PS : All images credit and content copyright : TVN
“Apa Kau tahu,
kau menjaga bawah sadarmu terkunci di ruang bawah tanah. Momen memalukan dan
menakutkan serta kenangan yang ingin kau hindari. Kau mengunci semuanya di
sini. Agar tak ada orang lain, bahkan kau tak dapat melihatnya, kau menggembok
pintunya.” Jelas Ham Sook mengambar untuk menjelaskan.
“Apa Ada
masalah dengan alam bawah sadarku?” tanya Yi Hyun bingung
“Setiap
orang punya masalah. Tapi kau menolaknya dan bertindak seolah-olah tak ada. Kau
takkan membuka gembok itu untuk siapa pun, bahkan dirimu sendiri. Bukankah itu
sebabnya alam bawah sadar terus muncul dalam mimpimu?” jelas Ok Nam
“Tapi apa
hubungannya ini dengan wanita itu?” tanya Yi Hyun masih penasaran.
“Bisa
jadi bahwa wanita ini mengetuk pintu ruang bawah sadarnya.” Jelas Ham Sook.
Ok Nam
sedang ada dikamar, melihat telur yang selalu dibawanya walaupun mulai retak.
Lalu ia melihat beberapa mangku yang dibawanya. Setelah itu membentuk seperti
gantungan dan menaruh barang-barang milik anaknya di dalamnya. Dibagian paling
atas ditaruh bunga lalu berdoa, saat itu tanaman mulai merambat dan terlihat
sangat cantik.
Tuan Park
dan Nyonya Oh tertidur dan terbangun melihat ingin tahu jam berapa
sekarang. Tuan Park mengau jarang
bermimpi, tapi baru saja melakukannya.
Ia mengaku melihat Peri Seon dalam mimpi, dan sekarang mengkhawatirkannya.
Nyonya Oh juga merasakan hal yang sama.
“Aku
ingin tahu apa dia bisa bertemu suaminya.” Kata
Nyonya Oh
“Dia
mungkin sudah bertemu! Apa Kau tak ingat siapa yang membantunya?” kata Tuan Goo
datang tanpa ada suara.
“Jangan
menyelinap seperti itu!” keuh Nyonya Oh
“Kau
belum melihat bagaimana dia melakukannya. Yang kau lakukan hanyalah menulis
beberapa kata untuknya.” Jelas Tuan Park
“Apa
sesuatu sudah terjadi, maka kita pasti sudah mendengarnya. Kita belum mendapat
kabar apapun karena suratku sampai dan Peri Seon baik-baik saja.” Ucap Tuan Goo
yakin
“ Apa
Sudah kau periksa?” tanya Tuan Park. Tuan Goo kebingungan.
“Apa kau
kehilangan kontak dengan semua teman merpatimu? Jika tidak,maka kau bisa
meminta bantuan mereka. Sekalian kita membicarakannya, biarkan aku mengatakan
juga.” Ucap Tuan Pasrk tak bisa menahan unek-uneknya.
“Mentalitasmu
rusak yang mencegahmu memiliki persahabatan yang panjang.” Tegas Tuan Park.
Nyonya Oh menahan Tuan Park agar tak banyak bicara, tapi Tuan Park tak mau
mendengar terus berbicara.
“Kau
mengklaim bahwa orang lain meremehkanmu dan menghalangi jalanmu saat terbang.”
Ucap TUan Park
“Apa yang
kau tahu? Apa kau melihatku mengakhiri pertemananku?” balas Tuan Goo marah
“Aku tak
menyaksikan sendiri, tapi itu terjadi di antara merpati. Namun, kau tak pernah
menghubungi mereka lagi. Bagaimana lagi kau bisa menjelaskannya? Aku benar-benar
tak tahu.” Kata Tuan Park yakin
“Beraninya
kau! Apa kau ingin mengakhiri pertemanan kita juga?” teriak Tuan Goo marah
“Astaga,
hentikan sudah! Ada apa denganmu belakangan ini? Apa hormonmu tak seimbang? Apa
kau sedang memasuki masa menopause?” ejek Nyonya Oj
“Bagaimana
bisa seorang abadi sepertiku mengalami menopause? Masa mudaku masih utuh.” Kata
Tuan Park yakin
“Dewa
seperti kita kehilangan kekuatan kita jika berhenti berlatih. Itu sebabnya aku belajar setiap hari dengan
buku-buku seperti ini. Pak Gu bahkan tak bisa mengepakkan sayapnya dengan baik,
dan kau cuma pnya biji ajaibnya untuk diandalka lalu tak ada lagi.” Ejek Nyonya
Oh
“ Ketika
orang melupakan keberadaan dewa kita, makhluk abadi seperti kita mungkin
terhapus dari muka Bumi ini. Itu sama saja dengan mati. Cba Lihatlah pohon kopi
di sana, Itu mulai layu sesudah Peri Seon pergi.” Tegas Nyonya Oh
Ia pun
takkan merasa lega sampai melihatnya sendiri, lalu bertanya pada Tuan Goo untuk
bergabung. Tuan Goo binggung apakah Nyonya Park ingin pergi Ke Seoul. Tuan Park
panik karena tak tahu bagaimana berbicara bahasanya.
“Bukankah
itu masalah? Cepat Kemas paspormu saat kesana.” Kata Nyonya Oh seperti ingin
membodohi Tuan Park.
“Pasporku?
Wah, aku hampir lupa! Perjalanan terakhirku dengan itu ke Pulau Jeju... Aku
penasaran di mana aku menyimpannya.” Ucap Tuan Park bergegas mengambil
paspornya.
“Aku
yakin sekarang... Pasti ada seekor cacing gelang yang tinggal di kepalanya.”
Keluh Nyonya Oh. Tuan Goo pun setuju.
Jeom Soon
berubah menjadi kucing dengan mengunakan tasnya, Kim Geu m melihatnya dan memanggil Jeom Soon
karena mengenalnya, tapi Jeom Soon berusah mengacuhkanya. Kim Geum tahu kalau
Jeom Soon sedang mencari Wi-Fi. Jeom Soon terus berjalan.
“Kau
membutuhkannya, kan? Aku tak tahu kenapa, tapi terkadang aku bisa tahu apa yang
dipikirkan hewan.” Ucap Kim Geum dan Jeom Soon memjawab dengan suara meong.
“Apa kau tahu
cara menggunakan komputer? Wah.. Mengagumkan.” Kata Kim Geum terus mengerti
yang dikatakan Jeom Soon walaupun hanya suara meong.
“Novel?
Sungguh menakjubkan dan Sangat keren. Aku ingin tahu plotnya. Apa karakter
utamanya? Apa itu kucing?” kata Kim Geum bersemangat
Akhirnya
keduanya duduk ditaman, Kim Geum pun memberikan sosis pada Jeom Soon. Ia pun mengakukalau suka camilan sosis itu
juga dan bertanya apa yang disukai Ibu Peri. Jeom Soon tak menjawab dan Kim
Geum tahu kalau Jeom Soon tak menjawabnya.
“Untuk
mengakses router, kau akan membutuhkan informasi akunku. Jeom Soon, kau suka
sosis, kan? Tapi apa yang Ibu Peri suka?” tanya Kim Geum berusaha mencari tahu
dan dijawab dengan suara meong.
“Persik? Jadi
ibu Peri suka buah persik. Itu Cocok untuknya...Bu Peri dan persik.” Kata Kim
Geum dengan senyuman bahagia dan melihat Jeom Soon yang akan pergi setelah
menulskan note passwordnya.
“Jeom
Soon, bisakah aku mampir minum kopi lagi?” kata Kim Geum, Jeom Soon tak peduli
memilih untuk pergi.
Ham Sook
pergi ke kedai kopi sambil mengingat yang dikatakan Yi Hyun “Wanita yang
menyeduh kopi itu terlihat seperti nenek tua, wanita muda, dan peri.
Penampilannya berubah. Apa yang harus kuperbuat?” Ok Nam menyapa pelangganya
bertanya apa yang ingin dipesan.
“Bagiku,
dia terlihat seperti nenek tua.” Gumam Ham Sook melihat Ok Nam dan menjawab mau
secangkir kopi.
“Kopi
mana yang kau inginkan?” tanya Ok Nam. Ham Sook melihat menu kopi yang aneh.
“Itu
cukup beragam... "Sarapan Burung Pipit" dan "Tidak,
Putri!"? Apa dia benar-benar memesan satu dari menu itu? Daebak.” Gumam
Ham Sook tak percaya.
“Nenek,
kopi mana yang paling laris?” tanya Ham Sook. Ok Nam menjawab Sarapan Burung Pipit. Ham Sook pun meminta
agar dibuatkan itu saja. Ok Nam pun membuat kopi yang dipesan Ham Sook.
“Ngomong-ngomong...
Ahh.. Bukan apa-apa. Semoga harimu menyenangkan.” Ucap Ham Sook seperti enggan
bicara. Ok Nam pun ingin bicara tapi diurungkan niatnya karena sebelumnya
pernah melihat Ham Sook dengan Yi Hyun.
Dong Bae
tiba-tiba saja datang bertanya apakah Ok Nam menjual banyak hari ini. Ok Nam
pun dibuat kaget, mencoba untuk tenang. Dong Bae menatap Ok Nam bertanya Apa
yang terjadi dan berpikir kalau ada gerhana.
“Untuk
beberapa alasan, ada bayangan di wajah cerah alamimu. Apa ada masalah?” tanya
Dong Baek
“Tentu
saja tidak. Apa kau mau minum kopi?” kata Nenek Ok Nam mengalihkanya.
“Wah...
Peri Seon, kopimu menakjubkan. “ ungkap Dong Bae setelah minum kopi buatan Ok
Nam
“Kehidupan
online-ku mungkin tak beruntung, tapi aku beruntung dalam kehidupan nyata.
Tongkat Ohjang-dong membawa Istri Kang Daniel bersamanya.” Kata Dong Bae penuh
semangat memegang ponselnya.
“Ibu Cho,
dewa pelindung... Menurutmu, bagaimanakah diriku? Akankah dia pikir aku
cantik?” ucap Ok Nam ingin tahu. Dong Bae pikir Ok Nam bertanya karena profesor
wanita itu
“Aku
melihat dia dengan suamiku beberapa hari yang lalu. Jantungku mulai berdegup
kencang.”akui Ok Ham. Dong Bae mengerti.
“Manusia
memiliki kehidupannya sendiri. Beberapa peri sepertimu cukup keras menunggu 699
tahun untuk satu orang, tapi manusia biasanya sibuk dengan kehidupan fana
mereka. Namun jangan khawatir. Rumor bilang bahwa lelakimu tak pernah berkencan
dengan siapa pun.” Cerita Dong Bae.
Ok Nam
tak percaya apakah sekalipun tak pernah. Dong Bae membenarkan. Ok Nam seperti
bisa merasa lega.
Yi Hyun
kembali meminum kopi dari cangkirnya tak percaya kalau Walau sudah dingin, rasa
kopinya masih enak. Sementara Ok Nam pulang ke rumah menulis dengan tinta [Kami
sedang istirahat dari jam 3 sore sampai jam 5 sore.] Dan saat itu Jeom Soon
pulang dengan wajah kesal.
“Ya
Tuhan, kenapa aku harus berubah menjadi manusia sekarang?” keluh Jeom Soon
kesal.
“Jeom
Soon, kau setengah abadi juga. Kau harus melanjutkan pelatihanmu untuk
mempertahankan kemampuanmu.” Nasehat Ok Nam
“Penampilanku
terus berubah tanpa memandang waktu dan lokasi sejak datang ke Seoul, itu
sangat menegangkan bagiku.” Keluh Jeom Soon.
“Kau tak
pernah berubah menjadi harimau, kan?”kata Ok Nam memastikan. Jeom Soon mengaku
Tidak pernah.
“Bahkan
jangan berpikir untuk minum.” Tegas Ok Nam. Jeom Soon tahu lalu melihat
gantungan yang ada di dekatnya.
“Aku
membuatnya untuk menyimpan barang-barangmu di sana. Kau bilang ingin punya
lemari. Gunakan itu sebagai lemari sementara untuk saat ini.” Jelas Ok Nam
“Apa Ini
milikku?” kaa Jeom Soon dengan wajah bahagia dan mendekosi menjadi berbulu
harimau.
“Ngomong-ngomong,
catatan apa yang menempel dibokongmu?” tanya Ok Nam melihat note yang nempel di
baju.
“Aku
bertemu Geum dalam perjalanan ke sini.” Cerita Jeom Soon. Ok Nam bertanya
apakah Jeom Soon menyapanya.
“Tidak,
aku pura-pura tak melihatnya karena aneh rasanya, tapi dia bicara denganku
duluan. Dia bahkan membaca pikiranku. Dia tahu aku membutuhkan Wi-Fi. Dapatkah
seorang manusia membaca pikiran binatang?” kata Jeom Soon binggung.
Ok Nam
pun tak tahu, karena yang dia tahu
kalau Kim Geum adalah seorang pria dengan
hati yang tulus,tapi tak tahu kalau punya
kekuatan seperti itu. Jeom Soon pun teringat kalau ibunya seharusnya bekerja di kafe. Ok Nam
memberitahu kalau sedang jam istirahat.
“Ada
suatu tempat yang harus kita kunjungi.” Ucap Ok Nam. Jeom Soon mengeluh karena baru
saja kembali.
Tapi
akhirnya Jeom Soon pergi dengan ibunya, Ok Nam kembali beruabah menjadi seoran
nenek tua, seperti sedang jalan dengan cucunya. Lalu beberapa orang melihat
dengan wajah heran. Jeom Son ebrtanya apakah kalau ia malu itu membuatnya jadi
anak durhaka.
“Yah itu,
sepertinya orang-orang memperhatikanmu. Ini agak memalukan.. Aku maaf.” Akui
Jeom Soon.
“Tak
apa... Aku juga sedikit malu dengan bajumu, jadi ide yang baik menjaga jarak
seperti ini.”kata Ok Nam membiarkan Jeom Soon berjalan memberikan jarak
sedikit.
Di dalam
salon beberapa orang menatap Ok Nam karena sudah tua dan pergi ke salon.
Pegawai ingin tahu apa yan dinginkan dari rambut Ok Nam, Ok Nam meminta agar rambutanya dibuat
secantik mungkin dan mencuci rambutnya.
“Nenek
lucu sekali... Sangat mengesankan bagimu untuk menumbuhkan rambutmu selama ini.
Tapi Tetap saja, orang-orang tak menyanggul rambut mereka belakangan ini.
Padahal Mereka biasanya mengeriting rambut” jelas Pegawai melihat rambut Ok Nam
yan panjang.
“Aku tak
mengerti apa yang kau bicarakan.” Kata Ok Nam yan masih polos
“Nyonya,
itu berarti mereka membuat rambutnya keriting agar tampak lebih gimbal.” Jelas
“Seperti
rambut Peri Oh.” Jelas Jeom Soon dengan cepat. Ok Nam membayangkan Wajah wanita
berambut keriting.
“Aku hanya
ingin kau mengeramasiku dan membuatnya terlihat bagus.” Ucap Ok Nam panik
karena tak ingin di keriting.
“Kaun Ambilkan
shampo buat ukuran nenek” ucap Pegawai dan meminta Ok Na agar pergi ke kamar
untuk keramas.
“Gaya
rambut seperti apa yang kau inginkan?” tanya pegawai pada Jeom Soon. Jeom Soon
langsung menunjuk ke poster dengan rambut yang keriting dan mengembang
“Ngomong-ngomong,
apa kau sudah menemukan tempatnya?” tanya Jeom Soon. Ok Nam melihat Sangat
ramai dengan wajah kebingungan.
“Di
sana... Sepertinya ada di lantai dua.” Ucap Jeom Soon menunjuk papan nama
“salon S Hair”
Ok Nam
sudah mengerai rambutnya yang putih, pegawai meminta Ok Nam agar berbaring. Ok
Nam pikir si pegawai yang lebih dulu
Berbaring. Si pegawai pun bingung kenapa ia harus ikut berbarin karena Ok Nam
harus berbaring agar bisa mencucirambutnya
“Oh
begitu... Kupikir kau bilang kepadaku akan berbaring.” Ucap Ok Nam lalu
berbaring
“Apa Airnya
pas segini?” tanya sipegawai mulai mencuci. Ok Nam pikir sudah cukup hangat dan
bagus.
“Baik,
aku akan mulai keramas.” Kata si pegawai, tiba-tiba tangan Ok Nam malah
menyentuh bagian kepalanya sendiri. Si pegawai panik dan binggung.
“Kau
bilang, kau akan mulai keramas, jadi tidakkah aku harus membantumu? Nona jangan
khawatir... Ini adalah pertama kalinya aku mencuci rambutku di posisi ini, tapi
tampaknya mudah.” Ucap Ok Nam mencuci sendiri kepalanya.
Ok Nam
dan Jeom Soon selesai melakukan perawat,
Pegawai menanyakan komentarnya. Ok Nam mengaku serasa dikeramas di
Pemandian Peri jadi sangat menyukainya. Pegawai pun senang dan akan menghitung tagihannya.
Nenek Ok Nam akan masuk ke meja kasir.
“Tidak,
tak perlu membantu... Yah, aku akan membayar tagihannya.” Kata si pegawai panik
tapi salah menyebutkan kalimatnya.
“Tidak,
bukan itu.... "Kau hanya perlu Bayar tagihannya." Jelas si pegawai.
Ok Nam
mengeluarkan dompetnya dalam bajunya, Si pegawai mengambil uang 50ribu won
karen itu cukup. Keduanya pun keluar dari salon, Jeom Soon sibuk
Keduanya
berjalan keluar dari salon, Ok Nam terlihat seperti masih muda berkomentar Jeom
Soon terlihat seperti singa, bukan harimau. Jeom Soon yakin pasti terlihat
keren dan berharap akan dilahirkan sebagai singa di kehidupan selanjutnya.
“Sekarang
kita pergi ke salon, Senang rasanya, seperti mandi di Pemandian Peri 699 tahun
yang lalu.” Ungkap Ok Nam bahagia.
“Pasti
merasa gugup menjumpai Ayah... Itu bohong jika aku bilang tidak.” Goda Jeom
Soon memuji ibunya yang terlihat masih cantik, mereka pun berjalan bergendengan
tangan.
Si wanita
melihat Kim Geom didepan komputer sambil mengejek kalau buang air sepanjang waktu karena hanya duduk
saja. Ia pun ingin tahu apa yang dilakukan Kim Geum apakah sedang berkencan, karena tak tampak seperti dirinya
yang sebelumnya.
“Bagaimana
dengan penampilanku?” tanya Kim Geum dengan wajah serius.
“Para
wanita jaman sekarang tak menyukai pria yang memakai baju yang itu-itu terus.
Selain itu, gaya fashionmu buruk.” Keluh si wanita.
“Pakaian
tak begitu penting.” Kata Kim Geum seperti sudah jatuh cinta dengan ibu peri.
“Jika kau
tak mau berkencan dengan seorang wanita dari Dinasti Joseon, berusahalah dalam
ootdmu.” Jelas si wanita. Kim Geum tak mengerti apa itu "OOTD"
“Ini singkatan
dari Outfit Of today. Orang jaman sekarang masih menerima muka yang jelek, tapi
mereka membenci dengan orang yang punya selera fashion yang buruk. Astaga, aku
bahkan tak mau memikirkannya.” Jelas si wanita
“Tak ada
waktu bagiku mengurusi OOTD, aku tak boleh berkencan dengan seseorang hari ini.”
Ungkap Kim Geum tak peduli.
“Katakan
padaku sebelumnya jika kau akan berkencan biar aku bisa minum antasid. Wah...
Kenapa perutku sakit setiap kali melihat orang berpasangan?” keluh si wanita
kembali duduk dibangkunya.
Ki Geum
mengingat saat bertanya pada Jeom Soon Apa
yang Ibu Peri sukai, lalu mengetahui kalau itu Persik. Ia mencari keyword
[Persik musim gugur] dan menemukan harganya 17.000 won.
Ia lalu
mengingat saat Ok Nam meminta Yi Hyun untuk datang lagi pada "jam
anjing" karena Ada sesuatu yang ingin ditanyakan dan kembali mencari
keyword [Jam anjing]
“Ya, itu
aku Lee Bo Young, Ada yang bisa dibantu?” ucap Bo Young seperti terkesima
dengan wajah tampan Yi Hyun karena terlihat sangat muda.
“Kapan
tepatnya jam anjing itu?” tanya Yi Hyun. Bo Young binggung dengan Jam anjing
“Jam 7
malam sampai 9 malam.” Kata Bo Young. Yi Hyun pikir kalau ia bisa mencarinya secara online.
“Kapan
tepatnya aku harus berada di sana ketika janji bertemu adalah pada jam itu? Apa
Jam 7 malam? Atau jam setengah 9 malam? Kenapa ini hanya dua jam?” jelas Yi
Hyun. Bo Young mengaku tak tahu.
“Apa ada
kemungkinanku akan menunggu 2 jam jika aku pergi ke sana jam 7 malam?” tanya Yi
Hyun
“Aku tak yakin. Apa kau datang jauh-jauh ke
sini dari gedungmu. hanya untuk bertanya padaku tentang itu?” keluh Bo Young.
Yi Hyun
tak mendengarnya memilih untuk bergegas pergi karena sudah hampir jam 7, Bo
Young hanya bisa menatap Yi Hyun sambil mengaku kalau profersor itu sangat
tampan.
Yi Hyun
buru-buru datang ke kedai kopi dan kaget melihat Geum ada dikedai sambil bertanya Apa yang bocah itu lakukan di sana ,
lalu bersembunyi untuk melihatnya.
“Kau
tampak sedikit berbeda dari sebelumnya.” Komentar Kim Geum . Ok Nam mengaku
sudah menata rambutku di salon.
“Itu
pasti alasanmu terlihat sangat cantik.” Goda Kim Geum. Ok Nam terlihat malu
meminta agar Berhenti bercanda.
“Aku tak
bercanda... Kau selalu cantik.” Puji Kim Geum. Ji Hyun melihat dari kejauhan
terlihat kesal.
“Lihatlah
dia tertawa... Siapa yang menjaga lab? Dia seharusnya tetap di sana.” Keluh Yi
Hyun lalu terkejut karena sudah ada Jeom Soon ada didepanya.
Kim Geum
dan Ok Nam akhirnya melihat Yi Hyun
berdiri tak jauh darinya. Yi Hyun pun akhirnya berpura-pura menyapa keduanya
lalu mendekati kedai, dengan sinsi bertanya apda Kim Geum Siapa yang di lab
sekarang., Kim Gim menjawab ada Jung Min dan Kyung Sik.
“Sepertinya
mereka begadang semalaman kemarin juga.” Ucap Yi Hyun seperti ingin Kim Geum
segera pergi
“Aku akan
segera kembali.” ucap Kim Geum yang ingin tetap berada bersama Ok Nam
“Apa Kau
tak pergi?” keluh Yi Hyun. Kim Geum mengatakan akan masuk sebentar lagi.
“Apa kau bekerja
di sini sepanjang hari? Apa Tak bergantian dengan Bu Cho?” tanya Kim Geum tetap
ingin bicara dengan Ok Nam
Akhirnya
Yi Hyun mengusir Kim Geum untuk segera pergi, Kim Geum mengeluh karena sedang
ngobrol dengan Bu Peri. Ok Nam pun meminta agar Kim Geum pergi saja karena
pasti sibuk dan bisa Berkunjung lagi besok. Kim Geum akhirnya pergi, suasana
terlihat canggung.
“Aku akan
membuatkanmu secangkir kopi yang nikmat.” Kata Ok Nam mengurangi rasa canggung.
Yi Hyun
menunggu Ok Nam sampai menutup kedai, keduanya seperti sedang bertemu untuk
berkencan. Ok Nam berpikir kalau Yi Hyun lupa. Yi Hyun mengaku kalau mengingatnya
ketika lewat dan ingin tahu alasan Ok Nam ingin berbicara denganya.
“Siapa namamu?”
tanya Ok Nam dan Yi Hyun balik bertanya. Ok Nam pun menjawab namanyaSeon Ok Nam
dari Alkaid.
“Namaku
Jung Yi Hyun... Apa itu yang ingin kau tanyakan?” tanya Yi Hyun binggung
“Kau
mungkin berpikir aku adalah wanita yang aneh, tapi biarkan aku menceritakan
sebuah kisah. Apa kau keberatan mendengarkannya?” ucap Ok Nam. Yi Hyun pikir
kalau itu tak membutuhkan waktu lama.
“Dahulu
kala, ada penebang kayu yang miskin... Dia hidup seperti itu untuk mencari
sesuap nasi.” Ucap Ok Nam yang mengingat Yi Hyun di masa lalu dengan rambutnya
yang panjang.
“Tunggu...
Sebentar... Sepertinya kita sedang membicarakan seseorang.” Kata Yi Hyun heran.
“Ini
disebut, seperti narasi... Intinya, suatu pada suatu hari, penebang kayu
bekerja di pegunungan pada pagi hari. Tapi dia melihat seekor rusa berlari dari
jauh.” Cerita Ok Nam
Yi Hyun
sedang menebak kayu pun melihat rusa yang berlari kearahnya, lalu berbicara "Tolong
selamatkan aku, Tuan... Seorang pemburu mengejarku." Yi Hyun mendengar cerita Ok Nam tak percaya
kalau seekor Rusa bisa bicara. Ok Nam kebingungan menjelaskanya.
“Apa ini
semacam personifikasi?” komentar Yi Hyun, Ok Nam tak menjelaskan hanya ingin
terus bercerita
“Dia
menyembunyikan rusa di tumpukan kayu. Ketika pemburu itu datang, dia bilang,
"Rusa itu pergi ke arah sana." Pemburu pergi ke arah itu, dan rusa
itu bilang kepadanya bahwa ada kolam, di mana peri dari langit turun untuk
mandi.” Cerita Ok Nam yang saat itu menjai peri.
“Inilah
pertanyaannya... Jelaskan dalam 50 kata bagaimana perasaanmu tentang kisah ini.
Apa Kau tak ingat apa-apa?” kata Ok Nam. Yi Hyun terlihat binggung.
“Sesuatu
sudah menggangguku dari tadi.” Akui Yi Hyun. Ok Nam ingin tahu apa itu.
“Tak
masuk akal rusa bisa bicara.” Kata Yi Hyun. Ok Nam tak ingin menyerah
memperlihatkan sesuatu yang sudah disimpanya.
“Lalu
bagaimana dengan ini?” tanya Ok Nam. Yi Hyun melihat kalau barang itu Kelihatannya
sudah tua.
“Apa Kau
tak ingat apa-apa? Hari itu, aku menaruh selendang di lehernya. Sesudah dia
meninggalkan rumah, lalu aku menemukan sesuatu tergantung pada cabang pohon di
halaman. Aku sudah tahu siapa yang menggantungnya di cabang pohon itu, tapi aku
tak bisa memastikannya pada akhirnya.” Cerita Ok Nam masih mengingatnya.
“Pernahkah
kau melihatnya sebelumnya?” tanya Ok Nam. Yi Hyun mengaku tak pernah.
“Mohon
maaf, tapi ini pertama kalinya aku melihatnya. Aku tak yakin apa maksudmu tapi
aku bukan yang kau cari.” Kata Yi Hyun yang tak mengenal Ok Nam.
“Izinkan
aku mengajukan satu pertanyaan juga. Bagaimana kau melakukannya? Aku jelas melihatmu
sebagai nenek pada awalnya, tapi sejak di kolam itu, Aku terus melihatmu
sebagai wanita muda. Bagaimana kau melakukannya?” jelas Yi Hyun
“Apa Sejak
saat itu?” tanya Ok Nam. Yi Hyu membenarkan dan menurutnya tak masuk akal, tapi
bisa melihat Ok Nam dengan penampilan
berubah di depan matany.
“Dan pagi
ini, Kulihat, kau mengenakan pakaian aneh. Aksesori berbentuk kupu-kupu dan
baju bermotif kupu-kupu. Makhluk apa sebenarnya kau ini?” tanya Yi Hyun
binggung
“Dia
bukanlah pria biasa... Dia salah satu dari kami.” Gumam Ok Nam yakin
“Apa kau
semacam memantraiku Atau itu hanya khayalanku? Kau tahu ini tentang apa... Katakan
padaku siapa kau.” Kata Yi Hyun penasaran.
“Apa kau
benar-benar tak ingat apa-apa? Aku bertanya padamu. Jangan berpikiran aku gila,
kumohon coba mengingatnya lagi.” Ucap Ok Nam menarik tangan Yi Hyun agar
memegang wajahnya.
“Apa yang
salah dengan wanita ini? Dia aneh.” Ungkap Yi Hyun, tapi Ok Nam seperti
merasakan Yi Hyun sama seperti dulu saat mereka berpisah dan serpihan bunga
sakura pun berguguran.
Bersambung
ke episode 3
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar