Sung Joon
mencium Hye Jin yang akhirnya memberikan pelukan untuknya. Hye Jin mengaku
sedih melihat Sung Joon yang terlihat sangat kurus dan bertanya-tanya bagaimana
cinta pertamanya itu berkerja sampai akhirnya pingsan. Sung Joon mengatakan
sekarang ia baik-baik saja, lalu melihat syal miliknya di pakai oleh Hye Jin.
“Ini Kuambil
dari “princess”. Kapan kau datang?” tanya Hye Jin
“Semalam,
aku ke sana karena merindukanmu, tapi sudah terlalu larut, jadi kutahan.
Sekarang tak akan kutahan, jika menyukaimu, merindukanmu, ingin memelukmu, Takkan
lagi kutahan.” ucap Sung Joon sambil mengelus rambut Hye Jin.
Keduanya
kembali berpelukan, Sung Joon tersenyum bahagia mengungkapkan rasa yang sangat
menakjubkan. Tiba-tiba terdengar jeritan “Oh! Mamma mia!”, Hye Jin menjerit
panik karena yang datang itu Nyonya Kim.
Nyonya
Kim mengintip dari jendela pintu lalu masuk ke dalam, Sung Joon berpura-pura
sedang membaca buku dan duduk diatas tempat tidurnya. Tangan Nyonya Kim
langsung menyentuh wajah Sung Joon yang terlihat pucat, dari balik lemari
terlihat baju Hye Jin yang sedikit keluar, akhirnya bisa dimasukan kembali.
“Wajahmu
seperti kulit jeruk yang mengering. Kepalamu yang sudah kecil seperti kacang
akan menghilang!” jerit Nyonya Kim berlebihan sambil memegang wajah Sung Joon,
untuk melepaskanya Sung Joon mengaku baik-baik saja.
“Apa
maksudmu kau baik-baik saja? Melihatmu seperti ini, membuat hatiku hancur.” jerit
Nyonya Kim lalu mendengar suara gigi bergertak.
Ia
mencoba mendekat lemari, Sung Joon panik langsung mengatupkan mulutnya seperti
yang biasa dilakukan Hye Jin saat panik, mengaku karena merasa kedinginan dan
badannya tidak sehat. Nyonya Kim makin panik ingin memberikan pelukan supaya
hangat. Sung Joon buru-buru mengipas wajahnya karena berubah menjadi kepanasan.
Nyonya Kim sekarang ingin membuka baju Sung Joon apabila kepanasan. Sung Joon
memegang bajunya agar tak dibuka semua kancingnya.
“Dengan
kemampuanmu, menurutku semua demi Most sungguh akan berhasil. Jadi, jangan
kerja terlalu keras. Tentu saja aku akan mendukungmu juga. Keponakanku yang
menakjubkan, sempur...” jerit Nyonya Kim lalu terhenti karena tak ingin membuka
rahasianya.
Sung Joon
mengucapkan terimakasih, Nyonya Kim mengaku ingin meminjatnya semalaman tapi
tak bisa karena ada rapat, akhirnya pamit pergi. Baru sampai didepan pintu ia
berbalik, Sung Joon yang akan turun langsung duduk seperti akan minum teh, Nyonya
Kim berkomentar, Sung Joon memakai pakaian rumah sakit bukan MOST, jadi
berharap agar lekas sembuh dan kembali untuk berpakaian MOST.
Sung Joon
akhirnya membuka pintu lemarinya, Hye Jin dengan wajah panik menanyakan apakah
Nyonya Kim sudah benar-benar pergi. Sung Joon menganguk lalu tersenyum mengejek
Hye Jin itu maniak-lemar karena dulu pernah bersembunyi di lemari ruanganya.
Hye Jin
mengaku masih benar-benar terkejut, keduanya saling menatap dan akan berciuman.
Sung Joon tersenyum melihat Hye Jin yang sudah menutup matanya dan bibirnya
yang lebih maju. Sung Joon membuka matanya lalu mengoda.
“Sedang
apa kau? Kenapa dengan mata dan mulutmu? Aku mau kau pegangkan ini. Aku ini kan
pasien. Oh ya ampun, jadi kau kira aku mau menciummu? Sepertinya Kim Hye Jin
bukan hanya maniak-lemari tapi juga maniak-ciuman.” goda Sung Joon,
“Tidak....
bukan seperti itu.... Alasanku menutup mata... “ ucap Hye Jin langsung menutup
mulutnya dan berusaha menyangkalnya.
Sung Joon
tersenyum langsung memberikan kecupan dibibirnya, Hye Jin sedikit kaget, Sung
Joon mengecup kening dan pipinya. Hye Jin tersenyum bahagia, begitu juga Sung
Joon, keduanya tertawa bersama.
Hye Jin
masuk ke dalam lift, melihat Shin Hyuk yang berdiri disampingnya menyapanya
dengan senyuman, tapi wajah Hye Jin masih merasa tak enak hati. Saat lift
berjalan naik, Shin Hyuk mengeluarkan suara seperti kentut dan menunduh Hye
Jin, semua yang ada didalam langsung mengarahkan pandanganya pada Hye Jin.
Shin Hyuk
berkomentar pencernaan Hye Jin sedang tidak baik, Dengan wajah kaget, Hye Jin
berusaha menyangkalnya. Shin Hyuk kembali mengeluarka suara kentut yang lebih
besar, pandangan langsung tertunju pada Hye Jin. Kembali Hye Jin berusaha
menyangkal tapi seperti semua tak percaya, Shin Hyuk pun tersenyum berhasil
menjahil Hye Jin kembali.
“Apa yang
kau lakukan, Reporter Kim? Semuanya mengira aku. Kenapa kau begitu?” teriak Hye
Jin kesal saat akan masuk kantor
“Itu dia!
Begitulah, Jackson!!! Ayo buat diri kita saling nyaman. Jangan menyesal,
canggung, dan menjauh dariku. Jangan bersikap begitu, itu kekanakan.” tegas
Shin Hyuk
Hye Jin
masih merasa tak enak hati, Shin Hyuk pikir apabila kehilangan adiknya sebaik
Jackson itu lebih memalukan, jadi memintanya agar membuat situasnya menjadi senyaman
mungkin untuk sekarang, lalu membuat bulan dari jarinya untuk setuju dan
mengoyang-goyangkan tubuhnya. Hye Jin hanya menatap sedih Shin Hyuk seperti
masih belum merasa nyaman, tapi akhirnya setuju dengan memberikan senyumanya.
“Ahhhh...
betapa beruntungnya WaPemRed punya
wanita yang menakjubkan. Jika WaPemRed tidak baik padamu, segera beritahu aku. Akan
kumarahi dia bagaikan kakakmu.” ungkap Shin Hyuk sambil memeluk sang adik.
Sung Joon
menatap tabnya lalu berjalan maju ketika mendengar suara bunyi pintu lift yang
datang, tapi yang terjadi salah melangkah ke pintu lift yang tertutup akhirnya
terjatuh karena terbentur.
Tapi
karena hatinya yang sedang bahagia, malah tertawa karena terjatuh lagi akibat
selalu menatap tabnya. Eun Young yang tak jauh dari sana, melihat Sung Joon
yang tertawa sendirian didepan lift yang tertutup, pintu lift tempat Sung Joon
jatuh terbuka. Beberapa pegawai akhirnya harus melangkahinya agar bisa keluar,
Sung Joon buru-buru berdiri dan masuk ke dalam lift.
Sung Joon
masuk ke dalam ruangan, berpura-pura merasa silau karena melihat Hye Jin yang
ada dilantai atas, wajah Hye Jin sumringah melihat Sung Joon yang akhirnya
datang ke kantor. Joo Young terlihat khawatir melihat Sung Joon datang karena
seharusnya beristirahat.
“Aku
sungguh baik-baik saja. Kalau begitu, ayo semua kerja keras hari ini. Semangat.”
ucap Sung Joon sambil mengerak-gerakan badanya dan tersenyum sumringah lalu
masuk ke dalam ruanganya sambil bersiul.
Han Sul
binggung melihat sikap Sung Joon yang tak seperti biasanya, Eun Young
menceritakan sebelumnya melihat Sung Joon terbentur pintu lift, Poong Ho
melihat ada sesuatu yang mencurigakan dengan wajah seperti itu biasanya seperti
orang yang baru saja berkencan dengan seseorang.
Shin Hyuk
langsung memutar kembali kursinya, Hye Jin mendengarnya sambil mengantungkan
pakaian. Ah Reum penasaran tipe wanita seperti apa yang ditemui atasanya itu. Tiba-tiba
dua baju yang digantung, mendarat di lantai satu, Hye Jin yang sibuk
mendengarnya sampai tak sadar malah menjatuhkanya. Shin Hyuk hanya tersenyum
melihat sikap Hye Jin yang panik.
Sung Joon
langsung tersenyum sumringah saat Hye Jin masuk ke dalam ruanganya. Hye Jin
buru-buru menutup jendela ruangan, memberikan surat dan meminta Sung Joon tidak
terlihat jelas. Sung Joon binggung dengan ucapan Hye Jin.
“Kau
tertawa seperti seseorang yang bautnya kendor, dan bahkan mengerutkan bibir
sambil bersiul. Mereka bertanya-tanya apa kau punya pacar dan wanita seperti
apa yang kau kencani” jelas Hye Jin pani
“Jadi tak
baikkah jika orang-orang tahu?” tanya Sung Joon.
“Jika
sikapmu jelas begitu, kita akan merasa tak nyaman. Tolong bersikaplah seperti
biasa, seperti biasa saja.” pinta Hye Jin
Sung Joon
bertanya siapa biasa seperti apa. Hye Jin menjerit kesal lalu memberitahu sikap
Sung Joon yang selalu mengunakan jam pasir saat akan berbicara, marah pada
orang-orang dengan cara yang beringasan, kasar, dan tak menyenangkan. Sung Joon
cemberut tenyata dirinya yang selalu beringasan, kasar, dan tak menyenangkan.
Hye Jin
berusaha menyangkal Sung Joon yang tak seperti itu dan meminta agar bersikap
tak terlalu jelas, lalu menanyakan keadaanya. Sung Joon dengan ketus Hye Jin
bisa melihatnya, Hye Jin langsung menahan tangan Sung Joon saat akan mengambil
gelas kopi dan meminta hanya minum 3 gelas perhari.
“Jangan
terlihat jelas, coba kurangi minum kopi. Dan jangan pernah buka jendela ini
karena akan terlihat jelas. Jangan pernah!” perintah Hye Jin panik sebelum
keluar ruangan. Sung Joon tak bisa lagi menahan tawanya melihat sikap Hye Jin
yang imut dan meminum gelas kopinya karena masih ada satu kesempatan meminum
satu gelas lagi.
Ruang
rapat
Sung Joon
berkomentar artikel ditanganya itu bisa dimasukkan sebagai desgin bagian dari
koleksi Seoul dan minta pendapat orang-orang. Joo Young setuju, aakn mencoba tunjukkan
masing-masing ciri dan konsep desainer secara bervariasi. Sung Joon pun meminta
Joo Young menyusun dan memperbaikinya.
“Saat kecil, dia tak bisa
melakukan presentasi dengan baik, tapi bagaimana dia tumbuh begitu ? Sangat
menarik tiap kali melihatnya.” gumam Hye Jin menatap Sung Joon
yang melihatnya seperti saat masih tambun.
Sung Joon
kecil mulai melipat lengan lajunya menanyakan tim gambar sambil membalikan
jarum pasirnya. Tawa Hye Jin terdengar nyaring saat membayangkan Sung Joon.
Semua tim langsung menoleh padanya, dengan wajah binggung.
“Kau bilang
apa barusan? Muncul "Eh heh"? Fokuslah saat rapat, tolong, fokus. Dan
jangan ubah suasananya.” omel Sung Joon, Hye Jin hanya bisa meminta maaf dan
Sung Joon menyudahi rapat.
Han Sul
dan lainnya menduga Hye Jin itu sedang berkencan sekarang, Shin Hyuk juga
mengejeknya, Jakson yang dikenalnya juga bisa berubah sikapnya dengan tertawa
sendirian. Hye Jin berusaha menyangkal kalau tidak berkencan.
Hye Jin
melompat-lompat bahagia saat memberikan berkas pada Joo Young, lalu
bersenandung ketika memindahkan gantungan baju. Semua orang melonggo melihat
sikap Hye Jin benar-benar tak seperti biasanya. Ia mengeluarkan suara tetris
saat sedang mengstaples berkas, Poong Ho sudah ada disampingnya mengikuti suara
tetris.
“Bahkan
anjing lewat pun tahu kau sedang pacaran. Kau tunjukkan 10.000 isyarat bahagia
yang berbeda sementara aku tak tunjukkan apapun.” komentar Poong Ho
“Tidak,
menurutku tidak begitu.” ucap Hye Jin menyangkal, Poong Ho yakin dugaannya itu
benar. Sung Joon menatap sikap Hye Jin yang terlihat jelas sekarang.
“Siapa
yang meminta agar berhenti terlihat jelas.” komentar Sung Joon lalu tersenyum
melihat Hye Jin malah memberikan tanda yang jelas.
Keduanya
berpapasan di depan pintu kantor, Hye Jin mengodanya dengan memuji akting Sung
Joon sebelumnya sangat hebat.Sung Joon binggung akting yang mana maksudnya.
“Aktingmu
saat sengaja memarahiku agar tak terlihat jelas tadi sangat bagus.” jelas Hye
Jin dengan mengacungkan jempolnya.
“Itu
bukan akting. Aku memarahimu karena memang pantas.” jelas Sung Joon dengan
wajah serius.
“Oh...jadi
kau sungguh memarahiku...?” kata Hye Jin tak percaya
Sung Joon
mengangguk berpikir kalau Hye Jin kecewa tapi menurutnya dirinya itu sangat
tegas ketika berkerja. Hye Ji mengatakan tak kecewa karena Sung Joon seharusnya
tegas saat kerja, dengan lirikan sinis mengejek pacarnya itu mengunakan gaya
Amerika lalu masuk ke dalam ruangan. Sung Joon yang melihat wajah Hye Jin yang
kesal kembali tertawa karena terlihat sangat imut.
Poong Ho
baru selesai membaca novel Ten yang berjudul “Memory” menurutnya penulis itu
memang monster dalam hal menulis karena terlalu menarik. Sun Mi dan yang
lainnya berusaha meminjam buku itu lebih dulu. Poong Ho pun mempersilahkanya,
lalu membahas pada Joon Woo yang mengatakan bahw Ten itu wanita Korea usia
40thn.
“Aku Mungkin
kau benar, karena Latar belakang novel ini Korea.” jelas Poong Ho, Joon Woo
yakin Ten itu penulis dari korea.
“Eh,
kalau begitu Avengers pasti ditulis oleh orang Korea juga karena latarnya di
Korea juga.” komentar Han Sul tak setuju.
“Maksudku,
jika mereka bukan dari Korea, penulis takkan mampu mengeluarkan emosi sebaik
ini.” jelas Poong Ho
“Tapi,
kenapa namanya TEN?” tanya Hye Jin polos, semua juga bertanya-tanya tentang hal
itu. Sun Mi pikir penulis ini hanya akan
menulis 10 novel lalu pensiun. Tiba-tiba terdengar teriakan Nyonya Kim turun
dari ruanganya.
Ohhh.....Tidak,
tidak, tidak, tidak, tidak. Kenapa semuanya mengira TEN itu angka 10? TEN! Ten
punya banyak arti yang berbeda. Itu bukan ten dalam bahasa Spanyol. Tapi,
"Ini". (Hay yeori (Spanyol) vs. yeoli ( "ten" Korea)Apa itu
artinya sungguh ada sesuatu di sini?” jelas Nyonya Kim
Semua
timnya hanya bisa melonggo binggung, Nyonya Kim pikir kalau memang tak benar
juga tak masalah, lalu keluar kantor sambil bernyanyi seriosa kembali. Joo
Young pikir Nyonya Kim itu mungkin tahu sesuatu. Semua terlihat berpikir
temasuk Shin Hyuk yang mengerutkan dahinya.
Nyonya
Kim menerima telp di kamar mandi mengingatkan keponakannya akan rapat jam 5
nanti, jadi memintanya untuk tak telat datang. Setelah Nyonya Kim keluar, Han Sul
baru saja keluar dari toilet mendengar pembicaraan, dengan begitu ia bisa tahu
siapa keponakan Nyonya Kim sebenarnya tepat jam 5 sore nanti.
Han Sul
sudah duduk diseberang cafe, melihat Nyonya Kim yang turun dari mobil lalu
masuk ke dalam restoran, wajahnya bersemangat ingin melihat siapa sebenarnya
keponakan dari Nyonya Kim itu. Kaca didepanya diketuk, Ah Reum menatap sinis
menyuruhnya untuk keluar.
Ah Reum
berteriak saat Han Sul baru saja keluar, mata Han Sul melirik keseberang jalan
ingin tahu siapa keponakan dari Nyonya Kim yang akan dipacarainya.
“aku rasanya
tadi menyuruhmu merapikan produk kecantikan, tapi kenapa malah di sini?” omel
Ah Reum, Han Sul mengeluh karena kehausan.
“Ayo.
Jika kita mau mendapatkan ujian PR PemRed, kita juga harus rapat.” terik Ah
Reum menjewer telinga juniornya, Han Sul memohon untuk menunggu lima menit. Ah
Reum tak peduli menarik Han Sul untuk kembali ke kantor.
Nyonya
Kim akhirnya bertemu dengan keponakannya, wajahnya tersembunyi tertutup pohon,
lalu bercerita kalau sudah berbicara dengan kakaknya kalau Keponakanya itu akan
kembali berkerja sebagai direktur, wajahnya terlihat bahagia karena dengan
begitu akan kembali ke rumah.
Hye Jin
masuk ke dalam ruangan pamit pulang lebih dulu pada Wapemred. Sung Joon pikir
mereka akan makan malam bersama dulu. Hye Jin menjelaskan harus pulang ke rumah
hari ini.
Sung Joon
mengeluh karena dengan begitu mereka tak bisa bertemu hari ini, lalu duduk
lemas diatas kursinya karena tak bisa menerima itu. Hye Jin terlihat malu
melihat sikap Sung Joon, lalu pamit pulang lebih dulu. Sung Joon pun mengambil
jaket untuk mengantarnya, Hye Jin menolak menyuruh Sung Joon kembali berkerja
saja.
“Aku bisa
melihatmu wajahmu lebih sering jika mengantarmu, dan juga bisa cari udara
segar, jadi lebih baik pergi dan cepat kembali.” ucap Sung Joon mengandeng
tangan Hye Jin, keduanya dengan wajah sumringah keluar dari kantor.
Keduanya
saling berpegangan tangan di depan toko milik ayah Hye Jin. Sung Joo menyuruh
Hye Jin masuk ke rumah. Hye Jin malah meminta Sung Joon lebih dulu pergi. Sung
Joon mengeluh karena tak bisa melihat wajahnya hari ini, menurutnya tak masuk
akal.
“Apa yang
tak bisa dipahami? Bukannya kau bilang kau hanya butuh 10 detik?” ucap Hye Jin.
“Aku mau
melihatmu lebih lama dan sama sekali menahannya.” ungkap Sung Joon mengoda.
“Kalian
pegangan tangan! Jadi Kalian pacaran!” jerit Hye Rin yang melihat keduanya
saling berpegangan tangan.
Hye Jin
menjerit melihat adiknya. Hye Rin langsung berlari masuk kedalam rumah
memberitahu ayahnya kalau kakakknya dengan Sung Joon berpacaran. Hye Jin
berteriak dan berlari mengejar adiknya. Sung Joon tertawa melihat kakak beradik
yang saling berkejaran.
Sung Joon
melirik dengan wajah gugup, merasa tak enak hati karena ada perayaan tapi
datang dengan tangan kosong. Ayah Hye Jin pikir tak masalah karena sebagai keluarga
tak perlu membawa hadiah, ibu dan adik Hye Jin juga menganggap Sung Joon itu
keluarga.
Hye Jin
kesal karena sikap keluarganya yang berlebihanya mengajak Sung Joon masuk
padahal sedang banyak pekerjaan. Ibu Hye Jin mengajak Sung Joon untuk makan
bersama, Hye Jin menjerit kalau Sung Joon sangat sibuk, tapi Sung Joon setuju
untuk ikut makan bersama.
Ayah Hye
Jin memberikan lauk, ibu Hye Jin memberika sayuran yang dibelinya dipasar dan Hye
Jin memberikan daging babi, Ayah Hye Jin memberikan ikan juga kedalam mangkuk.
Hye Jin berteriak meminta supaya membiarkan Sung Joon makan sendiri. Ibunya
heran dengan sikap anaknya, berpikir karena iri lalu memberikan daging agar
Sung Joon lebih kuat sebagai pria.
Mangkuk
Sung Joon sampai tak terlihat lagi nasinya, Sung Joon terlihat terharu melihat
keluarga Hye Jin yang sangat perhatian padanya. Hye Jin melirik melihat
keluarganya yang bahagia saat menyuapi Sung Joon dengan makanan yang mereka
sediakan dalam rangka perayaan penikahan.
Hye Rin
teringat mereka belum mengambil foto, karena setiap ulang tahun pernikahan
keluarga mereka selalu foto bersama. Sung Joon ingin mengambil foto keluarga
Hye Jin, tapi ayah Hye Jin memanggil Sung Joon “menantu” untuk ikut foto
bersama. Hye Jin kembali menjerit karena ayahnya memanggilnya “menantu”.
Sung Joon
terlihat binggung, Hye Rin langsung menariknya untuk foto bersama. Kamera sudah
dipasang timer, tapi saat akan mengambil gambar tripodnya bergoyang, gambar
mereka sedang berteriak pun diambil. Akhirnya foto ketiga kalinya berhasil
dengan Sung Joon memeluk pundak Hye Jin.
Hye Jin
mengantar Sung Joon, mengeluh keluarganya yang mengangguk saat sedang sibuk
bekerja. Sung Joon pikir akan merasa menyesal apabila tak ikut makan bersama,
lalu menyuruh Hye Jin masuk kembali untuk bersama keluarganya merayakan hari
yang bahagia itu. Hye Jing mengangguk, dengan wajah khawatir meminta Sung Joon
tak berkerja berlebihan.
Sung Joon
mengangguk mengerti, Hye Jin pun melambaikan tangan perpisahan dan berjalan
masuk. Sung Joon memanggilnya kembali lalu memberikan kecupan dikeningnya dan
berjanji akan menelpnya. Hye Jin tersenyum berpesan agar Sung Joon berhati-hati
dijalan. Keduanya saling melambaikan tangan perpisahan sambil berjalan mundur. Hye
Jin yang tadinya sudah masuk kembali keluar agar bisa memberikan lambaian
tangan kembali.
Sung Joon
yang akan pulang tak sengaja bertemu dengan Ha Ri, keduanya sama-sama menarik
nafas dan terlihat gugup. Ha Ri pikir Sung Joon datang dengan Hye Jin. Sung
Joon membenarkan lalu mempersilahkan Ha Ri untuk masuk ke dalam rumah.
Ha Ri
berjalan masuk dan Sung Joon akan berjalan pulang lalu keduanya sama-sama
saling berbalik sama-sama ingin berbicara. Sung Joon lebih dulu mengajak Ha Ri
untuk berbicara. Ha Ri juga mengakui ingin melakukan hal yang sama.
Di bawah
pohon, dengan pemandangan kota Seoul di malam hari.
Ha Ri
meminta maaf dengan kejadian saat ada di hotel waktu itu dan merasa menyesal
dengan semua yang dilakukan selama ini, secara pribadi ingi meminta maaf karena
membohonginya selama ini. Sung Joon menatap ke arah depan seperti masih
terlihat sangat marah, karena dibohongi.
“Aku juga
minta maaf, tak mendengarkan apa yang harusnya kau katakan. Jika kuingat-ingat,
aku tak pernah memberimu kesempatan untuk bicara dan pergi jadi itu salahku
juga.” ungkap Sung Joon ikut merasa bersalah.
‘Tidak.
Memang apa yang kau lakukan? Bahkan jika kau anggap aku dulu Hye Jin dan
memperlakukanku seperti dia, lalu kau sangat mendukungku saat aku kesulitan. Aku ucapkan Terima kasih. Sekali lagi,
sungguh.. Aku sungguh meminta maaf.” kata Ha Ri, Sung Joon mengangguk-angguk
menerimanya.
“Aku
yakin kau ke sini untuk mengucapkan selamat pada mereka. Pergilah.” ucap Sung
Joon akhirnya menatap Ha Ri
Ha Ri pun
berdiri akan kembali kerumah Hye Jin, Sung Joon mengulurkan tanganya berpesan
agar Ha Ri bisa menjaga dirinya. Ha Ri pun menjabat erat tangan Sung Joon
dengan erat. Sung Joon pikir kalau mereka bertemu sebagai teman Hye Jin akan
bisa menjadi teman dekat. Ha Ri mengucapkan terimakasih karena sudah memberitahunya lebih dulu, lalu pamit
pergi.
Hye Jin
dan Ha Ri mencuci piring bersama. Hye Jin pikir temanya itu akan ada pesta
perpisahan jadi telat datang. Ha Ri menjelaskan pesta diundur besok lalu menceritakan
sebelumnya bertemu Sung Joon didepan rumah. Hye Jin seperti tak begitu kaget.
“Kami
bicara baik-baik, Bahkan jika aku tak bisa memberitahunya, setidaknya aku bisa
minta maaf. Ini Melegakan.” ungkap Ha Ri
Keduanya
saling menatap lalu sama-sama tersenyum, kembali mencuci piring bersama, sudah
tidak ada lagi kesalahpahaman.
Hye Jin
tersenyum mengangkat telp Sung Joon, mengatakan akan menelp balik karena sedang
mengosok gigi. Sung Joon yang baru saja selesai mandi menyuruh Hye Jin
melanjutkan saja karena akan menunggungya,
tapi menurutnya lebih baik mengosok giginya.
Sambil
mengosok gigi, Hye Jin menceritakan Ha Ri yang merasa lega karena mereka berdua
sudah bicara bersama. Sung Joon pikir keduanya pasti sedang bersama sekarang.
Hye Jin menceritakan Ha Ri yang berhenti kerja jadi menginap dirumah orang
tuanya, keduanya sama-sama berkumur dengan telp masih ada ditangan mereka.
Hye Jin
menjepit ponselnya dengan pundak sambil melipat pakaian, Sung Joon menceritakan
sebelum kuliah, ia dan ayahnya itu tinggal dengan bibinya, Hye Jin pikir
keduanya pasti sudah sangat dekat. Sung Joon sambil menatap bawang bombaynya,
membernarkan karena bibinya itu lebih perhatian dibanding ibunya sendiri.
Tiba-tiba Hye Jin mengiler ingin makan bungeoppang seperti yang ada di TV.
Akhirnya
ia pindah ke dalam kamar dengan mengunakan hands free, tertawa membaca surat
yang ditulis Sung Joon dengan semua ejaannya salah, lalu terdengar bunyi bel
rumahnya, berpikir Ha Ri kembali kerumah padahal sebelumnya akan menginap
dirumahnya.
Sung Joon
tiba-tiba sudah berdiri didepan pintu rumahnya, dengan senyuman sumringa
menyapa sang pacar. Hye Jin tak percaya melihat Sung Joon ada dirumahnya
padahal mereka sedang berbicara di telp. Sung Joon sadar melihat wajah asli Hye
Jin seperti dulu yang memerah tanpa make up, lalu mencubit gemas karena imut.
Hye Jin langsung menutup wajahnya karena malu.
“Ahh... Sungguh,
kenapa kau ke sini?” ucap Hye Jin sambil menutup pipinya.
“Aku bawa
ini.... Tadi kau bilang, "Oh,
bungeoppang!" Kau tak mau memakannya?”kata Sung Joon memberikannya lalu
pamit pulang. Hye Jin melonggo melihat Sung Joon yang langsung pulang.
Keduanya
makan bersama didalam mobil, Sung Joon mengaku ingin makan makan bungeoppang.
Hye Jin tersenyum karena menurutnya Rasanya
jauh lebih enak karena makan bersama. Dengan menurunkan sedikit kursinya, Hye Jin
bertanya golongan darah pacarnya, Sung Joon memberitahu golonganya AB.
Hye Jin
berkomentar terbukti sikap Sung Joon itu maju mundur antara A dan B. Sung Joon
menyangkal kalau pernah plin plan, Hye Jin memberitahu itu saat berkerja.
Beberapa saat kemudian, Hye Jin mengeluh karena kuenya sudah habis. Sung Joon
lalu memperlihatkan foto waktu masih berumur 5 tahun.
Setelah
itu keduanya sama-sama mendengar lagu kesukaan mereka, yang membuat Sung Joon
merasa nyaman mendengarnya lagu itu. Hye Jin tersadar dari tidurnya melihat
keluar jendela sudah terang lalu membangunkan Sung Joon, melihat matahari sudah
mulai terbit. Sung Joo juga tersadar mereka ketiduran dimobil.
Hye Jin
panik karena mereka harus berkerja, Sung Joon melihat jam didalam mobilnya. Hye
Jin buru-buru turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah. Sung Joon pun
mengemudikan mobilnya untuk pulang kerumah dan segera pergi berkerja.
bersambung ke part 2
ditunggu banget next sinopsisnya...penasaran pake bangittttttttt ^_^
BalasHapusMbak..makasih sinopsisnya...kayaknya ini episode favorit saya deh..adegannya bikin sÿ senyum2 sendiri...ƍä> bosen bbrp kali baca jg..ditunggu kelanjutannya ya..
BalasHapusbener-bener penarasan liat kelanjutannya..
BalasHapusseperti “mbk tini martini” ini juga episode kesukaan ku. .hehehe