PS : All images credit and content copyright : TVN
Kim Geum
bergegas kembali menemui Yi Hyun ditaman dengan membawa air tapi tak menemukan
dosenya. Lalu menatap struk pembayaran ada pembelian "Satu nasi goreng
kkakdugi dibungkus" lalu mengeluh karena menurutnya mereka bukan tandingan
Prof Park.
“Ketika Prof
Jung tahu harus membayar makan malam, maka dia akan kecewa.” Kata Kim Geum dan
kembali mencari Yi Hyun yang tak ada di taman.
Ia lalu
mencoba menelp Yi Hyun dengan ponselnya, tanpa sadar kalau Ponsel Yi Hyun
dipegang olehnya juga. Akhirnya ia mencoba mencari kemana perginya Yi Hyun.
Jeom Soon
berteriak memanggil ibunya, Ok Nam membuka pintu kaget melihat Yi Hyun
digendong oleh anaknya. Jeom Soon
memberitahu kalau Yi Hyun yang sekarat
jadi membawanya pulang.
Kim Geum
panik mencari Yi Hyun berpikir kalau sudah pulang ke rumah, tapi ada ada juga.
Ia pun keluar terus mencari Yi Hyun dengan wajah panik.Sementara Yi Hyun sudah
tertidur pulas di pangkuaan Ok Nam.
“Jeom
Soon, maaf... Maafkan aku, kau harus tumbuh tanpa seorang ayah.” Ucap Yi Hyun
mengigau dalam tidurnya. Ok Nam yang mendengarnay dengan wajah terharus
mengakui kalau Yi Hyun adalah Suaminya tersayang.
Yi Hyun
terbangun dengan sedikit terbentur, lalu melihat punggung harimau di depanya.
Ia pikir kalau sedang bermimpi, karena terlalu banyak minum tadi malam jadi
bisa mimpi dibawa harimau. Jeom Soon yang belum berubah tanpa sadar kentut. Yi
Hyun tak percaya kalau Harimau itu bisa kentut dan bau sekali.
Yi Hyun
mencoba mengingat-ngingat yang terjadi sebelumnya dalam otaknya.
“Aku,
Jung Yi Hyun, seorang pria yang logis dan waras. Namun, insiden irasional
terjadi di depan mataku.” Dan Ia akan
memindahkan adegan itu ke folder "bawah sadar"
“Macgyver
berkata kau harus berpikir ketika ragu.”kata Yi Hyun lalu memindahkan ke folder
Bawah sadar lalu berjalan pergi.
Ok Nam
masuk rumahnya untuk membawakan makan, tak melihat Yi Hyun di kamar lalu
berpikir kalau sudah pergi.
Kim Geum
pulang ke rumah melihat sepatu Yi Hyun lalu bergegas ke dalam kamarnya
memastikan kalau Prof yang suadh pulang. Yi Hyun sudah tertidur melihat Kim
Geum didepanya. Kim Geum bertanya Kapan kembali ke rumah. Yi Hyun heran Kim
Geum yang bertanya seperti itu.
“Apa Kau
tahu betapa khawatirnya aku? Aku kembali ke taman, tapi yang kutemukan hanyalah
jaketmu. Kau tak di rumah, darimana saja kau?” tanya Kim Geum panik
“Aku tak
tahu, tapi aku kembali dari suatu tempat.” Ucap Yi Hyun .
“Kupikir
sesuatu yang buruk terjadi atau mungkin kau diculik. Aku mencarimu ke mana saja
sepanjang malam. Bahkan Aku baru saja kembali dari divisi patroli.” Kata Kim
Geum kesal melihat sikap Yi Hyun
“Ya
maaf... Sepertinya aku tertidur di suatu tempat.” Ucap Yi Hyun ingin kembali
tidur.
“Kau tak
memegang ponsel atau dompetmu...” kata Kim Geum panik. Yi Hyun meminta maaf dan
menyuruh tidur saja.
“Kau
pasti tak tidur, mencariku.” Ucap Yi Hyun. Kim Geum pikir kalau Jika Yi Hyun tertidur
di jalan, hipotermia...
“Aku
mendengarmu! aku bukan anak kecil.” Kata Kim Geum tak ingin mendengar alasan Yi
Hyun
“Bukan
itu alasan...” keluh Yi Hyun. Kim Geum tak ingin mendengarnya menyuruh Yi Hyun
agar Istirahatlah saja. Akhirnya Yi Hyun berjalan pergi.
“Aku tak
tahu kenapa dia bertingkah terkadang seperti istriku.” Keluh Yi Hyun.Kim Geum
akhirnya berbaring di tempat tidur mengaku sangat Lega.
Tuan Goo
tidur bersama dengan Tuan Park dan juga Nyonya Oh, diselimuti oleh burung
merpati. Saat itu terlihat pria tunawisma melihat ketiganya berpikir cara tidur
yang baru.
“Aku akan
sedikit merogoh kantongmu, tetaplah tidur nyenyak.” Ucap si pria akan menarik
dompet yang ada disaku Tuan Goo.
Saat itu
merpati menatap si pria dengan sinis, tapi Si pria tak takut langsung
menariknya dan kabur. Merpati pun langsung berterbangan dan Tuan Goo akhirnya
terbangun karena sudah tak di selimut burungnya.
Matanya
terkejut melihat gedung di sekelilingnya “Bank Mokpo” lalu “Agen Pekerjaan
Mokpo” dan makin kaget melihat didepanya tertulis [Stasiun Mokpo]
“Seseorang,
kumohon katakan padaku ini bohong.” Ucap Tuan Goo kebingungan.
Flash Back
Di
stasiun, Tuan Park menunjuk jalur kereata karena harus naik kereta untuk pergi
ke Seoul. Tapi Tuan Goo yakin kalau jalur yang lain untuk kereta ke Seoul.
“Bukankah
kau bilang ini adalah pertama kalinya kau naik kereta? Kenapa kau mencoba
memimpin? Aku mengendarai Kereta Pigeon berkali-kali,jadi aku tahu jalannya.”
Ucap Tuan Goo yakin
“Tapi itu
tak ada lagi.” Komentar Tuan Park. Tuan Goo pikir kalau Kereta api semuanya sama.
“Semua
kereta berjalan di jalur yang sama. Kenapa kau tidak belajar dulu sebelum memiliki keraguan?”
komentar Tuan Goo.
Tuan Goo
pun merasa kalau semua itu salahnya, Tuan Park akan bangun ingin merasakan
udara di Seoul di pagi hari. Tuan Goo yang panik menyuruh Tuan Park untuk tidur
lagi karena masih subuh.
Kim Geum
terbangun dari tidurnya, lalu panik meihat jam di dinding karena mungkin terlambat untuk janji dengan Ok Nam.
Sementara Ok Nam sedang bicara dengan taman, kalau mereka yang ingin tahu
tentang banyak hal yang mengaku benar-benar melakukan sesuatu yang baik.
“Ini
rahasia, tapi tentang pria yang kutunggu, dia ingat Jeom Soon dalam tidurnya. Aku
harap, dia segera mengmengingatku.” Akui Ok Nam bahagia. Saat itu Kim Geum
datang dengan terburu-buru.
“Mohon
maaf, aku terlambat.” Ucap Kim Geum. Ok Nam pikir tak masalah.
“Aku
sibuk mengobrol dengan teman-temanku di sini.” Kata Ok Nam
“Kau
pakai celana yang kubelikan untukmu.” Komentar Kim Geum melihat baju yang
dipakai Ok Nam.
“Aku akan
keluar, jadi aku ingin memakai pakaian yang baru.” Ucap Ok Nam. Kim Geum
berusaha memuji
“Itu baju
tidur, bukan untuk pergi keluar. Haruskah aku beli yang lebih bagus untuknya?”
gumam Kim Geum
Ok Nam
memberitahu kala sudah mengemas kopi dan telur rebus. Kim Geum dengan senan
hati menerimanya karena Kopi dan telur rebus adalah yang terbaik, karena Seteguk
kopi meredakan sesak tenggorokan dari makan kuning telur. Ok Nam pikir mereka
bisa pergi menonton gambar bergerak
dengan camilan ini sekarang. Kim Geum pun melangkah pergi.
Tuan Goo
dkk akhirnya makan direstoran, Tuan Park menyindir kalau dapat menikmati perjalanan ke Mokpo berkat
Tuan Goo padahal bisa langsung pergi ke
Seoul jika bukan karenanya. Tuan Goo tak bisa membela diri. Tuan Park pikir
mereka tak akan bisa menikmati kemewahan dengan 12 merpati sebagai selimut.
“Aku basah
kuyup karena embun pagi kukira, aku mimpi basah semalam. Kami mendapat banyak
kenangan berkat dirimu.” Kata Tuan Park terus menyindir
“Kita
sudah makan pagi, ayo kita bergegas menuju Seoul dengan KTX.” Ucap Nyonya Oh
tak ingin Tuan Park terus mengomel. Si Bibi pemilik datang dari dapur.
“Aku
minta maaf karena membuatmu menunggu. Apa kau menikmati makananmu? Aku membuat
dan menyajikan makanan pada saat yang sama, jadi itu tak berjalan dengan baik.”
Ucap Si bibi akhirnya berdiri di depan kasir.
“Kau makan
sup gurita dan tiga mangkuk bibimbap gurita. Totalnya 66 dolar.” Kata si bibi
Tuan Goo
akan mengambil dompet di sakunya, tapi wajahnya kebingungan karena dompetnya
tak ada. Nyonya Oh meminta agar Tuan Goo Jangan berakting dan cepat bayar
tagihannya. Tuan Goo merasa kalau ada yang aneh.
Akhirnya
ketiganya pergi kedapur, Si bibi datang dengan trolly menyuruh mereka agar
mencuci piring dan sajikan lauk pauk. Ia pun mengomel Tuan Goo yang tak
menempatkan gurita itu ke dalam panci malah dipegang oleh tanganya.
“Aku tak
bisa melepaskan ini dari tanganku. Tolong selamatkan aku.” Jerit Tuan Park.
Tuan Goo ketakutan, akhirnya Nyonya Oh yang melepaskanya.
“Kau bisa
melakukannya...Ini Sangat mengesankan...” puji Tuan Goo mengangkat dua
jempolnya.
“Kenapa
gurita berkaki panjang ini punya banyak kaki? Ada lebih dari delapan kaki... Lima
kali lipat daripada yang seharusnya.” Keluh Tuan Park kesal.
“Apa Kau
tak tahu mereka melakukan manipulasi genetis belakangan ini?” ucap Nyonya Oh
“Apa itu
berarti, kita makan gurita monster tadi?” ucap Tuan Park panik. Tuan Goo pikir
ituJustru karena kakinya banyak dan Bagus untuk makan beberapa kaki lagi.
“Benar,
kau benar.. Itu semua berkatmu...Coba Lihat... Jika bukan karenamu, kita tak
akan kerja paksa. Kami tak akan melihat contoh manipulasi genetika. Semua pengalaman
ini sangat berharga. Terima kasih banyak, Peri Goo.” teriak Tuan Park marah
Keduanya
saling menatap dengan beradu kepala, saat itu bibi masuk kembali berteriak agar
keduanya mengerjakan pekerjaannya. Kedua pria pun bergegas mencuci piring.
Kim Geum
dan Ok Nam sampai di luar bioskop, Ok Nam terlihat masih takjub melihat
semuanya. Kim Geum meminta Ok Nam menunggu sebentar karena ingin memesan tiket.
Setelah itu keduanya duduk didalam bioskop dengan kacamata 3G.
Ok Nam
serius menonton film Kingkong, lalu berkomentar kalau seharusnya tak tidur pada
King Kong lalu meminta agar manusia itu menurunkan karena kingkong itu tak
bersalah.
Kim Geum
panik melihat Ok Nam sampai berdiri, akhirnya menyuruhnya duduk takut penumpang
merasa terganggu. Saat adegan sedih keduanya sama-sama ikut menangis.
Yi Hyun
bangun dari tidurnya, langsung ke dapur mengambil minum dan mengingat apakah
Kim Geum pergi nonton bersama Ok Nam.
Keduanya
akhirnya keluar dari bioskop, Kim Geum pikir mereka seharusnya nonton film yang
tenang. Ok Nam merasa tak perlu seperti itu karena ketika King Kong jatuh dari
gedung di ending, merasa sangat sedih. Kim Geum pikir merkea bisa tonton
sesuatu yang segar lain kali.
“Coba Lihat
mereka.... jepit rambut bunganya.” Komentar Penonton wanita melihat Ok Nam
seperti wanita tua.
“Jangan
menatapnya terlalu jelas.” Bisik Si pria menarik pacarnya pergi. Kim Geum tetap
mendengarnya.
Akhirnya
Kim Geum pergi ke sebuah stand jepitan dan memilih sebuah jepitan bunga dan
membayarnya. Si pegawai pikir kalau itu
hadiah untuk ibunya karena melihat Ok Nam sebagai nenek tua. Kim Geum tak banyak berkata-kata.
“Bisakah kau
menaruh ini di rambutku?” ucap Kim Geum pada Ok Nam. Ok Nam pun memasangkan
jepitan. Saat itu si wanita binggung karena tak melihat Ok Nam wanita tua
didepanya.
Kim Geum
pamit untuk ke toilet jadi meminta agar menunggu. Ok Nam pun menunggu sambil melihat sekeliling
tiba-tiba seorang nenek datang dengan dandanya yang sama, lalu bercerita Ayahnya adalah seorang menteri selama 5
dekade dan dipromosikan karena menjadi penembak di Perang Korea.
“Dia
punya tiga putra , tapi karena aku seorang wanita, Dia menyiksaku, lalu
melemparku keluar. Aku lulus dari
sekolah menengah perempuan. Negara kita berantakan dan itulah kenapa komunis
China menyerang. Itu bukan seperti siapapun bisa menegosiasikan FTA dengan
Trump.” Ucap Si nenek seperti bicara ngelantur.
“Mao Ze
Dong bilang ini ketika dia mengalahkan Chiang Kai Shek. "Bagaimana bisa
kau mencuri semua harta? Kembalikan Kubis Jadeite!" kata Si nenek.
Kim Geum
akhirnya datang, si nenek terus bicara “Viet Cong menangkap saudara laki-laki
tertuaku, dan dia kehilangan kakinya. Kaki dia hilang hanyut di Sungai Song Da.
Dikakinya keluar darah merah.” Lalu bertanya siapa wanita yang ada didepanya.
“Dia putri
satu-satunya dari seorang menteri yang bertempur di Perang Korea. Kakaknya,
Deok Gu, meninggalkan bagian tubuh yang mengambang di Sungai Song Da, Vietnam.”
Kata Ok Nam. Kim Geum mendengarkan dengan serius.
“Dia
memintaku untuk menikah dengannya dan memikatku ke sumur suatu malam. Tapi
kemudian... Dia memaksa mulutku terbuka dan mencoba menuangkan alkali ke
dalamnya. Lalu dia melemparkanku ke Sungai Taehwa.” Cerita si nenek.
“Apa
Sungai Taehwa di Ulsan? Aku ada di sana minggu lalu untuk pameran taman.” Ucap
Kim Geum menanggapi serius.
Si nenek
seperti pura-pura gila, mengeluh keduanya itu orang aneh dan bergegas pergi.
Kim Geum dan Ok Nam bingung karena si nenek pergi begitu saja, bahkan Ok Nam
tak mengatakan apa-apa selama si nenek bercerita. Kim Geum tak peduli mengajak
mereka untuk minum kopi saja.
Keduanya
minum kopi dan juga telur rebus ditaman. Kim Geum bertanya apakah Ok Na
mengetahui sebuah permainan, kalau menang jika menyebutkan sesuatu yang belum
pernah dicoba orang lain dan orang bilang kalau permainan itu harus mengungkapkan
rahasianya.
“Sebagai
contoh, aku pernah jatuh ke toilet. Aku jatuh saat mengunjungi kakek ketika
kecil. Aku hampir mati. Bagaimana denganmu? .” Akui Kim Geum.
“Aku
berusia 699 tahun... Aku jatuh ke toilet sekitar 20 kali.. bahkan Jeom Soon
masih melakukannya sekarang.” Balas Ok Nam. Kim Geum terdiam mendengarnya.
“Kenapa
kita tak bermain sebaliknya? Game "aku mirip sepertimu". Jika sesuatu
yang kau katakan mendekati dengan kemiripan kita, maka kau menang.”saran Kim
Geum. Ok Nam pun setuju.
“Aku tidur
enam jam sehari.” Akui Kim Geum. Ok Nam
mengaku kalau tidur kurang dari lima jam.
“Aku
makan tiga kali sehari.” Ucap Ok Nam. Kim Geum mengaku hampir tak pernah
sarapan.
“Setelah
bangun tidur, Kau harus sarapan... Itu untuk menyiapkan otakmu.”saran Ok Nam.
Kim Geum hanya tersenyum dan akan memulai permainan kembali.
“Aku bisa
mengerti apa yang dikatakan binatang.” Akui Kim Geum. O Nam kaget Kim Geum
mengerti bahasa binatang.
“Kulihat,
kau berbicara dengan tanaman dekat truk kopi sebelumnya. Bagaimana kau mulai
berkomunikasi dengan tumbuhan?” tanya Kim Geum penasarn.
“Aku pun
tak tahu... Aku bisa melakukannya ketika berada di dunia peri, jadi aku tak
begitu ingat. Lalu Bagaimana kau akhirnya bisa memahami bahasa hewan?” ucap Ok
Nam.
“Aku tak
pernah memberi tahu siapa pun hal ini. Sebagai seorang anak kecil, aku dulu
mengerti apa yang dikatakan burung terbang.”akui Kim Geum.
Flash Back
Kim Geum
saat masih sembilan tahun berjalan pulang sekolah mendengar burung yang ada
diatas dahan berbicara kalau tak tidur semalam dan bangun pada dini hari karea
ibunya terus menceritakan burung lainya.
Saat Kim
Geum, 15 tahun, pergi ke tempat kakeknya bisa mendengar suara sapi yan meminta
agar menemukan seorang istri untuknya.
Dan saat Kim Geum, 21 tahun dengan
pendengarnya bisa mengetahui obrolan semut yang sedang berjalan, bahkan
menyelamatkan jalan semut karena terhalang batu.
“Ketika
aku memberi tahu orang-orang, mereka bilang aku sedang berhalusinasi. atau bertingkah
seperti orang gila. Makanya Itu aku rahasiakan saja.” Akui Kim Kim
“Jadi dia
adalah salah satu dari kita juga. Dia tak sepenuhnya berpengalaman,tapi sesudah
pelatihan yang tepat, keterampilannya akan meningkat.” Gumam Ok Nam,
“Aku
merasa jauh lebih baik sekarang, setelah memberitahumu. Tapi Kenapa kau
menatapku seperti itu?” kata Kim Geum merasa Ok Nam berpikir dirinya juga gila.
“Kau itu
makhluk yang sangat istimewa.. Boleh saja kabut duniawi mengelilingimu, tapi
sifatmu jujur, baik, dan cerah.” Puji Ok Nam. Kim Geum pikir dirinya, tak baik
sama sekali.
“Aku
membuat kesalahan di laboratorium dan wanita tak menyukaiku.” Kata Kim Geum
lalu berpikir lebih dulu apakah ia harus mengatakan itu.
“Dan Juga,
Jeom Soon memanggilku berbau kesengsaraan Tapi kupikir kau istimewa... ” Akui
Kim Geum
“Tak ada
seorang pun di dunia ini yang tak istimewa” komentar Ok Nam. Keduanya pun
menikmati minum kopi dan juga telur rebus bersama.
Yi Hyun
sedang berbaring di sofa sibuk menelp seseorang. Dokter Lee sedang tertidur
menerima telpnya. Yi Hyun bertanya apakah Dokter Lee tak berlatih untuk
triathlon hari ini. Dokter Lee mengaku tidak dan bertanya kenapa Yi Hyun
menelpnya.
“Apa
alasannya? Apa Habis minum?”ucap Yi Hyun. Dokter Lee membenarkan kalau ia habis
Makan malam dengan departemenya.
“Benarkah?
Kami juga melakukan itu.” Akui Yi Hyun. Dokter Lee mengaku kalau perutnya
sakit. Yi Hyun juga merasakan hal yang sama.
“Apa kau
Butuh makanan? Sup Seolleongtang atau pereda mabuk?” tanya Yi Hyun. Dokter Lee
memilih sup pereda mabuk saja.
Keduanya
akhirnya makan di restoran dan Dokter
Lee langsun memakan tanpa peduli supnya masih panas. Yi Hyun mengaku menyukai
selara makan Dokter Lee bahkan bisa melihat kalau dokternya itu berpakaian
sangat berbeda pada akhir pekan.
“Apa itu
sebuah filosofi?” ejek Yi Hyun. Dokter Lee menyuruh Yi Hyun diam saja dan makan
karena ia juga sedang sibuk makan. Yi Hyun tahu kalau Dokter Lee yang sangat
menyukai tempat ini
“Kenapa
kau tak pernah makan seonji di sup pereda mabuk?” komentar Dokter Lee mengambil
sayuran yang dipisahkan dari mangkuknya.
“Aku benci
bagaimana sesuatu yang hancur begitu lemah, padahal terlihat begitu kuat.”
Ungkap Yi Hyun
“Apa kau
menulis puisi? Kau sangat pemilih. Aku ingin tahu siapa yang akan menikahimu.”
Ejek Dokter Lee
“Itu pasti
bukan kau, jangan khawatir.” Komentar Yi Hyun lalu Dokter Lee merasakan supnya
sangat panas.
“Kau
pandai makan makanan panas.” Kata Dokter lee. Yi Hyun dengan bangga kalau
dirinya cukup jantan.
“Apa
makan hal-hal panas harus dilakukan dengan kejantanan?” ejek Dokter Lee.
“Aku tak
bisa dibandingkan dengan pelayan di "Jendela Rahasia Tuan Muda".
Komentar Yi Hyun
“Itu
adalah mahakarya yang abadi, Kau jangan membacanya Dan aku suka tuan muda.”
Akui Dokter Lee
Yi Hyun
tak percaya berpikir kalau si tuan muda yang tak menyukai pelayan menurutnya
Tuan Muda itu pasti punya selera pria tinggi. Menurutnya kalau Dokter Lee
menyukai pria seperti Tuan muda maka cintanya akan bertepuk setengah tangan.
“Kenapa
kau peduli padaku padahal kau tak pernah berkencan sepanjang hidupmu?” ejek
Dokter Lee
“Itu
sangat jelas... Tuan menyukai pelayannya, jadi apa kesempatan yang kau miliki
dengan tuan?” komentar Yi Hyun
“Jika
tuan menyukai pelayannya, apa itu berarti Apa aku punya peluang? Mereka semua
adalah karakter fiktif. Aku terkadang penasaran, bagaimana kau menjadi profesor
dengan otak seperti itu.” Ejek Dokter Lee
“Kenapa
kau membahas itu? Otakku sangat pintar, aku ingin melupakan, tapi tak bisa karena
saking pintarnya diriku. Kau tak tahu apa-apa.” Komentar Yi Hyun kesal lalu
pandanganya mengarah keluar restoran.
Dokter
Lee juga melihat Kim Geum yang punya bunga di rambutnya. Yi Hyun terlihat tak
percaya kalau Kim Geum pergi dengan Ok Nam dan dimatanya Ok Nam itu seorang
wanita muda yang cantik.
Ibu Kim
Geum masuk rumah berteriak memanggil anaknya,
tapi merasa tak ada orang dirumah. Ia pun mengeluh kemana mereka pergi
di hari satu lalu membuka kulkas yang ada di dapur dan memasukan semua makanan
yang dibawanya.
“Lemari
es benar-benar kosong! Kenapa tak ada rak di kulkas? Tapi Kurasa begitulah
ketika hanya pria yang mengelola rumah... Namun, aku suka ada cukup ruang untuk
pasta cabainya” kata Ibu Kim Geum memasukan semua bahan makanan dalam kulkas.
Yi Hyun
tak percaya kalau selalu berakhir dengan makan sup mabuk dengan Dokter Lee.
Sementara Dokter Lee merasa jauh lebih
baik sekarang karena tadi seperti sedang sekarat. Yi Hyun pun bertanya apakah
hari senin bisa datang ke kantornya.
“Aku ada
pasien, tapi aku punya waktu sebelum siang hari.” Kata Dokter Lee. Yi Hyun
memikirkan jadwalnya.
“Aku tak
akan punya cukup waktu.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee langsung mengubah kalau akan bebas
sampai jam 1 siang.
“Aku akan
berada di sana pada siang hari dan membawa sandwich.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee
setuju seperti penuh semangat menunggu Yi Hyun datang ke kantornya.
Yi Hyun
kembali ke rumah mengantung jas di dalam lemari tanpa sadar kalau ada bahan
makan dibawanya. Ibu Kim Geum turun dari tangga menyapa Yi Hyun ada di dapur.
Yi Hyun kaget melihat Ibu Kim Geum yang datang lalu menyapanya.
“Aku
datang ke Seoul untuk menghadiri pernikahan, Jadi aku membawa beberapa lauk.”
Ucap Ibu Kim Geum.
“Kim
Geum...Maksudku, Geum keluar hari ini.” Kata Yi Hyun berusaha untuk bicara
sopan.
“Aku
sudah menelponnya... Aku lelah, jadi aku beristirahat di kamarnya.” Kata Ibu
Kim Geum
“ Ngomong-ngomong,
tak apa-apa untuk berbicara dengan lebih nyaman.” Ucap Yi Hyun. Ibu Kim Geum
mengaku sudah cukup nyaman.
“Aku
harus berbicara dengan dialek Seoul sejak aku di sini. Ini tak aneh bagiku sama
sekali.” akui Ibu Kim Geum.
Bunyi
suara pintu terbuka, Ibu Kim Geum tahu kalau itu pasti anaknya dan langsung
menyambutnya. Keduanya pun berpelukan, Kim Geum melihatibunya pasti lelah. Yi
Hyun menatap keduanya seperti tak bisa berkata apa-apa karena hanya hidup
sendiri.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Kurang lagi 883 lagi.. Ayo dukung terus... ^_^
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar