Sul yang mengikuti gayanya. Hong Sul terlihat binggung mendengarnya. Min Soo
memilih untuk pergi saja. Bo Ra makin kesal merasa Min Soo itu sudah salah
minum obat.
“Dia dan Oh Young Gon sangat menyebalkan!” jerit Bo Ra, Hong Sul hanya bisa mengusap lengan
temanya untuk bersabar.
“Hong, kenapa kau diam saja? Karena kau diam saja, dia makin mengeyel saja. Kau harus bertanya padanya tentang boneka singa itu, mengerti?
Cepat Pergi tanya dia.” Perintah Bo
Ra
Hong Sul hanya mengangguk dengan senyuman, Yoo Jung baru
sampai dikampus sempat kaget melihat Min Soo yang berubah menyerupai Hong Sul.
Bo Ra melihat lebih dulu Yoo Jung datang, Yoo Jung pun melambaikan tanganya,
Hong Sul memberikan senyuman paling lebar untuk pacarnya.
Pekerjaan kelompok, Hong Sul sudah melihat file yang
dikirimkan padanya dan berkomentar Video yang dikirimkan Bo Ra cukup panjang
jadi meminta dipendekan lagi durasinya. Bo Ra mengerti dengan sibuk berdandan,
Hong Sul melabel Bo Ra adalah orang yang selalu mengikuti trend dan tak suka
menerima kritik.
“Kyung Hwan-sunbae, kau yang
meringkas negosiasi
pemimpin, 'kan? Sepertinya
masih kurang, tambahkan
lebih banyak lagi.” Ucap Hong Sul lalu melihat
Kyung Hwan adalah Pria kalem dan optimis, Yang perlu dilakukan hanyalah bagaimana mengontrolnya.
Hong Sul pindah ke Sang Chul, senior yang satu ini tak
bisa terdefinisikan, lalu
bertanya kapan akan mengirimkan informasi pada CEO karena sebelumnya berjanji
akan mengirimkannya kemarin. Hong Sul melihat ponselnya
yang berbunyi, Sang Chul mengirimkan pesan meminta nomor ponsel Ah Young,
setelah itu meminta maaf karena sebelumnya harus melakukan sesuatu yang
genting.
“Kau keterlaluan sekali. Bagianmu kan mudah, dan kau tak bisa mengerjakannya?” keluh Kyung Hwan
“Aku bilang kan maaf, karena punya urusan di rumah. Waktuku sungguh mepet. Jadi, aku berpikir... apa kau bisa membantuku, Hong?” ucap Sang Chul. Bo Ra kesal Sang Chul kembali menyuruh
Hong Sul
“Ini bukan deja vu. Terulang lagi? Apa dia menganggapku idiot?” gumam Hong Sul kesal
“Jika kau mau malas-malasan, kau akan dikeluarkan dari tim. Kau dengar apa yang dikatakan Prof. Kang, kan? Kita bisa mengeluarkan anggota yang tak ingin bekerja. Aku menerapkan aturan itu.” Tegas Hong Sul sebagai ketua kelompok.
“Yang benar saja. Bukan mauku juga kan aku bisa sesibuk ini. Aku punya masalah di rumah, apa kau tak bisa mengerti? Kenapa kau kejam sekali padaku?” terika Sang Chul tak terima
Yoo Jun dan kelompoknya sampai bisa mendengark kegaduhan
dari kelompok Hong Sul. Kyung Hwan membela Sang Chul memakai alasan yang sama tahun lalu. Bo Ra juga tak suka Sang Chul berteriak karena kemarin Hong
Sul dapat nilai D itu disebabkan oleh Seniornya dan mengancam kalau sampai
membuat nilai temanya kembali mendapatkan nilai D. Sang Chul mengumpat kesal
karena tak ada yang membelanya.
“Hong, kau tak perlu mengamcamku sampai segitunya.” Kata Sang Chul, Hong Sul langsung meminta supaya Sang
Chul mengerjakan tugasnya. Sang Chul berkata akan mengerjakan, Bo Ra menanyakan
kapan akan dikerjakan.
Min Soo melihat dari jauh berkomentar dalam hati kalau
dugaan Young Gon benar, semua orang sudah tertipu, ternyata Hong Sul tak baik
sama sekali dan bisa dilihat dari sikapnya pada Sang
Chul. Yoo Jung memalingkan wajahnya tak sengaja melihat ada gantungan milik
Hong Sul yang terselip di dalam kotak pensil Min Soo.
“Min Soo, aku sudah melihat file yang kau kirim, bagus sekali. Ternyata Kau sudah melakukan banyak
penelitian. Tapi, ada
beberapa penelitian
yang tak sesuai. Aku
sudah memeriksanya dan mengirimkannya
padamu, apa kau sudah lihat?” tanya Yoo Jung, Min Soo mengatakan belum melihatnya.
“Kau harus melihatnya hari ini. Selain itu Aku juga sudah mengirim
link referensinya. Jika
ada yang tak kau mengerti,
tanyakan padaku.” Pesan Yoo Jung, Min Soo
mengerti dengan senyuman sumringah.
Bo Ra berteriak memanggil si palsu Min Soo untuk
mengajaknya bicara. Hong Sul meminta agar Bo Ra menahanya. Bo Ra merasa tak
perlu ditunda lagi dan harus segera diungkapkan. Hong Sul akhirnya mengajak Min
Soo untuk berbicara di tempat lain saja, karea dilorong loker banyak orang.
Young Gon duduk dilantai memberikan kode dengan gelengan
kepala, Min Soo langsung menolak dan meminta Hong Sul untuk bicara sekarang
saja. Bo Ra akhirnya yang langsung menanyakan apakah Boneka singa itu miliknya,
karena setelah pergi ke toko K-art ternyata tak menjualnya.
“Saat aku melihatnya, boneka itu sangat mirip dengan punyaku. Apa aku bisa melihatnya lagi? Mungkin kau menemukan nya di
suatu tempat.”ucap Hong Sul dengan tenang.
Min Soo mengingat pesan Young Gon kalau merasa terpojok
maka berteriaklah pada Hong Sul, karena Hong Sul tak suka
jika jadi pusat pehatian, selain itu orang yang keras kepala pasti akan selalu menang.
“Aku tak membawanya! Hong Sul, kau sungguh lucu. Kau menyebarkan gossip bahwa aku ini menirumu. Sekarang kau menuduhku mencuri? Apa otakmu ini sudah rusak? Kenapa aku mau menirumu? Dan aku sendiri yang membeli boneka itu.” Teriak Min Soo melawan
Sang Chul dkk mendengar teriakan dari lorong loker, Bo Ra
tak terima temanya dianggap otaknya rusak menurutnya Min Soo yang tak tahu
malu, lalu mengajak untuk pergi ke toko itu bersama-sama menanyakan pada
pegawainya. Da Young datang menyuruh berhenti karena tak suka melihat
pertengkaran keduanya, menurutnya tak usah menuduh jika tak punya bukti lalu mengajak Min Soo pergi.
Bo Ra menjerit kesal, Hong Sul mengajak temanya pergi
saja. Young Gon tersenyum sumringah bisa membuat Hong Sul jadi pusat perhatian
dengan tuduhanya. Sang Chul berkomentar jadi merasa takut ke kampus karena ada
pertengkaran antara wanita.
Young Gon berjalan memeluk pacarnya, Da Young meminta Min
Soo memberitahu saja apabila Hong Sul atau Bo Ra menganggunya. Min Soo
tersenyum bahagia dengan mengucapkan terimakasih, Young Gon mengungkapkan rasa
senang karena Min Soo bisa berteriak pada Hong Sul dan melihat juniornya itu
sudah berubah.
Da Young berkomentar Min Soo itu 100 kali lebih baik dari
Hong Sul, Min Soo tersipu malu mendengarnya. Young Gon pun pamit lebih dulu,
lalu tiba-tiba langsung memberikan ciuman pada pacarnya. Da Young menjerit, Young
Gon merasa sah saja memberikan ciuman untuk pacarnya.
Min Soo mulai terhasut dengan ucapan Young Gon kalau
dirinya itu lebih baik dari Hong Sul, bahkan tadi tak bisa melawanya. Ketika
akan meninggalkan kampus, matanya terpana dengan sosok pria yang sedang
bersandar dibangku dengan daun-daun yang bertebaran mengelilinginya.
Hong Joon memberikan senyuman, seperti melihat kembaran
kakaknya yang ada didepanya, lalu menghampirinya. Min Soo panik karena merasa
terlalu lama menatap pria itu. Hong Joon pikir Min Soo itu mahasiswa di kampus
itu, lalu bertanya dimana gedung Jurusan Art.
“Aku sudah janjian dengan temanku,
tapi dia belum datang.” Kata Hong Joon
“Aku akan memberikanmu peta kampus” ucap Min Soo mengeluarkan ponselnya tapi diam-diam
mengambil foto Hong Joon.
Lalu memperlihatkan peta kampus dan menunjuk arah dari
gedung Art, dari tempat mereka berada belok kiri dan menunjukan gedung dengan
nomor delapan. Hong Joon mengerti dengan sedikit memegang lengan Min Soo
mengucapkan terimakasih. Min Soo tersipu malu memegang lenganya yang dipegang
oleh lelaki yang disukainya.
Hong Sul mencoba menelp Yoo Jung, tapi tak diangkat.
Pesan masuk kalau ia sedang makan malam dengan rekan kerjanya. Hong Sul hanya
bisa mengerti pacarnya pasti sibuk dengan kerjaanya jadi sekarang harus fokus
pada pekerjaanya saja. Akhirnya memutuskan untuk mampir ke bar milik pamanya.
“Apa kuliahnya menyebalkan? Wajahmu terlihat
cemberut ?” tanya paman Hong
“Apa paman bisa membuatkanku kopi? Aku harus begadang nanti.” Kata
Hong Sul
“Kafein tak baik untuk kesehatan, tapi aku akan memberikanmu kafein
cinta.” Kata pamanya menuangkan setengah gelas kopi, Hong Sul
meminta agar pamannya menambahkan kadar kopinya lagi.
Hong Sul dengan senyuman meminum kopi buatan pamannya,
Paman Hong memberitahu In Ho ada di gudang dan masih tetap
menyimpan piano listrik, jadi In Ho sengaja
datang untuk membantunya dan berlatih piano, menurutnya perkerja part timenya
itu masih pemula sebagai pemain piano. Hong Sul merasa In Ho memainkan piano
tanpa mengunakan perasanya. Paman Hong setuju dengan ucapan keponakanya.
In Ho kembali memainkan musik Hanol dan sangat terkejut
tiba-tiba Hong Sul sudah duduk disampingnya, lalu berteriak kapan datang bahkan
langkah kakinya pun tak terdengar. Hong Sul heran nada yang dimainkan In Ho
hanya itu-itu saja, dan diberitahu paman kalau In Ho sedang berlatih digudang.
“Tapi, bukannya kau jago berpiano? Tapi Musik ini bisa kumainkan saat
masih SD.” Kata Hong Sul
“Ini semua salahmu. Karena kau, sekarang aku terjebak di sini.” Keluh In Ho
“Apa Kau sudah bertemu profesor lagi? Lalu Dia yang memintamu memainkan Hanon?” ucap Hong Sul tak percaya
“Benar.... Tapi kau tak tahu Hanon
juga punya makna” kata In Ho membela diri
lalu merasa tak perlu memberitahunya karena Hong Sul itu tak tahu mengenai
Seni.
Hong Sul membalas dengan ejekan, In Ho itu tak tahu
pengejaan Seni dalam bahasa Cina. In Ho tak mau kalah kalau Hong Sul hanya tahu
musik cara memainkan
Czerny saja. Hong Sul mengejek In Ho hanya
memainkan Hanon dan pasti berbohong tentang
keahlihanya bermain piano.
In Ho dengan kesal menegaskan kalau ia pintar bermain
piano, lalu mulai memainkan dengan irama cepat. Hong Sul melonggo karena sampai
tak melihat bagian piano mana yang ditekan dan mengeluarkan suara. In Ho
menghela nafas tanda membanggakan dirinya. Hong Sul tak percaya melihat tangan
In Ho yang bisa berpindah dengan cepat kekanan dan kiri.
“Kenapa kau tak melanjutkan ejekanmu yang tadi itu?” ucap In Ho
“Aku belum melihat permainanmu tadi.” Kata Hong Sul mengaku kalau ucapanya salah.
In Ho menanyakan apakah Hong Sul ingin mendengarkan lagi,
Hong Sul terlihat gembira. In Ho menegaskan ingin memperlihatkan agar tak
diremehkan lagi, lalu menayakan apa yang ingin dimainkanya. Hong Sul berpikir
sejenak, In Ho mengejak Hong Sul pasti tak mengetahui lagu apapun.
Hong Sul memainkan nada dari mulutnya, In Ho langsung
bisa tahu dan memainkan pianonya. Hong Sul mendengarnya sambil bergumam “Apa
dia dulunya seperti ini? Sungguh
melody yang menenangkan.” Tiba-tiba In Ho berhenti
melihat tangan kirinya dan mengaku lupa dengan nadanya. Hong Sul ingin mencoba
akhir dari lagunya.
In Ho mulai mengikutinya akhirnya dua tanganya kembali
memainkan piano bersama Hong Sul. Keduanya sama-sama tersenyum, Hong Sul
mengaku hanya lagu itu yang bisa dimainkanya.
“Hal-hal kecil dalam hidup mengalir seperti air yang
dangkal. Momen ini
masih mengalir dalam air
yang dangkal. Kita
semua pasti bisa bertahan.”
Keduanya terus mainkan sampai lagu itu selesai dengan
senyuman bahagia.
bersambung ke episode 9
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
yeayyyyy ahir nya part 2 nya muncul juga setelah hari ini aku bolak balik buka blok nya mbak....makin suka sama banget sama baek inho,tapi sama siapapun hong seol aku tetep suka asal happy ending aja
BalasHapusPas Scene di toko mie ibu hong sul liat in ho lucu bngeett hahahah
BalasHapusCemburu yah baaang wkkk
Sini sama aku aja *loohh
Makasih mba dee :)
Semangaatt
Nunggu ep 9 senin msh lamaaaaa hiihhiiihhii
Gomawo buat sinopsisnya ^O^
BalasHapusLanjutkannnnnn
itu musik yang dimainkan oleh baek in ho pas diejek sama hong seol apa sih?
BalasHapusKalo lagu yg mereka mainkan bersama itu lagu apa? Yg kata hong seol nya mengaku hanya bisa main nada/lagu itu aja
BalasHapus