PS : All images credit and content copyright : MBN
Woo Hyun
menarik Yoo Jung dan langsung menciumnya, setelah itu tiba-tiba langsung
tertidur lelap. Yoo Jung binggung dan gugup akhirnya langsung keluar dari ruang
rawat, teringat kembali yang dikatakan Dokter Kim.
“Dia
masih di bawah pengaruh obat bius. Waktu bangun mungkin akan pusing, bicara dan
gerakannya melamban. Jadi tolong jaga dia dengan baik.”
“Jangan-jangan...
Apa Dia tak ingat?” ucap Yoo Jung kebingungan.
Saat itu
itu Yoo Jung dan CEO Han datang menghampiri Yoo Jung dengan wajah panik. CEO Han memastikan kalau Yoo Jung tak
terluka. Yoo Jung mengaku tak ada luka. CEO Han yakin kalau Yoo Jung pasti
sangat kaget.
“Cha Woo
Hyun terluka parah.” Kata Yoo Jung khawatir.
“Kudengar
sampai harus dioperasi. Aku sangat berterima kasih padanya. Hal buruk akan
menimpamu kalau bukan karena dia.” Komentar Yoo Joon
“Benar.
Waktu mendengarnya aku sangat berterima kasih padanya.” Akui CEO Han.
“Sepertinya
penguntit yang dulu. Pakaian dan posturnya mirip sekali.” cerita Yoo Jung. CEO
Han kaget.
“Polisi
sudah datang menyelidiki lokasi kejadian. Mereka juga mengumpulkan semua
rekaman CCTV di sekitar area, semuanya akan segera terungkap.” Jelas CEO Han.
“Nuna,
jangan khawatir... Agar hal seperti ini tak terulang, ke kamar mandi pun kau
akan kuikuti.” Ucap Yoo Joon bertingkah sebagai pria sejati. CEO Han hanya bisa
menahan senyum.
[Rumah
Sakit]
Woo Hyun
sudah melipat baju seragamnya, Dokter Kim mengeluh karena Woo Hyun itu masih
harus dirawat beberapa hari lagi. Woo Hyun pikir kalau akan nanti akan bertemu ibunya.
Dokter Kim pikir benar juga karena Ibu Woo Hyun pasti akan sedih dan membuat keributan kalau
melihatnya.
“Kau Pulang
saja. Itu yang terbaik..” ucap Dokter Kim gugup.
“Hyung.
Soal pengobatan ibu... Kalau aku mencari metode lain, kau jangan marah.” Ucap
Woo Hyun. Dokter Kim makin gugup ingin tahu Metode lain seperti apa.
“Aku
berpikir untuk memindah ibu ke rumah sakit di Amerika tempatku dulu bekerja.
Aku tak bisa hanya duduk diam dan harus berusaha semampuku.” Kata Woo Hyun.
Dokter Kim membenarkan saja.
“Hyung,
apa kau tahu kemarin Yoon Yoo Jung pulang jam berapa?” tanya Woo Hyun
penasaran.
Saat itu
Yoo Jung datang dengan wajah gugup menanyakan keadaan Woo Hyun sekarang. Woo
Hyun pun tak bisa menatap Yoo Jung lalu mengaku kalau baik-baik saja. CEO Han
datang mengaku kalau tak tahu harus bagaimana berterima kasih padanya.
“Waktu
kejadian kebakaran sudah lebih dari cukup.” Kata CEO Han. Woo Hyun pikir CEO
Han Jangan bicara seperti itu lagi.
“Tak
semua orang bisa melakukanya. Kau bisa karena mencintainya. The power of love.
Itu Pasti menyenangkan.” Ungkap Dokter Kim mengejek.
“Benar... Itu kekuatan cinta.” Kata CEO Han setuju. Yoo
Jung memberikan tas kalau sudah membawakan baju untuk ganti.
“Dia akan
kesulitan ganti baju, mandi, duduk dan berdiri sendiri sedikitnya seminggu.”
Kata Dokter Kim.
Woo Hyun
mengeluh karena mengatakan hal itu, Yoo
Jung mengatakan kalau akan menjagnya sampai sembuh. Woo Hyun panik karena Yoo
Jung akan ada dirumahnya. CEO Han menegaskan bukan tapi Woo Hyun yang pergi ke Yoojeong
Entertainment.
“Benar.
Kemasi keperluanmu lalu ke rumahku.” Ucap Yoo Jung setuju.
“Aku
dokter... Aku bisa jaga diriku sendiri, jadi Tak ada yang perlu dikhawatirkan.”
Kata Woo Hyun
Di dalam
mobil
Yoo Jung
meminta agar mendengarkan perkataanya, dan CEO Han juga berteriak yang sama
agar Woo Hyun mendengarkan ucapan Yoo Jung. Woo Hyun pikir kalau lusa pasti sudah lebih baik jadi bisa sendiri.
Tiba-tiba Woo Hyun bergumam sendiri.
“Apa itu
mimpi?”gumam Woo Hyun tentang ciuman kemarin, sementara Yoo Jung bertanya-tanya
apakah Woo Hyun tak ingat.
“Apa Dia
bersikap seperti ini karena ada orang lain? Bagaimana kalau hanya berdua,
tiba-tiba dia...” gumam Yoo Jung berpikir kalau nanti Woo Hyun datang untuk
melamarnya
Sementara
Woo Hyun berpikir kalau Yoo Jung akan marah “Kenapa kau menciumku? Apa yang kau
pikirkan? Apa yang kau rasakan?” Akhirnya keduanya hanya diam dalam mobil
dengan wajah kebingungan.
Yoo Jung
membantu Woo Hyun turun dari mobil, Woo Hyun mengaku baik-baik saja. Yoo Jung merasa khawatir menurutnya Kalau hari ini tak datang ke rumahnya maka ia
setidaknya bisa menjaganya dengan menarik koper yang sudah disiapkan.
“Kapan
kau berkemas? ... Cha Woo Hyeon takkan nyaman kalau ada kau. Nanti Yoo Joon
saja.” Ucap CEO Han
“Tidak, tak
usah begitu.” Kata Woo Hyun menolak, Yoo Jung pikir Lebih baik dirinya saja.
“Manusia
harus punya hati nurani. Dia jadi seperti ini karena menyelamatkanku.” Ucap Yoo
Jung
“Apa Kau
tak ada jadwal?” sindir CEO Han. Yoo Jung mengeluh kalau jadwalnya itu tak
penting.
“Aku
sudah minta Joo Hwan mengosongkan jadwalku sampai besok. benar, kan?” kata Yoo
Jung.
“Tapi tak
perlu sampai sejauh itu... Kalau begitu bantu aku satu dua jam saja sebelum
pergi.” Ucap Woo Hyun seperti ingin
berbicara dengan Yoo Jung.
“Ya. Aku
juga akan mengurus diriku sendiri, tak usah khawatir. Ayo cepat masuk... Eonni,
jangan khawatir” kata Yoo Jung bergegas masuk ke dalam rumah.
CEO Han
hanya melonggo, dan saat itu paparazi mengambil foto keduanya.
Yoo Jung
membawa Woo Hyun sampai ke dalam rumah, tapi Woo Hyun malah membawa koper yang
dibawa Yoo Jung. Yoo Jung mengeluh karena orang yang kesulitan bergerak malah
membawa tas dan meminta agar membawanya sendiri.
“Apa Kau
benar-benar akan tinggal di sini sampai aku sembuh?” tanya Woo Hyun
“Ibumu
sedang sakit, jadi tak ada yang membantumu.” Ucap Yoo Jung
“Aku
laki-laki. Mana mungkin laki-laki dan perempuan berduaan?” kata Woo Hyun.
“Saat ini
bukan laki-laki dan perempuan. Tapi Kita pasien dan penjaga.” Tegas Yoo Jung
“Apa Kau tak
khawatir dengan anggapan orang lain? Pasti banyak yang ingin mereka katakan.”
Ucap Woo Hyun
“Saat ini
hubungan kita sedang di tahap hangat-hangatnya. Dan Terlebih lagi, kau
penyelamatku... Hal seperti ini sudah sewajarnya.” Ucap Yoo Jung
Ia lalu
meminta Woo Hyun mengambil baju untuk ganti,
karena akan membantunya. Woo Hyun seperti tak peduli memilih untuk masuk
kamar. Woo Hyun bertanya dimana kamarnya karena
perlu ganti baju yang nyaman. Woo Hyun dengan nada sinis menunjuk ke
Ruang belajarnya. Yoo Jung berkomentar sikap Woo Hyun yang tak menyuruhnya
pergi.
Yoo Jung
sudah selesai berganti pakaian, lalu melihat foto Woo Hyun dengan ibunya, lalu
memujinya kalau terlihat cantik sekali. Ia pikir Andai ibunya masih hidup,
mungkin bisa sering foto seperti itu. Saat itu terdengar suara teriakan dari
dalam kamar Woo Hyun.
“Kau
sedang apa sendirian? Apa Ganti baju?” tanya Yoo Jung. Woo Hyun membenarkan
berusaha memakai celana dan juga bajunya dengan satu tangan.
“Aku akan
membantumu.” Kata Yoo Jung dari depan pintu. Woo Hyun menolak.
Saat itu
Woo Hyun menarik celananya panik karena malah terjepit dan berteriak kesakitan
sambil berguling ditempat tidur. Yoo Jung yang mendengarnya pun panik lalu
berpikir akan buka pintunya. Woo Hyun
menolak tapi Yoo Jung tetap akan masuk kamar.
“Aku tak
lihat, Apa Kau tak apa? Aku akan tutup mata dan berbalik sebentar.” Ucap Yoo
Jun menutup matanya tapi mencoba untuk mengintip.
“Wahh... Kupikir
kau tak pakai baju.” Keluh Yoo Jung melihat Woo Hyun hanya bisa memakai satu lengan
bajunya.
Keduanya
tertawa, Woo Hyun terlihat kesusahan. Yoo Jung pun meminta Woo Hyun bangun
karena akan membantu memakai kaosnya perlahan.
Woo Hyun
duduk di meja makan terlihat masih canggung melihat sosok Yoo Jung ada
dirumahnya. Yoo Jung pun akhirnya membersihkan lantai dengan vaccum cleaner
mengaku kalau pandai bersih-bersih.
“Kemarin
kapan kau pulang?” tanya Woo Hyun memulai pembicaraan.
“Setelah
dipindah ke kamar rawat inap, kau tidur terus, jadi aku pulang.” Akui Yoo Jung
“Apa
benar-benar mimpi? Tapi kalau mimpi rasanya terlalu nyata.”gumam Woo Hyun
“Kalau
tak tahu kapan aku di sana, kurasa dia benar-benar tak ingat.” Gumam Yoo Jung
“Sebelum
pengaruh obat bius hilang, pasien cenderung meracau. Kadang mereka sembrono
membuka rahasia. Apa aku membuat kesalahan seperti itu?” tanya Woo Hyun
“Apa Dia
bilang Kesalahan? Apa ini? Dia ingat, tapi rupanya kesalahan. Apa Dia akan
seperti ini?” gumam Yoo Jung kesal
“Apa
mungkin aku berkata bodoh?” tanya Woo Hyun. Yoo Jung bertanya balik apakah Woo
Hyun ingat sudah melakukan kesalahan.
“Kalau
ingat, aku takkan tanya. Dan Aku tanya karena sama sekali tak ingat.” Ucap Woo
Hyun
“Kau tak
ingat mungkin karena tak melakukan kesalahan, kan?” komentar Yoo Jung tak ingin
mempermasalahkan lagi.
Yoo Jung
mengalihkan akan membuka kulkas dan akan memutuskan menunya setelah melihat
ketersediaan bahan. Woo Hyun seperti tak yakin kalau Yoo Jung bisa memasak. Yoo
Jung menegaskan kalau mahir di segala bidang. Woo Hyun akan membantunya
“Tak
usah! Kau Berbaring saja.” Ucap Yoo Jung, tapi Woo Hyun mencoba tetap membantu,
saat itu perutnya terasa sakit.
“Coba Lihat,
sakit’kan. Itu sebabnya kau harus dirawat di rumah sakit.” Keluh Yoo Jung
“Karena kamar
rawat inap yang terbatas, banyak pasien menunggu di IGD. Jadi Pasien dengan
luka ringan sepertiku harus mengalah. Tapi Meski di rumah sakit beda bagian, aku
juga khawatir akan bertemu ibuku.” Akui Woo Hyun.
“Benar.
Tadinya kita akan menemui ibumu waktu semua ini terjadi. Bagaimana ini? Maaf
aku membuatnya menunggu.”kata Yoo Jung khawatir.
“Aku
minta temanku untuk menjelaskan padanya.” Jelas Woo Hyun
“Setelah
kau sembuh, kita pasti akan menemui ibumu bersama.”ucap Yoo Jung lalu
memberitahu kalau sudah memutuskan
menunya.
Yoo Jung
mulai memasak, Woo Hyun melihat Yoo Jung hanya bisa bergumam “Aktris sehebat
apapun dia, kalau semalam benar-benar terjadi pada dirinya, pasti sulit
bersikap seolah tak terjadi apa-apa.” Sementara Yoo Jung menatap Woo Hyun juga
bergumam.
“Dia
bukan aktor. Kalau ingat kejadian semalam, tak mungkin bersikap seolah tak
terjadi apa-apa.” Gumam Yoo Jung
Lalu
tiba-tiba keduanya sama-sama memutuksan untuk melupakan kejadian semalam saja
dan menganggap tak ada yang terjadi.
“Apa ini Mille-feuille
nabe?” komentar Woo Hyun melihat Yoo Jung mulai menyusun daging dengan sawi
putih.
“Apa Kau
tahu artinya mille-feuille? Seribu daun. Kalau ditata di panci seperti ini, kelihatannya
seperti pancinya berbunga. Ketika ibuku membuat ini, dia selalu bilang, wahh...
cantiknya.” Ucap Yoo Jung dengan wajah bahagia.
Akhirnya
Yoo Jung selesai masak, membuka pancinya terlihat daging yang sudah matang. Woo
Hyun melihat seperti tak percaya kalau Yoo Jung bisa masak. Yoo Jun mengaku tak
tahu apakaha masakannya sesuai dengan selera Woo Hyun.
“Ini
pertama kalinya seseorang memasak untukku bahkan di rumahku.” Akui Woo Hyun
“Apa
Ibumu tak memasak untukmu saat dia di sini?” tanya Yoo Jung.
“Ibuku
tak bisa memasak, jadi Aku masak untuknya. Itu Karena ibuku terlalu dini menjadi
ibu.”cerita Woo Hyun.
“Kau
pasti lapar, jadi Cepat makan.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun melihat Yoo Jung tak
makan berpikir kalau tak ingin makan bersamanya.
“Aku ada
proyek dan pemotretan iklan, jadi tak bisa makan. Aku harus menjaga tubuhku.”
Akui Yoo Jung
“Karena
kondisiku seperti ini, aku tak bisa menemanimu lari. Aku Khawatir kau akan
berlari pulang ke rumah lagi, jadi aku tak tega menyuruhmu makan.” Ucap Woo
Hyun
Yoo Jung
tetap menyuruh Yoo Jung makan saja, dan melihat makanan buatanya memang enak.
Saat itu terdengar suara dari mesin cuci, Yo Jung tahu kalau itu cucian sudah
selesai dan bergegas pergi. Woo Hyun tersenyum berpikir kalau Orang akan
mengira dirinya sebagai tamu dirumah sendiri, lalu wajahnya panik Yoo Jung
mencuci pakaian.
“Siapa
yang menyuruhmu?” keluh Woo Hyun melhat Yoo Jung sedang menjemur pakaian.
“Kenapa?
Di rumah aku juga bisa mencuci.” Kata Yoo Jung santai
“Kenapa
perempuan memegang pakaian dalam pria…” keluh Woo Hyun. Yoo Jung baru sadar
ditanganya Pakaian dalam pria dan Woo Hyun langsung mengambilnya.
“Cepat panggil
manajermu lalu pulang. Aku merasa sangat tak nyaman.” Kata Woo Hyun kesal lalu
masuk ke rumah. Yoo Jung heran dengan Woo Hyun yang marah dan wajahnya terlihat
memerah karena malu.
Akhirnya
Woo Hyun memastikan kalau Yoo Jung pulang, dan membaringkan tubuhnya di sofa
karena sangat lelah. Woo Hyun akan bangun, tapi badanya malah jatuh terbentuk
karena sakit, lalu terdengar bunyi bel pintu rumahnya.
Yoo Joon
masuk rumah melihat Woo Hyun seperti meringis kesakitan dan melihat ada noda
darah dibajunya, wajahnya langsung panik. Woo Hyun mengaku baik-baik saja
akrena Beberapa hari pertama akan seperti itu. Yoo Joon merasa tak seperti itu
melihat Woo Hyun yang menahan rasa sakit.
“Hyung, Apa
kita harus ke rumah sakit? Kalau tak mau , apa kau mau ke rumah kami?” tanya
Yoo Joon.
Yoo Jung
sedang asyik nonton tv, mendengar bunyi bel rumah dan melihat kalau itu adiknya
yang datang dan menyuruh untuk masuk saja. Yoo Joon berdiri lalu memperlihatkan
dibelakangnya ada Woo Hyun. Yoo Jung panik melihat pakaian dan tak memaaki make
up
“Jangan
masuk! Tunggu!” teriak Yoo Jung langsung masuk ke dress room. Yoo Joon bertanya
apa yang dilakukan kakaknya.
“Jangan
masuk, mengerti?” teriak Yoo Jung, tapi akhirnya Yoo Joon mengajak Woo Hyun
masuk saja.
“Kenapa
dia harus datang sekarang? Masuk setelah hitungan ke sepuluh, Yoo Joon.” teriak
Yoo Jung.
Yoo Joon
masuk melihat kakaknya keluar kamar mengeluh karean tak buka pintunya. Yoo Jung
menyapa Woo Hyun datang ke rumahnya. Yoo
Jung tiba-tiba melihat pipi kakaknya yang merah berpikir kalau habis minum. Yoo
Jung serba salah karena baru saja mengunakan blush on.
“Dia tak
tahan minum. Wajahnya memerah seperti ini padahal hanya minum segelas.” Ejek
Yoo Joon memberitahu Woo Hyun.
“Yoon Yoo
Joon! Aku tak minum.” Teriak Yoo Jung kesal. Woo Hyun sedari tadi hanya senyum.
“Kalau
kakakmu terlihat seperti itu tanpa mekap, itu dianggap kesempurnaan.” Kata Woo
Hyun memuji, Yoo Jung pun dengan bangga agar adiknya bisa mendengar.
“Keputusanmu
sudah benar. Aku sudah mengajakmu sebelumnya.” Kata Yoo Jung menyindir.
“Besok
aku pasti sudah sembuh” akui Woo Hyun. Yoo Joon menceritakan saat datang ke
rumah dan Waoo Hyun berdarah banyak.
“Hei... Adik.
Tak separah itu!” teriak Woo Hyun tak ingin Yoo Jung khawatir.
“Kau
memang berdarah. Aku takut dan Itu masalah serius.” Tegas Yoo Joon. Yoo Jung
mengeluh kalau adiknya itu seharusnya membawa ke rumah sakit.
“Aku
jatuh dan bagian yang dijahit agak sakit, tapi aku tak apa.” Kata Woo Hyun
Yoo Joung
kesal Woo Hyun yang mengaku baik-baik saja padahal berdarah. Woo Hyun mengaku tak keluar banyak
tapi hanya sedikit saja jadi akan mengganggu sehari saja. Yoo Jung menolak
karena Woo Hyun harus tetap ada dirumahnya sampai sembuh total.
Yoo Jung
masuk kamar adiknya sambil mengeluh karena baunya tak sedap padahal seharusnya
menjaga kebersihan. Yoo Joon membela diri kalau
Kamar laki-laki semuanya sama lalu memindahkan barangnya. Woo Hyun ingin
membantu Yoo Jung memasang seprai.
“Tidak,
tidak, aku sendiri saja.. kau bisa tambah parah. Aku saja... Ini Tinggal
ujungnya.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun pikir mereka bisa melakukan bersama.
“Aku
lebih kuat dari penampilanku!” ucap Yoo Jung tak ingin dibantu tapi Woo Hyun
tetap ingin membantu.
Akhirnya
keduanya saling menarik tapi malah membuat keduanya terjatuh ditempat tidur dan
saling bertatapan. Woo Hyun menatap bibir Yoo Jung yang ada didepanya, suasana
terasa canggung.
“Semalam
bukan mimpi, kan?”gumam Woo Hyun. Yoo Jung pikir kalau Woo Hyun pasti mengingat
kejadian semalam.
“Biar aku
saja, kau istirahatlah.” Kata Woo Hyun saat meihat Yoo Joon datang. Yoo Joon
dengan kesal dan gugup akhirnya keluar dengan nada marah.
“Dia
kenapa? Apa Kalian bertengkar?” tanya Yoo Joon binggung dan merasa kalau sikap
Woo Hyun juga aneh.
Woo Hyun
ada didepan kamar Yoo Jung ingin mengetuk tapi ragu, beberapa saat kemudian Yoo
Jung juga ada didepan kamar Woo Hyun tapi tak berani masuk. Akhirnya Woo Hyun
tak bisa tidur memilih untuk membuat lego sementara Yoo Jung sibuk berolahraga.
“Ya
Tuhan. Wajahmu sampai mengecil setengahnya. Berat badanmu tak berlebih, kenapa
menyiksa diri seperti itu?”keluh CEO Han melihat Yoo Jung penuh dengan
keringat.
“Hyung,
Apa kau kerjakan semua ini dalam semalam? Aku mungkin akan selesai dalam
sebulan, Aku sangat mengagumimu.” Ucap Yoo Joon masuk kamar melihat Woo Hyun
selesai membuat rangkaian lego
“Hyung. Apa
Kau tak apa? Kau gemetar. Apa kau Kedinginan?” tanya Yoo Joon panik melihat Woo
Hyun berusaha turun dari tempat tidur.
Saat itu
Woo Hyun dan Yoo Jung saling berpapasan tapi karena terlalu lelah tak bisa
saling menyapa. CEO Han menatap Yoo Joon, dan Yoo Joon menjawab dengan
pundaknya kalau tak tahu menahu.
CEO Han
menerima telp kalau seseoran sudah datang lalu memberitahu Yoo Jung kalau harus
segera bersiap dan ke kantor karena Polisi datang. Yoo Jung baru saja mengambil
minum meminta adiknya agar membantu Woo Hyun karena dokter bilang Woo Hyun kesulitan
walau hanya cuci muka saja.
Di
ruangan
Woo Hyun
dan Yoo Jung bertemu dengan polisi. Yoo Jung memberitahu kalau Baju dan posturnya
mirip sekali dengan kriminal yang terakhir kali. Polisi mengatakan kalau mereka
Sudah memeriksa dan kriminal tersebut sedang dipenjara, jadi tak mungkin
melakukannya.
“Beberapa
hari sebelum kejadian, aku sedang bersama Yoo Jung. Aku melihat seseorang
berkeliaran, memakai jenis baju yang sama. Kukira dia hanya penggemarnya, jadi
tak terlalu kupikirkan.” Cerita Woo Hyun
“Kapan
waktunya? Kami juga harus mengambil rekaman CCTV pada waktu tersebut.” Tanya
polisi
“Kejadiannya
enam hari lalu. Sekitar pukul 10 atau 11 malam.” Ucap Woo Hyun
“Rekaman
CCTV yang kami miliki saat ini sama sekali tak menangkap wajahnya. Kami
perhatikan gerakannya, seolah dia tahu lokasi CCTV dan sepertinya benar-benar
memperhitungkan gerakannya.” Jelas Polisi
“Lalu
maksudnya kalian tak tahu apa yang akan dilakukannya lagi?”tanya Yoo Jung
“Sampai
tertangkap, kami tak bisa mengesampingkan kejahatan tingkat kedua atau ketiga
pelaku.” Jelas Polisi
“Kalau
diperhatikan gerakannya dan sudutnya saat menggunakan senjata, kurasa sepertinya
bukan residivis.” Komentar Woo Hyun
“Kurasa
kau bisa menganalisis hal itu dari luka karena kau seorang dokter. Berdasarkan
rekaman CCTV yang dilihat, analisis kami juga sama. Bagaimanapun di antara
kalian berdua, masih belum jelas siapa yang jadi target, dan motif pelaku juga
belum diketahui. Jadi Kalian harus lebih berhati-hati.” Ucap Polisi
“Maka
targetnya mungkin bukan aku, jadi mungkin dia berusaha melukai Woo Hyun, apa begitu
maksudnya?” tanya Yoo Jung mulai khawatir.
“Kita tak
bisa mengesampingkan kemungkinan itu. Apa belakangan in sekecil apapun, kalian
pernah merasakan perubahan yang mencurigakan atau orang yang aneh?” tanya
Polisi
“Entahlah...
Tak ada yang terpikirkan olehku juga.” Ucap Yoo Jung dan Woo Hyun merasa tak
ada yang aneh dalam kehidupan mereka.
“Perhatikan
orang di sekitar kalian dan segera hubungi aku kalau ada yang mencurigakan.”pesan
Polisi.
Keduanya
akhirnya keluar dari ruangan, Yoo Jung bergumam sambil bertanya –tanya “Waktu
itu apa yang kami rasakan? Kami berdua.” Sementara Woo Hyun berpikir kalau
harus mengatakan perasaannya pada Yoo Jung
“Ingin
kukatakan alasanku melakukannya, tapi... Sejujurnya, aku tak yakin.” Gumam Woo
Hyun. Saat itu diam-diam Reporter Park mengambil gambar keduanya.
“Woo Hyun
dibawa ke rumahnya, dan melihat getaran baik di antara mereka, menurutku
sungguhan.” Pikir ass Reporter Park
“Bagaimanapun,
kita harus terus mengawasi. Sampai kita pasti. Kalau ini strategi Reporter Joo
Min Ah, sulit untuk mendapatkan sesuatu.” Kata Reporter Park yakin dengan
perasaanya.
“Kau
kebingungan setengah mati, hubungan mereka asli atau palsu, kan? Membawa Cha
Woo Hyeon ke rumahnya adalah keputusan yang 100% tepat.” Kata Reporter Joo
duduk dimobil melihat keduanya.
Saat itu
Yoo Joon tiba-tiba masuk mobil dengan masker, Reporter Joo mengeluh Kalau
tingkahnya seperti itu maka akan ditahan
seperti kriminal dengan memakain pakaian serba hitam bahkan menutupi wajahnya.
Yoo Joon malah mengoda reporter Joo yang mengkhawatirkanya.
“Reporter
Joo bekerja sangat keras. Jadi Apa yang dilakukan Reporter Park?” tanya Yoo
Joon.
“Dia
kebingungan setengah mati karena Direktur Cha ke rumahmu. Maka kini mereka
takkan bisa mengkritik kalau mereka adalah pasangan palsu. Kita tak boleh
lengah. Kalau melihat celah, mereka akan meraihnya dan takkan dilepaskan.” Ucap
Reporter Joo penuh semangat.
Depan
minimarket
Pria dan
wanita duduk bersama, si pria memberitahu kalau
Belum lama ini terjadi kebakaran dan kabarnya Cha Woo Hyun menyelamatkan
Yoo Jung dari kebakaran. Si wanita langsung memuji Woo Hyun itu sangat keren.
Si pria kesal karen seharusnya bukan Woo Hyun yang menyelamatkanya tapi
dirinya.
“Maka Apa
kau akan menyelamatkanku kalau aku terjebak dalam kebakaran?” tanya si wanita
mengoda.
“Kenapa harus
aku mendekati api?” ucap Si pria. Si wanita kembali bertanya kalau ia jadi ke
dalam air apakah pria itu akan menyelamatkanku
“Kenapa
aku mendekati air?” keluh si pria, Si wanita kesal karena pria itu tak berbuat
apapun.
“Kenapa
api dan air mendekat di mana ada kau?” keluh si pria
“Bilang
kau akan menyelamatkanku!” teriak wanita itu kesal. Keduanya saing adu mulut
kembali lalu melihat berita muncul kembali di ponselnya.
“Cha Woo
Hyun, yang menjadi pengawal kekasihnya, telah dioperasi di rumah sakit di Seoul
karena ditusuk.” Nyonya Han membaca berita anaknya langsung jatuh lemas dalam
kamar rawatnya dan ingin tahu seberapa parah lukanya.
Tuan Cha
membaca berita juga “Yoon Yoo Jung juga membatalkan jadwalnya untuk merawat
kekasihnya” lalu berteriak marah karena anaknya yang terluka. Sekertaris Tuan
Cha hanya bisa tertunduk diam.
“sudah
kubilang ikuti dia seperti tikus! Apa aku harus tahu dari surat kabar kalau
anakku sendiri terluka?” teriak Tuan Cha marah. Sek hanya bisa meminta maaf.
“Aku akan
segera selidiki dan melaporkan kondisinya serta dirawat di mana.” Ucap
Sekertaris.
“Yoon Yoo
Jeong harus bertanggung jawab penuh dan jauhkan dia dari Woo Hyun!” perintah
Tuan Cha. Sek menganguk mengerti
Woo Hyun
dan Yoo Jung sedang duduk di taman, Yoo Jung pikir Ibu Woo Hyun mungkin melihat
artikelnya dan pasti sangat khawatir karena anaknya terluka. Woo Hyun pikir
besok akan pergi mengunjunginya. Yoo Jung memutuskan untuk ikut.
“Kita
padahal dalam perjalanan menemuinya waktu hal itu terjadi.” Ucap Yoo Jung
merasa bersalah.
“Sebenarnya,
ibuku divonis kanker.”akui Woo Hyun. Yoo Jung sedih dan ingin tahu Apa yang akan
dilakukan
“Aku
Harus melakukan semua yang aku bisa.” Ucap Woo Hyun sangat serius dengan
penyakit ibunya
“Karena
aku masih muda, dan kebakaran terjadi begitu cepat maka aku tak sempat
berpamitan sebelum ibuku meninggal. Jadi aku semakin menyesal dan semakin
merindukannya.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun pun tak bisa berkata apa-apa
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar