PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 13 November 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Ok Nam berjalan dengan melihat banyak mahasiswa yang lalu lalang, lalu mengaku kalau merasa senang berada di sekitar siswa muda. Mereka pun membahas kalau Ada saat-saat ketika fokus untuk belajar juga.
Flash Back
Ok Nam belajar di khayangan dengan serius dengan beberapa peri. Nyonya Oh duduk dipaling belakang. Dua orang lainya terlihat saling colek-colekan seperti saling menganggu. Ibu Peri melihatnya terlihat marahi keduanya.
“Sudah kuduga kau akan menjadi pembuat onar sejak aku melihatmu di air terjun. Fokus pada buku-bukumu. Apa Kau ingin hari ini jadi hari terakhirmu? Aku mungkin saja menggiling kalian semua.” Ucap Ibu Peri marah. Sementara Nyonya Oh yang terlihat sedang membaca menganti isi buku yang lebih menarik.
“Suamiku sudah menjadi seorang sarjana di dunia ini. Kepribadiannya yang tak egois dan baik mirip Makhluk Abadi. Ngomong-ngomong, kudengar departemennya ada di sekitar sini.” Kata Ok Nam tersenyum bahagia mengingat tentang suaminya. 
Yi Hyun sedang mengajar di ruangan tentang sel prokariotik tak memiliki nukleus atau membran yang terdiri dari struktur uniseluler dan tak memiliki organel. Tiba-tiba matanya melihat sosok Ok Nam duduk dalam kelas, wajahnya kaget dan berusaha untuk konsenterasi.
“Di sisi lain, sel-sel eukariotik... Tidak seperti sel prokariotik, sel ini memiliki nukleus dan membran. Mereka terdiri dari struktur untai ganda. Mereka termasuk organel seperti retikulum endoplasma. Mereka menyesuaikan lingkungan sel. Sel prokariotik lebih kecil dari 1µm.” Ucap Yi Hyun bergegas menyelesaikan kelasnya karena untuk kesekian kalinya bisa melihat Ok Nam duduk dalam kelasnya bahkan berpindah tempat. 


Setelah kelas selesai Yi Hyun kebingungan karena tak melihat sosok Ok Nam berpikir kalau semua aneh. Ketika keluar dari kelas, Ok Nam tiba-tiba sudah ada dibelakang Yi Hyun dan membuatnya terlonjak kaget.  Ok Nam meminta agar bicara sebentar.
“Apa Kau muncul di kuliahku sekarang? Apa kau mahasiswa di universitas ini?” ucap Yi Hyun marah
“Aku hanya berakhir di sana ketika sedang berjalan-jalan.” Akui Ok Nam
“Apa kau pikir ruang kuliahku adalah tempat yang... Dapat kau kunjungi dengan mudah saat berjalan-jalan? Dari Gunung Gyeryong ke ruang kuliahku, kenapa kau mengikutiku?” keluh Yi Hyun 


Flash Back
Beberapa orang menarik gerobak dan tanpa sadar menjatuhkan semua kayu yang bertumpuk di pinggi jalan. Yi Hyun tak bisa marah hanya meminta orang yang didepanya untuk membeli beberapa kayu. Ok Nam melihat dari kejauhan merasa kasihan.
“Pria yang dulu kenal selalu menebang pohon di gunung dan menjualnya di pasar. Bisnisnya tak begitu hebat, dia sering kembali dengan tangan kosong. Tapi untungnya dia bereinkarnasi di dunia yang baikdan mengajar orang sebagai seorang sarjana tanpa mengkhawatirkan jualannya.” Cerita Ok Nam bahagia.

“Jangan-jangan, apa kau menyamakan orang itu dengan diriku?” ucap Yi Hyun sinis
“Aku tak pernah mengatakan itu. Tapi Aku punya sesuatu untuk diberikan.” Kata Ok Nam. Yi Hyun binggung apa yang akan diberikan Ok Nam.
“Aku tak bisa mengambil ini jika ini hadiah. Ada hukum yang disebut "Tindakan Kim Young Ran" hukuman bagi siapa saja yang mengambil hadiah dari siswa. Dan aku benci menerima hadiah dari orang.” Kata Yi Hyun menolak.
“Aku bukan murid, dan ini bukan hal seperti itu. Ini hanya kain yang aku sulam. Kau akan tahu apa artinya ketika kau melihatnya, tapi bukalah nanti karena itu akan membuatku malu jika kau membukannya di sini.” Ucap Ok Nam lalu bergegas pergi meninggalkanya ditangan Yi Hyun.
Yi Hyun mengeluh karena dirinya sibuk, tapi Ok Nam sudah pergi lebih dulu. Akhirnya Yi Hyun melihat isi dan tak percaya melihat sulaman Ok Nam bunga bangau berpikir kalau semua ini hanya lelucon saja.

 “Satu hari di alam peri sama dengan satu tahun di alam manusia. Aku sudah hidup 699 tahun, tapi tak berbeda dengan perjalanan selama 699 hari. Semua tahun yang kutunggu tak terasa lama bagiku. Kau dapat bersantai dan datang kepadaku perlahan karena aku tepat di sampingmu seperti ini.” Gumam Ok Nam pulang dengan wajah bahagia. 



Jung Min mengumpat kesal saat masih ada di Lab, Kim Geum masuk ruangan akhirnya terpaksa mengangkat telp yang terus berdering. Setelah menutup telp memberitahu Jung Min kalau kantor departemen ingin Jung Min mengambil data yang dicetak.
“Aku tak bisa pergi ke sana.” Ucap Jung Min frustasi. Kim Geum pikir Jun Min masih belum selesai dengan laporannya.
“Apa Kau bilang, Air Hitam, beberapa waktu yang lalu?” ucap Jung Min. Kim Geum pikir Jung Min mau minum juga. Jung Min langsung bergegas pergi.
“Kau harus mengunjungi kantor departemen.” Teriak Kim Geum. Sementara Kyung Sik tertidur pulas setelah mengerjakan tugasnya. 

Bong Dae melihat Jung Min yang datang berkomentar kalau sedang dicambuk dari belakang karena Rambutnya terlihat persis sama dengan pengkhianat yang dikenalnya. Jung Min tak membalas ingin tahu keberadaan nenek Ok Nam.
“Ini hari dia libur jadi Minum saja buatanku.” Kata Bong Dae. Jung Min meminta untuk menyeduh Air Hitam. Bong Dae terlihat binggung.
“Tidak masalah jika kau tak bisa.” Pikir Jung Min pasrah. Bong Dae pikir setiap kopi berwarna hitam.
“Maksudku, kopi spesial dari Nenek barista... Tapi Aku hanya akan pergi jika kau tak dapat menyeduhnya.” Kata Jung Min
“Apa Kau benar-benar ingin minum kopi itu? Itu harus Air Hitam. Jadi maksud perkataanmu Air Hitam, bukan air gelap ataupun air yang jernih?” kata Bong Dae menahan Jung Min untuk tak pergi.
Jung Min mengangguk,  Bong Dae pun siap membuatnya dengan mengeluarkan biji kopinya. 



[Stasiun Gyeryong]
Tuan Park seperti tak yakin mereka bisa datang tanpa persiapan. Tuan Goo pikir Tuan Park itu cukup siap jadi apalagi yang harus dipersiapkan, karena sudah bilang sebelumnya kalau Kereta Merpati akan membawa mereka ke Seoul dalam satu menit.
“Apa Kau tak mendengarku?” keluh Tuan Goo. Tuan Park binggung  Apa itu Kereta Merpati.
“Kereta ke Seoul, dasar kau konyol. Kau tahu kereta, kan?” ejek Nyonya Oh. Tuan Park mengaku sudah tahu.
“Berhentilah bicara omong kosong dan cobalah temukan Kereta Merpati. Apa kau yakin itu akan membawa kita ke Seoul sekejap kan?” ucap Nyonya Oh. Tuan Goo yakin kalau ucapanya itu benar. 

Tuan Goo melihat seorang petugas sedang melayani calon penumpang lalu berjalan mendekatinya bertanya Ke mana mereka harus pergi naik Kereta Merpati. Si petugas binggung dan memberitahu kalau kereta Merpati Itu tak ada lagi. Ketiganya hanya bisa melongo bingung
“Itu Sudah lenyap dalam sejarah... Kau mau kemana?” tanya petugas.
“Kami akan pergi ke Seoul.” Kata Tuan Goo. Petugas memberitahu kalau  KTX berhenti distasiun ini juga.
“Jadi naik kereta itu dan kau akan tiba di sana segera.”jawab petugas. Mereka binggung hanya menyebut nama kereta baru.
“Pergi ke sebelah situ, beli tiket sendiri, dan tunggu di balkon.” Ucap Petugas.
Nyonya Oh kebingungan, Tuan Park berpikir kalau Tuan Oh memutuskan hubungan dengan kereta juga dan Kereta Merpati tak ada lagi. Tuan Park menyuruh diam saja kalau tak ingin berkelahi. Nyonya Oh kesal keduanya terus adu mulut.
“Semuanya baik baik saja. Kita hanya perlu mengambil KTX atau apa itu, pergi ke Seoul, dan jumpai Seon Seonnyeo di sana, berhentilah berdebat.” Ucap Nyonya Oh dan mereka mengantri membeli tiket. 


Jung Mi kembali ke ruang lab, Kyung Sik masih tidur dengan lelap seperti sangat kelelahan. Jung Min pun sudah membawa air hitam, ketika diminum seperti sangat pahit dan sempat memuntahkanya. Tanganya sudah siap di keyboard karena sebelumnya Kyung Sik bisa mengerjakanya tanpa henti, tapi tanganya tetap diam.
“Katanya Air Hitam, tapi tetap saja... Apa yang harus kulakukan sekarang? Matilah aku.” Jerit Jung Min frustasi.
Di kampus, Kim Geum melihat tas yang dipakai Jeom Soon saat menjadi kucing lalu memanggilnya. Jeom Soon tak mengubrisknya terus masuk ke dalam gedung, akhirnya Kim Geum menghadangnya bertanya apakah tak dengar kalau ia memanggilnya. Jeom Soon mengaku tak mendengar.
“Apa ransel itu milikmu?” tanya Kim Geum, Jeom Soon membenarkan.
“Aku tahu ini tak sopan tapi bisakah aku melihat dalamnya?” kata Kim Geum.
“Kenapa bertanya jikau tahu itu tak sopan?” ucap Jeom Soon marah. Kim Geum mengaku bukan seperti itu tapi merasa ada yang aneh. Jeom Soon berusaha pergi dengan menjatuhkan barang Kim Geum.
“Berhenti... Hei... Itu sosis Jeom Soon... Kau punya tas dan sosisnya... Kau siapa?” ucap Kim Geum menahan Jeom Soon. Jeom Soon mengaku tak tahu.
“Di mana Jeom Soon? Apa Kau menyakiti kucing malang itu? Di mana kau meninggalkannya?” teriak Kim Geum. Jeom Soon yang kesal langsung memberikan pukulanya karena ekornya akan segera keluar. 


Kim Geum pun terluka dibagian hidung dan bibir, Jeom Soon pikir  seharusnya Kim Geum pergi begitu saja ketika bilang tidak. Kim Geum pun kesal karena Jeom Soon yang tak memberitahu kalau dia adalah Jeom Soon si kucing.
“Siapa yang akan percaya kalau aku bilang berubah dari kucing menjadi manusia?” ucap Jeom Soon.
“Meski begitu, kekerasan itu buruk... Hidungku takkan berhenti berdarah.” Keluh Kim Geum. Jeom Soon meminta maaf. Kim Geum pun ikut meminta maaf. Jeom Soon pikir untuk apa.
“Aku tak mendapatkan kepercayaanmu. Jika aku dipercaya, kau akan bilang padaku bahwa kau adalah Jeom Soon.” Ungkap Kim Geum merasa bersalah.
“Tidak... Kau tak melakukan kesalahan apa pun. Aku merasa sangat lega sudah menceritakan rahasiaku kepadamu.” Jelas Jeom Soon. Kim Geum memastikan kalau Tak ada lagi rahasia sekarang
“Yah, ada sedikit tapi aku akan memberitahumu nanti.” akui Jeom Soon. Kim Geum bisa mengerti Jeom Soon belum bisa memberitahukanya.
“Asal tahu saja, kau benar-benar kuat untuk seukuran kucing. Lalu Apa Wi-Fi berfungsi?” tanya Kim Geum.
Jeom Soon menganguk dan memuji kalau semua berkat Kim Geum dan memanggilnya “Ahjussi” Tap menurutnya kalau  itu sulit bekerja pada laptop tua. Kim Geum tahu karena melihat Jeom Seom seperti membawa tiga laptop.
“Ahjussi digaji di tempat kerja walaupun sedikit. Jadi Aku akan membelikanmu laptop. Itu Menjengkelkan jika mesin itu menghentikanmu dari menulis.” Ucap Kim Geum mengerti.
“Aku tak menulis sesuatu yang luar biasa.. Tapi, kamar Ahjussi berbau kemiskinan jadi Kau tak perlu membelikanku.” Ucap Jeom Soon.
“Kau tumbuh menjadi orang yang baik. Ahjussii tak punya keperluan untuk menghabiskan banyak uang, jadi tak apa membelikanmu laptop. Tapi Apa ahjussi benar-benar bau kemiskinan?” tanya Kim Geum.
“Yah, kau tak bau kemewahan. Apa Kau baik-baik saja?” kata Jeom Soon khawatir. Kim Geum mengaku baik-baik saja.



Tiga peri akhirnya naik kereta. Nyonya Oh mengeluh karena  tiket kereta begitu mahal. Tuan Goo pikir itu membuat mereka lebih cepat sampai di Seoul. Ketiga terlihat bahagai melihat kereta yang mulai bergerak karena mungkin bisa bertemu dengan Nyonya Seon untuk makan malam.
“Aku punya banyak teman di Seoul. Mereka berada di antara setiap bangunan. Begitu tiba, aku akan membawamu ke restoran yang bagus. Jadi Tidurlah dulu di kereta.” Kata Tuan Goo, semua terlihat sangat penuh semangat.
“Aku akan mengikutimu di Seoul.” Kata Tuan Park. Tuan Goo pun meminta mereka bisa santai saja. Tanpa disadari kalau kereta yang dinaiki  menuju Naju, Mokpo. 

Jeom Soon pulang ke rumah sambil membanting tubuhnya karena lelah. Ok Nam bertanya di mana seharian ini. Jeom Soon mengaku berkeliling kampus. Ok Nam juga menceritakan baru saja berkeliling kampus juga dan menurutnya kalau tempatnya cukup besar jadi mereka tak berpapasan.
“Di tempat besar itu, aku bertemu Kim Geum lagi.” Cerita Jeom Soon.
“Sepertinya kalian ditakdirkan untuk menjadi dekat. Apa kau menyapanya?” tanya Ok Nam.
“Kami tak harus saling menyapa dengan sopan.”akui Jeom Soon. Ok Nam memberitahu kalau Kafe tutup besok.
“Kim Geum dan aku akan pergi melihat gambar-gambar yang bergerak. Maukah kau ikut?” ucap Ok Nam.
Jeom Soon terlihat penuh semangat mendengar akan menonton Film tapi wajahnya langsung berubah sedih. 
[50 tahun yang lalu]
Dilayar terlihat adegan pria dan wanita bertemu dalam perang, lalu mereka berciuman. Ok Nam terlihat senang menonton film yang ada dibioskop, lalu tersadar saat melihat Jeom Soon yang mengeluarkan kumis serta buntutnya setelah melihat adegan kiss. Ok Nam pun menarik anaknya untuk keluar gedung bioskop. 


Ok Nam merasa kasihan bertanya Apa masih terlalu sulit untuk menahanya. Jeom Soon tak tahu padahal ingin pergi tapi takut kalau berubah jadi macan lagi karena Akhir-akhir ini, darahnya menjadi panas karena flu dan sangat bingung hari ini ketika ekornya. keluar.
“Kau hanya harus berhenti makan daging.”saran Ok Nam. Jeom Seoon mengeluh karena tak mungkin melakukan itu.
“Bukannya kau harus makan mugwort dan bawang putih seperti dulu. Kau hanya perlu menjauh dari daging.” Kata Ok Nam. Jeom Soon kesal sendiri dan mengaku akan mencoba makan lebih sedikit.
“Aku tiba-tiba kehilangan dendeng yang kutinggalkan di Gunung Gyeryong. Aku punya firasat buruk Tuan Park melihatku ketika aku menyembunyikannya. Ibu bisakah kau menulis surat kepadanya untuk tak makan dendengku?” rengek Jeom Soon.
“Aku belum menghubungi yang lain sama sekali. Mereka pasti khawatir. Aku harus menulis surat kepada mereka hari ini.” Kata Ok Nam terlihat khawatir. 


Di kereta, pemberitahuan kalau akan segera tiba di Stasiun Gwangju Songjeong dan Pintu akan terbuka di sebelah kiri. Sementara Tuan Goo dkk masih tertidur dengan lelap.
Yi Hyun dkk sedang makan daging panggang bersama. Jung Min melihat Kyung Sik terus makan terlihat kesal, karena menurutnya Ada sesuatu yang disebut etika makan dan meminta agar agar Kyung Sik jangan makan duluan karena itu namanya melanggar etika.
“Aku sedang mengerjakan potongan daging babi itu.” Keluh Jung Min. Yi Hyun dan Kim Geum hanya bisa melonggo melihat keduanya adu mulut.
“Aku putra tunggal generasi keempat, jadi aku belum pernah memasak sebelumnya. Aku tak bisa memanggang daging.” Ucap Kyung Sik.
“Jika kau tak bisa memasak, maka jangan makan.” Keluh Jung Min kesal. Kyung Sik seperti tak peduli.
“Profesor tak bisa mendapatkan beasiswa, jadi para asisten semua kelaparan... Makanlah yang banyak.” Ejek Tuan Park yang duduk dibagian belakang.
Yi Hyun kesal langsung meminum sojunya tapi merasa kepahitan dan meminta Kim Geum mengambilkan air. Tiba-tiba Tuan Park sudah ada disebelahnya memberikan segelas air.
“Biowide akan menembak departemen kita. Mereka ingin kau memberikan wawancara.” Ucap Tuan Park. Yi Hyun dengan sopan menolak.
“Kau Tahu sendiri semua entertainment itu tanpa kredibilitas.” Ucap Yi Hyun
“Kau dapat memberi mereka kredibilitas. Mereka sepertinya membutuhkan seseorang dengan penampilanmu.” Ucap Tuan Park.
“Hei semuanya... Pria dengan penampilan seperti Prof Jung sepertinya menjadi populer belakangan ini.” Tanya Tuan Park pada assdosnya, dua wanita membenarkan dengan wajah sumringah.
“Coba kau dengar, Semua orang mempedulikan penampilan seorang ilmuwan.” Komentar Tuan Park. 



Ass dos Tuan Park tiba-tiba membahas tempat kopi di samping perpustakaan baru-baru ini, karena Para siswa semua membicarakannya, mereka pun tahu kalau Kopi rasanya jauh lebih baik dan mneurutnya nenek Baristanya tampaknya hebat.
“Tapi Yang lucunya... Nenek itu terus bilang dia adalah peri. Kudengar, Assdos Kim menerima koin kuningan untuk kembaliannya.” Ejek si wanita. Ketiganya pun tertawa mengejek.
“Mungkinkah dia menderita demensi Atau Sindrom Ripley?” komentar si pria. Mereka terus saja tertawa
Yi Hyun yang mendengarnya berteriak memanggil para Asisten Dosen, wajahnya terlihat kesal, Semua Assdos Tuan Park terlihat binggung. Yi Hyun ternyata meredam amarahnya dengan mengajak mereka untuk minum soju saja. Dua wanita pun langsung bahagia memuji Yi Hyun yang sangat tampan.


Ketiganya pun turun dari kereta, mereka kalau Udara di Seoul pasti segar. Lalu tiba-tiba melihat dua orang bicara dengan loga bicara yang seperti sedang ada di Busan.  Tuan Park bingung karena  tak terdengar seperti dialek Seoul dan berpikir kalau salah dengar
“Itu Bisa aja... Apa kau tak tahu berapa banyak orang di Seoul? Semua orang dari penjuru negeri tinggal di sini.” Ucap Tuan Goo yakin. Tuan Park pun mempercayainya.
“Tahan lidahmu jika kau tak tahu.” Ucap Nyonya Oh, mereka pun akhirnya melihat Langit di Seoul luar biasa dan merasa tak percaya sedang di Seoul tanpa sadar kalau ada di Makpo. 


Yi Hyun mulai mabuk memberitahu kalau tak ada perubahan dalam paradigma dalam biologi karena aspek akumulatif yang dimilikinya dibandingkan dengan fisika. Tuan Park juga mabuk akan mengatakan sesuatu.
“Mendasarkan cara berpikir kita dengan metode induktif tidak masuk akal ketika didekati secara logis.” Ucap Tuan park
“Setiap kali dia mabuk, dia mengulangi namanya.. Nama depannya sebenarnya Park Chun Seong... Itu sebabnya dia terus mengulang nama barunya. Kita semua tahu bahwa Chun Seong lebih cocok dengannya.” Bisik Jung Min pada Kim Geum.
“Aku, Jung Yi Hyun, akan mengatakan ini! Tidak peduli seberapa dekat dengan kebenaran, itu tak mungkin benar ketika belum terbukti.” Teriak Ji Hyun membalasnya.
“Dia bilang kita akan pergi secepatnya.Ayo Kim Geum, menyerah saja... Begitu mereka bergulir, mereka akan berbicara setidaknya selama dua jam. Dan Kau lebih baik makan proteinmu sehingga kau dapat membawanya nanti.” ucap Jung Min.
Saat itu Tuan Park mulai menepuk pundak Assdosnya. Yi Hyun melihatnya dan langsung pura-pura akan muntah. Kim Geum bisa tahu rencanya panik membawa Yi Hyun keluar dari restoran agar tak muntah di dalam. Jung Min binggung kelihat keduanya seperti kabur. 


Yi Hyun setengah mabuk bertanya apakah mereka sudah berhasil. Kim Geum pikir seperti itu. Yi Hyun pun terlihat senang dan mengumpat kesal pada Kim Geum karena melakukan itu padanya.  Kim Geum meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi.
“Itu bukan permintaan maaf sepenuh hati. Kenapa kau menyeretku ke kampung halamanmu di hari Chuseok dan menempatkanku menjadi orang yang mirip bagi seseorang? Jika aku tak pergi bersamamu, maka tak akan ada yang terjadi. Apa aku terlihat menyedihkan bagimu? Apa kau mengasihaniku karena aku sendirian di hari Chuseok?” ucap Yi Hyun
“Tentu saja tidak.” Kata Kim Geum. Yi Hyun mengikuti kalimat seperti Tuan Park akan mengatakan sesuatu.
“Dikasihani... adalah sesuatu yang kubenci!” ucap Yi Hyun. Kim Geum pikir akan membelikan minum untuk dosenya.
Kim Geum mencari ponsel di sakunya tapi tak menemukanya berpikir kalau hilang. Lalu ia mencari milik Yi Hyun dalam jas tapi tak ada juga. Kim Geum pikir mereka pasti meninggalkannya di restoran jadi akan pergi mengambilnya. Yi Hyun melarang untuk tak pergi.  
“Park Jun Seong akan menunggumu di sana. Kita tak bisa memfilmkan musim kedua dari "Permainan Takhta" tanpa naskah.” Ucap Yi Hyun
“Aku akan pergi ke sana sendirian. Dia tak akan meminta asdos untuk membayar. Tunggu saja di sini sampai aku kembali, mengerti?” kata Kim Geum yakin. Yi Hyun sudah tak kuat akhirnya berbaring dibangku. 


Kim Geum kembali ke restoran, tapi merasa heran karena sudah sepi bahkan tak ada pengunjung. Ia melihat dua ponsel diatas meja dengan bon, si bibi mengatakana kalau tadi Mereka bilang, Kim Geum akan segera datan dan ternyata memang benar-benar datang.
“Aku memotong 8 dolar dari tagihan, totalnya 520 dolar.” Kata si bibi. Kim Geum melonggo karena harus membayar semua tagihan.
“Apa Kau ingin membayar delapan dolar juga?” sindir si bibi. Kim Geum tak bisa berkata apa-apa 

Yi Hyun seperti tersadar melihat sosok Jeom Soon yang berubah menjadi harimau besar lalu menjilat wajahnya seperti tanda sayang.
Flash Back
Jeom Soon yang kecil terlahir seperti layaknya manusia tapi Tangan kecil tanpa kelingking dan Rambut kusut tertiup angin.
“Ada seorang gadis kecil yang duduk di dekat makam.”
Yi Hyun tiba-tiba memanggil nama Jeom Soon beberapa kali. Akhirnya Jeom Soon pun mengendong Yi Hyun untuk pergi tertulis seperti puisi [Penderitaan yang dibawa oleh harimau]

Jeom Soon pulang kerumah berteriak memanggil ibunya. Ok Nam kaget melihat Jeom Soon berubah menjadi harimau bertanya apa yang di lakukan. Jeom Seom memberitahu kalau Yi Hyun sedang sekarat jadi membawa ke rumahnya. Yi Hyun berbaring di pakuan  Ok Nam, Jeom Soon seperti sangat kelelahan.
“Jeom Soon... Aku minta maaf... Aku menyesal, kau harus tumbuh tanpa ayah.” Ucap Yi Hyun seperti mengigau. Ok Nam yang mendengarnya terlihat senang memanggil Yi Hyun sebagai suamin yang paling disayanginya. 

[Epilog - Pakaian Jeom Soon berubah - Apa kau ingin tahu kenapa?]
Kim Geum baru saja memesan kopi dan sadar kalau tak melihat Jeom Soon hari ini padahal suadh membawa beberapa sosis untuknya. Jeom Soon berlari ke atas kedai memanggil Bong Dae.
“Kenapa kau tak berubah menjadi kucing untuk naik ke sini, dasar konyol?” keluh Bong Dae
“Aku tak bisa mengubah penampilan semauku.” Ucap Jeom Soon. Bong Dae bertanya Ada apa datang menemuinya. Jeom Soon melirik ponsel yang ada diatas meja.
“Ini bukan makanan....” ucap Jeom Soon menyelamatkan ponselnya.
“Tapi Kami tak punya Wi-Fi di kamar kami.” Rengek Jeom Soon. Bong Dae heran kenapa Jeom Soon membutuhkannya
“Ada sesuatu yang tak kau ketahui.” Kata Jeom Soon. Bong Dae mengaku tak peduli.
“Aku punya perasaan kau menggunakan layanan data tanpa batas. Firasatku berkata begitu. Jika kau menyalakan hotspotmu, maka aku akan dapat mengunggah novelku dalam hitungan detik.” Ucap Jeom Soon penuh semangat.
“Baterai akan terkuras dengan cepat jika aku menyalakannya. Kau tak harus bergantung padaku. Kita ada di area kampus. Ada zona Wi-Fi di mana-mana. Coba kau pergi ke gedung di sana dulu.” Ucap Bong Dae menunjuk gedung di depanya.
Jeom Soon mengerti sudah siap pergi, Bong Dae mengeih dengan Jeom Soon akan pergi seperti itu. Jeom Soon pikir kalau pakaiannya tak pantas. Bong Dae memberitahu kalau  sudah melihat seseorang dalam pakaian itu selama Perjanjian Jepang-Korea tahun 1876.
“Tapi ini adalah satu-satunya pakaian yang kupunya.” Kata Jeom Soon. Bong Dae kembali mengeuh Jeom Soon itu cukup merepotkan lalu memberikan tas berisi pakaian.
Jeom Soon pun mengucapkan Terima kasih. Bong Dae memperingatkan agar jangan kembali lagi. Jeom Soon sudah berganti pakaian lalu mengendap-ngendap pergi dari pandangan Kim Geum.
Bersambung ke episode 4
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... MRS G



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar