PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 14 Januari 2016

Sinopsis Cheese In The Trap Episode 4 Part 2

In Ho memakai pakaian rapi, dengan kemeja yang pas dengan badanya. Seorang wanita melihat In Ho itu seperti pria yang gagah dan kuat jadi memutuskan untuk mulai berkerja esok. In Ho yang bahagia langsung memegang tanga si wanita karena tak percaya. Si wanita terlihat malu-malu dipegang oleh In Ho yang tampan.
Seorang pria tambun masuk ke dalam ruangan, menanyakan siapa pria yang sedang bersamanya. Jae Hee memberitahu kalau In Ho sebagai Office Boy baru. In Ho dengan sopan menyapa direktur tempatnya berkerja. Direktur melihat sayang kalau In Ho hanya jadi Office boy saja. 

In Ho keluar dari tempat kerjanya sambil melihat uang dalam amplopnya, menarik nafas panjang karena tak percaya ternyata ia mendapatkan banyak uang hanya karena foto saja, berpikir tempat kerjanya itu punya uang yang banyak.
Sepertinya si Rambut Anjing ada gunanya. Apa benar karena baju?” kata In Ho seperti menganggap saran Hong Sul berguna.
In Ha menelp kakaknya, menanyakan apakah ia punya uang. In Ho kaget mencari-cari adiknya karena bisa tahu kalau ia sedang memegang amplop berisi uang.

Di cafe
In Ha berteriak melihat cara pakaian In Ho yang tak cocok sama sekali dan sangat aneh. In Ho masuk dan langsung duduk didepan adiknya, In Ha masih berkomentar kakaknya itu mungkin ingin kencan buta dengan pakaian itu. In Ho tak mau basa basi lagi, menanyakan keinginan adiknya. In Ha langsung meminta uang pada sang kakak.
Memangnya aku hutang padamu?” keluh In Ho
Kau pikir aku sudi minta uang padamu? Yoo Jung mempengaruhi ayahnya dan memblokir kartuku. Sudah kuduga ada yang aneh saat dia menyuruhku bekerja, karena Sudah jelas aku bakal menolak. Dia bersikap begini karena  aku tak mendengarkannya? Sekarang Aku tak punya uang sama sekali. Bagaimana kalau aku kelaparan lalu mati karena tak punya kartu?” jerit In Ha berlebihan, In Ho hanya mengaruk-garuk kepalanya.
Memangnya kau tak punya simpanan?” teriak In Ho
Uang untuk pulang saja tak ada, aku minta uangmu.” Kata In Ha sambil menadahkan tanganya.
In Ho mengeluarkan amplop dan mengeluarkan beberapa lembar diatas meja, setelah memberikan amplop pada adiknya, kalau ini yang terakhir. Ia meminta adiknya untuk segera sadar, karena keluarga Yoo tak mungkin menanggunya terus, ditambah lagi dengan kartu kredit yang di blokir sebagai tanda Yoo Jung itu ingin menyingkirkan mereka. In Ha menegaskan bukan mereka tapi hanya kakaknya saja.
Singkirkan saja harga dirimu itu. Semua pasti lancar kalau kau mau membungkuk sedikit.” Sindir In Ha, sang kakak memperingatkan adiknya untuk tak bicara seperti itu.
Kalau kau tak suka, silahkan menghilang lagi. Kau pikir orang yang pernah membuangmu dan tak bisa membuangmu lagi?” eje In Ha lalu keluar dengan sengaja mengambil beberapa lembar lagi uang yang ada diatas meja. In Ho berteriak melihat beberapa uang jatuh dan sebagai lagi diambil adiknya, In Ha buru-buru kabur saat kakaknya mengambil uang yang berjatuhan dilantai. 

Di dalam mobil
Yoo Jung membahas tentang Yoon Seob yang membuat Hong Sul kesulitan saat berkerja paruh waktu. Hong Sul pikir memang sifat seniornya seperti itu dan semua orang pasti sudah tahu.
Kalau ada waktu aku mau kursus bahasa inggris. Tapi pekerjaanku terlalu banyak.” Cerita Hong Sul, Yoo Jung terlihat binggung.
“Aku melakukan konsultasi karir dan ternyata ku kurang di bagian speaking” jelas Hong Sul
Oh, mau kukenalkan seseorang yang punya kursus pribadi? Kau akan dapat diskon, kalau kau temanku.” Kata Yoo Jung menawarkan
Hong Sul menolak, Yoo Jung pikir Akan sangat sulit belajar saat kuliah sudah masuk jadi lebih baik dilakukan ketika sedang libur. Hong Sul pikir benar juga, tapi menurutnya saat ini, belum selesai Hong Sul bicara. Yoo Jung bertanya apakah tempat ada disekitar situ. Hong Sul membenarkan, tempatnya tepat didepan mereka. 

Yoo Jung memberhentikan mobilnya, Hong Sul baru saja melepaskan sabuk pengamannya dan Yoo Jung sudah turun dari mobil. Hong Sul menatapnya, merasa tak mungkin dengan yang ada dipikiranya kalau Yoo Jung akan membukakan pintu untuknya. Tapi Yoo Jung layaknya seorang pria, membukakan pintu untuk pacarnya. Hong Sul turun dengan wajah gugup lalu mengucapkan terimakasih, Yoo Jung mengangguk lalu meminta Hong Sul masuk karena akan melihatnya.
Hong Sul masuk ke dalam kamarnya dan merasa sangat lelah sambil memijat kakinya karena mengunakan high heels. Lalu melihat kamarnya yang berantakan dan merasa sangat lapar. Ia memeriksa rice cooker tak ada nasi sisa, corn flakes pun habis. 

Yoo Jung pulang kerumah dengan senyuman, ponselnya berdering melihat siapa yang menelp memilih untuk tak mengangkatnya. In Ho terlihat kesal karena Yoo Jung itu tak mengangkat telp dan kembali menelp terus dan akan melihat siapa yang akan bertahan. Yoo Jung hanya meliriknya ketika ponselnya kembali berdering, akhirnya memilih untuk mengangkatnya.
Hei, dimana kau? Kemarilah.” Teriak In Ho setelah telpnya diangkat, Yoo Jung dengan sinis menayakan alasanya.
Kau blokir kartu kredit In Ha ‘kan? Paling tidak tunggulah sampai dia dapat pekerjaan.” Tegas In Ho membela adiknya.
Aku sudah memperingatkanmu, kan? Jangan ganggu orang di sekitarku.” Balas Yoo Jung lalu menutup telpnya. In Ho hanya bisa menjerit kesal ditutup telpnya begitu saja. 

Hong Sul masuk minimarket mengambil mie instant dan dua kimbap lalu pergi ke kasir. In Ho melihatnya Hong Sul dan mengingat ucapan Yoo Jung kalau menganggu orang disekitarnya itu maksudnya Hong Sul. Seperti tak mengenal In Ho, Hong Sul menyeduh mie instant lalu menunggu dan berdiri disamping In Ho.
Wanita macam apa yang makan sebanyak itu jam segini?” ejek In Ho, tapi Hong Sul seperti tak memperdulikanya memilih makan Kimbap sambil menunggu mienya matang.
Belilah kimchi. Aku ingin beli, tapi tidak punya 500 won. Mie tanpa kimchi seperti..roti tanpa kacang merah, dan kubis tanpa daging, ayam tanpa acar lobak. Apa lagi ya?” ucap In Ho, Hong Sul tak banyak bicara memberikan 500 won untuk beli kimchi
In Ho datang membawakan kimchi dalam kemasan, Hong Sul mulai makan sambil mengambil kimchi, In Ho mengomel karena kimchi itu miliknya. Hong Sul membalas kalau uangnya itu darinya. In Ho tak mau kalah, kalau Hong Sul membelikan untuknya jadi kimchi itu miliknya. Hong Sul menyarahkan dibagi saja, In Ho setuju untuk membagi dua.
Hong Sul mengambilnya dan menaruh ditutup kimchi, In Ho melihat kimchi yang diambil Hong Sul terlalu banyak dan mengembalikan pada tempatnya. Keduanya makan mie instant bersama, Hong Sul melihat In Ho dengan kemeja putih berkomentar pakain itu kelihatan lebih baik. In Ho juga membalas Hong Sul terlihat lebih baik juga dengan rambut di kuncir.
Setelah itu Hong Sul bertanya apakah In Ho sudah mendapatkan pekerjaan, In Ho mengangguk dan mengakui itu semua berkat Hong Sul, lalu keduanya kembali makan mie dengan lahap. Hong Sul melihat In Ho yang bisa pakai 2 tangan dan sangat menganguminya.
In Ho sadar makan dengan tangan kanan, menceritakan dulu kidal lalu kecelakaan dan memberitahu semua karena Yoo Jung. Hong Sul terdiam seperti tak percaya Yoo Jung itu melakukannya, In Ho berkomentar Hong Sul  tidak akan tahu Yong Sul kalau hanya dari luar jadi berpesan agar berhati-hatilah, karena nanti Hong Sul bisa menangis dengan alasan dikhianati dan dirinya tak akan menolong. Hong Sul hanya diam, seperti masih tak percaya. 

Yoo Jung menerima telp dari ayahnya dan mengetahui In Ha pasti sudah menelp ayahnya. Tuan Yoo membenarkan dan meminta agar anaknya  terlalu memaksanya, karena sudah mengetahui sifat In Ha yang keras kepala jadi Jika terlalu menekannya, maka In Ha tidak akan mau berubah. Yoo Jung mengerti, sambil membuka buku colouring artnya meminta sang ayah tak perlu khawatir dan akan segera mengurusnya. 

Hong Sul dan In Ho berjalan pulang bersama setelah makan. In Ho berkomentar kimchi tadi tak cukup jadi tetap meminta Hong Sul untuk mentraktirnya, Hong Sul menyindir kalau hidup itu sudah susah dan In Ho dengan gampang meminta traktir padanya.
Hei, kau bekerja di tempat yang ada AC nya. Dimana Beratnya?” kata In Ho
Masih mending kalau tubuhmu yang lelah, tapi kalau kau walaupun sudah kerja keras tetap diomeli dan tidak berbuat salah tetap dimarahi, atau kau sudah membuat kopi tetap disalahkan.” Cerita Hong Sul kesal

Lalu, kau hanya diam saja?.... Yah, sepertinya hidupmu bakalan melelahkan. Kau Selalu bilang,"Tidak apa-apa", "Aku mengerti." "Aku akan bekerja keras." Kalau hidupmu seperti itu, kau akan selalu menderita. Di dunia ini... Yang kutahu hidup bodoh begitu tidak bagus.” Jelas In Ho yakin dan kembali meminta Hong Sul mentratirnya sebagai ucapan terimakasih.
Hong Sul hanya diam, In Ho meminta untuk tratiran nanti makan Daging Hanwoo. Hong Sul menghela nafas, mengeluh In Ho yang Selalu minta daging, dengan nada tinggi memberitahu stres terberatnya itu In Ho seperti parasit dan berpikir dirinya itu punya banyak hutang pada In Ho dan sikapnya sudah keterlaluan.
In Ho memuji sikap Hong Sul yang seharusnya marah seperti itu, sambil mengelus kepalanya, setelah itu pamit pergi. Hong Sul binggung melihat In Ho pergi dan menduga pria itu seperti penipu. 


Hong Sul membaringkan tubuhnya dengan lega karena sudah kenyang, lalu berbicara sendiri melihat Yoo Jung itu bukan orang yang jahat dan bertanya-tanya apa hubungan antara In Ho dengan Yoo Jung. Pesan masuk ke dalam ponselnya, lalu berpikir Yoo Jung itu bisa mendengar ucapanya jadi langsung mengirimkan pesan.
Aku sudah bicara pada tempat kursusnya. Tulis Yoo Jung dengan memberikan peta tempat kursus
Hong Sul tak percaya Yoo Jung sangat cepat, lalu kembali merasa tak enak hati kalau terus menerus seperti itu.
Terima kasih. Dan juga...Hari ini menyenangkan. Aku merasa tidak enak, sudah di traktir. Lain kali, akan kutraktir. Balas Hong Sul.
Yoo Jung tersenyum membacanya membalas Baiklah, tidur nyenyak. Dan Hong Sul menuliskan Kau juga, selamat malam.Setelah itu masih binggung apakah memang ini yang harus dilakukanya karena keadaan sangat canggung. 


Hong Sul pergi ke tempat kursus tak percaya kalau biayanya gratis, dan meyakinkan apakah bukan diskon saja tapi gratis. Pegawai membenarkan kalau semua itu perintah dari atasanya. Hong Sul pun memilih untuk keluar, pegawai menanyakan apakah Hong Sul ingin mendaftar atau tidak, Hong Sul mengatakan ingin memikirkanya dulu.
Ketika akan keluar dikagetkan dengan poster tempat les yang memakain model gambar In Ho, menurutnya sangat mirip tapi yang digambar bukan orang yang dikenalnya. 

Hong Sul berjalan ke lift, matanya melonggo melihat In Ho sedang mengepel lantai dan menyapanya, dengan bertanya kenapa ada ditempat itu. Hong Sul berjalan mundur dengan wajah binggung. In Ho pikir Hong Sul sedang kursus. Hong Sul bertanya kenapa In Ho ada digedung itu. In Ho menceritakan kemarin baru mendapatkan pekerjaan dan tempat itu adalah kantornya, sebagai  model iklan dan asisten guru Dan pekerjaan lainnya.
Tapi kenapa kita selalu bertemu? Mulai sekarang, kita harus makan, ngemil, dan minum bersama. Beruntunglah aku kerja disini.” Ucap In Ho, Hong Sul tak banyak berkomentar.
Selamat untuk pekerjaanmu, kembalilah bekerja.” Kata Hong Sul buru-buru masuk lift, In Ho pun mengataka mereka akan sering bertemu sekarang. 

Hong Sul menuruni jalan untuk kerumahnya, sambil berbicara sendiri karena In Ho harus berkerja di tempat kursusnya, menduga kalau itu semua disengaja. Jong Yong baru keluar dengan seorang pria, sepertinya ia selalu memanggil orang dengan panggilan “sayang”
Sayang, sudah pulang? Ini cucunya pemilik rumah, sapalah.” Ucap Jong Yong memperkenalkan pada Hong Sul, keduanya pun saling menyapa.
Oh iya, jendelamu tidak bermasalah? Jendelaku sangat bergetar, jadi aku minta untuk dibetulkan dan Dia langsung memperbaikinya!” cerita Jong Yong
Benarkah? Anda pasti sangat hebat.” Komentar Hong Sul, Jong Yong pun mengusulkan agar cucu nenek memeriksanya juga.
Hong Sul mengaku jendela Sedikit bergetar. Cucu nenek memutuskan akan melihatnya karena mendengar ada banyak maling disekitar sini Jadi lebih baik diperbaiki sebelum terlambat, selain itu Hong Sul juga seorang perempuan. Hong Sul pun mengucapkan terimakasih lalu masuk lebih dulu. 

Hong Sul menunjuk jendela kamarnya, cucu nenek langsung menginjak kasur yang ada dibawa jendela. Hong Sul nampak binggung ingin melarangnya, lalu minta untuk turun sebentar karena akan menaikan kasurnya dulu. Cucu Nenek melihat tralis yang dipasang Hong Sul bisa lepas kapan saja, tapi menjelaskan tak begitu ahli jadi tidak yakin bisa membetulkannya.
Ketika membantu mendirikan kasurnya, di bagian balkon terlihat pakaian dalam yang dijemur. Hong Sul buru-buru menutup gordennya, Cucu nenek yang terlihat malu berusaha untuk memperbaiki walaupun alat-alatnya tak lengkap. Hong Sul menceritakan akan pindah, lalu bertanya apakah itu tak masalah jika belum selesai kontrak sewanya. Cucu nenek terlihat gugup, karena tak mengerti jadi lebih baik Hong Sul menanyakan langsung pada neneknya. Hong Sul mengerti.
Ponsel Hong Sul berdering, Yoo Jung menelpnya. Hong Sul menceritakan sudah pergi ke tempat kursusnya dan teryata biayanya gratis. Yoo Jung tak tahu dengan hal itu, menurutnya itu dilakukan karena Hong Sul adalah temanya. Hong Sul merasa aneh karena tak perlu bayar sama sekali.
Yoo Jung pikir harusnya Hong Sul senang, lalu bertanya apakah ia sudah ada dirumah. Hong Sul menceritakan Ada cucunya pemilik rumah yang sedang memeriksa jendela kamarnya. 

Direktur sedang berbicara dengan seorang guru, meminta agar memperbaiki pengucapannya, Guru Cha itu sadar dengan logatnya. Si direktur pun meminta agar saat mengajar tak mengunakan logat bahasanya. Yoo Jung datang mengetuk rak buku, Direktur langsung menyapa Yoo Jung dan meminta Guru Cha agar melanjutka pembicaraannya nanti.
Yoo Jung mengungkapkan hanya ingin mampir, karena sudah merepotkan dan membawakan sekotak makanan. Direktur itu merasa tak repot dan menerima buah tangan yang dibawa Yoo Jung.
Tapi siapa temanmu itu? Sampai kau minta tolong padaku? Apa dia  Pacarmu?” tanya Direktur
Saya belum bilang kepada ayah, jadi tolong rahasiakan.” Pinta Yoo Jung
Jadi aku tahu lebih dulu sebelum presdir? Ahh... ini.... Suatu kehormatan.” Ucap Direktur. Yoo Jung melirik dimeja ada banyak pamplet iklan dengan model In Ho ditempat kursus itu. Direktur bertanya apakah Yoo Jung mengenalnya, Yoo Jung membenarkanya. 

Hong Sul sedang mengetik, Yoon Seob membawa berkas meminta agar menyelesaikan hari ini karena sangat darurat. Hong Sul hanya bergumam seniornya mulai berulah, lalu mengungkapkan kalau ia tak bisa. Yoon Seob pikir hanya diketik saja, jadi pasti bisa selesai hari ini juga. Hong Sul mengingat ucapan In Ho Kalau hidupmu seperti itu, kau akan selalu menderita.
Pak Heo, maafkan aku, tapi ini tidak mungkin selesai hari ini. Tidak akan ada yang bisa menyelesaikannya dalam sehari.” Ucap Hong Sul berusaha untuk menolak
Kau makan apa hari ini? Sudah kubilang, kan? ini darurat. Kerjakan saja.” Tegas Yoon Seob
Itu... bukannya yang harus selesai minggu depan, kan?” komentar si wanita berkepang melihat berkas diatas meja Hong Sul
Iya, memang minggu depan, tapi lebih cepat lebih baik.” Ucap Yoon Seob membela diri, Hong Sul pun berjanji akan  menyelasaikan secepatnya tapi tidak mungkin dalam sehari...

Yoo Jung datang memanggil Hong Sul lalu memberikan kopi pada wanita berkepang, Yoon Seob terlihat tak suka melihat Yoo Jung yang datang. Si wanita berkepang menyuruh Yoo Jung untuk segera mengajak Hong Sul keluar untuk makan. Hong Sul pun pamit pergi untuk keluar, Yoon Seob sinis melihatnya.
Hong Sul langsung berterimakasih tentang kursusnya yang ditawarkanya. Yoo Jung tersenyum menanyakan apakah hanya itu saja yang ingin dikatakan dan tak ada yang lain. Hong Sul bergumam Lebih baik tidak membicarakan Baek In Ho,  karena melihat keduanya tak akur jadi nanti membuat bad mood.
Akhirnya Hong Sul berkata kalau itu saja yang ingin dikatakan, Yoo Jung pun mengerti. Hong Sul menanyakan alasan Yoo Jung datang pagi-pagi ke tempatnya, Yoo Jung mengaku hanya ingin melihatnya sebelum ke kelas dan berpikir Hong Sul tak menyukainya. Hong Sul mengelengkan kepala dengan tersipu malu.
Yoo Jung pun pamit akan menelpnya setelah kuliah selesai, Hong Sul mengangguk. Ketika berjalan Yoo Jung memperlihatkan mata sinisnya karena Hong Sul berbohong dengan tidak mengatakan hal yang lain. 

Si Wanita berkepang memberikan sebuah berkas pada Joo Yun, berkomentar IPKnya sangat bagus jadi seharusnya ikut program transfer tapi malah memilih cuti. Joo Yun beralasan hanya lelah. Si wanita berkepang bertanya berapa lama akan tinggal disana, Joo Yun pikir mungkin setahun. Hong Sul masuk ke dalam ruangan.
Kau dekat dengan Jung, kan? Barusan Jung disini.” Cerita si wanita berkepang
Kenapa Yoo Jung sunbae disini saat liburan?” tanya Joo Yun
Apa lagi? Sul dan Jung, kan...” ucap si wanita berkepang, Hong Sul langsung panik dan berteriak memanggilnya agar tak mengatakan apapun.
Sepertinya aku tidak boleh membicarakannya, maaf.” Ucap wanita berkepang, Joo Yun dengan mata sinisnya mengatakan ingin bicara dengan Hong Sul sekarang. Hong Sul menolak karena ingin berkerja, Joo Yun memaksa kalau hanya sebentar saja. 

Keduanya berbicara didepan gedung, Hong Sul dengan malas menanyakan apa yang ingin dibicarakanya. Joo Yun ingat Hong Sul selalu bilang tidak punya perasaan tapi sekarang malah pacaran. Hong Sul menegaskan dulu memang tak berpacaran dengan Yoo Jung dengan keadaan sekarang mengerti kalau Joo Yun pasti kecewa.
Aku juga tidak dalam posisi untuk marah kepadamu.” Ungkap Joo Yun, Hong Sul terlihat binggung.
Ada yang ingin kukatakan. Sebenarnya... Kau tahu, aku tidak menyukaimu. Aku tidak suka kalah darimu di kelas Tapi sunbae malah selalu membicarakanmu. Dan setelah insiden pelaporan, sunbae sangat dingin padaku. Jadi aku menyuruh pemabuk itu menemuimu.” Cerita Joo Yun dengan menceritakan saat kejadian sebelumnya.
“Apa Kau sadar apa yang kau bicarakan ini?” ucap Hong Sul menahan amarah

Aku tidak berniat melukaimu dan mencari Yoo Jung sunbae karena aku khawatir padamu. Lalu Aku minta tolong padanya. Aku bilang bahwa kau dalam bahaya Tapi dia malah pergi” cerita Joo Yun, Hong Sul menanyakana apa sebenarnya yang ingin dikatakan Joo Yun sebenarnya, Joo Yun ingin menjelaskan tentang Yoo Jung tapi Hong Sul sudah menyelanya.
Apa urusannya sunbae mau menolongku atau tidak? Yang terpenting adalah, apa yang kau lakukan padaku. Apa Kau lihat bekas luka ini? Bagaimana kalau ini ada di wajahku?” ucap Hong Sul
Joo Yun pikir dengan alasan itu  ingin minta maaf, selain itu dirinya juga menderita. Hong Sul tak percaya kalau memang menderita kenapa Joo Yun menahanya sampai sekarang, menurutnya Joo Yun meminta maaf karena tak sengaja bertemu padahal Joo Yun ingin menghajarnya di kelas, karena menginginkan Yoo Jung dan  tidak ingin wanita yang tidak disukainya bisa mendapatkan pria itu lalu sekarang meminta maaf agar merasa lebih baikk, setelah itu mencoba menyalahkan orang lain.
Hong Sul tak percaya Joo Yun bisa hidup dengan cara seperti itu, Joo Yun dengan nada kasar meminta maaf, Hong Sul tahu Joo Yun itu tak tulus meminta maaf, lalu menyuruhnya pergi karena sudah tak ada lagi yang perlu dibicarakanya, sebelum pergi berpesan kalau ia tak ingin meliat Joo Yun lagi. 

Joo Yun melihat Hong Sul kembali ke dalam gedung, berkomentar keduanya itu begitu kejam.
Flash Back
Joo Yun melihat Hong Sul yang dibawa penjaga dengan tangan dibalut perban, dengan menahan suara jeritana menutup mulutnya karena kelakuan membuat Hong Sul terluka.
Yoo Jung tiba-tiba sudah ada disamping Joo Yun, mengaku datang terlambat. Joo Yun kaget melihat Yoo Jung sudah ada disampingnya, bertanya kenapa seniornya sudah ada disana. Yoo Jung mengaku sudah memanggil penjaga, menurutnya Joo Yung itu bisa hentikan, saat ada kesempatan.
Joo Yung mencari alasan sengaja datang karena khawatir dengan Hong Sul, dan tak tahu kejadian akan seperti ini lalu memohon agar melepaskanya sekarang. Yoo Jung mengungkapkan kata-kata Joo Yung menyedihkan lalu melepaskan tangan Joo Yung yang memegang jaketnya.
Tapi aku akan mendengarkanmu... Hanya kali ini saja.” Kata Yoo Jung dan mengelus wajahnya dengan tatapan dingin
Kau... Aku tidak ingin melihatmu lagi.” Kata Yoo Jung dengan tatapan dinginya.
Aku tidak akan mengatakannya. Bahwa sunbae yang menolong Hong Sul. Dan sunbae tidak sebaik yang kau kira. Gumam Joo Yun pergi meninggalkan kampus untuk cuti. 

Hong Sul mengikuti kursus sambil melamun, pikiranya memikirkan tentang semua ucapan orang-orang tentang Yoo Jung.
Kalau yang dikatakan Joo Yeon benar, lalu kenapa sunbae...Kenapa dia mengajakku pacaran? Seperti apa perasaannya?
Selesai kelas, Yoo Jung menelp tapi sengaja tak diangkat oleh Hong Sul. Tiba-tiba In Ho datang membentangkan tanganya memanggil Hong Sul si rambut anjing. Hong Sul memilih untuk pergi, In Ho melihat wajah Hong Sul meyakini pasti terjadi sesuatu. Hong Sul menyangkalnya dan pamit pulang. In Ho langsung menariknya tak memperbolehkan Hong Sul pulang. 

In Ho melipat kertas bekas lalu menceritakan dengan melipat kertas ujiannya membentuk pesawat lalu memberikan pada anak muridnya dan berpura-pura melempar pada Bob. Hong Sul tak percaya mereka boleh memberikan kertas dengan bentuk pesawat pada anak muridnya, In Ho menjelaskan banyak anak muridnya yang SD menyukainya.
Hong Sul melihat Tapi pesawat yang dibuat In Ho tidak terbang, dengan pesawat buatanya akan melemparkan pada satu anak murid yang bernama Jack, pesawat buatan Hong Sul terbang dengan sempurna sampa ke meja bagian depan. In Ho tersenyum melihat Hong Sul sudah tak murung lagi. 

Ketika akan keluar, ternyata hujan turun dengan sangat deras. Hong Sul mengaku tak bawa payung. In Ho mengajak Hong Sul untuk Lari ke toko dan yang kalah harus beli payung. Hong Sul tak ingin ikut, In Ho sudah menutup kepalanya dengan jaket dan mulai menghitung lalu berlari lebih dulu. Hong Sul menjerit akhirnya ikut berlari.
Ditengah hujan deras, keduanya berlari paling dulu karena tak mau membeli payung. Hong Sul menarik baju In Ho agar tak mengalahkanya. In Ho menarik tangan Hong Sul, agar lebih dulu sampai ke minimarket. Hong Sul menarik In Ho sebelum masuk ke dalam minimarket dan akhirnya masuk lebih dulu. 

In Ho memegang payung, Hong Sul pun bahagia karena uangnya selamat. In Ho mengeluh ada wanita yang curang hanya demi uang.  Hong Sul membalas ada pria yang terus saja mengomel dari tadi, padahal sebelumnya In Ho yang mendorongnya.  In Ho pikir lebih baik melupakanya sja karena ia sudah membeli payung untuk mereka berdua.
Kenapa tadi kau murung? Ada masalah, kan?” tanya In Ho penasaran, Hong Sul menyangkalnya
“Kau Bohong.... Aku yakin pasti ada.” Kata In Ho, Hong Sul melihat sudah tak turun hujan lagi. In Ho menadahkan tangan lalu menutup payungnya.
Yang kau katakan tentang tanganmu. Benarkah itu perbuatan Yoo Jung?” ucap Hong Sul tak percaya
Kenapa? Kau lebih mempercayaiku setelah bersama Jung?” ungkap In Ho
Hong Sul menegaskan kalau ia bertanya apakah itu benar perbuatan Yoo Jung, In Ho pikir pasti ada sesuatu yang terjadi. Hong Sul mengelengkan kepala, In Ho kesal Hong Sul terus memendamnya dan mengejek kalau nanti akan cepat tua dengan sikapnya seperti itu. Hong Sul tak ingin membahasnya karena In Ho terlihat orang yang tak serius. 

Hong Sul berjalan lebih dulu ke rumahnya, In Ho berteriak kalau ia tak bercanda nanti Hong Sul akan cepat tua kalau memang memendamnya. Tiba-tiba Hong Sul berjalan perlahan karena melihat Yoo Jung sudah menunggu didepan rumahnya, Yoo Jung hanya menatap karena Hong Sul datang dengan In Ho lalu mendekatinya.
Kau bilang ada perampok, kan? Jadi aku mengecek pintu dan jendelamu.” Ungkap Yoo Jung
Wow, aku kagum. Yang mulia Yoo Jung bisa khawatir?” ejek In Ho
Karena dia adalah  pacarku.” Tegas Yoo Jung, In Ho pun hanya bisa diam mendengarnya.
bersambung ke episode 5  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


4 komentar:

  1. Suka suka suka
    Mba dee emang kereenn cpet bnget bikin sinopsisnya

    BalasHapus
  2. Yoo Jung seperti kayak tulus ke hong sul.. tapi kadang sifatnya yoo jung jg radak meragukan ..

    BalasHapus
  3. Ga sabar nunggu kelanjutannya..ini cerita hapie endingkan? Penasaran..hehehehe

    BalasHapus
  4. Iya bener. Mudah2an bukan ngegantung atau sad ending kyk reply 88.

    BalasHapus