PS : All images credit and content copyright : TVN
“Hari itu, aku mandi bersama para saudaraku.”
Di bawah
air terjun, beberapa wanita mandi bersama. Seorang wanita akan mengambil
sesuatu di pinggir bebatuan merasa binggung mencari baju bersayapny. Sementara teman lainya sudah
terbang meninggalkan si wanita.
“Maaf,
sudah saatnya makan siang! Silahkan berkeliling dulu!” ucap Peri lainya dan
terbang jauh. Wanita bernama Sun Ok Nam terlihat kebingungan. Dan saat itu seorang pria dengan rambut
panjang datang melihat Ok Nam.
Semua
terlihat jelas seperti gambaran mimpi Ok Na dengan Yi Hyun dan memiliki
anak. Jung Yi Hyun sedang tertidur lelap
dan terdengar suara yang menolak penawaraan asuransi karena akan mati saja jika sakit pun. Yi Hyun
sedikit terbangun.
“Bukankah
seharusnya beristirahat saat liburan?” ucap Si wanita kesal lalu menutup
telpnya.
“Hei...
Cepatlah bangun! Aku tahu kau sudah bangun.” Teriak Lee Ham Sook pada Yi Hyun. Yi Hyun sambil
mengumpat akhirnya bangun membuka matanya.
“Aku tak
bisa tertidur di rumah, tapi setiap disini suka mengantuk, harus bagaimana ini?
Berikan resep sesuatu yang lebih kuat.” Keluh Yi Hyun
“Obat
sebelumnya tak berhasil? Sejujurnya aku tak mengerti kenapa tak ampuh
padamu.”sindir Ham Sook
“Apa
bosmu menyadari mulut busukmu?” ungkap Yi Hyun. Ham Sook menyuruh Yi Hyun agar
menutup mulutnya saja lalu pergi.
“Baiklah....
Aku pergi... Tapi Bisakah buatkan kopi dulu?” kata Yi Hyun menunjuk kopi
dibelakang Ham Sook. Ham Sook mengeluh.
“Tidur 45
menit di kantormu 2 hari terakhir ini membuat kelopak mataku berat. Jadi Bisakah
buatkan aku kopi?” kata Yi Hyun
“Kafein
adalah musuh terburukmu.” Balas Ham Sook menolak
“Pepatah
bilang, kau harus berada di tempat tidur dengan musuhmu... Cepatlah” pinta Yi
Hyun. Ham Sook malah melempar sesuatu.
“Ini
hanya melatonin. Bawa mereka ke tempat tidur sebagai gantinya.” Kata Ham Sook
“Hari
Chusok, kau akan dirumah saja?” tanya Ham Sook. Yi Hyun pikir Mungkin.
“Tidur
sajalah selama liburan dan lanjutkanlah mimpinya.” Pesan Ham Sook.
Yi Hyun
keluar dari rumah Ham Sook berjalan dilorong dan merasakan ada seseorang yang
mengikutinya. Tapi saat membalikan badan tak melihat siapapun, seserang
mengikuti Yi Hyun dengan alat yang ada
ditanganya.
Akhirnya
Yi Hyun sampai di rumah yang terlihat rapih, mencuci wajah dan menyikat giginya
lalu duduk disofa sambil meminum kopi. Tapi terganggu dengan bunyi bel yang tak
berhenti di rumahnya. Saat membuka ternyata Kim Geum yang datang dan langsung
disambut dengan terikan marah
“Sudah
kubilang bawa kunci. Seharusnya begitu, karena kau bahkan tak dapat ingat 8
digit nomor sederhanapun.” Keluh Yi Hyun
“Wah,
benar-benar... Kenapa kau belum berkemas? Traffic padat saat kita bicara. Dan Ini
bukan waktunya untuk Beethoven.” Kata Kim Geum langsung masuk ke dalam rumah Yi
Hyun
“Ini
bukan Beethoven, tapi Mozart. Dan Sandal itu punyaku, bukan punyamu. Selain Juga,
sudah kubilang, aku takkan pergi ke desa” tegas Yi Hyun.
“Jangan
seperti, kemas saja sedikit pakaian. Jika kita keluar sekarang,” maka kita akan
sampai sebelum makan malam.” Ungkap Kim Geum dengan penuh semangat. Yi Hyun
tetap menolak.
“Tapi, sudah
kubilangin sama ibu kalau kau akan datang. Nanti Ibu akan sangat marah.” Rengek
Kim Geum
“Itu salahmu
karena berbohong padanya. Jadi Lepas.” Kata Yi Hyun tak ingin Kim Geum
menyentuhnya.
“Untuk
membuat pancake kacang hijau untukmu, bahkan ibu mengupas biji satu per satu.”
Kata Kim Geum
“Aku
belum berkemas, jadi aku tak bisa pergi.” Tegas Yi Hyun menolak.
“Dan Juga,
aku bilang kepada ibuku bahwa kau membeli whiskey Irlandia kesukaannya. Dia
benar-benar melompat kegirangan.” Kata Kim Geum terus berusaha. Yi Hyun
mengumpat Kim Geum sudah gila.
“Alih-alih
kau memberi profesormu hadiah, tapi kau mencoba dengan menggunakan ibumu
sebagai alasan?” kata Yi Hyun kesal duduk dispfa.
“Kau
membeli ini karena ini kesukaan ibu... Yah... Aku tahu.”ejek Kim Geum melihat
botol minuman didapur. Yi Hyun tak bisa membela diri.
“Pokoknya,
kemaslah seadanya... Untuk 2 malam ini. Dan Yang penting, jangan lupa bawa pakaian
dalam” kata Kim Geum lalu mengambil celana diatas jemuran dan memasukan kedalam
tas.
Yi Hyun
menjerit karena Kim Geum yang menyentuh celananya tanpa mencuci tangan dulu.Kim Geum terlihat
bingung, Yi Hyun pikir Kim Geum itu adalah ahli biologi yang tahu bahwa kuman
banyak bersarang ditelapak tangan dan juga, ranselnya itu belum pernah dicuci.
“Kau
dipecat dari pekerjaanmu sebagai asisten pengajarku.” Ucap Yi Hyun marah
“Aish,
baiklah.... Aku akan mengambilnya.” Kata Kim Geum mengeluarkan
barang-barangnya.
Yi Hyun
melonggo melihatnya isi tas Kim Geum, Kim Geum mengeluarka buku lalu
mengeluarkan celana dalam milikinya dan
akhirnya menemukan celana dalam milik Yi Hyun yang bercampur dengan
miliknya. Yi Hyun berteriak marah menyuruh Kim Geum agar membawa ke keranjang
pakaian kotor.
Yi Hyun
akhirnya merapihkan pakaian dalam di dalam plastik dengan rapih lalu dimasuk ke
dalam tas. Kim Geum heran di ransel Profeesornya itu sudah banyak apapun tapi tak mau pergi. Yi
Hyun menegaskan kalau takkan pergi,
“Tapi kau
terus bersikeras memaksaku... Kau bahkan mengunakan jurus Ibu.” Keluh Yi Hyun.
Kim Geum mengaku dengan nada mengejek.
“Aku
punya pertanyaan.. Kenapa kita harus memakai jas?” tanya Yi Hyun.
“Kita
harus terlihat sopan didepan ibuku.” Ucap Kim Geum
“Kau
adalah kebanggaan kampung halamanmu, rupanya . Kalau saja kau hafal kode 8
digitnya. Aku hanya akan pergi sekali ini, oke?” ejek Yi Hyun menyindir.
“Baiklah....
Lain kali, aku akan bersama istriku.” Kata Kim Geum. Yi Hyun pun menyuruh Kim
Geum yang menyetir dan terus menyindir Kim Gum yang seharusnya bisa hafal kode
8 digitnya.
Kim Geum
menyetir mobill. Yi Hyun bertanya berapa lama lagi perjalanannya. Kim Geum
melihat dari GPS sekitar tiga jam. Yi Hyun meminta Kim Geum seger menyentir
mobilnya karena sudah ngantuk.
Dipapan
pengumumaan Seoul [Kecelakaan yang
berhubungan dengan tidur, tingkat kematian 80 persen] mobil pun masuk ke Taman
Nasional Gunung Gyeryong] Yi Hyun yang tertidur pulas akhirnya bangun.
“Geum, aku
sangat menginginkan kafein.” Kata Yi Hyun lalu melihat ada tanda kedai kopi.
Kim Geum pun berbelok.
“Apa
itu?.. Mirip Profesor Park” komentar Yi
Hyun melihat papan yang dipahan seperti wajah manusia.
“Namanya
tunggul totem.” Jawab Kim Geum. Yi Hyun mengaku kalau sudah tahu dengan alasan
kalau kelihatannya saja menyeramkan dan yang diucapkan hanya bercanda saja.
“Terlihat
sangat mirip dengan lelucon.” Ejek Kim Geum dengan nada mengejek padahal
leluconya profesornya tak lucu.
Akhirnya
mereka sampai didepan pintu [Kafe Peri] tapi terlihat bangunan tua. Yi Hyun
merasa kalau tak seperti cafe tapi seperti rumah hantu. Geum pikir tak melihat
ada komedian. Yi Hyun mengeluh kalau menyebut itu lelucon. Akhirnya seorang
nenek Ok Nam membuka pintu menyapa pelanganya.
“Kalian Mau
pesan apa?” ucap Nenek Ok Nam. Keduanya binggung dan melihat ada name tag di
bagian depan [Barista] Mereka pun ingin memesan Dua cangkir kopi.
Ok Nam
ingin tahu kopi jenis apa. Keduanya binggung lalu meliha nama menu yang
tertempel [Brewending] [Air mata rusa, Sparrow's Breakfast] [Tidak, Putri! , Keanggunan Sinar Bulan, Air
Hitam] Kim Geum yan binggung bertanya Kopi apa yang harus mereka pesan
“Sudah
kubilang untuk pergi tadi” kata Yi Hyun terlihat ketakutan. Saat itu pundak Kim
Geum di tepuk dari belakang.
“Kalian
bisa Pesan sesuat dan Santai saja. Aku bisa berdiri menunggu sepanjang hari, lalu
minum kopiku besok.” Kata Tuan Park. Yi Hyun binggung mendengarnya.
“Benar...
Sehari sesudah bekerja juga. Jadi Santai saja, pilihlah matang-matang. Lututku
membunuhku, tapi aku bisa berdiri selama dua hari.”Apa Kau melihat sendiku
longgar? Dokter klinik bilang tulang rawan di lutut ini semuanya hilang.” Kata
Nyonya Oh bangga.
“Aku
Mohon maaf.” Ucap Kim Geum mengerti kalau mereka disindir dan melihat menu
kembali.
“Air
Hitam terlihat paling tak konyol.” Bisik Kim Geum, akhirnya Yi Hyun pun
memeriksa Dua cangkir Air Hitam.
“Apa
mereka memesan Air Hitam?” kata Tuan Park. Nyonya Oh merasa sudah menduga.
“Pemuda
tak mengenal rasa takut. Sudah lama sejak seseorang memesan itu.” Kata Si
wanita
“Beri
kami yang paling laris saja... Apa itu?” kata Yi Hyun panik. Saat itu terlihat
Kim Geum terpana melihat kucing yang bisa berdiri.
Keduanya
akhirnya duduk menunggu dibagian atas cafe. Yi Hyun merasa Ada yang aneh dengan
tempat ini. Kim Geum bertanya ada apa. Yi Hyun tak percaya kaau ada Sebuah kafe
di separuh jalan Gunung Gyeryong dan merasa merasa pusing.
“Apa
karena tinggi?” kata Yi Hyun.Kim Geum pikir seperti itu juga dan juga belum
pernah melihat barista tua seperti itu sebelumnya.
“Makanya
itu. Dan apa kau melihat menu? Aku sangat malu sampai merasa seolah-olah pipiku
terbakar.. Baiklah, ayo kita hadapi ini bersama.” Kata Yi Hyun. Kim Geum
melihat dari kejauhan si nenek yang membawa kopi.
“Apa itu
"Tidak, putri!"? Apa yang tak boleh dilakukan sang putri? Itu
teka-teki terburuk sepanjang abad ini.” Keluh Yi Hyun. Kim Geum memberi kode
kalau Ok Nam akan datang, tapi Yi Hyun terus mengoceh.
Nenek Ok
Nam akhirnya menaruh kopi diatas meja. Yi Hyun pun kaget. Nenek Ok Nam
memberitahu alau itu kopi yang paling laris di Kafe Peri yaitu Air Mata Rusa.
Yi Hyun merasa kalau Langkah kaki Nenek Ok Nam tak terdengar.
“Bukankah
ini mangkuk? Aroma kopinya luar biasa.” Ungkap Kim Geum mulai menciumnya.
“Jangan-jangan
ini... Permisi... Ada lalat di kopiku.” Kata Yi Hyun panik melihat isi kopinya.
“Aigoo...
Bagaimana bisa si mahluk kecil ini masuk ke sini? Jika sayapnya kering, kau
bisa terbang.” Ucap Nenek Ok Nam santai mengambil lalat dari mangku Yi Hyun
“Kenapa
kau menempelkan jarimu di sana?” jerit Yi Hyun yang anti dengan kuman.
“Ini Tak apa,
lalatnya sehat-sehat saja.” Kata Nenek Ok Nam. Yi Hyun tak percaya kalau dirina
itu tak tampak mengkhawatirkan dibandingkan lalat karena menurutnya tadi sangat
kotor.
“Tak ada
yang sebersih jari-jariku... Jadi Buatkan aku kopi baru.” Ucap Yi Hyun
“Buah-buahan
yang dihisap lalat rasanya manis.” Kata Nenek Ok Nam. Kim Geum memberikan kode
agar Nenek Ok mengikuti permintaan Yi Hyun.
“Kopi ya
kopi, dan buah ya buah.” Jerit Yi Hyun marah. Akhirnya Nenek Ok pun menganguk
mengerti akan membuatkan kopi baru.
Kim Geum
mengeluh dengan Yi Hyun yang mengatakan "Tidak ada yang sebersih
jari-jariku" tapi menurutnya Kopinya terasa luar biasa sambil mengemudikan
mobilnya. Kim Geum juga menyetujuinya karena rasa kopinya itu terlalu luar
biasa dan sudah seharusnya begitu.
“Apa Kau
mengeluhkan kopinya juga?”ejek Kim Geum
“Aku
yakin dia menambahkan sesuatu. Dia bisa menipu orang tua lainny tapi dia tak
bisa menipu orang seoul sepertiku.” Kata Yi Hyun
“Bukankah
menurutmu jalan kecilnya agak aneh? Sepertinya kita muter-muter terus.”
Komentar Kim Geum tersadar kalau sudah berputar beberapa kali
“Tak ada
sinyal GPS.” Ucap Yi Hyun melihat ponselnya bahkan tak ada sinyal kartu telpnya
dan berpikir karena mereka berada di gunung.
“Wah...
Tak bisa begini.... Aku akan bertanya kepada seseorang yang tinggal di
disekitar.” Kata Kim Geum akhirnya turun dari mobil.
“Jalan
kecil di sana... Menara Tumpukan batu itu... Aku sudah pernah melihat itu
sebelumnya... “Kata Yi Hyun melihat dibagian depan. Km Geum pikir Mungkin ada
jalan di depan.”
“Jalan
kecil ini terlihat tak asing... Apa ini deja vu?” gumam Yi Hyun melihat
tumpukan batu seperti sudah dicat tegak lurus.
Mereka
pun berjalan mencari tahu informasi, Yi Hyun yang lelah hampir saja
terjatuh.Kim Geum merasa tak pernah tersesat sebelumnya dan Mungkin akan ada
rumah ke arah sini. Yi Hyun tak pecraya kalau Kim Geum tak pernah tersesat karena assitanya itu tak
dapat mengingat kode akses pintunya.
“Ibuku
bilang kepadaku sejak lama bahwa ketika ada bulan purnama, segala macam roh
datang ke dunia kita, jadi banyak hantu terlihat.” Ucap Kim Geum menatap langit
yang cerha dan jarang sekali terlihat di Seoul.
“Apa Kau
tak mendengar suara air?”kata Kim Geum dan akhirnya berjalan mencari bunyi
suara air dan Yi Hyun pun mengikuti dari belakang.
“Bukankah
itu Nenek Barista tadi?” ucap Kim Geum melihat nenek yang akan masuk ke dalam
sungai.
“Tepat....
Ayo tanyakan bagaimana caranya keluar dari sini.” Kata Yi Hyun akan mendekat
tapi si nenek malah akan masuk ke dalam danau an siap membuka bajunya.
“Profesor,
tidakkah kau pikir kita tak seharusnya berada di sini?” ucap Kim Geum. Yi Hyun
menyurh agar mereka berputar.
Tapi
tiba-tiba tatapan mereka sebagai pria terpana meihat sosok Nenek Ok Nam menjadi
seorang wanita muda. Kim Geum membuat suara, karena shock melihat perubahan
didepanya. Ok Nam tersadar ada orang dibelakangnya.
“Itu
bukan seperti yang ada di pikiranmu!” kata Yi Hyun panik. Kim Geum juga mengaku
hal yang sama.
Ok Nam
terlihat marah akhirnya mendekat dua pria yang mengintipnya, akhirnya
memberikan pukulan pada keduanya dan langsung jatuh pingsan. Ia lalu melihat
kalau dua pria itu adalah orang yang tadi minum di cafenya dan mengumpat kesal
karena keadaanya jadi kacau.
Yi Hyun
tersadar seperti baru saja tertidur dan melihat Kim Geum hanya diam saja. Kim
Geum terdiam dengan mulut melonggo, Yi Hyun panik berpikir Kim Geum itu sudah
mati lalu berusaha membangunkanya. Kim Geum ternyata tertidur pulas dan
mengusap air liur dimulutnya.
“Apa yang
terjadi? Apa aku ketiduran?” ucap Kim Geum binggung. Yi Hyun juga binggun Apa
yang terjadi pada mereka.
“Profesor....
Leherku tak bisa digerakan.... Kita dimobil 'kan?” kata Kim Geum. Yi Hyun pikir
kalau yang terjadi tadi adalah mimpi.
“Terlalu
menyakitkan jika itu mimpi...” kata Kim Geum. Yi Hyun juga binggung karena
tempat duduk mereka tertukar lalu melonggo melihat batu yang ditumpuk sudah
runtuh.
Malam
hari
Kim Geum
akhirnya sampai rumah dengan leher yan kesakitan masak pancake, dengan tatapan
kosong mengingat Ok Nam yan menjadi seorang nenek lalu berubah langsun menjari
seorang wanita muda. Yi Hyun menyadarkan kalau Pancake nya gosong.
“Apa Kau
masih memikirkannya?” ucap Yi Hyun. Kim Geum membenarkan.
“Ini
aneh. Seorang nenek mendadak menjadi muda. Kita terbangun dimobil juga aneh. Aku sudah memikirkannya, dan kupikir dia bisa
menjadi rubah berekor sembilan. ”kata Kim Geum
“Bukankah
kau memanggilnya peri sebelumnya? Katakan padaku. Apa ada zombi di sini juga? Goblin
dan Malaikat Pencabut Nyawa pasti tinggal di sekitarmu.” Ejek Yi Hyun heran
“Bukankah
menurutmu itu masuk akal untuk rubah berekor sembilan tinggal di sini?” pikir
Kim Geum
“Karena
kau kelihatan bodoh, aku akan mengatakan ini sebagai profesormu. Halusinasi
berlebih dari saraf pusat yang terstimulasi cukup umum. Ini dapat dijelaskan
secara ilmiah dan ada studi kasusnya.”kata Yi Hyun dengan wajah serius
“Menurut
konsepsi materialistik, pengalaman misteri acak seseorang tidak bisa dijelaskan
dari indera obyektif seseorang. Indra fisik seperti penglihatan dan pendengaran
dapat menyebabkan kesalahan saat tak sinkron dan...” jelas Yi Hyun dan terhenti
dengan panggilan Ibu Kim Geum untuk mulai makan.
Mereka
pun mulai duduk bersama. Ibu Geum merasa menghargai Yi Hyun datang ke sini
bersama Geum dan juga akan menikmati wiski Irlandia tunggal dibawanya sambil
mengucapkan terimakasih.
“Aku
membawanya karena kudengar kau menyukainya.” Kata Yi Hyun yang ingin cepat
makan tapi ibu Kim Geum terus mengoceh
“Kupikir
itu adalah lelucon. Coba Lihatlah botol di sana... Botol ramping, bisa
digunakan untuk pemukul lalat dan Botol wiski Irlandia seperti yang diletakkan
di rak.”ucap Ibu Kim Geum
“Aku bisa
melihatnya... Bagaimanapun, terima kasih untuk makanannya.” Kata Yi Hyun dan
kembali terheni untuk makan.
“Aku harus
meletakkan wiski yang kau bawa di sana juga.” Kata Ibu Kim Geum sambil mengeluh
kalau lututnya sakit. Yi Hyun meihat ibu
Kim merasa kalau akan melakukanya.
“Tidak,
tak apa-apa... Kau adalah tamu di sini dan profesornya putraku.” Ucap Nyonya
Kim
“Tak boleh
begitu... Lututmu dalam kondisi buruk, kau duduk saja..” kata Yi Hyun tapi
Nyonya Kim malah terjatuh berguling dan semua makanan hampir jatuh diatas meja.
Nyonya
Kim berjalan menyapa dua nenek lainya yang sudah menaiki tangga lebih dulu. Si
nenek pun berkomentar melihat anak Nyonya Kim datang berkunjung. Nyonya Kim pun
mengenalkan Kim Geum yang berdiri disamping Yi Hyun. Kim Geum memberikan
senyuman sebagai sapaan.
“Siapa
wanita muda itu? Apa dia istrinya?” goda si nenek lainya.
“Tentu
saja bukan... Itu profesornya Geum... Dia pria.” Kata Nyonya Kim. Yi Hyun
melirik sinis pada Kim Geum karena dianggap wanita.
“Oh
begitu.. Kau menginginkan putramu untuk mendapatkan gelar doktor. Impianmu
hampir menjadi kenyataan... Selamat!” kata Nenek lainya.
“Akankah
putramu segera menjadi profesor juga?” ucap Nenek satunya. Nyonya Kim mengaku
bukan seperti itu karena Belum ada yang diputuskan.
“Bagaimanapun,
seluruh kota akan bangga padanya.” Ungkap si nenek. Nyonya Kim pun berusaha
rendah hati dan mereka pun pergi lebih dulu.
Yi Hyun
berkomentar kalau dugaanya benar, Kim Geum adalah kebanggaan dan sukacita kota.
Kim Geum mencoba mengelak tapi tak bisa. Yi yun pikir Tak heran Kim Geum ingin
membuat permohonan dan yakin kalau Seorang gadis yang mengagumi anak muridnya
itu pasti di depan merekadengan lentera di tangannya.
“Bisa
saja dia memperhatikanmu diam-diam hari ini. Kau tahu, seperti di film.” Ejek Yi
Hyun lalu menolek kearah kiri dan wajahnya sumringah melihat makanan Hotdog.
Tapi Kim
Geum malah terpana melihat ke sisi kanan, yaitu Nenek Ok Nam yang menjadi
seorang wanita muda membawa lampion.
Akhirnya
mereka makan hotdog bersama. Yi Hyun pun sadar melihat Ok Nam adalah wanita
sebelumnya. Kim Geum membenarkan. Sementara Kim Geum seperi masih terpana hanya
melihatnya. Yi Hyun memanggil Ok Nam memastikan kalau masih mengingat mereka. Ok
Nam panik melihat keduanya.
“Apa yang
kau lakukan pada kami? Sepertinya kau membuat kita ketakutan.” Ucap Yi Hyun
“Kau
salah orang.” Ucap Ok Nam mengelak membalikan badanya. Yi Hyun mengingatka
kalau Ok Nam yan memukul lehernya.
“Aku tak
mengerti yang kau katakan.” Ucap Ok Nam. Yi Hyun meminta Ok Nam agar menunjukkan
lehernya.
“Kami
mohon maaf karena mengganggumu mandi sebelumnya.” Ungkap Kim Geum. Yi Hyun
heran dengan Kim Gum yang tiba-tiba insyaf.
“Kau
seorang Nenek.... Nenek yang membuat Air
Mata Rusa atau apapun itu. Kau memberi
kami obat 'kan?” ejek Yi Hyun. Kim Geum panik memintaa agar menjaga ucapanya.
“Kau
hanya percaya apa yang kau lihat. Sayang sekali.” ungkap Ok Ham. Yi Hyun lalu merasa
seharusnya berpikir logis dan berpikir kalau Prof Park mengirimnya.
“Terserah...
Aku harus tahu kebenarannya, jangan berani kemana-mana.” Tegas Yi Hyun.
Saat itu
Tuan Goo datang bertanya pada Ok Nam
apakah ada masalah seperti ingin menyelamatkanya. Ok Nam engaku , tak ada yang perlu
dikhawatirkan. Tuan Goo langsun memarahi keduanya karena Pria seharusnya tak
mengeroyok wanita yang rapuh.
“Siapa
yang kau sebut rapuh padahal dia adalah orang yang memukul kita? Lagipula, apa
yang kita lakukan?” keluh Yi Hyun marah
“Kami
mohon maaf atas keributan ini.” Ungkap Kim Geum. Yi Hyun pun mengeluh karena
harus datang ke lingkungan yang aneh seperti ini dan mengajak pergi tanpa
sengaja menumpahkan saus ke baju Tuan Goo.
“Tapi,
ngomong-ngomong... Kenapa menyemprotkan saus tomat padaku? Apa Kau menyatakan
perang? Daripada hanya mencicipi hotdog, sepertinya, kau ingin merasakan
tinjuku juga.” Kata Tuan Goo sudah siap memuk;
“Tuan Goo,
tolong jangan seperti ini.” Pinta Ok Nam. Yi Hyun mengeluh kalau sudah meminta
maaf dan melihat Tuan Goo itu prema
“Kenapa
kau membahas tinjumu?” ejek Yi Hyun tak mau kalah. Tuan Goo tak terima dianggap
preman.
“Kau yang
menyemprotkan saus padaku jam segini. Mau beralasan apa lagi kau? Asal tahu
saja, tinjuku sangat dahsyat dari lahir.” Ancam Tuan Goo
“Kau tak
terlihat menakutkan sama sekali... Pukul aku, kalau bisa...” kata Yi Hyun.
Tuan Goo
sudah siap memberikan pukulan tapi malah terkena Geum yang melindungi
profesornya. Ok Nam akhirnya meminta keduanya berhenti adu mulut dan mendekati
Kim Geum memastikan baik-baik saja. Kim Geum terpana melihat Ok Nam mengaku
baik-baik saja.
“Semua
gigimu hampir copot... Aku sarankan. Kau jangan terlihat mulai sekarang.” Kata Tuan
Goo mengacam. Yi Hyun tak mau membahasnya mengajak Kim Geum untuk pergi saja.
“Apa karena bulan itu cerah? Aku menangkap
sekilas bayangannya, seolah dia tampak akan segera terbang.” Gumam Kim Geum
melihat dari Ok Nam dari belakang.
Yi Hyun
kesal mengumpat kesal pada tuan Goo yang akan memukul giginya sambil terus
minum. Sementara Kim Geum masih melamun. Yi Hyun mengeluh kalau Kim Geum yang
tak memihanya. Kim Geum mengaku kalau membenci Yi Hyun.
“Aku juga
membenci orang-orang di kampung halamanmu” kata Yi Hyun yang mabuk.
Nyonya
Park dan Tuan Oh melihat Tuan Goo dengan bekas saus di kausnya bertanya Apa
yang terjadi karena bajunya berlumuran darah. Tuan Goo mengaku bukan apa-apa.
Nyonya Park pikir Tuan Goo baru saja berkelahi. Tuan Goo mengaku hanya dengan
1x pukulan.
“Ya
ampun... Apa kau tak terluka?” tanya Nyonya Park panik. Tuan Goo mengaku Tidak luka
sama sekali.
“Aku
melihat dua musang mutan mengikuti Peri Seon di sini, jadi aku memberi mereka
pelajaran. Jika seperti ini, musang harus dipukuli sampai babak belur.” Kata Tuan
Goo marah. Tuan Oh mengejek kaau Gigi mereka pasti rontok.
“Pak Goo,
kau berubah menjadi seekor merpati dengan indah. Kau masih memilikinya.” Ejek Nyonya
Park
“Pernahkah
kau melihat merpati sebelumnya?” gumam Tuan Goo yang berubah menjadi burung
sebelumnya.
“ Beritahu
aku jika ada yang mengganggumu, lalu Akan kudatangi mereka.” Kata Tuan Goo
penuh amarah
“Tak ada
yang mengganggunya dalam 300 tahun.” Bisik Tuan Oh. Tuan Goo menganguk
mengerti.
“Apa kau
ingin tahu bagaimana rasanya kehilangan rahang?” ancam Nyonya Park marah. Tuan
Oh pun mengajak mereka melihat bulan saja lalu pulang.
Mereka pun
berjalan pulang, Tuan Goo ingin tahu Apa yang mereka harapkan untuk tahun ini.
Nyonya Park mengaku ingin menemukan penebang dari seorang suami yang mencuri
baju bersayapnya. Tuan Oh berkomentar Nyonya Park dan Ok Nam itu sangat gigih
karena sudah sudah berabad-abad terjadi
“Peri
Seon sudah 699 tahun. Malam bulan ini sangat terang. Apa kau tak berpikir sesuatu
akan terjadi tahun ini?” ucap Tuan Goo melihat dilangit.
“Bulan
cukup cerah malam ini... Aku akan memainkan lagu favoritmu, "dal-ui
adajio".” Kata Nyonya Park mengeluarkan sulingnya. Tuan Goo dan Tuan Oh
bergegas pergi tak ingin mendengarnya karena seperti akan memanggil ular.
Esok
paginya
Yi Hyun
dan Kim Geum tertidur pulas di lantai, lalu Yi Hyun bangun lebih dulu sambil mengeluh
perutnya terasa sakit dan terlihat panik lalu mengeluarkan obatnya. Kim Geum
melihat Yi Hyun bangun lebih dulu mengeluh karena seharusnya membangunkannya.
“Aku tak
pernah bisa tidur malam hari.” Ucap Yi Hyun. Ki Geum pikir itu pasti hebat.
“Resep
Profesor Lee akhirnya berhasil.” Komentar Kim Geum. Yi Hyun mengaku bukan
seperti itu
“Dia
memberiku melatonin Dan aku bahkan tak meminumnya.” Ungkap Yi Hyun tak percaya
“Syukurlah
kau tidur nyenyak. Aku bahkan tak bisa bangun dan Pasti karena alhkohol.” Kata Kim
Geum. Yi Hyun pun mengajak untuk minum kopi.
Saat itu
Ibu Kim Geum masuk ruangan untuk mengajak sarapan, karena sudah membuat makanan kesukaannya. Tapi dua pria muda itu tak ada orangnya, Ibu Kim
Geum melihat keduanya pasti minum semalaman dan melihat botol whiski yang sudah
habis.
“Apa
profesor biasanya mengambil kembali hadiah yang di berikan?” keluh Ibu Kim Geum
mengeluh dan menghabiskan sisi whiski di botol.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. Tinggal 900 lagi... Yuk dukung terus biar aku makin semangat.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
kak nulis sinopsis the third charm donk 😄
BalasHapus