Sung Joon
memegang pipi Hye Jin, tiba-tiba terdengar klakson truk yang sanga kencang dan
Hye Jin tak mendengar Sung Joon memanggil namanya. Pengemudi truk berteriak
memarahi keduanya yang duduk ditengah jalan. Hye Jin meminta maaf dan
cepat-cepat membawa Sung Joon untuk ke pinggir jalan.
Di Halte,
hujan masih turun hujan. Hye Jin terlihat kedinginan tapi malah mengkhawatirkan
Sung Joon yang terlihat sangat mengigil dan kedinginan dan mengajaknya ke rumah
sakit. Sung Joon melepaskan jaket Hye Jin yang ada di pundaknya sambil
mengatakan ia baik-baik saja dan menyuruhnya pergi. Hye Jin tak bisa
meninggakan Sung Joon sendirian lalu menyarankan untuk mengantarnya saja.
Sung Joon
dengan tubuh gemetar tetap meminta Hye Jin pergi saja dengan memohon beberapa
kali. Hye Jin menatap Sung Joon yang menatapnya. Akhirnya Sung Joon masuk
kedalam mobil. Setelah mobil pergi dari halte, Hye Jin menelp sopir penganti,
meminta untuk menghidupkan pemanas karena Sung Joon kedinginan dan memastikan
supaya mengantarnya sampai rumahnya.
Shin Hyuk
terlihat bosan dengan mengangkat lututnya ke meja. Ha Ri mencoba menelp Sung
Joon dengan wajah kebinggungan, Sopir penganti akhirnya mengangkat telp Ha Ri
memberitahu yang menyewanya itu sedang sakit dan ia yang mengantarnya pulang,
Ha Ri kaget dan buru-buru kembali ke meja.
Ia
membawa jaket dan tasnya, sambil meminta maaf dan pamit pergi pada Shin Hyuk
dan akan menjelaskan semuanya nanti. Shin Hyuk mengelu mengapa dirinya harus
ditinggalkan begitu saja, padahal ia sudah memakai pakaian yang bagus. Tapi
karena sifatnya yang konyol, memilih untuk selfie dengan gaya imut dengan
ponselnya.
Ha Ri
masuk ke dalam lift tapi binggung karena tak tahu kamar nomor apartement Sung
Joon, teringat sebelumnya Petugas kemananan menyapa Sung Joon dengan panggilan
“penghuni kamar 502.” lalu ia menekan lantai lima.
Didepan
pintu, Ha Ri mengetuk-ngetuk pintu Sung Joon sambil memanggilnya beberapa kali,
tapi tak sahutan, ia mencoba untuk menelp dan saat itu juga Sung Joon membuka
pintu dan langsung jatuh dipelukan Ha Ri. Wajah Ha Ri sangat kaget karena Sung
Joon tiba-tiba langsung memeluknya.
Sung Joon
sudah tertidur dengan kepala di kompres handuk, Ha Ri sibuk memasak di dapur
memasak sesuatu, melihat botol cuka apel haruska ia memasukan cairan itu kedalam
masakannya. Entah apa yang mau dibuatnya, Ha Ri memasukan cuka apel ke dalam
masakanya.
Sung Joon
berjalan kedapur dengan bersandar di dinding memanggil nama Hye Jin, Ha Ri
melihat Sung Joon yang ke dapur menanyakan suhu badanya, Sung Joon mengaku
sedikit membaik lalu bertanya bagaimana ia bisa ada dirumahnya.
Ha Ri
menceritakan menelponya dan supir penganti memberitahu kalau ia sedang sakit.
Sung Joon mengerti, Ha Ri lalu menyuruh Sung Joon tetap berbaring karena sup
buatanya hampir selesai.
“Kau tadi
lama menunggu, yah? Maaf. Aku tiba-tiba sakit. Tapi kenapa kau ingin bertemu
denganku hari ini?” tanya Sung Joon
“Jaketmu
sudah dibersihkan, jadi aku ingin mengembalikannya. Aku khawatir kau keluar
tanpa pakaian.” kata Ha Ri berbohong
“Aku punya
banyak baju jadi tidak ada alasan untuk telanjang. Sudah kubilang kau bisa
kembalikan kapan saja.” balas Sung Joon dengan senyuman.
“Aku
punya kebiasaan mengembalikan apa yang kupinjam secepatnya. Sudahlah.... Cepat
istirahatlah. Aku akan beritahu kalau sudah siap.” kata Ha Ri menyuruh Sung
Joon kembali berbaring karena tak mau terlihat gugup.
Hye Jin
yang ada dirumah mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, teringat saat Sung
Joon memegang pipinya. Dalam pikirnya dalam hujan yang deras, Sung Joon
melihatnya dan akhirnya memegang pipinya.
“Mungkin
aku terlihat cantik?” pikir Hye Jin dengan wajah tersenyum, setelah itu memukul
kepala sendiri untuk menyadarkannya kalau ia bukan 'Princess Sindrom'
“Apapun
itu, dia pasti kena flu. Apa dia minum obat?” kata Hye Jin mengkhawatirkan Sung
Joon.
Diatas
meja makan, terlihat termos dan obat tapi Hye Jin merasa akan sangat berlebihan
kalau datang ke apartementnya. Lalu berpikir untuk meninggalkan di kantor
satpam atau pakai jasa pengiriman, ponselnya berdering bertulisakan =Reporter Aneh=
Hye Jin
memanggilnya “Reporter Kim.” Shin Hyuk yang sudah ada di kamar hotelnya
mengeluh karena dipanggil seperti itu karena sedang tak di kantor, lalu
bertanya pada Dongsaeng-nya apa yang sedang dilakukan pada hujan yan deras dan
mengajaknya minum Makgeolli bersama Orabeoni (Panggilan formal untuk kakak
laki-laki)
“Tapi ada
yang harus kuurus sekarang ini. Oh, Orabeoni. Bisa aku minta tolo..... Ah
sudah..... Lupakan saja.” ucap Hye Jin ragu
“Kenapa
kau jadi plin plan dan tidak mengatakannya? Katakan padaku.” kata Shin Hyuk
“emmmm....
Sung Joon kehujanan dan jika kau bisa memberinya obat demi aku...” kata Hye Jin
Shin Hyuk
tak bisa menahan tertawa mengejek mendengarnya , Hye Jin tak ingin membahasnya
lagi menurutnya permintanya itu konyol lalu mengatakan akan pergi sendiri dan
menutup telpnya. Shin Hyuk mengeluh Hye Jin yang tak bisa bicara pada cinta
pertamanya tapi ingin membawakan bubur.
Shin Hyuk
yang bosan akhirnya membanting tubuhnya disofa, sambil mengeluh harusnya saat
hujan yang derasa minum Makgeolli pasti sempurna dan melempar sandalnya
meluapkan rasa kesalnya. Akhirnya dengan wajah serius Shin Hyuk kembali menelp
Hye Jin.
“Dongsaengku
pasti tahu karena sudah mengenalku, aku bukan orang yang menjalankan tugas
untuk mengurus pasien tapi permintaan siapa kali ini? Permintaan Dongsaengku. Jadi
aku akan bawakan buburnya demi kau.” tegas Shin Hyuk dengan ucapan cepat.
“Sungguh?
Terima kasih, Report.... Ah...Bukan, Orabeoni.” kata Hye Jin tak percaya
“Lalu,
apa yang akan dilakukan Dongsaeng yang sangat berterima kasih pada Orabeoninya?
Kau pernah dengar, kan? take and Give?
Jika aku penuhi permintaanmu kali ini, kau harus memenuhi 3 permintaanku nanti.
Setuju?” ucap Shin Hyuk,
Hye Jin
binggung kenapa harus tiga, Shin Hyuk menegaskan bahwa ini adalah “take and
give” lalu mengancam dengan menutup telp kalau Hye Jin tak mau. Hye Jin langsung setuju dengan apapun yang
terjadi akan tetap memenuhi permintaannya. Shin Hyuk tak ingin dibodohi meminta
Hye Jin mengikuti perkataanya.
“Ikuti
aku, "Aku, Kim Hye Jin, berjanji akan penuhi 3 permintaan Kim Shin Hyeok,
tidak peduli apapun."” ucap Shin Hyuk menyuruh Hye Jin bersumpah, Hye Jin
mengeluh karena harus melakukan sumpah. Shin Hyuk kembali mengancam akan
menutup telpnya.
“Aku, Kim
Hye Jin, berjanji akan penuhi 3 permintaan Kim Shin Hyeok, tidak peduli apapun!”
kata Hye Jin cepat sambil mengangkat tanganya, Shin Hyuk langsung mengucap
“amien”
Ha Ri
baru saja selesai masak sup memanggil Sung Joon yang terbaring disofa, tapi
Sung Joon terlihat sudah tidur dengan nyenyak. Ha Ri melihat Sung Joon yang
tidur lagi merasa kasihan karena seharusnya makan dulu lalu minum obat agar tak
sakit, ia pun menatap Sung Joon yang tertidur dengan wajah terkesima.
Shin Hyuk
turun dari motornya membawa bungkusan dan masuk ke dalam apartement, Penjaga
heran selama ini hanya melihat Unnie
pembawa buburtapi belum pernah lihat Oppa
pembawa bubur. Saat didepan lift, Hye Jin dan Shin Hyuk sama-sama terkejut
karena bertemu kembali di apartement yang sama.
“Apa-apaan
ini? Tadi Kau pergi meninggalkanku, sekarang Kenapa kau di sini?” ucap Shin
Hyuk kesal
“Maaf
soal yang tadi, Terjadi sesuatu dengan seseorang yang tinggal di sini.
Bagaimana denganmu Tuan Suite 2014? Kenapa kau di sini?” tanya Ha Ri heran
“Aku juga
kenal seseorang di sini dan harus...bertemu dengannya.” jelas Shin Hyuk sambil
menahan sakit karena kakinya menahan lift agar tak tertutup, Ha Ri berjanji
akan menjelaskannya nanti, Shin Hyuk pun pamit pergi dan akan bertemu kembali
di hotel dengan senyuman manis mengajak Ha Ri High Five, Ha Ri pun menyambutnya
walaupun dengan wajah binggung.
Shin Hyuk
sudah ada didepan pintu kamar, mengetuk pintu dan pertama-tama memanggil “Wapemred.”
lalu mengantinya dengan memanggil “Wapemred Ji.” tak ada sahutan. Ia dengan
santai memanggil nama “Ji Sung Joon” tetap tak
yang membuka pintu, akhirnya memanggilnya seperti teman “Sung Joon”
karena berpikir tak ada orang dirumah lebih baik dititipkan pada satpam saja.
Tapi ia
teringat dengan kunci kartu yang belum dikembalikan, Shin Hyuk melihat Sung
Joon tertidur disofa sambil mengecek dengan menaruh telunjuknya dibawah hidung
memastikan bahwa atasannya itu masih hidup. Lalu melihat topples yang
menjadikan puzzle itu masalah
“Dengarkah
Sekarang ...... Cinta pertamamu adalah
orang yang selalu kau panggil 'Hei, Anak
Magang' Dia Kim Hye Jin, Apa Kau tahu?” ucap Shin Hyuk sengaja mengajak
ngobrol Sung Joon yang tertidur.
Setelah
itu pergi ke meja makan melihat mangkuk yang ada disana berpikir Sung Joon
membeli sendiri, tapi saat membuka tutupnya, bau menusuk langsung hidung dan
menjerit bagaiaman cara makan dengan bau masakan yang sangat menyengat,
menurutnya orang bisa mati dengan makan makanan ini.
Ia pun
menganti dengan bubur yang dibuat oleh Hye Jin ke dalam mangkuk dan membawanya
ke sofa berpikir nanti Sung Joon aka memakannya sendiri. Lalu melihat Sung Joon
yang banyak mengeluarkan keringat, dan memeriksa dahinya dengan dahi Sung Joon.
Dengan
baskom berisi es batu, Shin Hyuk mengompres kepala Sung Joon lalu menyuapi obat
layaknya seorang perawat sambil mengeluh dengan dirinya sendiri, kenapa harus
melakukan ini semuanya.
Pagi Hari
Sung Joon
terbangun teringat dengan Hye Jin, tapi saat menengok menjerit kaget. Shin Hyuk
dengan memakai jubah mandi dan senyuman manisnya, menyapa Sung Joon yang baru
bangun, Sung Joon menyindir Shin Hyuk
yang seharusnya berbicara seperti itu adalah pemilik rumah.
“Aku
datang untuk memastikan kalau kau tidak mati. Kudengar kau kehujanan kemarin.”
jelas Shin Hyuk
“Siapa
yang bilan.... Ahh... Anak magang... dia ikut campur lagi...”ucap Sung Joon
ngedumel lau bertanya apakah Shin Hyuk itu semalam tidur dikamarnya.
“Lalu kau
pikir aku tidur di koridor sambil mendengar suara jangkrik Di cuaca dingin begini?”
ucap Shin Hyuk sambil meminum air.
Sung joon
melihat Shin Hyuk yang mengunakan jubah mandinya dan juga celana dalam
miliknya. Shin Hyuk tertawa menyengir karena terburu-buru tak membawa celana
dalam, Sung Joon mengomel karena Shin Hyuk memakai celana dalam orang lain dan
menyuruh membukanya.
Shin Hyuk
ingin langsung membukanya, dengan reaksi cepat Sung Joon langsung membiarkan
Shin Hyuk untuk tetap memakai dan mengambilnya, lalu suara yang gugup menyuruh
tak mengembalikanya. Shin Hyuk tersenyum bahagia karena mendapatkan celana
dalam gratis lalu menyuruh Sung Joon mandi karena mereka harus sarapan
bersama-sama lalu berangkat kerja.
Sung Joon
melihat meja makanya penuh bekas makanan, mulai dari ayam, pizza dan berpikir
anak buahnya itu semalam melakukan pesta dirumahnya. Shin Hyuk mengoyangkan
pinggulnya dengan wajah mengoda menyuruh Sung Joon cepat mandi, seperti
sepasang suami istri. Sung Joon hanya bisa menghela nafas.
Hye Jin
bersin-bersin dimeja makan, Ha Ri binggung Hye Jin yang ikut kena flu juga. Hye
Jin pikir semalam baik-baik saja tapi sekarang terserang flu, tapi mendengar
kalimata Ha Ri yang menatakan “kena Flu juga” berpikir ada yang kena selain
dirinya.
Ha Ri
terlihat gugup, mencari alasan kalau Belakangan ini banyak yang kena flu. Lalu
mencari di lemari obat untuk flu tapi ternyata habis dan ingin membeli
diapotek. Hye Jin langsung menariknya karena masih terlalu pagi dan apotek
belum buka.
“Kalau
begitu kubawakan buah. Makanlah di kantormu. Kau butuh banyak vitamin di saat
seperti ini. Akan kubawakan sup jamur setelah pulang kerja, Flu akan hilang
kalau kau memakannya.” ucap Ha Ri penuh perhatian mengeluarkan buah dari
kulkas.
“Tidak
usah. Aku akan segera sembuh.” kata Hye Jin yang terdengar dengan suara mulai
bindeng.
Pesan masuk
ke dalam ponsel Hye Jin “Cinta pertama
Dongseng makan semangkuk penuh bubur dan sudah baikan sekarang.Mission
complete.” membaca pesan dari Shin Hyuk wajahnya tersenyum. Ha Ri juga
menerima pesan “Aku tertidur dan tidak
bisa mengantarmu pulang. Terima kasih buburnya. Aku telpon nanti.” membaca pesan dari Sung Joon, Ha Ri tersenyum
tapi berpikir yang dibuatnya adalah sup bukan bubur, tapi menurutnya itu sama
saja karena yang terpenting Sung Joon sudah memakanya.
Ketika
masuk ke dalam gedung, Shin Hyuk terlihat norak dengan mengunakan celana dalam
Sung Joon itu buatan Amerika, Sung Joon membenarkan celananya memang dari
Amerika. Shin Hyuk menarik Sung Joon untuk berhenti.
“Mungkin
karena melewati samudera, rasanya beda, Bisa kau beri aku dua atau lebih Atau
aku bisa beli celana dalam ini di sini?” ucap Shin Hyuk
“Stop
bicara soal celana dalam! Dasar!” teriak Sung Joon, semua karyawan yang sedang
berjalan menahan tawa mereka.
“Aku
harap kau berhenti bicara soal celana dalam dan perilaku anehmu itu.” bisik
Sung Joon sambil ngedumel. Shin Hyuk menarik Sung Joon sebelum pergi supaya
bisa berbagi informasi. Sung Joon meminta Shin Hyuk melepaskan tanganya.
“Hei....Kita
bahkan menghabiskan malam bersama. Sekarang Kau terus menjaga jarak, Wapemred....
Kemarilah.” kata Shin Hyuk mengoda sambil membentangkan tanganya.
“Berhenti
menempel padaku! Dasar!” teriak Sung Joon pergi lebih dulu.
Shin Hyuk
mencium bau parfum Sung Joon berteriak mengejarnya ingin tahu parfum apa yang
digunakanya bahkan sampai menepuk pantatnya. Han Sul dan Ah Reum melihat
keduanya yang kejar-kejaran masuk kedalam gedung. Ah Reum bertanya-tanya apakah
keduanya memang terlihat dekat, Han Sul tak peduli karena lebih memperdulikan
Joon Wo yang diduga sebagai anak dari Kepala Ji Sung.
Sung Joon
melihat Hye Jin yang berdiri didepanya, teringat dengan kejadian kemarin Hye Ji
memakai jaketnya seperti Hye Jin dulu yang mengunakan jas hujannya sambil
mengatakan “Mulai sekarang, aku akan di
sampingmu. Aku akan jadi payungmu.”
Hye Jin
tersadar Sung Joon berjalan dibelakanganya, menyapa dengan sopan lalu
menanyakan keadaanya. Sung Joon mengatakan baik-baik saja, Hye Jin akan pamit
pergi, Sung Joon memanggilnya, mengeluh karena Hye Jin memanggil Shin Hyuk yang
membuatnya terganggu karena rumahnya jadi sekarang banyak sampah.
“Kau mau
apa dengan wajah anehmu itu?” ucap Sung Joon melihat perubahan wajah Hye Jin,
beberapa detik kemudian Hye Jin langsung bersin tepat diwajah Sung Joon.
Hye Jin
panik berusaha mengelap wajah Sung Joon dengan jaketnya, sambil meminta maaf.
Sung Joon merasa tak apa-apa meminta Hye Ji menurunkan tanganya tapi Hye Jin
berusaha untuk mengelap wajahnya. Sung Joon berteriak menyuruh Hye Jin
melepaskan tanganya. Hye Jin meminta maaf sambil masuk ke dalam kantor lebih
dulu.
“Kau naik
lift dengan cepat, Kenapa masih belum masuk? Apa kau menungguku?” goda Shin
Hyuk sambil memegang lengan Sung Joon.
“Tidak
mungkin seperti itu.” tegas Sung Joon ketakutan lalu masuk kedalam kantor
“Sangat
menyenangkan untuk mengolok-olok dia... Celana Dalam.....” kata Shin Hyuk
tertawa lalu ikut berjalan masuk ke dalam kantor.
Hye Jin
ingin menyerahkan berkas pada Joo Young, tiba-tiba ia bersin sangat keras.
Semua langsung menghindar, Poong Ho memberitahu Hye Jin kalau tak boleh sakit karena
mereka banyak pekerjaan dan deadlinenya minggu depan sambil mengunakan masker.
Hye Jin mengerti lalu kembali ke tempat duduknya.
“Kalian
semua keterlaluan, Memperlakukan seseorang seperti virus, Jackson, kau kena
flu?.” keluh Shin Hyuk mengeser kursi ke samping Hye Jin untuk membelanya.
Hye Jin
membenarkan lalu kembali bersin, saat membuka mata Shin Hyuk sudah ada berada
jauh didepan mesin foto kopi dan menyemprot ruangan agar terbebas dari kuman.
Hye Jin melirik sinis karena Shin Hyuk yang membela malah lebih jauh pergi
meninggalkanya.
Sung Joon
yang ada diruanganya, melihat Hye Jin yang terus bersin dan semua pegawai
menyuruhnya keluar bahkan menyemprot seperti serangga. Poong Ho memberikan
masker agar semua terhidar dari virus flu yang ditularkan Hye Jin.
Beberapa
saat kemudian, Sung Joon membawakan obat untuk Hye Jin, ketika ingin memberikan
diam-diam. Joo Young tiba-tiba datang ke meja Hye Jin, ia pura-pura pergi ke
meja lain untuk melihat artikel majalah. Setelah Joo Young pergi, Shin Hyuk lebih
dulu memberikan obat pada Hye Jin.
Hye Jin
merasakan dingin saat Shi Hyuk menempelakan plester penurun panas dan
memakaikan masker. Sung Joon hanya bisa melihat Shin Hyuk yang memberikan obat
dan memakaikan masker.
“Berhenti
diperlakukan sebagai virus dan diam, Minum juga obatmu. Kau bahkan sedang sakit
bagaimana bisa kau mengurus orang lain?” ucap Shin Hyuk lalu mengeser kembali
kursinya. Sung Joon hanya bisa menatap obat yang ada disaku jasnya lalu
berjalan ke samping meja Hye Jin.
“Hei..
Anak magang... Kenapa kau tidak beri catatan meeting?” teriak Sung Joon
mengomel
“Kita
tidak ada meeting hari ini, jadi catatan apa?” ucap Hye Jin binggung
“Siapa
yang minta hari ini? Kemarin. Maksudku kemarin.” teriak Sung Joon yang awalnya
tampak gugup.
“Catatannya
sudah kuberikan kemarin.”. ucap Hye Jin
Sung Joon
mencari alasan kalau tidak melihatnya, Hye Jin merasa sudah meletakan diatas
meja, tapi melihat wajah Sung Joon yang melotot akan segera membuat salinannya
dan memberikanya. Sung Joon memuji kerjanya bagus lalu masuk ke dalam
ruanganya.
Hye Jin
heran padahal kemarin sudah membuat laporan dan menaruhnya diatas meja, Shin
Hyuk kembali mengeser kursinya memberitahu obat flu yang dibelinya itu bisa
membuat mengantuk, jadi menurutnya untuk tidur diruang medis kalau memang
mengantuk. Hye Jin mengerti, Shin Hyuk kembali mengajak High five. Hye Jin
berpikir Shin Hyuk merawatnya itu karena menganggap dirinya itu adalah adik
perempuannya.
Sung Joon
keluar dari kantor sambil membuang obat yang akan diberikan Hye Jin ke tempat
sampah, lalu masuk ke dalam lift. Shin Hyuk melihat Sung Joon ada didalam lift
berteriak agar menunggunya, tapi Sung Joon yang tak ingin berdekatan dnegan
Shin Hyuk buru-buru menekan tombol untuk segera menutup lift.
Shin Hyuk
yang melihat sikap Sung Joon yang menghindarinya heran sambil bertanya-tanya
dengan sikap atasnya. Sung Joon tak bisa menahan tawanya didalam lift karena
berhasil mengerjai bawahanya.
Ponselnya
berdering, wajahnya berseri-seri karena menerima telp dari Hye Jin. Ha Ri
menelp menanyakan keadaan Sung Joon sekarang. Sung Joon mengucapkan terimkasih
karena berkat Hye Jin ( Ha Ri) sekaligus meminta maaf.
“Kau tahu
restauran sup jamur di persimpangan jalan? Ayo Pergi dan makan di sana. Saat
aku makan itu, flu-ku jadi sembuh.” Ajak Ha Ri
“Benarkah?
Kalau gitu ayo makan siang bersama. Kau membuatkan aku bubur, jadi aku
berhutang padamu. Aku jemput nanti siang.” ucap Sung Joon. Ha Ri menolak lebih baik ketemu saja di sana, karena datang
ke kantornya tak enak, lalu menutup ponselnya dengan helaan nafas.
Ha Ri
yang berjalan akan pergi ke restoran sup harus berteduh karena hujan yang turun
tiba-tiba. Tanganya sengaja memaikan tetasan air hujan dengan senyuman karena
mengingatkan bermain dengan ibunya saat hujan dan sangat bahagia.
Sung Joon
melihat Hye Jin ( Ha Ri) berteduh didepan kantornya sambil mengeluh hujan yang
turun tiba-tiba. Ha Ri melihat hujan itu seperti pancuran dengan senyuman
bahagia. Sung Joon melihat ada keanehan, karena sebelumnya Hye Jin itu sangat
benci dengan hujan.
Ha Ri
terlihat binggung lalu beralasan kalau sekarang sudah tidak lagi, Sung Joon
mencoba mengerti, lalu Ha Ri melihat lampu hijau dan berkata “Lampu hijau!”
dengan menutup kepala ditasnya berjalan menyusuri hujan.
Sung Joon
menatapnya dengan heran karena Hye Jin yang dikenalnya selalu berkata “Oh! Ayo
jalan!” ketika melihat lampu hijau. Sung bertanya alasan Hye Jin yang selalu
sebut lampu hijau "Ayo jalan" Hye Jin menjelaskan itu Karena mereka
harus jalan. Ha Ri melihat Sung Joon yang hanya diam berpikir tak ingin ikut,
Sung Joon yang melamun pun berlari untuk melewati hujan.
Joon Woo
berteriak saat melihat artikel kalau buku baru akan terbit, Poong Ho ikut
berdiri dibelakangnya. Joon Woo membaca tulisan didalam web “Dear pembaca
setia, aku ingin beritahu bahwa proyek terbaruku sudah hampir selesai. Mohon
kesabarannya sedikit lagi. Dari, Ten.”
Poong Ho
yakin buku karya Ten akan segera dirilis dan hanya dengan membaca kabarnya saja
membuat bersemangat. Joon Wo mulai bergosip bahwa Ten itu adalah orang korea, seorang ahjumma yang berumur 40 tahun.
Poong Ho langsung memukul dengan pengaruk punggungnya.
“Berhenti
bicara omong kosong dan Garuk punggungku. Yang jelas, Sebelumnya orang-orang
bilang dia orang Perancis, seperti Guillaumme
atau semacamnya. Tahun lalu mereka bilang dia orang Amerika. Douglas K. membuat
keributan juga tentang itu. Kau ingat?” ucap Poong Ho dengan Joon Wo yang
mengaruk punggunnya.
“Aku
dengar kalau Ten itu Murakami Harukidan Dia sengaja bersembunyi.” komentar Ah
Reum
“Apa? Ten
itu Haruki? Tidak mungkin. Mereka punya gaya yang sangat berbeda.”ucap Shin
Hyuk tak setuju
“Tidak
ada yang tahu. Joanne Rowling juga. Begitu dia terkenal, dia pakai anonim dan
menerbitkan novel misteri.” kata Joo Young
“Ahh... Tidak....Berdasarkan
sumber terpercaya, dia sungguh orang Korea. Ajumma berumur 40 tahunan.” ucap
Joon Woo yakin, Poong Ho kembali memukul juniornya itu. Nyonya Kim datang
dengan gaya baru dan masuk ke dalam ruanganya.
Hye Jin
kembali ke tempat duduknya melihat ada bawang bombay diatas mejanya, lalu
bertanya apakah ada yang tahu untuk apa bawang bombay itu diatas mejanya. Semua
berkata tak tahu, Hye Jin binggung sebenarnya siapa yang menaruh diatas
mejanya.
“Itu
properti untuk pemotretan kita, Bawang impor dari Itali. Seharga 1 juta won.”
ucap Shin Hyuk, Hye Jin menjerit mengetahui harganya 1 juta Won,
Semua
menahan tertawa begitu juga Shin Hyuk yang kembali mengerjai adiknya. Hye Jin
tahu Shin Hyuk sedang berbohong. Shin Hyuk mengejek Hye Jin itu bodoh bahkan
anak TK saja tak mungkin bisa tertipu dengan harga satu bawang 1 juta won.
Hye Jin
mendapat tugas merapihkan surat dari Han Sul dan menaruh salah satu surat di ruangan
Sung Joon, tak sengaja menyenggol mouse, melihat dilayar ada artikel tentang
bawang bombay. “Saat kena flu, jika
menaruh bawang di sekitarmu, ada yang bilang bisa mengurangi virus flu.” Ia pun bisa mengartikan kalau bawang bombay
tadi pemberian dari Sung Joon, wajahnya pun tersenyum bahagia.
Sung Joon
kembali ke ruangan dengan senyuman lebar melihat bawang bombay yang ditaruh
diatas gelas dan digambar seperti orang sedang tersenyum. Tiba-tiba Nyonya Kim
mengambil gambar dengan cepat dengan ponselnya,
“Que
bella es bella! Senyum polos Wapemred kita, baru pertama kali kulihat. Indah
sekali sampai aku tidak sadar mengambil fotomu. Pasti terjadi sesuatu yang
bagus. Apa kau sedang berkencan?” goda Nyonya Kim
Sung Joon
kaget mendengarnya dan terlihat agar panik, untungnya tak ada orang didalam ruangan.
Nyonya Kim bertanya siapa wanita itu lalu masuk kembali kedalam ruanga sambil
menyanyi lagu-lagu ala italia.
Akhirnya
Sung Joon kembali ke dalam ruanganya merasa tak pernah tersenyum selama ini
dikantornya.
“Senyum seperti bunga ini, biarkan aku melihatnya
lagi, Wa...Wa... Wapemred Ji.”
Sung Joon
melihat pesan yang dikirimkan Nyonya Kim dengan gambarnya saat tersenyum
melihat bawang bombay yang ditaruh diatas meja Hye Jin. Ia menyesal harus
tersenyum ditempat itu, sambil menatap bawang bombay yang ada diatas meja
menyuruhnya untuk tak tersenyum.
Hye Jin
dan Joo Young baru saja datang melihat Sung Joon yang menunjuk ke arah mereka.
Sung Joon langsung pura-pura sedang berolahraga dengan gaya-gaya aneh. Keduanya
bertanya-tanya apa sebenarnya yang dilakukan atasan mereka, Sung Joon terus
bergerak dan langsung menutup jendelanya.
Semua
akan pulang kerja, Hye Jin yang akan pulang diberikan USB oleh Poong Ho tentang
materi interview untuk besok sambil menutup hidungnya, menyuruhnya besok
mengunakan masker. Hye Jin kembali duduk untuk meminum obat yang dibelikan Shin
Hyuk.
Hye Jin
kembali mengetik dimejanya sendiri, obat flunya mulai bereaksi membuat matanya
mengantuk. Lalu kembali tersadar dan
kembali mengantuk, sampai di layar menekan satu tombol saja. Akhirnya ia
mencoba mengunyah permen karet memaksakan matanya agar tetap melotot dan
mengetik.
bersambung ke part 2
Kocak liat sung joon & shin hyuk. . :-D
BalasHapus