Tae Yoo
yang melihat anaknya menarik pelatuknya meminta agar Jae Won tak menembak. Jae
Duk siap mengeluarkan pistol saat Jae Won melirik pada ayahnya. Jae Won bisa
melihat dan langsung membuang pelurunya dan mengenai Jae Duk. Do Young langsung
menembak dua kali dibagian dada dan akhirnya Jae Won pun jatuh terkapar.
Young Jin
yang baru sampai mendekati Jae Duk untuk melihat keadaanya, terlihat lengan Jae
Duk saja yang terkena peluru. Tae Yoo berusaha membangunkan anaknya yang jatuh
terkapar dengan bersimba darah, Jae Won hanya memanggil nama ayahnya sekali dan
langsung menghembuskan nafas terakhirnya.
Tae Yoo
menjerit histeris dengan mata yang basah, tak terima karena polisi membunuh
anaknya. Do Young masih tetap menodongkan pistolnya memerintahkan Tae Yoo tak
bergerak. Tae Yoo tetap saja mendekat, akhirnya Jong Ho dan Jin Woo yang
menahan Tae Yoo agar diam dan tak bergerak. Tae Yoo tetap mengancam Young Jin
untuk membayar semua ini nanti setelah itu kembali berteriak histeris
Sek Yoon
membawa foto Jae Won ke dalam tempat penyimpanan abu, Tae Yoo, Pengacara Kim
dan beberapa staff serta pengawal berjalan dibelakangnya. Tae Yoo terus menatap
foto anaknya yang tersenyum tapi sudah tak ada, Pengacara Kim meminta Tae Yoo
agar membiarkan Jae Won pergi agar bisa tenang di alamnya.
“Aku
mencoba menguburnya dalam hatiku Tapi aku tidak bisa. Dia di sana tersenyum ke
arahku. Bagaimana aku bisa memakamkannya?” ucap Tae Yoo menatap foto anaknya
yang tersenyum, lalu sempat sedikit lemas, Sek Yoon langsung menahanya karena
tahu Tae Yoo belum makan berhari-hari.
“Aku bisa
menahan lapar selama berbulan-bulan, tapi Bawa kembali anakku hidup” jerit Tae
Yoo histeris dan jatuh berlutut didepan foto anaknya.
Pengacara
Kim memberitahu Tae Yoo harus ke kantor polisi setelah pemakanan selesai. Tae
Yoo yang memegang kepala seperti tak tahan akan melakukan sesuatu apabila
melihat wajah si perempuan gila itu dan akan melawanya.
Jae Duk
masuk ke dalam ruangan bersama Seo Won dengan membawa surat perintah dan
meminta Tae Yoo untuk datang ke kantor. Pengacara Kim berdalih Tae Yoo akan
datang sendiri. Jae Duk menegaskan Tae Yoo harus datang untuk obstruksi
keadilan.
Sek Yoon
mengumpat semua poilisi yang tak tahu sopan santun. Jae Duk membalas yang tak
tahu sopan santun adalah mereka, karena masih beruntung tak membawanya ke TKP
dan mengancam akan berbuah sesuatu. Seo Won dan polisi lainya akan membawa Tae
Yoo, dengan sinis Tae Yoo melepaskan tangan polisi yang memegangnya dan
berjalan sendiri keluar ruangan.
Di kantor
Jong Ho
memberitahu kalau Tae Yoo yang merasa terganggu dengan penangkapan jadi mungkin
bukan penyembunyian, tapi cukup untuk obstruksi. Kepala Yum mencoba mencegahnya
karena menurutnya anak Tae Yoo sudah mati karena ditembak oleh polisi pada saat
kejadian. Jong Ho pikir kalau itu tak
terjadi maka mereka akan kehilangan
anggota.
“Aku tahu...
Aku tahu. Tapi... Aku hanya ingin kalian mempertimbangkan situasi dan coba
biarkan ayahnya sendirian dulu” ujar Kepala Yum, Jong Ho tak setuju.
“Ayo kita
lakukan itu. Aku tidak ingin menempatkannya pergi untuk hal yang kecil seperti
obstruksi keadilan dan menginginkan sesuatu yang besar jadi aku akan
melakukannya dengan benar.” ucap Young Jin setuju dengan usul itu. Jong Ho tak
percaya Young Jin bisa mengetahui hal itu.
Young Jin
datang ke ruang interogasi, Tae Yoo duduk terdiam dengan tangan terborgol.
Young Jin mengutarakan tidak ingin membiarkannya keluar sama sekali.Tapi karena
Tae Yoo kehilangan anaknya jadi akan mempertimbangkannya saat ini.
“Ada
beberapa hal di dunia ini yang tidak pernah bisa diampuni. Orang yang membunuh
anakku, mereka tidak pernah bisa diampuni. Kau harusnya membunuhku sebagai
gantinya. Kau membiarkanku hidup setelah melakukan perbuatan yang tidak dapat
dimaafkan Dan Kau akan sangat menyesal” ucap Tae Yoo memperingatinya.
“Di dunia
ini, ada beberapa hal yang harus dibayar bahkan kematian. Balas dendam atas
kematian orang tua adalah salah satunya. Bahkan jika kau mencoba untuk
membunuhku, Kau akan dihukum karena kejahatan itu. Aku bahkan belum memulai. Saat
kau berada di luar sana, pastikan tetap waspada denganku” balas Young Jin
dengan menatap Tae Yoo tak ada rasa takut.
Tae Yoo
malah mengejeknya kalau Young Jin adalah wanita yang menakutkan, Young Jin
langsung melempar kunci borgol untuk membuka sendiri karena tak sudi memegang
tanganya. Sek Yoon datang membuka borgol, Tae Yoo menyuruh Young Jin menatapnya
jadi waktunya tak akan terbuang karena masih bisa melihatnya.
Do Young melamun
di rumahnya, ponselnya berbunyi Jin Woo mengirim pesan mengajaknya minum
bersama. Do Young hanya membiarkan begitu saja karena merasa bersalah sudah
menembak mati Jae Won. Sementara Jin Woo yang menunggu dibawah akhirnya
mengirim kembali pesan bahwa ada sesuatu yang ingin disampaikan.
“Ada
sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu...Aku tahu kau punya waktu yang sulit.
Kau pasanganku dan istriku saat bekerja. Jika kau benar-benar
mempertimbangkanku sebagai pasanganmu, datanglah keluar. Aku ada di luar
sekarang. “ Do Young akhirnya membaca semua pesan yang dikirim Jin Woo
Keduanya
akhirnya minum bersama di restoran istri Jae Duk, Jin Woo pikir Do Young sudah
mengerti situasinya, karena apabia rekanya itu tak menembak maka yang mungkin
mati adalah Jae Duk. Tapi Do Young tetap merasa buruk dan kotor setelah melakukan
itu.
“Sudah
lebih dari setahun sejak pacarku meninggal. Sebelum aku mulai bekerja untuk
Kapten Choi, aku bertahan hidup dengan minum setiap hari. Dia menyukai
pegunungan dan kami sering bertemu dengan mendaki gunung bersama-sama. Tapi saat
itu ada kecelakaan. Salah satu batu yang kami daki tidak sekuat seperti yang
kami pikir. Kami berdua akhirnya tergantung di tali....Pada akhirnya... ia
memotong tali menyelamatkan aku dan Ia jatuh lalu meninggal” cerita Jin Woo
Do Young
terenyuh karena pasti sangat sulit. Jin Woo mengakui ingin mati setiap hari dan
terus meletakan pistol ke kepala . Tapi tidak punya keberanian untuk
melakukannya. Setelah semua berlalu, membuatnya malu.
“Ini
adalah pertama kalinya Kau membunuh siapa pun, kan? Aku tidak membunuh siapa
pun Tapi aku punya gambaran tentang apa yang Kau rasakan” jelas Jin Woo
“Aku
selalu berpikir bahwa orang benar-benar buruk adalah lebih baik mati. Sekarang
aku telah membunuh seorang, Aku tidak tahu mengapa aku sangat masih punya
masalah” keluh Do Young
Jin Woo
tahu pelaku itu memang masih manusia dan harus bertanggung jawab. Do Young
mengelak untuk bertanggung jawab karena pelaku seorang pembunuh yang kabur dari
penjara, menabrak polisi, dan melarikan diri, bahkan akan menembak Senior Jo,
jadi untuk apa bertanggung jawab. Tapi Jin Woo tetap menyuruh Do Young hanya
meminta maaf saja sebagai rasa tanggung jawabnya. Do Young berteriak meminta
maaf sambil menangis.
Di kantor
Tae Yoo
tak terima hanya diam saja melihat orang-orang yang sudah membunuh anaknya dan
merasa malu karena tak bisa berbuat apa-apa.
Sek Yoon mengerti dengan perasaan atasanya tapi mereka tak bisa
melakukan apapun pada Young Jin karena pasti Tae Yoo akan menjadi tersanga
utama.
“Sekretaris
Yoon. Meskipun mereka akan mencurigai dan mungkin melempar dari permainan. Kau
tahu mengapa seorang Pitcher Bisbol masih memilih pada hitter? Ketika Kau
menyerang tim lawan menuruni taktik, mereka bisa kehilangan permainan. Setelah
bola lari dari tanganku, hal itu di luar kendaliku. Aku bisa saja memukul
kepala mereka kalau aku mau Jika aku beruntung, mereka bisa mendapatkan pukulan
hit di tempat lain. Ayo kita buang saja hal sulit untuk saat ini.” ucap Tae
Yoo. Sek Yoon mengerti
“Aku
ingin melempar bola yang tepat. Cari orang dengan keterampilan yang bisa
dipercaya, Rencanakan dengan hati-hati.” perintah Tae Yoo.
Seo Won
datang mengajak Young Jin untuk menari bersama-sama, Young Jin kesal karena Seo
Won memanggil namanya, Seo Won pikir di club mereka tak bisa memanggilnya
kapten.
Akhirnya
semua turun ke lantai dansa, sambil menari-nari dengan gaya mereka. Young Jin
dengan mata elangnya bisa melihat Mabbaki
masuk ke dalam club, Jae Duk menyakinkan orang itu yang mereka cari. Young
Jin memperingatkan bahwa orang-orang disekitar Mabbaki sangat kasar jadi
meminta mereka supaya mempersiapkan senjatanya.
Mabbaki
sangat marah karena polisi datang menganggu bisnisnya, perkelahian anak buahnya
dengan Jae Duk dan Jin Woo terjadi dan anak buahnya pun bisa dengan mudah
pingsan.
Young Jin
mendekatinya bahwa ia adalah orang yang menakutkan, dengan memperkenalakan diri
dengan julukan “Ahjumma Extrasensory
Choi.” seorang wanita gila yang menangkap Dong Choon dan Jae Shik dengan
memperlihatkan ID polisinya. Mabbaki terlihat tak percaya bahw didepannya itu
si Extrasensory Choi yang sangat
terkenal.
Mabbaki
dengan tangan terborgol mengaku tak pernah berbohong, menurutnya Kang Tae Yoo
itu hanya seorang gangster biasa dan mereka bertindak karena kewajibanya. Tapi
Tae Yoo tidak membutuhkan yang seperti
itu, apabila ia mencium bau uang maka akan melakukan apapun untuk mendapatkan
uang itu, dan karena Tae Yoo, Gangster bekerja untuk perusahaan keamanan dan
memberi gaji.
“Jadi,
Kau memobilisasi gangster, membentuk serikat, dan menelan perusahaan?” tanya
Young Jin
“Aku
mendengar bahwa mafia tumbuh besar seperti itu awalnya dan benar-benar tidak tahu
barang-barang itu. Tapi pikirannya Kang Tae Yoo luar biasa. Dia hanya lulus SD,
tetapi lebih pintar dari orang-orang berpendidikan dan julukanya di penjara
adalah “Pengacara Kang.” karena
sering membaca buku hukum akhirnya menutup
bisnis gangster dan Memulai bisnis konstruksinya, lalu mengancam orang ini dan
orang itu untuk memenangkan tawaran. Dia akan mengacaukan siapa saja yang
mencoba untuk main-main dengannya & menyerahkan mereka ke polisi. dan
selalu menggunakan uang untuk mengatur industri yang dijalaninya” cerita
Mabbaki
“Mengapa
Kau ditendang keluar oleh Kang Tae Yoo?” tanya Young Jin
“Karena
aku tidak cerdas.” jawab Mabbaki
“Daripada
hidup seperti Kang Tae Yoo lebih baik menjadi tidak pintar.” komentar Young Jin
sambil menoyor kepalanya lalu keluar ruangan. Mabbaki tak percaya Young Jin
hanya menyuruh datang hanya menanyakan hal itu saja.
Sek Yoon
menemui seseorang lalu memberikan sebuah amplop yang berisi foto mobil putih
milik Young Jin, tanpa banyak bicara pria itu seperti mengerti dengan perintah
Sek Yoon.
Si Pria
pun pergi ke bagian orang-orang yang dengan spanduk yang bertuliskan protes
lalu berbicara untuk memberikan perintah. Empat orang yang ada disana
mengangguk mengerti lalu empat gepok uang langsung diberikan pada masing-masing
orang sebagai bayarannya.
Nam Ji
merasa kesal karena disuruh menemani Seo Ha Eun, yang harus menemaninya untuk
berkencan dengan prianya. Ha Eun membalas kalau bibinya itu memang harus
mendapatkan pacar. Nam Ji makin kesal karena dianggp iri pada keponakanya
karena tak punya pacar. Ha Eun tak peduli memilih untuk berlari mengejar Jae
Young yang berjalan lebih dulu. Seorang pria misterius terlihat dibalik tirai
dengan mengunakan topi, melihat keduanya yang bermain-main didalam museum.
Do Young
yang keluar dengan membawa pistol listik diajak pergi bersama dengan Young Jin,
karena tak terlalu sibuk dikantor dengan mengajak temanya Petugas Song ikut dengan
mereka. Sementara di museum Ha Eun berjalan bersama Jae Young, tiba-tiba
melirik ketakutan melihat ada pria yang mendekati mereka. Nam Ji yang ada
dimuseum binggung mencari-cari Nam Ji dan Jae Young yang tak kelihatan.
Pertugas
Song sedikit berlari menghampiri Young Jin dan Do Young yang sudah menunggu.
Baru saja berjalan beberapa langkah, ponsel Young Jin berbunyi. Dengan sedikit
berteriak kaget, Young Jin pun meminta untuk tenang dan akan segara datang. Do
Young dan Petugas Song ikut kaget dan menghampirinya, akhirnya Young Jin
memberikan sebuah amplop dan kunci mobilnya karen tak bisa ikut dengan mereka.
Di kantor
polisi
Jae Young
sudah ada didekapan seorang pria sementara Nam Ji memegang Ha Eun. Young Jin
akhirnya datang ke kantor menanyakan apa sebenarnya yang terjadi, Ha Eun
langsung memeluk ibunya yang baru datang. Nam Ji menceritakan sebenarnya pria
itu adalah ayah dari Jae Young.
“Ibu Jae
Young tidak akan mengizinkannya melihat anaknya, lalu Jae Young dan Ha Eun
masuk mobilnya jadi aku sangat takut.” cerita Nam Ji merasa tak enak hati
“Maafkan
aku. Seharusnya aku mengatakan sebelumnya. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa
karena perintah penahanan. Aku sangat minta maaf.” ucap pria yang mengaku ayah
Jae Young.
Young Jin
meyakinkan dulu pada Jae Young apakah benar itu ayahnya. Jae Young mengangguk,
Sang Ayah langsung mengenggam tangan anakanya. Young Jin sedikit gugup mengerti
dengan perasaan ayahnya, tapi jika Pria itu melakukan hal seperti ini maka bisa
mendapatkan masalah. Ayah Jae Young mengerti sambil meminta maaf.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar