Jin Woo duduk lemas di rumah duka menatap foto ayahnya
yang telah tiada, teringat kembali kenangan bersama sang ayah. Ketika sang ayah
membersihkan sepatunya untuk pergi ke stasiun TV dengan wajah cemong karena
semir sepatu, Jin Woo tertawa bahagia melihat ayahnya.
Tiba-tiba sang ayah harus dibrogol depan matanya dirumah
duka Jung Ah, Jin Woo berteriak memanggil ayahnya dan polisi berusaha menahan
untuk tak mendekat, Sang Ayah pun dibawa polisi dengan tuduhan sebagai pembunuh
dan juga pemerkosa.
Ketika datang berkunjung, Ayahnya tak mengenalinya karena
penyakitnya. Jin Woo berusaha mengingatkan ayahnya, Tuan Seo mulai ingat kalau
didepannya itu adalah anaknya. Tangan mereka pun saling bersentuhan dikaca
dengan air mata terus mengalir. Jin Woo meminta sang ayah tak menangis karena
semua pasti akan baik-baik saja.
Empat tahun kemudian, Jin Woo mendatangi ayahnya
memperlihatkan Pin sebagai pengacaranya dengan bangga. Sang ayah terlihat
sangat bahagia, lalu kenangan bersama ayahnya menyanyi bersama ketika ulang
tahun dan menari-nari dengan bahagia.
Tuan Seo bisa mengingat dan menari-nari di ruang
pertemuan penjara, Jin Woo bisa tersenyum melihat ayahnya yang mengingat
kenangan mereka berdua. Ketika sidang berlangsung, Ayahnya dikabarkan meninggal
dua. Dengan tubuh lemas dan menangis, Jin Woo berteriak kalau ayahnya tak boleh
meninggal dalam keadaan seperti ini.
“Bagaimana kau bisa meninggalkanku
seperti ini?” jerit Jin Woo histeris
Jin Woo berdiri tepat didepan abu ayahnya, dengan foto
bersama ayah dan juga kalung dengan bantul cincin ditaruh diatasnya.
“Ayah.... Kau tidak akan merasakan sakit
lagi. Aku belum
menyerah....Aku akan
membuktikan kau tidak bersalah... Tidak
peduli apa yang diperlukan. Aku
akan melakukannya Tolong... Lihat aku....” Tegas Jin Woo
[SATU
BULAN KEMUDIAN]
Jin Woo bertemu dengan Dr Lee yang mendekam dipenjara, Dr
Lee dengan tertunduk sedih mengucapkan ikut
berduka atas kehilangan ayahnya. Jin Woo tersenyum
sinis dengan mengangukkan kepala, seperti menyindir kalau Dr Lee berpura-pura
ikut berdua atas kehilangan ayahnya.
“Orang yang membuatmu memberi
kesaksian palsu, tidak
akan punya banyak waktu tersisa. Dia
akan segera bergabung denganmu.” Tegas Jin Woo penuh
keyakinan
“Apa maksudmu? Apa kau mencoba untuk membalas
dendam? Jika kau
berpikir tentang itu,
sebaiknya kau menyerah. Dia tidak mungkin akan terluka... Bahkan jika ratusan pengacara seperti kau maju melawan dia.” Tegas Dr Lee
“Apa kau dihukum dua tahun karena
sumpah palsu? Kau
mungkin akan dipenjara... untuk
setidaknya 30 tahun... dengan
hukuman tambahan. Semua
tindakanmu yang melanggar hukum... sedang
diselidiki sekarang.” Jelas Jin Woo
“Apa yang sudah kau lakukan?” ucap Dr Lee mulai panik
“Aku butuh kesaksianmu ... sampai pengadilan ulang
berlangsung. Kau tidak
ada gunanya bagiku sekarang, dan
kau akan dihukum atas tindakanmu.” Tegas Jin
Woo, Dr Lee semakin panik
“Berpikir keraslah tentang... kesalahan yang telah kau lakukan, dengan orang-orang... yang menunjuk jari mereka kepadamu, dan...sementara kau... membusuk di sana.” Ucap Jin Woo sengaja menunjuk kearah Dr Lee lalu
tersenyum puas dan keluar ruangan. Dr Lee berteriak histeris memanggilnya,
tanganya memukul kaca, polisi langsung menariknya agar kembali ke sel penjara
Jin Woo masuk ke dalam ruang rahasianya, memberikan tanda
silang merah dengan spidol pada foto Dr Lee yang bertuliskan (SAKSI 4:LEE JUNG HOON, DOKTER AYAH) lalu berpindah pada foto pria dengan jas dokter dan
berubah tertulis (DOKTER KEPALA DI PENJARA
HONGSEONG, PARK
DONG JIN)
Dr Park melewati lorong dengan tangan terborgol dan
dibawa oleh polisi, Jin Woo melihat Dr Park yang dibawa polisi. Dr Park dengan
wajah dengki tahu kalau Jin Woo yang melaporkanya, lalu berteriak mengumpatnya.
Polisi langsung melumpuhkan Dr Park dengan cara berlutut. Jin Woo menatap sinis
dokter yang membuat ayahnya selama ini menderita dipenjara tanpa diberikan
obat.
Flash Back
Seorang sekertaris datang memberikan surat kalau Ketua
mereka ingin izin khusus. Dr Park
langsung setuju bahka berharap Ketua Itu memiliki waktu
yang baik dengan keluarganya.Dr Park langsung
menyambut si Ketua didepan kantor dengan membungkuk dan terbebas dari penjara.
Ketika bermain golf, Seketaris memberikan uang dengan memasukan pada tas stick
golf. Jin Woo dan Pengacara Song diam-diam
mencari bukti dengan mengambil gambar dari jauh saat Dr Park bertemu dengan
seketaris di lapangan golf
“Dia menyalahgunakan wewenangnya sebagai dokter kepala. Selain itu Dia menyediakan sel
tunggal, penundaan
eksekusi...dan pembebasan bersyarat dengan pertukaran untukuang dalam jumlah
besar. Kejahatan seperti itu tidak
boleh diampuni.” Jelas Jin Woo menyerahkan
berkas pada Hakim Kang
Hakim Kang melihat berkas yang diberikan Jin Woo, dengan
judul
(KETUA GRUP HOSAN TINGGAL TAK WAJAR PELAKSANAAN) lalu bertanya alasan Jin Woo memberikan berkas itu
padanya.
“Hakim Kang Suk Kyu, putra dari seorang pengacara HAM. Seorang hakim yang ambisius dan memiliki rasa keadilan yang kuat. Apa aku perlu alasan lain? Meskipun dia telah meninggal, terima kasih telah memutuskan
untuk menjalani
persidangan ulang ayahku. Aku
tahu itu adalah keputusan yang sulit.” Kata Jin
Woo, Hakim Kang menatapnya dengan wajah serius.
Jin Woo berjalan meninggalkan Dr Park yang terus
berteriak histeris dan berusaha untuk melawan. Dirumah ia mencoret foto Dr Park
yang sudah bisa dimasukan penjara olehnya.
Lalu ia melihat berkas rekaman panggilan yang diberikan
stabillo dan ada lingkaran merah dibagian nama. Bahkan ia memilih peta lokasi
dengan detail, tatapanya mengarah pada polisi yang mengerjainya dengan
berpura-pura berpihak padanya tapi dalam persidangan membuat ayahnya tetap
bersalah karena kesaksian palsunya.
Detektif Gwak baru saja turun dari mobil, bertemu seorang
pria dan langsung menyalaminya lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam restoran.
Matanya melirik kesana kemari seperti takut ada yang melihat pertemuan mereka.
Sementara didalam mobil, Jin Woo melihat si detektif busuk itu sedang melakukan
pertemuan rahasia.
Dong Ho berdiri menegaskan bukti diperoleh
secara illegal jadi Potongan-potongan
bukti itu harus
dibuang, dengan nada tinggi tak setuju Jaksa Hong membawa
bukti tersebut ke pengadilan. Jaksa Hong tak mau kalah, mengatakan pada hakim kalau
pihak pembela sudah menghina pengadilan jadi meminta agar
dihapus dari catatan.
“Anda bilang Menghina? Kaulah yang menghina pengadilan! Para terdakwa tidak mencurangi
tawarannya... pada
tahun 2015. Lebih
jauh mereka tidak melanggar peraturan
konstruksi. Semuanya
adalah fakta.” Tegas Dong Ho pada Hakim
“Pembela! Apa kau mencoba untuk menutupi langit dengan tanganmu?” teriak Jaksa Hong tak terima
Hakim mengetukan palu memperingatkan keduanya untuk mengendalikan
diri, atau keduanya akan
menahan atas penghinaan. Jaksa Hong dan Dong Ho
saling melirik sinis dan merasa keduanya itu benar.
Diparkiran keduanya bertemu dengan tatapan sinis, tapi
setelah itu mereka berjabat tangan dengan senyuman. Jaksa Hong senang karena
mereka bekerja sama dengan baik. Dong Ho mengatakan kalau merek di perahu
yang sama maka mereka harus
mendayung ke arah yang sama.
“Jika kita bekerja sama, sebuah persidangan hanyalah sebuah
permainan. Hidup
jadi lebih mudah sekarang karena
aku bekerja sama dengan kau.” Ucap Hakim Hong
bahagia
“Kau tahu aku dulu punya catatan
sempurna, yang
sudah menurun. Aku akan
membutuhkan bantuanmu, sehingga aku bisa
menaikan angkaku lagi.” Balas Dong Ho
“Aku berharap untuk bekerja
denganmu.” Kata Hakim Hong lalu menepuk pundak
Dong Ho dan pergi.
Gyu Man duduk dengan pakaian rapih di rumahnya, sudah ada
lampu dan juga kamera untuk melakukan wawancara. Seorang wartawan tahu sejak
Gyu Man menjadi presiden Grup Ilho,ia sudah merencanakan untuk
mendistribusikan produk
budaya juga. Lalu bertanya apa rahasianya untuk terus
berhasil hari demi hari.
“Tidak ada rahasia. Tapi kupikir... menurutku, itu seperti memiliki wawasan sehubungan dengan bisnis. Aku bisa merasakan itu. Kukira aku mungkin terdengar
sombong jika aku mengatakan
itu.” Ucap Gyu Man yang terkesan sombong
“Ahh...Tidak sama sekali. Aku dengar kau meninjau keluhan pelanggan
sendiri... dan
memberikan perintah bagaimana menanganinya. Kau pasti sangat teliti.” Ungkap wartawan
“Ketua kami selalu mengatakan... Kami adalah salah satu keluarga. Tidak hanya pengguna akhir yang membeli produk kami, tapi juga anak perusahaan kami semua bagian dari keluarga Ilho. Tanpa mereka, Ilho Grup tidak
akan ada.”jelas Gyu Man, Sek Ahn yang mendengarnya
melirik seperti sada kalau Gyu Man itu terlihat manis didepan kamera tapi
berhati iblis.
Gyu Man dan Sek Ah mengantarkan wartawan serta kameramen
sampai depan ruangan setelah melakukan wawancara. Gyu Man dengan senyuman manis
mengucapkan terimakasih pada wartawan yang mau berkunjung dan mewawancarainya.
“Apa yang terjadi dengan
persidangan Tuan Park
dan Tuan Hong?” tanya Gyu Man kembali dengan wajah dinginya.
“Setiap kasus yang ditangani
perusahaan kita sekarang
sudah dibereskan. Mereka
bekerja sama sangat baik dan juga sebagai tim
impian.” Ungkap Sek Ahn tertawa bahagia.
“Sepertinya
suasana hatimu sangat baik hari ini.... Beritahu Suk Kyu aku ingin minum bersama dalam waktu dekat ini.” perintah Gyu Man, Sek Ahn mengerti dengan bahasa
inggris “oke Buddy”, Gyu Man mengejek Bahasa inggris temanya itu telah membaik. Sek Ahn hanya bisa tersenyum sambil mengucapkan
terimakasih.
Dong Ho turun dari mobil didepan Lobby, melihat ada demo
pegawai dengan mulut tertutup masker dan diberi tanda silang hitam. Seseorang
membawa papan bertuliskan (KAMI MEMPERCAYAI GRUP ILHO, TAPI SEKARANG KAMI MENANGIS DALAM SESAL.) seorang Pria tua mengangkat papan bertuliskan (UNGKAPKAN KEBENARAN) Dong Ho
memilih untuk masuk tanpa menghiraukan mereka.
Gyu Man masuk keruangan melihat Dong Ho sudah ada didalam
padahal tak memanggilnya. Dong Ho berdiri menyambutnya. Gyu Man bertanya apakah
Sek Ahn memanggil Dong Ho untuk datang. Dong Ho tersenyum mengatakan sengaja datang
untuk melaporkan tentang persidangan.
“Kami menyelamatkan uang yang seharusnya dibayar untuk penalti.” Jelas Dong Ho bangga, Gyu Man tak memberikan ekspresi
datar lalu menyuruh Dong Ho segera duduk.
“Aku mendengar kalau kau sudah
melakukan pekerjaan
yang bagus. Persidangan
itu membuatku sakit kepala. Tapi apa kau masih menemui... Seo Jin Woo?” tanya Gyu Man penasaran
“Aiggooo... Sejak
kau bergabung dengan grup secara keseluruhan, tim hukum perusahaan menjadi sangat sibuk. Dalam sebulan, aku secara pribadi
mengalahkan lebih
dari 20 jaksa... dan
pengacara di pengadilan. Selama
aku masih disini, kau
bisa fokus pada hal-hal besar.” Jelas Dong Ho kalau
sangat sibuk jadi tak munkin bertemu dengan Jin Woo. Gyu Man mengangguk
mengerti lalu menyuruh Dong Ho untuk pergi saja. Dong Ho pun membungkuk
memberikan hormat lalu meninggalkan ruangan.
Sek Ahn melihat Dong Ho itu telah
berubah. Gyu Man berpikir Dong Ho sedang melakukan
bagiannya, tapi ia ingat Dong Ho pernah
mengkhianati sekali jadi selalu
bisa melakukannya lagi dan memerintahkan untuk
mengawasinya. Sek Ah berkomentar kalau itu untuk kembaikan atasanya, Gyu Man
melirik sinis lalu menyuruh Sek Ahn untuk mendekat.
Sek Ahn membungkukan badanya agar lebih mendekat. Gyu Man
meminta agar Sek Ahn mengulangi perkataannya lagi. Sek Ahn mengatakan kalau itu
dilakukan untuk kebaikan Gyu Man jadi harus membiarkannya saja.
“Aku bahkan tidak percaya... pada diriku sendiri. Kau tidak akan pernah bisa
mempercayai orang lain. Mengerti?” tegas Gyu Man, Sek Ahn hanya bisa mengangguk mengerti.
Ayah In Ah memberikan termometer untuk adonan roti
pizzanya sementara istrinya sedang menyusun isi dari pizza agar tersusun rapi.
Tuan Lee bertanya Berapa lama istrinya menolak untuk berbicara dengan In Ah. Nyonya Kim mengatakan In Ha berhenti
menjadi jaksa dan
pindah dengan keinginan sendiri jadi tak ada alasan harus
berbicara dengannya.
“Aku yakin dia berpikir panjang dan keras tentang hal
itu. Biarkan
saja dia.” Pinta tuan Lee
“Aku melakukan ini demi dia. Orang tua macam apa yang ingin keburukan pada anak mereka
sendiri?” tegas Nyonya Kim dengan mata melotot, Tuan Lee akhirnya
berjalan mendekati istrinya.
“Sayang.... Dia sudah meninggalkan rumah
selama sebulan. Apa
kau bahkan tidak khawatir?” tanya Tuan Lee, Nyonya
Kim mengaku merasa senang In Ah pergi karena hanya mengacau
saja lalu mengeluh sudah membersihkan meja tapi tak ada
bedanya.
Gyu Man sampai didepan lobby melihat Demo dengan tulisan (PERSIDANGAN ILEGAL BISA MERUSAK PERUSAHAANMU.) Pria tua membawakan tulisan (POLISI HARUS MENYELIDIKI ILHO GRUP.) dengan wajah sombong, Gyu Man mengejek orang demo itu Orang
bodoh yang menyedihkan.
Mobil sedan warna hitam datang, beberapa petinggi
langsung menyambutnya. Gyu Man pun berdiri menyambut ayahnya turun dari mobil.
Tuan Nam hanya melirik lalu akan berjalan masuk, Pria tua melihat Tuan Nam
langsung menurunkan papan dan berlari menghampiri Tuan Nam lalu menjatuhkan
semua bohlam, sang anak berteriak memanggil ayahnya. Petugas langsung menahan
pria itu agar tak menyerang, Sek Ahn meminta agar Pria itu dilepaskan saja.
“Apa kau mengatakan kalau ledakan
itu ... karena
lampu kami? Karena
gugatanmu, perusahaanku
harus tutup.” Teriak Pria itu tak terima
“Kita akan melihat salah siapa itu
di pengadilan.” Tegas Gyu Man membela diri
“Tuan Nam... Itu
bukan kesalahan kami. Aku
membuat lampu-lampu ini... dengan
hati-hati.” Ucap Si pria menahan tangisnya lalu
berlutut didepan Tuan Nam untuk memohon
Tuan Nam melirik sinis dan terlihat bengis, Pria tua itu
memohon untuk membatalkan gugatannya. Gyu Man memerintahkan petugas untuk menyingkirkan pria
tua itu segera. Petugas langsung menarik pria tua dan anaknya menjauh, Gyu Man
mengajak sang ayah untuk masuk ke gedung. Tuan Nam dengan sengaja menendang
kotak dan menginjak bola lampu yang berserakan dilantai.
“Bagaimana bisa sampai sejauh ini?” teriak Tuan Nam memarahi anaknya.
“Anda tidak perlu khawatir. Ini akan diselesaikan di
pengadilan. Mereka
hanya bereaksi berlebihan.” Jelas Gyu Man
“Kau tidak seharusnya melakukan
bisnis dengan
kontraktor yang tidak patuh aturan.” Ucap Tuan
Nam
“Aku tahu. Ada banyak kontraktor lain yang mengantri. Jangan khawatir.” Kata Gyu Man
“Kau tidak hanya presiden sebuah
perusahaan... tapi
wajah dari grup Ilho.” Tegas Tuan Nam, Gyu Man
mengerti lalu berjalan bersama ke dalam kantor.
(KANTOR HUKUM BYEONDURI)
Jin Woo berjalan ingin masuk kantor melihat ibu In Ah
hanya berdiri didepan pintu, perlahan menghampiri dan mengajaknya masuk karena
In Ah akan segera datang. Nyonya Kim meminta agar Jangan memberitahu pada In Ah kalau ia datang ke kantor lalu memberikan kotak makan
yang dibawakanya. Jin Woo pun menerimanya untuk diberikan pada In Ah.
“Maafkan aku....Aku akan memintanya untuk segera
pulang.” Kata Jin Woo tak enak hati, Nyonya Kim hanya menatapnya
dengan helaan nafas lalu pergi meninggalkanya.
Jin Woo membuatkan ramen dan juga kimchi untuk In Ah,
wajah In Ah bahagia sambil memuji ramen buatan Jin Woo sangat enak lalu
mencicipi kimchi yang rasanya sama seperti buatan ibunya. Jin Woo menatap dalam
In Ah yang makan dengan lahap.
In Ah terdiam menduga kalau ibunya memang tadi datang,
Jin Woo memberitahu Nyonya Kim sangat khawatir denganya jadi menyarankan agar
kembali kerumah. In Ah berjanji akan pulang tapi ingin membuat ibunya bangga
dengan berdiri di hadapannya sebagai seorang pengacara, karena sekarang dirinya hanya seorang
pemula sekarang. Jin Woo hanya bisa tersenyum
mendengarnya.
Di malam hari, Sang anak tetap melakukan demo didepan
lobby, dengan papan besar tergantung didadanya. (TOLONG SELAMATKAN "Smile Light
Bulbs" DARI...GUGATAN HUKUM PALSU DAN PENUNTUTAN TANGGUNG JAWAB YANG TIDAK ADIL.) Beberapa pegawai yang baru pulang melihat anak laki-laki
yang berdiri melakukan demo sendirian.
Dong Ho keluar melihat anak itu masih saja di depan lobby
melakukan demo, Sang Ho memberitahu kalau orang itu adalah anak
dari pemilik
Smile Light Bulbs. Dong Ho pun menghampiri si
anak, Sang Ho mengikutinya dengan wajah ketakutan
“Ayahmu pasti sangat marah karena perusahaannya harus tutup.”
Ucap Dong Ho lalu mengeluarkan kartu nama memberitahu kalau orang itu bisa
menyelesaikan masalahnya
“Dia satu-satunya pengacara...yang
akan mengambil kasusmu. Dan jangan lupa Jaga
ayahmu.” Kata Dong Ho pergi meninggalkan sang anak. Sang Ho
tersenyum bahagia berkomentar atasanya itu sangat keren. Sang anak melihat
kartu nama bertuliskan (KANTOR HUKUM BYEONDURI. KAMI AKAN MEMENANGKAN KEBENARAN UNTUKMU.)
Jaksa Tak datang keruangan Jaksa Hong yang memanggilnya.
Jaksa Hong membahas tentang kasus penyerangan kantor
perdagangan Jin Young yang dipegang oleh Jaksa Tak
dan sudah Memiliki surat dakwaan ditangguhkan.
“Aku sudah punya bukti dan saksi
mata, serta Ada alasan yang jelas untuk
dakwaan.” Jelas Jaksa Tak
“Ada
yang lebih jelas adalah bahwa kau
bawahanku.” Kata Jaksa Hong
“Apa kau bertindak sebagai
perisai...untuk Ilho Grup lagi?” tanya Jaksa Tak
menyindir
“Jangan menganggapnya serius dan Jangan membuat dirimu berakhir
seperti In Ah.” Ucap Jaksa Hong memperingati lalu
menyuruhnya pergi. Jaksa Tak hanya bisa diam karena atasanya mengancamnya.
Dong Ho bertemu dengan Detektif Bae di restoran babi
panggang, menanyakan apa yang terjadi. Detektif Bae mengatakan Ada
sesuatu yang perlu diberitahu padanya sambil menuangkan soju. Dong Ho penasaran menanyakan
apa yang diberitahukanya.
“Kau mengatakan ayahmu menyebabkan kecelakaan lalu lintas Yongin, ‘kan?” ucap Detektif Bae, Dong Ho bertanya apa ada masalah
lainnya.
“Sebenarnya, fakta bahwa kau bekerja di Kantor
Hukum Ilho sedikit
menggangguku. Sebelum
kecelakaan itu, Ayahmu
berbicara kepadaku tentang Nam Il Ho. Pria kaya
itu mencoba menutupi
kasus itu dengan terburu-buru.” Ungkap Detektif Bae.
Si anak datang ke kantor Jin Woo, menanyakan apakah ada seorang
pengacara bernama Seo Jin Woo. Manager Yoon yang ada
dikantor memberitahu Jin Woo sedang tak ada dikantor, lalu bertanya apakah anak
itu datang ingin bekonsultasi. Anak itu mengangguk. Manager Yoon memberitahu
Jin Woo adalah pengacara yang sibuk, Si anak tetap ingin bertemu dengan Jin
Woo. Manager Yoon terlihat binggung dan hanya bisa menghela nafas.
Di sebuah lorong restoran
Detektif Gwak berbicara dengan seorang pria kalau ia
sudah sudah menerima bagian terakhir, jadi besok... dan terhenti karena melihat Jin Woo yang
ada didepanya. Jin Woo menatap dengan senyuman sinis, Detekif Gwak
mengungkapkan tidak berharap untuk melihatnya ditempat itu dan berpikir suatu
kebetulan.
“Apa kau mempunyai... praktik pribadi?” sindir Jin Woo, Detektif Gwak langsung meminta rekan
bisnisnya untuk masuk ke ruangan lebih dulu.
“Kau akan melalui begitu banyak masalah sebagai
pemula. Apa kau ingin aku untuk membawakanmu
beberapa kasus?” ucap Detektif Gwak seperti
ingin memberikan tawaran
“Aku hanya ingin memberikan
peringatan. Ah bukan seperti itu, Haruskah
aku menyebutnya... seperti saran? Kau harus tahu kalau kau juga bisa dikhianati.” Ucap Jin Woo, Detektif Gwak mendecakan bibirnya seperti
meremehkan Jin Woo.
“Apa kau masih tidak mengerti setelah dua persidangan? Apa kau pikir bias melawan Nam Gyu Man? Tidak ada yang bisa... kau lakukan.” Ucap Detektif Gwak yakin dengan menepuk pundak Jin Woo
dan berjalan pergi.
Jin Woo membalikan badanya mengatakan kalau akan ada
kabar baik dengan senyuman bahagia. Detektif Gwak hanya bisa melirik sinis
melihat Jin Woo yang pergi.
Diruangan, Detektif Gwak menemui rekan bisnisnya dengan
meminta maaf harus agak lama. Si pria bertanya siapa pria yang tadi bertemu
denganya, berpikir kalau Jin Woo itu pengacara. Detektif Gwak meremehkan Jin
Woo, menurutnya bukan pengacara karena tidak
tahu apa yang dilakukan jadi tak perlu khawatir. Dibelakanya ada sebuah patung
kunci dengan mata berisi sebuah kamera.
In Ah sedang melihat berkas, Jaksa Tak masuk berkomentar kantor
yang bagus untuk juniornya berkerja. In Ah menyambut Seniornya yang
datang, Jaksa Tak berkomentar In Ah adalah
wanita yang gigih.
“Setelah kau pergi, Aku melihat ke kasus yang terkait dengan Hong Moo Suk. Apa kau tidak ingin menyelidiki ulang kasus pembunuhan mahasiswi
Seochon?” kata Jaksa Tak, In Ha membenarkan.
“Di berkas sini, dia
mengatakan bahwa Hong Moo Suk
juga bertugas untuk kasus
bunuh diri ayah Oh Jung Ah.” Ucap Jaksa Tak
memberikan berkas pada In Ah
In Ah melihat berkas bertuliskan (KASUS BUNUH DIRI OH SUNG
TAEK) lalu melihat dilebaran otopsi setelah
itu memberikan senyuman karena sudah diberikan berkas dari kejaksaan.
Setelah itu ia pergi ke kantor bertemu dengan polisi yang
sudah menerima telp dari Jaksa Tak, jadi
meminta untuk melihat Laporan investigasi dan bahan bukti yang terkait dengan
kasus yang dibawanya. Polisi melihat kalau kasus itu disimpulkan sebagai bunuh diri karena Ada surat wasiat. In Ah meminta untuk melihatnya.
Detektif Gwak memberikan presentasi didepan petinggi
kepolisian.
“Aku menyelidiki jika ada hubungan korupsi dalam bentuk apapun dengan broker di Seoul. Terungkap bahwa terdakwa Ham Ji Seok tidak memiliki Alasan apapun untuk dicurigai.” Jelas Detektif Gwak dengan foto Pria yang bertemu
direstoran.
Jin Woo tiba-tiba masuk ke dalam dengan Usb ditanganya,
mengatakan memiliki laporan dalam
USBnya jadi yakin Kepala Polisi ingin melihatnya. Beberapa Polisi lainnya
menahan Jin Woo untuk tak mengacaukan rapat, Detektif Gwak berteriak menyuruh
agar membawa Jin Woo keluar. Kepala Polisi menahan agar tak membawa Jin Woo
keluar lalu menanyakan “Siapa kau?”. Jin Woo tersenyum bisa lepas dari pegangan polisi yang
menghadangnya.
“Aku Seo Jin Woo, seorang
pengacara.” Kata Jin Woo penuh percaya diri, Kepala
Polisi pun meminta agar memperlihatkan laporan yang dimilikinya dan akan
melihat apa itu berguna. Jin Woo tersenyum melihat
Detektif Gwak, sementara Detektif Gwak terlihat tegang.
Flash Back
Jin Woo memasang kamera dalam patung kucing dan sengaja
menaruhnya didalam restoran tempat Detektif Gwak akan bertemu.
Dengan Usb yang dibawanya terlihat Detektif Gwak menerima
Amplop dari Tuan Ham, lalu mencium lembaran uang 50ribu yang masih baru.
Beberapa polisi terkejut ternyata Detektif Gwak bersekongkol. Jin Woo tersenyum
melihat polisi semua terlihat gelisah melihat anak buahnya bisa menerima suap
“Aku akan memberikan sisanya
setelah penyelidikan
selesai.” Ucap Tuan Ham
“Ayo, kita pernah melakukan hal
ini sebelumnya. Tapi
kita masih perlu untuk mendapatkan jumlah
yang tepat, kan?” kata Detektif Gwak
“Detektif Gwak.... Aku selalu memberikan jumlah yang
tepat. Apa kau
mendapatkan sponsor baru?” tanya Tuan Nam,
Detektif
Gwak yang melihat rekamannya terlihat panik, Jin Woo tersenyum sumringah bisa
membuat Detektif Gwak tak bisa berkata-kata.
Detektif Gwak menceritakan Nam Gyu Man dari Grup Ilho kalau ia adalah orang baru untuknya. Tuan Ham tahu Nam
Gyu Man adalah orang yang liar. Detektif Gwak berkomentar kalau Gyu Man adalah seorang
pecundang yang kaya dengan
masalah manajemen kemarahan. Keduanya tertawa
mengejek bersama-sama. Tuan Ham pun berjanji akan
memberikan sisanya besok sambil menuangkan
arak dalam gelas.
Kepala polisi langsung memerintahkan bawahanya agar menyelidiki
kebenaran di balik video Dan buat laporannya sekarang juga, lalu mengebrak meja dengan penuh kemarahan. Semua
petinggi polisi keluar dengan memandang rendah Detektif Gwak yang menerima
sogokan. Jin Woo tersenyum karena bisa membuat malu Detektif Gwak pada
institusi kepolisian.
“Dalam Alkitab, ada ayat yang mengatakan ini. "Dosa
sudah mengintip di depan pintumu. Ini
adalah keinginan untuk memilikimu."” Kata Jin
Woo bangga, Detektif Gwak langsung mengumpat Jin Woo brengsek dan tetap berdiri dipodium
“Kau bisa mengambilnya dan tidak perlu bersikap sopan di
sekitarku. Ini
mungkin berita tentang memiliki
banyak tamu yang tidak diundang di kantormu. Aku pikir video ini tidak akan
cukup. Aku memikat mereka dengan
sesuatu, dan
mereka mengambilnya.” Jelas Jin Woo
Detektif Gwak menerima telp dari bawahnya kalau mereka berada
dalam kesulitan karena Tim
investigasi internal di sini. Beberapa petugas sudah
menurunkan semua berkas yang ada didalam rak untuk diselidiki lebih lanjut. Jin
Woo tersenyum karena bisa membuat Detektif Gwak menerima balasan dari
pengkhianatanya.
Didepan ruangan, Detektif Gwak melihat ruangan sudah diobrak-abrik
oleh tim investigasi, dengan wajah panik menelp Gyu Man untuk melaporkan
kejadian dalam kepolisian.
In Ah datang ke rumah penyimpanan abu dengan memberikan
bunga pada Tuan Oh dan juga Jung Ah, terlihat sebuah tulisan tangan yang ada
didalamnya. (HATIKU HANCUR MENGINGAT KAU TIDAK ADA DI SINI
DENGANKU.)
Akhirnya In Ah pergi ke Pusat Otentifikasi Dokumen Korea,
seorang pria keluar ruangan memberitahu Hasil
analisis tulisan tangan sudah keluar. In Ah melihat
laporan dari analisi kalau tulisan tangan tidak cocok, teringat kejadian empat
tahun lalu saat Jaksa Hong berada dalam sidang Tuan Seo.
“Aku ingin menyelesaikan
pernyataanku dengan
kata-kata ayah Oh Jung Ah, seperti
yang ditulis dalam surat wasiatnya. "Aku berharap hukuman berat
diberikan...untuk Seo Jae Hyuk, yang membunuh anakku."” Ucap Jaksa Hong yang membawa tulisan tangan yang diakui
milik Tuan Hong sebelum meninggal bunuh diri.
Gyu Man melihat laptopnya dengan senyuman sinis, Detektif
Gwak menerobos masuk walaupun Sek Ahn sudah melarangnya untuk masuk. Gyu Man
mempersilahkan Detekif Gwak masuk karena sengaja memanggilnya. Sek Ahn pun
melepaskan tangannya dan Detektif Gwak kembali memakai jasnya.
“Tuan Nam... Jika kau bisa mengurus ini, aku akan membalas budi untuk sisa
hidupku.” Ucap Detektif Gwak memohon
“Kenapa harus aku? Aku... pecundang dengan masalah
manajemen kemarahan. Jadi,
aku tidak yakin bagaimana aku bisa membantumu.” Kata
Gyu Man menyindir lalu memperlihatkan video saat Detektif Gwak berkomentar
tentang dirinya.
Detektif Gwak melihat video yang sudah dilihat Gyu Man
dengan komentar meremehkan kalau Gyu Man pecundang
kaya dengan masalah
manajemen kemarahan. Ia langsung berlutut meminta
maaf merasa sudah lepas kendali karena benar-benar mabuk.
“Detektif Gwak.... Tidak semua manusia adalah sama. Beberapa orang sepertimu, hanya punya sedikit pemasukan...jika
mereka berbaring di tanah.” Ucap Gyu Man mendekat lalu
sengaja mendorong kepala Detektif Gwak untuk sujud menyentuh lantai.
“Dan ada orang-orang seperti aku yang hidup tanpa mengetahui...bagaimana
rasanya berbaring di tanah. Sepertinya
kau tidak tahu itu.” Ejek Gyu Man melepaskan
tanganya.
Detektif Gwak melirik dengan tatapan sinis, Gyu Man
melihat tatapan Detektif Gwak sudah mengetahui kalau pasti akan mengancamnya
dengan rahasia yang dimilikinya, tapi menurutnya lebih baik melupakanya dan
berbisik kalau bisa membunuhnya. Detetktif Gwak hanya terdiam dengan tubuh
bergetar, Gyu Man tertawa menepuk pundak Detektif Gwak untuk mengerti lalu
tersenyum dingin.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Keren sinopsisnya mba Diah 😀 pinter masak pinter buat sinop juga hihi ditunggu episode 12 nya
BalasHapus