PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 29 November 2018

Sinopsis Encounter Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Sek Jang turun dari taksi menyapa seorang penduduk lokal memastikan kalau tempat itu bernama Pantai Malecon. Pria itu membenarkan kalau sepanjang jalan semuanya Pantai Malecon. Sek Jang mengucapkan terimakasih dengan tergesa-gesa mencoba mencari Soo Hyun.
Jin Hyuk akhirnya membawakan sepatu Soo Hyun bahkan memasangkanya. Soo Hyun pikir akan membalasnya. Jin Hyuk dengan rendah hati merasa  tak melakukan sesuatu yang berharga. Soo Hyun merasa tetap  berhutang padanya.
“Tak usah repot-repot. Pundakku juga beruntung.Aku akan mengingatnya sebagai peristiwa menggetarkan hati yang terjadi pada malam terakhirku di Kuba. “ kata Jin Hyuk dan ingin segera pamit pergi.
“Permisi... Apa Kau punya uang?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk tersenyum bertanya Berapa banyak yang dibutuhkan.
“Cukup untuk sebotol bir.” Kata Soo Hyun melihat sekeliling mereka meminum bir. Jin Hyuk langsung tertawa mendengarnya.
“Kenapa tertawa? Aku dengan serius mengatakannya.” Kata Soo Hyun kesal. Jin Hyuk sedikit gugup menjelaskanya.
“Bir pada moment seperti ini tampaknya... Menggemaskan.” Ungkap Jin Hyuk lalu meminta agar So Hyun menunggu karena akan segera kembali.
“Dia bilang Menggemaskan? Kedengarannya bagus tapi...” komentar Soo Hyun melihat Jin Hyuk pergi.
Jin Hyuk melihat isi dompetnya, masih ada beberapa lembar uang sambil mengucap syukur karena tak menghabiskan semuanya. Saat berada dibawah Jin Hyuk kembali memperlihatkan senyuman manisnya, Soo Hyun yang menatapnya seperti membuat hati bergetar.
“Aku penasaran berapa umurnya.... Dia tampak seperti anggur hijau.” Komentar Soo Hyun. 


Soo Hyun akhirnya minum bir dengan cepat, Jin Hyuk melihat kalau cara minumnya seperti itu maka akan mabuk. Soo Hyun mengaku kalau lebih pandai minum daripada diri Jin Hyuk yang terlihat masih muda. Jin Hyuk pun berkomentar dengan Soo Hyun yang bisa tertidur tanpa uang sepeserpun karena Itu bisa jadi bencana.
“Aku di sini untuk urusan bisnis. Lalu Aku minum pil tidur untuk tidur lebih awal, tapi aku melihat foto tempat ini... Hari ini pasti hari yang aneh. Pencopet mencuri semua uangku.” Cerita Soo Hyun
“Hari ini sangat berat bagimu. Kau ingat tempat tinggalmu, kan? Kau bisa  naik taksi di pintu masuk Morro Cabana. Aku akan mengantarmu kesana. Kau mungkin tak tahu ke mana harus pergi.” Kata Jin Hyun lalu mengajak untuk turun. 
Soo Hyun pun setuju, Jin Hyun turun lebih dulu dari dinding lalu memberikan lenganya agar Soo Hyun bisa pegangan padanya, Soo Hyun terlihat ragu. Tapi Jin Hyun dengan tatapan memastikan kalau Soo Hyun bisa memegang tanganya agar tak terjatuh.
Akhirnya Soo Hyun memegang lengan Jin Hyun untuk turun dari dinding, tapi saat berjalan kakinya terasa sakit dan tersadar kalau ada lecet karena sepatunya. Jin Hyuk menyarankan Soo Hyun untuk  berjalan tanpa alas kaki. Soo Hyun terlihat binggung karena harus berjalan tanpa sepatu.
“Sangat jauh bagiku untuk mengendongmu” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun mengeluh kalau tak pernah meminta itu.
“Kakimu tampaknya dalam kondisi buruk. Ada banyak turis yang berjalan dengan kaki telanjang.” Kata Jin Hyuk.
“Tapi Aku tak melihatnya.” Ucap Soo Hyun melihat sekeliling.
“Pria dan wanita tua di lingkunganku pergi mendaki tanpa alas kaki.” Kata Jin Hyuk menyakinkan. Soo Hyun mengaku kala tak bisa melakukannya.
“Melakukannya bersama akan memberimu keberanian dan Juga, mengurangi rasa sepi.” Ucap Jin Hyuk akhirnya melepaskan sepatunya. Soo Hyun seperti tak percaya.
“Apa ini benar, kalau Orang-orang di lingkunganmu mendaki dengan kaki telanjang?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk menyakinkan kalau 100 persen benar.
“Katakanlah aku sudah disihir... Tersihir.”ungkap Soo Hyu melihat pantai yang sudah mulai gelap. 



Keduanya berjalan tanpa alas kaki, banyak orang yang melihat dan menahan tawa. Jin Hyuk pun juga mencoba menahan malu. Soo Hyun yang melihat tingkah Jin Hyuk nya hanya bisa tersenyum, lalu bertanya apakah Jin Hyuk mahasiswa Atau apa sudah punya pekerjaan. Jin Hyuk mengaku sebagai menjual buah.
“Jadi kau penjual buah.” Ucap Soo Hyun. Tapi Jin Hyuk terlihat bingung tapi membenarkan saja sebagai penjual buah.
“Kameranya terlihat kuno.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk mengaku kalau  Usianya sudah 28 tahun.
“Apa masih berfungsi?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk membenarkan.
“Meskipun aku sudah memperbaikinya beberapa kali. Ini Masih bisa memotret sesuatu yang luar biasa, tapi hari ini dia terluka.”cerita Jin Hyuk. Soo Hyun seperti merasa bersalah mendengarnya.
“Kau pasti menyukai model itu. Apa mereka tak membuatnya lagi?” atanya Soo Hyun
“Mereka membuatnya... Bukan aku yang sebenarnya yang punya barang berharga ini. Tapi Teman ayahku mengelola studio fotografi, dan dia memberikan ini kepada ayahku ketika dia menutup toko. Dan Itu mungkin pada waktu aku lahir.” Cerita Jin Hyuk
“Lalu Dia ingin ayahku mengambil banyak fotoku dan Sebenarnya ini kamera kesayangan ayahku. Meskipun, dia tak mengambil banyak fotoku. Dia bilang, dia terlalu sibuk mencari nafkah untuk kita. Akhirnya Begitu aku mulai sekolah dasar, aku mengambil foto orang tuaku sebagai gantinya.” Cerita Jin Hyuk lalu berhenti disebuah stand jualan. 

Soo Hyun bingung karena Jin Hyuk yang tiba-tiba berhenti,  Jin Hyun pikir mereka hampir sampai ke jalan utama dan itu jalan yang cukup kasar dan kotor untuk berjalan tanpa alas kaki, jadi menyarankan Soo Hyun mengunakan sandal yang dijual distand untuk sampai ke hotel.
“Maafkan aku, bersifat tidak sopan... Kakimu sepertinya... maksudku.. Tidak, bukan begitu. Jadi Berapa ukuran sepatumu? Apa Sekitar 230mm? Atau Silahkan pilih, aku yang bayar... Mana yang paling kau suka?” kata Jin Hyuk gugup. Soo Hyun menolaknya.
“Tapi Aku akan membayarmu kembali untuk semuanya termasuk bir dan sepatu.” Kata Soo Hyun
“Maka aku akan mencatat semuanya supaya kau bisa membayarku kembali.”balas Jin Hyun dan bertanya mana sandal mana yang disukainya.
“Aku akan memakainya sampai hotel saja, jadi terserah pilih yang mana saja” kata So Hyun.
Jin Hyuk hanya tersenyum mendengarnya,  karena menurutnya kata "Terserah" adalah hal tersulit yang harus dilakukan lalu memilih salah satu sandal yang menurutnya lucu. Soo Hyun sudah memilih terserah jadi menyetujui saja. Jin Hyuk melihat sandal di kaki Soo Hyun memuji kalau kelihatannya cukup cocok.

Sek Jang terus mencari Soo Hyun dengan wajah panik karena tak menemukanya, Soo Hyun dan Jin Hyuk seperti baru saja akan keluar dari ferry.  Keduanya kembali berjalan, Soo Hyun memegang perutnya yang lapar dan bertanya apakah Jin Hyuk punya uang lebih. Jin Hyuk menagku punya cukup uang. Soo Hyuk ingin tahu cukup untuk apa.
“Cukup membelikan makanan ringan untuk mengisi perut kosongmu.”goda Jin Hyuk yang melihat Soo Hyun memegang perutnya yang lapar.

Akhirnya mereka masuk ke dalam sebuah restoran, Soo Hyun mulai makan cemilan danberkomentar kalau Makanan di cafe lebih baik daripada hotel. Jin Hyuk berkomentar kalau Soo Hyun pasti sangat lapar  jadi karen mengungkapkan rasanya enak.
“Seleraku terhadap makanan tak sesederhana ini.” Keluh Soo Hyun dan melihat ada sebuah poster didepannya.
“Apa Kau punya uang lebih? Apa Cukup untuk membeli dua tiket ke pertunjukan salsa?” tanya Soo Hyun.
Jin Hyuk terdiam lalu membuka tasnya dan mencari suatu lalu membuka uang simpan dalam tempat rool film.  Soo Hyun tertawa melihatnya. Jin Hyuk seperti kesal dan langsung memasukan kembali. Soo Hyun bingung kenapa Jin Hyuk malah memasukkannya lagi
“Kau tertawa padahal bukan hal lucu, itu membuatku kesal.” Ucap Jin Hyuk seperti merasa di ejek
“Kau juga tertawa sebelumnya... Sebelumnya Kau tertawa, lalu bilang menggemaskan, dan aku tertawa karena alasan yang sama. Apa itu yang disebut uang saku?” kata Soo Hyun
“Ini uang saku anak laki-laki.” Jelas Jin Hyuk. Soo Hyun pun ingin tahu cara agar bisa memakainya.
“Apa yang kukatakan lebih lucu dari apa yang kau katakan. Kau tak perlu memasang wajah polos.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku “tak berpikir itu lucu.
“Apa Kau tak ingin menonton pertunjukan salsa?” tanya Jin Hyuk mengoda.
“Kau harus menerima tanda terimakasihku nanti.” tegas Soo Hyun
“Tentu saja. Kau harus membayarku kembali.” ucap Jin Hyuk. Soo hyun pun menyarankan mereka untuk minum satu cangkir kopi lagi. Jin Hyuk setuju dan langsung pergi ke meja kasir. 


Keduanya pun berjalan bersama, Soo Hyun berpikir kalau mereka tersesat mungkin salah membawanya ke tempat pertunjukan salsa. Jin Hyuk menganguk kalau menyakinkan yang jalan yang dipilihnya benar. Mereka pun masuk ke sebuah tempat dibalik tirai terlihat seperti bar yang antik.
Di atas panggung banyak penyanyi dan pemain band memainkan musik dan sepasang penari menarikan salsa dengan licah. Soo Hyun terpesona karena tempatnya terlihat bagus. Jin Hyuk pun sudah memilih sebuah meja dan memesan minuman.
Keduanya duduk sambil menikmati minuman dan menonton tarian salsa. Tiba-tiba semua pengunjung berdiri dan maju ke arah depan, mereka mulai menari mengikuti irama musik. Jin Hyuk mengajak Soo Hyun untuk mengikutinya, walaupun Soo Hyun menolaknya tapi akhirnya menuruti ajakan Jin Hyuk.
Jin Hyuk seperti sudah biasa mendengar irama musik cuba, menari dengan sangat lincah seperti warga lokal. Sementara Soo Hyun terlihat masih canggung, Jin Hyuk mengulurkan tanganya, Soo Hyun ragu dan akhirnya mereka bergandengan tangan lalu menarik mengikuti irama musik. 


Sepatu Soo Hyun digantung didepan tas Jin Hyuk, Sambil berjalan Soo Hyun Terima kasih untuk hari ini, Jin Hyuk pikir merasa  bersenang-senang berkat Soo Hyun. Soo Hyun meminta agar Jin Hyuk memberikan nomor telpnya karena akan memberimu kompensasi begitu pulang ke Korea.
“Tak apa-apa... Anggap saja sebagai sikap murah hati yang diberikan oleh teman Korea di negara asing.” Ucap Jin Hyuk
“Kau terdengar seperti orang tua. Istilah semacam itu digunakan oleh ayahku.” Komentar Soo Hyun. Jin Hyuk seperti tak menyadarinya.
“Sikapku seperti orang tua, itulah yang dikatakan orang-orang.”akui Jin Hyuk
“Berhenti membuatku memohon, berikan saja nomormu.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk pikir tak perlu.
“Aku melakukannya dengan maksud baik, tapi jika aku memberimu nomorku, seperti punya motif tersembunyi.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun bingung kenapa maksudnya Motif tersembunyi
“Kau mungkin berpikir itu bertujuan untuk mendapatkan nomor wanita cantik.” goda Jin Hyuk. Soo Hyun hanya bisa tersenyum. 


Keduanya sudah berada didepan taksi, terlihat keduanya gugup. Akhirnya Jin berani bicara bertanya   Berapa lama tinggal di Cuba karena  Jika senggang esok pagi, maka bisa membelikannya sarapan di kafe itu. Ia berpikir jika Soo Hyun membelikan sarapan akan menebus segalanya.
“Aku juga punya sesuatu untuk ditanyakan kepadamu.” Kata Jin Hyuk
“Kenapa kau tak bertanya padaku sekarang?” pikir Soo Hyun.
“Aku ingin bertanya kepadamu esok hari. Jadi Aku ingin menyempurnakan pertanyaanku terlebih dahulu. Bagaimana jika jam 9 pagi?” kata Jin Hyuk
“Aku mungkin tak bisa menepatinya. Karena Aku belum tahu jadwalku untuk besok.” Ucap Soo Hyun
“Aku hanya akan menunggu 30 menit lalu pergi jika kau tak datang. Jadi Jangan merasa terlalu tertekan.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun setuju.
Akhirnya Soo Hyun naik ke dalam taksi, Jin Hyuk memberikan uang meminta sopir agar mengantarkan ke Havana Hotel. Soo Hyun pun menaiki taksi dengan senyuman bahagia, Jin Hyuk akan berjalan pulang teringat dengan sepatu Soo Hyun, tapi teringat besok akan bertemu jadi bisa mengembalikanya. 


Soo Hyun akhirnya sampai ke hotel. Sek Jang menunggu di lobby berteriak marah dengan Soo Hyun karena melakukan ini padanya dan ingin melihatku mati dalam kekhawatiran. Soo Hyun binggung karena Sek Jang yang mencarinya.
“Kenapa kau tak menjawab teleponmu?” tanya Sek Jang. Soo Hyun menjawab kalau kehilangan tas dan ponselnya.
“Aku merasa menyesal lalu kembali untuk bermain denganmu, lalu menemukan wadah pil tidur yang terbuka, tapi orangnya tak ada.”cerita Sek Jang.
“Aku bisa bersenang-senang sendiri, Sek Jang” ungkap Soo Hyun degan senyuman bahagia.
“Tak pernah terbayangkan olehku sampai harus mencari ke setiap sudut Havana. Lalu Apa yang salah dengan sepatumu?” kata Sek Jang.
Soo Hyun teringat dengan sepatunya yang ada pada Jin Hyuk lalu hanya bisa tersenyum. Sek Jang heran melihat Soo Hyun malah tersenyum sekarang. Soo Hyun mengaku kalau sepertinya baru saja menjadi Cinderella. Sek Jang menyuruh Soo Hyun agar sadar.
Soo Hyun dan Jin Hyuk masuk ke kamar masing-masing, tapi senyuman mereka terlihat sama karena menikmati waktu yang bahagia. 


Esok pagi
Soo Hyun dengan wajah panik menemui Sek Jang bertanya apa ada masalah. Sek Jang mengatakan Mereka menginginkan penandatanganan kontrak ulang, karena klausanya ada yang kurang. Soo Hyun ingin tahu  Klausa yang mana. Sek Jang mengatakan kalau ini Tentang kebun.
“Ini tentang mempertahankan ruangnya harus tampak persis.” Ucap Sek Jang
“Bukankah kita memberitahu mereka, kita melestarikan taman itu?” kata Soo Hyun
“Ya. Kita membuat perjanjian lisan, Tapi saya rasa mereka tiba-tiba ingin memasukkannya ke dalam kontrak. Pemilik tanah hotel ini mengajukan keluhan.” Jelas Sek Yang
“Apa Itu akan makan waktu berapa lama?” tanya Soo Hyun. Sek Yang tak berpikir itu akan lama.
“Karyawan mereka sedang dalam perjalanan sekarang. Kita masih punya banyak waktu CEO “ kata Sek Jang. Soo Hyun gugup meminta agar memeriksa keberadanya sekarang melihat jam tanganya. 

Jin Hyuk sudah bergegas membawa tasnya, lalu melihat cafenya belum buka lalu berpikir datang terlalu awal. Soo Hyun makin gugup melihat jam tanganya bertanya Berapa lama lagi harus menunggu. Sek Jang pikir bilang sedang dalam perjalanan dan akan menelpnya.
Akhirnya pintu dibuka restoran, Jin Hyuk pun masuk ke dalam cafe tapi Soo Hyun belum datang dengan wajah panik karena  Ada jadwal kereta yang harus dikejar. Akhirnya pegawai hotel datang meminta maaf karena terlambat.
Soo Hyun akhirnya mencoba membaca perlahan, Jin Hyuk tak bisa menunggu lagi karena harus pergi sekarang lalu melihat ada note di papan restoran seperti meninggalkan pesan untuk Soo Hyun. Saat keluar Jin Hyuk seperti berharap Soo Hyun datang tapi tak melihat apapun.
“Aku harus pergi sekarang, Tuan Puteriku dari "Roman Holiday".” Tulis Jin Hyuk. 

Jin Hyuk menaiki kereta, pergi ke counter keberangkatan memberikan paspor dan juga tiketnya. Saat sedang menunggu, Ia melihat sosok Soo Hyun berbaris dikelas bisnis dan di depannya adalah Sek Jang. Ia mengingat kalau wanita itu yang ingin menganti rugi kameranya.
Soo Hyun melihat Jin Hyuk, keduanya akhirnya tersenyum dan memberikan anggukan sebagai sapaan, tapi keduanya seperti sama-sama ingin saling menutupi kalau berkenalan.
Akhirnya Jin Hyuk menunggu sebelum naik ke pesawat sambil mendengarkan musik. Soo Hyun menemuinya, Jin Hyuk langsung tersenyum melihatnya. Soo Hyuk meminta maaf karena tak menepati janjinya. Jin Hyuk pikir beruntungnya masih bisa bertemu dibandara.

“Beberapa masalah mendesak tiba-tiba muncul.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk pikir tak masalah.
“Aku juga tahu kami-lah yang merusak kameramu dalam kecelakaan itu, maafkan aku karena tak memberitahumu.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk seperti baru tahu kalau Soo Hyun ada saat kejadian.
“Itu tak rusak parah. Jangan khawatir.” Kata Jin Hyuk
“Sekretarisku akan memesan tiket pesawat untukmu. Anggap saja sebagai kompensasiku, dan naiklah di kelas bisnis.” Saran Soo Hyun
“Tidak, aku hanya akan duduk di kursiku.” Ucap Jin Hyuk menolaknya.
“Aku bahkan tak membelikanmu sarapan. Jadi Beri aku kesempatan untuk menebusnya.”kata Soo Hyun  Jin Hyuk tetap menolaknya karena merasa baik-baik saja dan tak melakukan banyak hal sampai harus menerima kompensasi seperti itu.
“Terima kasih atas kemurahan hatimu tadi malam ketika aku benar-benar tersesat, sampai aku bisa pulang dengan selamat. Aku penasaran apa kau dapat menerima kemurahan hatiku sebagai balasan kali ini.” Kata Soo Hyun.
“Aku bekerja paruh waktu untuk menyiapkan perjalanan ini. Aku menabung uang selama satu tahun penuh. Jadi Aku ingin melihat berapa banyak yang dapat kulakukan dengan uangku. Lalu Aku merencanakan perjalananku selama lebih dari sebulan.” Cerita Jin Hyuk
“Berkat itu, aku mengakhiri usia 20-an dengan perjalanan yang hanya membawa kenangan indah. Harus terbang selama 17 jam di tempat duduk kelas ekonomi itu mungkin tersiksa, tapi pengalaman itu adalah bagian dari perjalananku juga. Perjalananku belum berakhir, aku hanya ingin mengakhirinya seperti yang direncanakan. Apa itu jawaban yang cukup bagus?”jelas Jin Hyuk. Soo Hyun bisa mengerti,
“Aku akan mempertimbangkan membalas budimu nanti pada saatnya... Aku pamit.” Kata Soo  Hyun
Flash Back
 [2 jam lalu]
Soo Hyun berlari ke cafe tempat Jin Hyuk menunggu, tapi Jin Hyuk sudah tak ada dan waktunya sudah lebih 15 menit dari setengah sembilan. Akhirnya ia pun keluar dengan wajah sedih. 



Sesampai di korea, Soo Hyun dan Sek Jang turun dengan nyaman. Jin Hyuk sedang menunggu bagasinya tak bisa menyapa Soo Hyun lalu teringat sesuatu lalu membuka tasnya. Ia melihat kartu nama  [Kepala Sekretaris Jang Mi Jin] lalu kaget kalau bekerja di Donghwa Hotel.
Ia lalu mencari keyword  “Donghwa Hotel” dan menemukan berita  ["Donghwa Hotel Mulai Ekspansi ke Kuba - Cha Soo Hyun Daepyo Menuju ke Kuba Secara Pribadi"] Wajah Jin Hyuk melonggo tak percaya kalau Soo Hyun adalah CEO.
Soo Hyun berjalan keluar bandara memebritahu Kamera itu yang mereka rusak kemarin  adalah model 28 tahun lalu, tapi masih di produksi jadi meminta agar mempersiapkan satu untuknya.
“Dan Juga, kenangan 28 tahun akan sangat penting baginya, jadi pastikan jangan bersikap kasar padanya.” Pesan Soo Hyun
“Bagaimana kau tahu usia modelnya?” tanya Sek Jang. Soo Hyun hanya menjawabItu hanya firasat dengan senyuman lebar. 

Jin Hyuk terlihat masih shock kalau Soo Hyun adalah CEO  Hotel Donghwa,  lalu menerima telp memastikan berbicara dengan Kim Jin Hyuk. Jin Hyuk membenarkan, pegawai wanita mengaku dari Hotel Donghwa.
“Aku menelepon untuk memberitahumu bahwa kau lulus wawancara akhir.” Kata Si wanita. Jin Hyuk melonggo melihat Soo Hyun berjalan didepanya, sementara Soo Hyun tak sadar kalau Jin Hyuk menatapnya. 

[Epilog]
Jin Hyuk duduk ditempat duduk di pinggir jalan, seorang pelaya memberitahu kalau ada yang selalu duduk disana jadi meminta agar pindah duduk di tempat lain. Jin Hyuk akhirnya pindah tempat duduk memesan sebuah minuman sebelum kejadian tabrakan terjadi, seperti sudah ditakdirkan.
Bersambung ke episode 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

3 komentar:

  1. Baru episode 1 aja udah keyeeen abiis, gmn lanjutannya ya.. makiin penasarn semangat ya min...

    BalasHapus
  2. Min.. episode 2 nya cptin dounk..

    BalasHapus
  3. semangatttttt chingu.....

    BalasHapus