“Tapi
kau... Bagaimana kau begitu yakin... bahwa
ia tidak akan pernah bicara?” tanya Young Jin, Seung Woo tertawa mendengarnya.
Young Jin tak tahan menahan amarahnya berteriak menyuruh Seung Woo
menceritakanya.
“Kenapa
kau ingin membunuh Presdir Kang? Kau seorang polisi... benar-benar jujur pada saat itu. Jadi, Aku
tidak mengerti mengapa kau punya keinginan membunuh di matamu.” tanya Seung Woo
“Presdir
Kang...dia membunuh ayahku. Katakan padaku sekarang, cepat.” tegas Young Jin
“Aku akan
memberitahumu.,Tapi, aku harus meminta imbalan.” kata Seung Woo
Young Jin
pulang dari penjara terlihat gelisah mengendarai mobilnya, mengingat imbalan
Seung Woo kalau harus membunuh Presdir Kang kalau memang menginginkan
mengetahui sesuatu darinya.
Semua tim
satu ditraktir makan pizza oleh Joon Ho, saat Young Jin datang langsung ditanya
oleh Do Young tentang hasil pertemuanya dengan Seung Woo. Young Jin
menceritakan Seung Woo yang mengatakan Presdir Kang tidak melihatnya, tapi
karena pria itu orang jahat yang tidak akan menyerahkan diri, jadi ingin ia
yang membunuhnya.
“Dia
pasti sudah gila. Lebih baik ayo kita selesaikan makanan ini dan memulai lagi
mengenai geng Distrik Barat. Apa kalian melihat bagaimana geng yang
mengorganisir uang itu?” tanya Jong Ho
“Ya, Aku
telah mengkonfirmasi saham Presdir Kang di International Hotel dekat Bkamura. Distrik
Barat bertugas mengelolanya,Termasuk bisnis kasino di hotel itu.” jelas Do
Young
“Di mana
pun ada uang yang akan dibuat, Presdir Kang entah bagaimana terlibat..” komentar
Jong Ho
“Aku
yakin bahwa kaki tangan presdir Kang semua anggota geng itu Sekretaris Yoon
juga awalnya anggota geng Distrik Barat” jelas Do Young
Jong Ho
yakin apabila mereka akan memotong tangan dan kakinya harus tahu kebusukanya.
Young Jin sadar menangkap Tae Yoo itu tak mudah karena Para anggota geng
mungkin tidak akan bicara, jadi tak mungkin bisa menangkap sekarang hukum. Jong
Ho mengartikan kalau mereka sekarang tak perlu menangkap geng barat. Young Ji
pikir mereka harus membuat kaki dan tangan presdir Kang terikat.
“Untuk
saat ini, kita perlu memperkuat bukti yang kita miliki Dan karena kau mantan
SWAT pergilah dan tangkap semua gangster.” pinta Young Jin pada Jong Ho
“Saat ini
aku akan mengasumsikan tugas Kepala sekarang. Aku ingin menggunakan otakku, tidak
lagi menggunakan tubuhku.” keluh Jong Ho, tiba-tiba Jin Woo datang dengan nafas
terengah-engah.
“Kapten. ...
Seluruh geng Distrik Barat akan berkumpul hari ini. Jung Byung Hwa, tangan
kedua dari Distrik Barat baru-baru ini meninggal karena kanker. Pemakamannya
hari ini dan mereka semua akan berada di sana.” ucap Jin Woo, Jong Ho mengeluh
setiap makan enak pasti harus seperti ini.
Semua tim
siap-siap dengan jaket anti peluru dan senjata. Joon Hoo datang mengantikan
kepala Yum yang sedang diskors, menurutnya semua orang sudah mendengar berita.
“Operasi
ini adalah menyapu darurat geng Distrik Barat. Mereka akan menggunakan pisau
mereka dan tidak akan mudah untuk ditangani. Jika mereka menggunakan senjata,
Kalian dapat menggunakan senjata. Dimana keberadaan mereka?” ucap Jong Ho, Jae
Duk memberitahu mereka masih di krematorium
“Kita tidak bisa mengganggu pemakaman. Jadi Kita
akan menunggu dan menangkap mereka dalam perjalanan mereka pulang. Periksa
lokasi pemakaman lagi dan temukan tempat yang bagus untuk penangkapan di mana
tidak ada warga sekitar.” tegas Jong Ho
Jae Duk
mengerti mencari tempat penangkapan yang bagus. Jong Ho mulai merencanakan
mereka akan memblokir dengan mobil dikelilingi dari depan dan belakann, lalu
membagi tugas Tim 1 Kekerasan Kejahatan menangani orang-orang yang berada di
mobil depan, sementara Tim 2, 3, dan 4 menangani bus.
“Aku akan
mengatakan ini sekali lagi. Ini adalah Gangster tanpa ampun. Tidak ada alasan
kita perlu jadi perhatian. Pastikan untuk menyiapkan senjatamu baik-baik” ucap
Jong Ho, semua anggota mengerti.
Young Jin
dan Jong Ho dalam satu mobil yang sama memberitahu orang geng barat sudah
pergi. Young Jin dan Jin Woo sudah menunggu dijalan yang sepi, Jin Woo melihat
Young Jin yang gugup, tapi Young Jin menyangkal sambil berpura-pura olahraga.
Jin Woo memberikan borgol dan tetap sigap nanti.
Jin Woo
membuka bagasi mobilnya mencari-cari alat agar bisa membantunya berkelahi.
Young Jin melonggo karena Jin Woo punya setiap jenis senjata di bagasinya. Jin
Woo memilih alat yang biasa di gunakan Jae Duk untuk berkelahi. Young Jin
mengeluh dengan pilihan alat pemuluk
biasa, karena mereka mau berperang melawan banyak orang.
“Aku
tidak bisa mengambil pipa baja yang terlihat sangat keren. Seorang polisi harus
membedakan dirinya dan para gangster.” jelas Jin Woo. Young Jin khawatir kalau
Jin Woo terluka
“Jika aku
terlihat seperti akan terluka, Kau bisa menembaknya dari belakang. Aku rasa kau
punya tujuan yang baik.” ucap Jin Woo
“Apa Kau
percaya padaku, Sunbaenim? Bagaimana jika aku merindukanmu?” goda Young Jin
Jin Woo
dengan santai menjawab, kalau Do Young hanya harus melupakanya. Young Jin meminta
agar Jin Woo bertarunglah dengan baik sehingga ia tidak perlu menembak. Jin Woo
mengerti, Young Jin dengan wajah khawatir meminta Jin Woo untuk tak tertabrak
karena para genk itu punya keahlian yang baik. Jin Woo tersenyum mengatakan ia
sudah mengerti.
Young Jin
melihat salah satu pemukul baseball yang biasa digunakan para gangster untuk
berkelahi. Jin Woo mengeluh Young Jin itu cerewet seperti istri yang
sebenarnya, memberitahu bahwa itu ilegal. Young Jin mengoda kalau pemukul itu
cocok untuknya dan berpura-pura memukul. Jin Woo berteriak menghindarinya,
menyuruh Young Jin memukul pada para gangster.
Young Jin
dan Jong Ho mengikuti bus gangster dari belakang. Jong Ho meminta supaya Young
Jin tetap ada di mobil dan tak melawan para gangster. Young Jin mendengar Jong
Ho itu dihajar selama Penangkapan di Incheon terakhir kali.
“Apa
maksudmu? Aku mantan ace dari SWAT dan belum mati.” ucap Jong Ho
“Tinggalkan
kepemilikan rasa darah mudamu dan hanya berikan perintah, Kapten.” ejek Young
Jin karena Jong Ho sudah tua.
“Ah... Kau
membuatku gila sekarang. Park Jong Ho yang dulu belum mati. Kau akan lihat
nanti.” balas Jong Ho, Young Jin meminta Jong Ho tak perlu banyak berkelahi.
“Kenapa
tiba-tiba kau mengatakan omong kosong ini seperti kau istriku?” keluh Jong Ho.
Young Jin tak ingin membahas memberitahu semua tim kalau mereka akan segera
sampai jadi waspada.
Jae Duk
dan Seo Won di mobil lainya akan mulai memotong jalan para genk, dengan jalan
yang sudah di sterilisasi. Seo Won meminta Jae Duk berpegangan erat, karena
memotong jalan. Semua mobil pun langsung mengerem mendadak, semua gangster yang
ada didalam mobil terlihat sangat marah menyuruh semua untuk mengambil senjata.
Pemukul
Baseball, kayu dan pipa baja diambil oleh semua gangster. Jin Woo dan Do Young
datang untuk membantu, melihat banyaknya para gangster, membuat hati mereka tak
ciut. Jae Duk dan Se Won juga melawan dengan senjata pemukul. Jong Ho menyuruh
para gangster untuk berlutut tapi ternyata dengan Young Jin harus melawan para
gangster dengan tangan kosong.
Young Jin
mengunakan pemukul baseball melawan semua gangster yang berusaha memukulnya.
Jin Woo sempat kena pukul tapi bisa membantingnya. Young Jin dengan sigap
mengeluarka senjata listriknya saat seorang gangster berusaha untuk memukulnya
Jong Ho dari belakang. Jong Ho tiba-tiba menendang pria yang juga akan
menyerang Young Jin dari belakang.
Jin Woo
terlihat mulai lemas dan harus terkena tendangan dibagian perutnya. Do Young
yang berhasil melumpuhkan satu orang langsung menembak kaki gangster. Jin Woo
pun akhirnya bisa membanting pria yang memegangnya.
“Aku
punya empat peluru yang tersisa. Siapa yang harus aku tembak pertama? Tangan di
atas kepala dan berlutut sekarang!!!” teriak Young Jin, semua tak ada yang
bergerak. Jin Woo memberikan jempolnya dengan senyuman.
Young Jin
memerintah semua untuk langsung memborgol semua gangster, Jong Ho membanggakan
dirinya kalau sekarang belum mati karena berkelahi. Young Jin mengaku kalau
Jong Ho memang belum mati. Jong Ho memuji ucapan itu paling seksi yang pernah
di dengarnya. Polisi lain pun datang dengan mobil patroli.
Sek Yoon
melapor pada Tae Yoo bahwa Geng Distrik Barat semuanya telah ditangkap dan itu ulah
tim hebat Kejahatan Seoul Central. Tae Yoo kaget, tak percaya semua anggota
gengnya di tangkap.
“Kwon
Sung Chul bisa terguncang oleh fakta seluruh keluarganya telah ditangkap.” ucap
Sek Yoon
“Katakan
padanya segala sesuatu tentang kasino akan ditransfer, lalu Selesaikannya
dengan tenang.” tegas Tae Yoo yang terlihat mulai gelisah.
Petinggi
polisi memberikan konferensi pers dengan tim 1 berjajar didepan dengan Jong Ho
“Berdasarkan
dari kasus Incheon, geng bernama Distrik Barat terlibat dalam membentuk serikat
pekerja palsu. Serta taruhan olahraga ilegal, ekspor ilegal kendaraan dicuri dan
penyelundupan warga Korea yang tinggal di Cina. Mereka menyalahgunakan hukum
melalui berbagai kegiatan ilegal yang mengancam nyawa warga dan merusak
perekonomian.”
“Setiap
anggota geng telah ditangkap oleh polisi. Ke depannya, kita para polisi, akan
mengeluarkan semua upaya kami untuk menghentikan kejahatan terorganisir dengan
dalil hukum palsu yang menggunakan cara-cara yang lebih cerdas untuk
menghindari hukum.”
Do Young
dan Young Jin terlihat tersenyum mendengarnya, begitu juga Jin Woo dan juga Seo
Won bangga bisa ikut berdiri saat konferensi pers.
Kepala
Yum sedang memancing, sangat kaget mengerti tentang Kapten Park bertemu dengan inspektur lalu memberikan
perintah sendiri untuk menyelidikinya. Akhirnya ia hanya bisa duduk lema si
kursi mancingnya.
Sementar
Pengacara Kim memberikan konfirmasi tentang kasus kebakaran setelah menemui
para korban.
“KL
Konstruksi akan melakukan yang terbaik untuk mengkompensasi korban.” jelas
Pengacara Kim
“Apakah
jumlah kompensasi telah ditentukan?” tanya wartawan
“Belum...
Tapi kami berencana untuk membayar dua kali lipat jumlah kompensasi” ucap
Pengacara Kim
Wartawan
melihat tak biasa memberikan konpensasi yang tinggi lalu menanyakan alasanya.
Pengacara Kim beralasan KL Konstruksi merasa secara moral bertanggung jawab
atas kecelakaan itu dan mereka akan menjelaskan secara rinci setelah menyelesaikan
persyaratan.
Do Young
yang melihat tak mengerti karena orang seperti Presdir Kang menjadi yang murah
hati kepada korban. Seo Won merasa itu seperti tujuan dari Public Relation. Jae
Duk tahu Tae Yoo itu mengambaikan ketika pekerja mencoba untuk mengumpulkan
upah yang belum dibayar tapi sekarang terlihat ingin membayar mereka,
menurutnya ini sangat kotor.
“Tidak
Maksudku, dia membentuk serikat pekerja palsu untuk menjaga para pekerja tenang
Dan kemudian sengaja membuat bangkrut bisnis yang mempekerjakan tenaga kerja
serta mengabaikan semua upah yang tidak dibayar. Sekarang ia membayar keluar
kompensasi itu beberapa kali lipat dari upah yang tidak dibayar begitu saja?
Aku tidak berpikir itu untuk tujun public relation” pikir Young Jin
“Nah,
kita perlu bergerak cepat untuk proyek agar tidak tertunda dan menurunkan rugi
bersih nya. Jika sebuah proyek yang besar akan tertunda, tidakkah akan
menyebabkan kerugian yang lebih besar?” komentar Jae Duk. Do Young setuju,
“Bahkan mereka
masih tidak memiliki alasan untuk membayar dua kali lebih dari jumlah
konvensional.” ucap Jin Woo, Do Young juga membenarkan.
“Hanya
dengan melihat bagaimana mereka memperlakukan pekerja mereka sampai sekarang. Kecuali
mereka benar-benar merasa menyesal untuk para korban, menurutku Presdir Kang
benar-benar bukan tipe untuk bermurah hati.” komentar Young Jin yakin.
Do Young
ikut setuju dengan itu, Jong Ho mengeluh Do Young selalu setuju dengan semua, ucapan
bukan memilih satu orang. Do Young
mengakui selalu di sisi Kapten Choi, lalu memberikan tanda hati dengan
tanganya. Seo Won melihat ponselnya, melihat pasti menjadi kecelakaan besar,
karena Direktur BD dari Future City mendapat jackpot dan menunjuk seseorang
yang baru.
Young Jin
langsung menanyakan siapa nama Direktur barunya, Seo Won membaca Direktur
barunya adalah seorang veteran tentara bernama Cho Yong Chan. Young Jin
langsung meminta Jong Ho agar mencari tahu siapa Cho Yong Chan, Jong Ho heran
melihat Young Jin yang terlihat sangat terburu-buru.
Madam
Park yang ditemui oleh Jong Ho mengeluh karena terus memintanya untuk
menyelidiki seseorang, Jong Ho beralasan dengan mengodanya, kalau madam Park
itu selalu berhubungan berkat kecantikan dan kecerdasan dengan orang-orang
seperti itu dan berjanji akan memberikan balasan yang setimpal.
“Orang
macam apa Cho Yong Chan, Direktur BD baru untuk Future City?” tanya Jong Ho
“Oh, Cho
Yong Chan. Dia dipindahkan ke cadangan dan sudah terpilih ke Kongres untuk sementara
waktu. Dan aku pikir dia akan memihak Kongres Kim baru-baru ini. Kongres Kim
itu cukup kuat” cerita Madam Park, Jong Ho seperti mengenal dengan nama kongres
Kim.
Di kantor
Do Young
membayangkan apabila rumah warga diubah menjadi apartemen, lalu penggunaan
tanah aplikasi revisi KL disetujui dengan begitu mereka bisa menaikan 160
persen dan menjadi 10ribu apartement. Dengan menghitung 7juta/apartement bisa
mendapatkan uang 70 triliun won.
Jae Duk
juga melihat karena tanah itu ada di kota metropolitan bisa meningkatkan sampai
9 juta/ apartement, jadi pendapatanya makin meningkat. Jin Woo pikir apabila
pihak KL memberikan kompesasi bahkan sampai 10 kali lipat, masih tetap
mendapatkan untung.
“Wow...
Dasar para bajingan itu... Jadi, mereka sengaja menyebabkan kecelakaan sehingga
mereka dapat memecat Direktur BD yang melakukan pekerjaannya dan menunjuk
seseorang yang dapat mereka mengontrol supaya bisa menghitung uang yang
diterima” ucap Jong Ho menyimpulkan.
“Ini
berarti api di tempat kejadian bukan kecelakaan belaka, korban Lima orang
tewas. Dan ditambah sepuluh orang berada dalam kondisi kritis.” ucap Young Jin
mengebu-gebu.
Jae Duk
tak percaya ada orang yang begitu kejam seperti Tae Yoo, membunuh orang yang
sudah berkerja keras tanpa membayar gajinya. Young Jin membagi tugas pada Jae
Duk dan Seo Won agar ikut denganya pergi ke TKP, sementara Jin Woo dan Do Young
menyelidki lebih dalam apakan serikat
pekerja yang mengenali seseorang.
Young Jin
melihat bekas kebakaran sangat miris karena seperti sebuah medan perang. Jae
Duk dan Seo Won mencari keterangan dari pekerja yang membangun apartement.
Jin Woo
dan Do Young mencari informasi dari Serikat pekerja, tapi tetap saja semua
hanya mengatakan tak mengetahuinya. Young Jin, Jae Duk dan Seo Won pergi
kerumah sakit, banyak orang yang menjerit kesakitan karena luka bakar dibagian
kepala, wajah serta tubuh mereka dan juga ada yang masih mengunakan bantuan
oksigen.
Mereka
juga pergi ke rumah duka dengan beberapa foto korban meninggal dunia, isak
tangis keluarga terdengar. Seorang ibu hanya bisa duduk diam sambil menangis,
sementara sang anak yang masih kecil menanyakan kapan ayahnya akan pulang.
Young Jin yang tak tega mencoba memberikan pelukan untuk sang anak.
Tae Yoo
membaca berita di koran [Sebuah kebakaran yang mematikan di banguna “Future
City” terkait dengan upah yang belum dibayar para pekerja] Pengacara Kim
melaporkan pada Tae Yo bahwa satu pasien kritis meninggal dengan begitu
totalnya 6 orang korban yang meninggal dan Direktu yang baru akan mulai
berkerja esok.
“Untuk
menggalihkan mata masyarakat kita perlu membuat berita lainnya. Jadi Ini adalah
file selebriti top Miss A yang di duga menggunaan narkoba” ucap Pengacara Kim,
“Oh, itu
cukup bagus, lalu Sebarkan iklan apartemen di mana-mana dan melaporkan versi
berlebihan dari cerita gosip ini Dan kau
sudah bertemu dengan anggota Kongres Kim secara pribadi, kan ? Coba jelaskan
hal-hal dengannya baik. Jadi Anggota Kongres tidak berubah pikiran sebelum
semuanya terselesaikan.” perintah Tae Yoo, Pengacara Kim mencoba menolaknya kembali.Tapi
sepertinya Tae Yoo tak perduli.
“Lalu Apa
yang terjadi dengan orang di rumah sakit, siapa yang seharusnya mengatakan
omong kosong ini?” ucap Tae Yoo pada Sek Yoon
“Aku bertemu
dengannya hari ini untuk memberinya tempat tinggal.” jelas Sek Yoon
“Tidak
boleh ada ruang untuk kesalahan Dan bergegas tangani orang yang kau sewa untuk
melakukan pekerjaan agar korban tidak akan dapat berbicara” perintah Tae Yoo,
Sek Yoon mengerti.
Sek Yoon
memberikan amplop pada ayah Jae Young dengan alasan hanya diberikan untuknya
tetapi dengan perjanjian bahw ia harus tetap tinggal dengan tenang. Ayah Jae
Young memalingkan wajahnya tak ingin menerima uang sogokan agar ia tak bicara
apapun pada orang lain tentang kejadian sebernya. Sek Yoon akhirnya duduk
disamping ayah Jae Young sambil menyelipkan amplop di kain gips penyanggang
tanganya.
“Jika
kebetulan aku mendengar kau mengatakan hal-hal seperti yang kau lihat saat
pembakar, mungkin kau tidak melihat wajah anakmu lagi, jadi pikirkan dengan
hati-hati.” ancam Sek Yoon lalu pergi. Ayah Jae Young benar-benar ketakutan
menatap amplop dengan ancaman anaknya.
Kepala
Yum menemui Tae Yoo kembali, tak percaya
temanya itu bisa membunuh orang yang tak bersalah dan memintanya untuk
menyingkirkan mobil patroli pada saat waktu kecelakaan. terjadi. Tae Yoo
melihat para pekerja itu bajingan komunis yang layak mati karena menduduki
bangunan miliknya.
“Mereka
adalah orang-orang yang tidak dibayar jerih payah kerja mereka! Mengapa kau
melakukannya?” teriak Kepala Yum tak habis pikir
“Kau
orang yang keras kepala seperti Choi Young Jin. Ketika seseorang begitu kaku
dan tidak fleksibel, dapat membuat kehidupan masyarakat menjadi sulit Dan
orang-orang seperti Choi Young Jin tidak mengetahui itu” tegas Tae Yo
“Jadi Tujuan
kau adalah menghapus Direktur BD dari Future City, Berapa banyak uang yang kau
dapat untuk melakukan sesuatu seperti ini hanya untuk menggantikan Direktur BD?”
tanya Kepala Yum
“Ada
begitu banyak bahkan aku tidak bisa menghitung dengan otakku hanya dengan
menghilangkan satu orang, Aku bisa meningkatkan beberapa bangunan lebih dan dapat membangun
lebih banyak apartemen untuk memperbaiki masalah perumahan di negara tersebut.”
jelas Tae Yoo bangga.
“Ya, aku
seorang polisi korup yang suka uang. Tapi aku bukan orang gila yang berdiri dan
membunuh orang yang tidak bersalah.” tegas Kepala Yum yang masih punya hati
nurani.
“Seluruh
dunia sudah gila, jadi bagaimana bisa kau tetap waras dan hidup? Salah satu
yang tidak gila adalah salah satu yang gila.” balas Tae Yoo, Kepala Yum
memutuskan untuk jangan pernah Tae Yoo menghubunginya lagi.
Ayah Jae
Young menemui Young Jin menceritakan saat kejadian ketika orang-orang sedang
sibuk memadamkan api dan panik, ia melihat orang yang mengunakan masker tapi
bukan bagian dari anggota mereka. Young Jin bertanya apakah Ayah Young Jin
melihat saat Pelaku mulai menyulut api.
“Aku
tidak melihatnya Tapi, dia ada di sana suatu saat. Setelah truk pemadam
kebakaran datang, ia menghilang.” cerita Ayah Jae Young
“Mengapa
kau mengatakan ini sekarang?” tanya Young Jin
“Aku
menerima uang dari mereka, Ada Seorang pegawai KL datang dan menemuiku, lalu Dia
mengatakan kepadaku untuk tetap tenang. Maafkan Aku... Aku tidak tahan lagi
karena sangat malu di depan anak-anak.”akui Ayah Jae Young sambil menahan
tangis. Young Jin yang mendengarnya
menghebuskan nafas panjang.
bersambung ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar