PS : All images credit and content copyright : TVN
Flash Back
Yi Hyun
memiliki dua anak, sebelum pergi ia mengendong dua anaknya yang terlihat sangat
lucu. Mereka seperti sangat dekat dengan ayahnya, Ok Nam pun tersenyum bahagia
melihat suaminya.
Ok Nam
memberikan syal untuk suaminya agar tak kedinginan, Yi Hyun pun memegang
pipinya seperti pamit pergi tapi ternyata Ok Nam mengetahui kalau suaminya
pergi.
“Suamiku pergi setelah berpamitan,
tapi dia tak pulang lagi. Selama 699 tahun, waktu berlalu begitu cepat.”
Mereka
pun masuk rumah, Ki Geum mengaku Rumahnya agak berantakan, tapi meminta agar
menganggaplah rumah sendiri. Nenek Ok Nam pun meminta izin agar bisa menginap untuk
malam ini saja. Kim Geum panik melihat jemuran celana dalam dan buru-buru
merapihkanya.
“Aku
minta maaf karena membuatmu terganggu.” Ungkap Ok Nam dan berkomentar dalam
hati kalau Kim Geum adalah pria muda yang baik.
“Tapi,
ada perlu apa ke Seoul? Kupikir aku salah lihat tadi.” Kata Kim Geum lalu melihat Ok Nam muda yang
mengangkat tanaman yang sudah mati dan berubah bisa tumbuh kembali bahkan
mengeluarkan bunga.
“Bagaimana
kau melakukannya? Tanaman ini mati sebelumnya. Mungkinkah... Aku tak seharusnya
percaya, tapi... apa nenek rubah berekor sembilan?” kata Kim Geum binggung. Ok
Nam seperti ingin memukul Kim Geum.
“Astaga,
lupakan saja... Seharusnya aku tak menanyakan itu padamu.” Ucap Kim Geum
ketakutan.
Ternyata
Ok Nam hanya memberikan pot agar Kim Geum memegangnya. Kim Geum berusaha tenang
mengaku hanya bercana jadi meminta agar jangan pedulikan apa yang dikatakan
tadi karena tak ingin Ok Nam marah.
“Aku
seorang peri.” Akui Ok Nam. Kim Geum pun melonggo binggung.
“ Kau
bilang Peri? Apa Maksudmu makhluk yang rambutnya seperti kupu-kupu dan memakai
baju bersayap tembus pandang? Apa Peri seperti itu?” ucap Kim Geum. Ok Nam hanya
tersenyum.
Yi Hyun
tertidur seperti ada di atas awan dengan baju tidurnya, beberapa bidadari
datang menghampiri seperti ingin mengodanya. Yi Hyun terlihat bahagia karena
dikelilingi oleh wanita cantik. Yi Hyun
tertidur sambil tersenyum dengan mimpinya.
Kim Geum
menuruni tangga mengetuk pintu kamar profesornya, Yi Hyun terbangun dengan
kesal berteriak marah karena sudah mengatakan takkan makan ramyeon. Akhirnya
Kim Geum pun masuk kamar.
“Aku
sudah tidur nyenyak tadi kau malah membangunkanku.” Keluh Yi Hyun. Kim Geum
meminta maaf karena Yi Hyun yang sudah tertidur.
“Kenapa
ke sini?” tanya Yi Hyun. Kim Geum
meminta izin untuk tidur dikamar Yi Hyun sekarang.
“Apa kau
bodoh? Kau bercanda? Kau tak menyukai orang tidur dengan rambut rontok Dan lantainya
terlalu dingin. Lalu Kamarmu kenapa? Apa seseorang membutuhkan tempat tinggal?”ucap
Yi Hyun melihat Kim Geum sudah membawa alas tidur.
“Ya....
Ada sesuatu.” Akui Kim Geum dengan senyuman sumringah.
“Sudah
kubilang jangan terlalu baik 'kan? Daripada bersyukur, mereka akan
memanfaatkanmu. “ komentar Yi Hyun sinis.
“Terkadang,
ada orang yang tak bisa dihindari. Dan dia seorang peri.”ucap Kim Geum. Yi Hyun
pikir Kim Geum sedang melantur.
“Aku
memimpikan peri... Ahh.. Dasar Brengsek. Itu mimpi yang luar biasa... Bisakah
aku kembali ke mimpi itu?” keluh Yi Hyun kembali berbaring. Kim Geum ingin
bicara tapi Yi Hyun tak mau dengan menyuruh Kim Geum mematikan lampu.
“Jangan
berani mendengkur atau menggertakkan gigi. Aku dapat mendengarmu melalui
penutup telinga. Aku sensitif.” Ucap Yi Hyun. Kim Geum mengerti.
Dalam
lampu yang sudah dimatikan, Kim Geum berbaring di tempat tidurnya lalu mengajak
bicara Yi Hyun memberitahu tentang wanita tua yang sebelumnya di lihat, yaitu
yang dianggap oleh Yi Hyun sebagai rubah berekor sembilan.
“Wanita
itu.... Dia seorang peri...”ucap Kim Geum. Yi Hyun tak menanggapinya seperti
sudah tertidur pulas, Kim Geum melihat Yi Hyun sudah tidur akhirnya hanya bisa
mengucapkan Selamat malam.
Yi Hyun
duduk diatas tempat tidur mengajak bicara Jeom Soon kalau Kim Geum itu pria muda yang baik. Jeom Soon berubah
kembali menjadi manusia mengaku kalau sangatmenyukainya karena menurutnya Ini
tempat yang bagus.
“Kita
bisa tinggal di sini selamanya.” Ucap Jeom Soon dengan wajah bersemangat.
“Kita tak
boleh tinggal lama dan akan berkemas besok.” Tegas Ok Nam
“Ibu
selalu seperti itu... Bisakah kita tinggal di sini saja?” keluh Jeom Soon
sambil mencari laptopnya.
Ia
mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dari lembaran kertas dengan gambar laptop
akhirnya berubah menjadi laptop dan juga mouse,
Ia pun memulai kembali menulis cerita
dan akan memulai kembali.
“Tuan
muda dari rumah berjalan menuju budak-nya seketika dia tiba-tiba bergerenyit
dan mundur.”
"Aku
baru saja memotong kayu bakar dan aku berkeringat juga bau."
“Untuk
itu, tuan muda bilang, "Ini, ambil ini," dan mengulurkan tiga ikan
corvina kering. yang diikat dengan jerami
Saat Jeon
Soon menuliskan cerita hanya dengan menulis cerita bersentuhan tangan membuat
ekornya kembali keluar.
Sementara
Ok Nam keluar dari kamar bisa melihat bulan purnama bersinar dengan terang
“Sudah
699 tahun sejak aku meninggalkan dunia peri. Bintang harus kembali ke asalnya. Bintang-bintang
harus berada di tempat untuk ranah manusia agar teratur.”
“Suamiku
harus menemukan ingatannya kembali.”gumam Ok Nam sambil mengingat saat bersama
dengan suaminya.
Dan esok
paginya Yi Hyun pun terbangun dengan kaget melihat pesan yang dituliskan Kim
Geum “Profesor, aku duluan, ada keperluan.” Akhirnya Yi Hyun keluar dari kamar.
Ok Nam
melihat anaknya sedang membaca buku lalu bertanya apakah Jeom Soon tak lapar.
Jeom Soon mengeluh kalau terkadang tak punya selera makan. Ok Nam meminta Jeom
Soon menatap anaknya dengan tatapan curiga.
“Apa kau
menyelinap ke lantai bawah tanpa kusadari?” ucap Ok Nam curiga
“Yah,
hanya karena tak ada toilet di sini.jadi Itu sebabnya aku turun.”akui Jeom
Soon.
“Kau tak
menimbulkan masalah apa pun, kan?” kata Ok Nam memastikan, Jeom Soon mikirkan Masalah
apa yang bisa disebabkan.
“Aku tak
bisa... menyiram toilet.” Akui Jeom Soon.
Yi Hyun
pergi ke toilet dan langsung menjerit saat melihat toiletnya lalu menyikir, lau mengomel pada
Kim Geum yang sudah menyuruh untuk menutup setelah buang air kecil tapi malah
tak menyiram setelah buang air besar.
“Aku tak
tahan ini!” jerit Yi Hyun yang tak bisa kotor berusaha menekan flush dengan
kakinya lalu berlari keluar dari toilet.
Jeom Soon
mengaku Toiletnya sangat berbeda jadi tak tahu apa yang harus ditekan. Ok Nam
lalu melihat bekas di wajah Jeom Soon seperti baru makan sesuatu. Jeom Soon
berusaha mengelak, tapi akhirnya mengaku menemukan banyak hal tadi.
“Aku
makan sedikit dan Tak ada yang tahu.” Ungkap Jeom Soon yakin
Yi Hyun
pergi ke dapur, mengambil nasi dan saat
akan mengambil dalam panci tak ada yang diambil dari sendoknya. Ia binggung
ternyata panci isi karinya kosong, lalu mengeuh karena Kim Gem yang
menghabiskan semua kari ini.
“Jadi dia
menghabiskan semua lalu buang air besar tak menyiramnya? Waah.... Dia pasti
ingin gelut denganku 'kan?” ucap Yi Hyun marah pada Kim Geum.
Ok Nam
tak enak hati mengajak Jeom Soon pergi karena sudah merepotkan Kim Geum. Jeom
Soon mengeluh pada ibunya padahal sebelumnya bilang pria di bawah adalah
ayahnya, jadi kenapa tak boleh makan makanannya dan menggunakan toilet.
“Aku hidup
tanpa ayah sepanjang hidupku.”keluh Jeom Soon.
“Ini
Bukan masalah besar menggunakan toiletnya sekali saja. Kau tak menyiram
sesudahnya... Itu masalah besar. Lagi pula Aku belum memastikan apa dia adalah
ayahmu juga.” Ungkap Ok Nam ragu.
“Maka
dari itu... Bisakah kita tinggal di sini saja? Hanya di ruangan ini. Dan Aku
takkan turun lagi.” Ucap Jeom Soon berjanji
“Kau
pasti akan turun lagi. Jadi Sekarang, cepat berkemas.” Tegas Ok Nam tahu kalau
Jeom Soon tak bisa menepati janji. Jeom Soon hanya bisa merengek dan mengeluh.
Sementara
Dong Bae sibuk main games sambil mengeluh karena tak melihat perisai yang
keluar dan kehilangan segalanya ketika ke Toilet. Ia pun mengeluh Tongkat
Ohjang-dong meninggalkan clan kdan bergabung dengan "Bayi Cacing
Sendok"
“Itulah
kenapa mereka bilang seseorang seharusnya tak membantu orang-orang yang
tersesat.” Keluh Dong Bae kesal lalu terdengar suara
“Apa kau
tidur dengan nyenyak?” ucap Ok Nam. Dong Bae melihat Nenek Ok Nam datang dengan
cucunya dibawah.
“Apa Kau
siap bekerja?” tanya Dong Bae penuh semangat.
Ok Nam meminta izin agar mencari tempat tinggal sebelum mulai bekerja.
“Aigoo....
Di mana kau tinggal semalam?” tanya Dong Bae merasa kasihan.
“Seorang
pria muda yang baik membantu kami.” Kata Ok Nam. Dong Bae memikirkan Ok Nam perlu tempat tinggal jadi meminta
menunggu di bawah.
Dong Bae
membuka pintu memberitahu kalau itu gudangnya jadi mereka bisa tinggal sementar
disana. Ok Nam masuk ke dalam ruangan telihat senang karena bahkan punya empat
dinding lalu mengucapkan Terima kasih pada Dong Bae.
“Akulah
dewa penjaga... Ayo keluar.” Ucap Dong Bae. Ok Nam pun keluar menunggu. Dong
Bae menutup pintu sambil menumpuk batu dan memberikan garis putih didepanya.
Keduanya
masuk kembali, seperti ada pintu lain. Akhirnya Jeom Soon dan Ok Nam masuk ke
dalam rumah dengan gaya kuno. Wajah Jeom Soon terlihat bahagia melihat kamar
yang luas. Ok Nam pu ikut bahagia
memiliki tempat tinggal di Seoul.
Kim Geum
masuk rumahnya sambil memanggil Ibu peri, tapi tak melihat Ok Nam
dimanapun. Ia pun berpikir kalau Ok Nam
sudah pergi. Saat itu Kim Geum menerima telp dari Yi Hyun yang berjalan masuk
ke dalam gedung. Yi Hyun bertanya apakah Jam mata kuliahnya sudah selesai.
“Tidak,
aku hanya mampir ke rumahku dan Aku akan segera kembali ke lab.” Ucap Kim Geum
“Apa kau
punya sesuatu untuk dikatakan kepadaku? Mungkin kau ingin mengakui dosamu.”
Kata Yi Hyun menyindir
“Aku tak
yakin.” Kata Kim Geum binggung, Yi Hyun mengeluh dengan Kim Geum malah tak mau
mengakui kesalahanya.
“Apa kau
akan tidur di tempatku lagi malam ini? Apa tamu-mu tak keluar?” kata Yi Hyun.
Kim Geum mengaku tak tahu untuk hari ini.
“Kau
harus berterima kasih kepada kemurahan hatiku. Aku membuat empat porsi kari, tapi
kau memakannya dan bahkan tak menyiram...” omel Yi Hyun dan saat itu Kim Geum
sedang sibuk membuka pintu rumahnya.
Ok Nam
datang ke rumah, Kim Geum hanya bisa melonggo melihat peri yang datang ke
rumahnya. Ok Nam mengaku melihat Kim Geum ada di rumah. Kim Geum hanya bisa
melonggo melihat Ok Nam yang dilihat seperti wanita muda.
“Aku tak
sempat berpamitan. Dan meninggalkan sesuatu di rumah” akui Ok Nam.
“Hei..
Kim Geum, apa kau disana?” teriak Yi
Hyun. Kim Geum akhirnya menutup telp berjanji akan menelp lagi.
“Apa dia
baru saja menutup teleponku? Apa asisten pengajar sudah berani? Pertempuran
sudah dimulai.” Kata Yi Hyun marah melihat sikap Kim Geum.
Yi Hyun
masuk lab, anak buahnya meminta agar Yi Hyun memeriksa hasil lab kemarin. Saat
itu teman wanita bertanya pada Kyung Sik, kapan Geum akan kembali. Kyung Sik menjawab kalau mereka tadi pergi
belanja. Diam-diam Yi Hyun mendengarnya.
“Apa Geum
belanja?” tanya Yi Hyun tak percaya. Kyung Sik memberitahu kalau Yi Hyun membelikan
hadiah untuk wanita.
“Itu
adalah pernyataan terlucu yang pernah kudengar sepanjang tahun. Aku tak tahu
kalau Geum tahu cara membuat lelucon seperti itu.” Ucap si wanita tak percaya
kalau Kim Geum memiliki pacar.
“Lelucon
macam apa ini? Reputasinya bahkan lebih buruk dariku.” Gumam Yi Hyun tak
percaya
“Lalu ke
mana Geum pergi?” tanya Kyung Sik. Si wanita yakin Kim Geum mungkin sedang berbicara dengan serangga.
“Luar
biasa. Apa ini tentang dia membeli hadiah untuk teman wanita? Apa dia benar-benar
membawa pulang wanita tadi malam?” gumam Yi Hyun tak percaya.
Di rumah
Kim Geum
mengetahui Ok Nam sekarang punya tempat tinggal. Ok Nam membawa buntalanya
mengucapkan Terimakasih untuk bantuan Kim Geum kemarin. Kim Geum membeli
sesuatu untuk Ok Nam dan memberikan tasnya. Ok Nam melihat isi tasnya.
“Kulihat,
kau tak punya sesuatu yang nyaman untuk dipakai.” Kata Kim Geum. Ok Nam tak
lupa mengucapkan Terima kasih.
“Wah.... Ini
sangat indah.” Ucap Ok Nam bahagia melhat celana longgar, Kim Geum pikir kalau
hargnya murah. Ok Nam tanpa malu mencoba celana yang dibeli Kim Geum. Kim Geum
malu langsung memalingkan wajahnya.
“Seumur
hidup, tak pernah kulihat kakiku seperti ini.” Kata Ok Nam bahagia, Kim Geum
kembali memalingkan wajahnya karena Ok Nam mencoba memakain kaos yang
dibelinya.
“Ini
sangat longgar sekali.” ucap Ok Nam sudah menganti bajunya. Kim Geum makin
tersenyum sumringah karena melihat wajah Ok Nam berubah menjadi muda.
Kim Geum
membereskan alas tidur yang dipakai semalam ke dalam lemari. Yi Hyun membahas
tentang Saat di lab, Kyung Sik bilang Kim Geum membelikan hadiah untuk wanita.
Kim Geum mengerti.
“Apa
maksudnya untuk wanita?” kata Kim Geum penuh semangat.
“Apa kau
punya wanita di lantai atas?” kata Yi Hyun. Kim Geum terlihat binggung.
“Sudahlah...
Sejujurnya, aku tak mempedulikan itu... Kau Jangan terlambat ke lab.”tegas Yi
Hyun seolah tak peduli. Kim Geum mengaku bukan masalah itu dan akan mengambil
bantalnya.
“Apa kau
akan pergi?” ucap Yi Hyun menahan bantal Kim Geum.
“Tamuku sudah
pergi, jadi kamarku kosong. Kenapa? Haruskah aku menginap satu malam lagi?”
goda Kim Geum
“Apa kau
tak waras? Kau Pergilah.” Ucap Yi Hyun kesa. Kim Geum berjalan pergi sambil
mematikan lampunya juga.
Yi Hyun
dengan wajah cemberut, karena Kim Geum yang tak bisa menemaninya karena mungkin
akan mimpi buruk lagi. Akhirnya ia tertidur dengan penutup mata dan juga
penutup telinganya, tapi kembali bermimpi buru melihat nenek dengan dua anaknya
berubah menjadi hantu,Yi Hyun ingin bangun tapi badanya seperti terikat.
“Menurut
fisiologi serebral, kelumpuhan tidur dibawa oleh ingatan visual dari kognisi
seseorang yang berlangsung beberapa saat karena labilitas otak kiri. Kau sadar
saat tidur tapi tak dapat bergerak ataupun bicara.”
Akhirnya
Yi Hyun terbangun dengan wajah panik
memegang lehernya karena seperti tercekik.
Yi Hyun
berangkat ke kampus karena pengaruh mimpi jadi tak bisa konsentrasi dan hampir
tertabrak mobil. Kim Geum memanggil dari belakang karena melihat Yi Hyun yang baru
datang ke kampus. Keduanya pun berjalan
ke kedai kopi, Keduanya kaget melihat Ok
Nam menyapa di depan kedai.
“Apa
hanya aku yang melihatnya?” ucap Yi Hyun panik, Kim Geum mengaku melihatnya juga.
“Kenapa
dia di sini? Apa dia mengikuti kita ke Seoul?” bisik Yi Hyun. Kim Geum mengaku
bukan seperti itu
“Apa Kau
tahu alasannya?” kata Yi Hyun curiga, Kim Geum tak bisa menjelaskanya. Yi Hyun
kebingunga apa yang sebenarnya terjadi.
“Bu Peri,
apa yang membawamu kesini?” tanya Kim Geum santai. Ok Nam mengaku Mulai hari
ini, akan melayani kopi di kedai itu. Yi Hyun kaget.
“Bagaimana
dengan Direktur Cho ?” tanya Kim Geum.
“Bu Cho
sibuk dengan hal-hal lain, jadi aku akan menyeduh kopi mulai sekarang. Harap
jangan khawatir dan silahkan memesan.”kata Ok Nam. Kim Geum melihat Jeom Soon
datang mendekatinya.
“Aku
menulis menu baru, pilih apa pun yang kau inginkan.” Ucap Ok Nam da
memperlihatkan menu yang sama saat ada cafe peri.
[Brewending]
[Air Mata
Rusa, Sarapan Burung Pipit, Tidak, Putri!,]
[Keelokan
Cahaya Bulan, Air Hitam]
Yi Hyun
melonggo melihat menu itu lagi, Kim Geum langsung memesan "Sarapan Burung
Pipit" Yi Hyun mengeluh Kim Geum yang tak malu memesan minum itu akhirnya
ikut memesan juga karena tak ingin berlama-lama.
“Ini dua
mangkuk "Sarapan Burung Pipit". Ucap Ok Nam memberikan pesanan diatas
meja. Kim Geum pun akan memasukan ke dalam Akan kumasukan kedalam wadah
gelasnya.
“Kenapa
ada daun di kopiku?” tanya Yi Hyun binggung. Ok Nam menjawab kalau it Untuk
mencegah kalau Yi Hyun meminumnya terlalu cepat,
“Aku
mengapungkan daun willow di permukaannya.” Kata Ok Nam.
“Apa aku
tampak seperti akan langsung meminumnya sekaligus?” ucap Yi Hyun marah. Ok Nam
mengaku seperti itu
“Apa kau
menanggapku bodoh?” kata Yi Hyun makin marah, Kim Geum yang melihatnya terlihat
kebingungan.
Flash Back
Ok Nam memberikan
minum untuk suaminya, Yi Hyun dengan cepat menghabiskanya. Ok Nam mengeluh Yi
Hyun yang tak meletakkan bawanya terlebih dahulu, dan Yi Hyun terus saja
meminum dengan cepat.
Ok Nam
tersadar kalau yang di depanya bukan suaminya, lalu dengan tertunduk mengaku
tak bercanda. Kim Geum akhirnya meminta agar memberikan daun juga. Setelah itu
mereka pun pamit pergi pada nenek Ok.
“Apa Dia jadi
Barista di Gunung Gyeryong dan sekarang berada di kampus? Apa menurutmu itu
masuk akal?” kata Yi Hyun lalu mengeluh botol kopi yang bentuk jadi labu.
“Kenapa
kau melupakan gelasmu?” keluh Kim Geum yang menyalahkan Yi Hyun
“Geum,
kenapa kau terus memanggilnya peri? Apa dia terlihat seperti seseorang bagimu?
Apa Kepala Belakangmu tak sehat?” ejek Yi Hyun sambil mengelus kepala anak
muridnya.
“Dia
seorang peri.” Akui Kim Geum dan tiba-tiba Ok Nam sudah ada dibelakang mereka.
Yi Hyun
terlonjak kaget, Ok Nam meminta agar Yi Hyun datang ke kedai lagi lagi di
"Jam Anjing" karena ingin menanyakan sesuatu. Yi Hyun hanya bisa
melonggo binggung. Ok Nam pun tanpa banyak berkata-kata pamit pergi.
“Tidak,
tunggu...” panggil Yi Hyun kebingungan bertanya "Jam Anjing" itu Jam
berapa itu.
Saat itu
Yi Hyun seperti melihat sosok Ok Nam menjadi wanita muda dengan rambut yang
ditata seperti bidadari.
Kim Geum
masuk ke dalam lab, mencium bau kopi yang harus dan langsung meminumnya. Dua
orang temanya seperti zombie yang harus dengan darah berteriak meminta Kopi
karena baru bangun tidur.
“Enyah....
Kau tak boleh minum ini... Kalian Beli sendiri dari truk di sebelah
perpustakaan.” Jerit Kim Geum tak mempan dengan candaan keduanya.
“Aku
membeli kopi dari sana berkali-kali. Bahkan tak mengeluarkan bau harum tapi Ini
kopi yang enak.”keluh si wanita. Kyung Sik pikir kalau itu kopi alami.
“Maaf,
kalian belilah sendiri.” Ucap Kim Geum tetap tak mau membelikanya.
“Kau
sangat jahat.. Aku tak suka perasaan ini. Seolah-olah aku dicampakan.” Ungkap
Si wanita kesal
“Bukankah
truk itu menyajikan kopi yang rasanya seperti obat?” kata Kyung Sik
“Benar...
Jika kau meminumnya ketika sakit, maka kau hampir merasa disembuhkan... Seperti
kopi obat.” Komentar si wanita
“Itu
benar, tapi dijalankan oleh barista baru sekarang.” Kata Kim Geum bangga.
Sementara
di ruangan, Yi Hyun memindahkan kopi buatan Ok Nam kedalam gelas sambil
bertanya Apa yang dia lakukan di Seoul dan Makhluk apa sebenarnya dia. Akhirnya
ia mencoba memastikan kalau sehat-sehat saja dengan melakukan tes sendiri.
Tapi
pikiran teringat kembali saat Ok Nam berubah menjadi wanita muda, lalu
mengumpat kesal karena terus melihatnya. Akhirnya Yi Hyun minum kopi dan
tiba-tiba tertidur dikursinya.
Yi Hyun
kembali bermimpi, melihat seorang anak kecil yang dikurung lalu berteriak
memanggil ibunya sambil mengedor pintu, walaupun menangis tetap tak dibuka
pintu.
Akhirnya
Yi Hyun terbangun seperti lehernya tercekik dan melihat sudah pukul setengah
11, seperti tak percaya kalau bisa tidur selam 30 menit bahkan bermimpi.
Akhirnya
ia pergi ke lab membawa kopi dan langsung mengeceknya, mereka binggung karena
Yi Hyun akan meneliti kopi. Yi Hyun
menjelaskan Ketika dicerna, trypanosoma mengubah protein permukaan maka
itu adalah parasit yang menghindarkan sistem kekebalan untuk menyerang sistem
saraf pusat dan organ internal.
“Ketika
terinfeksi, akan menderita kelesuan dan gangguan tidur, lalu tiba-tiba
tertidur. Gejala lanjutan termasuk kelemahan, somnosis, kelumpuhan mulut dan
tangan juga lidahmu gemetar.” Jelas Yi Hyun penuh semanta.
Kim Geum,
Kyung Sik dan si wanita sudah siap menunggu, tapi hasilnya ternyata ada apapun
dalam kopi buatan Ok Nam.
“Aku
berharap menemukan penelitian baru di Korea.” Keluh Yi Hyun kecewa.
“Memang
diperlukan beberapa saat untuk gejala pertama muncul. Pasti ada sesuatu, Ucap
Yi Hyun yakin.
Kim Geum
hanya bisa menghela nafas. Kyung Sik
kembali ke tempat duduk, Si wanita yakin kalau Parasit menempel pada Yi Hyun
karena berpikir berlebihan karena tak pernah berkencan sebelumnya jadi tahu itu
tahu alasannya.
“Itu
sangat dekat dengan somnosis... Ada sesuatu di kopi ini.” Kata Yi Hyun tetap
yakin.
Yi Hyun
menelp Ham Sook karena harus menanyakan
sesuatu dan ingin menganalisis minuman jadi meminta agar seseorang di labnya
segera melakukannya. Ia mengaku kalau yang harus di teliti adalah Kopi.
Jeom Soon
sudah menyelesaikan episode dalam tulisan dalam sebuah cafe, lalu mencoba
menghubungkan dengan internet tapi tak bisa terhubung karena dikunci. Ia
mencoba mengetik password saat seorang mahasiswa melakukan hal yang sama tapi
tetap salah, akhirnya ia kesal sendiri.
Yi Hyun
datang menemui Ham Sook menceritakan mengalami somnosis bahkan sebelum
insomniany sembuh menurutnya seperti memakai jaket bebek di atas celana pendek.
Ia pun bertanya apakah dua gejala bisa muncul bersamaan.
“Aku
nyaris tak tidur semalam, tapi seteguk kopi yang kubawa agar melek malah
membuatku tertidur. Bahkan Butuh waktu lebih lama untuk dibius untuk endoskopi.
Dan selama tidur siang yang singkat itu, aku bermimpi yang tak aku sukai.”ucap
Yi Hyun binggung
“Kau
selalu bermimpi buruk.” Komentar Ham Sook. Yi Hyun mengaku ini berbeda dari
itu.
“Bagaimana
ceritanya?” tanya Ham Sook penasaran. Yi Hyun mulai berpikir kalau tak perlu
menceritakan secara detail
“Kenapa
kau di sini kalau tak mau?” ucap Ham Sook kesal. Akhirnya Yi Hyun memutuskan
untuk menceritakanya.
“Wanita
yang menyeduh kopi ini. terlihat seperti nenek tua, wanita muda, dan peri. Tapi
Penampilannya berubah. Apa yang harus kulakukan?” tanya Yi Hyun mengingat saat
Ok Nam berubah menjadi wanita muda.
“Jadi apa
kau sudah menganalisa kopi? Untuk mencapai kesimpulan yang terkandung sebuah
halusinogen yang menyebabkan efek tak masuk akal ini?” ucap Ham Sook
“Jika
tidak, siapa wanita itu, apa itu somnosis, dan apa mimpi-mimpi itu?” kata Yi
Hyun binggung
“Mimpi...
Apa kau masih tak ingat tentang apa itu?” ucap Ham Sook memancing. Yi Hyun
mengaku tak ingat
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar