PS : All images credit and content copyright : TVN
Kim Geum
mengendong Ok Nam seperti ingin membawa ke rumah sakit. Jeom Soon berteriak
agar mereka pergi Ke kanan. Kim Geum malah lurus lalu meminta maaf pada Jeom
Soon karena linglung jika gugup. Jeom Soon menaruh batu dan terlihat garis
lurus.
“Lebih
bagus dari tampilan luarnya, Kamarnya juga luas.” Ucap Kim Geum membawa Ok Nam
masuk dan membaringkan di tempat tidur.
“Demamnya
tidak turun. Bagaimana ini? Mungkinkah dia terserang flu?” tanya Kim Geum Panik
“Dia
sakit perut.” Ucap Jeom Soon. Kim Geum binggung karena dianggap Sakit perut.
Flash Back
Di
Khayangan
“Dewa
diberikan banyak kekuatan supranatural, tapi tidak boleh digunakan untuk mengganggu
ranah manusia atau untuk keuntungan pribadi mereka. Jika digunakan untuk mengisi
keserakahan seseorang, menyakiti manusia, menyangkal identitasnya, ataupun jika
tidak jujur akan dirinya sendiri, aturan langit akan menghukummu.” Ucap Pria
terlihat sudah tua.
“Jika
sudah selesai, aku ijin undur diri.” Kata Peri
“Kau
sedang kesakitan, kan? Kau mungkin ingin berbaring. Lihatlah keringat yang
terpahat di dahimu.” Kata Si pria
“Aku
hanya harus ke kamar kecil.” Jawab Peri. Si pria mengeluh peri yang keras
kepala.
“Bagaimanapun,
kau sudah melakukan terlalu banyak dosa, bersiaplah untuk sakit perutmu.” Kata si
Pria. Peri tak peduli ingin pergi tapi saat berjalan malah jatuh pingsan.
“Dewa
menderita sakit perut ketika mereka tidak taat pada aturan langit. Sakitnya,
mungkin disebabkan karena dia menyangkal dia adalah peri.” Jelas Jeom Soon.
Kim Geum
seperti tak percaya kalau itu memang ada
lalu terada karena Jeom Soon yang tadi mulai bicara "Banmal"
padanya. Jeom Soon binggung,mengaku kalau tidak bisa mengendalikan diri hari in
dan mungkin karena buru-buru tadi.
“Apa Kau
marah karena itu?” tanya Jeom Soon. Kim Geum malah memperbolehkan Jeom Soon
melakukan itu.
“Aku merasa
seperti sudah semakin dekat.” Ungkap Kim Geum merasa seperti sudah bertemu
dengan Jeom Soon
“Ada obat
untuk sakit perut ini.” Ucap Jeom Soon. Kim Geum ingin tahu karena akan bantu
mendapatkannya.
“Tapi entah, kau bisa
menemukannya.” Kata Jeom Soon ragu
Ok Nam
bertanya Untuk apa buah persik ini, lalu menduga kalau Mizar tidak mematuhi
aturan lagi. Pria yang mirip dengan Kim Geum hanya tersenyum.
“Ada tujuh Makhluk Abadi melayani
Penguasa Bintang Utara. Dari ketujuhnya ada Bausae dari Dubhe, Izy dari Mizar, dan
aku, Seon Ok Nam dari Alkaid, kami berkelana pada waktu bersamaan.”
Izy
bangun dari tempat tidurnya mengeluh keduanya yang datang berkunjung padahal
akan sembuh sendirinya. Bausae tahu kalau Izy senang melihat mereka datang dan
tahu kalau Sakit sepanjang hari membuatnya. kesepian.
“Apa Kau
tidak bermain dengan batu itu sendirian? Kudengar, kau memainkan 5 batu itu
selama 592 tahun.” Ejek Bausae
“Apa yang
kau bicarakan? aku peri yang tidak kesepian.” Kata Izy mengelak padahal Bausae
melihat ada batu disamping tempat tidur.
“Bagaimanapun,
apa yang terjadi kali ini?”tanya Ok Nam ingin tahu.
“Ada orang-orang
yang tidak bekerja tapi malah memeras orang-orang, jadi aku membakar gudangnya.”
Cerita Izy
“Apa yang
terjadi? Apa semua biji-bijian terbakar?”tanya Ok Nam panik
“Mereka
hanya akan makan sayuran di musim dingin ini. Itu pasti yang kudengar saat mandi
dengan peri-peri lain. Menurut seseorang di sana, pemilik tanah marah sesudah
kebakaran dan mencuri semua hasil panen dan biji-bijian dari rakyatnya.” Cerita
Izy
“Tindakanmu
yang benar menjadi bumerang dan membuatnya semakin buruk.” Komentar Bausae
“Maka aku
harus membakar semua biji-bijian yang dicuri pemilik tanah itu.” Kata Izy kesal
“Buah
persik untuk menyembuhkanmu mungkin tidaklah cukup. Hanya saja buah persik itu
kesukaanku.” Ucap Ok Nam
“Bagaimana
bisa aku membiarkan ketidakadilan itu?” teriak Izy kesal
“Kenapa
kau tidak percaya pada kekuatan manusia? Semua hal mungkin tampak tak adil saat
ini, tapi aku percaya manusia punya kekuatan untuk memperbaikinya.”saran Ok
Nam.
Izy yang
kesal malah memberikan pelajaran pada Ok Nam dengan memberikan hawa panas pada
gelasnya. Ok Nam akhirnya menyuruh Izy agar menikmati buah persik yang
dibawanya.
“Izy dari Mizar punya kekuatan
untuk mengendalikan api, dan kemarahan yang membara di dalam dirinya
menyebabkan sakit perut yang teramat sakit.”
Izy yang
kesal akhirnya menemui dewa kembali mengatakan kalau akan berhenti jadi peran
dan keluar dari khayangan. Dewa tak diam begitu saja, lalu memberikan pelajaran
lagi pada Izy dengan membuatnya terjatuh.
“Bausae dari Dubhe adalah peri yang
punya kekuatan untuk mengendalikan angin. Dia berasal dari kerajaan yang sama
dengan Mizar. dan bergabung dengan langit sekitar waktu yang sama.”
Ok Nam
sedang makan semangka dan Bausae datang mengipasinya tapi karena dengan
kekuatan angin malah membuat biji
semangka menempel diwajahnya.
“Satu hari di langit adalah 1 tahun
di alam fana. Sesudah bulan purnama, mereka tiba-tiba lenyap.”
Jeom Soon
melihat ibunya akhirnya terbangun, Ok Nam melihat ada buah persik diatas meja.
Jeom Soon mengaku tidak bisa mendapatkan persik segar karena bukan musimnya
tapi Kim Geum membelikan untuk ibunya.
“Apa Kim
Geum kesini?” tanya Ok Nam tak percaya.
“Kau
takkan percaya apa yang dia lakukan untukmu.” Ucap Jeom Soon.
Flash Back
Kim Geum
setelah tahu tentang buah persik memberitahu Jeom Soon sudah ke supermarket 24
jam, tapi bukan musim persik. Jeom Soon merasa tak ada yang bisa dilakukan tapi
lebih baik beli saja Jus Persik. Akhirnya Kim Geum bergegas keluar meminta agar
menjaga Ok Nam baik-baik.
“Tentu
saja karena dia ibuku.” Kata Jeom Soon heran melihat sikap Kim Geum seperti
sangat panik.
Akhirnya
Kim Geum datang melihat Jeom Soon sudah tertidur pulas berpikir kalau pasti kelelahan
karena menjaganya. Ia pun menyuapi air jus untuk Ok Nam yang tertidur dan
melihat kalau akan baik-baik saja sekarang lalu membiarkan Jeom Soon untuk
tidur dengan nyenyak lalu keluar dari rumah.
Ok Nam
pikir berhutang budi pada Kim Geum, Jeom Soon ingin tahu keadaan ibunya
sekarang. Ok Nam mengaku sudah agak baikan. Jeom Soon meminta ibunya agar
jangan sakit karena sangat khawatir. Ok
Nam menganguk mengerti. Jeom Soon ingin memberitahu sesuatu.
“Jika aku
kuberitahu dapat telepon dari penerbit, itu akan membuatnya khawatir.” Gumam
Jeom Soon ragu.
“Kau
masih dalam pelatihan. Bagaimana jika kau pergi bekerja lalu berubah menjadi
macan? Mereka bilang ada lowongan di Kebun Binatang Yiwon. Apa Kau ingin
dikirim ke sana?” kata Ok Nam
Jeom Soon
seperti sudah membayangkan jawaban ibunya akhirnya memilih untuk tak
memberitahu.
“Aku
memimpikan masa laluku. Bagaimana aku melupakan hari-hari itu?” ucap Ok Nam
binggung.
Yi Hyun
kaget melihat sosok hewan didepanya. Ia mengaku sebagai cacing berkepala
kupu-kupu. Yi Hyun binggung lalu bertanya apakah cacing itu bisa bicara
dengannya. Cacing menjawab kalau hanya Yi Hyun yang tak dapat mendengarnya
sampai sekarang.
“Begitu
rupanya... Aku minta maaf.” Ucap Yi Hyun
“Tenang
saja... Bagaimana jika kita jalan-jalan? Sekarang kau punya senjata.” Kata
Cacing
“Sepertinya
kau tidak punya kaki.”kata Yi Hyun merasa cacing tu bisa berjalan-jalan. Cacing
itu menurutnya hanya mimpi.
“Dalam
mimpi,Aku bahkan bisa breakdance.” Kata cacing meliukan badanya.
“Aku
bermimpi lagi. Untuk sekedar mimpi ini tidak buruk. Aku berhenti bermimpi buruk
sejak mulai minum kopinya.” Ucap Yi Hyun. Si cacing tak percaya mendengarnya.
Yi Hyun
kaget melihat cacing yang berubah jadi Ok Nam, lalu bertanya kenapa Ok Nam
masuk kedalam mimpinya dan Ke mana cacing itu pergi. Ok Nam mengaku kalau
cacing itu pergi ke mimpi lain. Yi Hyun
mengaku ingin menanyakan fakta ilmiah padanya.
“Seharusnya
aku datang sedikit terlambat. Maafkan aku.” Kata Ok Nam
“Kau
tidak perlu meminta maaf. Ini pasti informasi audiovisual yang diciptakan dari
bawah sadarku. Jangan bilang, kau benar-benar datang ke mimpiku.” Ucap Yi Hyun
“Entahlah,
bagaimana menurutmu? Ada cincin giok seperti ini di alam peri. Ini adalah salah
satu barang yang kuterima selama orientasi untuk peri baru. Tidur dengan memakan
cincin seperti ini lalu aku bisa mengunjungi mimpi orang yang kuinginkan.” Kata
Ok Nam bangga
“Tapi ini
bisa saja palsu, ilusi yang diciptakan oleh dirimu sendiri.” Ucap Yi Hyun
“Apa itu
penting?” ucap Ok Nam. Yi Hyun mengaku kalau Perasaannya mengatakan, berpikir sudah
mengenal Ok Nam sejak lama.
“Kau dan
aku terikat bersama dengan serangkaian takdir sejak lama. Kau bagaikan bulan dan bintangku. Kau bagaikan
hujan setelah kemarau panjang. Kau bagaikan lentera yang menerangi kegelapan.”
Kata Ok Nam
“Dan
kenapa aku tak bisa mengingat itu? Apa kita saling berhubungan? Apa kita teman?
Mungkin, kekasih?” tanya Yi Hyun
“Kita
pernah menikah. Aku sudah mencintaimu untuk waktu yang lama.” Akui Ok Nam
Yi Hyun
masih tertidur mendengar suara orang bernyanyi ~I love you, you love me~ dan
terbangun karena itu suara ibu Kim Geum. Akhirnya Ia turun melihat Ibu Kim Geum
sedang memasak didapur sambil menyanyi. Ibu Kim Geum pun menyapa Yi Hyun yang
baru bangun.
“Ayo
sarapan... Aku membuat sup jamur wijen yang lezat.” Ucap Ibu Kim Geum
“Aku
merasa tidak enak merepotkanmu pagi-pagi gini.” Kata Yi Hyun
“Ini
Bukan pagi... Aku memotong sayuran dan lainnya sejak subuh.”Akui Ibu Kim Geum.
Yi Hyun kaget mendengarnya.
“Maaf
sudah membuatmu bekerja sejak subuh karena kita.” Kata Yi Hyun makin merasa tak
enak
“Aku
Bercanda... Kenapa kau menanggapi perkataanku dengan serius? Itu tidak
menyenangkan tahu. Jika tak menyenangkan, Kau takkan bisa menarik perhatian
perempuan.” Ucap Ibu Kim Geum membawa semangkuk nasi.
“Jika kau
tidak bisa menarik perhatian perempuan,maka Kau tidak akan bisa menikah. Kau harus
mengunjungi kampung halaman orang lain setiap liburan dan minum sebotol wiski
yang kau beli sendiri.” Kata Ibu Kim Geum terus bicara.
Yi Hyun
pikir Ibu Kim Geum sangat pandai becanda. Ibu Kim Geum mengaku kalau sebelumnya
memang bercanda tapi yang tadi itu serius. Yi Hyun pun mengalihkan menanyakan
keberadaan Kim Geum . Ibu Kim Geum memberitahu kalau anaknya baru pulang saat
subuh.
“Katanya,
dia harus pergi menengok teman yang sakit demam tinggi. Jadi Dia masih tidur.”
Ucap Ibu Kim Geum. Yi Hyun bertanya-tanya
Siapa yang sakit
“Makanlah
sebelum dingin.” Kata Ibu Kim Geum, Yi Hyun pun mulai makan karena melihat
makan ibu Kim Geum enak.
“Kau
kesal karena bubuk wijenmu tumpah kemarin itu. Sepertinya kau punya banyak.”
Ucap Yi Hyun.
Ibu Kim
Geum mengingat kemarin bubuk wijen yang terjatuh langsung dibereskan dari
lemari mengunakan tanganya. Ia lalu
membahas kalau merasa kasihan pada Yi Hyun sejak liburan Chuseok terakhir kali jadi
berpikir keras untuk menemukannya seorang wanita.
“Dan aku
menemukan seseorang yang sempurna untukmu.” Ucap Ibu Kim Geum tiba-tiba menaruh
foto diatas meja.
Yi Hyun
kaget merasakan bibirnya kepanasan. Ibu Kim Geum pun langsung memberikan minum
untuk Yi Hyun.
Yi Hyun
sudah membawa gelas untuk minum kopi, tapi takut kalau Ok Nam salah paham jika
mampir setiap hari. Ia lalu berpikir kalau tak masalah karena hanya membeli
kopi saja.
Ia
akhirnya mengambil dompet di saku bajunya, tapi dikagetkan dengan foto wanita
dari Ibu Kim Geum. Sebelumnya Ibu Kim Geum sengaja menaruh foto wanita di saku
baju dalam lemari.
Yi Hyun
datang ke kedai kopi, Bong Dae menyapa Yi Hyun bertanya ingin pesan kopi apa.
Yi Hyun seperti kecewa karena bukan Ok Nam lalu memesan Sarapan burung pipit.
Bong Dae binggung, memastikan ibis 'atau
bulbul berwarna coklat tapi sarapan burung pipit. Yi Hyun membenarkan.
“Ada juga
camilan crake dan pesta burung hantu.Apa Kau tidak ingin?” tanya Bong Dae.
“Sarapan
burung pipit saja.” Kata Yi Hyun. Bong Dae pun mengambil gelasnya.
“Apa kau
nyari seseorang?” tanya Bong Dae Yi Hyun, mengelengkan kepala walaupun matanya
seperti mencari seseorang.
“Apa kau
mencari Barista Seon Ok Nam?” ucap Bong Dae. Yi Hyun mengelak kalau tidak nyari
siapa-siapa.
“Semua
orang menanyakannya.” Kata Bong Dae. Yi Hyun pun bertanya pada Bong Dae ingin
tahu Berapa usia Ok Nam.
“Beraninya
kau menanyakan umur wanita.” Keluh Bong Dae. Yi Hyun ingin tahu apakah sudah
tua.
“Kau lihat
sendiri. Kenapa bertanya?” kata Bong Dae.
Yi Hyun mengaku Ok Nam tampak tua tapi kemudian tidak lagi.
Sementara
di dalam rumah, Jeom Soon mengeluh karena ibunya yang tidak istirahat saja. Ok Nam mengaku
kalau sedang membantu bunga teratai bermekaran. Jeom Soon binggung ibunya
membangunkan Bunga teratai.
“Kulihat
banyak bunga di alam peri, tapi tidak ada yang murni dan tidak berdosa seperti
teratai. Mungkin hidup di lumpur, tapi bersinar sangat mulia.” Ucap Ok Nam
“Bukankah
karena itu ada di kantong yang Ayah berikan?” kata Jeom Soon.
“Kau
benar. Aku hampir lupa... Ayahmu menunjukkan keindahan bunga teratai. Dia
sangat peduli dan baik yang menemukan kecantikan serta makna bahkan dalam hal
terkecil sekalipun.” Kata Ok Nam mengingat semua kenangan manis dengan
suaminya.
“Apa
tidak bosan menyombongkannya selama 699 tahun ini?” keluh Jeom Soon
“Bukannya
menyombongkannya, tapi Hanya menceritakan fakta.” Kata Ok Nam. Jeom Soon pikir
seperti itu juga.
Tiga peri
kebingungan melihat kereta yang makin mendekat, Tuan Park menyuruh mereka pergi
saja. Tuan Goo memarahinya agar menarik
kakinya keluar dan Berhentilah bertingkah bodoh. Tuan Park yang pasar malah
mengucapkan Terimakasih untuk semuanya.
“Kita
mengalami kesulitan hidup di antara manusia...” kata Tuan Park pasrah.
“Tutup
mulutmu. Apa Kau masih punya kacang itu? Tiga biji adzuki ajaib yang kau bawa
dari dunia peri! Kau menyimpannya di sakumu dan bermain-main dengan itu
sepanjang waktu. Kau bilang salah satunya bisa membawa kita kembali ke dunia
peri!” ucap Nyonya Oh
“Aku tak
bisa menggunakannya karena tidak tahu yang mana!” kata Tuan Park. Nyonya Oh
meminta agar melemparkan saja.
“Pilih
satu, lalu lempar Atau aku akan melakukannya!” ucap Nyonya Oh melihat Tuan Park
ragu. Akhirnnya Tuan Park memberikan kacang dan memberikan pada Nyonya Oh agar
melemparkanya. Terlihat dikapsul [Mengembalikan waktu]
[Stasiun Mokpo]
Ketiga
terbangun dan melihat sekeliling, Tuan Park berteriak bahagia karena mereka
kembali ke masa lalu dan biji itu
benar-benar menyelamatkan mereka. Tuan Goo pun memuji Tuan Park dengan saling
berpelukan.
“Dia,
bukankah itu pria yang mencuri uang kita?” teriak Nyonya Oh melihat pria yang
mengambil dompet Tuan Go.
Si pria
tak jauh dari mereka, Tuan Goo dkk akhirnya berusaha mengejar si pencuri. Si
pria membela diri dengan melempar buah-buahan yang dijual, ketiganya pun
mencoba menghindar.
Saat itu
Nyonya Oh melihat sosok pria dengan jelas dan mengingat si pria seperti pernah
dikenalnya. Tuan Goo dan Tuan park saling bertatapan
Flash Back
Ibu peri
sedang mandi dengan Nyonya Oh memberitahu kalau Air terjun ini ditutup 400
tahun yang lalu Tapi berhasil dibuka kembali jadi akan tetap di sini selagi
Nyonya Oh naik kembali dan lakukan saja seperti yang dikatakan.
“Bukankah
nanti aku akan di pecat? Tahu sendiri penguasa bintang selatan temperamen nya
buruk. “ kata Nyonya Oh
“Aku
mencoba untuk menikah di sini.” Ucap Ibu Peri. Nyonya O akhirnya akan mencoba
sekali saja.
“Dia ada
di sini. Ada seseorang di sini.” Ucap ibu peri lalu bersembunyi dibawah air.
Saat itu
pria datang melihat peri mandi mengambil satu baju, Nyonya Oh langsung
sumringah memanggil si pria sebagai suaminya karena mengambil baju miliknya.
Tapi si pria malah kabur begitu saja.
“Butuh
300 tahun untuk menemukannya.” Ucap Nyonya Oh. Tuan Goo dan Tuan Park langsung
mengejar pria yang dianggap sebagai suami Nyonya Oh.
Dokter
Lee berlari di lapangan, lalu teringat kembali yang diceritkan Yi Hyun kalau Ok
Nam memanggil Suaminya Ia kesal sendiri karena
Tak bisa berhenti memikirkannya, dan mengingat yang dikatakan Yi Hyun “Masalahnya,
wanita itu, peri itu memanggilku " Suamiku". Yi Hyun mendengar suara
ketukan pintu lalu menyuruh masuk.
“Ada
perlu apa?” tanya Yi Hyun. Dokter Lee pikir Yi Hyun punya kopi.
“Aku datang
untuk mengajakmu keluar.” Kata Dokter Lee. Yi Hyun meawarkan kopi milikinya
“Kenapa
aku ingin punyamu?” ucap Dokter Lee tapi Yi Hyun menyuruh Dokter Lee agar
mencobanya.
“Apa Kau
memberiku sisa-sisaan?” kata Dokter Lee mulai mencoba dan merasakan kopi tak
enak. Yi Hyun hanya bisa tertawa menjahili Dokter Lee.
“Ini kopi
Cho Bong Dae “ kata Dokter Lee. Yi Hyun memuji kalau lidah Dokter Lee yang memang
bagus.
“Di mana
Barista neneknya?” tanya Dokter Lee. Yi Hyun mengaku tidak ada di sana hari
ini.
“Apa dia sedang
naik ke atas?”ejek Dokter Lee. Yi Hyun terlihat marah.
“Dia bisa
naik ke rumah jika dia peri. Jadi Apa dia peri atau bukan?” tanya Dokter Lee.
Yi Hyun mengeluh menanyakan hal itu.
“Kalau
saja dia itu penting bagimu. Siapa lagi yang harus aku tanyakan?” kata Dokter
Lee. Yi Hyun pikir kalau tak penting.
“Apa kau
memutuskan untuk menerima halusinasimu sebagai kenyataan? Bagaimana dengan
"suamiku"? Kedengarannya terlalu serius untuk dibiarkan begitu saja.
Tidakkah kau harus cari tahu tujuan dia mengatakan itu?” kata Dokter Lee
“Dia
bilang kita pasangan suami-istri.” Ucap Yi Hyun. Dokter Lee terlihat marah
langsung mengebrak meja. Yi Hyun kaget
bertanya ada apa.
“Apa yang
baru saja kau katakan tidak masuk akal sama sekali. Apa itu bilang itu padamu, Bahwa
kalian berdua sudah menikah? Kapan?”kata Dokter Lee
“Itu... Dalam
mimpiku... Dia muncul di mimpiku dan itu sangat jelas. Aku merasa seakan
berhadapan dengan orang yang sudah kukenal sejak lama. Jika kau benar dan mimpi
mencerminkan alam bawah sadarku, maka mungkin dia berada jauh di dalam
ingatanku.” Cerita Yi Hyun
“Karena
segitu jelasnya mimpi itu... Jadi aku pergi ke truk kopi pagi ini. Tapi Dia
tidak ada di sana.” Ucap Yi Hyun
“Jangan
membuatku keliru. Ini bukan ruang kantor konsultasiku, aku akan berbicara
sebagai teman, bukan sebagai psikiater. Dia tidak bisa menjadi istrimu. Tidak
peduli seberapa keras aku memikirkannya, sejujurnya aku tidak tahu kenapa wanita
ada di alam bawah sadarmu, tapi dia tidak bisa menjadi wanitamu.” Tegas Dokter
Lee tak rela Yi Hyun dengan Ok Nam.
“Mereka
bilang bahwa mimpi merefleksikan alam bawah sadarmu, tapi bisa saja itu benar. Namun,
kebanyakan mimpimu itu bukanlah apa-apa, kenapa kau berfikir mimpi ini berbeda?
Daripada mengenalnya selama berabad-abad, dia hanya ingin menipumu. Jung Yi
Hyun yang kutahu akan menyimpulkan mimpi itu hanyalan khiasan!” tegas Dokter
Lee dengan penuh emosi.
“Sekarang
kau membuatku takut. Kenapa kau sangat marah?” kata Yi Hyun
Dokter
Lee seperti baru sadar, dan mengelak kaalu tak marah sama sekali. Ia mengaku
kalau mungkin berteriak karena terus bicara tak masuk akal dan mengumpat kesal
karena minum kopi yang tak enak. Akhirnya Ia memilih untuk pergi saja.
“Kau aneh
hari ini... Asal tahu saja, bukan aku tapi kau yang aneh.” Tegas Yi Hyun.
“Terserah.
Pikirkan sesukamu.” Ucap Dokter Lee lalu keluar dari ruangan. Yi Hyun binggung
Ada apa dengan temanya itu.
Akhirnya
Dokter Lee memilih untuk pergi ke Gym sambil mengumpat kesal sendiri.
“Dasar
bodoh... Apa dia Pikir adalah istrinya? Aku memberikannya pil tidur supaya
lebih baik, tapi sekarang dia berbicara tentang alam bawah sadarnya. Dia bahkan
tidak menyadari hatiku terbakar, tapi dia sangat tertarik dengan wanita tua yang
menyebut dirinya peri.” Ucap Dokter Lee marah sampai membuka jaketnya.
“Kau.. Perhatikan
aku sekali-sekali!” teriak Dokter Lee dan saat itu kakinya tak menginjak pedal
sepeda , lalu jatuh tersungkur.
Semua
orang mencoba membantunya, saat itu Kyung Sul ikut olahraga mengambil gambar
Dokter Lee yang jatuh tersungkur.
Yi Hyun
berjalan keluar ruangan mengingat yang ditanya Dokter Lee ingin tahu keberadaan
Ok Nam. Yi Hyun menjawab kalau Ok Nam tak ada di sana hari ini Dokter Lee
mengejek kalau Ok Nam sedang naik karena bisa naik ke rumah jika dia itu peri.
“Sebagai
psikiater, apa hanya itu yang bisa dia katakan? Langit bukanlah stasiun kereta
bawah tanah. Kau tidak bisa datang dan pergi sesuka hati. Ini Tak bisa
dipercaya.” Ucap Yi Hyun lalu melihat masih ada Bong Dae bukan Ok Nam.
“Bukankah
ini namanya melalaikan tugas? Dia seharusnya ada di toko sekarang.” Keluh Yi
Hyun.
[Supermarket]
Nyonya Oh
keluar membawa es krim, Tuan Goo dan Tuan Park kembali setelah mengejar
suami Nyonya Oh 300 tahun yang lalu
mengkau kehilangan pria itu padahal Kaki pendeknya tapi sangat cepatnya karena lari seperti traktor baru yang dibeli oleh
kepala desa.
“Kau
lihat kearah mana dia pergi?” tanya Nyonya Oh. Tuan Goo pikir kenapa Nyonya Oh
malah sibuk mencarinya.
“Lupakan
saja, pikirkan saja dia sudah pergi.” Kata Nyony Goo
Benar.
Kalau saja Peri Goo bisa terbang. Dia bisa diam-diam berubah menjadi merpati dan
merebut dompet dari tangannya dengan paruhnya. Aku suka jika dia bisa lakukan
itu.” Kata Tuan Park
“Aku Hampir
saja mati bersamamu sekarang, tapi kau masih menyinggung itu. “ kata Tuan Goo
“Jangan
dipikirkan. Mulutku saja yang busuk.” ucapTuan Park
“Pokoknya,
aku sedikit lapar... Bagaimana jika kita kerja di restoran itu lagi? Ketakutan
pada gurita sudah berkurang sekarang. Ayo makan dan kemudian...” kata Tuan Goo
penuh semangat. Nyonya Oh yakin kalau pria tadi adalah suaminya.
“Tidak,
itu tidak benar... Jangan biarkan rahang persegi dan otot membodohimu Itu
wanita.. Apa Kau tidak ingat nama restorannya? Pada awalnya, kupikir dia pria
tapi...” kata Tuan Park
“Aku
sedang membicarakan pencuri. Dia itu penebang kayu yang mencuri baju
bersayapku.” Kata Nyonya Oh
“Apa
Maksudmu, dia bereinkarnasi?” kata Tuan Park
“Sudah
saatnya aku menemukan baju bersayapku juga.” Tegas Nyonya Oh dengan wajah penuh
geram.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar