Shin Hyuk
baru saja mewawancarai seorang sutradara dengan respon dan preview sangat bagus,
menurutnya akan sangat sukses. Sutradara mengeluh sedikit kecewa. Shin Hyuk
pikir melakukan kesalahan, Sutradara heran Shin Hyuk menjadi membosankan sekali,
Shin Hyuk binggung
“Kau jadi
membosankan !!! Aku tidak wawancara dengan orang lain dan melakukannya denganmu karena kau orangnya
menyenangkan. Saat melihatmu, rasanya seperti melihat diriku Dan saat melihat
diriku, rasanya aku melihatmu. Tapi wawancara hari ini sangat tidak asik.”
keluh si sutradara
“Ah... Sungguh
? Bagaimana yah ? Kalau begitu, kita mulai sekarang?” kata Shin Hyuk lalu
mengoyangkan tubuhnya sambil meliuk-liuk, si sutradara pun ikut senang karena
melihat Shin Hyuk yang dikenalnya, mengikuti dengan gerakan temanya. Shik Hyuk
berjanji akan tulis artikel yang sangat menarik dan meminta tak perlu khawatir.
Shin Hyuk
berjalan di jalan setapak, dengan ilalang disekelilingnya. Saat berada diatas
melihat pemandangan, ia berbicara dengan bahasa inggris yang fasih di telp akan
pergi ke tempat itu dan mengatakan sangat merindukan orang yang menelpnya, dan
meminta untuk menghubunginya lagi.
“Mungkin
sudah waktunya aku pergi.” ucap Shin Hyuk sambil menghela nafas panjang.
Ha Ri
baru saja keluar rumah menghampiri seorang pria yang sudah menunggunya, Hye Jin
yang baru pulang bertanya siapa pria itu. Ha Ri memanggil nama pria itu Kim Jae Hoon dan meminta untuk
menunggu dimobil karena ingin berbicara dengan temanya. Pria itu memberitahu
namanya Park Jae Hoon. lalu
pergi menuju mobilnya.
“Kenapa
keluar dengan laki-laki yang namanya saja kau tidak tahu ?” tanya Hye Jin heran
“Kenapa
kaget sekali ? Kau kan bukannya baru mengenalku” komentar Ha Ri
Hye Jin
mengajak Ha Ri masuk untuk bicara, Ha Ri menolak karena ingin berbicara di
depan saja dan ingin pergi dengan pria itu. Hye Jin menariknya agar Ha Ri masuk
bersamanya.
Ha Ri kesal
dengan Hye Jin yang menariknya, Hye Jin berteriak kesal menurutnya kalau memang
Ha Ri marah yang bilang marah, kalau keberatan yang bilang dan jangan
seolah-oleh semuanya baik-baik saja. Ha Ri heran melihat Hye Jin yang berteriak
padanya, menurutnya mana mungkin bisa ia marah pada temanya.
“Kau
menangis.... Aku melihatmu, Kau menangis keras kemarin. Itu kau , bukan ? Ha Ri.,, Mau berapa lama kau bersikap begini ? Berapa
lama kau akan bersikap seolah semuanya baik ? Jangan sendirian.” ucap Hye Jin
“Orang
yang bersikap seolah semuanya baik ... bukankah kau ? Harusnya kau berteriak "Apa kau temanku ?,Teganya begitu
padaku? Kau paling parah!! Kau membuatku jijik, aku tidak mau melihatmu lagi.”
Harusnya kau marah padaku !!!” teriak Ha Ri
“Benar!!!!
Aku marah!!!! Sangat Marah!!! Tapi ... !!! Bukan karena Sung Joon. Aku kira kau
bisa mengatakannya padaku. Aku yang memintamu melakukan itu dari awal dan yang
bertanggung jawab atas masalah ini, tapi yang bikin aku marah adalah ... sikapmu
saat ini. Jangan menghindariku terus. Beri aku alasan setidaknya. Mau berapa
lama kau menghindar seperti anak kecil ?” teriak Hye Jin meluapkan semua isi
hatinya.
Ha Ri
dengan mata berkaca-kaca mengaku hanya sikap seperti ini yang bisa dilakukanya,
Ha Ri tak percaya temanya bisa seperti itu. Ha Ri mengeluh sangat lelah jadi
lebih baik hentikan semuanya dan akan pergi, air matanya mengalir. Hye Jin
memutuskan dirinya yang akan pergi karena menumpang dirumahnya, lalu masuk ke
dalam kamar membereskan pakaian kedalam tas, terlihat bayangan Ha Ri lalu mengumpat
“dasar Gadis jahat.”
Hye Jin
pulang kerumah berteriak memanggil ayahnya, sang Ayah yang sedang membaca koran
kaget melihat anaknya yang tiba-tiba pulang kerumah. Hye Jin mengaku hanya
ingin menginap semalam saja, padahal membawa dua tas berisi pakaian.
Ayahnya
menanyakan tentang Ha Ri, Hye Jin mengeluh tak tahu dengan wajah kesal. Ibunya
datang heran melihat anaknya yang datang, sang suami menjelaskan Hye Jin yang
ingin menginap, ibunya bertanya juga bagaimana dengan Ha Ri. Hye Jin dengan
kesal mengatakan tak tahu lau meninggalkan keduanya.
Hye Rin
sedang mengunakan alat untuk wajahnya, ikut kaget melihat kakaknya yang
tiba-tiba datang dimalam hari. Hye Jin menaruh tasnya mengatakan ingin menginap
semalam. Hye Rin dengan penuh semangat menanyakan Ha Ri, karena berpikir akan
ikut.
“Ugh ! Kenapa semuanya tanya "Ha Ri, Ha
Ri ! Kalau cemas soal dia, tanya saja sendiri !” teriak Hye Jin kesal dan akan
keluar untuk mencari udara segar
“Semakin
hari sifatnya semakin aneh.... Dan Kau Kim
Hye Rin. Jangan pernah jadi seperti dia.”
ucap Hye Rin memperingati dirinya sambil mengunakan kembali alat pemijat
wajahnya.
Sung Joon
kembali keruangan melihat bawang bombay di meja Hye Jin di putar dengan wajh
sedih bukan wajah senyum seperti biasanya. Lalu mengingat ucapan sebelumnya
diatas kapal di sungai Han.
“Jangan menyesal Dan jangan melihat
kebelakang. Mulai sekarang, lihat kemasa depan.”
Ia
akhirnya mengeluarkan ponselnya nama Hye Jin berganti “Payungku” dengan cepat
mengajak bertemu dan akan menunggu didepan rumahnya. Terdengar teriakan Hye Rin
yang mengenal suara Sung Joon.
Sung Joon
sudah duduk bersama dengan orang tua Hye Jin yang melihat anak tetanganya itu
sudah berubah. Hye Jin yang baru pulang mencari udara segar melonggo melihat
Sung Joon yang sudah duduk bersama keluarganya. Sung Joon tersenyum melihat Hye
Jin yang baru pulang.
Ibunya tak
percaya melihat Sung Joon itu adalah tetangga dulu yang gemuk tinggal disebelah
rumahnya. Sung Joon mengakui memang sangat banyak berubah, lalu bertanya pada
keduanya apakah sehat-sehat. Ayah Hye Jin mengaku sangat sehat tapi pasti tak
akan mengenalinya kalau berpapasan. Hye Jin masih melonggo melihat Sung Joon
yang ada dirumahnya
“Oppa
telepon dan kuberi ijin, Katanya dia mau ketemu denganmu.” ucap Hye Rin, Hye
Jin kaget karena adiknya sudah memanggil Sung Joon dengan panggilan “Oppa” dan
langsung ikut duduk
“Tapi
Oppa ... Apa dulu kau benaran gendut waktu kecil ?” tanya Hye Rin penasaran
“Ya.
Benar. Dulu, aku makan banyak sekali makanan buatan ibumu. Singkatnya dulu aku
tinggal dirumahmu.” cerita Sung Joon bangga.
Ibu Hye
Jin membenarkan saat ayah Sung Joon perjalanan bisnis maka ia menginap dirumah
mereka. Ayah Hye Jin blak-blakan bertanya apakah Sung Joon sudah punya pacar,
Hye Jin menjerit untuk apa ayahnya menanyakan itu, karena ia dan Sung Joon tidak
punya hubungan apapun. Sung Joon mengaku tidak memiliki tapi mungkin ada
perkembangan. Ayah senang, lalu meminta istrinya membuka minuman alkohol yang
sudah bisa dibuka.
Hye Jin
memberitahu ibunya kalau Sung Joon itu tak kuat minum, tapi Sung Joo dengan
penuh keyakinan ingin sekali mencoba minuman itu. Ayah Hye Jin yakin Sung Joon
pasti menyukainya, lalu menuangkan dalam toples dan meminta untuk meminum
segelas dengan panggilan “Menantu Ji.” Hye Jin menjerit ayahnya memanggil Sung
Joon dengan panggilan itu.
Sung Joon
menerimanya, lalu bersulang dengan ayahnya. Hye Jin mengeluh karena Sung Joon
minum satu teguk saja tak bisa. Sung Joon berkomentar minumannya sangat enak
dan sangat beraroma. Hye Rin pikir pasti enak karena didunia ini pasti orang minum alkohol, tiba-tiba
Sung Joon langsung jatuh pingsan. Semua kaget, kecuali Hye Jin karena sudah
tahu pasti akan seperti itu.
Ha Ri
baru pulang dengan berjalan lunglai, seorang wanita memanggilnya. Ha Ri melihat
seorang wanita tua yang menanyakan keadaanya apakah ia sehat, dengan mata
berkaca-kaca memilih untuk pergi meninggalkanya.
“Kau
tidak rindu ... ibu ? Tinggalah denganku Ha Ri. Tolong tinggalah denganku.”ucap
ibu Ha Ri dengan mata menahan tangis, Ha Ri mencoba menahan air matanya agar
tak jatuh, tapi akhirnya air matanya tumpah lalu membalikan badanya menatap
sang ibu.
Hye Jin
gelisah yang tidur sekamar dengan adiknya, sementara ayah dan ibunya sedang
menatap Sung Joon yang tertidur lelap setelah minum segelas alkohol. Ibu Hye
Jin melihat Sung Joon yang sudah tumbuh dengan baik dan tak percaya anak yang
dulu gemuk bisa jadi seperti pria yang jantan, dengan Alisnya tebal dan rahangnya kokoh.
Ayah Hye
Jin yakin Sung Joon itu punya rasa pada
Hye Jin. Ibu Hye Jin juga yakin karena tak mungki Sung Joon akan datang kerumah
mereka. Hye Jin baru keluar dari kamar menjerit melihat kedua orang tuanya
berjongkok menatap Sung Joon, lalu menyuruh untuk cepat masuk kamar.
Sang Ayah
malah mengoda Hye Jin untuk bersenang-senang lalu masuk ke dalam kamar bersama
istrinya. Hye Jin akhirnya ikut juga menatap Sung Joon yang benar-benar
terlihat tampan saat tertidur, Sung Joon masih terlelap tidur setelah minum
alkohol.
Sung Joon
tiba-tiba membuka matanya, Hye Jin langsung terdiam dengan wajah gugup. Setelah
melirik kesana kemari, Sung Joon langsung duduk dengan tegap binggung kenapa ia
ada ditempat itu, lalu teringat terakhir kali minum alkohol dan pasti tak
sadarkan diri.
“Apa kau
baik-baik saja ?” tanya Hye Jin.
“Tidak.
Karena kau, aku tidak baik-baik saja. Kita bicara diluar, Ada yang ingin
kukatakan.” tegas Sung Joon to the poin keluar dari selimutnya. Hye Jin
menatapnya dengan wajah sedih.
Keduanya
duduk ditaman dengan berjauhan, Sung Joon menanyakan apakah Hye Jin tetap tak
ingin menjelaskanya, menurutnya apabila Hye Jin tidak memberitahu, maka ia akan
terus seperti orang bodoh.
“Awalnya
aku kira karena Reporter Kim tapi ternyata bukan. Aku yakin ini karena
perasaanmu. NAku tidak mau begitu Menjadi bodoh dan salah mengerti Hye Jin”
ucap Hye Jin
“Sung
Joon. Aku rasa ...menjadi cinta pertamamu itu cukup. Kau tahu bagaimana cinta
pertama. Hal yang tidak istimewa menjadi istimewa, lebih cerah dan manis dalam
ingatan Tapi, itu saat kita kecil. Sekarang ...” ucap Hye Jin yang langsung
disela oleh Sung Joon.
“Dulu,
kau menggantikan posisi ibuku yang tidak bersamaku dan ...kau satu-satunya
teman istimewaku. Itu sebabnya ini jauh lebih spesial. Tapi, itu semua tidak
ada artinya sekarang. Kau adalah orang yang aku sukai saat ini.” tegas Sung
Joon, Hye Jin menatap Sung Joon tak percaya
“Meskipun
jika kau bukan Kim Hye Jin yang aku kenal, meskipun kita bertemu sebagai orang
asing, aku akan tetap tertarik padamu dan hatiku akan berdebar sekali lagi karenamu, sekali
lagi aku akan menyukaimu. Hye Jin Kenapa kau seperti ini, Apa kau sungguh tidak
mau memberitahu?” tanya Sung Joon benar-benar penasaran
Hye Jin
terdiam sejenak, sambil menarik nafas mengakui bahwa Ha Ri sangat menyukai Sung
Joon, lalu menceritakan saat menderita sendirian dengan bertemu dengannya
dengan berpura-pura menjadi dirinya, Ha Ri mejadi suka padanya. Ia sudah
menganggap Ha Ri lebih dari seorang teman, layaknya keluarga seperti juga Sung Joon.
“Tapi
jika sekarang aku datang padamu, maka Ha Ri akan terluka dan aku akan merasa
sedih. Aku tidak bisa pura-pura tidak tahu pada perasaan Ha Ri dan tidak ingin
begitu dan menyakitinya.” jelas Hye Jin,
Sung Joon
terdiam lalu berdiri didepan Hye Jin, tapi Hye Ji malah tertunduk tak ingin
menatapnya. Sung Joon meminta agar Hye Jin menatapnya, Hye Jin tetap tertunduk,
Sung Joon berjongkok didepan Hye Jin meminta agar menatapnya. Akhirnya Hye Jin
memberanikan diri menatap Sung Joon.
“Orang
yang aku suka ... adalah kau. Dari dulu tetap kau, meskipun aku tidak tahu kau
siapa, tetap kau. Saat ini kau, dan di masa depan tetap kau. Aku tidak ingin
memaksamu dan tidak ingin apapun darimu.
Tapi.... tolong jangan lari. Jangan lakukan itu padaku.” pinta Sung Joon
Hye Jin
seperti masih tak percaya dengan ucapan Sung Joon yang mengakui perasannya dan
tak ingin memaksa. Sung Joon mengoda Hye Jin dengan mengelusnya dan
memanggilnya “Kim Hye Jin-ku” memuji orang yang dulu sangat baik, dan semakin
baik walaupun mereka sudah berpisah. Ia tersenyum karena merasa senang Hye Jin
yang tak berubah. Hye Jin tertunduk dengan senyuman.
Hye Jin berjalan masuk ke dalam gedung, Sung Joon
tiba-tiba berlari menahan pintu berputar dan memegang pundak Hye Jin agar tak
jauh, lalu meminta maaf karena pintu putar itu berhenti. Hye Jin pun baru
menyadarinya, Sung Joon dengan senyumanya menyapa “selamat pagi”
Hye Jin
membalasnya tanpa ada rasa gugup, Sung Joon pikir kalau pintu itu berhenti
beberapa saat akan berjalan kembali. Hye Jin berusaha mengoyangkan kakinya dan
pintu itu kembali berputar. Sung Joon dengan senyuman bahagia mengajak Hye Jin
masuk bersama.
Ah Reum
benar-benar kaget saat menerima telp, lalu memberitahu baru saja berbicara
dengan temanya yang kerja di New Look kalau Shin Hyuk akan pindah kesana. Semua
menjerit kaget tak percaya karena Shin Hyuk akan pindah ke majalah saingan
mereka.
Sung Joon
baru menuruni tangga mendengar pembicaraan semua timnya yang membicarakan
tentang Shin Hyuk akan pindah ke New Look. Joo Young tak akan percaya, karena
menurutnya Shin Hyuk itu pasti menolaknya
apabila ada yang ingin merekrutnya dan selama ini belum pernah menerima
siapapun.
Ah Reum
yakin Shin Hyuk itu bertemu dengan orang dari New Look. Sun Mi tak percaya kali
ini Shik Hyuk akan bernar-benar pergi. Hye Jin yang mendengarnya terlihat sedih
karena mungkin Shin Hyuk menghindari dirinya.
“Dia mau pindah perusahaan ? Kalau begitu,
dia bukan anak dari Pemilik Grup Jin Sung ? Kalau begitu, apa Kim Poong Ho
orangnya? Ah... Bukan... New Look tidak akan merekrutnya tanpa tahu kalau dia
putra Presdir.” gumam Han Sul masih penasaran tapi akhirnya
binggung sendiri.
Sun Mi
menjerit melihat Shin Hyuk yang baru datang, langsung berlari dan mendudukan
Shin Hyuk dibangkunya. Semua menanyakan apakah benar Shin Hyuk akan pindah ke
New Look semua yakin pasti itu mustahil. Hye Jin melihatnya, hanya mendengar
dari tempat duduknya.
“Kenapa rumornya
cepat sekali ?” keluh Shin Hyuk, Semua langsung tak percaya Shin Hyuk akan
pindah dan meminta agar tak pindah.
“Eh, Shin
Hyuk Edan!!! Hatimu sudah pergi, pantasan belakangan ini perkataanmu selalu
membosankan.” komentar Poong Ho
“Yahh....
Memang benar..... Apa kalian akan disini selamanya ?” tanya Shin Hyuk lalu
meninggalkan ruangan. Semua tak percaya kalau Shin Hyuk itu akan pergi, Joo
Young berpikir Shin Hyuk keluar karena dirinya. Sung Joon melihat dari
ruanganya dengan wajah tegang, diam-diam Hye Jin mengikuti Shin Hyuk yang
keluar ruangan.
Hye Jin
memanggil Shin Hyuk bertanya apakah benar seniornya itu akan pindah ke New
Look. Shin Hyuk mengakui bukan pindah ke New Look, Hye Jin menghela nafas
dengan mengucapkan syukur.
“Lalu,
kalau tidak kesana, jadi kemana kau akan pergi?” tanya Hye Jin binggung
“Yah,
belum tahu juga.” ucap Shin Hyuk lalu mencoba tersenyum dan kembali memberikan
wajah dingin lalu meninggalkanya. Hye Jin hanya terdiam melihat Shin Hyuk
pergi, seperti merasa itu karena dirinya.
Joo Young
masuk ke dalam ruangan dengan wajah tertekan ingin memberikan pengumuman. Semua
langsung mendengarnya dengan wajah serius. Joo Young memberitahu edisi terbaru
mereka membuat rekor dalam penjualan, yang baru didengar dari tim manajemen
kalau pendapatan iklannya bertambah.
Semua
menjerit bahagai dan tak percaya begitu juga Hye Jin yang mendengarnya, lalu
bertanya apakah Most sekarang ada di peringkat pertama. Joo Young mengaku, yang
pertama masih New Look. Hye Jin sedih mengetahui mereka masih di nomor dua.
Poong Ho
pikir semua itu berkat Wapemred yang datang ke tempat mereka, lalu mengusulkan
untuk merayakanya. Hye Jin melihat ruangan Sung Joon, terlihat cinta pertamanya
itu mengelengkan kepala kebinggungan karena Most masih tetap kalah dibanding
New Look.
Nyonya
Kim keluar dari ruanganya menyapa dengan bahasa italianya, memberitahu akan ada
perayaan tapi karena ada urusan tak bisa ikut, jadi ia melemparkan kartu
kreditnya untuk mereka merayakanya dan melemparnya seperti pesawat terbang dari
atas. Semua mengelu-ngelukan nama Nyonya Kim. Hye Jin menatap kembali ke
ruangan Sung Joon, terlihat benar-benar uring-uringan sendiri karena belum bisa
menaikan Most di peringkat satu.
“Kalau
begitu, edisi selanjutnya, harus lebih baik dari sekarang” ucap Nyonya Kim
kembali keruanganya.
“Ucapanya
Yang tadi membuatku merinding ? Perkataan PemRed ... terdengar mirip dengan
Wakil PemRed ya ?” komentar Ah Reum
“Aku
tahu. Pemimpin Redaksi belum pernah mengungkit soal ranking sebelumnya.” ucap
Joo Young, Eun Young juga merasa Sung Joon sudah mengubah karakternya.
Dua kotak
perhiasan di perlihatkan ibu Ha Ri, Ibu Hye Jin yang melihat tak percaya semua perhiasan
itu buatan temanya. Ibu Ha Ri tak ingin terlihat hebat, tapi perhiasanya itu
memang lari di Jepang.
“Oh, Cha
Hae Jung. Kau keren....” ungkap Ibu Hye Jin mencoba salah satu cincin
ditanganya.
“Aku akan
melajang lagi ... Karena aku tidak tahan jika tidak dicintai lelaki yang
kucintai, Aku pergi seperti melarikan diri tapi aku sudah memberi Ha Ri luka yang besar. Selama
ini, aku tidak bisa kembali karena tidak percaya diri makanya aku bekerja sangat keras agar bisa
bertemu dengan Ha Ri. Aku sudah lebih kuat sekarang.” cerita Nyonya Cha pada
temanya.
“Apa Sungguh
... kau akan membawa Ha Ri ?” tanya ibu Hye Jin
“Sekarangpun,
aku ingin di dekatnya dan melakukan hal yang belum pernah kami lakukan. Tapi,
dia tidak mau dengar aku. Ini Buruk sekali ‘kan ?” kata Nyonya Cha merasa
menyesal.
Ha Ri duduk
diluar hotel sambil menghela nafas, menatap langit dengan tatapan sedih. Pesan
masuk ke dalam ponselnya “Ibu akan pergi
dalam beberapa hari. Sebelum aku pergi, maukah bertemu denganku ?” Ha Ri
berpikir sejenak lalu akhirnya menelp sang ibu
“Penawarannya
... masih berlaku ?” tanya Ha Ri
Hye Jin
baru saja menyelesaikan artikel di laptopnya, ketika akan pulang melihat Sung
Joon yang masih melihat berkas diatas meja. Sung Joon menyadari Hye Jin yang
menatapnya dari luar, lalu dengan kode mengunakan tanganya mengajak Hye Jin
untuk minum bersama di pantry. Hye Jin mengangguk setuju.
Sung Joon
tersenyum menerima segelas teh yang diberikan Hye Jin padanya. Hye Jin tahu
bulan ini peringat Most ada di nomor dua lagi, menurutnya daripada berkerja
sendiri lebih baik memberitahu yang lain dan mencari solusi bersama. Sung Joo
yakin para pegawai akan ketakutan dan beberapa akan berusaha pergi.
“Tetap
saja ... kau kesulitan jika sendiri.” komentar Hye Jin
“Kalau
kau memelukku mungkin aku lebih bertenaga. itu tidak mungkin ya ?.” kata Sung
Joon mengoda dengan menopang dagunya.
Hye Jin
terdiam mendengar permintaan temanya, Sung Joon memberitahu kalau ia hanya bercanda.
Hye Jin pun tersenyum, Sung Joon menatap Hye Jin yang mulai meminum tehnya.
Sung Joon
mencari keyword nama Shin Hyuk pada website Jinsung Magazine, terlihat biodata
yang jelas dari Cvnya, lalu buru-buru keluar ruangan. Di atas meja terlihat
beberapa artikel dalam majalah Most yang ditulis oleh Shin Hyuk.
Ia pergi
ke hotel, menanyakan pada bagian receptionist Apa ada orang bernama Kim Shin Hyeok di kamar
2024. Receptionist meminta maaf karena mereka tidak diperbolehkan memberi
informasi soal tamu. Sung Joon mengerti dan berjalan keluar dari hotel.
Shin Hyuk
baru saja melihat mobil sport merahnya dibawakan oleh seorang valley, Sung Joon
baru saja keluar dari hotel melihat Shin Hyuk yang akan masuk mobil dan
langsung memanggilnya.
Keduanya
duduk dibar bersama, Sung Joon bertanya apa seperti itu kehidupan normal yang
di jalani anak buahnya. Shin Hyuk pikir Sung Joon sudah melihatnya. Sung Joon
bertanya alasan Shin Hyuk tinggal di hotel. Shin Hyuk merasa nyaman tinggal
disana, karena diberi makan, bersih-bersih kamar dan mencuci.
“Katanya
kau direkrut oleh New Look. Apa kau akan pergi ?” tanya Sung Joon
“Yah,
bisa iya dan bisa tidak. Aku juga tidak tahu. Belakangan ini tidak lagi
menyenangkan. Anggap saja ada banyak yang kupikirkan.” ungkap Shin Hyuk
blak-blakan
“Aku
tidak akan bertele-tele dan datang untuk
menahanmu. Bisakah kau tetap di dalam tim Most ?” pinta Sung Joon, Shin Hyuk
pikir Sung Joon itu tak menyukainya.
“Itu
benar secara pribadi. Ah... Bukan seperti itu, tadinya kau memang menggangguku.Tapi
aku ... aku butuh keahlianmu.” ucap Sung Joon, Shin Hyuk mengeluh itu sebagai
pujian atau kritikan baginya.
“Jika
dalam edisi Ulang tahun ke 20 penjualan tidak mencapai target. Most akan
ditutup.” akui Sung Joon.
Shin Hyuk
tak mengerti kenapa Most akan ditutup, Sung Joon menegaskan bahwa itu sudah
keputusan dari pusat jadi karena itu menahan Shin Hyuk untuk tak pergi,
menurutnya kalau Shin Hyuk tak ada maka situasinya akan semakin sulit. Shin
Hyuk malah bersiul, mengaku sangat mengejutkan sekali.
“Yah,
jadi mau bagaimana? Masalahnya aku bukan orang yang tetap tinggal karena aku
disuruh tetap tinggal.” kata Shin Hyuk ingin pergi.
“Edisi
ulang tahun ke 20 adalah kesempatan terakhir kita. Sekali lagi ... bukan, ini
terakhir kalinya. Tolong pertimbangkan.” pinta Sung Joon, keduanya saling
menatap seperti saling mencari kepercayaan.
Pagi
Harinya
Joo Young
baru datang melihat kursi Shin Hyuk yang masih kosong dengan begitu rekan
kerjanya itu tak datang lagi. Han Sul memang belum melihat Shin Hyuk yang
datang ke kantor. Sun Mi masih tak percaya kalau Shin Hyuk akan pergi
meninggalkan Most.
Hye Jin
melihat bangku Shin Hyuk yang tak berpenghuni, Ah Reum mengumpat menurutnya ini
sangat keterlaluan, padahal Shin Hyuk sudah lama berkerja di Most. Eun Young
tahu banyak sekali majalan yang ingin merekrut Shin Hyuk sebagai pegawai mereka
Poong
Ho berkomentar melihat anak seperti Shin
Hyuk yang selalu seenaknya, tak akan mungkin bisa ada orang yang menahanya
untuk tak pergi. Semua melihat Shin Hyuk yang sangat keterlaluan. Sung Joon
menatap kursi Shin Hyuk yang masih kosong dengan begitu tawaranya ternyata tak
didengar.
Di
rooftop
Hye Jin
mencoba menelp Shin Hyuk tapi tak diangkat, lalu ponselnya berdering, ia
langsung menanyakan kenapa Shin Hyuk tak masuk dan apakah ia benar-benar
berhenti. Tapi di seberang telp balik bertanya, apakah itu benar telp milik Hye
Jin.
Akhirnya
Hye Jin melihat layar ponselnya, bukan Shin Hyuk yang menelpnya. Pria itu
memberitahu kalau ia adalah pegawai hotel tempat Ha Ri berkerja, memberitahu Ha
Ri yang tidak masuk dan berusaha mencarinya tapi tak diangkat.
Hye Jin duduk
menelp Ha Ri dengan gigi di katup-katupkan bertanda, ia sedang sangat gelisah,
tapi ponsel Ha Ri tak diangkat teringat kembali ucapan si pegawai hotel “Manajer Min mengajukan surat pengunduran
diri dan atasan kami memintanya untuk mempertimbangkan.”
Akhirnya Hye
Jin pulang kerumah melihat kamar Ha Ri yang sudah kosong, dengan lemari gantungnya
yang sudah tak ada pakaian, merasa tak percaya hari saat temanya pergi itu
tiba. Lalu menemukan note dengan empat poin disana, teringat terakhi kalinya Ha
Ri berkata “Kita hentikan semua ini ...Aku
akan ... pergi.”
Hye Jin
keluar rumah, bertanya pada paman yang sedang menyiram tanaman apakah ia
melihat Ha Ri. Paman itu pikir Ha Ri akan pergi berlibur karena pergi membawa
banyak barang.
Ia
berlari ke tepi jalan menyetop taksi dan pergi dengan wajah gelisah dan mencoba
membuka jendela agar bisa bernafas. Sesampainya di airport, Hye Jin mencoba
mencari Ha Ri kesana kemarin.
Flash Back
Ha Ri
dengan sekuat tenaga mendorong Hye Jin yang ada di dalam trolly, dengan jalan
menanjak. Hye Jin dengan luka dibagian kakinya meminta agar Ha Ri menelp ibunya
saja dan meninggalkanya. Ha Ri menolak karena tak ingin pergi meninggalkanya,
lalu mendorong Hye Jin kembali walaupun kelelahan.
Hye Jin
benar-benar binggung kalau ternyata Ha Ri benar-benar pergi sekarang.
“Min Ha
Ri, kenapa pergi seperti ini ? Kalau kau pergi ... kalau kau meninggalkan aku
begini ... Aku harus bagaimana, Ha Ri ?” jerit Hye Ji sambil menangis dan
berjongkok dibandara.
“Ha Ri meninggalkan aku.”
bersambung ke episode 12
Makin kesini makin sedih ceritanya..
BalasHapusThank chingu..
BalasHapusTks u chingu.....
BalasHapusMakin penasaran, sediih, hye jin setia bgt sbg teman nya hari. Uuh msh sminngu lg, bru kali ini aku ikutin drama korea yg on going. Mkasi siinop nya.. ☺
BalasHapusHye jin bisa bersatu dgn Sung Joon,, tp kenapa Ha Ri dan Shin hyuk harus pergi. .tak bisakah mereka merestui hubungan Hye jin dan Sung joon. . -_-
BalasHapusKnp hye jin gk sma sin hyuk..kasihan sin hyuk. Ditunggu lg y sinopsis nya.
BalasHapuslepas dr cerita knp y gw pgen bgt shin hyuk di makeover jd cakep kek siwon asli ny . gw yakin PSJ kalah cakep
BalasHapusIni episode paling nyeseeeekkk. kaya antiklimaks.
BalasHapusKebenaran udah terbongkar, tapi orang2nya malah galau :(
Dan ga ada preview episode selanjutnya. Bikin makin sedih
Kapan nih ada sinopsis epd 12- selesai gak sabarrrr 😢😢😢
BalasHapusᵗʰᵃᶰᵏ ᵧₒᵤ ⌣̈ mba dee sinopnya,,,semangat sampai akhir ўã ... ^_^
BalasHapus