Hye Jin
berlari masuk ke bandara, kalimat dari ibunya teringat kalau ibu HaRi sengaja
datang ke Korea untuk mengajak anaknya pergi. Lalu pegawai hotel juga
memberitahu kalau Ha Ri langsung pergi setelah menyerahkan surat pengunduran
diri.
Dengan
nafas terengah-engah, Hye Jin binggung apa yang harus dilakukannya sekarang,
karena Ha Ri ternyata benar-benar pergi meninggalkanya.
“Min Ha
Ri, teganya kau meninggalkanku? kalau kau pergi seperti ini, aku harus
bagaimana ?” ucap Hye Jin sambi berjongkok dan menangis.
Hye Jin
duduk dengan tertunduk sedih menatap note yang di tinggalkan temanya, Ha Ri
lewat melihat Hye Jin lalu memanggilnya dengan wajah heran, melihat temanya
yang ada di bandara. Hye Jin yang melihat Ha Ri langsung memeluknya, mengucap
syukur karena ternyata temanya belum pergi. Ha Ri binggung karena Hye Jin
tiba-tiba memeluknya dan berpikir dirinya akan pergi.
“Bagaimana
kau bisa disini?” tanya Ha Ri binggung
“Hei,
bisa-bisanya kau pergi diam-diam seperti ini !!! Mau pergi kemana kau tanpaku? Jangan
pergi, Ha Ri!” ucap Hye Jin dengan suara nyaring sambil menangis. Ha Ri melirik
kesana kemari terlihat agak malu dilihat orang-orang.
“Apa
maksudmu? Memang aku mau kemana?” komentar Ha Ri
“Kau mau
ke Jepang dengan ibumu, kan?” kata Hye Jin
“Tidak.Ibu
berangkat hari ini, aku cuma mengantarnya.” jelas Ha Ri, Hye Jin terlihat tak
percaya kalau Ha Ri tak ikut pergi dengan ibunya ke jepang.
“Hei,
setelah melakukan semua ini padamu, memangnya aku mau kemana? Kau jauh-jauh
kemari karena kau pikir aku pergi tanpa bilang padamu?” tanya Ha Ri sambi
menghapus ari mata Hye Jin.
Hye jin
mengangguk, lalu ia masih belum yakin
temanya itu tak akan pergi. Ha Ri menegaskan tak akan pergi. Hye Jin kembali menangis
bahagia mengucap syukur, karena berpikir temanya pergi tanpa pamit. Ha Ri
menghapus air mata Hye Jin memintanya untuk berhenti karena nanti wajahnya bisa
bengkak, lalu berpelukan erat.
“Aku akan
menempel padamu, selama sisa hidupku dan akan selalu minta maaf padamu. Jangan
menangis.” ucap Ha Ri sambil menghapus air mata temanya. Hye Jin mengangguk
dengan senyuman lalu kembali berpelukan.
Di rumah
Hye Jin
menanyakan tentang ibu Ha Ri, apakah mereka sudah berbaikan. Ha Ri mengangguk,
menceritakan merek berdua sudah saling berbicara dan menghabiskan waktu
bersama.
“Aku tak
pernah mengerti kenapa dia pergi, meninggalkanku, tapi sekarang, sepertinya aku
sedikit mengerti. Bukan sebagai anaknya, tapi sebagai wanita.” cerita Ha Ri
“Syukurlah.
Tapi Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau mengundurkan diri dan mematikan
HP? Lalu Kau apakan semua baju dan sepatumu?” tanya Hye Jin.
Flash
Back
Ha Ri
mengunting semua kartu kreditnye, mengaku selama ini melakukan hal yang bodoh
karena dirinya yang masih memiliki sifat kekanakan.
“Aku
dapat pekerjaan karena ayah, lalu aku beli semua hal pakai kartu ayah. dan
terus mengeluh atas apa yang kudapat. Aku keluar dengan pria yang entah aku
peduli atau tidak.” cerita Ha Ri
Ia juga
menjual semua barang-barang yang dibeli dari uang ayahhnya, mulai dari tas,
sepatu sampai baju dan menuliskan surat pengunduran dirinya karena pekerjaa di
hotel karena koneksi ayahnya.
-Flash
Back End-
“Saat
melakukan hal itu, Aku semakin serakah. pada halyang tak boleh kumiliki. Ketiak
aku melihatmu, rasanya aku mau menangis. Aku kabur karena tak punya keberanian
untuk bersikap dan bicara denganmu. Seperti anak kecil. Aku tak bisa mengatakan
apa yang harus kukatakan. Aku sungguh minta maaf, Hye Jin “ akui Ha Ri jujur.
“Bisa-bisanya
aku melakukan hal seperti ini padamu?” komentar Hye Jin dengan senyuman, Ha Ri
kembali meminta maaf.
Sung Joon
tertidur di sofa dengan berkas yang ada di pangkuannya, lalu terbangun dengan
wajah kaget seperti baru menyadari sesuatu. Kepalanya langsung pusing mengingat
semua perkataan dari Petinggi Most di Amerika.
“Jarak
kita memang semakin dekat, tapi kita masih nomor dua. Kami hanya peduli hasil!
Tidak ada gunanya kalau tidak nomor satu! Jangan lupa. Jika kali ini tak
berhasil, MOST Korea akan lenyap selamanya. Semua ini tergantung padamu!”
Sung Joon
menatap tabnya dimana tabnya masih terlihat grafik Most yang naik tapi belum
bisa mengeser New Look di nomor satu.
Hye Jin
minum bir bersama menanyakan apa rencana
Ha Ri selanjutnya. Ha Ri pikir akan istirahat dan memikirkan yang bisa
di kerjakan sendirian. Hye Jin pikir hotel tempat kerjanya itu masih
menginginkanya. Ha Ri menegaskan tak akan kembali ke tempat itu lagi.
“Mulai
saat ini, akan kulakukan semua sendiri. Semua!!!” tegas Ha Ri, lalu ponsel Hye
Jin bergetar,
Pesan
dari Sung Joon masuk. “Aku didekat rumahmu. Bisa keluar sebentar?” Ha Ri
memilih untuk mandi saja sekarang. Hye Jin pun beralasan akan pergi ke
minimarket. Ha Ri menawarkan diri untuk menemaninya.
Hye Jin
dengan cepat menolaknya, menyuruhnya untuk mandi saja karena hanya sebentar. Ha
Ri mengerti lalu memilih untuk mandi walaupun dari wajahnya terlihat curiga
dengan sikap temanya.
Hye Jin
menghampiri Sung Joon dengan senyuman, bertanya kenapa temannya itu datang
malam-malam dan berpikir baru pulang kerja. Sung Joon tiba-tiba menyuruhnya
diam dan memberikan waktu Sepuluh detik saja. Hye Jin binggung karena Sung Joon
terdiam sambil menatapnya dan menghitung mundur dari tiga sampai satu, setelah
itu pamit pergi. Hye Jin makin binggung dengan sikap Sung Joon.
“Aku
kemari untuk melihatmu. Dengan melihatmu aku bisa dapat energi.” akui Sung Joon
“Apa Kau
baik-baik saja? Kau... kelihatan lelah. Apa kau memaksakan diri supaya bisa
jadi yang pertama?” tanya Hye Jin khwatir melihat wajah Sung Joon yang lesu.
“Bukan
hanya itu yang aku pikirkan. Saat aku diberi tugas ini, bukan hanya untuk
mempertahankan MOST, 0,,tapi juga diberi tanggung jawab untuk semua anggota
tim. Meski MOST ditutup, pasti akan ada yang baik-baik saja. ,,Tapi juga akan
ada yang terpengaruh. yang kurang pengalaman dan kemampuan. Bukan hanya sekedar
berhasil atau tidak, tapi juga masalah tanggung jawab. Jadi aku harus serius.”
jelas Sung Joon
Hye Jin
tahu itu teta saja sulit melakukannya sendiri. Sung Joon pikir kalau memang itu
sulit lebih baik Hye Jin memeluknya sekarang, karena itu sangat membantu. Hye
Jin hanya bisa menatap sedih karena tak bisa melakukanya. Sung Joon sadar sudah
bicara omong kosong, lalu pamit pergi dan berpesan supaya tidur dengan nyenyak.
Hye Jin menatap Sung Joon pergi dengan tatapan sedih.
Sung Joon
pulang kerumah dikagetkan dengan sapaan Shin Hyuk yang tiba-tiba ada di belakang,
dengan bertelanjang dada. Dengan mimik binggung dan kaget, melihat Shin Hyuk yang
bertelajang dada, hanya mengunakan handuk, ada di rumahnya lagi.
Shin Hyuk
mengatakan baru saja mandi karena tubuhnya pegal dan air shower berterkanan
dirumah Sung Joon itu sangat enak. Seorang kurir berteriak mengantar kiriman.
Sung Joon merasa tak memesan apapun, Shin Hyuk mengatakan ia yang memesan
karena lapar dan belum makan.
Ia
berjalan ingin mengambil makanan, tapi handuknya terlepas. Sung Joon melonggo
dan Shin Hyuk membalikkan badanya. Sung Joon menjerit dan langsung menutup
matanya, Shin Hyuk dengan wajah datar menanyakan keadaan atasannya dan yakin
pasti sangat kaget melihatnya.
Sung Joon
dengan menutup matanya menyuruh Shin Hyuk cepat memakai kembali handuknya dan pergi.
Shin Hyuk meminta maaf lalu tersenyum jahil karena bisa mengejari Sung Joon
kembali, lalu memakai kembali handuknya.
Shin Hyuk
memberikan sebuah berkas dengan ide yang pikirkanya saat mereka bahas dalam rapat.
Dengan bangga menceritakan sudah dua hari diam didalam rumah untuk mencari ide
dan banyak yang muncul, maka dari itu selama ini tak suka dengan aturan, lalu
memuji dirinya sendiri itu jenius.
“Apa ini
artinya kau akan kembali?” ucap Sung Joon melihat berkas yang dibawa Sung Joon.
“Berhubung
wapimred sangat membutuhkanku, aku putuskan untuk tetap tinggal.” kata Shin
Hyuk tersenyum manis.
Sung Joon
melihat berkas yang dibawah Shin Hyuk, dihalaman pertama Bahan ini belum
selesai,lalu halaman berikutnya, artikel seudah selesai, bahkan sudah mendengar
tiga bulan NEW LOOK mencari bahan artikel yang dibawa Shin Hyuk.
Shin Hyuk
melonggo mendengar komentar atasannya, Sung Joon melihat artikel kafe budaya,
menurutnya jangan hanya fokus pada fenomena di Korea, tapi bandingkan juga
dengan kafe budaya di Eropa supaya lebih menarik dan juga mengambil referensi
dari filmnya Woody Allen, Midnight in Paris.
Shin Hyuk mengerutkan dahinya, mengaku sudah mengetahui tentang itu.
“Ini
harus dikerjakan Editor Kim Poong Ho. Beda dengan penampakannya, dia sangat
teliti dalam membandingkan sesuatu. Sementara Lalu yang ini, artikel editor Cha
Joo Young edisi 8 tahun lalu kau akan membantu.” jelas Shin Hyuk melihat
lembaran berikutnya.
“kau ini
sebenarnya siapa? Kenapa bisa tahu semua hal?” ucap Shin Hyuk heran
“Lalu Kenapa
hatimu tiba-tiba berubah? Kau bilang aku tak boleh bergantung padamu.” ucap
Sung Joon.
“Entahlah.
Aku sendiri heran, tapi yang pasti akan menyenangkan lagi. Setelah dengar
majalah ini akan ditutup, aku jadi sangat termotivasi. Memainkan permainan
tanpa tahu kesempatan menangnya. Aku lumayan suka hal begini, jadi Maklumlah
aku kan orang gila. Dari pada menyerah sebelum mencoba, aku putuskan untuk
mencoba. Lagipula kesempatan menangnya 50/50.” jelas Shin Hyuk lalu pamit pergi
dengan mengoda Sung Joon untuk tak mencarinya apabila mendatanginya dalam
mimpi. Sung Joon mengumpat akan gila apabila memimpikan Shin Hyuk.
Shin Hyuk
berjalan ke pintu lalu melihat bawang bombay yang sama dengan Hye Jin, awalnya
ia terlihat kesal tapi berusaha untuk tersenyum melihat bawang bombay.
Ketika
perjalanan pulang dengan mobil sportnya, Shin Hyuk berbicara di telp dengan
bahasa inggis meminta maaf karena tak bisa melakukanya lagi, karena ada hal
yang menari walaupun bukan yang istimewa, dengan wajah sendunya mengungkapkan
sangay merindukanya dan berjanji akan menelpnya lagi.
Pagi
Hari, Shin Hyuk sudah mengendarai motornya lalu sengaja mengendarai tepat
disamping bus yang dinaiki Hye Jin. Tapi Hye Jin tak sadar karena asik
mendengarkan lagu dengan earphone.
Di
persimpangan jalan, Hye Jin masih juga tak sadar dengan Shin Hyuk yang berdiri
disampingnya. Sampai akhirnya Shin Hyuk kembali jahil dengan menekuk bagian
belakang kakinya. Hye Jin melepas earphonenya dan akan marah tapi yang terjadi
menjerit bahagia melihat seniornya. Shin Hyuk dengan jahilnya menawarkan permen
lolipop yang dimakannya.
Hye Jin
tak percaya Shin Hyuk kembali berkerja, Shin Hyuk pikir mungkin saja, lalu
mengajak “jackson” untuk menyeberang. Hye Jin mengucap syukur karena Shin Hyuk
tak jadi pindah, Shin Hyuk berkomentar sikap Hye Jin itu berlebihan membuat
hatinya kembali bergetar.
“Kau
gembira sekali melihatku sampai aku kira aku Badookie , Ekornya bergoyang saat melihatmu dan menggonggong guk
guk guk! Ayo Coco !!” ucap Shin Hyuk
sambil bernyanyi dan sedikit mengoyangkan tubuhnya. Hye Jin tetap tersenyum
melihat Shin Hyuk yang kembali.
Keduanya
berjalan bersama menuju kantor, Hye Jin menanyakan alasan Shin Hyuk yang tak
masuk kerja. Shin Hyuk heran Hye Jin itu tak tahu alasan dirinya tak masuk
kerja. Hye Jin menduga-duga itu karena dirinya. Shin Hyuk tertawa mendengarnya,
karena Hye Jin berpikir dirinya itu tak masuk karena Hye Jin menolak cintanya. Hye
Jin pun ikut tertawa, merasa malu karena terkena sindrom seperti putri dan tak
masuk akal.
“Itu memang
benar, karena dirimu. Setelah kau menolakku seperti itu, ada lubang besar
disini, dan semua hal jadi tak menyenangkan.” akui Shin Hyuk dengan wajah
serius, Hye Jin ingin membahasnya tapi Shin Hyuk kembali menyela.
“Tapi aku
sudah tak apa-apa sekarang, Semua jadi menyenangkan lagi!!!” teriak Shin Hyuk
sambil membentangkan tanganya keatas lalu berjalan lebih dulu, Hye Jin binggung
apa yang membuatnya menjadi lebih menyenangkan lagi.
Keduanya
masuk ke dalam gedung, Hye Jin bertanya kenapa semua jadi menyenangkan lagi. Shin
Hyuk juga tak tahu, dan memberikan sebuah kalimat “Takkan berakhir sampai benar-benar berakhir” Hye Jin tahu itu
kalimat dari Yogi Berra dan menanyakan alasan Shin Hyuk membahas tentang hal
itu.
Shin Hyuk
mengaku hanya tiba-tiba saja muncul dikepalanya, menurutnya kalimat "Takkan berakhir sampai benar-benar
berakhir" itu adalah kalimat yang bagus, dengan senyuman manisnya
masuk ke dalam lift. Hye Jin benar-benar binggung melihat Shin Hyuk yang
berbicara seperti itu.
Shin Hyuk
masuk ke dalam ruangan sambil berteriak seperti Nyonya Kim “Buongiorno!” semua
melonggo kaget melihat Shin Hyuk yang datang kembali ke kantor. Semua
memberikan pukulan dengan wajah bahagia, Poong Ho memberika pekulan, Sung Joon
melihat Shin Hyuk yang kembali dan dikerubungi oleh semua anggota tim.
“Sambutan
kalian lumayan agresif juga.” komentar Shin Hyuk, semua kembali memukulnya
begitu juga Hye Jin.
Shin Hyuk
duduk dipangkuan Poong Ho, memberikan salam penghormatan pada Sung Joon yang
melihatnya. Sung Joon pun membalas dengan anggukan, lalu berkomentar ruanganya
akan kembali berisik seperti dulu.
Sung Joon
keluar ruangan menanyakan hasil interview untuk edisi ulang tahun ke 20, Joo
Young memberitahu sedang berusaha menghubungi Leonard Kim, Poong Ho tahu pria
itu fashionista yang... terpilih jadi
sutradara dan menang penghargaan Festival Film Vanice. San Mi tahu pria
itu banyak dicari-cari wartawan.
“Walaupun
dia terkenalm tak suka wawancara. Apa dia akan mau?” komentar Ah Reum ragu.
“Wapimred,
sepertinya ini terlalu beresiko. Meski Kim Shin Hye yang lakukan, tetap saja...”
kata Joo Young, Poong Ho berbisik pasti Sung Joon yang akan mengurusnya.
“Kenapa?
Kita harus terus mengejarnya, kan? Kesempatannya tidak 0%.” ucap Shin Hyuk
mendukung Sung Joon dan berdiri disampingnya.
“Karena
dia tak suka wawancara, jika kita berhasil.” kata Sung Joon dan langsung
dilanjutkan oleh Shin Hyuk “Kita akan jadi bahan omongan.”
“Sebagai
majalah asia pertama yang berhasil.” jelas Sung Joon, Shin Yuk melanjutkan
dengan merasa yakin mereka bisa jadi peringkat pertama.
Semua
reporter dengan cepat mengarahkan mata mereka ke arah Sung Joon dan Shin Hyuk
bergantin. Sung Joon memberitahu NEW LOOK berhasil berkolaborasi dengan tim
film "Trilogy of Lust ", Jadi Shin Hyuk pikir kenapa mereka tak bisa
melakukan bisa berkolaborasi dengan Leonard Kim, lalu tersenyum pada atasanya.
Han Sul binggung
melihat keduanya begitu rukun, Ah Reum hanya mengeleng tak tahu. Joo Young
berbisik pada Poong Ho, kalau kedunya terlihat akrab. Shin Hyuk mengajak semua
melakukan dengan baik untuk edisi ke 20 dan menjadi yang pertama. Joo Young
berkomentar Shin Hyuk itu tak seperti biasanya. Ah Reum berpikir terjadi
sesuatu pada seniornya saat tak masuk kerja.
Shin Hyuk
hanya tersenyum, Sung Joon pun langsung memerintahkan untuk menghubungi Leonard
Kim kembali, Eun Young berteriak melihat darah yang mengalir dari hidung Sung
Joon. Hye Jin ingin menolong. Poong Ho lebih dulu memberikan saputangan dan
langsung mendudukan sambil mendongkan kepalanya, tapi Joon Woo pikir lebih baik
di tundukan kepalanya, keduanya saling bersikeras dengan pendapatnya dengan
kepala Sung Joon yang ditarik keatas dan kebawah.
Joo Young
dan lainnya binggung melihat kepala atasan mereka yang ditarik atas dan
kebawah, Sung Joon akhirnya berdiri dari tempat duduknya. Joo Young memberitahu
mereka ada rapat di jeju, tapi melihat Sung Joon yang kelelahan. Sung Joon
mengaku baik-baik saja dan akan mengurusnya lalu kembali keruanganya.
Hye Jin
mengetik didepan komputernya, tapi matanya melirik pada ruangan Sung Joon yang
terlihat sangat sibuk. Dalam hatinya bergumam, melihat Sung Joon yang terlihat
pucat, mengkhawatirkan apakah ia sempat tidur dan makan. Poong Ho mendekati
meja Hye Jin.
“Hye Jin,
itu bahasa apa? Apa Kau bicara dengan alien?” komentar Poong Ho melihat tulisan
dilayar, Hye Jin sadar dan langsung menghapusya.
Poong Ho
tiba-tiba memberikan jempolnya, dan Hye Jin menyentuhnya, lalu Poong Ho
berbicara “ET go home!” seperti mahluk alien, tapi Hye Jin tak tertawa. Poong
Ho hanya bisa menghela nafas karena menurutnya itu lucu.
Hye Jin
menyerahkan hasil rapat pada Sung Joon, dengan senyuman manis Sung Joon
menerimanya sambil mengucapkan terimakasih, dan memanggil nama Hye Jin bukan
anak magang. Hye Jin menanyakan keadaan Sung Joon yang tadi mimisan. Sung Joon
mengatakan ia baik-baik saja.
“Kau tak
kelihatan baik-baik saja.” komentar Hye Ji melihat wajah Sung Joon yang pucat
“Oh. Aku
baik-baik saja. Bagaimana supaya kau percaya? Apa perlu aku angkat kursi ini Atau
meja ini...” ucap Sung Joon yang akan mengangkat meja, Hye Jin malah panik
mengatakan sudah percaya Sung Joon baik-baik saja.
“Aku
senang kau khawatir padaku.” komentar Sung Joon dengan senyuman bahagia. Hye
Jin terlihat gugup lalu pamit pergi sambil mengucapkan selamat bekerja.
Sung Joon
tersenyum lalu meminum teh yang ada didepanya, terlihat note yang tertempel
disana “Wapimred, teh burdock bagus untuk
mimisan. Lebih baik daripada kopi.” Ia terdiam karena Hye Jin memberikan
perhatian dengan membuatkan secangkir teh bukan kopi.
Han Sul
membereskan parfum yang akan dikembalikan, pesan dari Joon Woo masuk “Ayo kita makan Jjampong lagi.” dengan
wajah malas membalasnya “Maaf, aku tak
enak badan.”
Tiba-tiba
Joon Woo berlari ke arahnya dengan wajah panik bertanya dibagian mana yang
sakit. Han Su berpura-pura kepalanya sakit, Joon Woo makin panik memeriksa dahi
Han Sul.
“Kenapa
bisa pusing? Apa kau kena flu? Badanmu sakit? Kau kedinginan?” ucap Joon Woo
panik, Han Sul hanya bergumam dalam hati memohon agar Joon Woo tak berlebihan.
“Tidak
parah kok...” kata Han Su lalu berpura-pura memanggil Ah Reum dan pergi. Joon
Woo hanya bisa diam ditinggalkan begitu saja.
Joon
Young memanggil Hye Jin memberitahu tentang Pembahasan artikel dongeng untuk undur besok saja, karena rapat dengan tim seni
akan seharian. Hye Jin pikir mereka bisa membahasnya kapan saja.
Shin Hyuk
mengangkat tanganya, menyarankan agar dirinya karena sangat terampil dalam
penulisan artikel, jadi biar ia yang memeriksanya.. Joo Young melirik sinis
karena Shin Hyuk masih saja diajak bercanda, tapi keduanya saling memberikan
high fie dengan kepalan tangan, tanda setuju dan menyerahkan semua pada Shin Hyuk.
Hye Jin hanya bisa melonggo karena harus bertemu dengan Shin Hyuk.
Joo Young
pun meminta supaya Shin Hyuk mengurus Hye Jin dengan baik. Hye Jin pikir lebih
baik nanti saja kalau memang ada waktu. Joo Young tak mendengarnya memilih
untuk pergi.
“Apa kau
jadi tak nyaman denganku, Jackson? Kau seperti orang norak?” sindir Shin Hyuk
“Bukan
begitu! Aku... punya merasa sedikit bersalah.” akui Hye Jin.
Shin Hyuk
mengajak Hye Jin supaya membiarkan koin ini memutuskannya, kalau keluar bagian
kepala maka akan memeriksa artikel tapi kalau ekor berarti tidak. Hye Jin ingin
menolak tapi Shin Hyuk sudah melempar dan berteriak kalau gambar jendral yang
keluar.
“Itu
bukan depan! Itu belakang! Kau bilang tadi kepala bagian belakang!” teriak Hye
Jin kesal
“Kau
benar Jackson. Jendral ini bagian depan. Sudah kuperiksa di bagian arta yasa. Kalau
begitu, kita bertemu lagi dalam 10 menit.” ucap Shin Hyuk denga memeluk pundak
Hye Jin dan mengedipkan matanya. Hye Jin masih binggung antara bagian belakang
dan depan dari koin.
Shin Hyuk
tak percaya melihat artikel yang sudah ditulis oleh Hye Jin sendiri tentang
dongeng, lalu berkomentar Alur dan subyeknya bagus, tapi meminta Hye Jin
melihat tulisanya sendiri, menjelaskan bahwa mereka harus bisa menarik
perhatian pembaca dari kalimat pertama.
Setelah
itu memperlihatkan dua majalah dengan artikel yang subjeknya sama dan memilih
mana yang lebih menarik. Hye Ji menunjuk bagian kanan. Shin Hyuk dengan bangga
mengakui itu artikel yang ditulis olehnya,lalu melihat kebagian tengah-tengah
harus nendang dengan begitu akan
menjadikan artike itu bagus.
“Kumpulkan
banyak topik yang menarik lalu Buat kliping subyek dan kalimat yang bagus. Dari
kliping yang kau buat sendiri, maka nanti kau akan membuat artikel yang bagus.”
jelas Shin Hyuk.
Hye Jin
memuji Shin Hyuk yang hebat dan seperti bukan yang dikenalnya selama ini. Shin
Hyuk dengan menopang dagunya mengejek Hye Jin yang baru menyadarinya.
“Setelah
melihat kerja kerasku, apa kau merasakan sesuatu? Menurutku kau suka pada pria
pekerja keras. Aku yakin kau merasa profesionalisme-ku ini seksi. Apa hatimu
bergetar?” goda Shin Hyuk, Hye Jin ingin meminta seniornya tak melakukan itu
“Belum
kutunjukkan padamu aku itu orang yang seperti apa. Sebelum Sudah kubilang,
takkan berakhir sampai benar-benar berakhir.” kata Shin Hyuk bersemangat.
“Reporter
Kim, aku sangat, sangat menyukaimu.” ucap Hye Jin
Shin Hyuk
pun makin senang karena Hye Jin menyukainya, bahkan sangat sangat menyukainya,
seperti tongkat sihir dengan jari telunjuknya menyihir Hye Jin agar bisa
menyukainya, lalu keluar dari ruangan. Hye Jin hanya bisa berteriak
memanggilnya dengan wajah binggung.
Han Sul
yang baru keluar langsung dipasang termometer di telinganya oleh Joon Woo,
terlihat suhunya 36 derajat. Joon Woo panik membelikan beberapa obat mulai dari
sakit kepala, flu, pilek, dan demam. Han Sul hanya bisa diam melihat Joon Woo
yang memberikan perhatian.
Joo Young
keluar dari ruangan melihat Joon Woo yang sedari tadi dicarinya. Joon Woo
meminta Han Sul makan dulu sebelum minum obat lalu berlari mengikuti Joo Young
yang akan melakukan rapat.
“Kim Joon
Woo, kenapa kau manis sekali? Tapi kenapa kau bukan anak presdir?” keluh Han
Sul yang melihat obat-obatan yang dibawakan Joon Woo.
Hye Jin
baru kembali mengisi air bawang bombaynya, melihat Sung Joon yang tertidur
diruanganya. Poong Hoo dan yang lainya sedang menjerit bermain ular tangga, Hye
Jin langsung mengambilnya, Poong Ho pikir Hye Jin ingin mengajak mereka
berkelahi.
Terlihat
wajah Hye Jin binggung, lalu memperlihatkan kartu kreditnya mengatakan ingin
mentraktir semua, tapi karena ia sudah makana jadi mereka saja yang pergi dan
mendorong semuanya agar segera pergi dari ruangan. Hye Jin pun senang melihat
Sung Joon yang tidur dan tak akan terganggu dengan teriakan dari anak-anak.
Nyonya Kim
masuk ke dalam ruangan sambil bernyanyi seriosa ♫ 'o sole mio! sta
'nfronte a te—♫ Hye Jin langsung
berlari tanpa sadar jarinya sudah menutupi mulut Nyonya Kim bahkan sampai
menusuk hidup. Nyonya Kim dengan sinis melihat apa yang dilakukan Hye Jin.
Hye Jin berpura-pura
kalau Lipstik
yang digunakan Nyonya Kim berantakan dan sedikit merapihkanya agar terlihat
lebih Most. Nyonya Kim mengucapkan terimakasih sambil masuk kedalam ruangan.
Akhirnya Hye Jin bisa bernafas lega melihat Sung Joon yang masih tertidur.
Dengan
langkah perlahan Hye Jin membawaka selimut dan memakainya pada pundak Sung Joon
yang sedang tertidur. Shin Hyuk melihat perhatian Hye Jin yang diberikan pada Sung
Joon, dengan wajah sedih memilih untuk keluar ruangan kembali. Hye Jin menatap
Sung Joon yang akhirnya bisa tidur dengan nyenyak diatas meja kerjanya.
bersambung ke part 2
Gokil dan keren...
BalasHapus#kim shin hyuk and ji sung joon
Suka ..keren bigits
BalasHapusudin 2020 tetep saja ini drama masih bisa bikin hati gemeter wkwkwk Buterfly everywhere
BalasHapusBaru ngerti kalo disini PSJ ganteng banget. Yang paling penting dahinya dilihatin terus.
BalasHapus