Di
restoran
Oh Dol
tertunduk meminta maaf pada kakaknya. Oh Sol mengaku tak bisa berkata-kata
karena adiknya bertengkar saat waktu latihan taekwondo dan berpikir kalau ingin
menyerah menjadi atlet. Oh Dol mengaku
tak memukul tapi hanya mencoba menakut-nakuti mereka sedikit.
“Aku tak
peduli... Jangan melakukan hal bodoh sebelum ujian.” Ucap Oh Sol
“Kau tak
akan memberitahu Ayah, kan?” kata Oh Dol. Oh Sol pikir adiknya takut akan
dimarahi
“Aku tak
ingin dia khawatir.” Akui Oh Dol. Oh Sol pikir tentang saja akan
memberitahunya, karena Tak ada yang perlu dibanggakan.
“Apa Yang
kau lakukan cuma menakut-nakuti mereka? Kau harus menyeret mereka ke sudut dan
memukulinya. Dengan Melihat wajahmu, membuatku kesal.” Ucap Oh Sol kesal
“Aku
memukulnya sekali. Aku membondem wajah idiot itu... Maafkan aku.” Kata Young
Sik tak bisa berkata-kata dan hanya bisa meminta maaf. Oh Sol menyuruh mereka makan saja mencoba
agar tak memikirkanya.
Di
Restoran pingir kereta
Tuan Gil
sedang minum sendirian, mengingat kembali yang dikatakan managernya. “Karena
situasi perusahaan, kami tak dapat memperpanjang kontrakmu. Terima kasih atas
kerja kerasmu.” Dan artinya Tuan Gil dipecat.
Oh Sol
mencatat semue pengeluarnya, mulai dari
200ribu won untuk akademi, 4,5jt won untuk pinjaman pelajar lalu
mencatat 3.5jt won untuk membayar biaya
perbaikan. Ia pun mengeluh karena ada begitu banyak yang harus dibayar.
Saat itu
terdengar suara Tuan Gil pulang, Oh Sol langsung bergegas naik ketempat tidur
dan berpura-pura tidur. Tuan Gil membuka pintu kamar anaknya, berpikir anaknya
sudah tidur. Oh Sol pura-pura baru terbangun melihat ayahnya baru pulang.
“Mencari
pekerjaan sangat sulit kan... Maaf, karena jadi ayah yang miskin.” Kata Tuan
Gil. Oh Sol pikir ayahnya minum.
“Tidak,
aku tak minum... Kau tidur saja.. Maaf karena membangunkanmu.” Ucap Tuan Gil.
Oh Sol pun meminta agar ayahnya juga tidur.
Sun Gyeol
berada dalam sebuah rumah melihat sosok pria dengan pakaian tentara dan
terlihat dingin,lalu penghargaan yang berjejer.
Sementara Nyonya Cha sibuk selfie memegang bunga ditanganya dengan
caption “Pada hari ulang tahun ayahku, dengan keluargaku yang bahagia. Bunga
dan Mae Hwa.”
Lalu ada
Komentar yang masuk “Mae Hwa lebih cantik daripada bunganya.” Nyonya Cha
melihat orang yang memberikan komentar kalau sangat lucu. Pelayan datang
memberitahu kalau Makan malam sudah siap
dan ketua akan segera turun.
Nyonya
Cha pun mengajak anaknya bergegas karena
pasti lapar karena sudah meminta pelayan untuk membuat banyak sesuatu
yang lezat. Sun Gyeol pun tak menolak walaupun terlihat sangat berat.
Sun Gyeol
memastikan semua alat makan diatas meja, pelayan memberitahu Semuanya sudah
didesinfeksi dan akan melakukannya lagi.
Sun Gyeol menolak, saat itu Tuan Chan masuk ruangan menyindir Sun Gyeol
yang masih belum sembuh dari gangguan itu.
“Ayah,
kau di sini... Bagaimana kabarmu?” sapa Nyonya Cha menyapa ayahnya.
“Sedikit
debu tak bisa membunuhmu. Ketika aku di militer, kita semua tidur bersama di
sebuah lubang di halaman, dan aku bahkan makan nasi dicampur dengan pasir
ketika aku di Arab Saudi. Tapi aku masih hidup dan tegap seperti yang kau
lihat.” Tegas Tuan Cha dengan nada menyindir.
“Aku
merasa sulit untuk percaya, tapi kau bilang dulunya tertutup debu di lokasi
konstruksi dan bahkan tak bisa mandi selama berhari-hari untuk memenuhi tenggat
waktu untuk menghancurkan dan membangun gedung. Kau bilang itu lah caramu
sampai sejauh ini. Aku sudah mendengar cerita itu berkali-kali bahkan hafal
diluar kepala.” Balas Sun Gyeol menyindir.
“Kalian
berdua, lagi.... Kenapa kalian bertengkar? Jangan lakukan itu, mari makan.”
Keluh Nyonya Cha. Keduanya pun terdiam.
“Ayah...
Selamat ulang tahun... Semoga tetap sehat dan panjang umur.” Ucap Nyonya Cha
memberikan hadiah bunga untuk ayahnya.
“Kita
akhirnya makan malam bersama sesudah sekian lama. Bukankah ini bagus? Sun Gyeol,
ngomong-ngomong, siapa Geum Ja? Waktu itu, kau menjadi gila ketika mencoba
mencari Geum Ja di rumah. Jadi Siapa Geum Ja? Apa itu seseorang? Atau apa kau
punya hewan peliharaan sekarang?” ucap Nyonya Cha penasaran.
“Kau tak
perlu tahu.” Kata Sun Kyeol ketus. Tuan Cha memarahi cucunya yang berkata sinis
pada ibunya.
“Jangan
gunakan nama orang yang sudah meninggal. Itu akan membawa sial.” Sindir Tuan
Cha. Sun Kyeol tak terima dianggap arang yang sudah meninggal
“Jadi Siapa
Geum Ja? Katakan padaku.” Kata Nyonya Cha. Sun Kyeol mengaku dia adalah Orang
yang membesarkannya yang menggantikan Ibu.
Nyonya
Cha tak percaya yang dimaksud adalah Pengasuh itu dan mendengar wanita itu
meninggal karena kanker paru-paru lima tahun lalu. Bahkan tak tahu nama wanita
itu Geum Ja. Ia pun setuju dengan ucapan ayahnya kalau Sun Gyeol tak boleh
menggunakan namanya karena sudah meninggal sekarang dan menyeramkan. Sun Kyeol
tak berkomentar.
“Oh ya...
Apa Ayah sudah lihat? Kupikir bisnis Sun Gyeol berjalan dengan sangat baik. Aku
melihatnya di mana-mana hari ini, dari acara TV hingga majalah Kupikir dia
hanya bermain-main dengan bisnis pembersihannya, tapi aku sangat bangga
sekarang..” Ucap Nyonya Cha membanggakan anaknya. Keduanya tak berkomentar hanya seperti saling
menatap sinis.
“Karena
kita lagi berkumpul, bagaimana kalau kau mulai melatihnya di AG sekarang?” saran
Nyonya Cha. Sun Gyeol mengaku tak tertarik.
“Kau harus
mempelajari pekerjaan itu. Apa kau akan menjalankan bisnis itu selamanya? Tak
ada lagi selain kau yang dapat mewarisi Grup AG.” Kata Nyonya Cha
“Aku tak
bisa menyerahkan perusahaanku kepada seseorang pada orang cacat seperti itu.
Tidak, aku tak tertarik untuk menyerahkannya kepadanya. Jadi, dia bisa
membersihkan semua yang dia inginkan selama sisa hidupnya.” Ucap Tuan Cha
menyindir. Nyonya Cha menegur ayahnya.
“Germaphobia?
Nama yang bagus. Pada kenyataannya, itu hanyalah penyakit mental. Kau mengidap
penyakit itu karena kau secara mental tak sehat.” Sindir Tuan Cha
“Kenapa
kau harus seperti ini, Ayah? Bagaimana bisa kau bilang itu pada cucumu satu-satunya?”
keluh Nyonya Cha marah
“Aku
mengirimmu ke Amerika agar kau bisa mengobati kondisinya, tapi kau memulai bisnis
pembersihan sesudah kembali. Apa kau ingin membersihkan dunia sesuai dengan
standarmu?” sindir Tuan Cha.
“Bagaimana
kau bisa tahu? Aku tak tahan dengan kotoran. Sepertinya tempatmu juga penuh
dengan bakteri, Kakek dan aku tak tahan berada di ruang ini. Jadi Bolehkah aku
pergi?” kata Sun Gyeol
Tuan Cha
marah melempar garpu, dan tak sengaja mengenai wajah Sung Gyeol. Nyonya Cha
panik melihatnya memastikan kalau anaknya baik-baik saja lalu meminta agar
pelayan membawakan kotak obat-obatan. Sun Gyeol berkomentar Tuan Cha yang masih
memiliki temperamen itu.
“Itu Sama
seperti ketika aku masih kecil... Selamat ulang tahun... Aku harap kau hidup
untuk waktu yang lama.” Kata Sun Gyeol lalu keluar dari ruangan. Tuan Cha hanya
diam seperti merasa menyesal. Nyonya Cha panik melihat anaknya pergi.
“Ayah,
kenapa kau harus memperlakukannya seperti itu? Kau sudah Tahu, kita sudah lama
tak berkumpul.” Keluh Nyonya Cha lalu mengejar Sun Gyeol.
Oh Sol
berjalan dengan wajah sedih mengingat yang dikatkaan manager perusahaan “Kami
menyesal mengecewakanmu, tapi kau bukan kandidat yang dicari perusahaan ini.”
Wajahnya sedih lalu melihat beberapa pegawai mengunakan ID Card sementara Ia
hanya mengunakan lembaran kertas untuk interview.
Ia pun
mengumpat kesal pada dirinya, saat menuruni tangga sepatunya rusak dan haknya
lepas. Oh Sol mengeluh kesal karena tak ada yang berjalan sesuai keinginannya
sambil menahan tangis.
Sun Gyeol
melihat wajahnya di cermin dengan luka diwajahnya, teringat kembali kenangan
buruknya.
Flash Back
Tuan Cha
memarahi Sun Gyeol yang terlihat kumuh, menurutnya itu terlihat kotor jadi
menyuruh agar membuka pakaianya dan membersihkan kotoranya. Akhirnya Sun Gyeol
pun sudah mandi tapi masih kena marah oleh kakeknya bahkan di pukul dengan
kayu.
“Bukankah
aku memberitahumu bahwa kau harus selalu terlihat bersih dan terawat dengan
baik? Karena ibumu tak ada, kau harus terlihat bersih setiap saat.” Ucap Tuan
Cha. Sun Gyeol hanya bisa menangis sambil meminta maaf.
“Perhatikan
kebersihan! Jagalah kebersihan setiap saat.” Tegas Tuan Cha. Sun Gyeol berjanji
tak akan melakukannya lagi. Geum Ja melihat dari balik dinding dengan wajah
sedih.
Geum Ja
mengendoong Sun Gyeol memberitahu kalau Tuan Cha itu tak membencinya tapi hanya
khawatir orang lain akan merendahkan cucunya jadi Itu sebabnya selalu marah
pada Sun Gyeol tentang hal-hal seperti itu jadi meminta agar jangan dimasukan
ke hati.
“Geum
Ja... Kapan ibuku kembali dari Amerika?” tanya Sun Gyeol. Geum Ja menjawab
Nyonya Cha akan pulang 10 hari lagi.
“Kau
berbohong. Kau bilang itu juga waktu itu. 10 hari lagi” ucap Sun Gyeol.
“Apa kau
Sangat merindukan ibumu, Tuan muda?” tanya Geum Ja. Sun Gyeol mengaku tidak.
“Aku Hanya
berpikir sekarang Ibu sudah pergi, Kakek sepertinya marah padaku. Dia terus
memarahiku karena Ibu tak ada di sini bersamaku, dan aku tak punya ayah.” Kata
Sun Gyeol. Geum Ja seperti menyimpan sesuatu.
Oh Sol
mabuk menghitung pulpen dalam tempatnya yang berbentuk ember sampai hitungan
96. Saat itu Sun Gyeol turun dari mobil seperti ingin membeli sesuatu di
minimakert. Oh Sol melihat Sun Gyeol dengan memanggilnya 3.5jt won dan mengaku
kalau mereka yang terus berpapasan.
“Apa kau
tinggal di sekitar sini? Kau tinggal di gedung yang hanya ditempati orang kaya,
kan? Yang super tinggi dan tampak mewah. Benar, kan? Ini Kebetulan sekali. Apa Ingin
bergabung denganku?” ucap Oh Sol
mengajak Sun Gyeol duduk dan akan mentraktirnya.
Suk Kyeol
tak peduli memilih untuk pergi. Oh Sol
memanggilnya meminta maaf karena tak
bisa membayar hutangnya minggu depan. Sun Kyeol hanya terdiam menatpanya. Oh
Sol menceritakan baru saja memiliki wawancara kerja hari ini jadi Akan membayar
segera sesudah mendapatkan pekerjaan Tapi malah gagal.
“Sejujurnya,
setiap wawancara yang kulakukan sejauh ini semuanya gagal. Aku terlihat bodoh,
kan?” ucap Oh Sol
“Kau
tampak sangat mabuk dan Kau harusnya pulang.” Ucap Sun Gyeol
“Apa Kau
tahu? Aku dulunya seorang atlet ketika sekolah. Kau tahu Hurdle, kan? Aku tak
pernah jatuh satu kali pun... Aku sangat luar biasa. Aku melompati semua
rintangan di depanku. Maka dari itu, Ayahku dulu sangat bangga padaku.” Ungkap
Oh Sol
“Tapi...aku
terus jatuh hari ini... Aku tak tahu apa yang salah denganku. Aku terus jatuh
meski tak menginginkannya.” Kata Oh Sol. Sun Gyeol tiba-tiba melihat ke arah
ember kecil berisi pulpen.
“Kau tak
tahu apa ini, kan? Ada 97 pena... Ini adalah pena dan pensil yang kugunakan
saat melamar pekerjaan... Ini pulpen masa mudaku... Lalu Ini usahaku dan Ini
pulpen harapanku, Ini pensilkeyakinanku.. Aku membawa mereka keluar untuk
membuangnya.” Cerita Oh Sol
“Tapi aku
tak bisa memaksa diri untuk melakukannya. Jadi Haruskah aku melanjutkan hingga
100? Wah, ini sangat lucu... Kenapa aku terus membodohi diriku sendiri di
depanmu? Maafkan aku... Aku menyia-nyiakan waktu berhargamu lagi.” Kata Oh Sol
sambil tertawa meminta maaf
Oh Sol
pikir harus segera pergi dan berjalan pergi. Sun Gyeol melihat Oh Sol berjalan
tanpa alas kaki lalu memanggilnya kalau sepatunya tertinggal. Oh Sol pun
kembali berjalan untuk mengambil sepatu tapi malah membuatnya terjatuh dan
semua pulpennya berserakan.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Sun Gyeol panik. Oh Sol mengumpat kesal pada sepatu.
“Semuanya
rusak... Mereka terus menghalangi jalanku.” Keluh Oh Sol. Sun Gyeol bertanya
apakah Oh Sol bisa bangun.
“Kau juga
terluka... Itu pasti sakit.” Kata Oh Sol melihat wajah Sun Gyeol yang terluka.
Sun Gyeol
hanya terdiam karena hanya Oh Sol yang melihat lukanya walaupun hanya sedikit.
Oh Sol pun berjalan tanpa sepatu karena rusak, Sun Gyeol tiba-tiba datang
menghampiri Oh Sol memberikan sandalnya agar bisa memakainya karena tak harus
berjalan tanpa alas kaki. Oh Sol pun mengucapkan terima kasih lalu bergegas
pergi.
Oh Sol
malah duduk dibawah tangga masih terlihat mabuk, Choi Gun melihat Oh So tahu
kalau itu wanita tetangga di lantai bawah lalu mengeluh karena mencium bau
alkohol dan menyuruhnya bangun karena seharusnya tak tidur di luar. Oh Sol
tetap tertidur.
“Hei..
Cuaca sudah berganti jadi Kau tak bisa tidur di luar lagi.” Kata Choi Gun
mencoba mengendong Oh Sol. Tapi dengan tenaganya Oh Sol mendorong Choi Gun
karena tak mengenalnya.
Tapi
akhirnya Choi Gun berhasil mengendong Oh Sol sambil mengelu ternyata jauh lebih
berat daripada yang dia kira. Oh Sol mulai bicara, bertanya-tanya Apa yang
salah denganya karena Seharusnya terus berlari seperti ketika masih SMA dulu.
“Kupikir jika
aku menyerahkan segalanya, aku akan bisa hidup normal seperti orang lain. Tapi
kenapa itu sangat sulit? Hidupku benar-benar berantakan.” Keluh Oh Sol
“Jangan
terlalu berjuang memaksakan dirimu.Jangan mencoba untuk hidup seperti orang
lain. Jika kau mencoba sedikit kurang dari yang lain, maka kau akan menerima
lebih sedikit tekanan daripada yang lain juga. Itulah bagaimana kau harus
hidup. Begitulah cara kau menang.” Pesan Choi Gun seperti punya pengalaman
pahit dalam hidup.
Oh Sol
bangun menatap sesuatu didepanya lalu terlihat kebingungan dengan sandal pria
yang ada didepanya. Choi Gun menayap Oh Sol baru saja akan naik ke rumahnya. Oh
Sol bertanya Apa sandal itu miliknya. Choi Gun mengeleng kaena Sandalnya ada
tiga garis di dalamnya dengan bangga memperlihatkan sandal yang pasaran.
“Kemarin
malam kau pulang memakai itu.” Ucap Choi Gun. Oh Sol binggung karena tak
mengingatnya.
Ia
mencoba mengingat-ingat kejadian semalam,
dan teringat saat mengatakan pada Sun Gyeol “Kau juga terluka. Itu pasti
sakit.” Oh Sol menjerit panik karena ternyata itu sandal miliki Sun Gyeol
Sun Gyeol
sedang membersihkan bagian lampu, Sek Kwon memberitahu sudah memposting
pengumuman untuk merekrut karyawan baru jadi meminta agar dikonfirmasi itu.
“Permintaan
pemberhentian Hwang Jae Min dan Lee Dong Hyeon, apa sudah diproses seperti yang
kuminta?” tanya Sun Gyeol
“Itu akan
diurus dalam sehari.” Kata Sek Kwon
“Jika aku
mencabut perintahku memecat dua orang itu, Apa aku menjadi orang yang berbeda
dari kakekku?” tanya Sun Gyeol
“Tidak...
Tapi kau akan dapat menjadi pemilik yang lebih baik.” Kata Sek Kwon.
Akhirnya
Sek Kwon keluar dari ruangan terlihat sangat bahagia sambil menari-nari,
beberapa karyawan yang lewat melihatnya. Sek Kwon pun kembali memperlihatkan
imagenya yang dingin sebagai sekertaris.
Oh Sol
akhirnya mulai berkerja pagi hari di kedai kopi bahkan sampai mengepel lantai,
lalu di malam hari bekerja di bar melayani semua pelanggan yang ingin minum
bir, tanganya terampil membawa beberapa gelas bir. Ia pun melihat saldo dalam tabunganya
ternyata hanya 1.480jt won
“Ayah,
bisakah kau memberiku... Ayah, Apa kau punya uang yang bisa kau pinjamkan
padaku? Sejujurnya, ketika aku menggantikan kerjaanmu, aku mengalami
kecelakaan... Semua akan kubayar sesudah aku dapat pekerjaan.” Kata Oh Sol
berlatih untuk bicara dengan ayahnya.
Oh Sol
dengan niat yang kuat, akan menemui ayahnya di kantor tapi ternyata sang ayah
ada didepan membawa sebuah papan. Oh Sol langsung bersembunyi dan melihat papan
yang dipakai ayahnya [Mereka menjanjikanku kontrak permane Tapi aku tiba-tiba
ditendang keluar tanpa alasan.] wajahnya pun tak tega melihat ayahnya.
Akhirnya
Oh Sol pulang ke rumah dengan wajah sedih, semua note yang memberikan semangat
seperti tak mempan. Lalu melihat deretan list perusahan dan menemukan nama
“Cheongso Yojeong”
Di sebuah
stadion bola, spanduk besar bertuliskan [Tes
Kebugaran Rekrutan Baru Cheongso Yojeong] banyak orang yang mengantri. Oh Sol
terlihat gugup berdiri dibagian belakang. Young Sik datang melihat Oh Sol bertanya apa yang dilakukanya. Oh Sol malah
bertanya balik
“Aku? Aku
datang ke sarang harimau untuk menangkap harimau.” Kata Young Sik. Oh Sol
binggung apa maksudnya.
“Aku akan
memberitahumu nanti.. Tapi kenapa kau di sini? Jangan-jangan... Kau di sini
untuk mengikuti tes kebugaran perusahaan pembersih?” kata Young Sik. Oh Sol
mengelak.
“Bagaimana
bisa kau berpikir begitu? Kau sangat lucu. Aku hanya menikmati cuaca yang bagus
dan datang ke sini untuk berjalan-jalan sambil berolahraga. Kupikir mereka
mengadakan acara di sini.” Akui Oh Sol
Terdengar
suara memanggil Nomor 44, Gil O Sol dan Oh Sol refleks langsung
menjawabnya. Young Sik mengoda kalau
giliran Oh Sol akhirnya Oh Sol pun siap
melakukan tes.
Oh Sol
sudah siap melakukan tes dengan berlari berbelok-belok dengan kecepatan
maksimal. Sek Kwon melihat Oh Sol
seperti terkesima, Kyung Sik pun memberikan semangat pada Oh Sol. Tes kedua, Oh
Sol pun bisa bertahan dengan mengelantungkan tubuhnya ditiang.
Mereka pun
mulai di tes membawa karung berisi sampah dan harus berlari membawanya. Oh Sol
seperti melihat papan halang rintang didepanya, saat masih remaja. Saat itu Oh
Sol melihat dirinya sangat masih remaja yang mengunakan pakaian atletik.
“Sampai
tahun pertamaku di SMA, aku adalah atlet Atletik. Sejauh ini, aku tak berpikir
keterampilanku dari waktu itu dapat membantuku. Siapa yang tahu itu akan sangat
berguna saat ini?”
Akhirnya
semua mulai bersiap dengan membawa karung dipundak dan mulai berlari. Oh Sol
mengeluarkan semua kekuatan seperti saat masih remaja dan sampai garis finish
lebih dulu.
Sun Gyeol
baru turun dari mobil, Jae Min langsung menghampirinya. Suk Gyeol binggung. Jae
Min langsung mengucapkan Terima kasih banyak karena memutuskan untuk tak
memecatnya dan berjanji akan bekerja lebih keras mulai sekarang.
“Aku
mencintaimu, Direktur” ucap Jae Min. Sun Gyeol malu meminta agar mereka tak
melakukan itu.
“Itu
cukup. Aku tak punya pilihan selain menundanya karena kita sudah kembali dengan
pesanan, jadi kau tak perlu berterima kasih kepadaku.” Kata Sun Gyeol dingin
lalu masuk ke dalam gedung. Jae Min melihat sikap Sun Gyeol seperti sangat
jengel.
Dong Hyun
sedari tadi hanya diam saja akhirnya mengejar Sun Gyeol mengaku kalau tahu sudahmengecewakannya
jadi meminta maaf dan berjanji tak akan pernah terjadi lagi.
“Pertama
kali adalah kesalahan, tapi yang kedua kalinya adalah pilihan. Ini adalah hidupmu,
jangan membuat pilihan seperti itu lagi. Aku percaya padamu. Tak peduli apa
yang orang katakan, Aku percaya padamu.” Tegas Sun Gyeol. Dong Hyun menganguk
mengerti.
Sek Kwon
memberitahu Sun Gyeol kalau Tes kebugaran sudah selesai. Jadi Hari ini mereka akan
melanjutkan dengan orientasi. Sun Gyel mengucapkan Terima kasih atas kerja
kerasnya. Sek Kwon memberitahu kalau mereka sudah menemukan permata asli selama
tes kebugaran.
“Kau akan
senang melihatnya juga.” Kata Sek Kwon lalu Sun Gyeol lalu melihat pesan yang
masuk ke dalam ponselnya.
“Waktu itu Terima kasih sudah
menunda batas waktu pembayaran.Aku akan segera mengembalikan sandalmu Juga,
tentang hari itu, aku tak membuat kesalahan, kan?.” Tulis Oh Sol
Oh Sol
membaca balasan pesan Sun Gyeol “ Jangan khawatirkan sandal. Buang saja. Aku
harap kita tak pernah berpapasan lagi.” Lalu mengumpat kesal pada Sun Gyeol
yang menjengkelkan.
“Nunim, bukankah
kantor ini lebih bagus dan bersih dari yang kau harapkan?” komentar Young Sik.
Oh Sol pikir boleh juga melihat sekeliling ruangan.
“Hei, kau
tak memberi tahu O Dol kita akan bekerja bersama, kan?” kata Oh Sol memastikan.
Young Sik mengaku belum memberitahu.
“Kau
benar-benar tak boleh memberitahunya aku bekerja di sini, oke? Jika keluargaku
tahu, Aku bahkan tak akan bertanya padamu dan memukulmu sampai habis, jadi
perhatikan mulutmu.” Tegas Oh So mengancam.
“Jika itu
yang kau inginkan, Rahasiamu aman denganku.” Kata Young Sik.
Saat itu seorang
wanita menyapa semua calon pegawai baru yang sudah menunggu, meminta agar ikut
denganya. Jae Min berjalan dengan Dong Hyun dkk ingin tahu apakah mereka akan
punya karyawan baru tahun ini dan mungkin ada Seseorang yang mirip Seolhyun
atau Suzy.
“Apa?
Bukankah dia pria itu? Si brengsek yang menonjok hidungku. Ya ampun!” ucap Jae
Min panik melihat Kyung Sik keluar ruangan. Kyung Sik seperti memberikan peringatan
kalau akan membunuhnya.
Saat itu
pegawai menyapa Sun Gyeol sedang lewat didepannya, memperkenalkan karyawan
baru. Semua membungkuk memberikan hormat. Oh Sol menatap Sun Gyeol melonggo
kaget ternyata bosnya itu adalah pria 3.5jt
won, begitu juga Sun Gyeol tak menyangka karyawan barunya adalah si kepala
kuda.
Keduanya bertemu
di bawah spanduk bertuliskan “Clean With My Passion Now”
Bersambung
ke episode 3
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar