Dalam
perjalanan, Sung Joon terdiam dengan wajah dingin, Hye Jin melirik binggung
karena suasananya sangat canggung sekali. Akhirnya ia membuka jendela dengan
berteriak bahwa cuaca duluan sangat bagus. Sung Joon langsung menyuruh menutup
jendela karena berisik. Hye Jin mengerti dengan jendela tertutup lebih tenang.
Setelah
itu Hye Jin melihat kacamata diatas dashbord dengan penuh semangat, Sung Joon
sinis melarang untuk memegangnya, karena
bekas jarinya nanti menempel. Hye Jin pun dengan lesu menaruhnya kembali
lalu meminta untuk bergantian menyetir di rest area. Sung Joon menegaskan kalau
akan langsung tak akan berhenti, Hye Jin dengan nada kesal memang lebih cepat
sampai apabila tak berhenti.
Akhirnya
Hye Jin menghilangkan kebosanan dengan menyanyi, Sung Joon menyindir apakah
mereka sedang berlibur. Hye Jin mengeleng, Sung Joon menegaskan bahwa banyak
yang ada dipikirnya jadi memintanya untuk tak ribut. Hye Jin mengerti tapi
tiba-tiba suara perutnya yang lapar berbunyi. Sung Joon melirik sinis, Hye Jin
menjelaskan untuk mencoba tenang tapi perutnya bunyi sendiri.
“Apa-apaan
dia? Kenapa dingin lagi? alu kenapa memberi bawang segala padaku?”
gumam Hye Jin binggung dan perutnya terus saja berbunyi, Sung Joon makin
cemberut, Hye Jin akhirnya terbatuk-batuk.
Di kantor
Shin Hyuk
sengaja menakut-nakuti Joo Young dengan laba-laba, tapi Joo Youn malah melirik
heran menanyakan apa yang diinginkanya. Shin Hyuk menghela nafas karena rasa
jahilanya tak bisa terlampiaskan, lalu mengelengkan kepal dn menyuruh Joo Young
kembali berkerja.
Poong Ho
datang ke meja Joo Young, Shin Hyuk mencoba mengagetkanya, tapi kepala Shin
Hyuk malah kena tongkat pengaruk dan menyuruh untuk menyingkir karena ingin
memberikan berkas. Joo Young bertanya-tanya kapan Shin Hyuk akan sikap dewasa,
Poong Ho pikir tak akan pernah.
“Ah...
reaksi Jackson pasti heboh sekali.... Jackson...” keluh Shin Hyuk melihat kursi
Hye Jin yang kosong.
Hye Jin
turun dari mobil sambil membentangkan tangan menarik nafas panjang, sambil
berteriak udaranya segar sekali. Sung Joon menyindir udara tak membantunya
kenyang dan mengajaknya masuk ke dalam restoran. Hye Jin pun menurut untuk
dengan cepat masuk ke dalam.
Bibi
Pelayan datang ingin mencatat pesanan, Hye Jin ingin memesan bimbimbap, Sung
Joon menolak karena akan memesan Dua porsi daging spesial. Hye Jin menjerit
melihat harganya yang menurutnya mahal. Sung Joon menyindir Hye Jin yang ribut
karena ia yang membayarnya.
“Tapi
ditempat kami, anda harus pesan yokhae (sajian daging khas Korea.) Karena kami
punya peternakan sendiri.” jelas si bibi pelayan
“Kalau
begitu yokhae sekalian.” ucap Sung Joon, Bibi pelayan tersenyum berteriak
memberitahu pesanan adalah 2 porsi Daging spesial dan 1 Yokhae.
“Wah..
ini Mahal sekali. Apa ini tidak kebanyakan?” ucap Hye Jin khawatir
“Aku tak
menyuruh bayar, makan saja. Aku yang bayar.” tegas Sung Joon sombong, Hye Jin
mengangguk paham.
Poong Ho
membawakan berkas ke dalam ruangan Sung Joon, mengejek atasanya itu ceroboh
karena meninggalkan dompet diatas meja, jadi mungkin anak buahnya yang akan
membayari. Tapi menurutnya Sung Joon sengaja dan memuji caranya sangat cerdik.
Bibi
Pelayan membantu mengunting daging sapi diatas panggangan, dengan menceritakan
sapi mereka sangat dirawat dengan baik dan sering di pijat. Lalu untuk
mengetahui daging itu sudah matang mencob sendiri, tanpa sengaja capitanya
terkena minyak yang keluar daging sapi. Bibi pelayan mengelap wajahnya, lalu
menyarankan agar supaya mengunakan celemek.
Sung Joon
memakai celemek sebelum makan, sementara Hye Jin merasa tak perlu mengunakanya,
tapi yang paling penting baginya adalah ID Cardnya agar tak terciprat sambil
menaruhny kebelakang. Sung Joon mengejek Hye Jin yang tetap mengunakan itu saat
perjalanan bisnis seperti sekarang.
Hye Jin
dengan senyum bahagia memberitahu bahwa itu adalah harta yang paling penting
dan jadi lebih bertenaga saat memakainya. Sung Joon selesai memakai celemeknya,
Hye Jin tiba-tiba tertawa, Sung Joon kembali dingin melihat reaksi Hye Jin
tiba-tiba tertawa.
“Emm...
anda sangat seksi.” ucap Hye Jin menahan tawanya, Sung Joon melihat gambar
celemeknya dengan pakaian bikini dan berusaha melepaskanya.
“Kalau
dilepas baju anda bisa kecipratan.” kata Hye Jin, Sung Joon pun mau tak mau
memakainya dan mengajak Hye Jin mulai makan.
Hye Jin
tersenyum melihat celemek yang dipakai oleh atasanya, Sung Joon menutup dadanya
supaya Hye Jin tak melihat ke bagian itu. Hye Jin mencoba menahan tawanya
sambil makan daging sapi panggang, Sung Joon menutup dengan tangan kanan dan
memakan dagingnya juga, Hye Jin akhirnya tak bisa lagi menahan tawa melihat
gambar bikini.
Bibi
pelayan menghitung tagihan yang harus dibayar oleh Sung Joon dengan
kalkulatornya, dan Totalnya 185.000 Won (Rp. 1.850.000). Sun Joon ingin
mengeluarkan dompet dari saku jaketnya, wajahnya panik karena tak menemukanya,
Bibi Pelayan kembali memberitahu total tagihan yang harus dibayarnya, Sung Joon
kembali mencari dompet diseluruh saku, jaket, celana dan kantung kemejanya.
“Aku
bilang totalnya 185.000 Won!” teriak Bibi Pelayan yang tak sabar menunggu, Sung
Joon menatapnya dengan wajah tegang.
Sung Joon
menemui Hye Jin yang menunggu didepan pintu, teringat sebelumnya dengan sombong
mengatakan ia yang akan membayarnya. Hye Jin melihat Sung Joon datang langsung
mengucapkan terimakasih, dengan mengangkat dua jempol kalau rasa dagingnya luar
biasa.
“Emmm....
Aku pinjam uang.” ucap Sung Joon saat itu juga motor pengantar lewat
“Barusan
bilang apa? Ada motor lewat jadi tak dengar.” kata Hye Jin
“Dompetku...
ketinggalan. Pakai kartumu dulu, sampai yang lain datang.” ucap Sung Joon
memberanikan dirinya. Wajah Hye Jin yang tadinya sumringah berubah jadi
melonggo.
Hye Jin
akhirnya membayar dengan kartunya, Bibi pelayan mengesek beberapa kali kartu
menduga bahwa mesinnya rusak, lalu bertanya apakah memiliki uang tunai karena
masih kurang 40ribu won lagi. Hye Jin binggung dengan nada panik memberitahu
bahwa teman mereka yang lain akan datang.
“Apa?
Banyak orang kabur sepertimu.” teriak Bibi Pelayan
“Kami
tidak seperti mereka. Kalau begitu aku tinggal KTP.” kata Hye Jin, Sung Joon
datang membuka scaftnya
“Aku
tinggal scaft ini sebagai jaminan, dan akan bayar setelah teman kami datang.”
ucap Sung Joon menaruh scaft diatas meja.
“Hei...Kau
pikir aku bodoh? Aku punya banyak yang begini! Siapa yang mau barang
bagini? Cepat bayar 40.000 Won.” teriak
bibi Pelayan melepaskan scaft dari lehernya
“Ini
bukan barang biasa, ini “After Blue 2015 Paris Collection” jelas Sung Joon
Bibi
pemilik tak peduli memanggil suaminya untuk seger menelp polisi. Sung Joon
mencoba menelp dari ponselnya, sementar bibi Pemilik menelp polisi untuk
memberitahu sedang terjadi keributan.
Sung Joon
menelp Han Sul menanyakan keberadannya, Han Sul sedang menyetir memberitahu
sudah sampai Daejeon. Sung Joon binggung karena seharusnya mereka pergi ke Gangwondo
bukan ke Daejon yang berlawanan arh. Han Sul terlihat pura-pura panik, berpikir
mereka pergi ke Kyeongsangdo
“Bagaimana
ini? Aku akan segera putar balik.” ucap Han Sul. Joon Woo yang tertidur akhirnya
terbangun menanyakan apakah ada masalah.
“Kita
harusnya ke Gangwondo, bukan Kyeongsangdong dan Aku tak tahu.” cerita Han Sul
santai
“Apa?
Kenapa bisa salah begitu? Kapan kita akan sampai?” ucap Joon Woo binggung. Han
Sul tersenyum bahagia karena sampai sekarang rencananya berhasil.
Bibi
pelayan mencoba kembali menelp polisi, Hye Jin menahanya akan berusaha menelp
temanya agar bisa meminta uang. Ponsel Ha Ri berdering tapi orangnya ga ada
diruangan. Bibi Pelayan sudah siap mengasah pisaunya.
Hye Jin
makin panik dan ketakutan karena tak ada yang mengangkatnya, Bibi Pelayan
berpikir Hye Jin itu sengaja berbohong, jadi apabila telpnya itu diangkat untuk
memberikan telpnya padanya. Hye Jin lalu meminta Sung Joon menelp temanya dan
meminta untuk mengirimi uang.
Sung Joon
mengatakan tak memiliki siapapun untuk ditelp, Hye Jin makin panik karena tak ada yang bisa dihubungi si cinta
pertamanya itu, lalu terdiam seperti mengerti temanya itu tak memiliki banyak
teman.
Akhirnya
ia mencoba menelp Shin Hyuk, sayangnya si pria jahil juga tak ada dimejanya
karena sedang rapat dengan Reporter Kang dan akhirnya Joo Young dengan kesal
harus mengangkatnya melihat nama “Jackson” dan tahu itu adalah Hye Jin.
“Halo... selamat
siang... Anda kenal Kim Hye Jin?” ucap Bibi pelayan, Joo Young bertanya siapa
itu yang menelpnya.
“Kim Hye
Jin harus membayar sesuatu tapi uangnya kurang. Jadi Anda harus segera kirim uang
ke rekeningku” ucap Bibi pelayan dengan nada lembut.
“Maaf...Ahjummeonni.
Anda ceroboh sekali, Anda pikir bisa dapat uang? Lain kali, setelah lebih
pintar, coba lagi.” ucap Joo Young langsung menutup telp karena berpikir itu
tukang tipu.
Lalu ia
kembali ke meja, memperingatan untuk tak mengangkat telp dari Hye Jin karena
beredar kabar ada penipuan pakai nomor orang dan orang yng barusan mengunakan
nomor Hye Jin pasti kasus yang sama. Semua langsung menjerit ketakutan, Ah Reum
panik melihat Hye Jin juga menelpnya dan langsung merejectnya.
Hye Jin
binggung karena semua teman-temanya yang ada dikantor tak ada yang mau
mengangkat telpnya. Bibi Pelayan makin cepat mengasah pisaunya, Hye Jin panik
bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang pada Sung Joon.
“Apa
maksudmu ‘bagaimana sekarang’? Bayar pakai tubuh kalian.” tegas Bibi Pelayan
dengan menancapkan pisaunya, Hye Jin ketakutan bersembunyi dibalik tubuh Sung
Joon. Sementara Sung Joon seperti menyembunyikan rasa takutnya sebagai seorang
pria.
Bibi
Pelayan memberikan pakaian agar keduanya memakai pakaian untuk berkerja. Sung
Joon menolak dengan mengembalikan pakaian itu,Bibi pelayan melempar baju ke
wajah kedunya untuk menganti pakaian mereka.
Akhirnya
keduanya sudah mengunakan pakaian untuk berkerja, Bibi Pemilik memperlihatkan
perternakan Ji Kyeong miliknya, lalu menyuruh keduanya untuk membersihkan
kotoran sapi. Hye Jin kaget mengetahui mereka harus berkerja memberishkan
kotoran sapi.
“Kenapa
harus membersihkan kotoran sapi?” keluh Sung Joon menolk
“Aku
telpon polisi saja...” ucap Bibi pelayan langsung mengangkat telp untuk
melaporkan keduanya melakukan keributan. Hye Jin berteriak setuju untuk
membersihkan kotoran sapi
“Kalau tidak
mau melakuannya maka kita bisa ditangkap! Lakukan saja!” bisik Hye Jin pada Sung
Joon
“Tapi Aku
punya perut yang lemah!” keluh Sung Joon sambil menatap sapi didepannya dengan
wajah ketakutan.
Keduanya
mengunakan skop membersihkan kotoran sapi dan dipindahkan ke trolly, Hye Jin
mengedumel Sung Joon yang belagak membeli makanan yang mahal tapi ternyat tak
punya uang. Sung Joon mengatakan bahwa ia bisa mendengar omelan bawahanya itu.
“Hei.....Lagi
pula makanmu lebih banyak!” ucap Sung Joon membela diri
“Kalau
aku tahu kau tak punya uang, aku makan bibimbab saja.” kata Hye Jin menyesal
“Lagian
siapa yang pesan Naengmyun ? Seandainya kau tak pesan naengmyun, hutang kita
bisa berkurang 5000 Won.”ucap Sung Joon menyalahkan Hye Jin
“Kenapa
nadamu jadi tinggi? Padahal Kau sendiri yang bilang, aku boleh pesan.” balas
Hye Jin tak terima.
Sung Joon
tak ingin berdebat lagi karena lebih baik mereka membersihkan semuanya saja.
Hye Jin tetap saja ngedumel karena seharusnya pesan bimbimbap saja pasti tak
akan melakukan hal ini. Sung Joon kembali mengungkapkan bisa mendengar ucapanya
dengan nada kesal. Akhirnya keduanya berjalan mundur untuk membersihkan kotoran
dan bokong mereka pun bertubrukan dan keduanya sama-sama jatuh. Sung Joon
menjerit histeris karena tanganya memegang kotoran sapi.
Hye Jin
bertanya apakah bosnya itu baik-baik saja, Sung Joon mengomel dengan pertanyaan
bawahanya itu dan tak mau melakukanya lagi. Bibi Pelayan tiba-tiba sudah
berdiri didepan kandang, Sung Joon pun kembali berkerja. Hye Jin dengan sekuat
tenaga mengangkat kotoran sapi sebanyak-banyaknya agar cepat selesai, tak
menyadari ID card kesayanganya itu jatuh.
Semua
pegawai makan siang bersama-sama sambil menyantap Sondae dan usus babi dengan
nikmat, Shin Hyuk melihat usus itu teringat kembali saat makan dengan Hye Jin.
Flash Back
“Banyak
makanan didunia. Kenapa harus makan isi perut babi?” keluh Shin Hyuk melihat
makanan yang tak pernah dimakan.
Hye Jin memberitahu Sundae itu makanan yang paling enak dan bagian usus adalah yang
paling enak, lalu memint Shin Hyuk untuk mencoba dengan menyuapinya. Shin Hyuk
menolak karena itu sangat menjijikan dimatanya. Hye Jin menyuruh agar tak membayangkan
makanan itu menjijikan dan mencobanya. Shin Hyuk mengelengkan kepala dengan
wajah merasa geli hanya melihat saja.
Shin Hyuk
melihat usus babi didepanya, mengingat Hye Jin yang makan benda menjijikan itu,
lalu berusaha mencobanya, tapi yang terjadi malah ia ingin muntah akhirnya
malah membuangnya diatas mangkuk odeng. Semua pegawai menjerit, Poong Ho
langsung memukul dengan pengaruk kayunya karena masih ingin minum kuah
odengnya, tapi tetap saja ia meminum walaupun ada lepehan usus dari mulut Shin Hyuk.
Sementara Shin Hyuk masih terlihat mual setelah makan usus babi.
Hye Jin
dan Sung Joon selesai membersihkan kotoran sapi lalu menaburkan dengan tanah.
Setelah itu memberikan makanan sapi-sapi, Hye Jin terlihat sangat bersemangat.
Keduanya memindahkan kotoran sapi dengan trolly bersama-sama, terlihat saling
berkerja sama tanpa ada pertengkaran kembali.
Setelah
berhasil memindahkan semuanya, Hye Jin dan Sung Joon ingin saling high five
tapi langsung menurunkan tanganya karena dua-duanya sama-sama gengsi. Sung Joon
menyuruh Hye Jin membawa trolly kosong kembali karena tadi ia yang
mendorongnya.
Keduanya
yang kelelahan , berbaring diatas dipan. Sung Joon memperingatkan Hye Jin kalau
kejadian hari ini tak boleh ada yang tahu. Hye Jin menanyakan alasanya karena
tak ada yang salah dengan membersihkan kotoran sapi. Sung Joon menegakan tak
ada yang bisa dibanggakan dengan membersihkan kotoran sapi tanpa dibayar. Hye
Jin setuju kalau memang itu maunya.
Tiba-tiba
keduanya sama-sama mengangkat tangan mereka seperti sedang memotret mengambil
gambar awan dari tangan mereka. Bibi pelayan datang memberitau hutang mereka
lunas dan mempersilahkan keduanya untuk mandi. Hye Jin baru sadar kalau ID
Cardnya hilang, dengan panik mencari-cari dimana ia menjatuhkanya. Sung Joon
menyalahakan Hye Jin yang selalu
memakainya terus.
Sung Joon
menyuruh Hye Jin mandi lebih dulu dan bisa membuat ID Card baru lagi. Hye Jin
menolak karena itu barang berharga miliknya, Sung Joon memberitahu mereka sudah
banyak membuang-buang waktu jadi menyuruhnya untuk cept mandi. Hye Jin
menegaskan mungkin bagi Sung Joon itu tak penting, tapi menurutnya ID Card itu adalah
yang terpenting baginya, lalu berlari pergi ke tempat kandang sapi.
“Aku akan
mandi dan pergi dalam 20 menit. Ingat itu!” teriak Sung Joon mengancam Hye Jin.
Hye Jin
pergi ke kandang sapi mencari-cari mungkin saja terjatuh disana, Sung Joon
ternyata ikut masuk dan melihat Hye Jin yang berjongkok sambil menangisi kartu
pegawainya yang hilang. Akhirnya Hye Jin keluar dari kamar mandi yang mengelap
kalung ID Cardnya, dengan wajah sedih.
Tiba-tiba
Sung Joon memberikan ID Card milik Hye Jin, melihat ID Cardnya, wajah Hye Jin
bahagia bertanya dimana mendapatkanya. Sung Joon mengaku menemukanya dilantai.
Hye Jin penasaran disebelah mana karena sebelumnya sudah mencari-cari ke
seluruh perternakan.
Sung Joon
pikir Hye Jin itu tak mencari secara teliti jadi ia yang berhasil menemukanya.
Hye Jin sangat bersyukur sambil mencium ID Card kesayanganya. Sung Joon
langsung mulai melihatnya dan meminta Hye Jin tak perlu menciumnya lalu
mengajaknya pergi sekarang.
Bibi
pelayan datang kembali menanyakan kenapa Sung Joon kembali membongkar tumpukan
kotoran sapi lagi, Sung Joon binggung menjelaskanya, Hye Jin menduga Sung Joon
yang mencari ID Cardnya didalam kotoran sapi. Sung Joon menyangkal karen
menemukanya dilantai, tiba-tiba banyak lalat yang menghampiriny.
Hye Jin
meliht Sung Joon yang pergi lebih dulu, lalu pamit pada bibi pelayan. Sementara
si bibi berpikir dalam tumpukan itu ada emas dengan cepat berlari untuk
mencarinya.
Di dalam
mobil jadi banyak lalat, Sung Joon membuka jendela agar bisa mengeluarkan lalat
dari mobilnya. Hye Jin menatap ID Cardnya bercerita bahwa ini pertama kalinya
bisa diterima di perusahaan besar dan mendapatkan ID Card dengan foto wajahnya.
Sung Joon melirik Hye Jin yang berbicara disampingnya.
“Selama
ini orang yang paling membuatku iri adalah pegawai yang pakai kartu seperti
ini. Karena itu, setiap kali aku melihatnya, Aku bersyukur, bersemangat dan
bangga.” cerita Hye Jin melihat kartu ditanganya mengingat saat pertama kali
mentab kartu terlihat ada wajahnya dilayar.
Dalam
pikiranya terucap "Ah, aku benar-benar
pegawai peruasahaan ini dan aku benar-benar jadi pegawai sekrang” Sung Joon tersenyum mendengarnya, Hye Jin
sadar ID Card hanya sebuah kartu dan memang berlebihan. Sung Joon mengakui
memang Hye Jin itu berlebihan tapi bisa dimengerti.
“Setiap
orang punya benda yang bagi orang lain tak berguna, tapi bagi mereka spesial.”
jelas Sung Joon, Hye Jin bertanya apakah Sung Joon memiliki barang seperti itu
juga.
“Waktu
itu... barang yang kau rusak.” ucap Sung Joon, Hye Jin mengingat saat tak
sengaja menjatuhkan puzzle yang ada didalam pigura dan jatuh berantakan. Sung
Joon langsung menyodorkan tanganya, Hye Jin binggung, Sung Joon seperti meminta
agar Hye Jin memegang tanganya, Hye Jin pun mengulurkan tangan untuk
memegangnya.
“Apa yang
kaulakukan? Aku minta uang untuk ganti rugi bingkai kaca waktu itu.” ucap Sung
Joon, Hye Jin kesal lalu melepaskan tangan bosnya
“Kalau
tak punya uang sekarang,Transfer di Seoul saja. No. Rekeningku 0820491...” kata
Sung Joon cepat
Hye Jin
buru-buru mengeluarkan ponselnya, Sung Joon tertawa mengejek Hye Jin gampang
dibodohi dan tak bisa diajak bercanda atau serius. Hye Jin kesal mengatakan
akan tetap membayarnya, meminta Sung Joon mengulang nomor rekeningnya. Sung Joon
memberitahu harga bingkainya, 1juta won. Hye Jin dengan cepat bahwa omongan
Sung Joon bercanda lalu memasukan kembali ponselnya. Sung Joon tersenyum lebar,
Hye Jin melirik wajah Sung Joon kembali berubah dingin.
Di tempat
pemberhentian
Joon Woo
terlihat tak yakin merek masih ada waktu untuk makan. Han Sul beralasan kalau
Wapemred yang menyuruh mereka bersantai lalu melihat kursinya yang kotor dan
pindah duduk disamping Joon Woo. Sementara Joon Woo mengajak Han Sul cepat
makan dan mereka harus segara pergi.
“Pergi
kemana? Pertama-tama, disaat yang tepat, aku pura-puramobilnya mogok.” gumam
Han Sul dengan rencananya.
Han Sul
berpura-pura dipinggir sawah sengaja memberhentikan mobilnya dan berpura-pura
mogok, Joon Woo mencari-cari buku panduan dilaci mobil. Han Sul keluar dari
mobil berpura-pura menelp montir untuk mengulur waktu. Sementar Joon Woo
berusaha untuk mengecek dari buku manual mobil. Akhirnya mereka menunggu sampai
montir itu datang.
Sampai
matahari terbenam, keduanya duduk didepan kayu bakar, Han Sul sambil memegang
lengan Joon Woo sambil melihat bintang yang bertaburan dilangit lalu mengodanya
dengan mengelus bagian tangan sampai ke lengan. Joon Woo langsung memeluk Han
Sul dan sepert ingin menciumnya.
Han Sul
memikirkan semua rencananya sambil memejamkan matanya membayangkan nanti malam
akan berciuman mesra dengan Joon Woo.
“Lalu
setelah itu, pacarku adalah anak pemilik Jin Sung Grup, Kim Joon Woo! Ini
jackpot terbesar dalam hidupku.” jerit Han Sul bahagia.
Joon Woo
yang sibuk makan heran melihat Han Sul malah menutup matanya sambil tertawa, bukan segera makan. Han Sul
langsung bersemangat untuk segera makan.
Mobil
Sung Joon memasuki parkiran, Hye Jin sumringah lalu berlari sambil membentangkan
tanganya ke arah pantai, saat membalikan badanya teringat bahwa mereka datang
bukan untuk berlibur. Sung Joon akhirnya ikut membentangkan tangan karena
pemandangan sangat indah, begitu juga Hye Jin yang berteriak bahagia.
Sung Joon
mengajak Hye Jin mulai berkeliling, Hye Jin pikir harus menelp lebih dulu karen
yang lain akan datang telat harus meminta seseorang untuk mengirimkan uang,
lalu bertanya untuk meyakinkan apakah uangnya akan diganti. Sung Joon terlihat
kesal menyuruh Hye Jin membuat surat penjanjian saja kalau tak percaya, Hye Jin
tersenyum mengejek Sung Joon tak bisa membedakan bercanda atau serius.
Ponsel
Sung Joon berdering, Ha Ri mengajaknya untuk makan malam bersama. Sung Joon pun
mengajaknya makan Gangwondo jam 8. Ha Ri tersenyum mendengr nama tempat yang
jauh dari Seoul lalu teringat bahwa Sung Joon sedang perjalanan bisnis, lalu
bertanya apakah ia akan pulang besok.
Nada
masuk terdengar, Ha Ri melihat Hye Jin menelpnya. Akhirnya ia memutuskan telp
Sung Joon untuk menerima telp dari Hye Jin. Sung Joon berjanji akan menelpnya
ketika sudah sampai di Seoul.
Hye Jin
yang baru saja mengingkat sepatunya mengeluh tak bisa mengangkat telp dari
temannya karena sedang mengerjakan sesuatu. Ha Ri penasaran apa yang
dikerjakanya, Hye Jin berjanji akan menceritakan di Seoul tapi sekarang meminta
temannya untuk mengirimkan uang. Ha Ri menduga kalau ini adalah penipuan.
“Aku
butuh uang tapi uang dikartuku habis.” ucap Hye Jin, Ha Ri percaya dan akan
mengirimnya.
“Aku tak
pulang sampai besok, karen dipaksa ikut perjalanan bisnis dari kantor” kata Hye
Jin memberitahu.
“Apa? perjalanan
bisnis? Dengan siapa?” tanya Ha Ri panik
Hye Jin
berbisik memberitahu dengan Sung Joon, Ha Ri makin panik mengetahui mereka
hanya pergi berdua saja. Hye Jin membenarkan untuk sekarang tapi nanti akan ada
anggota lain yang ikut. Ha Ri berusaha menutupi rasa khawatirnya , Hye Jin tak
lupa mengucapakan terimkasih pada temannya.
Shin Hyuk
yang bosan memegang bola ditanganya sambil memejamkan matanya, saat membuka
matanya langsung menjerit karena ada laba-laba. Poong Ho mengembalikan barang
milik Shin Hyuk keatas mejanya, Ah Reum datang ke meja Shin Hyuk dengan
senyuman. Shin Hyuk binggung melihat Ah Reum yang belum pulang kantor.
Ah Reum
binggung karena masih jam 4 Sore, Shin Hyuk melihat jam tanganya sendiri, baru
percaya bahwa masih jam 4, padahal dalam pikiranya sudah jam 7 malam dan waktu
berjalan lebih lambat. Ah Reum melihat Shin Hyuk tak sibuk, Shin Hyuk langsung
memeluk Ah Reum sebelum bicara.
“Aku mau
cari udara segar.” ucap Shin Hyuk lalu menakuti Ah Reum dengan laba-laba
mainanya. Ah Reum berhasil menjerit ketakutan.
Joon Woo
binggung melihat jalanan yang mereka lalu seperti di pedesaan. Han Sul yang
menyetir mobil seperti merasakan perutnya bergejolak, sambil menjelaskan bahwa
jalan yang diambil itu jalan pintas. Joon Woo masih berpikir tempat itu sangat
aneh lalu panik melihat Han Sul yang mengeluarkan keringat sangat banyak.
Han Sul
mengatakan baik-baik saja tapi perutnya semakin bergejolak karena makan mie direstoran dan harus segera
pergi ke toilet. Joon Woo panik karena tak mungin ada toilet yang banyak
terhampar sawah-sawah. Han Sul menjerit karena perutnya semakin sakit dan
membutuhkan toilet.
Joon Woo
menjerit menujuk ada WC umum di bawah pohon, Han Sul langsung memberhentikan
mobil dan berjalan walaupun sempet terhenti-henti karena menahan pup agar tak
keluar. Joon Woo melihatnya dengan senyuman dari depan mobil.
Di dalam
toilet, Han Sul tak percaya bisa seperti ini didepan Joon Woo yang membuatnya
malu. Tapi setelah itu berusaha untuk menyemangatinya dirinya untuk memulai
mengambil hati Joon Woo. Tanganya mengambi tissue ternyata tissue toiletnya
habis, Joon Woo datang menanyakan keadaan rekan kerjanya.
Han Sul
berbicara pelan untuk membawakan tissue toilet, Joon Woo tak mendengar apa yang
diucapan temanya itu dan meminta untuk berteriak. Han Sul berteriak kesal lalu
mengumpat sendiri pada dirinya yang makin dilihat jelek dimata Joon Woo, tapi
ia kembali berusaha menyakinkan diri kalau bisa membuat Joon Woo jatuh
ditanganya.
Akhirnya
Han Sul keluar, Joon Woo kembali menanyakan keadaanya. Han Sul berdalih yang
dilakukan sekarang itu Sebagai manusia sudah wajar lalu mengajaknya pergi.
Joon Woo
pikir sekalian saja buang air disana, saat membuka pintu langsung menutup
pintunya karena bau tak sedap menusuk hidungnya. Han Sul merasa itu sangat
memalukan memilih untuk berlari cepat meninggalkan Joon Woo, yang terjadi malah
tersengkal kakinya sendiri. Joon Woo berlari menghampiri Han Sul yang terjatuh.
“Itu bau
pupuk kandang... Harusnya kau tahu itu.” jerit Han Sul mencari alasan. Joon Woo
mengerti lalu mengajak Han Sul bangun tapi temanya itu mengaduh kesakitan
“Kenapa? Apa
Kakimu sakit? Pasti keseleo. Kau bisa”tanya Joon Woo panik, Han Sul mengelengkan
kepala dan meminta Joon Woo mengantikan untuk menyetir. Joon Woo mengatakan tak
memiliki SIM. Han Sul menjerit.
Shin Hyuk
menelp Hye Jin tapi tak diangkat-angkat, lalu menelp Joon Woo menanyakan
keadaan disana. Joon Woo sudah mengendong Han Sul dan tangan Han Sul seperti
Hands Free ponsel ditelinga Joon Woo.
“masalah
sunbae. Kami belum setengah jalan tapi tak bisa lanjut. Kaki Han Seol sakit
jadi tak bisa nyetir dan aku tak punya SIM.” ucap Joon Woo
“Jackson
bagimana? Maksudku Hye Jin.” ucap Shin Hyuk panik, Joon Woo memberitahu Hye Jin
dan Sung Joon sudah pergi duluan.
Han Sul
kembali merasakan perutnya kembali bergejolak, tanpa ragu menarik rambut Joon
Woo untuk segera membawanya ke toilet. Shin Hyuk berteriak memanggil Joon Woo
yang hanya terdengar jeritan kesakitan ditelp.
“Ahh
Tunggu....Sebentar. Jadi Jackson dan wapimred
berdua saja? Kalau sampai menginap...” ucap Shin Hyuk melihat pria yang duduk
didepanya saling berjauhan, tiba-tiba tanganya memegang wanita dengan erat.
Shin Hyuk langsung berlari melihat apa yang ada dipikiranya jika mereka berdua
menginap.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar