No Ra
menatap Woo Chul teringat saat Yoon Young mengomel padanya
“Rumah, toko, kartu kredit, bahkan telponmu atas nama Kim Woo Chul.Anakmu juga miliknya, Kau tak punya apa-apa dan Kau masih ingin bertahan dengan pria seperti itu? Lalu kau Mau melakukan apa umur segini?”
“Rumah, toko, kartu kredit, bahkan telponmu atas nama Kim Woo Chul.Anakmu juga miliknya, Kau tak punya apa-apa dan Kau masih ingin bertahan dengan pria seperti itu? Lalu kau Mau melakukan apa umur segini?”
Saat itu
No Ra hanya mengatakan bahwa ia hanya ingin kuliah, lalu memberikan alasan pada
Woo Chul karena suaminya tak bisa berkomunikasi dengannya membuatnya sulit
untuk hidup bersama. Jadi ia ingin bisa menjadi orang yang bisa berkomunikasi
dengan suaminya.
No Ra
menyimpulkan alasan dirinya kuliah itu karena orang yang ada dibelakang itu,
lalu berjalan pergi meninggalkanya. Woo Chul binggung sambil mengingat terakhir
kali direstoran No Ra menamparnya.
“April,
2000. Saat itu nenek meninggal, Bagimu... Pekerjaan lebih penting dibandingkan orang
yang berharga bagiku. Kau pikir kau lebih penting dari nenek.” ucap No Ra benar-benar
marah
Flash Back
No Ra
kembali ke rumah dengan wajah habis menangis, Woo Chul sudah menunggu diruang
tengah lalu menyetujui agark mereka bercerai dan semua itu demi dirinya.
“Aku
ketahuan bohong saat melarangmu datang ke pemakaman nenekmu dan tak berhak
menahanmu. Hati nuraniku tak mengizinkan, Ini tanda penyesalanku.” ucap Woo
Chul menyerahkan formulir perceraian yang sudah ditanda tangani. No Ra
mengambilnya dengan wajah dingin masuk ke dalam kamar, Woo Chul duduk lemas
sambil menatap kalung yang ingin diberikan pada No Ra.
Woo Chul
mengingat kejadian sebelumnya sangat yakin cinta akan kembali dan pasti bisa
melakukanya sambil menatap punggung No Ra yang berjalan didepanya.
Di
ruangan kantornya, Woo Chul merencanakan untuk segera pindah ke Jahcheon, lalu
mengecek laptopnya dan ada email yang masuk, telihat foto seorang wanita disana.
“Siapa gerangan Prof. K yang banyak
dibicarakan? Dia adalah Prof. Kim Woo Chul yang diangkat setelah Choi Kyu Won
dipecat karena penyuapan. Aku akan bilang kalau kau yang menyuruhku mengambil
foto ini. Kalau tak mau itu terjadi, siapkan uang 300 juta Won.”
Woo Chul
mengingat nama Choi Kyu Won, teringat sebelumnya berita ketahuan menerima kotak
kue dari mahasiswa tapi ternyata isinya bukan kue tapi uang, lalu
bertanya-tanya apa sebenarnya hubungan Prof Choi dengan dirinya.
Email
lain masuk, dari acta psychology, “Kenyataannya tidaklah penting. Masyarakat
akan percaya yang ingin mereka percayai.” Woo Chul menganggap pengirim message ini
sedang mengancamnya.
Yi Jin
duduk didalam rumah dengan melirik sinis kearah pintu, Woo Chul datang dengan
wajah panik. Yi Jin mengeluh lupa menganti Password pintunya, lalu Woo Chul
memohon untuk meminta bantuanya, karena dituduh menyuruh mengambil foto Prof
Choi dan mengancam dengan meminta uang yang banyak.
“Kenapa
kau minta bantuan padaku?” ucap Yi Jin angkuh
“Hanya
kau yang bisa menyelesaikan semua ini.”kata Woo Chul memohon
“Ya
ampun. Buat apa aku menolongmu? Kau ini siapa? Aku sudah tak ada perasaan
untukmu. Jadi, beritahu Ha No Ra...Dia boleh memilikimu. Aku akan membuangmu. Bukan..,
aku sudah membuangmu. Dan juga, kau sudah bukan dosen Woocheon lagi. Buat surat
pengunduran dirimu.” tegas Yi Jin
Woo Chul
memohon sedikit berlutut diatas meja agar bisa membantu dan tak bersikap
seperti ini. Yi Jin dengan wajah dinginya, mengusir Woo Chul untuk keluar
sekarang dari rumahnya
Yi Jin
ternyata sudah menyiapkan rencana untuk mengusir Woo Chul nanti apabila datang
memohon bantuan, tapi sampai sekarang belum juga datang ke rumahnya. Woo Chul
sedang melihat web kampus yang membahas tentang dugaan siapa Prof berinisial K,
beberapa anak mahasiswa membahas “K”itu adalah Kim Min Jae dan Kim Woo Chul.
Woo Chul
melihat wajahnya dalam berita online dengan judul [Prof Kim Woo Chul diangkat lewat kecurangan.] beberapa komentar
buruk tertulis “Aib bagi Woocheon.Dapat kerja
dari kecurangan! Keluar!, sangat menjijikan” Lalu berita di TV menanyakan
tentang Woo Chul yang sengaja menyuruh mengambil gambar Prof Choi.
Akhirnya
perindahan dirinya pun ke Jahcheon dibatalkan, dan pihak kejakasaan pun datang
menjemputnya. Woo Chul tersadar dari khayalanya, dengan semua yang terjadi
akibat membiarkan gossip seperti itu terjadi.
Hyun Suk
sedang membahas judul ketika No Ra baru datang ke kantor, Sang Ye mengusulkan
judulnya, "Generasi Kehilangan" Hyun Suk merasa itu sangat umum lalu
bertanya pada No Ra apakah punya ide karena sebelumnya sudah memberikan banyak
daging saat kemping kemarin.
“Ah
itu... aku cuma kepikiran satu judul, "Menemukan Waktu yang Hilang " Itu
judul yang tepat menurutku.” usul No Ra, Sang Ye tahu No Ra mengambil judul itu
dari karakter Kyung Ah
“Dia
bangun setelah koma 20 tahun. Dan merasa sangat kehilangan. Mereka yang
kehilangan merasa terhibur lewat Kyung Ah. Jadi aku pikir Kyung Ah yang mencari
waktunya yang hilang cocok untuk judul.” jelas No Ra
“Judul “Mencari
Waktu yang Hilang" Oh, itu tidak jelek. Bagus kan, Sang Ye?” ucap Hyun Suk
berseri-seri Sang Ye membenarkan, No Ra
malah terlihat gugup,
“Woah! Ha
No Ra... kau hebat juga , Bagaimana kau dapat ide itu?” puji Hyun Suk sambil
mengoda mendekatkan wajahnya dengan No Ra,
No Ra
terlihat makin gugup dan salah tingkah dengan Hyun Suk yang tiba-tiba dekat
denganya, lalu berpura-pura untuk pergi ke toilet. Hyun Suk tersenyum melihat
No Ra yang salah tingkah dan memilih pergi ke toilet untuk menghindarinya. Sang
Ye menatap Hyun Suk dengan wajah sedih karena memberikan perhatian pada No Ra
bukan padanya.
No Ra
bersandar di dinding sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah, sambil
memegang dadanya merasakan dirinya sudah gila sekarang. Akhirnya ia berjalan
akan masuk lagi ke dalam kantor, Hyun Suk akan keluar berdiri didepanya, No Ra
pun berusaha menghindar dengan berjalan ke arah kanan, Hyun Suk mengikutinya. No
Ra ke arah kiri, Hyun Suk juga ikut melangkah kekiri.
Akhirnya
No Ra bertanya kemana Hyun Suk akan pergi, tanpa mau memandanginya. Hyun Suk bertanya
kenapa No Ra tak mau memandang wajahnya, lalu berpikir bukan tak mau tapi No Ra
tak bisa. No Ra merasa tak seperti itu. Hyun Suk mengodanya kalau wajah No Ra
sekarang memerah, lalu bertanya kenapa wajahnya memerah. No Ra langsung
memegang pipinya sendiri, beralasan masih sedikit demam.
“Apa Kau
jadi seperti ini karena aku?” goda Hyun Suk, No Ra mengumpat temanya itu sudah
gila, Hyun Suk heran melihat No Ra yang harus marah
“Aku
hitung sampai tiga, kau ke kiri dn Aku akan kekanan.” perintah No Ra, Hyun Suk
setuju lalu No Ra menghitung sampai tig, tapi Hyun Suk malah sama-sama berjalan
ke arah kanan. No Ra memukul Hyun Suk yang masih bermain-main
“Aku
mengikuti perintahmu, dasar bodoh. Kau lupa kita berhadapan?” goda Hyun Suk, No
Ra kesal memilih untuk mendorong Hyun Suk untuk pergi, Hyun Suk menariknya agar
No Ra tetap berdiri didepanya.
“Aku
belum selesai bicara,Ini adalah Hadiah karena memberi judul. Tak ada orang di
kantor, jadi baca dan santai saja di sofa. Kalau kau ngantuk, kau boleh tidur.”
jelas Hyun Suk sambil memberikan sebuah buku, No Ra tak percaya tak ada orang
dikantor
“Aku
bertemu dengan pemilik gedung theater dan lihat-lihat teater.Sang Ye ada janji,
jadi dia juga keluar.” jelas Hyun Suk
No Ra
pikir lebih baik pulang daripada ada harus menunggu di kantor. Hyun Suk
menyuruh membereskan berkas, setelah itu bisa mengerjakan tugasnya. No Ra
bertanya kenapa ia harus mengerjakan dikantornya. Hyun Suk menegaskan kalau ia
butuh bantuan jadi meminta No Ra agar tetap menunggunya di kantor.
“Kau akan
sangat repot sampai pertunjukan ini selesai. Tak banyak yang bisa kulakukan
disini.” ucap No Ra seperti enggan berdekatan dengan Hyun
“Sebegitu
tak sukanya kau bersamaku?” goda Hyun Suk, No Ra mengatakan tidak, Akhirnya
Hyun Suk tersenyum dan pamit pergi lalu berjanji akan segara kembali.
Woo Chul
pergi ke kantor penjualan rumah, mengatakan pegawai karena terburu-buru jadi
meminta untuk menjualnya dengan cepat. Pegawai itu melihat Woo Chul yang akan
menjual ruko di Yeonam-dong 218. Woo Chul memohon agar bisa menjual cepat
karena sangat terburu-buru
Yi Jin
menatap ponselnya, binggung karena Woo Chul belum juga menelpnya. Lalu
ponselnya berdering, seseorang memberikan laporan bahwa Woo Chul setuju untuk
membayarnya. Yi Jin benar-benar kaget Woo Chul untuk memilih untuk membayar
dengan uang dibanding meminta bantuan padanya, dengan mengumpat akan
membunuhnya.
Min Soo
kaget dengan ucapan Hye Mi untuk memilih antara pacarnya atau belajar dan
meminta penjelasan. Hye Mi sadar mereka itu selalu bertengkar karena masalah
yang sama dan menjadi tukang mengomel karena pacarnya. Min Soo mengartikan
kalau Hye Mi itu hanya ingin bersenang-senang.
“Aku
sudah bilang, cuma ingin senang-senang selama tahun pertama. Karena itulah aku
mati-matian belajar saat SMA. Aku sudah ulurkan tangan padamu. Tapi kau
menolaknya.” jelas Hye Mi
“Hye Mi,
kau juga mahasiswa.” kata Min Soo mengingatkan pacarnya.
Hye Mi
makin marah karena Min Soo selalu berkata Mahasiswa dan belajar berulang-ulang
menurutnya sudah cukup untuk mendengarnya dan mengatakan sudah memiliki rencana
hidupnya, Min Soo meminta supaya Hye Mi bisa mengerti.
“Kenapa
harus selalu aku yang mengikuti jadwalmu? Aku punya hidup sendiri dan ingin
punya kekasih yang selalu fokus padaku.” jelas Hye Mi
“Bukannya
aku tak mencintaimu. Tapi aku ini mahasiswa, Memangnya kau bukan? Kau cuma
ingin senang-senang? Apa kau tak rencana masa depan?kata Min Soo marah , Kalau
kau kurang persiapan. Bagaimana nanti setelah lulus?” ucap Min Soo dengan nada
tinggi
“Kau sendiri
kenapa hidup begini? Memang apa rencanamu? Setiap hari memikirkan rencana, sampai
stres. Memang mau kerja dimana? Seongsam? Setelah kerja disana? Lalu apa? Apa
yang akan kau lakukan setelah bekerja disana? Apa kau kuliah untuk cari kerja?”
ejek Hye Mi
Min Soo
melihat Hye Mi itu pergi kuliah hanya untuk bermain-main, Hye Mi membenarkan,
Min Soo menegaskan masuk kampus untuk belajar. Hye Mi melihat Min Soo itu
kuliah untuk cari kerja. Min Soo merasa wajah ketika mereka lulus untuk mencari
kerja. Hye Mi mempersilahkan Min Soo untuk belajar dibanding bersamanya. Min
Soo melihat pacarnya itu hanya semaunya sendiri.
Hye Mi
membalas Min Soo sendir yang hanya belajar dan tak pernah memiirkanya jadi
lebih baik mereka sampai sana saja. Min Soo setuju mereka putus, Hye Mi juga
menyatakan mereka putus lalu sama-sama berjalan saling membelakangi, dengan
arah yang berbeda.
Min Soo
duduk sendirian di cafe sambil meminum soju, mengingat ucapan ayahnya “4 tahun ini menentukan
80 tahun masa depanmu. Kau harus jadi
yang terdepan diantara sekitarmu, Kau ingin jadi Kim Min Soo yang biasa, atau
Kim Min Soo yang sukses? Lihat ayahmu. Ayah terus mengembangkan diri dan jadi
seperti ini.”
Lalu
ucapan Hye Mi
“Kenapa kau hidup seperi ini? Apa rencanamu?” Min Soo juga tak tahu
alasan dirinya bisa hidup seperti sekarang, ibunya juga berkata “Masa depan
tidak ditentukan masa lalu. Masa depan ditentukan oleh bagaimana kau
memanfaatkan masa lalu.”
No Ra
mulai membaca buku pemberian dari Hyun Suk berjudul [Tulis kebahagiaan hari
ini] lalu menuliskan dilembaran depan “Masa depan tidak ditentukan masa lalu.
Masa depan ditentukan oleh bagaimana kau memanfaatkan masa lalu.”
Ponselnya
berdering, Sang Ye menelpnya tapi ternyata pemilik Bar menelp karena Sang Ye
banyak minum dan melihat nama No Ra ada di daftar panggilan. No Ra akhirnya
datang ke bar melihat Sang Ye sudah tertungkup diatas meja. Sang Ye melihat No
Ra dengan memanggilnya teman Hyun Suk. No Ra lalu bertanya apakah ada masalah.
“Tidak
ada masalah. Akulah masalahnya, karena Aku melakukan hal yang licik. Maafkan
aku, Aku pikir akan baik-baik saja. Jika hanya aku yang mencintai Cha Hyun
Suk... Perasaanku ini milikku dan Perasaan sunbaenim itu miliknya.” cerita Sang
Ye yang mabuk, No Ra duduk dengan wajah sedih mendengarnya,
“Dia
mengatakan “Jangan datang padaku, Sekali aku tak tetarik, selamanya aku tak
tertarik dan Aku tak melihatmu sebagai wanita." Apa alasannya? Aku pikir Tidak
ada alasannya. Kalau ada alasan, bagaimana mungkin sebuah hubungan bisa salah?
Justru tak ada alasan itu yang jadi masalah.” jelas Sang Ye
No Ra
tertunduk, Sang Ye mengerti dan bisa menerimanya tapi yang paling menyedihkan
adalah ketahuan oleh Hyun Suk yang membuat hatinya sakit, menurutnya jika tak
ketahuan mungkin masih bisa melanjutkan jadi inilah kondisi dan takdir yang
harus dialaminya karena sudah melanggar peraturan. No Ra menghela nafas dengan
wajah binggung.
Hyun Suk
pulang ke kantor menyalakan lampu padahal seharusnya Sany Ye memeriksa jadw
tapi tak ada dokumen diatas meja dan juga Sang Ye dikantornya, lalu
bertanya-tanya dimana asistennya itu, akhirnya ia menelp Sang Ye.
No Ra
membangunkan Sang Ye karena sudah tengah malam, lalu melihat nama Hyun Suk yang
menelp Sang Ye dan kembali membangunkan Sang Ye karena Hyun Suk menelpnya. Sang
Ye terbangun dan langsung mematikan ponselnya.
“Kenapa
tak kau angkat? Hyun Suk pasti khawatir.” kata No Ra binggung
“Dia
bukan khawatir padaku.” ucap Sang Ye lalu kembali tertidur.
Pagi hari
Sang Ye
terbangun langsung kaget melihat tertidur bukan dikamarnya, No Ra membuka pintu
kamar melihat Sang Ye yang sudah bangun. Akhirnya Sang Ye duduk dimeja makan
dengan diberikan semangkuk sup, lalu bertanya apakah No Ra sudah mengendongnya
sampai pulang kerumahnya.
No Ra menceritakan
karena tak tahu rumah Sang Ye dan tak ada yang bisa dihubungi, jadi membawanya
pulang kerumahnya. Awalnya ingin menelp Hyun Suk tapi Sang Ye melarangnya. Sang
Ye dengan gugup bertanya apakah tadi malam bicara yang tak pantas. No Ra
mengaku Sang Ye hanya mabuk dan tidak banyak bicara.
Sang Ye
melihat ada tiga mangkuk sup diatas meja, No Ra memberitahu itu untu anaknya
karena anaknya kemarin pulang mabuk dengan senyuman, baru pertama kali melihat
anaknya yang pulang mabuk. Min Soo yang baru bangun kaget melihat ada wanita
lain selain ibunya diruang makan.
No Ra pun
memperkenalkan Sang Ye pada anaknya sebagai temanya, Min Soo dengan sopan
memperkenalkan namanya lalu duduk disamping ibunya. Sang Ye memuji wajah Min
Soo itu menurun dari ibunya dan membuat No Ra menjadi aman tinggal bersama
anaknya. No Ra menceritakan Sang Ye itu asisten produser yang sebentar lagi
debut.
Min Soo
pikir Sang Ye itu Asisten produser sebuah Drama, Sang Ye memperkenalkan dirinya
memberitahu bahwa ia asisten produser Theater dan meminta maaf karena menganggu
sarapan mereka. No Ra buru-buru menyuruh untuk mengatasi mabuk. Sang Ye dan Min Soo mencoba sup buatan No Ra untuk
menghilangkan mabuknya.
“Kenapa
ingin jadi produser teater?” tanya Min Soo memberanikan diri, Sang Ye menjawab
karena ia menyukainya.
“Padahal
profesi itu Tidak bisa menghasilkan uang banyak, kan?” pikir Min Soo yang agar
penasaran dengan pilihan Sang Ye
“Yah... Begitulah.
Menurutku Produser seperti seniorku, masuk pengecualian. Tapi kebanyakan
penghasilannya kecil.” jelas Sang Ye
“Lalu
kenapa? Padahal Masa depanmu tidak pasti, kan?” tanya Min Soo
“Masa
depan selalu tidak pasti, Saat masa depan jadi masa kini, masa depan yang lain
menunggumu. Jadi, aku lakukan yang aku suka saat ini.” ucap Sang Ye
No Ra
mendengarkan ucapan Sang Ye seperti langsung masuk ke dalam hatinya, Min Soo
bertanya sejak kapan Sang Ye bisa berpikir seperti itu. Sang Ye hanya
tersenyum, No Ra melihat keduanya dengan senyuman.
Hyun Suk
sudah duduk dikantornya, Sang Ye baru datang sambil meminta maaf. Hyun Suk
ingin menegur Sang Ye tentang kejadian kemarin, lalu tersadar asistennya mengunakan
pakaian yang sama dengan hari kemarin, dan menduga Sang Ye tak pulang kerumah. Sang
Ye tersadar bajunya yang tak ganti lalu mengakuinya dan memberikan jadwal yang
dibutuhkan. Hyun Suk terlihat masih binggung dan melihat jadwal yang sudah
dibuat Sang Ye.
No Ra
berjalan ke kampus, teringat saat pertama kali Hyun Suk mengajaknya makan
dipinggir jalan, sambil mengejek No Ra seperti orang Joseon didepan suaminya
lalu menduga sangat menyukai Woo Chul.
Ketika
akan naik panggung, Hyun Suk mengatakan “Kau melakukan apa yang kau mau, siapa
yang peduli pada usiamu?” lalu membuka celemek dan mendorongnya ke atas
panggung. Hyun Suk dengan penuh perhatian menarik resleting agar tak masuk
angin, sebelumnya Hyun Suk menepuk punggungnya karena terkena sakit pencernaan.
Di acara
kemping, No Ra bahagia karena belum pernah mendapatkan pelayanan dan tinggal
langsung makan. Hyun Suk pun memberikan
daging supaya No Ra makan banyak. Ketika mencuci piring, Hyun Suk meminta
supaya mengucapkan "terimakasih
Oppa". karena No Ra yang tak punya kakak ataupun adik jadi meminta
supaya menganggapnya menjadi kakaknya.
No Ra
tersenyum mengingat semua kebaikan Hyun Suk, lalu teringat kembali dengan
ucapan Sang Ye saat mabuk “Jika hanya aku yang menyukainya. Tapi, Subaenim
sudah tahu...Hatiku sakit.” dan Hyun Suk dengan senyuman mengucapkan
terimakasih saat Sang Ye merapihkan jasnya.
Min Soo
sebelumnya menyapa Sang Ye saat sarapan dan Sang Ye pun memuji wajah Min Soo
sangat mirip dengan ibunya jadi No Ra merasakan aman dengan anaknya. No Ra
mencoba menyadarkan dirinya agar tak terlalu banyak berharp karena sudah
memiliki Min Soo sekarang.
Seorang
pria memberikan berkas pada Yi Jin memberitahu bahwa,,Toko di Yeonam-dong atas
nama Kim Woo Chul dan apartment yang ditinggalinya hanya menyewa lalu Properti
orang tua Kim Woo Chul di Geumsan sudah dijual, saat belajar di Jerman.Setelah
ibunya meninggal, Woo Chul juga menjual rumah yang di desa.
Yi Jin
melihat foto Woo Chul yang keluar dari hotel, Pegawainya memberitahu Woo Chul
berangkat dari tempat itu dan sudah bercerai dari No Ra. Yi Jin kaget
mengetahui Woo Chul yang sudah bercerai. Pegawainya memberitahu bahwa Surat
cerainya ada di pengadilan.
“Jadi dia
Sudah bercerai lalu Pergi dari rumah dan tinggal di motel?” ucap Yi Jin tak percaya
karena Woo Chul bukan mendatanginya.
Woo Chul
berbicara di telp kalau sudah langsung dengan Acta Prychologica, untuk mengkonfirmasinya.
Temannya pikir Woo Chul akan diterima di Jahcheon, karena Prof. Lindemann
merekomendasikannya, begitu juga Dokter Cha dan Prof Park yang mentraktirnya,
Woo Chul bahagia dan berjanji akan
mentraktirnya.
Setelah
menutup telpnya, Woo Chul merasakan lega karena semua sudah sesuai rencananya,
lalu Agen perumahan Yeonam-dong. memberitahu ada yang ingin membeli tokonya,
Woo Chul makin bersemangat mendengarnya.
Di taman
malam hari, Mahasiswa perempuan menuliskan surat perjanjian, ”Aku tidak akan,
mengancammu lagi.” dengan cap jempolnya. Woo Chul berpikir bahwa ini adala
penyelesaikan tercepat. Setelah mahasiswa itu memberikan kertasnya, Woo Chul
menyerahkan uang yang dimasukan dalam kotak kue, diam-diam ada yang mengambil
gambarnya.
No Ra
berjalan melihat toko pakaian yang pernah didatangin Hyun Suk, saat itu Hyun
Suk dengan bangga didepan cermin mengatakan bahwa ia tampan dan cocok dengan
setelan jas dan sangat sempurna. No Ra
tersenyum mengingat kejadian itu tapi mencoba menyadarkan diri bahwa ia tak
bisa melakukan itu, lalu masuk ke gedung yang membutuhkan pegawai.
Seorang
pria melihat CV No Ra yang memiliki berpengalaman
mengasuh anak dan ikut sekolah tari, lalu bertanya minggu keberapa No Ra bisa
mulai berkerja. No Ra bertanya balik apakah hari kerja sudah ada orang. Pria
itu tak percaya No Ra bersedia berkerja di hari kerja Seorang pria yang
mengunakan pakain hijau melihat No Ra dari tempat duduknya.
Hyun Suk
menerima kabar dari temanya kalau No Ra sudah datang dan bertanya apakah temanya
itu akan menerimanya, Si pria berbaju hijau No Ra itu orang yang baik, dan
tariannya bagus, jadi berterimakasih karena merekomendasikan No Ra untuk
berkerja ditempatnya.
“Minggu
keberapa dia akan mulai?” tanya Hyun Suk bersemangat
“Mulai
bulan depan, dan dia juga bekerja saat hari biasa.” ucap temanya, Hyun Suk
kaget No Ra tak hanya berkerja akhir pekan tapi hari biasanya juga, dan mencoba
mengerti lalu menutup telpnya.
Setelah
itu menelp No Ra menanyakan keberadaanya dengan wajah kesal. No Ra yang sedang
ada di restoran toppoki untuk apa Hyun Suk menanyakan itu. Hyun Suk menyuruh No
Ra mengatakan saja, terdengar suara Dong Chul yang mengucapkan terimakasih.
Hyun Suk langsun menutup telpnya karena sudah tahu keberadaan No Ra.
Dong Chul
mengeluh pada No Ra selama ia masih hidup maka Hyun Suk akan terus menerus menyuruhnya untuk memasak toppoki, dengan begitu artinya maka temanya itu tak
ingin melihatnya berakting.
No Ra
melihat Dong Chul itu sedang senang karena dari tadi selalu berbicara seperti
itu berkali-kali. Dong Chul meminta tolong lagi apabila ada audisi lagi, maka
No Ra bisa membantunya. No Ra mengoda akan melakukanya kalau memang
membayarnya.
Hyun Suk
tiba-tiba datang dan langsung menarik No Ra keluar dari restoran, No Ra
binggung dan ingin melepasnya tapi tarikan Hyun Suk sangat kuat. No Ra menarik
tanganya ketika sudah ada di taman bermain, menanyakan kenapa Hyun Suk
melakukan ini padanya.
“Kenapa
kau bilang pada mereka akan bekerja pada hari biasa?” tanya Hyun Suk
“Bagaimana
kau tahu? Apa Kau mengenal mereka? Jadi Karena itulah kau mengajakku kesana?”
kata No Ra kesal
“Sudah kubilang
untuk bekerja sampai pertunjukanku selesai. Aku sudah bilang berkali-kali, dan sekarang
kau mau berhenti?” ucap Hyun Suk, No Ra ingin menjelaskan tapi Hyun Suk
memotong karena ingin No Ra menjawab pertanyaanya.
“Kenapa
kau berhenti dari tempatku? Jawablah.” perintah Hyun Suk
“Itu... Karena
dikantormu, aku tak dibutuhkan dan Aku ingin bekerja ditempat yang
membutuhkanku, Saat para aktor mulai latihan, Penelitian dan pengaturan sudah
tidak dilakukan. Kau sudah tak membutuhkanku lagi.” jelas No Ra
“Siapa
bilang aku tidak butuh? Kubilang aku membutuhkanmu. Jadi, batalkan jadwal untuk
hari kerja.” perintah Hyun Suk
No Ra
langsung menolak, Hyun Suk menanyakan alasanya No Ra engan melakukanya. No Ra
mengatakan itu karena perasaanya. Hyun Suk mengejek ternyata No Ra itu punya
perasaan. No Ra ingin berbicara tapi Hyun Suk sudah berteriak mengatakan bahwa
No Ra melakukan itu karena dirinya dan mencoa menghindarinya. No Ra pikir
menyangkal untuk apa menghindari Hyun Suk.
“Karena
kau menyukaiku. Kalau kau menyukaiku, kenapa menghindariku?” ucap Hyun Suk
blak-blakan.
“Hei, Cha
Hyun Suk. Kau, kau, kau... kau bilang apa?” teriak No Ra kembali menyangkal dengan
terbata-bata
“Bukankah
kau ingin merasakan cinta di daftar keinginanmu? Kenapa membuang kesempatan
ini? Kau ingin melakukan sesuatu, tapi kenapa malah melarikan diri?”ungap Hyun
Suk
“Apa
maksudmu "cinta"? itu konyol sekali.” teriak No Ra dengan memalingkan
wajahnya.
Hyun Suk
tak terima bahwa itu konyol, No Ra menegaskan kalau ini sangat konyol. Hyun Suk
menatap No Ra dan No Ra memalingkan wajahnya tak ingin menatap temannya. Hyun
Suk bertanya bagaimana jika ia juga menyukainya, No Ra berani menatap Hyun Suk,
lalu Hyun Suk melangkah mendekat.
“Kalau
aku juga menyukaimu... Apa Kau masih berpikir cinta itu konyol?” tanya Hyun
Suk, No Ra menatap Hyun Suk lalu menutup mulutnya karena terdengar cekukan
bersambung ke episode 15
Wahhh, Hyun Suk sudah jelas2 m'konfirmasikan perasaannya pda No Ra..kyaaa kira2 apa jwban No Ra ya? Hmm makin g sbr utk ep slanjutnya.
BalasHapusSmangat ya mba..ngebut bgt nih. Tggl 2 ep lgi ya kan??
Trims..
Fighting mbk dee,, ^.^
BalasHapusGemesssss sama pasangan ini tuh bikin orang penasaran aja...
BalasHapusMakasih mba dyah
Emets emets,,,,gemesss,,,^^ baru sekali nonton drakor yg sopan bgt,gada kisseu nya smpe ep 14,,biasanya di ep 8 udah ada kisseu,,sngaja ataupun engga,, he6 ^^
BalasHapusTomorrow cantabile jg gak ada kiss scenenya kayaknya.., gods gift 14 days jg, ada beberapa drakir lg without kiss scene , ampe bikin gemezzzzz
BalasHapusTp ttp.sweeet......
Emang kalo romcom gak ada kisseunya berasa gimana gitu....
Tp penulisnya mmg terkenal sopan drama ini......chie.....
Kamsahamnida bak diyah