Young Jin
menerima kabar dari dokter dirumah sakit bahwa Dong il sudah sadar tapi tak
tahu akan bertahan berapa lama, dengan mengunakan alat bantu nafas, belum yakin
apakah Dong il bisa bersaksi.
Dong il
berbaring dengan selang masuk ke dalam mulutnya, tatapan kosong. Young Jin
bertanya apakah Dong il bisa mengenalnya. Dong il awalnya hanya melirik dengan
sama-sama, lalu melihat dengan jelas Young Jin sedang berbicara padanya.
“Park
Dong Il, apa kau benar-benar membunuh ayahku? Aku hanya perlu jawaban itu
darimu.” ucap Young Jin
“Maafkan aku. Agar aku bisa membunuh Kang Tae
Yoo dengan tanganku sendiri.Aku harus menyembunyikan kebenaran darimu, dan juga
Aku ingin balas dendam dan mengungkapkan semuanya. Tapi malah jadi begini. Aku
benar-benar minta maaf.” jawab Dong il sambil bergumam
Young Jin
kembali memanggil Dong il karena tak bisa mendengar jawaban, lalu meminta
supaya menjawab dengan kedipan mata apabila tidak membunuh ayahnya. Suster yang
melihat Young Jin berteriak-teriak pada pasien langsung menariknya keluar
ruangan, saat itu juga Dong il menjawab dengan kedipan matanya dua kali.
Tae Yoo
kaget mengetahui Dong il yang sadar dan kemungkinan bisa bicara, Sek Yoon
memberitahu Dong il mulai sadar setelah intubasinya dilepas jadi seharusnya bisa memberikan kesaksian lalu
bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang.
“Reporter
sedang mengawasi. Jika sepatah kata saja keluar, maka Mendapatkan nominasi
untuk go publik tahun depan akan sulit Aku akan menemui ketua Yum dan Jagalah
dirimu sendiri, Sekretaris Yoon.” ungkap Tae Yoo terlihat panik, Sek Yoon
mengerti lalu keluar ruangan.
Young Jin
kembali keruangan Dong Il melihat seorang Ahjumma yang baru keluar, lalu
bertanya siapa Ahjumma itu sambil memberitahu bawah ia adalah polisi. Ahjumma
itu makin takut memilih untuk kabur, Young Jin mengejarnya bertanya apa
hubungan Ahjumma itu dengan Dong Il.
“Kalau
kau tidak punya hubungan dengannya, kenapa kau datang menemuinya? Katakan
padaku sekarang, bagaimana kau mengenalnya? Apa kau keluarganya?” tanya Young
Jin menahan ahjumma masuk ke dalam taksi
“Bukan!!!
Hanya seseorang yang dia kenal” ucap bibi itu masuk ke dalam taksi.
Young Jin
akhirnya mengikutinya dengan taksi, si bibi langsung ke tokonya dan
menguncinya. Young Jin baru sampai toko mengedor-gedor pintu mengajak bicara
sebentar, tapi Ahjumma tak mau keluar.
Jae Duk
akhirnya mendapatkan informasi bahwaSetiap patung dijual senilai 100 juta won
dan pembelinya atas nama perusahaan KL Kontruksi Tapi patung yang ada di gudang
itu hancur berkeping-keping, menurutnya sekayanya orang mana mungkin mau membeli
patung senilai 100 juta won, lalu menghancurkannya berkeping-keping.
“Ah,
dasar Madam Park. Jadi mereka menaruh emas di dalam patung itu Dan mengantarnya
kepada Tae Yoo” ucap Jong Ho, Jae Duk membenarkan.
“Ini
adalah sekretaris eksekutif dari Presdir Kang, Dia berbicara dengan
Jangan-pyung Park sebanyak tiga kali, Tapi dia bersikeras bahwa dia tidak
mengenalnya” jelas Jin Woo
“Jaksa menghalangi kita Dan tidak mengijinkan
untuk memeriksa catatan telpon Sekretaris Yoon” tambah Do Young
“Jadi
kita memilikinya, Perusahaan KL Kontruksi mendapatkan emasnya melalui Madam
Park Lalu mereka berusaha menyelundupkannya ke Cina. Kenapa sebuah perusahaan
kontruksi perlu menyelundupkan emas?” kata Jong Ho
Seo Won
pikir pihak KL berusaha menggelapkan dana keluar negeri. Do Young yakin itu
benar karena tak ada alasan selain penyelundupan. Young Jin mengerti jadi
mereka harus memanggil Sek Yoon untuk menyelidikinya.
Jaksa Go
tiba-tiba masuk ke dalam ruangan menyapa semunya. Jong Ho menanyakan alasan
Jaks Go datang ke kantor polisi. Jaksa Go langsung meminta kasus penyelundupan
emas untuk menyerahkan ke kantor kejaksaan. Jong Ho mengatakan polisi masih
menyelidiki kasusnya lalu bertanya kenapa Jaksa Go melakukannya secara
tiba-tiba.
“Kapten
Park...tidakkah kau melihat bahwa ini bukanlah sesuatu yang bisa disentuh oleh
polisi?” sindir Jakas Go, Jong Ho menanyakan alasanya.
“Aku
tidak tahu apa alasanmu, Bukti yang ada menunjukkan dengan jelas bahwa itu
adalah penyelundupan emas secara ilegal. Kami tengah mengumpulkan bukti bahwa
pemilik dari emas berasal dari KL Kontruksi dan telah mengamankan penyataan dan
juga beberapa data, Ijinkan kami untuk menyelidikinya. Kita akan mencari tahu
siapa pemilik emas itu” jelas Young Jin
Jaksa Go
berjalan berkeliling melihat didepanya itu adalah tim 1 divisi kejahatan
kekerasan yang terkenal itu, lalu bertanya Siapa yang telah mempelajari
penyelidikan perpajakan atau UU perpajakan dan yang bisa menganalisa data
keuangan perusahaan serta bisa mengetahui penggelapan atau penyalahgunaan
keuangan. Semua hanya bisa diam dengan menghela nafas.
“Siapa
yang berpengalaman dalam menyelidiki dana tersembunyi, pencucian uang atau uang
kotor? Apakah ada, walaupun satu orang saja?” tanya Jaksa Go meremehkan.
“Hanya
karena kami belum pernah melakukannya, lantas artinya kami tidak bisa
menyelidikinya?” balas Do Young menahan amarahnya.
“Apa aku
bilang kalian tidak bisa?” ucap Jaksa Go
“Kalau
begitu kami akan melanjutkannya” tegas Do Young
“Hanya
saja akan ada banyak dokumen yang rumit, Kau harus banyak membaca UU dan
peraturan untuk memeriksa pernyataan tentang keuangan. Kenapa tim kekerasan
kejahatan melakukan tugas yang berhubungan dengan dokumen? Tolonglah, lakukan
saja keahlianmu dan yang benar-benar bisa kau tangani, Menggunakan otak dan menganalisa
dokumen adalah pekerjaan jaksa, mengerti?” kata jaksa Go sambil
mengebrak-gebrak meja.
Menurutnya
Sebagai tim kejahatan kekerasan, mereka seharusnya menangkap pencuri dan
pembunuh dan harus melakukan sesuatu yang membuat kalian berlari cepat. Jong Ho
akhirnya berdiri sambil mengebrak meja, Jaksa Go mengatakan sudah berbicara
dengan dengan ketua Yum, jadi harus mengirimkan berkasnya besok.
Kepala
Yum menjelaskan bahwa itu perintah dari atas, karena terlalu berat untuk
diatasi tim kejahatan kekerasan. Young Jin tak terima karena terlalu berlebihan
menyuruh timnya menyerahkan semuanya, menurutnya karena tim yang menemukan
kasusnya jadi kasus itu miliki mereka juga.
“Ini
bukan hanya sekedar kasus penyelundupan ilegal Organisasi besar terlibat, jadi
ini rumit jadi Masuk akal kejaksaan ikut terlibat” jelas Kepala Yum
mencari-cari alasan
“Setidaknya,
biarkan kami ikut menyelidiki bersama kejaksaan” ucap Young Jin
“Inspektur
polisi menyetujui ini, jadi Tidak ada gunanya membicarakannya, lebih baik serahkan
berkasnya dan pergilah” perintah Kepala Yum, Young Jin tak terima.
“Kekuasaanku
hanya bisa sampai sejauh ini saja! Kau tahu dengan baik kalau aku tidak bisa
melakukan apapun,” teriak Kepala Yum, Young Jin hanya bisa mengeluh lalu keluar
ruangan.
Pagi hari
Dokter
memeriksa keadaan Dong Il menanyakan apakah ia sudah sadar dirumah sakit,
suster memberitahu tekanan darah Dong Il 90/60 dan titik jenuh oksigennya
berada pada level 83. Dokter memutuskan akan melepas intubasinya. Dong Il
terlihat tubuhnya bergerak dengan mata membuka lebar, air matanya mengalir.
Flash Back
20 tahun
lalu
Dong Il
masuk ke dalam ruangan, terlihat Tae Yoo yang sudah memegang pisau dengan
tangan berlumuran darah. Ayah Young Jin sudah tergeletak di bangku tak sadarkan
diri dengan berlumuran darah dibagian perutnya.
Tae Yoo
tersenyum melihat Dong Il lalu memberikan pisau itu pada seniornya sebagai
penganti dirinya sebagai pembunuh. Dong Il menegaskan supaya Tae Yoo menepati
janjinya, yaitu menyelamatkan putrinya. Tae Yoo meyakinkan anak Dong Il akan
sembuh setelah di operasi. Dong Il mengambil pisau dari tangan Tae Yoo lalu
melumuri darahnya agar buktinya sebagai pembunuh kuat.
Perawat
yang sedang menganti Infus mendengar Dong Il yang memanggil nama Choi Young Jin
dan polisi berkali-kali. Perawat seperti tak mengerti berpikir Dong Il merasa
kesakitan jadi akan menambah dosis obat agar tak merasakan sakit. Dong Il
berusaha memohon untuk memanggil Young Jin untuk datang, Perawat seperti sudah
mengerti dan akan memberitahu Young Jin.
Sek Yoon
sudah bersembunyi dibalik pintu darurat dengan masker dan pakaian yang terlihat
seperti dokter, didepan ruangan Dong Il ada pertugas yang menjaga. Young Jin
menerima telp dari rumah sakit. Beberapa saat kemudian, didepan ruangan sudah
tak ada polisi yang menjaga, ia masuk ke dalam ruangan .
Young Jin
sudah ada di jalan menuju rumah sakit dengan mengunakan sirine. Sek Yoon
sengaja matikan lampu ruangan dan menutup jendela. Dong Il melirik bertanya
siapa yang datang.
“Kau
seharusnya tidak usah membuka matamu lagi. Pergilah dengan tenang sekarang”
ucap Sek Yoon sambil menyuntikan cairan ke dalam selang infus. Dong Il langsung
merasakan pengeliatannya kabur.
Young Jin
baru sampai melihat dokter yang sedang menekan bagian dada Dong Il, bertanya
apa yang terjadi. Dokter memberitau Dong Il tadi sudah sadar tapi Tiba-tiba saja jantungnya berhenti, Young Jin
panik diminta dokter agar keluar ruangan,
“Kau
tidak boleh mati seperti ini Bangunlah, Park Dong Il! Kau bilang akan minta
maaf padaku” jerit Young Jin histeris
Young Jin
datang ke restoran milik bibi itu memberitahu Dong Il meninggal, kembali
bertanya bagaiama bibi itu bisa mengenal Park Dong Il. Bibi itu merasa tak
perlu lagi peduli hubungan dengan orang yang sudah mati. Young Jin memberitahu
bahwa Dong Il yang membunuh ayahnya.
“Aku
menghabiskan seluruh hidupku dengan memberi makan para gangster. Park Dong Il
bukan tipe pembunuh. Dia menggunakan tinjunya, tapi hatinya lembut Bahkan Dia
tidak bermaksud hidup sebagai gangster. Sekarang Tidak ada lagi yang bisa
kukatakan. Meskipun ada, aku tidak bisa mengatakannya, jadi pergi sajalah.”
jelas Bibi itu menutup mulutnya.
“Kalau
Park Dong Il tidak membunuh ayahku, lalu siapa yang membunuhnya?” tanya Young
Jin penasaran
Bibi itu
berpura-pura tak tahu, lalu menyindirnya sebagai wanita muda yang tak tahu
sopan santun dan mengusirnya. Young Jin bertanya apakah bibi itu mengenal yang
bernama Kang Tae Yoo. Bibi mengaku tak mengenalnya.
Ketika
Young Jin akan keluar, Tae Yoo masuk ke dalam ruangan bersama Sek Yoon. Bibi
menceritakan sebelumnya pergi menemui Park Dong Il di saat-saat terakhirnya
lalu Young Jin mengikutinya. Young Jin menyindir kalau sebelumnya bibi itu tak
mengenal Tae Yoo, bibi itu memilih untuk masuk ke dalam.
“Bukankah
kau mengatakan kau tidak mengenal Park Dong Il? Itu yang tertulis
dipernyataanmu. Apakah itu tidak benar?” ucap Young Jin
“Aku
pasti tidak menyadari beberapa hal karena aku diculik. Pernyataan bisa dirubah,
benarkan?” kata Tae Yoo. Young Jin melangkah lebih dekat untuk mengatakan
padanya. Sek Yoon meminta supaya Young Jin tenang.
“Kau tahu
semuanya, kenapa Park Dong Il menculikmu dan berusaha membunuhmu Jadi, katakan
padaku sekarang” ucap Young Jin menatap lurus Tae Yoo
“Pelakunya
sudah mati dan kasusnya ditutup, semuanya sudah berakhir sekarang Apa bagusnya
kau mengetahuinya? Tidakkah kau setuju Kapten Choi?” ejek Tae Yoo
Young Jin
yakin Dong Il tidak membunuh ayahnya, Tae Yoo bertanya siapa dugaan yang
membunuhnya. Young Jin menceritakan Dong Il mengatakan bahwa ia akan membunuh
Tae Yoo lalu akan mengakui semuanya, jadi menurutnya semua orang akan setuju
bahwa Tae Yoo itu yang membunuh ayahnya.
“Langsung
saja, aku ingin bertanya satu hal padamu Apa kau mengenal Choi Sang Ik atau
tidak?” tanya Young Jin, Tae Yoo mengaku masih mengingatnya, Young Jin pun
semakin yakin Tae Yoo adalah pembunuh ayahnya
“Itu
sudah 20 tahun yang lalu, Kasusnya sudah kadaluwarsa Bahkan hukum mengatakan
begitu, karena sudah lama sekali, jadi mari lupakan saja! kenapa kau mengungkit-ngungkit
kejadian di masa lalu?” komentar Tae Yoo
“Kau
membunuh ayahku, Benarkan?”ucap Young Jin mengeluarkan pistol listrik dari
pinggangnya.
Tae Yoo
malah mengejeknya kalau Young Jin sedang penasaran, Young Jin menyuruh Tae Yoo
mengatakan padanya. Sek Yoon meminta untuk menyingkirkan alat itu karena bisa
terluka. Young Jin langsung menendangnya,dengan mengancam akan membunuhnya
lebih dulu kalau menghalanginya.
“Aku akan
memastikan kau ditempatkan di tempat yang sama dengan putramu” ucap Young Jin
“Tapi
sebelum itu terjadi, kau mungkin yang akan menyusul ke tempat ayahmu” balas Tae
Yoo tak mau kalah.
“Kau baru
saja mengancam polisi. Berlutut dan letakkan tanganmu di belakang kepalamu. Aku
akan menembakmu kalau kau tidak melakukannya” perintah Young Jin, Sek Yoon
ingin membela yang terjadi pistol listrik membuat dirinya tak sadarkan diri.
Young Jin
merubah menjadi pistol pelurunya, menyuruh agar Berlutut dan letakkan tanganmu
di belakang kepala. Tae Yoo langsung memberikan tanganya agar di borgol, Young
Jin berteriak menyuruh Tae Yoo berlutut, Tae Yoo menegaskan tidak akan pernah
berlutut seumur hidup, jadi lebih baik tembak saja. Young Jin lebih mendekatkan
lagi pistolnya dan siap melepaskan peluru ke arah kepala Tae Yoo
bersambung ke episode 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar