Keduanya
pergi ke cafe peri, Ok Nam membuka pintu. Kim Geum terlihat binggung dan
meminta untuk.. dan dilanjutkan dengan Yi Hyun yang ingin minum kopi. Ok Nam
memberitahu kalau Kafenya tutup karena Sekarang hari Chuseok tapi akhirnya
menyuruh keduanya masuk.
“Aku baru
saja memanggang beberapa biji. Jadi kau Duduk di sana dan hancurkan ini
untukku... Aku akan merebus air.” Kata Ok Nam.
Yi Hyun
pun menumbuk biji kopi dengan tumbukan, wajahnya cemburut sementara Kim Geum
sibuk memeluk kucing milik Ok Nam. Yi
Hyun dengan kasar menumbuk biji kopi sampai semua biji kopi keluar dari
tempatnya. Kim Geum seperti bicara pada kucing kalau ada biji kopi di mana-mana
dengan senyuman mengejek pada Profesornya.
Akhirnya
Yi Hyun selesai menumbuk kopi, memastikan kalau kopi yang digunakan cukup. Ok
Nam melihat kopinya cukup. Yi Hyun bertanya Apakah toilet itu bergaya kuno. Ok
Nam malah bertanya balik, alasan Yi Hyun menanyakan hal itu apakah akan
menggunakannya.
“Itu Harus
kuputuskan dulu.” Ucap Yi Hyun angkuh. Ok Nam menyuruh Yi Hyun agar menyuruh
liat sendiri saja.
Yi Hyun
pun masuk ke dalam toilet dan terlihat seperti asri dengan banyak tanaman yang
merambat dibagian dinding. Saat itu Ok Nam mengambil mangkuk dan tiba-tiba
mendengar suara Yi Hyun yang sedang buang air kecil, wajahnya panik dan berubah
menjadi wanita muda.
“Bukankah
ini suara yang kudengar setiap pagi 699 tahun yang lalu? Tidak.... Aku hampir
tak bisa mengingat wajahnya sekarang. Apa yang kubayangkan sekarang? Tidak,
tidak.” Ungkap Ok Nam menyadarkan dirinya.
Yi Hyun
dan Kim Geum menunggu di kursi sambil melihat Nenek Ok Nam seperti sangat
pandai meracik kopi. Keduanya minum kopi dan mengaggumi rasa kopi yang berbeda.
Yi Hyun pikir kalau Nenek Ok Nam menambahkan sesuatu ke kopi.
“Aku
memanggang biji dari pohon itu tadi pagi.” Ucap Nenek Ok Nam lalu keluar dari
rumahnya.
“Tanaman
Kopi? Apa Kau menumbuhkannya sendiri?” ucap Kim Geum kaget melihat Nenek Ok Nam
akan menyiram tanaman kopinya.
“Aku
menanam biji dengan cinta dan usaha.... Itu bukanlah apa-apa bagiku.” Ungkap Ok
Nam
“Biarkan
aku yang siram... Bukankah itu berat?” kata Kim Geum yang melihat sosok Nenek
Ok Nam seperti peri muda yang cantik dilihat sebelumnya.
“Anak-anak
ini suka ketika aku menyiraminya.” Kata Nenek Ok Nam. Kim Geum berpikir masih
pusing karena terus melihat Nenek Ok Nam sebagai wanita muda.
Yi Hyun
melihat dari kejauhan hanya bisa mengelengkan kepala, lalu berteriak marah pada
Jeom Soon, kucing Nenek Ok Nam yang beraninya minum kopinya dan berusaha untuk
mengusirnya. Nenek Ok Nam kaget langsung
masuk ke dalam rumah.
“Bagaimana
kau tahu Namanya Jeom Soon? Sepertinya aku tak pernah memberitahumu.” Ucap
Nenek Ok Nam binggung
“Begitukah?
Aku pasti pernah mendengarmu memanggilnya.” Kata Yi Hyun juga merasa binggung
sendiri
“Kemarin,
bagaimana kau sampai ke kolam?” tanya Nenek Ok Nam. Kim Geum akhirnya ikut
bicara yakin kalau yang dilihat memang Nenek Ok Nam
“Itu
kau.... Kau berubah... Itu nenek, kan?” ucap Yi Hyun, saat itu Nenek Ok Nam
menatap Yi Hyun lalu memberikan bunga yang ada dirambutnya, saat itu wajahnya
berubah menjadi muda. Kim Geum juga ikut melonggo melihatnya.
Flash Back
Ok Nam
memohon berdua di depan tumpukan batu, pada Penguasa Bintang Utara agar bisa
mengirim dia ke bumi lagi dan ketika saatnya tiba,meminta agar ia bisa mengenalinya.
Yi Hyun
bisa melihat Ok Nam yang sedang mandi lalu di tempat mereka membawa lampion
untuk berdoa bersama.
“Umur manusia bersifat sementara
berbeda dengan dunia kita. Mereka terlahir, lalu mati dalam sekejap. Aku tak bisa menemukan baju bersayapku, aku
terdampar di sini karena gravitasi bumi dan menunggu reinkarnasinya.”
Ok Nam
menangis haru melihat rekarnasi seorang Yi Hyun didepanya, lalu meminta agar
mereka menunggu. Saat itu Ok Nam pun
pergi ke dalam kamarnya lalu mengambil pakaian yang ada di dalam lemari,
wajahnya sumringah menaruh bunga di atas bajunya dan ingin menciumnya,
“Wahh... Aku
belum mencuci ini selama 699 tahun.”ungkap Ok Nam merasakan bau yang apek.
Ok Nam
berlari keluar rumah, tapi tak melihat sosok Yi Hyun dan Kim Geum di kedai
kopinya, bahkan tak terlihat di teras rumah. Saat itu kucing berubah jadi
wanita muda dan berteriak pada Ok Nam sebagai ibunya kalau Jeom Dol akan segera
keluar, karena Telurnya retak.
Yi Hyun
sudah mengemudikan mobilnya berkomentar kalau Ok Nam adalah rubah berekor
sembilan.Kim Geum mengaku tak tahu dengan wajah binggung. Yi Hyun mengeluh
karena Kim Guem yang tak bisa menjelaskannya sebagai seorang ilmuwan.
“Pikirkan
telur yang kau retakan. Itu hampir sebesar telur dinosaurus. Dan ingin tahu apa
yang ada didalamnya?” Ucap Yi Hyun kesal dan hampir oleng karena tak memegang
stir dengan benar.
Flash Back
Kim Geum
yang penasaran berjalan lalu melihat telur besar yang ada diatas rak, lalu
ingin tahu Apa yang ada di dalamnya dan memegangnya tapi tiba-tiba telurnya
retak, wajahnya pun panik.
“Wanita
itu kelewatan mencurigakannya. Yang terbaik adalah menjauh darinya. Jika dia
benar-benar rubah berekor sembilan, maka dia bisa menyusul kita dalam sekejap.”
Ucap Yi Hyun panik
“Nenek itu...
Aku yakin dia menyadari telur sudah pecah sekarang.” Kata Kim Geum terlihat
binggung.
Ok Nam
dkk melihat telur raksasa yang retak. Tuan Ok ingin memastikan kalau Ok Nam
sudah mengkonfirmas aliran air kencingnya yang luar biasa kuat. Ok Nam mencoba
mengingat kembali saat mendengar suara Yi Hyun yang sedang buang air kecil.
“Itulah
yang dia percaya, bukan apa yang dia lihat.” Keluh Nyonya Park. Tuan Oh terlihat binggung apa yang harus
dilihat.
“Apa dia
mengkonfirmasi atau tidak?” tanya Tuan Oh seperti malu sendiri.
“Dia
tidak bisa memastikanya! Tapi Dia mendengar suara itu dan percaya itu benar.
Kau akan tahu jika tak menghabiskan waktumu mengejar ekor. Apa kau tak belajar
bahasa ini?.” Ucap Nyonya Park.
“Apa kau
menyombongkan pernah bersekolah? Dan Juga, kapan aku mengejar ekor di sekitar
kota? Apa kau melihatnya?” ucap Tuan Oh ikut marah
“Aku tak
perlu melihatnya lagi untuk mengetahuinya. Aku bisa melukis apa yang kau
lakukan di sekitar kota.” Ejek Nyonya Park
“Apa Kau
bisa melukisnya? Apa kau pelukis?” keluh Tuan Oh. Nyonya Park mengaku kalau
dirinya seperti Shin Yun Bok yang hebat.
“Hentikan,
semuanya... Bagaimanapun, kupikir aku harus menemukannya. Itu bukan hanya
aliran air kencingnya. Dia bahkan tahu nama Jeom Soon. Bahkan Dia juga muncul
di Air Terjun Peri yang bukan untuk sembarang orang.” Jelas Ok Nam yakin.
“Bukankah
dua lelaki muncul di air terjun?” ucap Nyonya Park. Ok Nam mengingat keduanya
yang melihat saat berubah menjadi wanita muda.
“Apa kau
akan pergi sendiri? Pak Gu, kau harus bantu mencarinya. Tak bisakah kau terbang
hari ini? Kau berhasil berubah kemarin.” Kata Tuan Oh
“Untuk
terbang, aku hanya harus mengepakkan sayapku. Jadi Tak ada yang sulit tentang
itu.” Ucap Tuan Goo yakin
“Kau
bilang itu mudah, tapi aku jarang melihatmu terbang. Kau hanya melihatnya
berjalan juga, kan?” ejek Tuan Oh
“Mungkin
dia terbang ketika kita tidur.” Ucap Nyonya Park, Tuan Goo tak bisa membela
diri.
“Akulah
satu-satunya yang bisa sampai mengatasi ini... Pak Goo.. jangan khawatir.” Ucap
Ok Nam yakin
“Ini
bukan pertama kalinya kalian hidup bersama, kau hidup dengan lelakimu selama
bertahun-tahun. Aku yakin, kau akan dapat mengenalinya” ucap Tuan Goo juga ikut
yakin
Tapi
Nyonya Park mengingat kalau Ok Nam bilang lupa wajahnya, Selain itu,
orang-orang seperti mereka yang tinggal di pedesaan selama ratusan tahun tak
bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan di Seoul. Tuan Oh bertanya Apa perang
sudah berakhir dengan wajah polosnya.
“Apa
Maksudmu Perang Korea? Apa Kau bercanda? Bagaimana bisa kau sangat bodoh? Itu Sudah
berakhir beberapa dekade yang lalu!” ejek Nyonya Park
“Sudah
hentikan! Kalian harus Akur saat kupergi. Aku akan kembali secepatnya.” Ucap Ok
Nam
“Bagaimanapun,
kudengar Seoul sangat besar. Ke mana kau akan mencari suamimu?” tanya Tuan Goo
“Aku
melihatnya.” Ucap Nyonya Park, mereka penasaran apa yang dilihat oleh Nyonya
Park.
Flash Back
Tiga
teman Ok Nam melihat mobil yang terparkir depan kedai. Mereka berpikir kalau
itu mobil atau truk tapi terlihat sangat keren. Saat itu Nyonya Park melihat
stiker parkir yang ada di kaca mobil [Universitas Yiwon]
Di
gambarkan, seorang pria yang sedang membelah kayu dan seseorang mengintip dari
celah pintu.
“Pelayan rumah mengangkat kapaknya
untuk memotong kayu bakar. Naik turun serempak mengungkapkan perut berototnya. Tuan
muda mengintip melalui pintu yang sedikit terbuka dan menyeka keringat di
dahinya. Dia mulai bernapas lebih berat karena tali mantel yang dipegangnya
dibasahi keringat.”
Jeom Soon
sedang mengetik di laptop dengan kuku jari yang panjang dan juga berbulu,
kumisnya tumbuh disekitar mulut dan juga ekornya pun keluar. Saat itu Ok Nam
membuka pintu kamar anaknya bertanya apa yang sedang dilakukan.
Jeom Soon
mengeluh ibunya yang tak mengetuk pintu dulu. Ok Nam meihat ekor anaknya yang
keluar dan berpikir kalau birahi anakya sedang naik lagi, Jeom Soon mengelak
dan terlihat malu.
“Setiap
kali kau melakukan hal-hal seperti itu, kumismu tumbuh, bulu lenganmu berdiri,
dan... Apa Bahkan kukumu tumbuh? Kenapa kau membiarkan dirimu menunjukkan sosok
harimau pada dirimu?” keluh Ok Nam mengomel.
“Bukannya
begitu... Kau takkan mengerti jika kukasih tahu juga.”ungkap Jeom Soon meminta
ibunya mengerti.
“Pokoknya,
Jeom Soon... Kita harus berkemas.” Jelas Ok Nam. Jeom Soon ingin tahu Berkemas
Untuk apa.
“Aku
mungkin menemukan ayahmu.” Ucap Ok Nam penuh semangat. Jeom Soon binggung akan
menemukan ayahnya.
Dua orang
mahasiswa pergi kedai kopi mini ingin memesan Dua cangkir kopi, pelayan menyebut
harganya 4.000 won dan minta gelas yang mereka bawa. Keduanya mengaku kalau tak
membawanya. Pelayan menunjuk papan yangs udah dibuat.
“Kita harus
memikirkan kelestarian Bumi. Aku tak melayani kopi dalam gelas sekali pakai.”
Ucap pelayan marah. Akhirnya mereka pergi dengan wajah penuh amarah.
“Bagaimana
sebuah kedai kopi tak memiliki cangkir? Ini hanya penipuan untuk menghemat
uang.” Ucap salah satu anak dengan kesa. Sementara yang lain memperingati kalau
pelayan tadi bisa mendengar ucapanya.
“Suruh
siapa sok-sokan menjadi pemilik Bumi? Menyelamatkan lingkungan, katamu? Kenapa
tak menyajikan kopi yang lebih baik dulu?” ucap Si anak makin marah.
Saat itu
juga Jo Bong Dae keluar dari kedainya dan
langsung memberikan pelajaran. Si anak tiba-tiba terjatuh dengan luka
dibagian hidungnya, wajahnya kebingugan karena ada batu besar di tengah kampus sekolah dan memastikan kalau
giginya masih ada dengan lengkap.
“Wahh..Apakah
aku baru saja diserang? Kau akan menyesali ini... Kau berani menantangmu padahal
kau membeli barangmu dengan uang sungguhan?” ucap Bong Dae ternyata sibuk maen
games online.
“Aku tak
bisa bilang apa-apa. Aku akan mengumpulkan teman-teman ku dan menantangnya ke
pvp... Mati kau!” kata Bong Gae dengan penuh amarah.
Tuan Goo
menuliskan pesan dengan gambarnya [Dia adalah sahabatku, Peri Seon Ok Nam. Tolong
awasi dia. Dari temanmu, Gu.".] di depan Bong Dae sudah ada Ok Nam dengan
Jeom Soon yang sudah berubah menjadi kucing kembali. Bong Dae pun melihat wajah
Ok Nam.
“Akulah
peri itu, Seon Ok Nam... Dia anakku, Jeom Soon.” Ucap Ok Nam memperkenalkan
kucingnya.
“Aku Cho
Bong Dae, dewa yang bertanggung jawab atas distrik ini Wah.... Ini Sungguh
harimau yang lucu.” Kata Bong Dae akhirnya memberikan Jeom Soo sosis.
“Apa yang
membawamu kesini?” tanya Bong Dae. Saat itu Yi Hyun dan Ham Sook berjalan ke
arah kedai. Ok Nam buru-buru bersembunyi dibalik stand banner.
Yi Hyun
mengaku pada Ham Sook sudah mengalami sesuatu yang aneh, Ham Sook pikir pasti
menjijikakan jadi meminta Yi Hyun jangan katakan. Menurutnya Ada beberapa hal
yang tak ingin didengar bahkan sebagai seorang psikiater.
“Apa yang
ada di kepalamu? Tapi Bukan begitu.” Tegas Yi Hyun. Ham Sook ingin tahu apa
itu.
“Apa kau
pernah menyaksikan sesuatu yang tak dapat dibuktikan secara logis dan ilmiah?
Apa itu?Apa karena kau tak bisa mendapatkan hasil eksperimenmu? Haruskah aku
membantumu menyelesaikannya?” ejek Ham Sook
“Ini
bukan tentang eksperimen... Sesuatu seperti hantu atau rubah berekor
sembilan.”akui Yi Hyun
“Apa Maksudmu
seperti pengalaman misterius?” ejek Ham Sook tak percaya
“Fenomena
semacam itu bisa saja terjadi. Ada banyak kasus di mana alasan lingkungan mendistorsi
imajinasi manusia dan halusinasi.” Ucap Yi Hyun yakin.
“Kenapa?
Apa Kau melihat hantu?” ucap Ham Sook mengejek. Yi Hyun mengaku tak
membicarakan hantu.
“Misalnya,
seorang wanita tua tiba-tiba menjadi muda.” Ucap Yi Hyun mengingat saat Ok Nam
berubah jadi seorang wanita muda.
“Apa Kau
sudah melihatnya juga?!!! Dekan departemen kita. Dia menjadi muda sesudah beberapa
perawatan kulit. Ada Rumor bilang bahwa
dia menggunakan semua perawatan kulit laser di dunia. Dia takkan ragu untuk
menggunakan perawatan laser jika itu akan membuatnya terlihat lebih muda.” Kata
Ham Sook penuh semangat.
Yi Hyun
merasa bodoh karena membahasnya dengan Ham Sook dan berjalan pergi, Ham Sook
mengmpat Yi Hyun sudah gila.
Keduanya
pergi ke kedai kopi, Dong Bae menyapa Yi Hyun dengan senyuman bertanya apakah
hari ini minum kopi juga. Ham Sook mengeluh dengan Dong Bae yang bersikap ramah
pada Yi Hyun saja. Dong Bae dan Ham Sook langsung menatap sinis.
Saat itu
Dong Bae berusaha mengoda Yi Hyun dengan memperlihatkan bokongnya. Yi Hyun
langsung menutup matanya. Akhirnya Dong Bae memberikan kopi milik Yi Hyun dan
ingin tahu komentarnya berpikir kalau menyukainya.
“Aku
minum kopimu karena murah, tapi rasanya hambar.” Ungkap Yi Hyun. Saat itu Dong
Bae langsung tertawa bahagia berkomentar kalau Yi Hyun sangat lucu.
“Tapi aku
serius.” Kata Yi Hyun lalu panik melihat ada serangga dalam kopinya dan
langsung membuangnya sementara diatap kedai Ok Nam dan Jeom Soon sedang melihat
Yi Hyun tak sengaja menjatuhkan daun.
Yi Hyun
dan Ham Sook akhirnya membeli kopi yang baru dan duduk dikursi taman. Sementara
Ok Nam mencoba melihat dengan mengunakan teropong. Jeom Soom sudah berubah
menjadi manusia, memperingatakn ibunya kalau ini namanya menguntit.
“Jika
mereka melapor ke polisi, kita bisa ditangkap.” Ucap Jeom Soon meminta agar
mendekati Ji Hyun saja.
“Kau
Dekati sajalah dan katakan padanya dengan percaya diri bahwa kaulah istrinya.
Lalu tanyakan apa dia percaya pada kehidupan sebelumnya.” Saran Jeom Soon.
“Ngomong-ngomong,
kenapa aku tak bisa melihat apa-apa?” komentar Ok Nam binggung. Jeom Soon pun
membalikan teropong yang salah dipegang oleh ibunya.
“Aku
ingin dilahirkan sebagai monyet di kehidupan selanjutnya.” Keluh Jeom Soon
kesal.
Ham Sook
ingin melanjutkan pembicaraan kalau Yi Hyun yang melihat sesuatu di kampung halaman Geum.
Yi Hyun mengaku melihat sesuatu, tapi
tak bisa mendefinisikan dengan jelas apa itu. Ham Sook pikir kalau Yi Hyun
melihat sesuatu karena insomnianya.
“Aku
melihat sesuatu ketika tak cukup waktu tidur juga. Terkadang, kau terlihat
tampan di mataku ketika sehabis begadang semalaman.” Akui Ham Sook.
“Apa?
Kau... Jangan mengungkapkan perasaanmu dengan cara ini.” Ejek Yi Hyun percaya
diri. Ham Sook merasa ingin memukul Yi Hyun.
“Kalau
dipikir-pikir, sesudah meminum "Sarapan Burung Pipit"catau apalah
nama kopi itu...” ucap Yi Hyun mengingat-ingat saat meminum kopi dikedia peri
“Aku
tidur nyenyak... Ketika aku minum kopi itu, aku tak memimpikan hantu ketika
tidur malam itu. Aku tak melihat tanaman
berbicara kepadaku karena kurang tidur. Aku merasa segar di pagi hari, dan aku
bahkan bermimpi indah.” Ungkap Yi Hyun
Ham Sook
tak percaya mendengarnya. Yi Hyun pun penasaran Siapa wanita...
Flash Back
Yi Hyun
dimasa lalu berjalan dibawa bunga sakura
yang bertaburan, Ok Nam mengikutinya dari belakang.
"Saat
bunga sakura dan kelopak bunga aprikot berguguran. Aku mendaki bukit dengan
kekasihku. Ketika ,enoleh kebelakang, aku melihat wajahnya yang cantik."
"Bunga
berguguran karena angin musim semi, Tapi tak ada gunanya cemburu pada musim
semi.
Yi Hyun
melihat Ok Nam lalu bertanya Apa kakinya sakit. Akhirnya membiarkan Ok Nam naik
ke pundaknya. Dengan wajah sumringah Ok Nam memuji Yi Hyun sebagai suami yang
terbaik. Yi Hyun meminta Ok Nam tak mengatakan hal itu karena Ok Nam yang
terbaik bersedia menikah dengan penebang kayu rendahan sepertinya.
"Kami
tak mengatakan apa-apa atau menangis selama berjalan di bukit ini Astaga, tak
tahu lagi.”
Dong Bae
mendengar cerita Ok Nam merasa kalau itu
Sungguh kisah yang menyedihkan. Tapi menurutnya kalau Ok Nam tahu
orang-orang seperti mereka tidak
diizinkan untuk terlibat dengan dunia ini bahkan sudah 699 tahun berlalu.
“Bahkan
jika dia benar-benar suamimu, dia mungkin orang yang sama sekali berbeda di
dunia ini. Aku kasihan padamu, tapi jika kau memaksakan dirimu ke dalam
hidupnya, maka Pemerintah departemen manajemen di wilayahmu takkan tinggal
diam. Seorang peri yang kukenal sudah dihukum untuk itu juga.” Jelas Dong Bae
“Mohon
maaf diriku.” Kata Ok Nam saat itu Jeom Soon sibuk minum yakult merasa baru
minum satu padahal sudah lima botol. Ok Nam memberikan minum pada anaknya agar
diam.
“Macan
itu memiliki selera makan yang besar... Pokoknya, minum secangkir kopi dulu
sebelum pergi.” Kata Dong Bae.
“Bisakah
aku membantumu membuatkan kopi juga? Aku menjalankan kedai kopi kecil di Gunung
Gyeryong juga.” Ucap Ok Nam. Dong Bae pikir Tidak akan ada bedanya tapi
membiarkan Ok Nam agar melanjutkan saja.
Ok Nam
mulai meracik kopi dengan tanganya sambil bergumam “Bahkan biji kopi murahan memiliki sifat yang
baik Yang Penting untuk membuat harmoni antara biji kopi dan air panas. Aku harus
membuat energi air panas memotong angin dan rendam dalam biji kopi yang
digiling halus.”
“Ayolah,
energi air panas....Ayolah, kafein.” Seru Ok Nam lalu akhirnya meminta Dong Bae
mencicipi kopi buatanya.
“Wahh....
Aku merasakan alam semesta.... Kau diterima bekerja.”ungkap Dong Bae tak
percaya merasakan kopi buatan Ok Nam. Ok Nam binggung mendengarnya.
“Mulai
besok bekerjalah dikafeku. Apa Kau punya tempat tinggal?” tanya Dong Bae
“Aku
berencana pergi ke suatu tempat yang dulu kukenal.” Ucap Ok Nam. Dong Bae
menganguk mengerti dan meminta agar memberitahu kalau memang butuh bantuan.
Kim Geum
menyiram tanaman sambil mengajak bicara kalau teman-temannya tampak sangat
sedih akhir-akhir ini jadi membuatnya khawatir. Ia melihat Semua daun
ditanamaanya itu berguguran selama
beberapa hari terakhir.
“Aku
bilang kepadamu untuk melupakan apa yang dikatakan kupu-kupu itu. Tidak ada
yang salah denganmu. Kau terlihat keren di mataku. Kau tak tinggi, tapi kau
memiliki proporsi yang bagus. Itu lebih penting belakangan ini. Kau akan dapat
bertemu kupu-kupu yang menyukaimu.” Ucap Kim Geum seperti menyemangati
tanamanya.
“Kau
teman terbaikku,Apa kau makan dengan baik? Pasti bingung memilih makananmu,
kan? Makanlah sebanyak mungkin.” Ungkap Kim Geum pergi ke tempat peliharan
kura-kura.
Ia pun
merasakan lapar juga lalu bertanya pada Yi Hyun apakah ingin makan ramyeon. Yi
Hyun mengaku sudah membuat kari jadi menyuruh Kim Geum makan itu dan tak ada
ramyeon di rumah. Kim Geum mengangguk mengerti.
“Tapi aku
sangat menginginkan ramyeon.” Ucap Kim Geum lalu pamit pada kura-kuranya
sebelum pergi keluar rumah.
Sementara
Ji Hyun baru saja selesai mandi mengingat saat Ok Nam yang berkaca-kaca
menatanya, dan merasa menyesal kalau Seharusnya
mengungkapkan identitasnya saat itu dan ia merasa tak nyaman ingin tahu Siapa sebenarnya Ok Nam itu, Tapi akhirnya
memutuskan untuk tak mengingatnya.
Ok Nam
duduk di pendop merasa kalau di Seoul hampir tak melihat bintang di langit dan
tak percaya kalau dunia bisa berubah sebanyak ini, Ia pun berpikir kalau
Suamiyya bereinkarnasi di dunia seperti ini, jadi pasti lupa ingatan lamanya.
“Wahh...
ini Malam yang dingin... Aku harus menggunakan tongkat Pak Gu.” Ucap Ok Nam.
Saat itu
Dong Bae keluar apartement memikirkan Ramyeon apa yang harus dimakan hari ini,
lalu dibuat kaget dengan melihat Ok Nam yang memainkan tongkatnya dan
sekumpulan burung datang. Ok Nam pun berbaring dengan selimut burung yang
membuatnya hangat.
“Permisi,
nenek Barista.” Ucap Kim Geum mendekati Ok Nam dan panik karena banyak burung
yang terbang. Ok Nam pun bangun.
“Apa yang
terjadi?.. Kau tak seharusnya tidur di sini, karena Terlalu dingin.” Kata Kim
Geum khawatir.
“Aku
baik-baik saja karena punya teman-teman hewanku.” Ucap Ok Nam bangga. Kim Geum
terlihat binggung mendengar Ok Nam yang punya Teman hewan
“Kita
bertemu lagi... Senang bertemu denganmu. Apa Kau tak punya tempat tinggal?”
tanya Kim Geum
“Tempat
yang biasa kukunjungi hilang.”akui Ok Nam. Kim Geum pun menawarkan untuk tinggal di rumahnya sampai Ok Nem
menemukan tempat.
“Aku bisa
tinggal di rumah Prof. Jung di lantai bawah.” Kata Kim Geum langsung mengambil
barang bawaan nenek Ok Nam
“Ini
Tidak boleh begini. Apa yang harus kulakukan?” ucap Ok Nam binggung, Kim Geum
mengajak nenek Ok Nam untuk mulai berjalan.
Mereka
pun masuk rumah, Ki Geum menaku Rumahnya agak berantakan, tapi meminta agar
menganggaplah rumah sendiri. Nenek Ok Nam pun meminta izin agar bisa menginap untuk
malam ini saja. Kim Geum panik melihat jemuran celana dalam dan buru-buru
merapihkanya.
“Aku minta
maaf karena membuatmu terganggu.” Ungkap Ok Nam dan berkomentar dalam hati
kalau Kim Geum adalah pria muda yang baik.
“Tapi,
ada perlu apa ke Seoul? Kupikir aku salah lihat tadi.” Kata Kim Geum lalu melihat Ok Nam muda yang
mengangkat tanaman yang sudah mati dan berubah bisa tumbuh kembali bahkan
mengeluarkan bunga.
“Bagaimana
kau melakukannya? Tanaman ini mati sebelumnya. Mungkinkah... Aku tak seharusnya
percaya, tapi... apa nenek rubah berekor sembilan?” kata Kim Geum binggung. Ok
Nam seperti ingin memukul Kim Geum.
“Astaga,
lupakan saja... Seharusnya aku tak menanyakan itu padamu.” Ucap Kim Geum
ketakutan.
Ternyata
Ok Nam hanya memberikan pot agar Kim Geum memegangnya. Kim Geum berusaha tenang
mengaku hanya bercana jadi meminta agar jangan pedulikan apa yang dikatakan
tadi karena tak ingin Ok Nam marah.
“Aku
seorang peri.” Akui Ok Nam. Kim Geum pun melonggo binggung mengingat saat Ok Nam menjadi wanita muda.
[Epilog- Jung
Yi Hyun in the Wonderland]
Keduanya
duduk meminum kopi, Yi Hyun merasakan
Ada yang aneh di sini. Ia menatap kucing lalu Tuan Oh dan Nyonya Park
berjalan sambil melambaikan tangan, menurutnya ada sesuatu yang sangat tak
realistis. Ia pun melihat burung merpati dengan wajah panik.
“Hei,
merpati itu... Dia menertawakan kita.” Ucap Ji Hyun panik
“Apa dia
pernah melihat seekor merpati sebelumnya?” gumam Tuan Goo yang sedang berubah
jadi merpati.
Bersambung
ke episode 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Dukung Yuk... Tinggal 900 lagi... Semoga bisa tercapai. Di Akhir tahun.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Lnjutt min..lucuu ni ceritanyaaa
BalasHapus