Hye Jin
mendatangi Sung Joon yang duduk sendirian ditepi pantai, menju mercusuar
didepan mereka itu cocok dengan konsep "liburan sendiri". Sung Joon
melihat sekilas lalu berkomentar memang tak buruk lalu kembali mengambar,
terlihat gambar mobil karavan di pinggir pantai
“Apa Anda
membuat gambar proposal sendiri?” tanya Hye Jin duduk disamping melihatnya.
“Iya,
baru saja kepikiran.” ucap Sung Joon, Hye Jin memuji gambarannya itu bagus.
Keduanya membayangkan mobil karavan dengan kursi dan tenda ada ditepi pantai
dan Sung Joon duduk disana.
“Akan
kugunakan warna “monotone” Perasaan kesepian cocok dengan konsep perjalanan
sendiri.” jelas Sung Joon dengan mengubah warna cerahnya.
“Pasti
bagus jika ada lampu dan surat di meja, Meski kau sendirian, kau pasti ingin membagi
perasaanmu saat melihat sesuatu yang bagus. Disaat seperti itu, lebih baik menulis
surat dari pada telpon. Dan orang itu akan memikirkan seseorang yang ingin
diajaknya kemari. Lalu dia membuat api unggun, minum teh hangat, dan pakai
kamera polaroid” jelas Hye Jin, Sung Joon membayangkan dirinya yang foto
sendirin dengan kamera poloraid
“Aku
yakin dia akan menikmati waktunya disini, lalu akan bercerita pada orang yang
ingin diajaknya kemari bahwa ada tempat yang menyenangkan, dan dia ingin kemari
bersama lain kali. Dia akan menulis surat seperti itu. Jika kita bisa
berinteraksi dengan orang lain, misalnya dengan dengan surat. Liburan sendiri
akan menyenangkan bukannya tidak kesepian.” cerita Hye Jin tentang konsep
liburan sendirianya.
Sung Joon
menatap Hye Jin seperti terkesima, Hye Jin menyadari bahwa ia sudah lancang dan
tak mengerti apapun tentang ini. Sung Joon mengelengkan kepalanya, menurutnya
dirinya juga pernah begitu ketika merasa senang karena menerima surat.
Flash Back
Sung Joon
berada di Amerika tetap memdapatkan bulliying dengan menyodorokan semua roti
untuk memakanya.
“Keluargaku pindah saat aku
kecil, jadi saat aku tak punya taman, ada teman yang selalu mengirim surat dari
Korea. “Kabarku baik-baik saja, aku bisa beradaptasi.” Supaya bisa menulis
surat untuk temanku itu, Aku harus ceria dan bertahan, pikirku.” cerita Sung Joon yang selalu
tersenyum saat membuka kotak surat mendapatkan surat balasanya.
Sung Joon
bisa tersenyum mengingat semua kenangan itu, lalu menceritakan temanya itu tak
lagi mengirimkan surat padanya dan membuat dirinya menderita agak lama. Hye Jin
terdiam tak bisa menatap Sung Joon, seperti merasa bersalah, hanya berkomentar
kalau atasanya itu memiliki pengalaman seperti itu.
“Pokoknya,
konsep kita jadi lebih hangat.... Ohh.... Good idea” ucap Sung Joon lalu
menunjuk Hye Jin dan mengajak high five, Hye Jin agar ragu tapi akhirnya dengan
senyuman menyambut tangan Sung Joon untuk high five
Sung Joon
sempat tersenyum, langsung buru-buru melepaskanya dan akan menyelesaikan
gambarnya. Hye Jin mencari-cari tempat yang bagus lainnya lalu berlari ke pingir
pantai.
Sung Joon
mengambil gambar untuk konsep liburan, tak sengaja melihat Hye Jin yang menyapa
seekor anjing sedang berjalan-jalan dengan pemiliknya. Hye Jin melihat Sung
Joon yang tersenyum melihat kearahnya, Sung Joon berpura-pura melihat ke arah
yang lain tapi tetap saja kameranya mengarah pada Hye Jin.
Hye Jin
pun tak peduli mencoba ke tempat lain dan menemukan selembar rumput lain dan
mencobanya, tapi sepertinya rasanya tak enak dan mengembalikanya ke laut. Ia
bermain ombak dan menjerit-jerit sambil berlari ketika ombak mulai mendekat.
Sung Joon tersenyum melihatnya dan kameranya mengarah pada Hye Jin terlihat
sangat bahagia bermain di pantai.
Hye Jin
melapor pada Joo Young bahwa sudah menemukan tempat yang bagus dan akan
mengirimkan foto dari ponselnya. Sung Joon mengajak Hye Jin untuk segera
kembali sekarang. Hye Jin menatap Sung Joon dengan penuh arti.
“Kenapa
melihatku seperti itu? Ada sesuatu diwajahku?” ucap Sung Joon binggung sambil
memegang wajahnya sendiri.
“Ahh... Tidak,
Cuma... ini pertama kalinya.... anda memanggilku Kim Hye Jin. Selama ini anda selalu
memanggilku "pegawai magang".” kata Hye Jin
Sung Joon
merasa tak seperti itu, tapi teringat saat dikantor, telp dan disegala tempat
selalu memanggil Hye Jin dengan panggilan “Pegawai
magang” Akhirnya Sung Joon berdeham
seperti mengakunya, lalu mengingatkan itu lebih baik dibanding dengan panggilan
“Joon Gila”
Hye Jin
mengingat apabila sedang marah selalu mengumpat “Joon Gila” bahkan saat mabuk
memanggil atasanya dengan panggilan itu. Ia berusaha menyangkal tak bermaksud
memanggil seperti itu, Sung Joon tak ingin membahasnya mengajak Hye Jin makan
saja.
Sung Joon
memisahkan kacang polong dari nasi gorengnya, Hye Jin binggung apa sebenarnya
yang dilakukan atasanya bukan memakanya. Sung Joon menceritakan tak suka dengan
kacang polong jadi sengeja memisahkanya. Hye Jin seperti melihat Sung Joon saat
masih kecil didepanya.
“Kenapa
semua orang suka makan kacang polong. Padahal rasanya tidak enak.” keluh Sung
Joon, Hye Jin tertawa mendengarnya.
“Kenapa
ketawa?” tanya Sung Joon dingin,
Hye Jin
beralasan teringat sesuatu Lalu menahan tawanya, matanya melihat rubik diatas
meja, memutar-mutarnya dan berteriak dirinya sangat jenius karena bisa
menyelesaikanya satu sisi yang sama. Sung Joon mengejek kalau itu hanya satu
sisi lalu meminta memberikan rubik itu padanya.
Ia
menarik bajunya dengan bangga hanya 30 detik bisa menyelesaikan rubik itu, Hye
Jin melihat gerakan tangan Sung Joon terkesima karena sangat cepat. Sung Joon menaruh
rubik yang tanpa ada satu pun yang dibuat sama, beralasan bahwa rubik itu
rusak. Hye Jin mengejek kalau rubik itu permainan otak jadi Sung Joon itu
berarti tak pandai.
“Apa
maksudmu? Aku pandai dalam menggunakan otak. Seperti permainan menyusun balok,
ah apa itu namanya?” ucap Sung Joon mengingat-ngingat
“♫ Ddo ddo
tiri ri ti tiri ri ti ri ri.♫
Itu, kan?” kata Hye Ji mengingat irama permainannya. Sung Joon dan Hye Jin
mengingat-ngingat nama permainanya apa.
“Tetris!”
keduanya berteriak bersamaan.
Sung Joon
tertawa karena ia hanya perlu 0,1 detik saja menyusun dan otaknya sangat cepat
jadi tak ada yang menandinginya dan lagu tetris dalam pikirannya bukan seperti
itu. Hye Jin tersenyum mendengar Sung Joon yang banyak bicara. Lalu Sung Joon
menyanyikan lagu ♫ la la la la la la la ♫ sebagai
nada tetris versinya tapi Hye Jin tetap yakin lagunya. “♫ Ddo ddo tiri ri ti tiri ri ti ri ri.♫
Keduanya tak sadar
bahwa dibelakang mereka sedang ada kembang api yang menyala karena sibuk
mengobrol. Lalu keduanya sama-sama menyamakan nama S.E.S.
sebagai girlband tahun 90an yang disuka dan membicaraka tentang drama dan
dua-dua juga menyukai judul drama yang sama.
“Oh?
Selera kita sama. Kalau kita seumuran, seharusnya kau tahu acara yang rambut
tokohnya jabrik.” ucap Sung Joon terlihat sangat asik mengobrol
“Maaf,
permisi, tuan.... Kami mau tutup.” kata Pelayan toko yang menghampiri keduanya.
“Oh,
benarkah? Ternyata Cepat sekali waktu berjalan dan Lama juga kita disini.” kata
Sung Joon tak percaya melihat jam di ponselnya, Hye Jin juga tak percaya mereka
berdua bisa berbicara layaknya teman, lalu Sung Joon mengajaknya pergi
sekarang.
Seorang
pengendara sepeda terlihat tak bisa mengendalikan sepedanya dan Hye Jin sempat
akan tertabrak. Sung Joon dengn sigap menyelamatkannya. Hye Jin terdiam melihat
sikap Sung Joon yang perhatian, Sung Joon berpura-pura terbatuk. Hye Jin
berpikir Sung Joon masih terkena demam. Sung Joon beralasan lehernya kena angin
jadi batuk, lalu keduanya berjalan bersama.
“Kupikir-pikir
aku belum berterima kasih. Aku ucapkan Terima
kasih untuk saat itu.” ucap Sung Joon mengingat saat Hye Jin yang menyelamatkan
ketika traumanya kembali datang dan duduk ditengah jalan.
“Ibuku...Meninggal
saat usiaku 12 tahun. Ketika hujan, saat kami bersama di mobil. Sejak saat itu,
aku tidak berani naik mobil. Aku takut kejadian itu akan terulang kembali.
Namun Setelah berjalannya waktu itu aku tidak ada masalah dengan itu. Entah
kenapa saat itu, aku sampai begitu.” cerita Sung Joon lalu tersadar untuk apa
menceritakan hal ini padanya lalu berpikir ada coklat didalam wine yang mereka
minum.
Keduanya
nampak gugup dan binggung, lalu Sung Joon mengajak Hye Jin pergi ke bagian
depan dan menunjuk ke arah langit. Hye Jin berteriak karena bintang disana
banya terlihat, Sung Joon berharap langit disana bisa dibawa ke Seoul juga.
“Sekarang kau menjadi orang yang
sangat berbeda.Temanku Sung Joon yang gendut dan baik sudah hilang.Tapi... kau
tetaplah kau. Kalau aku tidak sembunyi dan muncul dihadapanmu.Kita akan selalu
tertawa bersama. Aku bisa terus berada di sisimu, kan?”
Hye Jin
bergumam menantap Sung Joon disamping yang sedang tersenyum, teringat pertemuan
pertama mereka ditaman tapi ia malah bersembunyi dan tak berani menampakan
dirinya yang sudah berubah.
“Sung Joon, Aku..Hari ini...Mungkin
hari ini, aku sanggup mengatakannya...Bahwa aku adalah temanmu, Kim Hye
Jin.Kurasa aku bisa mengatakan semuanya.”
Joon Woo
menelp Sung Joon memberitahu tak bisa menyusul kesana hari ini sambil meminta
maaf dan akan bertemu di kantor. Setelah menutup telpnya mengarahkan pandanganya
ke arah rumah mengingat sebelumny Han Sul mencari-cari alasan kalau toiletnya
itu bau pupuk sambil jatuh tersungkur.
Ketika
mengendong Han Sul dan berbicara ditelp, rambutnya di jambak karena Han Sul
ingin kembali pergi ke toilet. Joon Woo tersenyum mengingat kejadian bersama
Han Sul satu hari itu, mengungkapkan rekan kerjanya itu sangat lucu.
Sementara
Han Sul yang berada di dalam kamar, menendang kakinya ke udara lalu mengaduh
karena terkena kakinya yang keseleo. Lalu sambil menahan sedihnya karen semua
rencananya berantakan untuk membuat Joon Woo jatuh hati padanya.
Sung Joon
dan Hye Jin berjalan ditaman dengan suasana terasa canggung. Hye Jin memulai
pembicaraan bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan dan mungkin atasanya itu
akan kaget mendengarnya.
“Ada yang
bilang... Kenangan indah itu...Tidak pernah hilang. Kenangan akan lebih indah jika
sudah tersimpan lama. Sampai sekarang, aku masih mempercayainya. Tapi, hari
ini... Aku mulai berpikir, bahwa itu tidak benar.” ucap Hye Jin
“Kim Hye Jin.
Apa yang ingin....” kata Sung Joon binggung
“Wapimred....
Sebenarnya...” ucap Hye Jin mengakuinya dengan saling menatap
Tiba-tiba
terdengar teriakan Shin Hyuk memanggil adiknya untuk menagih golbaengi nya
sambil mengulangi rekaman suaranya. “Aku
Kim Hye Jin, bersumpah akan menuruti...3 permintaan Kim Shin Hyuk!”
Sung Joon
menghela nafas melihat kedatangan Shin Hyuk, Hye Jin melonggo melihat
kedatangan Shin Hyuk yang jauh dari Seoul. Shin Hyuk menagih janji Hye Jin yang
mentraktirnya golbaengi tapi malah kabur seperti sekarang.
“Siapa
yang akan jauh-jauh kesini, hanya untuk golbaengi?” keluh Hye Jin binggung,
Shin Hyuk berbisik kalau itu dirinya, lalu mengatakan hanya bercanda saja.
“Kudengar
Joon Woo tidak bisa kemari. Jadi aku gantikan. Saat meninjau lokasi besok,kupikir
kau kekurangan orang.” jelas Shin Hyuk mencari alasan.
“Aku
tidak tahu semangatmu bekerja sampai seperti ini. Kalau gitu, ayo pergi.”
sindir Sung Joon berjalan pergi
Shin Hyuk
mengeluh sudah jauh-jauh datang dan mengajak mereka minum dulu. Sung Joon
menolak karena tak minum. Shin Hyuk menyuruh atasanya duluan dan mereka akan
menyusul setelah minum bersama. Sung Joon pikir ada minuman tanpa alkohol lalu
berbalik arah, Shin Hyuk tertawa berhasil mengoda Sung Joon.
Duduk di pinggir
balkon dengan kolam renang dibagian bawah, membuat Shin Hyuk senang bisa
berkerja diluar Seoul seperti sekarang, lalu memberitahu Sung Joon karena
terburu-buru lupa membawa celana dalam, jadi ingin meminjamnya. Hye Jin
langsung keselek mendengar obrolan Shin Hyuk.
“Apa aku
lemari? Atau Apa aku penjual celana dalam? setiap melihatku, kau selalu membicarakan
celana dalam. Aku tidak bawa lebih.” tegas Sung Joon kesal
“Kalau
gitu... harus kucuci dulu, yah? Tapi... aku tidur hanya pakai celana dalam. Kalau
celana dalamnya kucuci, lalu bagaimana?” ucap Shin Hyuk, Hye Jin kali ini
memuncratkan bir ke wajah keduanya.
Shin Hyuk
tertawa, Hye Jin tertunduk malu sambil meminta maaf. Shin Hyuk menyuruh Shin
Hyuk membeli CD saja di Minimarket. Shin Hyuk senang karena bisa mendapatkan
solusi lalu membantu Hye Jin yang membuka snack, dan memberitahu Sung Joon
kalau diluar kantor mereka seperti kakak dan adik. Sung Joon melihat tangan
Shin Hyuk memegang pundak Hye Jin meminum bir yang ada didepanya. Hye Jin memberitahu
bahwa itu minuman non alkohol.
“Kim Hye Jin sih, keahliannya memang pura-pura
dekat dengan siapapun.” sindir Sung Joon, Hye Jin gugup ingin menjelaskanya.
“Oh,
Dongseng, sebentar.... Ada sesuatu.” ucap Shin Hyuk memegang wajahnya.
Sung Joon
terlihat makin kesal memilih untuk minum bir, Shin Hyuk pun memberitahu
membawakan hadiah dari Seoul dan menaruh diatas tangan. Hye Jin menjerit
histeris melihatnya. Shin Hyuk tersenyum sambil memegang tanganya karena itu
adalah reaksi yang dinginkan, menjerit ketakutan. Sung Joon melihat tangan Shin
Hyuk yang memegang Hye Jin, lalu Hye Jin memukul Shin Hyuk karena membuatnya
kaget.
Akhirnya
Sung Joon tak bisa menahan amarahnya, memukul kepala Shin Hyuk beralasan kalau
ada nyamuk didahinya. Shin Hyuk mengambil topinya yang jatuh karena merasa
seperti diserang. Sung Joon tiba-tiba mulai berbicara aneh dan pingsan.
Keduanya menjerit karena Sung Joon tak akan sadarkan diri walaupun hanya minum
beberapa teguk bir.
Shin Hyuk
kembali mengendong Sung Joon ke dalam
kamar, Hye Jin meletakan jaket dan membenarkan kepala Sung Joon agar tertidur
diatas bantal. Shin Hyuk mengeluh dengan Sung Joon yang mudah sekali mabuk dan
tak ada tanda-tandanya, setelah itu menyuruh Hye Jin mengambilkanya minum.
Hye Jin
menyuruh Shin Hyuk mengambilnya sendiri yang masih sibuk menangangi Sung Joon
supaya tidur dengan nyaman. Shin Hyuk mengeluh Hye Jin yang sudah tak mendengar
kata-kata kakaknya lagi, lalu bertanya apakah ia pria yang licin, Hye Jin tak
ingin membahasnya memilih untuk mengambilkan air.
Shin Hyuk
membuat wajah jelek dengan merengutkan dari dahi sampai bibirnya, lalu melihat
wajahnya di cermin, memuji ketampanan wajahnya yang selalu membuatnya kaget
sendiri saat melihat cermin, bahkan sempat mengedipkan mata sambil menyapanya.
Lalu ia
melihat hasil foto yang diambil oleh Sung Joon tadi pagi, pertama-tama ia
melihat mercusuar dengn pemandangan pantai yang sangat indah, lalu mengeser
foto yang lainya, terlihat wajah Hye Jin tersenyum yang diambil candid. Shin
Hyuk yang melihat seperti sedang berlari mengelilingi hotel di malam hari.
Hye Jin
keluar dari kamarnya langsung memeluk Ha Ri karena sangat merindukan temanya,
Ha Ri bertanya kapan temanya pulang. Hye Jin memberitahu tadi malam, lalu Ha Ri
bertanya kembali apakah ada yang terjadi sesuatu tadi malam. Hye Jin balik
bertanya hal aneh seperti apa itu.
“Tidak...
apa kau tidak nyaman bersama dengan Ji Sung Joon?” ucap Ha Ri sedikit gugup.
“Kupikir
juga akan begitu...Tapi mungkin karena diluar. Aku merasa nyaman.” cerita Hye
Jin
Setelah
itu pamit pergi memberitahu Ha Ri mereka akan jarang bertemu karena mendekati
deadline, lalu mengodanya untuk tak menangis ketika tak bertemu dan tak perlu
menunggunya. Ha Ri masih mengkhawatirkan Hye Jin untuk tak melupakan makan, Hye
Jin tersenyum mengerti sebelum keluar dari rumah. Ha Ri berteriak supaya Hye
Jin tak lari karena bisa jatuh.
Hye Jin
berjalan masuk ke dalam kantor, Sung Joon berjalan dibelakang menyapanya dengan
memanggil namanya. Hye Jin tersenyum mendengarnya dan penuh semangat. Sung Joon
masuk kedalam ruangan memberitahukan pada semua karyawan bahwa minggu ini
deadline.
“Mari
bekerja sama dan kerja dengan baik. Fighting!!!” ucap Sung Joon penuh semangat
Semua pun
ikut mengangkat dua tangan untuk bersemangat, hanya Shin Hyuk yang melirik
sinis melihat Sung Joon penuh semangat. Semua berbisik melihat Sung Joon yang
tak seperti biasanya malah membuat mereka takut. Hye Jin tersenyum melihat Sung
Joon yang berubah, Shin Hyuk melirik Hye Jin dengan sinis.
Hye Jin
tersenyum bahagia melihat bawang bombaynya yang sudah tumbuh jenggot. Joo Young
berteriak mengajak semuanya untuk berkerja lebih serius menghadapi deadline.
Semua berteriak penuh semangat.
Poong Ho
membawa artikelnya, Sung Joon pun meminta agar mempertegas tulisanya. Lalu Ha
Ri menelp Sung Joon untuk mengetahui tentang perjalanan bisnisnya kemarin
karena tak bisa menghubunginya. Sung Joon sadar kalau sangat sibuk sampai tak
bisa menghubunginya.
Joo Young
memberithu Sung Joon kalau pemotretan ribuk fashion akan segera dimulai. Sung
Joon memberitahu Ha Ri sedang sibuk karena deadline jadi akan menghubunginya
nanti. Ha Ri hanya bisa berteriak memanggil Sung Joon sambil mengigit bibirnya
penuh kekhawtiran.
Malam
harinya, Sung Joon melihat makanan diatas mejanya lalu melihat ke arah meja Hye
Jin, setelah itu memberitahu kalau akan memakannya, Hye Jin tersenyum lalu
kembali menatap layarnya dengan penuh semangat. Shin Hyuk melirik Hye Jin
seperti ada rasa sedih dimatanya.
Semakin
malam beberapa pegawai ada yang sudah tertidur dibangkunya, Hye Jin masih
membantu Joo Young dan yang lain membutuhkanya. Di Pagi Hari, Poong Hoo akan
tidur sebentar dan meminta tak ada yang membangunkanya. Joon Woo duduk didepan
Han Sul melihat temannya menguap, tapi Han Sul seperti malu karena terlihat
jelek.
Sung Joon
masuk ke dalam ruangan, memuji semua karyawan sudah berkerja keras tapi
memintanya agar lebih berkerja keras lagi. Hye Jin yang tertidur terbangun
dengan wajah melonggo, semua langsung mengarahkan pandanganya pada Sung Joon.
“Jadwal
modelnya berubah dan Pemotretan cover edisi khusus dipindah ke hari selasa. Dia
top model.,,Jadi kita harus menyesuaikan jadwalnya.” jelas Sung Joon.
Semua
menjerit kesal, Sung Joon memberikan semangat pada karyawan dan mengajak
berlibur setelah pekerjaaan ini selesai. Hye Jin tersenyum, semua mulai membuat
sibuk menjadwal baru karena tapi Hye Jin makin bersemangat.
Hye Jin
membawakan surat ke dalam ruangan Sung Joon, terlihat Sung Joon yang ramah
memberikan senyumannya dengan mengucapkan terimakasih. Hye Jin lalu meminta
supaya Sung Joon memberikan waktu setelah pemotretan cover majalah. Dari luar
Shin Hyuk penasaran melihat apa dibicarkan keduanya.
“Aku
ingin mentraktirmu, sebagai ganti bingkai yang pecah. Serta, aku ingin bicara.”
ucap Hye Jin, Sung Joon langsung setuju. Hye jin tersenyum sumringah keluar
dari ruangan.
Di kedai
pinggir jalan.
Shin Hyuk
menanyakan apa yang dikatakan Hye Jin saat diruangan Sung Joon. Hye Jin
memberitahu kalau meminta waktu setelah pemotretan dan akan mengatakan
semuanya. Shin Hyuk menghela nafas dan menatap Hye Jin dengan penuh arti. Hye
Jin binggung melihat Shin Hyuk yang melihatnya seperti itu.
“Ah.... Bagaimana
ini? Melihatku, mengingatkanmu pada adikmu, ya?” pikir Hye Jin
“Iya...
semakin aku melihatmu, kalian semakin mirip. Cara kalian makan dan melihatku. Kalian
benar-benar mirip.” ungkap Shin Hyuk lalu menyuruh Hye Jin kembali makan. Hye
Jin memakan kuahnya lalu berteriak menjulurkan lidahnya karena kepanasan.
“Sikapmu
mirip sekali dengannya, ayo Makan lah” kata Shin Hyuk tersenyum sumringah, Hye
Jin akhirnya memberikan setengah udonya pada Shin Hyuk.
Kali ini
Shin Hyuk yang membayarnya, dengan
membuka dompetnya membayar 20 ribu won. Hye Jin sumringah melihat foto anjing
yang lucu ada didompet seniornya, Shin Hyuk memberitahu nama anjingnya itu coco
dan ia adalah adik perempuanya, lalu mengucapkan terimakasih dan meninggalkan
kedai.
Hye Jin
mengejar Shin Hyuk tak terima bahwa selama ini adik perempuanya itu adalah
seorang anjing, sambil memperagakan dengan gonggonganya. Shin Hyuk pikir tak
ada yang salah karena adiknya itu sudah dianggap keluarga olehnya.
“Jangan-jangan...
kau kira orang? Kenapa bisa salah paham? Kau salah paham.” tegas Shin Hyuk
merasa tak bersalah. tertawa sumringah
“Hei.... Kau!
Mempermainkanku?! Kemari! Kemari!” teriak Hye Jin kesal mencoba memukul Shin
Hyuk.
Shin Hyuk
menahan kepala Hye Jin membela diri kalau selama ini tak pernah bilang bahwa
adiknya itu adalah manusia. Hye Jin pikir sekarang Shin Hyuk belum pernah di
gigit. Shin Hyuk memberitahu kalau Coco tak pernah mengigit, tapi Hye jin tetap
akan mengigitnya.
Keduanya
akhirnya berjalan bersama, Hye jin mengeluh selama ini Shin Hyuk selalu
bercanda dan mempermainkannya, bahkan sekarang menganggapnya seorang anjing,
lalu menyesal memberikan mie udon padanya.
“Kau tahu
sedihnya aku, saat tahu adikmu sudah meninggal? Aku memperlakukanmu dengan
baik, jangan seperti itu padaku. Kenapa kau seperti itu? Kenapa?” ucap Hye Jin
mengomel, Shin Hyuk terdiam, Hye Jin makin kesal karena seniornya tak
menghiraukanya seperti layaknya seekor anjing.
“Ahh.... Karena
itulah aku begini.” kata Shin Hyuk dengan tatapan kosong
“Iya, ayo
dengar apa alasannya! Kenapa kau begini padaku? Kenapa?” Teriak Hye Jin.
“Jackson...
sepertinya aku menyukaimu. Saat kau bilang akan mengatakan semuanya pada Sung
Joon, entah kenapa aku tidak suka. Aku takut kalian akan saling menyukai
setelah itu. Lalu Aku memikirkanmu tanpa sebab. Kenapa aku begitu?” ucap Shin
Hyuk juga binggung, lalu melangkah mendekati Hye Jin yang melonggo.
“Sekarang
aku tahu... ,,Aku menyukai jackson. Sepertinya begitu.” ungkap Shin Hyuk
Hye Jin menatap
Shin Hyuk dengan wajah gugup lalu berteriak karena hampir saja kena tipu dan
membohonginya lagi. Shin Hyuk menyakinkan kalau perkataanya itu benar, bahwa
sangat menyukai Jackson. Hye Jin benar-benar tak percaya dan memilih untuk
pergi, berteriak menyuruhnya untuk tak mengatakan hal itu.
“Aku
menyukai jackson!!! Sikapmu itu semakin membuatku suka! Jackson! Hye Jin! Kim
Hye Jin!” teriak Shin Hyuk dengan senyuman bahagia berlari mengejar Hye Jin.
Ha Ri dan
Sung Joon berjalan bersama, Ha Ri menanyakan tentang perjalanan bisnisnya. Sung
Joon menceritakan kalau Perjalanan bisnis ini sangat aneh, lalu hampir
keceplosan menceritakan bersama-sama membersihkan kotoran sapi, dengan alasan
mereka habis makan tak baik untuk dibicarakan.
“Kenapa?
Apa ada hal menarik?” tanya Ha Ri penasaran. Sung Joon pikir lain kali saja
menceritakanya, Ha Ri makin penasaran apa sebenarnya ceritak kedunya.
“Di timku
ada pegawai magang yang namanya sama denganmu. Usianya sama dengan kita Dan dia
masih ingat semua permainan saat kita masih kecil. Bahkan lagu ♫to-to-torodoro ♫ dia bisa menirunya. Ini Sangat menyenangkan.”
cerita Sung Joon bahagia. Ha Ri terlihat sangat khawatir
“Sung
Joon...Boleh aku tanya sesuatu? Apa karena kita teman masa kecil, jadi Kau mau
jalan denganku?” tanya Ha Ri
“Kenapa...
kau tiba-tiba tanya begitu?” kata Sung Joon binggung
Ha Ri
mengatakan bahwa jawaban yang ingin didengar, bagaimana perasaan dan alasan Sung
Joon mau jalan dengannya, jadi ingin memastikan perasaanya juga. Sung Joon
menatap Hye Jin ( Ha Ri) seperti ragu.
Tak jauh
dari sana, Hye Jin masih marah memperingatkan Sung Joon untuk tak mempermainkan
seperti ini lagi. Shin Hyuk berjanjin dan meminta maaf. Di belakang mereka, Ha
Ri memberitahukan hatinya lalu mencium Sung Joon.
Shin Hyuk
akan memberikan sesuatu sebagai permintaan maafnya, lalu tak sengaja matanya
melihat Ha Ri yang mencium Sung Joon, teringat sebelumnya ketika Ha Ri meminta
tolong padanya. “Jadi aku tidak akan
salah\Nsepatu lagi. Bisakah kau membantuku?”
Setelah
itu ucapan Hye Jin ketika ada dikedai pinggir jalan “Karena Sung Joon sudah menemukan cinta pertamanya, Kim Hye Jin yang
lain.” Ha Ri menceritakan tentang orang yang dicintainya di depan
minimarket “Orang yang tanpa sadar membuatku
jatuh cinta.. Hye Jin mengatakan bahwa pengantinya itu adalah Belahan
diriku dan Ha Ri mengatakan bahwa “Pria
yang tak boleh kusukai.”
Shin Hyuk
mengeluh semua yang terjadi didepan matanya, Hye Jin menanyakan permintaan maaf
seperti apa, lalu penasaran apa yang dari tadi dilihat oleh Shin Hyuk. Ketika
akan menengok, Shin Hyuk menariknya dan langsung memeluknya agar Hye Jin tak
melihatnya, Hye Jin kaget karena Shin Hyuk memeluknya dari belakang.
bersambung ke episode 8
Episode ini aku seneng banget karna banyak adegan hye jin dan sung joon, tp di ending aku sebel banget sama Ha ri disaat sung joon dah mulai jatuh hati sama hye jin kenapa Ha ri harus cium sung joon. . -_-
BalasHapusKesel sama Ha Ri !!!
BalasHapus