Seorang
wanita memberikan selembaran, terlihat hanya bagian punggungnya sambil berkata
“Cha Jong Hyun adalah orang yang dapat dipercaya.Tolong pilih dia.” Dengan
pergi ke wilayah pemilihan seperti pasar.
“Putri
Kandidat Cha Jong Hyun, Cha Soo Hyun, Dia terkenal akan kecantikannya. Kepopulerannya
seperti selebriti.”
Akhirnya
Cha Jong Hyun menjadi Walikota Seoul dan akan memasuki Balai Kota Seoul. Soo
Hyun pun menikah dengan CEO Jung Woo Suk dari Taekyung.
“Seorang
politisi dan pengusaha. Soo Hyun hidup sebagai menantu konglomerat. Soo Hyun berpamitan
dengan ayah mertuanya. Ada banyak rumor tentang dirinya dan Jung Woo Suk. Pernikahan
mereka berakhir dalam dua tahun.”
Jong Hyun
terlihat sangat tertekan dengan hidupnya akhirnya keluar dari rumah dan
berjalan melihat sebuah lukisan, ia seperti melihat ada sebuah negeri dongeng
didalamnya.
Manager
memberitahua Pada hari pembukaan semua kamar penuh dipesan dan melihat kalau
ini bukan musimnya, jadi mereka membuat pekerjaan yang bagus. Ia pikir Para
konsumen pastinya menyukai fasilitas dan furniture yang mereka miliki karena
semuanya berkualitas tinggi.
“Pemandangannya-lah
daya tariknya.” Komentar Soo Hyun dingin. Sek Jang Min Ni memberitahu Soo Hyun
kalau harus pergi sekarang.
Soo Hyun
duduk dibangku belakang melihat tabny [Rencana Hotel Donghwa untuk Dibuka di
Sokcho pusat relaksasi baru, Donghwa Hotel Sokcho] Sementara Sek Jang yang
duduk dibangku depan terus menguap disebelah sopir.
“Bagaimana
kalau kita istirahat dahulu di Rest Area?” ucap Soo Hyun
“CEO,
Anda ingin minum teh? Jika itu karena saya, maka tak perlu.” Kata Sek Jang
“Aku tak
ingin lihat Sek Jang menguap.” Komentar Soo Hyun. Sek Jang pun tak bisa
berkata-kata.
Sesampai
di Rest Area, Sek Jang pikir akan ambilkan air dahulu untuk Soo Hyun. Soo Hyun
pikir lebih baik makan ramyeon saja daripada minum air. Sek Jang binggung dan
kaget. Soo Hyun pikir kalau makanan itu tak pantas untuknya.
Itu... Sama
seperti bencana restoran sashimi waktu terakhir kali, itu bisa menjadi masalah
jika Anda mengambil foto. Tapi jika Anda bersikeras, akan saya temani.” Ucap
Sek Jang
“Itu
hanya candaan. Saya akan tinggal dimobil dan Kau bisa ikut juga.” Kata Soo Hyun
pada sopirnya. Keduanya pun turun dari mobil.
“Ramyeon
terasa enak jika makan di Rest Area.” Keluh Soo Hyun yang tak bisa makan
disembarang tempat karena imagenya.
Setelah
selesai makan, Sek Jang bertanya apakah Soo Hyun mau pergi ke hotel. Soo Hyun
meminta agar mengantar ke kantor saja. Mereka pun sampai ruang kerja yang luas,
Sek Jang memperlihatkan pakaian dari Hannam-dong.
“Seleranya
dalam pakaian tak pernah berubah. Meski begitu, kancing-kancing kali ini cukup
indah.” Komentar Soo Hyun lalu mulai menganti pakaianya.
“Berapa
lama menurutmu aku harus melakukan ini?Mungkinkah aku harus seperti ini sampai
berusia 60?” tanya Soo Hyun menganti pakaian berwarna biru dengan tatapan
dingin.
“Ketika
Anda berusia 60, Ketua Kim akan berusa 100 lebih. Semua makanan hebat di dunia
ini tak akan membuatnya tetap sehat pada usia itu.” Kata Sek Jang
“Itulah
yang dia suka. Sesuatu yang menurut orang lain mengejutkan seperti permainan
baginya.” Kata Soo Hyun. Sek Jang mengaku
menyesal berkata begitu.
“Itu
mungkin kasar tapi menyegarkan untuk mendengar.” Komentar Soo Hyun
“Anda
seharusnya tak pernah menyetujui klausul itu. Menghadiri pesta ulang tahun
mantan ibu mertua and itu sedikit tak wajar, meskipun itu bagian dari
perjanjian.” Ucap Sek Jang
“Jika aku
tak setuju,maka aku tak akan pernah bercerai.” Balas Soo Hyun. Sek Jang
membenarkan.
“Kupikir
semuanya sudah berakhir ketika Tuan Jung meninggal, tapi nenek sihir itu
menggantikannya. Ini semua kekacauan besar.” Kata Sek Jang. Soo Hyun tak
berkomentar hanya bisa menghela nafas panjang.
Wartawan
sudah menunggu didepan gedung, melihat Soo Hyun datang semua langsung mendekat
untuk mengambil gambar dan meminta agar bisa berbicara. Di ruangan sudah banyak
orang yang berkumpul, Soo Hyun datang menemui mantan mertuanya mengucapkan Selamat
ulang tahun.
“Oh, kau
di sini... Bagaimana keadaan ayahmu? Apa Dia sehat?” tanya Nyonya Jung. Soo
Hyun mengaku ayahnya sehat.
“Dia
pasti sibuk sebagai perwakilan partai.” Kata Nyonya Jung, Soo Hyun pikir itu Sudah
seharusnya.
“Pakaiannya
terlihat cocok untukmu meskipun sedikit terlalu mahal.” Komentar Nyonya Jung
sebalum pergi menyapa tamu yang lainya.
Jung Woo
Seok menyapa mantan istrinya yang datang, Soo Hyun mengaku senang bertemu
denganmu sesudah sekian lama. Woo Seok merasa ragu sesuatu yang benar di antara
mereka, karena Soo Hyun meminta hotel
dibawah alimentasi dan berpikir mantan istrinya itu bodoh.
“Lalu aku
membaca artikel tentang itu, dan itu luar biasa. Kudengar, kau membuka cabang
di Kuba.” Kata Woo Seok
“Terima
kasih. Bukankah seharusnya kau menikah lagi?” ucap Soo Hyun
“Apa Kau
masih tertarik padaku? Aku bersyukur.” Komentar Woo Seok
“Begitu
dia memiliki menantu baru, maka dia akan berhenti mengundangku.” Balas Soo Hyun
“Sebenarnya,
ibuku akan membuatmu berdiri disampingnya. Kau tahu bagaimana dia..” Komentar
Woo Seok
“Ini
bukanlah candaan Aku lebih suka kau menyelesaikan masalah ini.” Tegas Soo Hyun
“Jika aku
melakukannya, apa kau akan senang jika bertemu denganku? Kau dan pesona tanpa
akhir, tapi Wajah muram seperti biasanya.” Goda Woo Seok
“Kau
memohon cerai sesudah bertemu wanita impianmu, lalu apa artinya semua omong
kosong ini?” keluh Soo Hyun.
Woo Seok
mengajak Soo Hyun makan karena ibunya sudah menyiapkan pesta. Soo Hyun menyuruh
Woo Seok pergi saja karena membuatnya tak nyaman. Woo Seok pikir kalau Di mana
Soo Hyun akan merasa nyaman di rumahnya karena ia hanya berusaha berteman.
Soo Hyun
akhirnya menaiki mobilnya sudah ada berita di media online ["Direktur
Cha Soo Hyun Menghadiri Pesta Lagi Tahun Ini"] Sek Jang melihat sopirnya tak
mengambil jalan Namsan Tunnel. Sopirnya mengaku
Sedikit mengerikan lewat Namsan Tunnel.
“Itu
hanya akan memakan waktu satu menit, tapi kau lebih suka berputar-putar?” keluh
Sek Jang
“Tuan Nam,
kau pernah ke Menara Namsan Seoul?” tanya Soo Hyun melihat ke arah Namsan
“Saya
pernah pergi ke sana dengan Parlemen” ucap Tuan Nam. Soo Hyun tak percaya kalau
pergi Dengan ayahnya.
“Kami
sebenarnya seharusnya berada di perpustakaan, tetapi dia bersikeras untuk
keluar karena pengap. Saya mengatakan kepadanya bahwa kita harus belajar. Katanya
sekarang sudah lebih bagus tempat itu. Apa CEO Cha pernah ke sana?” ucap Tuan
Nam. Soo Hyun mengaku tak pernah.
“Kenapa sekarang
kita tak kesana saja untuk menghirup udara segar?” tanya Tuan Nam
“Tidak,
aku sudah kenyang di foto seharian ini.” Kata Soo Hyun. Tuan Nam bertanya-tanya
Apakah para wartawan masih ada
“Berita
bergerak lebih cepat di media sosial belakangan ini.” Keluh Sek Jang dan
akhirnya Soo Hyun hanya meminta agar membuka jendela mobilnya saja.
“Udaranya
dingin malam ini. Anda besok mau bepergian, sebaiknya menjaga diri agar tak
masuk angin.” Ucap Sek Jang melarang
“Jam
berapa penerbangannya?” tanya Soo Hyun. Sek Jang menjawab Pesawat akan lepas
landas jam 9 malam.
Di dalam
pesawat, Soo Hyun membaca buku melihat sebuah lukisan wajah. Saat itu di Cuba,
Kim Jin Hyuk mengambil foto dengan cameranya melihat semua kebiasaan penduduk
cuba, wajahnya terlihat bahagia melakukan solo traveling ditemani dengan
cameranya.
Jin Hyuk
tiba-tiba masuk ke sebuah tempat seperti istana dengan pintu gerbang terbuka.
Di balik dinding tinggi, terlihat taman yang sangat indah. Pria tua
mendekatinya kalau tahu komentar Jin Hyuk kalau taman itu indah. Jin Hyun membenarkan kalau tamanya sangat
indah.
“Itu
hanyalah taman tua.” Komentar Si pria tua
“Taman
ini tampaknya mendapatkan cukup kasih sayang dari seseorang dari waktu yang
lama.” Komentar Jin Hyuk
“Itulah
saat-saat indahnya, Semuanya ada di sini...
Semuanya tampak seperti itu dan Sangat sulit untuk menjaganya tetap
utuh... Ini kebun istriku. Cinta dimulai dari sini dan berakhir di sini.”
Ungkap Si pria. Jin Hyuk sempat melonggo dan menganguk mengerti.
Jin Hyuk duduk
di cafe pinggir jalan memesan segelas cola, Sementara Soo Hyun berada dalam
mobil melihat brosur Desain Interior, Konsep dan Desain Donghwa Hotel. Sopir
yang mengemudikan mobil sibuk menelp dengan memegang ponselnya.
“Ini Sangat
berbahaya untuk mengirim pesan saat sedang mengemudi.” Kata Sek Jang
memperingati tapi Sopirnya tak mengerti
“Maaf,
CEO.. Saya diberitahu supir ini fasih berbahasa Inggris, tapi sepertinya dia
tak bisa berbicara sepatah kata pun!” kata Sek Jang
“Setelah
acara selesai, kita pulang dengan supir lain, kan?”ucap Soo Hyun
“Aku akan
memeriksa lebih menyeluruh mulai sekarang.” Tegas Sek Jang
Tiba-tiba
mobil menabrak meja yang ada di depanya dan itu meja yang diduduki oleh Jin
Hyuk karena menghindari seorang wanita. Si Sopir keluar mobil adu mulut dengan
pria yang menyebabkan kecelakaan. Soo Hyun masih shock bertanya pada Sek Jang
apakah tak punya SIM Internasional. Sek Jang mengaku belum punya.
“Sepertinya
kau harus bicara dengannya.” Ucap Soo Hyun melihat Jin Hyuk yang mengambil
kamera yang rusak karena jatuh. Jin Hyuk
melihat kalau kameranya rusak.
“Apa Kau
orang Korea?” tanya Sek Jang mendengar Jin Hyuk berbicara bahasa korea. Jin
Hyuk menganguk.
“Aku
sangat menyesal. Sopirku melakukan kesalahan. Apa Tak ada yang terluka?” kata
Sek Jang
“Sepertinya
kameraku terluka.” Ucap Jin Hyuk, Sek Jang meminta maaf.
“Jika kau
memberitahuku nomor modelnya, kami akan mengganti dengan yang baru.” Kata Sek
Jang. Soo Hyun melihat dari dalam mobil
dengan wajah serius
“Tak
apa-apa. Kau bisa pergi.” Ucap Jin Hyuk menolak, Sek Jang memohon agar bisa
mempertimbangkan posisi mereka juga.
“Ini
mungkin menjadi rumit nanti, jadi beri aku nomormu. Kami akan mengirimimu
kamera baru.” Ucap Sek Jang
“Aku
menerima ini sebagai hadiah kelahiranku. Jadi Mustahil untuk membeli sebuah kenangan,
kan?” kata Jin Hyuk
“Yah,
kami benar-benar minta maaf. Tapi kita tak bisa mengembalikan waktu. Kameramu
tampak tua. Kenapa kau tak mengganti...” kata Sek Jang dan saat itu bunyi
klakson berbunyi karena mobil menghalangi jalan.
“Sepertinya
kita membuat kemacetan. Aku tak terluka, jadi kau boleh pergi saja.” Kata Jin
Hyuk. Akhirnya Sek Jang memberikan kartu namanya,
“Jika kau
memberitahuku nama dan nomormu, aku akan menghubunginya.” Ucap Sek Jang.
“Aku akan
menghubungimu di nomor ini.”kata Jin Hyuk memasukan ke saku celananya dan Sek
Jang bergegas masuk karena harus memindahkan mobil sekarang dan meminta segera
menghubunginya.
Seorang
wanita berdiri di podium memberitahu Donghwa Hotel, perusahaan mitra dari
Havana Hotel, adalah merek Asia pertama yang melakukan ekspansi ke Amerika
Latin dan Selatan. Ia pun meminta agar Presdir Cha Soo Hyun memberikan
sambutan.
“Ini Adalah
hal yang sangat wajar sudah memilih Donghwa sebagai mitramu untuk membangun
hotel terbaik di Havana. Alasannya adalah karena kita, di Donghwa, tahu bahwa Keindahan
historis adalah daya tarik Havana.” Ucap Soo Hyun
Akhirnya
Soo Hyun dan Presdir Hotel melihat iklan bersama, Soo Hyun berkomentar kalau
sangat menyenangkan kita bisa berbagi nilai dan Sangat luar biasa. Presdir
Hotel mengucapkan terimakasih dan bertanya apakah pernah melihat matahari
terbenam di Pantai Malecon. Soo Hyun
mengaku belum.
“Itu
adalah sesuatu yang harus benar-benar kau saksikan. Warna matahari terbenam
berbeda setiap harinya. Aku juga mengusulkan kepada istriku untuk ke sana.”
Ucap Presdir Hotel. Soo Hyun hanya tersenyum.
Di bawah
pohon
Jin Hyuk
membaca buku ["Akhir Dunia, Pacar"] lalu tiba-tiba seorang anak kecil
menariknya untuk mengajak menari. Ia menolak karena tak bisa menari, tapi si
anak tetap menariknya untuk menari bersama. Akhirnya Jin Hyuk bergabung dengan
peduduk Kuba menari dengan senyuman bahagia.
Sementara
didalam mobil, Soo Hyun bertanya apakah Sek Jang Sudah menyelesaikan masalah
dengan pria kamera itu. Sek Jang mengaku usdah memberinya nomornya dan
mengatakan akan menelepon ketika sudah sampai di Korea.
“Tawarkan
dia banyak uang sehingga tak akan menjadi masalah nantinya.” Saran Soo Hyun
“Tapi ini
sedikit bingung, CEO.. Kameranya tampak cukup tua, dan dia menolak kompensasi untuk
model yang sama.” Jelas Sek Jang. Soo Hyun binggung ingin tahu alasanya.
“Dia tak
tertarik dengan model yang lebih baru. Lalu Dia hanya mengikhlaskan dan menyuruh
memindahkan mobil kita.. Hanya karena kamera nya antik dia keterlaluan. “ ucap
Sek Jang. Soo Hyun melihat keluar dari jendela mobil.
“Aku
yakin Dia akan menerimanya jika kita menghargai 100jt won. Itu akan membuatnya
melupakan kecelakaan mobilnya. Dia akan mengambil uang kita. Tapi... Lupakan
100juta won, Dia bahkan akan puas dengan
10jt won.” Kata Sek Jang
“Dia tak
akan mengambil uang kita. Orang itu.” Ucap Soo Hyun melihat Jin Hyuk seperti
orang yang sangat sederhana. Sek Jang binggung
Sesampai
di hotel, Sek Jang meminta Soo Hyun Beristirahatlah, dan akan menjadwalkan
makan malam satu jam dari sekarang, karena sedang memikirkan restoran lokal.
Soo Hyun memilih akan beristirahat saja, jadi Sek Yang makan malam dengan
nyaman.
“Apa Anda
akan minum pil tidur dan tidur lebih awal?” tanya Sek Jang
“Ini akan
membantuku beradaptasi dengan perbedaan waktu.”komentar Soo Hyun.
“Tapi
masih terang di luar.” Ucap Sek Jang. Soo Hyun pikir Sek Jang Jangan hiraukan dirinya dan makan malam sajalah.
“Tetap
saja Anda harus makan malam.” Kata Sek Jang khawatir.
“Aku akan
tidur lebih awal dan sarapan berkualitas tinggi.” Tegas Soo Hyun. Sek Jang
berjanji akan menyiapkannya.
“Kau
mengerti apa yang kumaksud dengan sarapan berkualitas tinggi?” tanya Soo Hyun.
Sek Jang mengaku sangat mengerti.
“Kerja
bagus hari ini. Aku akan menemuimu besok.” Kata Soo Hyun lalu masuk ke dalam
kamar.
Soo Hyun
masuk kamar langsung meminum obat tidurnya, lalu melihat foto matahari terbenam
di pantai Malecon. Lalu menelp Sek Jang
ingin tahu apa yang didlakukan. Sek Jang mengaku berada di tengah-tengah
sesuatu. Soo Hyun ingin tahu apa yang dilakukan.
“Saya
datang ke luar untuk minum bir.” Akui Sek Jang yang sudah berganti baju. Soo
Hyun tak percaya sek-nya sudah pergi.
“Aku
merasa sedikit haus.” Kata Sek Jang. Soo Hyun bertanya apakah pergi Sendirian
“Tidak,
saya akan menggaet pria sekarang.” Ucap Sek Jang lalu menyapa pria bertelanjang
dada lalu lalang didepannya.
“Apa Kau
pernah ke Pantai Malecon?’ tanya Soo Hyun. Sek Jang mengaku tidak.
“Bagaimana
jika kita pergi kesana bersama?” saran Soo Hyun. Sek Jang mengeluh pada Soo
Hyun kalau harus pergi ke sana dengan pacarnya.
“Kenapa
aku pergi kesana bersamamu?” keluh Sek Jang. Soo Hyun balik mengeluh sek macam
apa itu.
“Memang
benar aku ini sekretarismu, tapi tak seharusnya saya menghabiskan waktu dengan
Anda sesudah bekerja, kan?” kata Sek Jang
“Kau tampak
sangat bersemangat sendiri, padahal aku merasa bosan.” Ungkap Soo Hyun
menyindir
“Tak
apa-apa merasa bosan setidaknya selama sehari.” Komentar Sek Jang sedikit
melawan.
“Apa tak
apa-apa jika kau kehilangan pekerjaanmu?”ancam Soo Hyun. Sek Jang mengeluh Soo
Hyun melakukan itu lagi.
“Hei! Kau
tak pernah menerima pengunduran diriku, jadi berhentilah mengancamku.” Keluh
Sek Jang
“Aku
mengancammu karena bosan.” Ucap Soo Hyun. Sek Jang makin mengeluh bosnya itu
sudah gila.
“Jadi ayo
bersenang-senang.”rengek Soo Hyun, Sek Jang mengaku yang ingin dikatakan “Biarkan
aku bersenang-senang, Cha Soo Hyun!”
“Baikkah..
Selamat bersenang-senang dan Pulanglah ambil kelas ekonomi besok.” Ucap Soo
Hyun. Sek Jang kesal karena Soo Hyun yang terlalu jahat dan Soo Hyun sudah
menutup telpnya.
Soo Hyun
akhirnya keluar dari kamar, seorang pria menghampirinya mengaku tak diberitahu
bahwa Soo Hyun membutuhkan mobil. Soo Hyun mengaku Ini untuk urusan pribadi
jadi ingin naik taksi. Si pria ingin tahu Soo Hyun pergi kemana.
“Aku
ingin pergi ke suatu tempat dimana aku dapat melihat matahari terbenam di
pantai El Malecon.” Ucap Soo Hyun.
“Maka kau
harus pergi ke Morro Cabana. Dan Apa kau tahu? Itu adalah tempat yang sempurna
untuk jatuh cinta.” Kata Si pegawai.
Sebuah
taksi sudah menunggu, Si pria meminta Sopir agar membawa Soo Hyun ke Morro
Cabana lalu berharap semoga berhasil.
Saat berjalan
menuju pantai, taksi yang dinaiki Soo Hyun tiba-tiba mengeluarkan asap. Sopir
turun dari mobil dan memeriksanya, Soo Hyun terlihat gugup karena baru pertama
kali pergi sendiri. Sopir taksi akhirnay meminta maaf karena mobilnya rusak.
“Kau bisa
ambil feri dimulai dari sini... Itu akan jauh lebih cepat.” Kata Sopir. Soo
Hyun akhirnya pergi menaiki kapal ferry. Soo Hyun hanya bisa menghela nafas.
Jin Hyuk
melihat kameranya ingin tahu apa masih bisa mengambil foto. Ia mencoba mengambil gambar dan tanpa sadar
melihat sosok wanita cantik diseberang jalan.
Akhirnya
Soo Hyun turun dari ferry, terlihat binggung dan ingin tahu Di mana Morro
Cabana. Si pria menyebut kalau harus naik.
Soo Hyun terlihat binggung, tapi akhirnya mengerti harus menanjak.
Soo Hyun
berjalan menanjak dan kelelahan, lalu menaruh tas disampingnya melihat kakinya
lecet, tanpa sadar dua orang pria mengambil tasnya. Ia pun tak bisa berbuat
apapun hanya melihatnya.
Sek Jang
masuk ke dalam kamar karena Soo Hyun tak menjawab teleponnya, lalu melihat
kotak obat yang kosong. Soo Hyun terus berjalan sampai akhirnya dibagian atas
banyak orang yang menarik dan duduk di pinggir dinding, sebagian menari
mengikuti irama.
Akhirnya
Soo Hyun duduk di pinggir dinding, lalu tiba-tiba pandangan kabur dan merasa mulai
mengantuk. Saat akan terjatuh, Jin Hyuk datang memegang lengan Soo Hyun meminta
agar bangun. Soo Hyun malah terus
tertudir.
“Apa Kau
baik-baik saja? Apa kau sakit?”tanya Jin Hyuk panik.
“Tidak,
aku tak sakit. Aku hanya ngantuk.” Kata Soo Hyun langsung tertidur di bahu Jin
Hyuk.
Jin Hyuk
binggung, lalu saat itu juga sepatu yang digunakan Soo Hyun terjatuh. Beberapa
orang melihat kearah atas, Jin Hyuk meminta maaf dan meminta agar
membiarkannya.
Sek Jan
panik pergi ke meja receptionist bertanya apakah melihat tamu VIP wanita dari
Korea. Si pria tahu yang dimaksud adalah wanita cantik itu, memberitahu kalau
Soo Hyun pergi naik taksi untuk melihat matahari terbenam di pantai El Malecon.
“Ohh... Pantai
El Malecon. Terima kasih.” Kata Sek Jang langsung bergegas pergi. Si pria akan
memberitahu kalau tujuanya Ke Morro Cabana.
Akhirnya
matahari terbenam, Soo Hyun masih tertidur pulas di baju Jin Hyuk. Lalu Soo
Hyun terbangun dan keduanya tiba-tiba saling menatap dengan wajah sangat dekat.
Soo Hyun akhirnya tersadar lalu bertanya Apa Jin Hyuk butuh sesuatu darinya.
“Apa aku
butuh sesuatu darimu?” tanya Jin Hyuk bingung. Soo Hyun binggung kenapa ia bisa
bersandar di bahu Jin Hyuk.
“Kau
tertidur satu jam yang lalu, dan hampir jatuh...” ucap Jin Hyuk
“Kenapa
kau melakukan ini? Sepatuku.” Ucap Soo Hyun melihat sepatunya tak ada.
“Itu
Bukan ulah aku. Tapi Itu jatuh begitu saja dan
mendarat disana. Biar aku jelaskan supaya kau tak salah paham atau
tersinggung. Kau hampir jatuh saat duduk disini dan sambil tertidur. Lalu aku
menangkapmu tepat ketika kau akan jatuh. Jadi kau bisa mempercaiku.” Jelas Jin
Hyuk memilih untuk pamit pergi.
Soo Hyun
menahanya meminta agar membantunya agar mengambilkan sepatunya. Jin Hyuk
tersenyum melihat kalau berbahaya jadi meminta agar menunggu saja. Tiba-tiba
Soo Hyun menatap kearah matahari terbenam.
“Itu
bukan bohong rupanya... Indahnya.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk binggung karena akan
pergi mengambil sepatu tapi Soo Hyun seperti terpana dengan mata hari terbenam.
“Lebih
cantik daripada postcard yang ada di hotel, kan? Oh, kau mungkin tak punya
hotel.” Ejek Soo Hyun. Jin Hyuk hanya tersenyum lalu mengeluarkan ponsel dan
earphonenya.
“Matahari
terbenam di pantai El Malecon dua kali lebih menyentuh jika kau menyaksikannya
sambil mendengarkan musik ini.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun pun mendengar lagu
seperti mengingat kenangan buruknya.
Soo Hyun masuk ke pasar-pasar agar memilih Kandidat nomor dua mendukung ayahnya. Lalu wartawan meliaht Putri Cha Jong Hyun
sangat cantik saat ada di tempat kuliah, setelah itu menikah dengan pria
pilihan ayahnya dan bercerai, semua ceritanya jadi konsumsi publik.
Di wajah
Soo Hyun akhirnya bahagia duduk menatap matahari terbenam dengan banyak orang
yang menari. Di bawah Jin Hyuk mengambil sepatu Soo Hyun yang jatuh, memberikan
senyuman sumringah. Soo Hyun seperti hanya menatapnya. Jin Hyuk melihat Soo
Hyun berpikir wanita itu sepertinya tak asing dan menduga kalau selebriti.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
kerja bagus, thx.
BalasHapus