Young Jin
melihat rekaman CCTV melihat mobil yang membawa emas lalu memerintahan Do Young
untuk memberitahu Jae Duk dan Se Won untuk kembali dan bersama-sama menemukan
mobil tersangka, lalu melihat mobil pergi ke sebuah gang yang cukup sempit.
Sementara
Joon Ho sedang bertemu dengan Madam Park, memuji Kopi buatan Madam Park memang
paling baik. Madam Park mengeluh dirinya paling tidak suka bertemu dengan orang
yang mengetahui masa lalunya. Joon Ho bertanya siapa lagi yang mengetahui masa
lalunya itu. Madam Park mengakui ada beberapa orang.
“Kau
kenal Presdir Kang bukan? Presdir dari perusahaan Kontruksi KL?” tanya Joon Ho,
Madam Park pikir dalam orang bisnis tak mungkin yang tak mengenalnya.
“Apa kau
punya informasi tentang dia? Kau bisa mengatakan semuanya padaku” ucap Joon Ho
memohon
“Bukankah
itu artinya kita tidak bisa banyak membicarakannya?” balas Madam Park
Ponsel
Joon Ho berdering, lalu dengan cepat untuk memberitahu akan pergi segera. Joon
Ho dengan bangga karena dirinya populer jadi harus pergi padahal masih ingin
berbicara dengannya. Madam Park dengan nada mengoda mengatakan tidak akan pergi
kemanapun dan meminta untuk bukan hanya datang seperti sekarang tapi kunjungan
pribadi. Joon Ho dengan santai berjanji
akan melakukan kunjungan pribadi
Young Jin
dan Jae Duk pergi ke tempat mobil berisi emas itu masuk, tapi polisi patroli
tak menemukan mobil yang mereka cari. Young Jin menanyakan apakah ada jalan
keluar selain jalan itu. Polisi memberitahu tak jalan selain disana, Young Jin
berpikir bahwa mobil itu ada disebuah tempat lalu melihat gudang yang tak jauh
dari tempatnya berdiri.
Ketika
masuk ke sebuah gang, mobil mereka berpapasan dengan mobil truk dan Do Young
melihat bagian belakang ada tempat aki. Mereka pun sampai gudang, Young Jin yang
pertama kali melihat mobil ada didalam gudang tapi tak yakin bahwa itu mobil
yang mereka cari.
Jae Duk
melihat pintu sudah digembok, Se Won pikir mereka bisa mendobrak untuk
memeriksanya, Jae Duk mengatakan mereka bisa dihukum apabila mobil itu buakn mobil
yang mereka cari. Tiba-tiba terdengar bunyi alarm dari mobil, semua melonggo
melihat Young Jin yang memegang kunci mobil lalu menyuruh semuanya untuk masuk
karena itu mobil yang mereka cari. Semua masih terdiam.
“Kenapa
kalian semua terkejut? Aku mendapatkan kuncinya dari Bae Dal Hwan.” ucap Young
Jin, Jae Duk memuji atasnya itu tahu cara mengunakan otaknya.
Semua
memeriksa mobil dengan emas yang sudah hilang, Jae Duk melihat ada pecahan dari
patung yang didekat sana, Young Jin menemukan lembaran hitam diatas meja, lalu
mengingat sebelumnya mobil pick up yang membawa kotak aki dengan jumlah banyak.
“Kapten! Kau
tahu truk yang baru saja kita lihat? Itu membawa aki dan Ini dikeluarkan dari
aki itu” jelas Do Young
Semua
langsung bergerak, Young Jin memberikan peringatan pada semua polisi bahwa mereka mencari truk putih yang membawa
aki dibelakangnya. Sopir truk yang membawa aki terlihat santai mengendarai
mobilnya, sementara polisi mulai bergerak mobil yang dicari Young Jin.
Joon Ho
pergi ke ruangan CCTV, semua jalan mulai diblokir. Se Won merasa mereka sudah
kehilangan mobil itu karena sudah terlalu jauh. Tiba-tiba salah satu polisi
memberitahu mereka sududah berhasil menemukan mobilnya. Young Jin pun meminta
untuk diberitahu lokasi mobil truk.
Mobil
polisi langsung memepet truk meminta untuk menepi, mobil truk malah memilih
untuk menginjak pedal gas meninggalkan mobil polisi yang mengepungnya dari
belakang.
Beberapa
polisi yang lainnya kembali memblokir jalan dan masang perangkap supaya tak
bisa lewat dari tertutup papan dengan ujung seperti paku. Tim 1 mulai melihat
mobil truk yang mereka cari, Jin Woo meminta semua berpegangan. Mobil mulai
sejajar dengan truk dan Young Jin meminta agar langsung menghalangi jalan.
Jin Woo
mencoba menghalangi tapi truk tetap menghindar, sang Sopir berusaha menghindar
tak melihat ada mobil yang akan masuk ke jalan, akhirnya membanting stir dan
membuat truk terbalik dan batangan emaspun berceceran dijalan raya. Semua orang
yang ada mobil penasaran melihat ada kepingan emas yang banyak melihat ke TKP.
Berita di
TV “Diakhir
pengejaran, Ditemukan emas dalam jumlah besar di mobil tersangka. Jalanan yang
disinari emas seperti kejadian dalam film. Polisi telah menahan pelaku yang
berusaha menyelundupkan emas tersebut. Akan tetapi, pelaku belum memberikan
informasi pemilik dari emas-emas tersebut. Jadi, pemilik dari emas tersebut
belum diketahui. Selama pemilik yang asli tidak datang, Maka 13 milyar won akan
menjadi harta negara. Polisi sedang menyelidiki orang-orang yang memiliki
informasi....”
Tae Yoo
berteriak marah memanggil nama Choi
Young Jin, karena semuanya menjadi kacau setiap kali Choi Young Jin terlibat.
Sek Yoon hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Kau
harus segera menghubungi Shanghai.Kalau kau tidak bisa memberikan pada mereka
apa yang kau janjikan, investasi akan ditahan Dan rencana pembangunan akan
bermasalah” jelas pengacara Kim
“Jual
sahamku untuk mendapatkan uang yang kau perlukan” perintah Tae Yoo penuh amarah
“Kalau
begitu, kau mungkin akan mendapat masalah, Dengan manajemenmu di rapat pemegang
saham nanti” jelas Pengacara Kim
“Masalah?
Berhenti memberitahuku tentang masalah dan beritahu mereka untuk memperbaikinya”
teriak Tae Yoo
Pengacara
Kim memberitahu Meskipun Shanghai menginginkan
emas, itu tidak berguna menurutnya kalau Tae Yoo memberikanya dollar maka ia
yang akan membuat kesepakatan dengan mereka. Tae Yoo bertanya apakah
pengacaranya yakin. Pengacara Kim sangat yakin jadi menyerahkan semua urusan
ini padanya. Tae Yoo pun memutuskan akan memberikan 20Milyar Won. Pengacara Kim
mengerti lalu meninggalkan ruangan.
“Polisi
memiliki emasku, tapi aku bahkan tidak bisa menyatakan kalau itu adalah milikku
Apa yang akan terjadi kalau polisi tahu itu adalah milikku? Apapun yang terjadi,
pastikan mereka tidak bisa melacaknya. Apa kau mengerti?” ucap Tae Yoo, Sek
Yoon mengerti
“Dan di
masa depan, kalau kau membuat kesalahan seperti ini lagi, Aku tidak akan pernah
melihatmu lagi.” kata Tae Yoo mengancam, Sek Yoon mengerti lalu meninggalkan
ruangan.
Kantor
polisi, Ruangan Joon Ho
Joon Ho
menceritakan tentang Madam Park dari Samcheon-dong, karena mendapatkan
informasi kalau ia mengumpulkan emas maka menemuinya. Lalu melihat kalau Madam
Park tidak menyelundupkan emas, tapi mengumpulkannya untuk orang-orang yang
membutuhkan. Young Jin pikir lebih baik mereka membawa Madam Park untuk
ditanyai.
“Dia
bukan orang biasa, wanita licik Tapi dibidang cuci uang, dia ahlinya. Dia tidak akan berkata apapun
meski kau mengejarnya.” cerita Joon Ho
“Tapi kau
hebat dalam hal seperti ini. Kenapa tidak kau rayu saja Madam Park?”kata Young
Jin dengan nada mengoda. Joon Ho mengejek Young Jin yang mencoba menjadi mucikari
“Itu
hanya untuk pekerjaan dan kau bagus dalam hal itu” jelas Young Jin sambil
merapihkan jasnya.
“Ahh.. Lupakan
saja, Aku tidak bisa dengan wanita itu” ungkap Joon Ho
Young Jin
mengejek Joon Ho tidak ada wanita yang tidak bisa di dapatkan. Joon Ho
mengatakan ada wanita, Young Jin pikir Madam Park itu cukup sulit, Joon Hoo
menegaskan bahwa bisa mendapatkannya wanita seperti itu. kapanpun ia mau,
menurutanya Madam Park itu akan mati jika tertangkap. Young Jin bertanya siapa
wanita yang tak bisa didapatkan. Joon Ho mengakui bahwa wanita itu duduk
dihadapanya. Young Jin mengumpat Joon Ho itu selalu saja mengunakan semua cara.
Jae Duk
mengeluh melihat sopir truk yang terbaring merasaka sakit tapi tak membuka
mulutnya. Se Won melihat semua ruangan dan sopir Truk masih saja tetap diam, Jae Duk tetap mencoba membantu si
sopir truk membuka mulutnya.
“Apa kau
benar-benar akan menutup mulutmu seperti itu? Kalau kau terus seperti ini, kau
akan menanggung semua kesalahan, Padahal Kau tidak melakukan kesalahan, Yang
kau lakukan hanyalah menyetir mobilnya. Itu benar kan?” ucap Jae Duk, Sopir
truk tetap diam.
“Jadi aku
akan mengurus semuanya untukmu Katakan saja pada kami, siapa yang menyuruhmu,
mengerti?” kata Jae Duk, Sopir truk melirik lalu kembali memalingkan wajahnya.
Jae Duk
sudah tak bisa lagi menahan amarahnya, ingin memukul tapi ditahan oleh Seo Won.
Jae Duk mengancam akan membunuhnya jika sopir itu terus berpura-pura menjadi
patung batu, Seo Won meminta Jae Duk menahan karena sopir itu pasien. Sopir itu
pun memilih untuk tidur mengacuhkan keduanya.
Jae Duk
membahas sambil mengeluh kalau sopir itu mungkin patung batu dan tak bicara
lalu Tidak ada saksi di daerah gudang itu, Pemilik gudang tidak tahu apa-apa
dan Yang tersisa hanyalah emasnya dan merea tak bisa bertanya pada emasnya,
"siapa pemilikmu?"
“Aku
tidak mengerti. Itu emas senilai 13 juta won. Kalau itu aku, aku akan muncul
untuk mengklaimnya Dia hanya akan dipenjara beberapa tahun, Itu hanya
penyelundupan emas. Kenapa pemiliknya tidak datang?” ungkap Se Won heran
“Itulah
maksudku, Ada sesuatu yang tersembunyi yang lebih berharga daripada emas itu.”
kata Do Young
“Aku rasa
dia menyelundupkan emas bukan karena ingin menghindari pajak Kenapa kau pikir
dia menyelundupkan emas?” ucap Joon Wo
“Bagaimana
dengan obat-obatan atau senjata? Mungkin dia menggunakannya untuk membeli
barang yang tidak bisa dia ungkapkan, Emas tidak bisa dilacak dan alat
pembayaran yang sempurna”pikir Do Young
Young Jin
tak ingin berkomentar menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki Madam Park dengan
memperlihatkan fotonya. Jae Duk bertanya alasan mereka harus mencari tahu.
Young Jin menceritkan Kapten Park mengetahui bahwa baru-baru ini Madam Park mengumpulkan emas dalam jumlah banyak dan
mereka tidak bisa membuktikannya, lalu meminta Joon Wo untuk menyelidiki rekan
kerja dari Jangan-pyung Park.
Young Jin
pergi ke tempat Dong il selama ini tinggal dan menemukan sebuah agenda dan
terlihat foto anak wanita disana. Ia pun pergi ke penjara, ketua lapas
menceritakan bahwa Putri Dong il meninggal sekitar setengah bulan setelah masuk
kepenjara.
“Di pemakaman
dia membuat keributan besar dengan mengatakan bahwa dia tidak membunuh siapapun
bahkan berusaha melarikan diri. Saat dia dibawa kembali kemari, dia ditempatkan
di sel tersendiri. Setelah kejadian itu, dia menghabiskan waktunya dengan
tenang” cerita ketua Lapas
“Jadi Dia
mengatakan dia tidak membunuh siapapun?” tanya Young Jin
“Dia
pasti merasa malu di hadapan putrinya yang meninggal dan mungkin sudah gila”
dugaan Kepala Lapas, Young Jin terlihat tak begitu yakin.
Kepala
Yum membanting koran dengan headline, [Dua orang terbunuh di rumah hijau, Presdir
dari KL Konstruksi diculik] lalu berteriak menanyakan siapa yang
membocorkan berita itu karena sebelumnya meminta untuk diam sampai Park Dong Il
sadar atau meninggal.
“Siapa
dari kalian yang tidak bisa menutup mulutnya? Jelas sekali reporter akan
menulis hal yang tidak masuk akal. Aku sudah menyuruh kalian semua untuk tetap
diam!”ungkap Kepala Yum marah
“Kau
bahkan tidak tahu apakah benar tim 1 yang membocorkannya” bela Joon Ho
“Ini
kasus mereka, memangnya siapa lagi? Sekarang, beritanya akan mengatakan bahwa
polisi berusaha menutup-nutupi kasus ini. Bagaimana kau akan menghentikan itu
supaya tidak terjadi? Cari tahu siapa yang membocorkan ini. Kalau tidak, kalian
semua akan dihukum”teriak Kepala Yum.
Young Jin
mengaku menceritakan ketika pergi
menemui Park Dong Il di rumah sakit dan tidak sengaja bertemu reporter Kim,
Tapi tidak mengatakan apapun, sayangnya Reporter Kim dengan cepat menyangkut
masalah seperti ini.
Tae Yoo
juga marah karena awalanya Kepala Yum yang akan mengurus media tapi ternyata
keluar berita seperti itu. Kepala Yum memjelaskan bahwa bukan pihak polisi yang
membocorkannya tapi Reporter mengetahuinya duluan.
“Seluruh
dunia akan tahu kalau aku diculik Kalau saja, Park Dong Il sadar dan mulai
berbicara. Yang sebenarnya bisa kita atasi dengan mudah, akan berada diluar
kendali kita. jadi Kita harus melepaskan masker oksigennya.” ucap Tae Yoo licik
“Aku akan
berpura-pura tidak mendengarnya, kau lakukanlah sesukamu” tolak Kepala Yum.
“Dengar,
Ketua Yeom, kita berada di tim yang sama, Baik kau dan aku bisa hancur” tegas
Tae Yoo
“Bagaimana
kau bersikap seolah-olah ini tidak berpengaruh padamu? Kalau Park Dong Il
berbicara, aku hanya akan kehilangan pekerjaanku Tapi berbeda denganmu Presdir Jadi,
kau yang ingin dia menghilang, kau harus melakukan hal yang tepat” balas Kepala
Yum.
Tae Yoo
menjelaskan bahwa polis menjaga Dong il jadi tak mungkin bisa melakukan
menurutnya mereka harus bekerja sama supaya ia bisa melakukan apapun. Kepala
Yum menegaskan tidak punya keinginan bekerja sama dengannya jadi membiarkan
agar melakukan yang disukainya.
Jin Woo
memberikan berkas lalu meminta supaya Do Young memeriksa orang-orang yang
berbicara dengannya lebih dari dua kali. Do Young lalu melihat nama “Yoon Hyung
Suk” dan itu nama dari Seketaris Presdir Kang. Jin Woo mencoba mereka mengecek
lagi, Do Young mencari-cari nomor Sek Yoon.
Di ruang
interogasi,
Do Young
memperlihatkan catatan telp Man Shik, tapi mengaku tak mengenalnya. Man Shik
hanya melihat sekilas, Jin Woo memberitahu bahwa walaupun menghapusnya dari
telpon, semua ada di catatan panggilannya dan berpikir akan mengancamnya dengan
menelpnya. Man Shik malah menyuruh Jin Woo untuk segera menelpnya.
Jin Woo
menemui Sek Yoon dikantornya dan Sek Yoon mengaku tak mengenal dengan Man Shik
. Jin Woo memberitahu bawah Sek Yoon berbicara dengannya sebanyak tiga kali,
jadi tak masuk akal kalau tidak
mengenalnya. Sek Yoon menegaskan bahwa masuk akal atau tida yang pasti dirinya tidak
mengenalnya.
Ponselnya
berdering terlihat nama [Park Man Shik], Jin Woo sengaja menyuruh Sek Yoon
mengangkatnya. Sek Yoon beralasan banyak telpon iseng belakangan ini jadi tidak
menjawab nomor yang tidak aku ketahui. Jin Woo meminta Sek Yoon memberikan telpnya
untuk memeriksa sesuatu.
“Ini
adalah barang pribadiku. Kalau kau benar-benar ingin melihatnya, bawakan surat
ijinnya, mengerti?” ucap Sek Yoon mencari alasan
“Hanya
orang yang bersalah yang membicarakan masalah surat ijin Lalu saat aku membawa
surat ijin, mereka memohon ampunan Tapi saat itu...sudah sangat terlambat. Aku
akan mengingat betapa kau tidak mau bekerja sama hari ini” tegas Jin Woo lalu
meninggalknya, Sek Yoon akhirnya menelp Jaksa Ko.
Do young
tahu agak susah untuk mendapatkan surat izin karena keduanya berkomunikasi jadi
menurutnya lebih baik mereka selidiki catatan telponnya. Tapi Jin Woo merasa
yakin bahwa itu adalah Sek Yoon.
“Itu
artinya emas selundupan itu adalah milik Presdir Kang. Sunbaenim? Mari kita
selesaikan kasus ini.”ajak Do Young penuh semangat,
“Kenapa? Apa
kau semakin tertantang karena ini kasus besar?” ucap Jin Woo, Do Young mengakui
dirinya seperti tenggelam dalam kasus ini
“Kau akan
melawan Presdir dari perusahaan KL Konstruksi? Apa kau berpikir apa yang akan
terjadi kalau kau mendekatinya dengan cara yang gegabah?” ucap Jin Woo
Do Young
pikir polisi tak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu dan merasa seniornya itu
takut. Jin Woo malah tak percaya Do Young terlihat tak memiliki rasa takut. Do
Young rasa lebih baik daripada tidak punya solusi atau rencana menurutnya itu tidak
menyenangkan. Lalu mengejek Jin Woo bahwa pangkatnya lebih tinggi jadi memiliki
uang yang lebih banyak.
“Pangkatmu
lebih tinggi, tapi kau harus menahan amarahmu karena sunbaemu ini. Aku semakin
menyukaimu belakangan ini, Kau jujur dan berani” ungkap Jin Woo
“Aku
belum pernah bertemu orang yang tidak menyukai aku” kata ungkap Do Young bangga
Kepala
Yum memberitahu bahwa kemungkinan Dong Il yang sadar lalu berteriak marah kalau
dirinya bukan dokter yang membuat orang mati, dan melempar ponselnya dengan
wajah penuh amarah.
Young Jin
yang menunggu dirumah sakit bertanya pada dokter yang baru keluar dari ruangan
Dong il. Dokter memberitahu sepertinya Dong il punya keinginan untuk bertahan hidup.
“Organnya
terluka parah, Kesempatannya untuk bertahan rendah.” jelas dokter,Young Jin
bertanya apakah tidak ada harapan.
“Dia
mungkin akan tersadar sebentar sebelum meninggal dunia” jelas Dokter
“Kalau
dia memang sadar, apakah dia mampu untuk berbicara?” tanya Young Jin, Dokter
juga ta tahu jadi mereka lebih baik menunggu hasilnya. Young Jin menatap Dong
Il yang masih terbaring di ruang rawat.
Do Young
menghela nafas karena tak bisa mengakses data, Jin Woo datang bertanya ada ada
dengan temanya yang terlihat kesal. Do Young menceritakan sedang membuat
permohonan untuk meminta catatan telpon Sekretaris Yoon Tapi tidak diijinkan.
Jin Woo kembali bertanya darimana mendapatakan izin. Do Young dengan kesal
mengatakan dari jaksa yang berwenang lalu diri dari tempat duduknya.
“Hei, kau
mau pergi kemana?” tanya Jin Woo
“Aku
harus mencari tahu kenapa dia tidak mengijinkannya.” ujar Do Young
“Jadi kau
akan berdebat dengan jaksa?” ucap Jin Woo, Do Young membenarkan tanpa rasa
takut.
Jin Woo
mengomel karena Do Young itu pemberani tapi sembrono, Do Yong menegaskan bahwa
ia penasaran. Jin Woo menahan tangan Do Young untuk tak pergi. Do Young
mengatakan sudah menunggu dalam setengah hari dan sudah tak bisa menunggu lagi,
lalu keluar ruangan. Jin Woo berteriak
memanggil rekan kerjanya yang cepat sekali mengambil tindakan.
Do Young
menemui Jaksa Go memperlihatkan data Sek Yoon sebagai tersangka utama kami
sebagai pemilik emas itu, menjelaskan bahwa mereka tidak berusaha untuk
menangkapnya tapi hanya ingin memeriksa catatan telponnya. Sementara Jaksa Go
malah tidak mengizinkanya, jadi mereka tak bisa mengadakan penyelidikan.
“Kalau
kau dari tim 1 divisi kejahatan kekerasan..Siapa lagi itu... namanya Kapten
Choi Young Jin? Benarkan?” ucap Jaksa Go memandang remeh. Do Young membenarkan.
“Kapten
dan anggotanya, mereka semua benar-benar bodoh. Dengar...kau tahu orang itu,
Yoon Hyung Suk? Dia berbicara pada Park Man Shik sebanyak tiga kali, benarkan? Jadi,
bukti apa yang kau miliki sampai kau menganggap dia pemilik dari emas itu?”
ucap Jaksa Go,
Jaksa Go
menunjukan catatan telp Man Shik bahwa ada 20 orang yang berbicara disana dan
seharusnya mencuriagi mereka semua, lalu mengejek di sekolah kepolisian hanya
mempelajari HAM seperti kotoran anjing, sementaranya tugasnya itu caranya
menangkap penjahat dan tak melindungi HAM, maka dari itu banyak orang yang
menghina polisi.
Do Young
membalas jaksa itu bekerja keras melindungi Hak asasi Tapi polisi masih tetap
memerlukan catatan telpon Yoon Hyung Suk, dan apabila tak diizinkan maka ia
akan menyelidiki Jaksa juga. Jaksa Go tertawa
lalu memberitahu bahawa Ini bukan tempat dimana semua orang bisa datang
dan membuat ancaman lalu mengusirnya pergi dan menyuruhnya belajar lagi, supaya
bisa menemukan sesuatu dan bukti yang nyata.
Kepala
Yum dengan bertolak pinggang menuduh Young Jin yang menyuruh anak buahnya
melakukan ini. Do Young mengatakan bahwa ini adalah kemaunya sendiri. Kepala
Yum makin marah karena seorang junior berani menyela atas, Do Young hanya bisa
mengucapkan permintaan maafnya.
“Kalau
semua tidak berjalan sesuai keinginanmu, beginikah caramu mengatasinya? Aku
sudah bilang padamu, jangan emosi, Tenang dan sabarlah. Karena kau seperti itu,
petugas baru belajar dengan mencontohmu” teriak Kepala Yum
“Itu
karena dia tidak mengijinkan kami mengadakan penyelidikan, padahal kasusnya
sudah jelas” jelas Young Jin menatap malas Kepala Yum.
“Polisi
punya pekerjaannya sendiri Dan jaksa juga punya kerjaannya sendiri. Kau pikir
jaksa ada untuk menghalangi penyelidikan kepolisian? Mereka hanya berusaha
mengerjakan tugas mereka Apa kau tidak mempertimbangkan bahwa mereka mungkin
punya pendapat yang berbeda? Apa Kau satu-satunya yang terhormat? Begitukah? Jawab
aku!” teriak Kepala Yum.
Young Jin
menutup kuping, Do Young menjawab bukan seperti itu maksudnya. Kepala Yum makin
marah, lalu mengancam akan menurunkan pangkatnya apabila kejadian seperti itu
terulang lagi lalu mengusir keduanya untuk keluar
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar