PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 29 November 2018

Sinopsis Encounter Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Seorang wanita memberikan selembaran, terlihat hanya bagian punggungnya sambil berkata “Cha Jong Hyun adalah orang yang dapat dipercaya.Tolong pilih dia.” Dengan pergi ke wilayah pemilihan seperti pasar.
“Putri Kandidat Cha Jong Hyun, Cha Soo Hyun, Dia terkenal akan kecantikannya. Kepopulerannya seperti selebriti.”
Akhirnya Cha Jong Hyun menjadi Walikota Seoul dan akan memasuki Balai Kota Seoul. Soo Hyun pun menikah dengan CEO Jung Woo Suk dari Taekyung.
“Seorang politisi dan pengusaha. Soo Hyun hidup sebagai menantu konglomerat. Soo Hyun berpamitan dengan ayah mertuanya. Ada banyak rumor tentang dirinya dan Jung Woo Suk. Pernikahan mereka berakhir dalam dua tahun.”
Jong Hyun terlihat sangat tertekan dengan hidupnya akhirnya keluar dari rumah dan berjalan melihat sebuah lukisan, ia seperti melihat ada sebuah negeri dongeng didalamnya. 

Manager memberitahua Pada hari pembukaan semua kamar penuh dipesan dan melihat kalau ini bukan musimnya, jadi mereka membuat pekerjaan yang bagus. Ia pikir Para konsumen pastinya menyukai fasilitas dan furniture yang mereka miliki karena semuanya berkualitas tinggi.
“Pemandangannya-lah daya tariknya.” Komentar Soo Hyun dingin. Sek Jang Min Ni memberitahu Soo Hyun kalau harus pergi sekarang.

Soo Hyun duduk dibangku belakang melihat tabny [Rencana Hotel Donghwa untuk Dibuka di Sokcho pusat relaksasi baru, Donghwa Hotel Sokcho] Sementara Sek Jang yang duduk dibangku depan terus menguap disebelah sopir.
“Bagaimana kalau kita istirahat dahulu di Rest Area?” ucap Soo Hyun
“CEO, Anda ingin minum teh? Jika itu karena saya, maka tak perlu.” Kata Sek Jang
“Aku tak ingin lihat Sek Jang menguap.” Komentar Soo Hyun. Sek Jang pun tak bisa berkata-kata. 

Sesampai di Rest Area, Sek Jang pikir akan ambilkan air dahulu untuk Soo Hyun. Soo Hyun pikir lebih baik makan ramyeon saja daripada minum air. Sek Jang binggung dan kaget. Soo Hyun pikir kalau makanan itu tak pantas untuknya.
Itu... Sama seperti bencana restoran sashimi waktu terakhir kali, itu bisa menjadi masalah jika Anda mengambil foto. Tapi jika Anda bersikeras, akan saya temani.” Ucap Sek Jang
“Itu hanya candaan. Saya akan tinggal dimobil dan Kau bisa ikut juga.” Kata Soo Hyun pada sopirnya. Keduanya pun turun dari mobil.
“Ramyeon terasa enak jika makan di Rest Area.” Keluh Soo Hyun yang tak bisa makan disembarang tempat karena imagenya.

Setelah selesai makan, Sek Jang bertanya apakah Soo Hyun mau pergi ke hotel. Soo Hyun meminta agar mengantar ke kantor saja. Mereka pun sampai ruang kerja yang luas, Sek Jang memperlihatkan pakaian dari Hannam-dong.
“Seleranya dalam pakaian tak pernah berubah. Meski begitu, kancing-kancing kali ini cukup indah.” Komentar Soo Hyun lalu mulai menganti pakaianya.
“Berapa lama menurutmu aku harus melakukan ini?Mungkinkah aku harus seperti ini sampai berusia 60?” tanya Soo Hyun menganti pakaian berwarna biru dengan tatapan dingin.
“Ketika Anda berusia 60, Ketua Kim akan berusa 100 lebih. Semua makanan hebat di dunia ini tak akan membuatnya tetap sehat pada usia itu.” Kata Sek Jang
“Itulah yang dia suka. Sesuatu yang menurut orang lain mengejutkan seperti permainan baginya.” Kata Soo Hyun. Sek Jang mengaku  menyesal berkata begitu.
“Itu mungkin kasar tapi menyegarkan untuk mendengar.” Komentar Soo Hyun
“Anda seharusnya tak pernah menyetujui klausul itu. Menghadiri pesta ulang tahun mantan ibu mertua and itu sedikit tak wajar, meskipun itu bagian dari perjanjian.” Ucap Sek Jang
“Jika aku tak setuju,maka aku tak akan pernah bercerai.” Balas Soo Hyun. Sek Jang membenarkan.
“Kupikir semuanya sudah berakhir ketika Tuan Jung meninggal, tapi nenek sihir itu menggantikannya. Ini semua kekacauan besar.” Kata Sek Jang. Soo Hyun tak berkomentar hanya bisa menghela nafas panjang.


Wartawan sudah menunggu didepan gedung, melihat Soo Hyun datang semua langsung mendekat untuk mengambil gambar dan meminta agar bisa berbicara. Di ruangan sudah banyak orang yang berkumpul, Soo Hyun datang menemui mantan mertuanya mengucapkan Selamat ulang tahun.
“Oh, kau di sini... Bagaimana keadaan ayahmu? Apa Dia sehat?” tanya Nyonya Jung. Soo Hyun mengaku ayahnya sehat.
“Dia pasti sibuk sebagai perwakilan partai.” Kata Nyonya Jung, Soo Hyun pikir itu Sudah seharusnya.
“Pakaiannya terlihat cocok untukmu meskipun sedikit terlalu mahal.” Komentar Nyonya Jung sebalum pergi menyapa tamu yang lainya.

Jung Woo Seok menyapa mantan istrinya yang datang, Soo Hyun mengaku senang bertemu denganmu sesudah sekian lama. Woo Seok merasa ragu sesuatu yang benar di antara mereka, karena Soo Hyun  meminta hotel dibawah alimentasi dan berpikir mantan istrinya itu bodoh.
“Lalu aku membaca artikel tentang itu, dan itu luar biasa. Kudengar, kau membuka cabang di Kuba.” Kata Woo Seok
“Terima kasih. Bukankah seharusnya kau menikah lagi?” ucap Soo Hyun
“Apa Kau masih tertarik padaku? Aku bersyukur.” Komentar Woo Seok
“Begitu dia memiliki menantu baru, maka dia akan berhenti mengundangku.” Balas Soo Hyun
“Sebenarnya, ibuku akan membuatmu berdiri disampingnya. Kau tahu bagaimana dia..” Komentar Woo Seok
“Ini bukanlah candaan Aku lebih suka kau menyelesaikan masalah ini.” Tegas Soo Hyun
“Jika aku melakukannya, apa kau akan senang jika bertemu denganku? Kau dan pesona tanpa akhir, tapi Wajah muram seperti biasanya.” Goda Woo Seok
“Kau memohon cerai sesudah bertemu wanita impianmu, lalu apa artinya semua omong kosong ini?” keluh Soo Hyun.
Woo Seok mengajak Soo Hyun makan karena ibunya sudah menyiapkan pesta. Soo Hyun menyuruh Woo Seok pergi saja karena membuatnya tak nyaman. Woo Seok pikir kalau Di mana Soo Hyun akan merasa nyaman di rumahnya karena ia hanya berusaha berteman.

Soo Hyun akhirnya menaiki mobilnya sudah ada berita di media online   ["Direktur Cha Soo Hyun Menghadiri Pesta Lagi Tahun Ini"] Sek Jang melihat sopirnya tak mengambil jalan Namsan Tunnel. Sopirnya mengaku  Sedikit mengerikan lewat Namsan Tunnel.
“Itu hanya akan memakan waktu satu menit, tapi kau lebih suka berputar-putar?” keluh Sek Jang
“Tuan Nam, kau pernah ke Menara Namsan Seoul?” tanya Soo Hyun melihat ke arah Namsan
“Saya pernah pergi ke sana dengan Parlemen” ucap Tuan Nam. Soo Hyun tak percaya kalau pergi Dengan ayahnya.
“Kami sebenarnya seharusnya berada di perpustakaan, tetapi dia bersikeras untuk keluar karena pengap. Saya mengatakan kepadanya bahwa kita harus belajar. Katanya sekarang sudah lebih bagus tempat itu. Apa CEO Cha pernah ke sana?” ucap Tuan Nam. Soo Hyun mengaku tak pernah.
“Kenapa sekarang kita tak kesana saja untuk menghirup udara segar?” tanya Tuan Nam
“Tidak, aku sudah kenyang di foto seharian ini.” Kata Soo Hyun. Tuan Nam bertanya-tanya Apakah para wartawan masih ada
“Berita bergerak lebih cepat di media sosial belakangan ini.” Keluh Sek Jang dan akhirnya Soo Hyun hanya meminta agar membuka jendela mobilnya saja.
“Udaranya dingin malam ini. Anda besok mau bepergian, sebaiknya menjaga diri agar tak masuk angin.” Ucap Sek Jang melarang
“Jam berapa penerbangannya?” tanya Soo Hyun. Sek Jang menjawab Pesawat akan lepas landas jam 9 malam.


Di dalam pesawat, Soo Hyun membaca buku melihat sebuah lukisan wajah. Saat itu di Cuba, Kim Jin Hyuk mengambil foto dengan cameranya melihat semua kebiasaan penduduk cuba, wajahnya terlihat bahagia melakukan solo traveling ditemani dengan cameranya.
Jin Hyuk tiba-tiba masuk ke sebuah tempat seperti istana dengan pintu gerbang terbuka. Di balik dinding tinggi, terlihat taman yang sangat indah. Pria tua mendekatinya kalau tahu komentar Jin Hyuk kalau taman itu  indah. Jin Hyun membenarkan kalau tamanya sangat indah.
“Itu hanyalah taman tua.” Komentar Si pria tua
“Taman ini tampaknya mendapatkan cukup kasih sayang dari seseorang dari waktu yang lama.” Komentar Jin Hyuk
“Itulah saat-saat indahnya, Semuanya ada di sini...  Semuanya tampak seperti itu dan Sangat sulit untuk menjaganya tetap utuh... Ini kebun istriku. Cinta dimulai dari sini dan berakhir di sini.” Ungkap Si pria. Jin Hyuk sempat melonggo dan menganguk mengerti. 


Jin Hyuk duduk di cafe pinggir jalan memesan segelas cola, Sementara Soo Hyun berada dalam mobil melihat brosur Desain Interior, Konsep dan Desain Donghwa Hotel. Sopir yang mengemudikan mobil sibuk menelp dengan memegang ponselnya.
“Ini Sangat berbahaya untuk mengirim pesan saat sedang mengemudi.” Kata Sek Jang memperingati tapi Sopirnya tak mengerti
“Maaf, CEO.. Saya diberitahu supir ini fasih berbahasa Inggris, tapi sepertinya dia tak bisa berbicara sepatah kata pun!” kata Sek Jang
“Setelah acara selesai, kita pulang dengan supir lain, kan?”ucap Soo Hyun
“Aku akan memeriksa lebih menyeluruh mulai sekarang.” Tegas Sek Jang
Tiba-tiba mobil menabrak meja yang ada di depanya dan itu meja yang diduduki oleh Jin Hyuk karena menghindari seorang wanita. Si Sopir keluar mobil adu mulut dengan pria yang menyebabkan kecelakaan. Soo Hyun masih shock bertanya pada Sek Jang apakah tak punya SIM Internasional. Sek Jang mengaku belum punya.
“Sepertinya kau harus bicara dengannya.” Ucap Soo Hyun melihat Jin Hyuk yang mengambil kamera yang rusak karena jatuh.  Jin Hyuk melihat kalau kameranya rusak.
“Apa Kau orang Korea?” tanya Sek Jang mendengar Jin Hyuk berbicara bahasa korea. Jin Hyuk menganguk.
“Aku sangat menyesal. Sopirku melakukan kesalahan. Apa Tak ada yang terluka?” kata Sek Jang
“Sepertinya kameraku terluka.” Ucap Jin Hyuk, Sek Jang meminta maaf.
“Jika kau memberitahuku nomor modelnya, kami akan mengganti dengan yang baru.” Kata Sek Jang.  Soo Hyun melihat dari dalam mobil dengan wajah serius
“Tak apa-apa. Kau bisa pergi.” Ucap Jin Hyuk menolak, Sek Jang memohon agar bisa mempertimbangkan posisi mereka juga.
“Ini mungkin menjadi rumit nanti, jadi beri aku nomormu. Kami akan mengirimimu kamera baru.” Ucap Sek Jang
“Aku menerima ini sebagai hadiah kelahiranku. Jadi Mustahil untuk membeli sebuah kenangan, kan?” kata Jin Hyuk
“Yah, kami benar-benar minta maaf. Tapi kita tak bisa mengembalikan waktu. Kameramu tampak tua. Kenapa kau tak mengganti...” kata Sek Jang dan saat itu bunyi klakson berbunyi karena mobil menghalangi jalan.
“Sepertinya kita membuat kemacetan. Aku tak terluka, jadi kau boleh pergi saja.” Kata Jin Hyuk. Akhirnya Sek Jang memberikan kartu namanya,
“Jika kau memberitahuku nama dan nomormu, aku akan menghubunginya.” Ucap Sek Jang.
“Aku akan menghubungimu di nomor ini.”kata Jin Hyuk memasukan ke saku celananya dan Sek Jang bergegas masuk karena harus memindahkan mobil sekarang dan meminta segera menghubunginya. 



Seorang wanita berdiri di podium memberitahu Donghwa Hotel, perusahaan mitra dari Havana Hotel, adalah merek Asia pertama yang melakukan ekspansi ke Amerika Latin dan Selatan. Ia pun meminta agar Presdir Cha Soo Hyun memberikan sambutan.
“Ini Adalah hal yang sangat wajar sudah memilih Donghwa sebagai mitramu untuk membangun hotel terbaik di Havana. Alasannya adalah karena kita, di Donghwa, tahu bahwa Keindahan historis adalah daya tarik Havana.” Ucap Soo Hyun
Akhirnya Soo Hyun dan Presdir Hotel melihat iklan bersama, Soo Hyun berkomentar kalau sangat menyenangkan kita bisa berbagi nilai dan Sangat luar biasa. Presdir Hotel mengucapkan terimakasih dan bertanya apakah pernah melihat matahari terbenam di Pantai Malecon.  Soo Hyun mengaku belum.
“Itu adalah sesuatu yang harus benar-benar kau saksikan. Warna matahari terbenam berbeda setiap harinya. Aku juga mengusulkan kepada istriku untuk ke sana.” Ucap Presdir Hotel. Soo Hyun hanya tersenyum. 


Di bawah pohon
Jin Hyuk membaca buku ["Akhir Dunia, Pacar"] lalu tiba-tiba seorang anak kecil menariknya untuk mengajak menari. Ia menolak karena tak bisa menari, tapi si anak tetap menariknya untuk menari bersama. Akhirnya Jin Hyuk bergabung dengan peduduk Kuba menari dengan senyuman bahagia.
Sementara didalam mobil, Soo Hyun bertanya apakah Sek Jang Sudah menyelesaikan masalah dengan pria kamera itu. Sek Jang mengaku usdah memberinya nomornya dan mengatakan akan menelepon ketika sudah sampai di Korea.
“Tawarkan dia banyak uang sehingga tak akan menjadi masalah nantinya.” Saran Soo Hyun
“Tapi ini sedikit bingung, CEO.. Kameranya tampak cukup tua, dan dia menolak kompensasi untuk model yang sama.” Jelas Sek Jang. Soo Hyun binggung ingin tahu alasanya.
“Dia tak tertarik dengan model yang lebih baru. Lalu Dia hanya mengikhlaskan dan menyuruh memindahkan mobil kita.. Hanya karena kamera nya antik dia keterlaluan. “ ucap Sek Jang. Soo Hyun melihat keluar dari jendela mobil.
“Aku yakin Dia akan menerimanya jika kita menghargai 100jt won. Itu akan membuatnya melupakan kecelakaan mobilnya. Dia akan mengambil uang kita. Tapi... Lupakan 100juta won,  Dia bahkan akan puas dengan 10jt won.” Kata Sek Jang
“Dia tak akan mengambil uang kita. Orang itu.” Ucap Soo Hyun melihat Jin Hyuk seperti orang yang sangat sederhana. Sek Jang binggung 


Sesampai di hotel, Sek Jang meminta Soo Hyun Beristirahatlah, dan akan menjadwalkan makan malam satu jam dari sekarang, karena sedang memikirkan restoran lokal. Soo Hyun memilih akan beristirahat saja, jadi Sek Yang makan malam dengan nyaman.
“Apa Anda akan minum pil tidur dan tidur lebih awal?” tanya Sek Jang
“Ini akan membantuku beradaptasi dengan perbedaan waktu.”komentar Soo Hyun.
“Tapi masih terang di luar.” Ucap Sek Jang. Soo Hyun pikir Sek Jang  Jangan hiraukan dirinya dan makan malam sajalah.
“Tetap saja Anda harus makan malam.” Kata Sek Jang khawatir.
“Aku akan tidur lebih awal dan sarapan berkualitas tinggi.” Tegas Soo Hyun. Sek Jang berjanji akan menyiapkannya.
“Kau mengerti apa yang kumaksud dengan sarapan berkualitas tinggi?” tanya Soo Hyun. Sek Jang mengaku sangat mengerti.
“Kerja bagus hari ini. Aku akan menemuimu besok.” Kata Soo Hyun lalu masuk ke dalam kamar. 


Soo Hyun masuk kamar langsung meminum obat tidurnya, lalu melihat foto matahari terbenam di pantai Malecon.  Lalu menelp Sek Jang ingin tahu apa yang didlakukan. Sek Jang mengaku berada di tengah-tengah sesuatu. Soo Hyun ingin tahu apa yang dilakukan.
“Saya datang ke luar untuk minum bir.” Akui Sek Jang yang sudah berganti baju. Soo Hyun tak percaya sek-nya sudah pergi.
“Aku merasa sedikit haus.” Kata Sek Jang. Soo Hyun bertanya apakah pergi Sendirian
“Tidak, saya akan menggaet pria sekarang.” Ucap Sek Jang lalu menyapa pria bertelanjang dada lalu lalang didepannya.
“Apa Kau pernah ke Pantai Malecon?’ tanya Soo Hyun. Sek Jang mengaku tidak.
“Bagaimana jika kita pergi kesana bersama?” saran Soo Hyun. Sek Jang mengeluh pada Soo Hyun kalau harus pergi ke sana dengan pacarnya.
“Kenapa aku pergi kesana bersamamu?” keluh Sek Jang. Soo Hyun balik mengeluh sek macam apa itu.
“Memang benar aku ini sekretarismu, tapi tak seharusnya saya menghabiskan waktu dengan Anda sesudah bekerja, kan?” kata Sek Jang
“Kau tampak sangat bersemangat sendiri, padahal aku merasa bosan.” Ungkap Soo Hyun menyindir
“Tak apa-apa merasa bosan setidaknya selama sehari.” Komentar Sek Jang sedikit melawan.
“Apa tak apa-apa jika kau kehilangan pekerjaanmu?”ancam Soo Hyun. Sek Jang mengeluh Soo Hyun melakukan itu lagi.
“Hei! Kau tak pernah menerima pengunduran diriku, jadi berhentilah mengancamku.” Keluh Sek Jang
“Aku mengancammu karena bosan.” Ucap Soo Hyun. Sek Jang makin mengeluh bosnya itu sudah gila.
“Jadi ayo bersenang-senang.”rengek Soo Hyun, Sek Jang mengaku yang ingin dikatakan “Biarkan aku bersenang-senang, Cha Soo Hyun!”
“Baikkah.. Selamat bersenang-senang dan Pulanglah ambil kelas ekonomi besok.” Ucap Soo Hyun. Sek Jang kesal karena Soo Hyun yang terlalu jahat dan Soo Hyun sudah menutup telpnya.


Soo Hyun akhirnya keluar dari kamar, seorang pria menghampirinya mengaku tak diberitahu bahwa Soo Hyun membutuhkan mobil. Soo Hyun mengaku Ini untuk urusan pribadi jadi ingin naik taksi. Si pria ingin tahu Soo Hyun pergi kemana.
“Aku ingin pergi ke suatu tempat dimana aku dapat melihat matahari terbenam di pantai El Malecon.” Ucap Soo Hyun.
“Maka kau harus pergi ke Morro Cabana. Dan Apa kau tahu? Itu adalah tempat yang sempurna untuk jatuh cinta.” Kata Si pegawai.
Sebuah taksi sudah menunggu, Si pria meminta Sopir agar membawa Soo Hyun ke Morro Cabana lalu berharap semoga berhasil.

Saat berjalan menuju pantai, taksi yang dinaiki Soo Hyun tiba-tiba mengeluarkan asap. Sopir turun dari mobil dan memeriksanya, Soo Hyun terlihat gugup karena baru pertama kali pergi sendiri. Sopir taksi akhirnay meminta maaf karena mobilnya rusak.
“Kau bisa ambil feri dimulai dari sini... Itu akan jauh lebih cepat.” Kata Sopir. Soo Hyun akhirnya pergi menaiki kapal ferry. Soo Hyun hanya bisa menghela nafas.
Jin Hyuk melihat kameranya ingin tahu apa masih bisa mengambil foto.  Ia mencoba mengambil gambar dan tanpa sadar melihat sosok wanita cantik diseberang jalan.
Akhirnya Soo Hyun turun dari ferry, terlihat binggung dan ingin tahu Di mana Morro Cabana. Si pria menyebut kalau harus naik.  Soo Hyun terlihat binggung, tapi akhirnya mengerti harus menanjak.
Soo Hyun berjalan menanjak dan kelelahan, lalu menaruh tas disampingnya melihat kakinya lecet, tanpa sadar dua orang pria mengambil tasnya. Ia pun tak bisa berbuat apapun hanya melihatnya. 


Sek Jang masuk ke dalam kamar karena Soo Hyun tak menjawab teleponnya, lalu melihat kotak obat yang kosong. Soo Hyun terus berjalan sampai akhirnya dibagian atas banyak orang yang menarik dan duduk di pinggir dinding, sebagian menari mengikuti irama.
Akhirnya Soo Hyun duduk di pinggir dinding, lalu tiba-tiba pandangan kabur dan merasa mulai mengantuk. Saat akan terjatuh, Jin Hyuk datang memegang lengan Soo Hyun meminta agar bangun.  Soo Hyun malah terus tertudir.
“Apa Kau baik-baik saja? Apa kau sakit?”tanya Jin Hyuk panik.
“Tidak, aku tak sakit. Aku hanya ngantuk.” Kata Soo Hyun langsung tertidur di bahu Jin Hyuk.
Jin Hyuk binggung, lalu saat itu juga sepatu yang digunakan Soo Hyun terjatuh. Beberapa orang melihat kearah atas, Jin Hyuk meminta maaf dan meminta agar membiarkannya. 

Sek Jan panik pergi ke meja receptionist bertanya apakah melihat tamu VIP wanita dari Korea. Si pria tahu yang dimaksud adalah wanita cantik itu, memberitahu kalau Soo Hyun pergi naik taksi untuk melihat matahari terbenam di pantai El Malecon.
“Ohh... Pantai El Malecon. Terima kasih.” Kata Sek Jang langsung bergegas pergi. Si pria akan memberitahu kalau tujuanya Ke Morro Cabana.
Akhirnya matahari terbenam, Soo Hyun masih tertidur pulas di baju Jin Hyuk. Lalu Soo Hyun terbangun dan keduanya tiba-tiba saling menatap dengan wajah sangat dekat. Soo Hyun akhirnya tersadar lalu bertanya Apa Jin Hyuk butuh sesuatu darinya. 

“Apa aku butuh sesuatu darimu?” tanya Jin Hyuk bingung. Soo Hyun binggung kenapa ia bisa bersandar di bahu Jin Hyuk.
“Kau tertidur satu jam yang lalu, dan hampir jatuh...” ucap Jin Hyuk
“Kenapa kau melakukan ini? Sepatuku.” Ucap Soo Hyun melihat sepatunya tak ada.
“Itu Bukan ulah aku. Tapi Itu jatuh begitu saja dan  mendarat disana. Biar aku jelaskan supaya kau tak salah paham atau tersinggung. Kau hampir jatuh saat duduk disini dan sambil tertidur. Lalu aku menangkapmu tepat ketika kau akan jatuh. Jadi kau bisa mempercaiku.” Jelas Jin Hyuk memilih untuk pamit pergi.
Soo Hyun menahanya meminta agar membantunya agar mengambilkan sepatunya. Jin Hyuk tersenyum melihat kalau berbahaya jadi meminta agar menunggu saja. Tiba-tiba Soo Hyun menatap kearah matahari terbenam.
“Itu bukan bohong rupanya... Indahnya.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk binggung karena akan pergi mengambil sepatu tapi Soo Hyun seperti terpana dengan mata hari terbenam.
“Lebih cantik daripada postcard yang ada di hotel, kan? Oh, kau mungkin tak punya hotel.” Ejek Soo Hyun. Jin Hyuk hanya tersenyum lalu mengeluarkan ponsel dan earphonenya.
“Matahari terbenam di pantai El Malecon dua kali lebih menyentuh jika kau menyaksikannya sambil mendengarkan musik ini.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun pun mendengar lagu seperti mengingat kenangan buruknya. 

Soo Hyun  masuk ke pasar-pasar agar memilih Kandidat nomor dua mendukung ayahnya.  Lalu wartawan meliaht Putri Cha Jong Hyun sangat cantik saat ada di tempat kuliah, setelah itu menikah dengan pria pilihan ayahnya dan bercerai, semua ceritanya jadi konsumsi publik.
Di wajah Soo Hyun akhirnya bahagia duduk menatap matahari terbenam dengan banyak orang yang menari. Di bawah Jin Hyuk mengambil sepatu Soo Hyun yang jatuh, memberikan senyuman sumringah. Soo Hyun seperti hanya menatapnya. Jin Hyuk melihat Soo Hyun berpikir wanita itu sepertinya tak asing dan menduga kalau selebriti.

Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar: