PS : All images credit and content copyright : TVN
Yi Hyun
ada di dalam kamar sambil berbaring sementara Kim Geum sbuk dengan laptopnya.
Yi Hyun bercerita kalau Tadi seseorang yang mirip dengan Kim Geum mengenakan
bunga di rambutnya. Yi Hyun menunjukan jepitan rambutanya bertanya apakah
jepitan itu yang dilihatnya.
“Itu
aku... Aku pergi menonton film dengan Seonnyeo-nim tadi. Mereka memutar karya
klasik, jadi kami melihat 1993 "King Kong". Grafik komputernya kekanak-kanakan,
tapi aktingnya...” akui Yi Hyunbangga
“Apa kau
gadis remaja? Kenapa memakai bunga?” komentar Yi Hyun sinis. Kim Geum merasa
kalau kelihatannya lucu.
“Akankah
ibumu menginap malam ini?” tanya Yi Hyun. Kim Geum pikir mungkin menginap
karena sudah larut.
“Apa itu
baik-baik saja denganmu?” tanya Kim Geum. Yi Hyun pikir tak masalah.
“Bagaimana
kalau sampai besok?” goda Kim Geum. Yi Hyun kesal karena seperti terus
mengejeknya lalu terdengar teriakan dari luar kamar.
Ibu Kim
Geum berteriak saat membuka lemari jas yang dianggap seperti lemari es.
Keduanya turun langsung menutup hidung karena baru yang menyengat. Ibu Kim Geu
marah dengan kulkas milik anaknya yang mebuat semua makanan hancur berantakan.
“Aku
menghabiskan sepanjang tahun untuk merawat lauk dan bumbu ini, tapi sekarang
semuanya hancur.” Ucap Ibu Kim Geum sedih. Yi Hyun melihat jaket yang digantung
dan langsung mengambilnya.
“ Oh
tidak. Bagaimana ini bisa terjadi? Ini jaket favoritku.” Kata Yi Hyun menangis
memeluk jasnya. Ibu Kim Geum terlihat bingung.
“Kau
terlalu muda untuk mengalami demensia, kenapa kau menggantung jaketmu di
kulkas? Juga, kenapa bagian bawah kulkas dipanaskan seperti lantai di malam
musim dingin?” keluh Ibu Kim Geum. Yi Hyun terlihat masih shock.
“Ibu, ini
bukan kulkas, tapi lemari dan fungsinya adalalh Menghangatkan pakaian, untuk
menghilangkan baunya Aku minta maaf, aku seharusnya memberitahunya.” Ucap Kim
Geum merasa bersalah. Ibu Kim Geum pun berpikir kalau itu lemari yang menyiram
pakaiannya.
Makan
malam
Ibu Kim
Geum memberikan potongan ikan pada mangkuk Kim Geum, mengaku takut kalau
keduanya tak banyak makan jadi akan memasak sup cheonggukjang dan tumis lobak
kering. Kim Geum menghormati Ibu Kim merasa kalau makanan enak.
“Bagaimanapun,
aku akan memastikan untuk membersihkan lemarimu sementara aku tinggal di sini
selama beberapa hari.” Ucap ibu Kim. Yi Hyun kaget dan merasa tak perlu.
“Tak usah
sungkan. Minyak perilla bocor, dan bubuk biji perilla ada di mana-mana. Dan itu
Tak baik jika aku pergi begitu saja. Aku
dikenal sebagai Nyonya Bertanggung jawab jadi Aku selalu bertanggung jawab atas
tindakanku.” Kata Ibu Kim Geum.
“Ibu ,
aku akan membantu karena kau adalah Nyonya Bertanggung jawab. dan aku Tuan
Pembantu.” Ucap Kim Geum. Ibunya pun memuji anaknya.
Tuan Goo
dkk akan siap pergi dan mengucapkan
Terimakasih untuk semuanya. Si bibi mengaku walaupun Baru dua hari tapi
sedih melihat mereka yang pergi. Ketiganya hanya diam saja, Si bibi bertanya
Apa ada yang lain. Dua pria terlihat kebingungan ingin bicara.
“Kenapa
kau tak memberitahu gaji kami?” tanya Nyonya Ok berani bicara. Si bibi binggung
ketiganya meminta gaji.
“Sehari
sebelum kemarin, kami bekerja untuk membayar apa yang kami makan. Namun, kami
bekerja seharian kemarin sampai kaki kami hampir copot. Bukankah logis kalau
kita dibayar untuk itu?” ucap Nyonya Ok
“Apa yang
baru saja kau katakan? Apa kau tak ingat jumlah gurita yang kau makan? Jadi
Kenapa aku harus membayarmu? Aku merasa kasihan kepada kalian bertiga, jadi aku
menawarkanmu tempat tinggal, tapi apa ini caramu membalasnya?” ucap si bibi
marah
“Kau
tampaknya cukup bangga hanya karena kau seseorang penjual monster gurita.” Ucap
Tuan Park. Si Bibi tak percaya dianggap Monster gurita.
“Gurita
di menumu seharusnya hanya punya tiga kaki! Jika itu bukan monster, aku tak
tahu apa itu. Namun, kami cukup baik untuk tak menekan biaya apa pun!” ucap
Tuan Park
“Kenapa?
Aku akan memberitahumu alasannya. Kami tahu bahwa beberapa orang harus menipu
pelanggan mereka dan menjual monster gurita untuk mencari nafkah.” Komentar
Tuan Park
“Kau
berbicara seolah-olah kita berada di jaman penjajahan Jepang.ddan Juga, itu tak
berarti punya tiga kaki. Hanya saja kakinya ditipisin. Tapi Ini gurita berkaki
panjang!” teriak si bibi dan akhirnya menyuruh mereka untuk pergi dari
restoranya.
“Jika kau
kembali, aku akan mencongkel semua matamu dan menjadikannya jus! Mengerti?”ancam
si bibi melihat ketiganya keluar dari restoran.
Yi Hyun
datang ke kampus, lalu mendengar dua muridnya sedang membahas kalau sekarang Tak
perlu pergi keluar untuk kopi enak hari ini. Kopi di kampus mereka juga enak.
Tapi menurutnya sungguh menyakitkan mendengar wanita tua itu bilang dirinya
adalah peri.
“Yah..
Begitulah demensia... Kau mengingat kenangan lama dengan lebih jelas.” Komentar
Mahasiswa satu
“Dia
pasti menyukai dongeng, "Sang Peri dan Penebang Kayu". Sebulan
sebelum nenekku meninggal, dia terus bilang dirinya adalah seorang puteri.”
Cerita temanya.
“Ayo kita
tak membicarakan hal-hal yang menyedihkan ketika kita menikmati makanan enak.”
Ucap Mahasiswa lain tak ingin mendengar cerita sedih. Yi Hyun terus mendengar
terlihat sedih.
Di depan
kedai sudah banyak yang mengantri, Dua mahasiswa memesan SBP dan AMR. Ok Nam
binggung apa maksudnya. Anak laki-laki memberitahu kalau itu singkatan Sarapan
Burung Pipit and Air Mata Rusa. Ok Nam pun tersenyum mendengarnya.
“Kopi
nenek sangat populer, jadi yang kita katakan itu singkatannya.” Jelas si pria
“Kalian
para mahasiswa pasti menjalani kehidupan yang menyenangkan. Dalam hal itu, apa
kau sudah mencoba LTP? LTP bagus untuk belajar” ucap Ok Nam. Kali ini dua
mahasiswa binggung.
“Ahh.. Itu
pasti "Larangan Tuan Puteri". Kami akan mencoba hari ini meskipun
kita tak akan belajar dengan giat.” Kata si anak.
Saat itu
Yi Hyun melihat dari kejauhan kalau kedai kopi Ok Nam sedang banyak sekali
pelanggan. Lalu tiba-tiba dua anak wanita melihat Yi Hyun langsung penuh
semangat, seperti sudah menjadi fansnya. Diam-diam Ok Nam melihat Yi Hyun
seperti menahan cemburu karena didekati wanita lain.
“Apa yang
membawamu kesini? Bagaimana kau tahu tempat ini? Apa tak ada kedai kopi di
dekat kantormu? Tapi Bukankah disini keren sekali? Prof, traktir kami secangkir
kopi.” Rengek si anak murid.
“Yah, tapi
aku harus pergi...” ucap Yi Hyun menghindar, tapi Si anak murid menarik tangan
Yi Hyun.
“Tolong
beri kami dua cangkir kopi.” Ucap Yi Hyun, si anak meminta tiga karena satu
untuk temanya juga memesan kopi "Larangan Tuan Puteri".
“Apa kau
merasa lebih baik sekarang?” tanya Ok Nam. Yi Hyun binggung karena dimananya Ok
Nam adalah wanita muda.
“Yah, aku
baik-baik saja.” Kata Yi Hyun. Ok Nam mengaku
Senang mendengarnya karena sangat mengkhawatirkanya.
Yi Hyun
binggung lalu mencoba file dikepalnya di folder [Bawah sadar] dan mengingat
kalau ia tertidur Di punggung harimau dan semua kejadian yang menurutnya mimpi.
Ia pun bergumam tak percaya kalau itu benar-benar terjadi hari itu, saat ingin
bicara tiba-tiba dua muridnya lebih dulu bicara.
“Teman-temanku
bilang kepadaku bahwa kau adalah peri. Benarkah itu?” ucap si wanita
“Memang
benar aku peri.” Kata Ok Nam. Si Wanita mendengarnya langsung mulai mengejek Ok
Nam. Yi Hyun yang mendengarnya tak tahan
meinta agar Ok Nam bicara denganya.
Ok Nam
dan Yi Hyun pun bicara disamping kedai, Ok Nam dengan senyuman bahagia ingin
tahu apa yang akan dibicarakan Yi Hyun.
Yi Hyun kesal meminta Ok Nam agar tak menyebut dirinya peri di depan
orang lain mulai sekarang. Ok Nam
binggung menanyakan alasanya.
“Ketika
orang lain mendengarmu mengatakan itu, mereka menyebut dan menggosipkanmu
sebagai nenek gila.” Ucap Yi Hyun
“Aku
menyebut diriku peri karena aku memang peri, jadi aku tak peduli bahkan jika
orang-orang menggosipkanku. “ komentar Ok Nam
“Apapun
masalahnya, berjanjilah kau akan berhenti. “ tegas Yi Hyun. Ok Nam bertanya
apakah Ok Nam tidak percaya dirinya seorang peri.
Saat itu
terdengar teriak pelangan agar bisa mengerjakan pesanan mereka. Ok Nam akhirnya memutuskan akan menuruti
perkataan suaminya. Yi Hyun menganguk dan tersadar setelah Ok Nam pergi karena
tadi mengatakan “Suaminya” dan itu dirinya.
Ok Nam
akhirnya kembali kedai dengan wajah sedih, pelanggan melihatnya terlihat
binggung bertanya apakah ada masalah. Ok Nam mengaku tak ada lalu mengaku
dirinya bukan peri dan tadi hanya candaan. Yi Hyun mendengarnya langsung
tersenyum lalu berjalan pergi.
Flash back
“Fairy Ja
Woon baru saja meninggal karena dewa yang dia layani dilupakan dan tak ada
lagi. Dewa, abadi, dan peri akan terus terlupakan. Salah satu dari kita mungkin
menjadi peri terakhir di dunia.” Ucap Ketua peri yang membakar semua kertas.
Ok Nam
dan semua peri berkumpul menatap kearah langit-langit.
[Saat-saat
terakhir dari Dinasti Joseon]
Ok Nam
duduk dibukit sendirian, Tuan Goo mendekatinya bertanya Ada apa dengan wajahnya
karena terlihat khawatir. Ok Nam mengaku tak tau karena hanya merasa agak
sedih.
“Kita
secara alami akan dilupakan dan pergi satu hari, tapi hidup di dunia ini terus
membuatku menyesal. Itu Aneh, kan? Aku harus tenggelam dalam perasaan seorang
manusia untuk tinggal di alam manusia begitu lama.” Ucap Ok Nam sedih
“Tidak
apa-apa... Dewa juga punya perasaan.” Kata Tuan Goo menenangkan.
“Emosi
tak ada artinya karena itu mengalir seperti sungai Seperti angin yang berhembus
dan hujan yang mengalir di atap, Seperti badai berputar-putar, hatinya untuk
pelayan.. Memotong badai...”
Saat itu
pelayan sedang membelah kayu dalam hujan dan Tuan Muda melihat dengan penuh
gairah. Jeom Soon menuliskan kembali ceritanyadan menurutnya cukup bagus untuk
judul karya selanjutnya. Saat itu tiba-tiba Bong Dae datang, Jeom Soon kaget
langsung menutup laptopnya.
“Apa kau
menulis novelmu?” tanya Bong Dae penasaran ingin mengintip.
“Manager....
Aku akhirnya mendapatkan inspirasi sesudah sekian lama. Kau baru saja
memecahkan moodku” keluh Jeom Soon kesal.
“Maaf
soal itu... Aku di sini hanya untuk menanyakan, kemana lenyapnya semua
cokelatku. Peri Belgia yang kukenal memberikannya kepadaku sebagai hadiah, dan
aku menyimpannya karena aku sangat menyayanginya. “ ucap Bong Dae
memperlihatkan kotak coklat yang kosong
“Tapi
beberapa manusia atau binatang menyelundupkannya dan memakan semuanya. Aku akan
mengajarinya pelajaran jika aku menangkapnya.” Kata Bong Dae marah. Jeom Soo
terlihat tertunduk ingin membela diri.
“Ada
alkohol di dalamnya...Apa Kau tak berubah menjadi macan ketika minum alkohol? Menurut
informanku, dia melihat harimau berkeliaran di sekitar sini pada Jumat malam
lalu.” Cerita Bong Dae.
Jeom Soon
mengartikan kalau Bong Dae menganggap itu dirinya, Bong Dae mengetahui kaau ada macan yang membawa
seseorang di punggungnya. Jeom Soon mengaku kalau Pria itu datang ke sini malam
itu. Bong Dae ingin tahu dimana, apakah di rumahnya.
“Ya, aku
membawanya ke sini sendiri... Tapi ibuku bilang dia mengenaliku. Apa itu benar?
Aku berubah menjadi macan ketika aku makan banyak daging. Apa itu akan
membantunya mendapatkan kembali ingatannya jika aku tetap dalam penampilan itu?”
pikir Jeom Soon.
“Apa itu
sebabnya kau mengambil delapan kupon ayam gratis yang aku taruh di pohon?” kata
Bong dae. Jeom Soon binggug.
“Apa itu
untuk ibumu atau kerakusanmu, kau lebih baik tetap sebagai manusia. Jika tidak,
kau akan dikirim ke kebun binatang. Dan Satu hal lagi. Kau tak harus memaksanya
dan menunggu sampai dia menemukan kembali ingatannya sendiri. Makhluk Abadi tak
boleh melanggar hukum ini.” Tegas Bong Dae. Jeom Soon menganguk mengerti.
“Jika kau
sudah mengerti, kembalikan kuponmu... Hei. Itu milikku, kenapa wajahmu kecewa?”
kata Bong Dae mengambil kupon ayam dari tangan Jeom Soon bahkan yang terselip
di laptopnya.
Nyonya Oh
mengeluh karena tak percaya bibi itu mengatakan kata-kata makian yang
menakutkan bahkan tak pernah mendengar orang bilang. akan menjadikan mata kita
jus. Tuan Park pikir Bibi itu berurusan dengan gurita berkaki panjang setiap
hari jadi pikirannya pasti menjadi gelap seperti tinta gurita.
“Apa yang
harus kita lakukan sekarang?” tanya Tuan Park. Nyonya Oh pikir kalau Kaki
mereka baik-baik saja jadi mereka bisa berjalan di sepanjang rel kereta.
“Apa? Ke
mana? Untuk Peri Seon?” tanya Tuan Goo seperti sudah lelah.
“Aigoo,
aku penasaran apa dia berjuang sebanyak kita. Hanya untuk beberapa hari bagi
kita, tapi masih menyedihkan dan menegangkan. Dia bahkan punya Jeom Soon dan
Jeom Dol dengannya di sana. Aku khawatir mereka mungkin sedang berjuang di
suatu tempat.” Keluh Tuan Park.
“Kalau
dipikir-pikir, apa kita punya beberapa dendeng Jeom Soon yang tersisa? Aku
makan gurita berkaki panjang selama berhari-hari, dan sekarang, aku ingin
daging.” UcapTuan Goo.
Flash Back
Tuan Goo
mengeluh berapa banyak kotak pakaian dalam yang dibawa Tuan Park dalam tas
sebesar ini. Tuan Park menegaskan kalau mereka juga butuh makanan. Tuan Park
kesal tak peduli dengan bawanan Tuan Park karena harus membawa sendiri tasnya
da Jangan harap bisa menguras energinya.
Tuan Park
mulai mengejek Tuan Goo yang meremehkan ranselny selama ini dan sekarang
mengingatkan tentang dendeng karena lapar sekarang, menurutnya itu tak punya
hati nurani. Tuan Goo tiba-tiba mengeluh bertanya-tanya kapan akan mati
“Apa? Hal
memalukan apa yang kau bicarakan?” kata Nyonya Oh kesal
“Aku
membicarakan diriku sendiri. Aku menempatkan kalian dalam kesulitan dan kehilangan
semua biaya perjalanan. Tapi aku tak bisa apa-apa di situasi ini, jadi mau
dibuang kemana wajahku ini. Seharusnya aku bunuh diri saja hari ini.” Ucap Tuan
Goo.
“Kita tak
bisa mati semau kita... Ayo isi perut kita dulu.” Kata Tuan Park akhirnya
membuka tasnya dan membagi bungkusan dendang ditengah rel.
Dokter
Lee sedang ada diruangan, Kyung Sul masuk ruangan dengan membawa makanan.
Dokter Lee melihat Kyung Sul yang tak membawa kamera saat ini. Kyung Sik
mengaaku itu Karena tahu Dokter Lee yang tak menyukainya. Dokter Lee pikir tak
mengatakan itu. Kyung Sul memberikan kotak makanan.
“Ini jam
makan siang.” Ucap Kyung Sul. Dokter Lee melihat salad berpikir kalau dirinya
terlihat seperti vegetarian
“Kupikir
kau sedang diet.” Kata Kyung Sik. Dokter Lee memuji Kyung Sul yang tahu cara
menyenangkan orang.
“Kau tak
marah karena aku tak mengenalimu hari itu, kan? Namamu tak asing...” akui
dokter Lee yang langsung dipotong oleh Kyung Sul.
“Aku
sudah tumbuh dewasa dan Aku masih anak-anak waktu itu.” Kata Kyung Sik. Dokter
Lee mengejek kalau Kyung Sul itu sudah tak lagi anak-anak.
Kyung Sul
mengoda agar Dokter Lee memikirkan sesukanya saja. Dokter Lee menayakan kondisi
Kyung Sik sekarang. Kyung Sul mengaku tak di sini untuk konsultasi dan itu
bukan kantornya. Dokter Lee menganguk mengerti dan memint maaf kalau pertanyaan
menyinggung.
“Aku
baik-baik saja sekarang. Aku merasa sangat normal itu membosankan.” Ucap Kyung
Sul
“Apa yang
harus kita lakukan hari ini?” tanya Dokter Lee. Kyung Sul meminta agar makan
bersama.
Saat itu
Yi Hyun masuk dan melihat Kyung Sul ada diruangan berpikir sedang sibuk. Dokter
Lee binggung lalu meminta maaf pada Kyung Sul kalau karena punya janji makan
siang dan mengajak agar makan bersama saja.
“Tidak,
aku akan kembali lain kali... Makanlah itu.” Ucap Kyung Sul akan pergi. Dokter
Lee akhirnya menyuruh Kyung Sul membawa salah miliknya juga. Yi Hyun bertanya
siapa pria tadi.
“Seseorang
yang membutuhkan perawatan khusus sepertiku.” Kata Dokter Lee. Diluar ruangan,
Kyun Sul menyembunyikan sesuatu pada bajunya lalu dengan tatapan dingin
membuang saladnya dalam tong sampah.
Yi Hyun
meminta kopi, Dokter Lee melarangnya untuk tak minum terlalu banyak dan
menyuruh untuk minum dari yang dibawa Kyung Sil. Yi Hyun mengeluh karena
seharusnya tadi membawa sendiri. Dokter Lee mengeluh karean ibunya sendiri saja
tak membuat dirinya melakukan banyak hal.
“Memecahkan
kapsul kopi tak membutuhkan banyak usaha.” Sindir Yi Hyun. Dokter Lee ingin
tahu ada apa Yi Hyun ingin datang ke kanornya.
“Bukan
hal serius. Tapi Aku merasa sedikit aneh.” Ucap Yi Hyun.
“Katanya
kau tidur nyenyak, bahkan Kulitmu lebih baik dari kulitku.” Ucap Dokter Lee
“Aku
tidur lebih baik dari dulu, tapi aku tetap merasa sebagian diriku ada di tempat
lain. Seakan hidupku menghilang di suatu waktu dan tempat selain dari yang
disadari oleh pikiranku.” Cerita Yi Hyun
“Apa itu Teori
paralel? Itu terlalu banyak di drama dan film yang membosankan.” Komentar
Dokter Lee
“jadi Kau
takkan pura-pura peduli?” keluh Yi Hyun. Dokter Lee pun akan mendengar ucapan
Dokter Lee.
“Bagaimanapun,
aku merasa seolah-olah badanku terbagi. Aku tak bisa mengatakan di mana bagian
lain dariku, tapi di saat-saat aneh, aku melihat beberapa gambaran.” Cerita Yi
Hyun. Dokter Lee ingin tahu contohnya.
“Aku
memasuki ruangan di gendong harimau. Lalu Wanita barista itu menatapku sambil
menangis. Ruang bawah sadarku yang kau sebutkan terakhir kali. Apa ini tentang
itu?” ucap Yi Hyun.
“Apa aku
masuk ke ruang bawah sadar? Itu tak benar-benar terjadi ‘kan?” kata Dokter Lee
“Aku tak
bisa mengatakan dengan pasti. Rasanya seperti mimpi pada awalnya, tapi sekarang
rasanya seolah-olah itu benar-benar terjadi. “ jelas Yi Hyun
“Apapun
itu jika kau tak dapat membedakannya dengan jelas, itu berbahaya.” Jelas Dokter
Lee
“Apa yang
terjadi padaku baru-baru ini sangat jelas. Aku hanya menolaknya karena
tampaknya tak masuk akal dalam kehidupan nyata. Tapi sekarang rasanya sesuatu
yang baru sedang terjadi.” Ungkap Yi Hyun
Dokter
Lee meminta agar Yi Hyun menemuinya
setiap hari untuk sementara waktu karena menurutnya Keadaan mentalnya
tak wajar. Yi Hyun menceritakan kalau ada sebuah masalahnya yaitu Peri itu
memanggilnya suaminya. Dia masih ingat Ok Nam mengatakan “Suamiku tersayang.” Dokter Lee kaget langsung membungkuk.
“Wah..Ini...sepatuku...
Itu pasti terlalu kecil. Kakiku bahkan melepuh ketika memakainya.” Ucap Dokter
Lee terkejut dan langsung mengumpat kesa pada nenek yang mengangap Yi Hyun
sebagai suaminya.
Jeom Soon
mengendap-ngendap keluar melalui kedai kopi. Ok Nam bisa melihatnya dan
mengeluh anaknya yang akan keluar lagi. Jeom Soon mengatakan kalau harus
mengunggah tulisannya karena Tak ada Wi-Fi jadi
akan pergi ke gedung itu.
“Jangan
pulang larut.”ucap Ok Nam memperbolehkanya. Jeom Soon tersenyum lalu pamit pada
ibunya.
“Aku tak
boleh menghancurkan toko nenek itu. Tapi Aku tak bisa melakukan apa yang
kuinginkan.” Keluh Dokter Lee melihat dari kejauhan.
Jeom Soon
duduk di kampus tapi tak bisa masuk ke “Koneksi wifi” padaha sudah bisa
mengetik kode terakhir kali tapi sekarang tak terhubung. Kyun Sul tiba-tiba
datang bertanya apakah Internet tak berfungsi. Jeom Soon panik langsung menutup
laptopnya.
“Kau bisa
Unduh perangkat lunak dan ketik ID murid juga kata sandimu. Apa Kau bukan murid
disini?” ucap Kyung Sul.
“Yah...
Kenapa memakai "Banmal"? kata Jeom Soon marah. Kyung Sul meminta maaf
karena melihat Jeom Soon terlihat lebih muda.
“Aku
murid disini... Aku Um Gyeong Sul, kelas 2020.” Kata Kyung Sul. Jeom Soon
mengaku kalau dari kelas 2021.
“Aku
sudah memberitahumu namaku.” Ucap Kyung Sul. Jeom Soon binggung akhirnya
menyebut namanya Jeong Soo. Kyung Sul binggung.
“Kenapa
namaku begitu kuno?” keluh Jeom Soon kesal sendiri lalu menyebut namanya “Seon
Jeong Soo.”
“Jeong
Soo.. Itu nama yang cantik. Apa kau tinggal di luar negeri? Kau juniorku, dan
kau berbicara seperti kita sederajat.” Ucap Kyung Sul.
“Apa karena
aku memberikan satu tahun yang membuatnya menjadi seniorku?” gumam Jeom Soon
bingung
“Kelasmu
lebih besar. Apa kau benar-benar dari luar negeri? Apa Tempat orang-orang memanggil
nama walaupun dia lebih tua? Dimana? Apa Amerika? Jerman? Perancis?” tanya
Kyung Sul.
Jeom Soon
kebingungan lalu melihat papan pengumuman dan mengaku kalau dari Mongolia lalu
memperingatkan Kyung Sul harus memperhatikan sopan santunya karena mulai kesal,
merasa tak penting untuk bicara. Kyung Sul mengaku kalau Jeom Soon benar-benar
menarik.
“Aku suka
kau. Bagaimana jika bergabung dengan klub kami? Klub dokumenter.” Kata Kyung
Sul. Jeom Soon mengaku tertarik dan akan pergi. “Apa Kau takkan meng-upload
sesuatu yang sudah ditulis?” tanya Kyung Sik. Jeom Soon terdiam tatapan sinis.
“Maaf...
Aku tak membaca apa pun. Tapi Aku hanya melihatmu mengetik. Kami membutuhkan
penulis juga.” Kata Kyung Sik. Jeom Soon seperti percaya.
“Aku bekerja
di bar bir di malam hari. Jadi Datanglah jika kau mau. Jika kau datang, berarti
kau setuju bergabung.” Kata Kyung Sik memberikan kartu namanya.
Jeom Soon
terlihat masih binggung, Kyung Sik sibuk dengan ponselnya lalu memindahkan
video dengan nama “Pacar”
Tuan Goo
akhirnya mengendong tas, Tuan Park membahas tentang masa-masa paling berat buat
seseorang. Nyonya Oh pikir sesudah makan banyak pada akhirnya menjadi sembelit.
Tuan Park pikir jawabanya itu adalah Ketika menjadi dewasa lalu tertawa
terbahak-bahak.
“Kau
bilang, Ketika menjadi dewasa? Kami berjalan di jalur kereta seolah-olah kita
sedang "road trip".” Ucap Tuan Goo berusaha ikut tertawa.
“Apa kau
tak merasakan sesuatu bergoyang?” kata Nyonya Oh. Tua Park pikir kalau kaki
Tuan Goo sama lemahnya dengan gurita jadi itu gemetar.
“Tunggu...
Sepertinya seseorang memukulnya... Sangat keras dan cepat. Siapa yang melakukan
itu?” ucap Tuan Goo mencoba menaruh kuping di rel.
Ketiganya
melihat kereta yang datang dan langsung berteriak agar segera lari. Tuan Park
melihat dagingnya jatuh dan ingin mengambilnya, tapi kakinya malah terjebak
dalam rel kereta. Keduanya akhirnya kembali menarik kaki Tuan Park.
“Kalian
lari saja, ini sudah terlambat untukku.” Ucap Tuan Park menyerah
“Jangan
katakan itu jangan bodoh kita harus lari!” teriak Tuan Goo
“Terimakasih
untuk semuanya. Aku membuatmu banyak masalah selama bertahun-tahun...” ucap Tuan
Park
“Berisik,
berikan biji itu... Biji ajaib yang kau bawa dari alam peri. Kau menyimpannya
di sakumu dan mengasahnya terus-menerus. Kau sudah bilang kacang tunggal bisa
membawaku ke alam peri!” ucap Nyonya Oh
“Aku tak
menggunakannya karena tak tahu yang mana.” Kata Tuan Park.
“Lemparkan
satu saja!..Kau Pilih satu dan lempar.” Perintah Nyonya Oh akhirnya melempar
biji sebelum kereta datang.
[Bersambung...]
“Tuan
muda tahu bahwa pelayan wanita itu menyukai pelayan laki-laki. Dia akan menambahkan
satu sendok lagi untuk camilan tengah hari yang dia bawa.”
Jeom Soon
setelah menulis mengeluh kalau seandainya punya seseorang melakukan itu, lalu
tiba-tiba merasa lapar dan teringat kembali yang dikatakan Kyung Sik untuk
datang kalau memang ingin gabung.
Jeom Soon
mengingat yang dikatakan Kyung Sik “Jika kau datang, berarti kau setuju untuk
bergabung.” Lalu mengeluh karena malah
memikirkannya daripada sosis. Lalu ada Email masuk.
[Rumah
Penerbitan Binatang Liar - "Halo, Penulis Jeom Soon "Saya Lee Asisten Manajer dari Rumah
Penerbitan Binatang Buas. aku menghubungimu untuk..."] Jeom Soon kaget
kalau itu dari Rumah penerbitan.
Jeom Soon
pulang kerumah dengan wajah berbinar-binar memanggil ibunya, tapi Ok Nam
terlihat sakit hanya menundukan kepalanya di kedai. Jeom Soon memanggil ibunya
lalu apakah sakit dan memeriksa badanya
panas.
“Astaga,
apa kau mual? Apa kau tak mematuhi aturan langit? Ibu, bertahanlah. Aku akan
pergi mencari bantuan. Mengerti?” ucap Jeom Soon akhirnya berubah menjadi
kucing.
Yi Hyun
bersiap keluar dari lab meminta Kim Geum agar membawa kotak-kotak ke kantornya.
Kim Geum mengerti kalau kalau akan membawa dua kotak diatas meja. Jung Min
keluar bertanya apakah Kim Geum melihat botol coklat dimetil sulfoksida.
“Aku tahu
di mana itu... Aku akan membawanya kepadamu.” Kata Kim Geum lalu keluar dari
ruangan, saat itu melihat Jeom Soon datang menarik celananya.
“Jeom Soon,
bagaimana kau masuk ke sini?” tanya Kim Geum, dan Jeom Soon bicara memberitahu
keadaan ibunya dan meminta bantuan.
Kim Geum
akhirnya berlari ke kedai kopi dan merasaka Ok Nam demam dan langsung
mengendongnya.
[Epilog - Temui Barista Seon, Bintang Populer
di Yiwon University]
Dua
mahasiswa membahas Barista di kampus, si pria memastikan kalau barista yang
dimaksud adalah nenek pembuat kopi. Kim Geum mendengarnya dari kejauhan. Si
mahasiwa merasa kalau nenek itu sangat aneh.
“Rambutnya
selalu disanggul, dan dia memakai bunga... Itu lucu!” ejek si pria. Kim Geum
yang mendengarnya langsung mengumpat kesal
Di kedai
kopi
Ok Nam
menyapa pelanggan, mahasiswa melihat Menu ini sangat bagus. Ok Nam pikir
mahasiswa itu menyukainy dan terima kasih sudah mengatakan itu. Si Pria
binggung karena nenek itu seperti mengerti ucapan merkea yang dianggap seperti
ejekan.
“Ya, itu
artinya pintar juga cerdas... Apa kau menggunakan kata tanpa mengetahui
artinya?” ucap Ok Nam
“Yah,
maksud kami, ini membuat celana kami basah.” Jelas Mahasiswa mengunakan kalimat
zaman sekarang.
“Benarkah?
Kalian Masuklah. Biarkan aku memberiku sesuatu untuk membersihkan celana
kalian” kata Ok Nam yang kolot.
“Nenek ,
kau Daebak sekali.” ucap Mahasiswa dengan menahan tawa. Ok Nam pun memuji
mereka anak manis dan ramah.
“Aku akan
menggandakan takaran kopinya, jadi harap tunggu. Aku berlatih sebagai barista
selama 500 tahun di Gunung Gyeryong.” Ucap Ok Nam
“Astaga,
aku suka humormu... Kau sangat menggemaskan, termasuk kopi dan candaanmu luar
biasa.” Ungkap mahasiswa.
Bersambung
ke episode 6
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tau ga yg jadi kyung sul siapa? :(
BalasHapus