PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 22 November 2018

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 6 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Para peri sedang mandi di air terjun, Ok Nam mengeluh meminta agar berhati-hati karena sel kulit matinya berhamburan. Si peri meminta maaf karena mereka saling menyiram.  Si ibu peri yang tadinya menyelam langsung keluar dari air.
“Dasar Gadis-gadis bodoh... Apa kau tidak melihat seorang pria tampan diam-diam mengintip kalian di balik semak-semak di arah jam tujuh?” ucap Ibu peri. Saat itu ketiganya melihat Yi Hyun sedang mengintip.
“Jangan terlalu terlihat, Aku harus menikah, jadi tetap tenang dan bantu aku.” Kata ibu peri.
“Apa kau tidak akan kembali?” tanya Peri lain. Ibu peri mengaku telah memilih untuk menikah dan menginginkan seorang suami lalu kembali menyelam. 

Semua pergi ke tepi air terjun, Ok Nam binggung karena tak melihat baju bersayapnya. Ibu peri binggung karena tempat pemandian itu akan tutup mulai besok padahal Hari ini adalah kesempatan terakhirnya. Ok Nam hanya bisa bingung mencari bajunya.
“Aku mandi dengan segenap kekuatanku, tapi kenapa harus gaun Ok Nam yang hilang?” keluh ibu peri
“Apa kalian benar-benar tidak melihat pakaianku?” tanya Ok Nam
“Ukuran dadamu terlalu besar untukku.” Ucap peri mencoba memakai bajunya kembali.
“Ini sangat aneh. Kenapa hanya milikku yang hilang? Apa kalian sungguh meninggalkanku?” ucap Ok Nam melihat semua sudah mulai terbang.
“Maaf, aku tidak ingin terlambat makan siang. Kau Pelan-pelan saja mencarinya.” Kata peri. Ok Nam memangil semua temanya. 


Saat itu Yi Hyun keluar persembunyianya, dengan menawarkan bajunya. Ok Nam ingin tahu nama Yi Hyun dimasa lalu, Ia menyebut namanya Bausae. Ok Nam tersenyum bahagia karena Itu adalah nama Dubhe yang pergi bertahun-tahun lalu.
“Kenangan lama bisa memudar atau berubah, tapi perasaan tetap ada untuk waktu yang lama dan menghampirimu setiap waktu. Terlambat bagiku menyadari bahwa aku mencintai Dubhe sekian lamanya.” Ucap Ok Nam mengingat dengan temanya.
“Dubhe... Apa kau tidak ingat aku? Kau menghilang, dan aku ditinggalkan sendirian di alam peri. Setelah bertahun-tahun berlalu, aku akhirnya menyadari perasaanku yang sebenarnya.” Kata Ok Nam
“Maaf, tapi sepertinya kau salah Mengira aku mirip sesorang. Aku tidak mengenalmu.” Ucap Bausae
“Meskipun semuanya berubah dan banyak yang terlupakan, ada sesuatu yang tidak pernah bisa kita lupakan.” Ungkap Ok Nam yang memeluk Bausae. 



“Saat itu 699 tahun yang lalu, kami merayakan pernikahan hanya dengan semangkuk air. Dia meninggalkan rumah, berkata dia akan segera kembali, tapi dia tidak pernah kembali.”
Saat itu Ok Nam akhirnya tinggal dengan Bausae yang dianggap seperti pacarnya di dunia peri.  Mereka pun merayakan hari pernikahan walaupun hanya semangkuk air. Bausae pun pamit pergi mencari kayu dan terjatuh dijurang, Ok Nam mengendong anaknya mengetahui suaminya hilang. 
“Di mana dia menyimpan gaun bersayap Ibu? Aku tidak bisa menemukannya.” Ucap Ok Nam binggung mencari-cari bajunya tak ada didalam lemari. Saat itu Jeom Soon dan Jeom  Dal masih kecil. 

Yi Hyun datang dengan Dokter Lee wajahnya terlihat sangat bahagia menyapa Ok Nam membawa gelasnya.  Kim Geum tiba-tiba datang, Yi Hyun langsung terlihat sinis. Ok Nam bertanya Kopi apa yang ingin mereka pesan hari ini.
“Aku pesan segelas Sarapan Burung Pipit.” Ucap Kim Geum. Yi Hyun mengeluh karena Kim Geum yang baru datang.
“Ahh.. Kalian belum memesan, Kalau begitu berikan pesananku terakhir.” Kata Kim Geum
“Jadi Kalian berdua ingin pesan apa?” tanya Ok Nam, Yi Hyun menjawab  pesan yang sama seperti Kim Geum.
“Apa yang ingin kau pesan?” tanya Ok Nam pada Dokter Lee yang menatap sinis. Dokter Lee menjawab kalau pesanan sama. Ok Nam mengerti mulai meracik kopi.
“Nona Peri... Sebenarnya, kemarin...” kata Kim Geum dan tiba-tiba Yi Hyun menyela
“Apa kita pernah mandi bersama sebelumnya?” tanya Yi Hyun, semua melonggo. Lalu Yi Hyun mengaku kalau hanya bercanda.
“Apa kau sudah gila?” keluh Dokter Lee kesal. Yi Hyun menegaskan kembali kalau hanya bercanda. Dokter Lee kesal karena bercandanya kelewatan.
“Aku baik-baik saja, jadi jangan bertengkar.” Kata Ok Nam merelai.
“Nona Peri... Kau tahu, tentang telur besar di rumahmu... Aku... Kemarin...”kata Kim Geum gugup dan kembali disela oleh Dokter Lee.
“Bisa kutanya berapa umurmu?” tanya Dokter Lee yang bisa melihat Ok Nam sangat muda.
Tiba-tiba Yi Hyun merasakan kepalanya sakit, Kim Geum pun menawarkan bersadar padanya.  Yi Hyun memilih pergi dengan wajah panik, Dokter Lee pun mengikutinya, Kim Geum yang khawatir ikut berlari berjanji akan kembali lagi nanti.



Yi Hyun duduk ditaman, Dokter Lee ingin tahu ada apa. Yi Hyun mengaku tak masalah hanya Tiba-tiba saja merasa sakit kepala. Dokter Lee ingin tahu seberapa sakitnya, Apakah rasanya seperti dipukul atau ditekan
“Gambaran aneh terus bermunculan di kepalaku.” Akui Yi Hyun
**
Flash Back
Yi Hyun yang mandi kembali bisa melihat Ok Nam sedang mandi dan bicara padanya.
“Air di alam manusia memang bagus. Aku ingin mandi di sini bersamamu setiap hari seperti hari ini.” Ucap Ok Nam
Yi Hyun binggung karena tiba-tiba seperti ucapan Ok Nam masuk dalam pikirannya.
Lalu saat Dokter Lee bertanya “berapa umur Ok Nam” Yi Hyun melihat Ok Nam membawa bunga sambil berkata “Kematian adalah kata lain untuk hidup. Bunga-bunga ini lahir setelah kematian, jadi bagaimana bisa mereka tidak cantik?”  Yi Hyun pun merasakan sakit.


Dokter Lee melihat sikap Yi Hyun berpikir kaau tadi hanya pura-pura. Bahkan bertanya "Apa kita pernah mandi bersama sebelumnya?" Ia yakin kalau Yi Hyun pura-pura sakit kepala karena malu menanyakan hal itu. Yi Hyun mengeluh kalau tak mungkin seperti itu.
“Profesor Jung, apa kau yakin baik-baik saja?”tanya Kim Geum khawatir.
“Bukankah kau bilang ada janji pagi ini?” ucap Yi Hyun. Kim Geum lupa dan bergegas pergi meminta Yi Hyun agar menghubungi jika sesuatu terjadi.
“Bajingan itu juga membuatku pusing, hanya Melihatnya membuatku pusing.” Keluh Dokter Lee melihat sikap Kim Geum. 

Yi Hyun pikir Dokter Lee yang harus pergi karena mungkin punya janji. Dokter Lee menegaskan kalau perlu tahu apa yang terjadi,karena ia adalah dokter pribadi Yi Hyun. Yi Hyun bertanya apakah bisa  dirinya bermimpi. dengan mata terbuka selagi masih siang. Dokter Lee ingin tahu mimpi seperti apa.
“Kenangan tentang seseorang yang datang dan pergi.” Akui Yi Hyun. Dokter Lee mengingat tentang Kenangan
“Itu berarti kau mengalaminya.”komentar Dokter Lee. Yi Hyun seperti tak yakin kalau benar-benar mengalaminya dan mengingat mimpinya mengendong Ok Nam. Dokter Lee ingin Yi Hyun mengatakan padanya.
“Jika aku bilang, kau akan menganggapku gila. Apa aku benar-benar menjadi gila?” kata Yi Hyun seperti frustasi.
“Berkencanlah.” Saran Dokter Lee. Yi Hyun makin mengeluh Dokter Lee malah mengatakan hal itu.
‘Itu adalah resepku.” Tegas Dokter Lee. Yi Hyun merasa kaalu itu tidak masuk akal.
“Aku memperhatikanmu selama lebih dari 10 tahun, dan kusimpulkan bahwa kau sangat kekurangan oksitosin.” Jelas Dokter Lee
“Apa Kau pikir aku seorang wanita hamil yang akan melahirkan? Kenapa aku perlu oksitosin?” keluh Yi Hyun
“Kau tidak pernah menjalin hubungan selama bertahun-tahun, dan stres itu bisa membawa gangguan mental. Maksudku, tidak ada alasan eksternal khusus, tapi kau menunjukkan gejala depresi dan obsesi.Jadi Berkencan dengan seseorang benar-benar dapat menghilangkan semua gejala tersebut.”saran Dokter Lee
“Apa Kau yakin dengan gelarmu?  Kalau dipikir-pikir itu, kurasa  aku tidak pernah melihatnya.” Kata Yi Hyun curiga
“Aku akan menjadi teman kencanmu.” Ucap Dokter Lee. Yi Hyun melotot kaget.
“Kalau begitu Tembak gadis yang kau suka.” Kata Dokter Lee dengan sinis.
“Lupakan saja. Aku lebih suka memilih disuntikan hormon daripada harus melakukan hal norak seperti itu. Aku pergi mengajar dulu.” Ucap Yi Hyun kesal lalu melangkah pergi.
“Aku telah menunggu lebih dari 10 tahun. Aku tidak akan melepaskannya pada seseorang yang baru dia kenal sebulan yang lalu. Aku akan berkencan. “kata Dokter Lee kesal sendiri. 



Ok Nam meningat saat Yi Hyun mengatakan “Apakah kita pernah mandi bersama sebelumnya?” lalu berpikir kalau ingatan Yi Hyun sudah kembali. Tiba-tiba Bong Dae datang mengagetkan Ok Nam, lalu melihat pipi Ok Nam yang bersemu merah
“Pipimu membuatku ingin makan irisan tomat dengan gula. Apakah sesuatu terjadi sampai-sampai kau tersipu malu begitu?” ucap Bong Dae.
“Aku pikir ingatannya kembali satu per satu. Dia ke sini pagi in dan bertanya apakah kita pernah mandi bersama.” Cerita Ok Nam
“Apa Kau mandi dengan seorang pria? Kau memiliki pola pikir yang kebarat-baratan.” Komentar Bong Dae. Ok Nam terlihat binggung.
“Apakah Heungseon Daewongun tahu tentang ini?” Tanya Bong Dae heran.
“Tapi sekarang kalau dipikirkan, aku tidak pernah mandi dengan suamiku.” Ucap Ok Nam
“Lalu apa yang dipikirkan Profesor Jung saat dia mengatakan hal yang sangat mengejutkan begitu?” tanya Bong Dae.
“Mungkin tentang tempat kami pertama kali bertemu dalam hidup ini yaitu Air Terjun Peri. Lalu Kopi apa yang kau inginkan?” tanya Ok Nam
“Hari ini aku ingin Keindahan Sinar Bulan.” Kata Bong Dae. Ok Nam pun membuat kopi.
Bong Dae memberikan amplop sebagia Gajinya. Ok Nam pikir tidak perlu membayar upahnya karena Bong Dae sudah memberikan rumah dan makanan. Bong Dae pikir Bukan itu saja tapi juga meminjamkan Jeom Soon pakaian dan sepatunya.
“Aku yakin kalau aku adalah majikan paling dermawan di dunia.” Ucap Bong Dae bangga. Ok Nam membenarkan.
“Tapi kau sudah membuat kopi yang enak, jadi ini adalah bagianmu.” Kata Bong Dae. Ok Nam merasa tak membutuhkanya.
“Peri Seon.. Mulai sekarang, jika sesuatu terjadi, temui aku segera.” Pesan Bong Dae lalu pamit pergi.

Saat itu Kim Geum datang kembali, Ok Nam mengaku senang melihat Kim Geum datang karena ingin tahu keadaan Yi Hyun. Kim Geum mengaku kalau Yi Hyun sedikit sakit kepala tapi sudah baik-baik saja sekarang. Ok Nam pun senang mendengarnya.
“Tadi kau bilang ingin Sarapan Burung Pipit kan?” ucap Ok Nam. Kim Geum pikir kalau Kopinya nanti saja.
“Jadi, Nona Peri... Aku memecahkan telur besar di rumahmu.” Gumam Kim Geum meras tak berani bicara.
“Apakah ini sesuatu yang sulit untuk dibicarakan?” ucap Ok Nam. Kim Geu membenarkan.
“Nona Cho membayar upahku, tapi aku tidak butuh uang. Apa kau menginginkannya?” kata Ok Nam memberikan amplopnya. Kim Geum mengaku tidak seperti itu.
“Lagipula, aku tidak butuh uang.” Ucap Ok Nam, Kim Geum juga mengaku tidak membutuhkannya.
“Lalu apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memberikannya kepada Profesor Jung?” pikir Ok Nam. Kim Geum rasa kalau Yi Hyun juga tidak akan menerimanya.
“Nona Peri, haruskah kita pergi berbelanja akhir pekan ini? Kau akan membutuhkan lebih banyak pakaian saat cuaca semakin dingin. Dan Kau tidak akan segera kembali ke Gunung Gyeryong. Jadi itu Pakaian yang bagus akan menempatkanmu ke dalam suasana hati yang baik.” Kata Kim Geum penuh semangat.
“Pria menyukai wanita dengan pakaian cantik, bukan?” kata Ok Nam mengingat kejadian sebelumnya
“ Aku tidak tahu banyak tentang aksesoris wanita manusia, tapi aku ingin terlihat cantik dihadapanmu. Sehingga tatapanmu akan tetap ada padaku. Aku ingin membuatmu menatapku lebih lama.” Ucap Ok Nam saat moles wajahnya dengan lipstik.
Ia pun menyetujui saran Kim Geum untuk pergi berbelanja, 



Sementara tiga pergi sedang kebingungan, Tuan Park menatap uanganya berpikir kalau beli tiket ke Seoul dengan uang itu. Tuan Goo menjawab kalau itu tidak cukup dan juga mereka yang sudah berjanji untuk naik perahu.
“Jika kita melanggar janji seperti itu, kita harus menderita sakit perut sampai kita mati.” Ucap Tuan Goo
“Aku dengar di kota ini 8 dari 10 orang yang pergi tidak kembali hidup-hidup. Kita akan Mati di laut atau sakit perut, jadi itu Sama saja.” Kata Tuan Park
“Aku tidak akan pergi dan Aku akan naik kapal itu.” Ucap Nyonya Oh memberikan uang pada Tuan Park
“Kenapa kau memberiku begitu banyak uang?” keluh Tuan Park. Tuan Goo pikir kalau tidak mengizinkan wanita ikut.
“Ikut saja ke Seoul bersama kami.” Ucap Tuan Goo. Tuan Park merasa kalau Manager tadi percaya Nyonya Goo adalah seorang pria.
“Aku akan mencari baju bersayapku dan kembali ke Gunung Gyeryong. Kalian berdua bisa pergi pada peri Seon.” Ucap Nyonya Oh
Tuan Park tak ingin pergi berdua, Nyonya Oh memberikan uangnya agar mereka pergi dengan membeli tiket lalu bergegas pergi. Tuan Park berteriak bertanya dimana Nyonya Oh akan tidur dengan wajah khawatir
“Kenapa dia pergi terburu-buru? Seakan dia sedang menguji kita.” Ucap Tuan Park lalu mengeluarkn sesuatu dari saku celanya.
“Apakah kacang ajaibku mengerut?” jerit Tuan Park kaget.
“Bukankah ini kismis yang ada di meja manajer agensi bersama dengan kacang?” kata Tuan Goo
“Lalu di mana kacang-kacangku? Kacang ajaibku. Kacang merah ajaibku.” Jerit Tuan Park histeris.
“Apakah Peri Oh mengambilnya dari sakumu saat dia memberimu uang? Dia makan banyak sekali tadi di kantor agensi.” Pikir Tuan Goo
Tuan Park mengingat saat di kantor agency, Nyonya Oh makan banyak kismis lalu saat menaruh uang memasukan ke dalam saku celananya. Ia pun marah pada Nyonya Oh yang melakukan karena kacang itu adalah hidupnya., lalu mengejar Peri Oh. 



Yi Hyun baru selesai mengejar, mendengar dua mahasiswa yang membahas mencoba Air Hitam yaitu kopi adalah level terakhir. Ia pun merasa alau belum minum kopi itu. Sementara Jeom Soon dan Kim Geum berjalan bersama.
“Jeom Soon, kau sudah menandatangani kontrak tapi kenapa kau tampak tidak terlalu bahagia. Apakah sesuatu yang buruk terjadi?” tanya Kim Geum
“Yah, kondisi kakakku sedang tidak baik... Dia masih dalam telur, tapi Ibu bilang dia mungkin akan segera menetas.” Cerita Jeom Soon. Kim Geum kaget Jeom Soon membahas tentang telur.
“Apa Telur besar itu kakakmu?” tanya Kim Geum panik. Jeom Soon menceritakan kalau bermain dengannya kemarin dan ada beberapa retakan besar.
“Jeom Soon... Jadi... Masalahnya adalah... Kemarin, telur besar itu... Maksudku, kakakmu... Aku menyentuhnya kemarin... Lalu Telurnya bergetar dan kemudian retak. Aku sangat takut dan kabur. Karena Aku khawatir jadi pergi ke truk kopi pagi ini... Tapi aku tidak bisa bilang pada ibumu.” Akui Kim Geum.
“Apa Kau meretakkan kakakku?” tanya Jeom Soon seperti tak marah. Kim Geum pergi seperti itu.
“Dan dari dalam aku mendengar, "Ayah"? Atau semacam itu.” Cerita Kim Geum
“Lalu apakah maksudmu kau adalah ayahku?” kata Jeom Soon. Kim Geum kaget menurutnya itu tidak mungkin.
“Kau pasti salah dengar... Jeom Dol tidak pernah bersuara selama 100 tahun. Bahkan Kami memanggilnya berkali-kali tapi dia tidak pernah menjawab.” Cerita Jeom Soon.
“Bagaimana kau tahu dia kakak laki-lakimu?” tanya Kim Geum binggung.
Flash Back
Ok Nam berada didepan rumah melihat sebuah telur dengan sarang, wajahnya bahagia karena anak lelakinya terlahir kembali. Ia pun mengucapkan Selamat datang kembali pada Jeom Dol.
“Yah.. Kami bisa tahu, karena Kami adalah keluarga.” Ucap Jeom Soon tak ingin menceritakan secara rinci.
“Ahh... Begitu rupanya... Aku pasti salah dengar. Aku sangat bingung, kupikir akan memecahkan telurnya.” Kata Kim Geum merasa tak enak hati.
“Aku juga meretakkannya saat main dengannya. Jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri. Jeom Dol hanya bereaksi terhadap keluarga atau makhluk abadi. Lagipula kau bukan seorang penyihir.” Ucap Jeom Soon. Kim Geum pun yakin kalau ia bukan seperti itu,
“Saudaraku mungkin sudah retak karena waktunya akan segera menetas. Aku harap tidak ada hal buruk yang terjadi.” Kata Jeom Soon lalu melihat bus datang.

Jeom Soon bergegas berlari menaiki bus,  Kim Geum pikir kalau Jeom Soon  tidak punya kartu jadi akan membayarnya. Jeom Soon mengaku punya karena Bong Dae memebrikan kartu miliknya, lalu langsung menempelakn bokongnya, penumpang yang melihat hanya bisa menahan tawa.
“Jeom Soon... Apakah kau harus melakukan itu?” tanya Kim Geum ragu duduk di dalam bus.
“Tentu saja. Selain itu, untuk seorang penulis novel erotis, Aku menjaganya tetap bersih.” Jelas Jeom Soon. Kim Geum kaget karena ternyata Novel erotis.
“Apa aku tidak memberitahumu? Itulah buku yang akan kau tandatangani. Tapi sekarang mari kita lihat-lihat Seoul dulu saat ini.” Kata  Jeom Soon penuh semangat melihat keluar jendela. Tapi Kim Geum kebingungan karena itu tentang novel erotis. 

Yi Hyun kembali ke kedai, Ok Nam mengejek Yi Hyun yang  sering datang. Yi Hyun piki kalau tadi tidak bisa mengambil kopinya. Ok Nam bertanya apakah Yi Hyun masih menginginkan Sarapan Burung Pipit. Yi Hyun membenarkan lalu menatap Ok Nam dalam-dalam teringat yang dikatakan Dokter Lee.
“Kau tidak pernah menjalin hubungan selama bertahun-tahun, dan stres itu bisa membawa gangguan mental. Berkencan dengan seseorang... benar-benar dapat menghilangkan semua gejala tersebut.”
Yi Hyun akan pergi, tapi seperti ingin bicara sesuatu pada Ok Nam, akhirnya ia mengurungkan niatnya dan pergi. Ok Nam memanggil Yi Hyun bertanya apakah sudah makan siang. 

Ok Nam membuka kotak makannya lalu memberikan nasi yang sudah bungkus daun. Yi Hyun melihat ada sebuah gambar di dalamnya, dan pikiran kembali datang di masa lalu.
Flash Back
Ok Nam mengetahui kalau Dubhe punya perasaan untuk seseorang lalu mengambil surat yang ditulis oleh teman perinya karena akan membacanya . Dubhe meminta agar dikembalikan, Ok Nam malah berlari menghindar, Dubhe mengunakan kekuatanya, sampai kertasnya terbang menutupi wajah Izy, dan langsung diambil kembali.
“Suatu hari, aku akan membuat bungkusan dengan daun teratai itu!” teriak Ok Nam
Yi Hyun melihat gambar yang sama dengan kipas milik Dubhe diatas nasinya, lalu bertanya sendiri Apakah akhirnya bisa memakannya. Ok Nam tak mendengar yang dikatakannya, Yi Hyun tersadar kalau ada Ok Nam yang duduk didepanya.
“Kau pasti masih sakit kepala.” Komentar Ok Nam. Yi Hyun tiba-tiba langsung memuji makanan Ok Nam itu enak.
“Kau bahkan belum mencobanya.” Pikir Ok Nam, Yi Hyun segera memakanya dan memuji kalau rasanya enak.
“Kau bisa tersedak jika begitu.” Keluh Ok Nam melihat cara makan Yi Hyun yan cepat.
“Bagaimanapun, apakah kau selalu makan siang sendirian seperti ini?” tanya Yi Hyun. Ok Nam mengaku tidak.
“Biasanya, aku makan siang dengan Jeom Soon.” Cerita Ok Nam, Yi Hyun bingung siapa Jeom Soon dan teringat yang dimaksud adalah kucing.
“Jeom Soon bukan sembarang kucing.” Ucap Ok Nam membela anaknya.
“Apakah dia hibrida dari harimau tutul dan kucing liar? Kudengar harganya mahal sekali.” kata Yi Hyun
“Jeom Soon adalah anakku... Jika aku boleh bertanya...” kata Ok Nam
“Dia mungkin akan bertanya tentang mandi yang tadi kusebutkan sebelumnya.” Gumam Yi Hyun dan langsung menyela.
“Aku pasti bermimpi... Kau, peri, sedang mandi di air terjun... mengatakan bahwa airnya bagus dan kau harus selalu mandi di sini... Maksudku... Asal tahu saja, tidak ada pikiran seperti itu.” Ucap Yi Hyun ingin menjelaskan lebih dulu.
“Apakah kau baru saja memanggilku peri? Akhirnya, kau percaya bahwa aku adalah peri.” Kata Ok Nam kembali tersenyum.
“Aku seorang ilmuwan. Aku tidak percaya pada apa pun yang tidak bisa dibuktikan atau dilihat. Maaf, itu salah paham.” Kata Yi Hyun meyangkal.
“Tidak apa-apa... Aku tahu betul seberapa keras kepalamu.” Komentar Ok Nam.
Yi Hyun tak suka dianggap keras kepala dan menegaskan kalau dirinya bisa sangat fleksibel lalu mencoba mengangkat kakinya lurus, tapi malah membuatnya kram. Ok Nam tak bisa menahan tawa, Yi Hyun mencari alasan kalau karena pakaiannya dan mencoba lagi seperti melakukan akrobat. Ok Nam pun hanya bisa tertawa melihat Yi Hyun.
“Ketika Jeom Soon tidak ada dan kau harus makan siang sendirian dan Juga, jika aku tidak ada kelas...” ucap Yi Hyun gugup.
“Datanglah untuk makan siang bersamaku... Kapan saja.” Kata Ok Nam seperti bisa tahu apa yang akan dikatakan Yi Hyun. 




Dokter Lee duduk di depan meja kerjanya mengetik key word “Cara merayu pria” sebuah artikel menuliskan “Pertama, penampilan paling penting bagi pria. Jika kau cantik, itu bagus. Namun, jika kau bukan Kim Tae Hee, kau harus pandai memberi dan menaklukkan. Cari tahu tipe wanita yang dia sukai.”
“Aku pintar dan langsing dan Juga, seksi, menggairahkan, bahakn menggemaskan.. Astaga, apakah ada yang tidak aku miliki?” ucap Dokter Lee dan kembali membaca artikelnya.
“Kedua, pria condong menyukai wanita yang merawat mereka dengan baik. Masak untuknya maka kau akan setengah jalan menuju hatinya. Perhatikan ketika dia sakit atau merapikan rumahnya untuknya. Bahkan jika kau bukan tipe seperti itu, maka kau harus berusaha memalsukannya.”  Dokter Lee pikir kalau ia lulus diciri kedua.
“Ketiga, pria menyukai wanita yang feminin. Jika kau ingin menjadi pohon tetangga atau tiang listrik yang dilewatinya, coba mengutuk dan mengucapkan kata-kata kotor di depannya.”
Dokter Lee mengeluh melihatnya, karena sebelumnya sering bersikap kasar pada Yi Hyun bahkan sempat mengumpat karena menceritakan tenang Ok Nam. Akhirnya ia kembali membaca point ke empat.
“Keempat, asal kalian tahu, ini yang paling ganas... Semua pria sama... Kalan harus Bersandar, menyentuh, dan meraba, Rayu dia dengan menggunakan ketiga jenis sentuhan fisik ini. Dia tidak hanya akan menjadi pacarmu, tapi budakmu.”
Dokter Lee mencoba mengingat sambil makan kimbap seperti sudah tak sabar untuk merayu Yi Hyun.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... MRS G



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar