Sung Joon
akan pulang melihat Hye Jin yang tertidur dengan kepala berputar-putar, ketika
kepalanya akan jatuh refleks Sung Joon langsung menahanya dengan tangan dan
bisa menghela nafas lega. Tiba-tiba terdengar bunyi deringan telp, Sung Joon
panik berusaha mengangkat lalu menutup kembali agar tak berbunyi.
Hye Jin
masih saja tertidur dengan mulut menganga, Sung Joon kembali menghembuskan
nafasnya, menatap Hye Jin yang tertidur pulas. Tiba-tiba sesosok wanita yang
berjalan dalam kegelapan, bertanya Sung Joon yang belum pulang.
Sung Joon
langsung melepaskan tanganya, kepala Hye Jin pun terbentuk dan menjerit
kesakitan. Sung Joon berteriak kaget saat melihat wajah Ah Reum dengan
mengunakan masker.
Ah Reum
membuka maskernya lalu meminta maaf karena kaget. Sung Joon tak sadar sakit
kagetnya duduk diatas pangkuan Hye Jin, lalu dengan gugup menyangkal kalau
dirinya kaget. Ah Reum menahan tawa melihat Sung Joon yang duduk dipangkuan Hye
Jin.
Hye Jin
terlihat binggung mencoba memberitahu Sung Joon, kalau ia mendudukinya. Sung
Joon tersadar langsung bangun, berpura-pura bertanya siapa yang menaruh tasnya
didekat situ, setelah itu pamit pergi. Ah Reum melihat sikap Sung Joon hari itu
benar-benar aneh, Hye Jin pun tersenyum.
Hye Jin
menunggu bus pulang, tapi kantuknya masih saja datang, Sung Joon didalam mobil
melihat Hye Jin dengan mata tertutup terus saja bersin-bersin, lalu kembali
tertidur dengan kepala memutar seperti baling-baling kipas, lalu
terbatuk-batuk.
Bus
datang, Hye Jin hampir saja ketinggalan untungnya bisa mengejar walaupun sambil
mengumpat hujan deras yang membuatnya sial. Di dalam bus, Hye Ji memilih duduk
didekat jendela, tepat didepan pintu keluar. Beberapa saat bus berjalan, Hye
Jin kembali tertidur tanpa sadar menyadarkan kepalanya di pundak laki-laki yang
duduk disampingnya. Dengan wajah kesal, si laki-laki mendorong dengan
pundaknya, Hye Jin pun tersadar dengan kepala terlempar ke jendela lalu kembali
tertidur.
Ketika
bus berhenti di halte, laki-laki itu pun turun dari bus. Dan seorang pria
dengan membawa majalah duduk disamping Hye Jin. Beberapa saat kemudian, Hye Jin
kembali menyandarkan kepala di pundak penumpang sampingnya, batuknya masihnya
terdengar.
Tepat di
pemberhentian berikutanya, Hye Jin tersadar dari tidurnya dan berteriak pada
sopir akan turun juga. Pria itu mengeser duduknya, ketika bus kembali jalan,
Sung Joon menghela nafasnya lalu melihat Hye Jin yang berjalan dari halte bus,
lalu bertanya-tanya dimana tempatnya sekarang dengan bus itu.
Mobil
derek membawa mobil Sung Joon yang terparkir sembarangan. Sung Joon yang baru
turun dari taksi hanya bisa melihat mobilnya yang diderek, lalu tersenyum
sendiri karena menaiki bus demi menemani Hye Jin membuat mobilnya diderek. Ia
pun pergi ke kantor polisi untuk mengambil mobil dan membayar denda.
Sung Joon
masuk ke dalam mobilnya, teringat denga percakapan dengan dokternya yang ada di
Amerika, karena ada yang ingin di tanyakanya tentang kejadian saat hujan turun
dan terjadi kepanikan.
Dokter
memberitahu itu semua Karena stress berat, trauma yang dialaminya bisa muncul
lagi, jadi berpesan agar sampai stres dan kalaupun sudah kejadian, segera
tangani dan meminta untuk tak membuatnya jadi repot sendiri. Sung Joon
berdiri samping mobil mengingat ucapan
Dokter.
“Dan ada seseorang yang bukan
siapa-siapa selalu saja bertingkah seperti orang yang kukenal 15 tahun lalu tapi
aku tak tahu apa alasannya.” Hye Jin duduk di ayunan dengan
wajah sedih
“Sebaliknya orang yang dulu kukenal
terasa asing bagiku.Aku terus merasa dia bukanlah orang yang sama yang kukenal
dulu.” Sung Joon mengingat terakhir kali melihat Hye Jin (Ha Ri) yang
melihat lampu hijau dan tak menghindari hujan.
“Hei, ya wajarlah orang berubah
setelah 15 tahun. Kau kira orang akan tetap sama seolah mereka melalui lorong
waktu? Kenyataannya kau tak bisa melupakan cinta pertamamu, adalah bentuk dari
Zeigarnik Effect.” jelas Dokter, Sung Joon mengingat itu semuanya
ketika sampai rumah dan mandi.
Ha Ri
yang baru pulang melihat Hye Jin yang duduk sendirian diayunan sambil melamun,
Hye jin merasa udara malam sangat menyejukan jadi membuatnya terjaga padahal
karena obat flu membuatnya ngantuk sebelumnya, lalu bertanya kenapa Ha Ri juga
ikut keluar. Ha Ri mengatakan akan berolahraga dan menyadari Hye Jin tak pulang
malam seperti biasanya. Keduanya pun mulai berolahraga dengan alat-alat yang
ada ditaman,
“Effect yang tak sempurna akan
mudah dijelaskan tapi, itu penyebab karena tak bisa melupakan hal yang belum
kau selesaikan.Pada akhirnya, kenyataan kau tak bisa melupakan cinta pertamamu mungkin
bukan karena raya sayangmu padanya ataupun takdir.” Sung Joon
berkomentar bahwa ini sangat aneh.
Akhirnya Sung
Joon selesai mandi sambil mengelap kaca yang berembun kena uap panas. “Kau tak pernah
bisa melihat akhirnya, dan mungkin itulah alasan kau tak bisa melupakannya. Jadi
bangunlah dari masa lalu dan hiduplah di masa kini.” Ia menatap
cermin seperti berusaha menghilangkan rasa bimbangnya.
Ha Ri
berkomentar kalau dibagian Tim Management akan pulang dengan tepat waktu tapi
di timnya sekarang Hye Jin sering lembur.
Hye Jin membenarkan tapi sekarang sudah terbiasa sekarang.
“Tapi,
aku dengar tim ini akan pecah dan Majalah Most juga akan diberhentikan. aku Mendengar
Tidak sengaja, tapi tersisa 3 bulan, ahh...Tidak. Tersisa 2 bulan dari sekarang.
Jika kami tidak mencapai target, sepertinya akan diberhentikan, Tim Editing
juga akan tercerai berai.” cerita Hye Jin
“Lalu Ji
Sung Joon bagaimana?” tanya Ha Ri terdengar sangat khawatir.
“Entahlah,
jika itu aku, aku tidak punya alasan untuk tinggal, jadi mungkin akan pulang
kembali. Aku juga tidak yakin.” kata Hye Jin, Ha Ri terlihat gelisah karena
nanti akan berpisah dengan Sung Joon juga.
Shin Hyuk
duduk didepan minimarket sambil makan sosis, menatap ponsel bertanya-tanya
apakah adiknya itu sudah baik karena seharusnya menelpnya. Ha Ri tiba-tiba datang
langsung meminum bir yang baru dibuka oleh Shin Hyuk. Melihat Ha Ri yang
meminum birnya, Shin Hyuk menjerit tapi setelah itu malah menawarkan sosis
juga. Ha Ri pun mengambilnya.
Akhirnya
tiga kaleng bir dan beberapa sosis tergeletak dimeja. Shin Hyuk bertanya-tanya
alasan Ha Ri gelisah itu karena mereka belum impas atau karena pria itu.
“Pria
macam apa yang sampai membuatmu berbohong dan mengatakan kau akan menikah? Apa
dia Penguntit?” ucap Shin Hyuk
“Seseorang.
Pria yang tak boleh kutemui. Pria yang aku sukai tanpa kusadari. Semakin aku
suka, semakin aku gugup. Seseorang yang tidak boleh kusukai.” cerita Ha Ri
dengan tangan disamping telinganya.
Shin Hyuk
menduga pria itu sudah beristri, Ha Ri langsung berteriak bukan, Shin Hyuk
menebak pria itu buronan, tapi setelah itu menyimpulakan pria itu Lebih muda,
karena belakangan ini anak kecil tumbuh dengan cepat. Ha Ri kesal karena dituduh
menyukai pria lebih muda, lalu menegaskan bahwa bukan wanita seperti itu. Shin
Hyuk heran dengan semua tebakanya salan maka masalahnya itu apa sekarang.
“Hanya...
Seseorang yang harusnya berhenti kusukai. Tapi sepertinya aku tidak bisa
melakukannya sendiri jadi aku meminta bantuanmu, Tuan Suite 2014.” jelas Ha Ri
sedih
“Lalu,
kalau bukan pria beristri, buronan atau pria yang jauh lebih muda, Apabila kau
suka teruskan saja. Kau boleh menyukainya.” pikir Shin Hyuk santai, Ha Ri
mengatakan bahwa tak semudah itu masalahnya.
“'Cinta itu gila dan untuk siapa saja.' Bahkan
di film ada kalimat seperti itu. Cinta itu gila. Bukannya semua orang rada gila
saat jatuh cinta? Jadi makin rumit kalau kau membiarkan dirimu gila. Jangan
menoleh kebelakang dan menyesalinya tapi jalani saja.”jelas Shin Hyuk, Ha Ri
memikirkan ucapan Shin Hyuk seperti ada benarnya juga.
Ha Ri
kembali ke tempat sampah mencari-cari ditumpukan sampah, Si bibi petugas
menanyakan apa yang sedang dicari Ha Ri disana. Ha Ri membuka kotak sepatunya
ditaman ternyata si bibi yang melihat sepatu yang bagus sengaja menitip ke
penjaga.</i>
“Pada akhirnya, kalau aku dikaruniahi dua
kaki Meskipun aku terluka, tetap akan kupakai Sejauh apapun yang kubisa, aku
ingin pergi.” gumam Ha Ri melihat sepatu yang tak cukup
olehnya.
Hye Jin
didalam kamarnya menatap kepingan puzzle yang diberikan Sung Joon sebelum pergi
ke Amerika.
Flash Back
Ketika
kepala Hye Jin terjatuh, tangan Sung Joon langsung menahanya sebelum terbentur
ke meja. Lalu telp berdering saat itu Hye Jin sempat terbangun melihat ada
tangan yang menahan kepalanya, dari
pantulan cermin melihat Sung Joon yang sengaja mengangkat telp lalu menutupnya
dan Hye Jin pura-pura tertidur.
Hye Jin
memegang dadanya, seperti ingin tahu apakah hatinya masih berdebar dengan
perhatian Sung Joon padanya kali ini, karena terakhir kali sangat membenci
cinta pertamanya.
Sung Joon
dengan tangan kirinya membuat bawang bombay dengan mengambarkan mata dan mulut
yang tersenyum sama dengan yang digambar oleh Hye Jin dikantor. Melihat hasil
gambarnya, senyuman sangat lebar menatap bawang bombay hasil gambarnya.
Joo Young
membahas tentang lokasi camping yang berencana
mencari di dekat laut di Gangwondo, Bosung yang pemandangannya bagus,
dengan konsep “Bepergian Sendiri”. Sung Joon yang duduk di depan malah
memandangi Hye Jin yang sibuk mengetik laporan meeting.
Shin Hyuk
melihat padangan Sung Joon yang tertuju pada Hye Jin bukan mendengarkan
penjelasan Joo Young. Hye Jin mengangkat wajahnya dan melihat Sung Joon yang
menatapnya, Sung Joon langsung mengarahkan pandanganya ke arah lain. Shin Hyuk
melirik keduanya yang terlihat saling menatap, tapi pura-pura acuh.
Joo Young
seperti sadar Sung Joon seperti tak mendengarnya, Sung Joon bisa langsung tahu
mereka membahas Mengenai perjalanan bisnisnya, lalu kembali bertanya
kelanjutanya.
“Saat
ini, sudah diset untuk lusa dan kita sudah memesan kondo milik perusahaan di
sana. Karena Wapemred yang bertanggung jawab, jadi kau akan pergi juga, Ah Reum
dan aku. Kita bertiga bisa pergi bersama, menurutku lebih enak begitu.” jelas
Joo Young,
Ah Reum
menolak karena Ada kekeliruan pada gambar jadi harus melakukan pemotretan ulang
dan meminta Han Sul yang mengantikanya. Han Sul juga menolak karena jadwalnya penuh
dan menyarankan Hye Jin. Mendengar namanya disebut Hye Jin melonggo. Joo Young
pikir mereka pergi untuk mengatur tepat jadi akan mengajak Joon Woo.
Joon Woo
langsung setuju, dan Han Sul langsung menyanggupi akan ikut karena Joon Woo
juga ikut, dengan alasan dirinya bisa mengatur jadwal walaupun sedang sibuk.
“Akhirnya, kesempatanku!!! Jackpot Kim Joon
Woo, aku pasti akan membuatmu jadi milikku!!!” gumam
Han Sul tersenyum bahagia.
Ha Ri
masuk kedalam kamar Hye Jin untuk mencari hairdryer, tak sengaja melihat kepingan
puzzle yang ada diatas meja dan dibalikanya ada gambar payung. Teringat
sebelumnya Sung Joon yang membahas tentang Puzzle dan ditemukan didalam kotak
saat membereskan barang-barangnya. Lalu Hye Ji memberitahu kalau itu tentang
Gadis pengintip.
“Aku
heran kenapa masih menyimpannya, tapi saat memasang puzzle-nya, selama ini aku
ingat bermain denganmu. Aku berterima kasih padamu.” ungkap Sung Joon
Ha Ri
menatap kepingan puzzle milih Hye Jin yang masih disimpanya selama ini.
Ibu Tiri
Ha Ri sedang masuk ke dalam gedung sambil menelp, terdengar suara pria yang
memanggil nama Hye Jin. Lalu Ha Ri dengan senyuman bahagia mengandengnya untuk
segera masuk kedalam restoran.
Ha Ri
memperlihatkan kepingan puzzle mengaku baru saja menemukanya, Sung Joon melihat
kepingan puzzle tak percaya. Ha Ri juga tak yakin ketika mencarinya karena
sudah sangat lama. Sung Joon membalikan puzzle masih ada gambar payung,
“Ini Bagian
yang waktu itu. Yang kukenal sedari dulu, memang benar-benar kau.” ucap Sung
Joon yakin menatap Ha Ri, tapi Ha Ri terlihat gugup sambil meremas tanganya karena
gugup dengan kebohonganya, lalu berusaha memberikan senyumanya pada Sung Joon.
Ha Ri
pergi ke toilet melihat sepatunya yang kekecilan diakali dengan mengunakan kaos
kaki agar tak lecet. Nyonya Na masuk berpura-pura tak sengaja bertemu anaknya
di toilet, lalu bertanya apakah ia datang untuk makan malam. Ha Ri dengan sinis
menjawab kalau tempat itu restoran pasti untuk makan dan ingin segera keluar.
“Sekarang
kau bahkan berbohong soal namamu untuk menggaet pria. Yah, kau ingin kencan
dengan lebih dari satu pria, Pastinya berbohong memang diperlukan. Selain
namamu, ada hal lain lagi yang bohong?” komentar Nyonya Ha sinis, Ha Ri merasa
itu bukan urusan ibu tirinya.
“Pria
seperti apa yang membuatmu berbohong soal namamu, aku jadi penasaran. Kenapa kau
tak memperkenalkannya padaku?” ucap Nyonya Ha sambil memakai lipstiknya.
“Itu.....ada
alasan untuk hal itu. Pura-pura saja kau tak melihatku.” kata Ha Ri gugup
“Kenapa
aku harus begitu? Entah apapun itu, kau kencan dengan pria hanya untuk senang-senang?
Lalu Kau jadi seperti ini agak... aneh.” ejek Nyonya Ha
Ha Ri
memohon, Nyonya Ha menyindir suaranya terlalu pelan jadi tak mendengarnya dan
memintanya untuk mengatakan sekali lagi. Ha Ri kembali memohon untuk
berpura-pura tak melihatnya.
Ha Ri
kembali ke meja dan buru-buru mengajak Sung Joon pergi sambil merapihkan
tasnya, Sung Joon binggung karena Ha Ri tiba-tiba langsung ingin pergi begitu
saja. Ha Ri berusaha untuk mengajaknya
segera pergi dari tempat itu sebelum ibu tirinya datang. Sung Joon bertanya apa
sebenarnya yang terjadi.
“Kalian
berdua sangat serasi.” ucap Nyonya Ha yang sudah datang menemui keduanya, Sung
Joon binggung melihat wanita yang tiba-tiba menghampiri mereka.
“Kita
akan bertemu lagi, dan kau Nanti telepon aku.” ungkap Nyonya Ha pada Sung Joon
dan Ha Ri.
Ha Ri
akhirnya berlari keluar restoran sambil menangis, Sung Joon memanggilnya dengan
pangilan “Hye Jin” menariknya bertanya apa sebenarnya yang terjadi dan siapa
wanita tadi. Ha Ri tak berani menatap Sung Joon meminta supaya tak memanggil
namanya seperti itu.
Sung Joon
membalikan badan Ha Ri meminta untuk menatapnya, tapi Ha Ri malah sengaja
menyadarkan kepalanya di bahu Sung Joon, meminta agar bisa seperti itu sebentar
saja. Sung Joon terdiam karena Ha Ri bersadar di bahunya.
“Hanya
untuk hari ini saja, Jangan tanya apapun padaku.” pinta Ha Ri, Sung Joon pun
menepuk-nepuk pundak Ha Ri agar bisa tenang.
Hye Jin
mengunting-gunting artikel teringat saat dikantor Sung Joon menatapnya lalu
ketika ia melihatnya arah mata Sung Joon berpura-pura menatap ke arah lain.
Ha Ri
pulang, Hye Jin melihat temanya yang pulang telat menduga baru saja pulang
berkencan. Ha Ri membenarkan, Hye Jin dengan baik hati menawarkan makan malam.
Ha Ri mengaku sudah makan karena sudah larut tanpa menatap temanya.
Hye Jin
menceritakan sudah menganti selimut Ha Ri yang sudah tipis, Ha Ri pun
mengucapkan terima kasih. Hye Jin lalu berkomentar dengan kamar temanya yang
berantakan seperti kandang babi, lalu mengejeknya cantik-cantik yang cuma tahunya dandan saja. Ha Ri menatap
sedih pada temanya seperti merasa bersalah karena mengambil cinta pertamanya.
Ha Ri
tiba-tiba masuk ke dalam kamar Hye Jin untuk tidur bersama, Hye Jin mengeluh
dengan tempat tidur yang kecil bisa harus berbagi kasur dengan Ha Ri yang
bertubuh besar, Ha Ri mengodanya akan mengerutkan badanya supaya bisa tidur
bersama, keduanya pun bercanda dengan saling mengelitiki.
Keduanya
lalu berbaring bersama, Hye Jin langsung sudah tahu temanya itu ada yang ingin
dikatakan padanya. Ha Ri membenarkan tapi menurutnya nanti saja akan menceritakan
semuanya dan memintanya untuk menunggu. Hye Jin menatap temanya, seperti
khawatir bertanya tentang keadaan Ha Ri.
Ha Ri
mengaku bahawa Merasa baik-baik saja itu ternyata sulit. Hye Jin ingin
berbicara tapi Ha Ri sudah memeluk lengan temanya dan merasa sangat nyaman,
lalu mengajak seterusnya untuk tidur bersama. Hye Jin mengejek tak akan ada
yang mengizinkan untuk tidur bersama seperti sekarang.
“Aku tak
tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi jangan keluyuran sampai larut malam.”
pesan Hye Jin yang sangat mengkhawatirkan temanya. Ha Ri mengerti
Beberapa
saat kemudian, Hye Jin sudah tertidur dengan mulut menganga, Ha Ri menatap
temanya dengan sedih karena menutupi kebohonganya, tapi temanya sangat
perhatian dan terlalu baik padanya.
Sung Joon
menyalakan lampu di bawah puzzle yang dipasang kembali dalam kotak bingkai,
tapi potongan puzzle itu belum dipasang oleh Sung Joon dan dibiarkan kosong
begitu saja. Lalu ia menatap daun bawang yang sudah digambarnya dan membuangnya
ke tempat sampah.
Hye Jin
datang ke ruangan Nyonya Kim karena diminta Joo Young untuk minta tanda tangan
berkas. Nyonya Kim meminta Hye Jin memberikan berkas, lalu melihat Hye Ji yang
masih terlihat sama setelah satu bulan berkerja.
“berapa
lama aku harus menunggu kau jadi seperti
Most?” tanya Nyonya Kim, Hye Jin mengatakan sudah berusaha. Nyonya Kim meminta
Hye Jin untuk mundur dan melihat dari atas sampai bawah.
“Oh,
Mamma....Troppo complicato! Troppo complicato! (Terlalu rumit!) Gaya ini
sungguh absurb dan terlalu payah.” komentar Nyonya Kim
Hye Jin
hanya bisa mengucapkan maaf, Nyonya Kim kembali merasa mual dan ingin muntah
melihat rambut Hye Jin yang kribo dan meminta Hye Jin agar berpenampilan
layaknya majalah Most yang penuh style, Hye Jin mengerti dan mengambil kembali
berkas yang sudah ditandatangani dan keluar dari ruangan.
Shin Hyuk
mengeser kursinya saat melihat Hye Jin yang baru datang dan berkata akan
mengunakanya sekarang. Hye Jin terlihat binggung, Shin Hyuk memutar kembali
rekaman suara Hye Jin “Aku, Kim Hye Jin, berjanji akan penuhi 3 permintaan Kim Shin
Hyuk, tidak peduli apapun!” Hye Jin tak percaya Shin Hyuk sampai
merekamnya, Shin Hyuk sengaja melakukan tu agar Hye Jin tak bisa menyangkal.
“Tadinya
aku mau minta lebih, tapi berhubung aku ini pria berhati lembut kuputuskan
membuat yang gampang di kesempatan pertama. Belikan makan malam, yaitu golbaengi
(siput) Tapi tambah mie juga.” pinta Shin Hyuk
“Baiklah,
golbaengi cukup mudah.” kata Hye Jin setuju. Shin Hyuk bahagia mengeser kembali
kursi ke mejanya.
Joo Young
yang baru datang memanggil Hye Jin memintanya untuk mengantikanya, Hye Jin
terlihat binggung. Joo Young menceritakan bahwa orang dari James Taylor
menelpnya mengenai proyek kolaborasi dress mereka dan akan mengirimkan draft,
jadi harus segera menghubunginya setelah itu.
Hye Jin
terlihat binggung, Joo Young meminta juniornya segera berangkat karena semua
sudah menunggu. Hye Jin mengatakan tak membawa barang apapun. Joo Young
memberikan kopernya karena sudah membawa baju ganti dan juga baju tidur untuk
satu malam. Hye Jin ingin menolak tapi Joo Young menyuruhnya untuk cepat turun
karena semua tim sudah menunggu.
Akhirnya
Hye Jin menarik kopernya dan keluar dari ruangan, Shin Hyuk yang melihat Hye
Jin pergi berteriak denga wajah sedih karena gagal mendapatkan traktiran golbaengi
dari adiknya.
Han Sul
sudah ada didalam mobil lalu memanggil Joon Woo yang baru saja datang, Joon Woo
binggung melihat Han Sul yang membawa mobil. Han Sul mengajak Joon Woo naik
mobil bersama saja. Joon Woo pikir mereka naik mobil Sung Joon bersama-sama dan
akan segera keluar.
“Yah, karena
bawaannya banyak dan lebih enakan begini kalau perjalanan jauh. Aku sudah
bilang Wapemred dan Joo Young Sunbae.” ucap Han Sul lalu mengajak Joon Woo
untuk masuk ke dalam mobil.
“Aku
tidak dengar kalau berangkat terpisah.” komentar Joon Woo sambil menaruh tasnya
dibelakang.
“Ah,
sudah kukatakan, kita yang putuskan.” ucap Han Sul lalu tiba-tiba mendekati
Joon Woo.
Joon Woo
terlihat gugup dengan Han Sul yang tiba-tiba mendekat seperti ingin menciumnya.
Han Sul menarik sabuk pengaman untuk memakainya, lalu mengoda Joon Woo yang
berpikiran yang lain sambil memukul-mukul genit. Joon Woo sambil mengusap
lengannya menyangkal tak berpikiran yang aneh-aneh. Han Sul yang tersipu malu
segera meninggalkan gedung.
Sung Joon
datang dengan mobilnya, tapi tak melihat anak buahnya yang menunggu untuk pergi
bersama melakukan perjalanan bisnis. Hye Jin datang dengan membawa koper
memberitahu karena Joo Young punya keperluan mendadak jadi ia yang
mengantikanya. Sung Joon menganguk mengerti.
Keduanya
lalu terlihat gugup, Hye Jin memegang erat pegangan kopernya sesekali melirik
Sung Joon. Sementara Sung Joon melihat sekeliling dan melirik melihat Hye Jin. Ponsel
Sung Joon berdering, lalu menghela nafas membacanya. Hye Jin bertanya apa isi
pesannya. Sung Joon pun memperlihatkan ponselnya agar Hye Jin bisa membaca
sendiri.
“Wapemred, Joon Woo dan aku ada yang yang
harus kami lakukan, Jadi kami pergi sebentar, Anda silakan pergi dengan Joo
Young Sunbae.” tulis Han
Sul dalam pesanya.
Sung Joon
memutuskan mereka untuk berangkat lalu masuk ke dalam mobil, Hye Jin tak bisa
menutupi wajah melonggonya karena harus pergi dengan Sung Joon dan hanya berdua
saja, sambil menjerit dalam hati apa yang harus dilakukan sekarang.
bersambung ke part 2
Gak sabaaarrrrr nunggu minggu depan. . . Hahaha
BalasHapusdisini...aku mendadak kesel sama Min Hari yang ngambil puzzle hye jin buat dikasih ke sung joon.
BalasHapustapi aku suka sistermance mereka.
tapi tetep kesel sama hari..... pffffft]
jadi ga sabar buat hari rabu. pengen liat lanjutannya
Kok kesel ya sama ha ri
BalasHapus