Di depan ruang pengadilan
Min Soo membungkuk mengucapkan terimakasih pada Jin Woo,
Jin Woo berpesan agar Min Soo juga sudah berusaha dengan keras, lalu memberikan dua kotak hadiah. Min Soo tak percaya
kalau Jin Woo memberikan sepasang sarung tangan. Jin Woo tahu mereka
membutuhkannya karena Di pabrik pasti dingin.
“Kami bahkan tak bisa membayarmu.” Ucap Min Soo tak enak hati
“Kau telah kehilangan banyak uang dan juga harus membayar semua gaji karyawanmu.” Kata JinWoo mengerti, Min Soo menanyakan caranya agar
bisa mengucapkan terimakasih pada Jin Woo
“Kau hanya perlu terus menjaga ayahmu Dan... lindungi dia sampai akhir.” Kata Jin Woo yang teringat dengan ayahnya.
Dong Ho berjalan ke luar sidang, Sang Ho menanyakan
apakah Dong Ho tak tahu bahwa Jin Woo akan mengungkapkan korupsi Youngwon Electronic. Dong Ho mengaku tak tahu menurutnya Hari
demi hari Jin Woo
sudah semakin hebat. Terlihat Hakim Kang sudah
menunggu didepan lobby, ingin mengajaknya bicara.
“Aku sudah mendengar tentang video pengakuan pelaku pembunuhan
mahasiswi Seochon. Apa
itu benar? Pelaku
yang sebenarnya harus
segera diungkapkan. Aku
ingin tahu yang sebenarnya.” Ucap Hakim Kang ingin
mencari tahu
“Maaf.... Tak ada yang bisa kujelaskan.” Kata Dong Ho lalu meninggalkanya. Hakim Kang hanya bisa
diam tak mendapatkan informasi apapun.
Tim Jin Woo menikmati teh bersama setelah menyelasaikan
sidang. In Ah yakin Siaran tadi pasti adalah pukulan telak bagi Il Ho grup, Pengacara Song juga setuju karena korupsi
Il Ho bahkan sudah terungkap. Manager Yoon bisa menduga Jaksa Hong dan Dong Ho pasti akan sibuk.
“Jika kita ingin menyerang Il Ho, kita harus membuat Hong Moo Suk mengundurkan diri.” Kata Jin Woo, In Ah, Manager Yoon terlihat binggung.
“Bukannya kau akan meminta bantuan Jaksa Tak? Bagaimana hasilnya?” ucap Jin Woo, In Ah makin binggung karena Jaksa Hong
sudah mengundurkan diri.
“Hei... Apa maksudmu? Hong Moo Suk sudah bergabung dengan Tim Hukum Il Ho.” Kata Pengacara Song, Jin Woo langsung terdiam seperti
merasakan kalau alzaimernya mulai menyerang.
“Ahh... Jin Woo mungkin sedang stres karena sidang tadi. Kau harus istirahat, karena pasti sedang lelah.” Ucap Manager Yoon mencoba menutupnya. In Ah terlihat
curiga saat Jin Woo masuk ke kamarnya dengan wajah curiga.
In Ah memberanikan diri menanyakan pada Manager Yoon
apakah menurutnya Jin Woo itu akhir-akhir ini terlihat aneh. Manager Yoon
menyangkal menurutnya Jin Woo terlihat baik-baik saja, menurutnya setiap orang
pasti memiliki rasa lelah yang membuat tak konsetrasi. In Ah tetap saja curiga
pasti ada terjadi sesuatu.
Jin Woo berdiri dalam kamar rahasianya, teringat kembali
ucapan Dokter “Semakin keras kau
memaksakan otakmu, kondisimu akan semakin memburuk. Kemungkinan terlamanya adalah setahun, dan
minimanlnya 6 bulan. Dalam jangka waktu itu, sedikit demi sedikit ingatanmu akan hilang.” Ia hanya
bisa menangis karena ingatan akan hilang seperti ayahnya, tapi balas dendamnya
membuat Gyu Man masuk penjara belum terselesaikan.
Tuan Nam sangat marah melihat Gyu Nam harus kalah dari pengacara
kecil seperti Jin Woo. Gyu Man
kembali berlutu meminta maaf, Tuan Nam memperingatkan apabila Jin Woo selalu
menganggunya lebih baik cepat menyingkirkanya. Gyu Man
memberitahu masalahnya sekarang Jin Woo itu sudah sangat terkenal sekarang.
“Jika ada yang menangkap kakimu, kau harus memotong kakimu itu.” Tegas Tuan Nam. Gyu Man mendelikkan matanya seperti
sudah menyadari ayahnya itu akan melakukan segala cara demi perusahaan.
Tuan Nam bertemu dengan Jaksa Hong mengatakan kalau
posisi mereka kemarin berada diatas angin, tapi sekarang berubah jadi sangat
terdesak. Jaska Hong merasa masalah seperti ini bukan masalah yang baru untuk
il Ho grup.
“Kita sebaiknya harus mulai mengurus polis asuransi...” saran Gyu Man tapi dijawab dengan lirikan sinis dari
Tuan Nam membuat anaknya hanya bisa diam.
“Jangan khawatir, Ketua. Presdir Nam pasti akan bias mengatasi masalah ini.” ucap Jaksa Hong yakin
Joo Il melihat papan nama Park Do Ho dalam genggamanya
lalu melihat dibawahnya CD bertuliskan Bukti pertama yang diambil dari tangan
Dong Ho. Wajahnya terlihat bimbang, lalu menelp seseorang berpesan apabila
terjadi sesuatu padanya maka meminta menyerahkan
semuanya pada Dong Ho. CD bukti pertama masih ada
diatas meja.
Gyu Man berbicara dengan ayahnya, menyampaikan informasi
dari Jaksa Hong kalau Dong
Ho sedang menyelidiki
masa lalunya. Tuan Nam binggung untuk apa Dong Ho menyelidikinya.
“Apa ayah pernah bekerja sama dengan Seogwang Grup? Aku hanya heran saja, kenapa Pengacara Park harus menyelidiki masa lalu ayah dan bukannya focus pada sidang tadi.” Ucap Gyu Man
“Tak usah mengurus apa yang dia lakukani, Lebih baik atasi masalah ini cepat!” tegas Tuan Nam ketus, Gyu Man pun tak bisa banyak
bicara lagi.
Sek Ahn menerima telp dari Hakim Kang Suk
Gyu memberitahu Gyu Man sedang sibuk
sekarang. Hakim Kang mengajak Sek Ahn untuk bertemu
tanpa Gyu Man. Sek Ahn binggung Hakim Kang hanya ingin bertemu dengannya saja
dan menyetujinya. Setelah menutup telp teringat kembali saat mabuk bertemu
dengan Hakim Kang
“Jika aku membuka mulutku... Nam Gyu Man pasti akan hancur. Dia bahkan tak tahu jika hidupnya ada padaku. Dia sungguh kurang
ajar!” ucap Sek Ahn yang mabuk.
Ia mengingat apa yang dikatakan pada Hakim Kang,
mengumpat pada dirinya yang bodoh bisa membuka mulutnya.
Sek Ahn bertemu dengan Hakim Kang dibar, mengungkapkan
rasa senang bisa serius bertemu dengannya. Hakim Kang pikir mereka selalu saja bertemu seperti
itu.
“Soo Bum.... Gyu
Man.. adalah
pembunuh mahasiswi
Seochon, 'kan?” ucap Hakim Kang mencari tahu
“Jadi Karena itu kau meneleponku?” ucap Sek Ahn berpura-pura tak tahu
“Nomormu ada pada daftar panggilan dokter penjara itu.” Tegas Hakim Kang tentang dugaan
“Il Ho merupakan sponsor untuk pengobatan di penjara.” Ucap Sek Ahn tetap menutupinya.
Hakim Kang meminta temanya jujur apakah Gyu
Man yang
membunuhnya. Sek Ahn sempat diam, lalu berusaha
untuk mengalihkan pembicaran dengan ejekan Hakim Kang sedang menulis
novel, menurutnya walaupun Gyu Man gila tapi tak mungkin mau
membunuh orang. Hakim Kang memperingatkan Sek Ahn untuk tak berbohong kalau Gyu
Man bukan pembunuhnya. Sek Ahn mengerti dan mengeluh temanya itu sangat curiga
sekali dan mengajaknya minum kembali. Hakim Kang melihat Sek Ahn terlihat
sangat curiga.
Dong Ho mendatang Gyu Man meminta maaf atask kekalahannya tadi dan akan mengatasi masalah korupsi itu. Gyu Man merasa kalau Dong Ho sengaja kalah dari Jin Woo
untuk sidang kali ini dan bekerja sama untuk menjatuhkannya. Dong
Ho menegaskan sudah membayar saksi tapi tak
menyangka Jin Woo akan
membahas tentang korupsi itu.
Gyu Man menyindir Dong Ho banyak alasan, lalu menyuruh
Dong Ho duduk manis saja karena ia yang akan mengurusnya sendiri tentang
korupsi.
Jaksa Tak meminta maaf atas pengumumanya itu membuat Dong
Ho sibuk sekarang. Dong Ho pikir merasa tak masalah dengan itu, Detektif Bae
pun berkomentar Jaksa Tak harus sering-sering masuk TV karena tampil sangat
keren.
“Oh ya, Pengacara Park. Bagaimana dengan penyelidikan Seogwang Grup?” tanya Detektif Bae
“Aku akan menemui korbannya dulu.” Kata Dong Ho, Jaksa Tak terlihat binggung penyelidikan
apa yang dilakukan Dong Ho
“Sepertinya, sebentar lagi aku akan membutuhkan bantuanmu.” Ucap Dong Ho penuh arti.
Jin Woo memberika sebuah kotak kartu nama, In Ah
sumringah melihat kartu nama barunya bertuliskan Firma Hukum Bermasyarakat, Pengacara Lee In Ah "Kebenaran akan mengalahkan fakta." Dan mengungkapkan senangnya memiliki kartu nama sebagai
pengacara.
“Apa kau punya waktu luang besok? Aku ingin mengajakmu ke suatu
tempat.” Kata Jin Woo, In Ah terlihat binggung
Pagi harinya, In Ah heran Jin Woo mengajaknya ke toko
tas, Jin Woo mengatakan ingin memberikan hadiah atas kemenangan sidang mereka. In Ah mengaku tak butuh hadiah jadi mengajaknya
pulang. Jin Woo menahan In Ah tak pergi.
“Saat pertama kali kita bertemu di bus, kita akhirnya diseret ke kantor polisi karena tasmu.” Kata Jin Woo, In Ah teringat saat itu Jin Woo tak
sengaja menjatuhkan tasnya lalu menuduhnya sebagai pencuri.
“Karena teringat hari itu, aku ingin membelikanmu tas.” Ucap Jin Woo, In Ah pun akhirnya memilih tas yang
disukainya, sebuah tas selempang kecil berwarna putih.
Keduanya berjalan ditrotoar setelah membeli tas, Jin Woo
mengajak In Ah untuk makan malam besok. In Ah binggung melihat sikap Jin Woo
tiba-tiba berubah jadi baik.
“Jin Woo, kau... Apa begini caramu merayu pada wanita?” goda In Ah
“Karena aku bisa bersamamu jadi Aku hanya ingin membuat kenangan saat bersamamu.” Ucap Jin Woo, In Ah pun setuju mereka akan makan malam
bersama tapi kali ini “Nunna” yang akan mentraktirnya. Jin Woo tersenyum
bahagia melihat In Ah yang jalan lebih dulu.
Joo il baru saja berjalan ke lobby, tiba-tiba beberapa
orang langsung menghadangnya, dengan mata bingung bertanya siapa mereka yang
berani menghadangnya. Jaksa Tak keluar dari orang-orang yang menghadang Joo Il
“Aku adalah Tak Yung Jin dari Kantor Kejaksaan Seoul. Apakah anda Seok Joo Il, Presdir Perindustrian Il Ho? Dan anda adalah pemilik
sebenarnya dari
Youngwon Electronic, kan?” ucap Jaksa Tak, Joo Il
terlihat binggung.
“Anda ditangkap karena penggelapan pajak dan pendanaan politik
ilegal.” Kata Jaksa Tak memperlihatkan surat penangkapan, Joo Il
pun akhirnya dibawa oleh pihak kejaksaan. Jaksa Hong melihat dari lantai atas,
terlihat ada senyuman licik, Jaksa Tak menatapnya seperti menyimpan sebuah
rahasia.
Jin Woo mencoret wajah Joo Il sebagai Presdir Perindustrian karena
berhasil ditangkap dan dimasukan ke penjara. In Ah merasa Nam
Gyu Man harus mulai bersiap-siap
untuk melarikan diri sekarang. Jin Woo tahu selama ini
menghindar adalah cara
penyelamatan keluarga Nam.
“Mereka sering sekali menjadikan seseorang sebagai tutup botol
saja. Dan
perlahan-lahan kita bisa menhancurkan
kaki tangannya juga.” Kata In Ah
“Tidak, kita tak punya banyak
waktu dan Kita harus melakukan semuanya dengan cepat.” Tegas Jin Woo sambil menatap artikel Dong Ho dianggap
sebagai pengacara hebat dari Il Ho grup.
Dong Ho pergi ke sebuah tempat Energi gas butana, LPG.
Seorang pria tua sedang membaca koran dalam ruangan. Dong Ho masuk bertanya
apakah Pria itu yang bernama Ha Young Hoon. Si pria itu bertanya siapa yang
berani masuk ke ruanganya.
“Aku akan langsung saja. Kau tahu tentang ledakan Seogwang Grup 17 tahun lalu,
'kan? Ayahku
adalah Park Gyung Soo. Aku
sudah mengetahui semuanya. Jadi,
tak usah berbohong atau
menyembunyikan apapun.” Tegas Dong Ho
“Kasus itu sudah lama ditutup Dan aku sudah melupakannya.” Ucap Tuan Han
“Kau bilang Sudah ditutup? Mungkin itu bagimu. Apa kau pikir kehidupan menjadi seorang Presdir, bisa mengubur sebuah kebenaran selamanya?” sindir Dong Ho, Tuan Nam mulai ketakutan, Dong Ho
melempar kartu namanya kalau nanti haus menghubunginya.
Tuan Han langsung melaporkan pada Tuan Nam kalau Ada yang sedang
menyelidiki ledakan
Seogwang Group, Tuan Nam yang mendengarnya
langsung terlihat semakin dingin ada yang menganggunya setelah menutupi semua
kasus dengan menyogok saksi dan jaksa.
Dong Ho menemui Joo Il dalam penjara, menanyakan apa
yang sebenarnya ingin
dilakukan seniorya. Joo Il dengan senyuman mengungkapkan baik-baik
saja, dan jadi bisa sedikit berolahraga di penjara.
“Mereka bisa dengan mudah membunuh dan memanfaatkan orang
lain. Aku akan
menghukum orang-orang
brengsek itu.” Kata Dong Ho penuh dendam
“Dong Ho, tak perlu melakukan itu karena Ketua
akan segera membebaskanku.” Ucap Joo il yakin,
Dong Ho heran Joo il bisa bertingkah seperti semua akan baik-baik saja.
Flash Back
Tuan Nam meminta Joo Il untuk menunggu dan sabar karena ia akan segera membebaskan ketika harus masuk penjara dan sebagai imbalannya
poisinya akan dinaikan dalam Il Ho grup.
Joo il semakin tersenyum karena pengorbannya ini setimpal
dengan yang akan didapatkanya nanti. Dong Ho menegaskan akan menghancurkan Nam Il Ho. Joo Il merasa Dong Ho sekarang bisamemilih
jalannya sendiri dan ia juga akan memilih jalanya sendiri.
Yeo Kyung dan Jin Woo tak sengaja bertemu di lorong
pengadilan, Jin Woo menyapanya kalau mereka sudah lama tak bertemu lalu
membahas berita tentang
Youngwon Electronic. Yeo Kyung melirik sinis
seperti menuduh Jin Woo itu orang jahat yang ingin membuat keluarganya hancur.
“Presdir Nam adalah bintang
utamanya, tapi,
sekali lagi dia
berhasil kabur. Sama
seperti 4 tahun lalu.” Sindir Jin Woo
“Apa kau masih berpikir bahwa kakakku pembunuhnya?” kata Yeo Kyung sinis
“Waktu memang terus berjalan, tapi fakta itu tak akan berubah. Keluargamu harus segera
bersiap-siap untuk
menerima hukumannya.” Ucap Jin Woo
“Aku tak tahu bukti apa yang kau miliki hingga memfinah
keluargaku, tapi, kau
juga harus hati-hati.” Balas Yeo Kyung memilik
pergi.
“ Jika kau tak percaya, kau bisa menyelidikinya sendiri. Kau seorang jaksa, 'kan? Kau pasti akan lebih mudah menyelidikinya.” Sindir Jin Woo dengan senyuman mengejek. Yeo Kyung
melirik sinis karena Jin Woo terus saja menyindirnya.
Sek Ahn memberitahu akan
mengatasi masalah berita itu. Gyu Man menanyakan
berapa kerugian yang
dialami perusahaan. Sek Ahn terlihat binggung
mengatakannya. Gyu Man meminta Sek Ahn untuk mengatakan saja sejujurnya.
“Perindustrian Il Ho dan Youngwon Electronic akan segera
diselidiki, Dan semua
produksi Il Ho Electronic
akan ditarik.” Jelas Sek Ahn, Gyu Man bertanya apakah
ada lagi yang lainnya.
“Produksi Youngwon Electronic sangat banyak, jadi kerugiaan kita sangat besar. Selain itu juga citra perusahaan
telah rusak, karena Terlalu
banyak kritikan yang masuk.” Ucap Sek Ahn ketakutan
Gyu Man terlihat sangat marah, akhirnya memilih untuk
berdiri. Sek Ahn makin ketakutan. Gyu Man marah karena sebelumnya Sek Ahn
mengatakan semua akan baik-baik saja tapi yang terjadi sekarang sangat berbeda.
Sek Ahn hanya bisa meminta maaf.
Anak buah Joo il datang, Gyu Man bertanya apakah ada yang
menarik dari Dong Ho. Keum memberikan sebuah berkas pada Gyu Man
bertuliskan Laporan Kecelakaan Truk Pengantar Air tahun 1999
Tuan Han berlari ketakutan dalam gang yang gelap, dibelakangnya
berteriak untuk menangkapnya. Akhirnya ia berusaha untuk bersembunyi dibalik
dinding dan melihat tiga orang pria lewat untuk mencarinya. Dengan nafas
sedikit lega, ia teringat sesuatu dan mengeluarkan kartu nama dari saku
jaketnya.
Dari telp Dong Ho bertanya Apa
terjadi sesuatu, Tuan Han dengan nafas
terengah-engah meminta bantuan. Akhirnya Tuan Han sudah duduk bersama didalam
mobil
“Nam Il Ho mengirim pemukulnya. Dia ingin membunuhku dan mengubur masa lalu.” Cerita Tuan Han geram
“Apa kau tak tahu siapa Nam Il Ho itu? Kau sudah pasti tahu, dan kau tak akan pernah lepas dari genggaman Nam Il Ho.” Kata Dong Ho memperingatinya. Tuan Han benar-benar tak
percaya Tuan Nam bisa sekejam itu padanya.
In Ah menelp Jin Woo mencoba memastikan kalau tak
melupakan makan malam nanti. Jin Wo sedang menyetir mobilnya sudah pasti tak
akan melupakanya dan akan bertemu nanti malam. Dalam ruanganya, In Ah mencoba jaket dari coklat, merah
lalu akhirnya memilih warna putih dengan tas pemberian dari Jin Woo yang memiliki
warna yang sama.
In Ah menuruni tangga dan akan bersiap berpergi,
Pengacara Song bertanya kemana In Ah akan pergi dengan pakaian yang sangat
rapih. In Ah mengaku ada urusan dulu sebentar. Pengacara Song bisa menebak In Ah pasti ada kencan dan
ingin tahu siapa orangnya.
Manager Yoon seperti sudah mengerti lalu menyuruhnya
untuk pergi, Pengacara Song pun meminta agar bisa mengenalkanya, Manager Yoon
menyindir usia Pengacara Song sangat berbeda. Pengacara Song merasa tak ada yang
salah dengan perbedaan usia. In Ah pun memilih pamit pergi, Pengacara Song dan
Manager Yoon saling menatap lalu membuang muka dengan acuh.
Gyu Man menelp Jin Woo mengajak untuk bertemu, karena
memiliki punya hadiah kecil untuknya. Jin Woo terlihat tegang, Gyu Man yakin Jin Woo itu
penasaran dan menyuruhnya untuk datang ke kantornya. Jin Woo akhirnya datang
dengan wajah sinis dan Gyu Man pun menyuruhnya duduk.
“Kenapa kau masuk ke kantorku tanpa izin Dan saat aku tak ada?” ucap Jin Woo
“Aku suka sekali dekorasi ruangan
itu dan Aku tak tahu kau sangat memikirkanku. Siang dan malam selama 4 tahun penuh. Bukan hanya aku, tapi keluargaku, Perusahaanku dan semua kenalanku juga.” Sindir Gyu Man
“Aku mengingat semua tentangmu. Seperti aku mengingat cara
bernapas. Dan Hadiah
apa yang membuatku
penasaran itu?” kata Jin Woo
“Saat
kau masih berumur 6 tahun. seluruh
keluargamu meninggal dalam
kecelakaan mobil, 'kan? Dan
saat itulah takdirmu dan Pengacara
Park di mulai. Apa kau
tahu bahwa... Ayah
Pengacara Park yang menyebabkan
kecelakaan itu?” kata Gyu Man, Jin Woo kaget
dan binggung,
Gyu Man memberikan berkas yang dimilikinya lalu menyuruh
Jin Woo untuk membacanya agar percaya dengan mengejek takdir keduanya memang lucu sekali. Jin Woo melihat berkas Laporan
Kecelakaan Truk Pengantar
Air tahun 1999 ada foto TKP dan Penyebab
kecelakaan, Park
Gyung Soo (ayah Dong Ho)
Jin Woo seperti kembali mengingat kecelakan saat mobilnya
ditabrak truk pembawa air galon dan menewaskan ibu dan juga kakaknya. Ketika
ditempat abu bertemu dengan Dong Ho ketika menjadi ia sudah jadi pengacara “Orang
tua kita meninggal pada
hari yang sama. Takdir
macam apa ini?”
“Hubungan akan rusak pada akhir cerita. Tapi, hubungan kalian malah sejak awal sudah rusak.” Kata Gyu Man, Jin Woo melihat ada penumpang lain
didalam truk yaitu Park Dong Ho]
“Pengacara Park menyapu bersih seluruh keluargamu. Apa yang akan kau lakukan sekarang?”ucap Gyu Man, Jin Woo terlihat benar-benar shock karena
ternyata Ayah Dong Ho yang menyebabkan kecelakan itu.
Dong Ho memberikan berkas Laporan
Kecelakaan Truk Pengantar
Air tahun 1999 dan memberitahu itu semua adalah laporan
ledakan Seogwang
Grup pada tahun 1999 pada Jaksa Tak. Jaksa Tak melihat artikel dengan Tersangka
dihukum 5 tahun penjara dengan wajah binggung
menatap Dong Ho karena memberikan berkas itu padanya.
“Bukannya sudah kubilang, kau pasti akan membantuku, 'kan?” ucap Dong Ho
“Apa ini yang sedang kau selidiki?” tanya Jaksa Tak melihat lembaran berikutanya.
“benar dan Hong Moo Suk yang dulu menangani kasus ini.” kata Dong Ho
“Tapi, kenapa kau ingin menyelidiki kasus 17 tahun lalu?” ucap Jaksa Tak heran
“Ini adalah kasus yang sangat penting bagiku. Dia didakwa dengan kelalaian yang mengakibatkan kematian. Tapi, sebenarnya, itu adalah perintah pembunuhan. Tersangka yang mengetahui rahasia itu menemuiku.” Kata Dong Ho
In Ah melihat penampilannya dicermin da melihat jam dalam
ponselnya sudah pukul 7 lewat 40 menit. Jin Woo berjalan diatas jembatan dengan
tatapan kosong, lalu ingatanya kembali saat ayahnya meninggal dan mundur sampai
ia sedang mencoba masakan buatanya dan menunggu sang ayah dirumah untuk makan
malam bersama.
Dengan wajah binggung akhirnya Jin Woo berlari dari jembatan.
In Ah masih menunggu direstoran, pasangan yang lain sudah selesai makan dan
pergi, sementara ia masih menunggu dengan meminum air putih, hampir jam setengah
sembilan malam tapi Jin Woo juga belum datang.
Akhirnya ia menelp Jin Woo dan Jin Woo terlihat sedang
duduk dirumah lamanya. Ketika ponselnya bergetar, Jin Woo langsung menanyakan
keberadaan ayahnya. In Ah binggung, Jin Woo bertanya tentang ayahnya, Jin Woo
mendengar suara In Ah dan memanggilnya Nunna. In Ah menanyakan keberadaannya,
Jin Woo memberitahu sedang berada didepan rumahnya karena ayahnya belum pulang.
In Ah menaiki taksi untuk pergi ke tempat Jin Woo,
teringat kembali dengan kejadian sebelumnya, waktu Jin Woo mengatakan akan
membuktikan bahwa
ayah tidak bersalah lalu tiba-tiba melupakan tentang korban yaitu Jung Ah, lalu waktu bertemu dijalan, In Ah binggung dengan arah
Jin Woo berjalan karena kantor mereka itu berjalan lurus tapi Jin Woo malah
berbelok ke kiri. Jin Woo juga sempat tak sadarkan diri dalam sidang, In Ah
yakin terjadi sesuatu pada Jin Woo.
Jin Woo masih menunggu ayahnya didepan rumah lamanya, In
Ah datang dengan mata berkaca-kaca karena Jin Woo sudah melupakan kalau ayahnya
sudah meninggal. Jin Woo melihat In Ah yang datang menanyakan kenapa ada
didekat rumahnya.
In Ah menangis bertanya balik mengapa Jin Woo ada disana,
Jin Woo dengan senyuman mengatakan sedang menunggu ayahnya, lalu bertanya-tanya
kemana perginya sang ayah dalam cuaca semakin dingin. In Ah tak bisa lagi
menahan rasa sedihnya dan langsung memeluk Jin Woo sambil menangis kencang. Jin
Woo binggung melihat In Ah yang menangis dan langsung memeluknya.
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Lanjut terus mbak makin seru
BalasHapus