PS : All images credit and content copyright : MBN
Sung Hoon
pamit pergi karena Besok syuting pagi, Yoo Jung pun melambaikan tanganya
seperti tak peduli, Yoo Joon pun
mengucapkan selamat malam. CEO Han melihat Sung Hoon keluar dengan wajah
cemburut binggung dengan sikap artisnya.
“Apa Kau
rutin berhubungan secara pribadi dengan Cha Woo Hyun?” tanya CEO Han.
“Aku tak
pernah pandai dalam hal seperti itu. Makanya aku dicampakkan pria. Kau sudah
tahu itu.” Akui Yoo Jung. CEO Han pikir juga seperti itu. “Tapi Tak pernah
kubayangkan kau akan diretas. Kita tak tahu akan ada kejadian apa lagi, jadi
hati-hati dalam bertindak.” Kata CEO Han
“Aku
Harus lebih berhati-hati bagaimana lagi?” keluh Yoo Jung
“Cha Woo
Hyeon orang yang baik, dan aku berterima kasih serta bersalah padanya dalam
banyak hal, tapi kita tak tahu kapan hubungan kalian akan berakhir. Jadi jaga
jarak sepatutnya.” Pesan CEO Han.
“Belum
lama kau bercanda alangkah baiknya kalau kami benar-benar pacaran.” Keluh Yoo
Jung
“Dia
seratus kali lebih baik dari pria seperti Hwang Jae Min.” Kata CEO Han. Yoo
Jung pikir tak ada alasan untuk menolaknya.
“Eonni,
seandainya... seandainya saja aku benar-benar pacaran dengan Cha Woo Hyun, Apa kau
setuju atau menentang?” kata Yoo Jung. Yoo Jung langsung setuju.
“Tak ada
yang perlu didukung atau ditentang soal Cha Woo Hyeon. Tapi Saat ini aku sama
sekali menentang gagasan kau pacaran. Terlalu banyak yang terjadi, dan sekarang
bukan saat yang tepat. Kita pertimbangkan lagi tiga tahun dari sekarang.” Ucap
CEO Han.
“Tiga
tahun lagi usiaku tiga puluh lima tahun!!!” keluh Yoo Jung kesal
“Lalu?
Apa salahnya berusia tiga puluh lima? Banyak wanita yang bertemu jodohnya pada
usia empat puluh lima atau bahkan lima puluh tahun. Apa Kau tak tahu usia hanyalah
angka?” balas CEO Han. Yoo Joon melihat keduanya adu mulut memilih untuk masuk
ke dalam kamar.
“Aku
diikuti penguntit dan diretas. Apa hebatnya menjadi bintang? Kalau tak bisa
bernafas bebas, apa hidup namanya?” keluh Yoo Jung kesal. CEO Han pun berteriak
marah.
“Kalau
kau benar-benar sayang padaku, jangan mendorongku hidup seperti ini.” Kata Yoo
Jung kesal dan akan masuk kamar saat itu Sung Hoon datang kembali
“Yoo
Jung... Luangkan waktu untukku akhir pekan ini, kau Harus mau” ucap Sung Hoon.
“Kenapa kau
sampai lari terengah-engah untuk mengatakan itu?” keluh CEO Han heran.
“Kau Harus
luangkan waktu “ tegas Sung Hoo. Yoo Jun
setuju dan akan bicara lagi nanti lalu masuk kamar
“Wah...
kenapa dia seperti itu? Dia sangat tenang selama masa pubertas.” Kata CEO Han
heran.
Yoo Jung
diam-diam mengambil ponsel adiknya yang tertidur pulas dikamanya, setelah itu
menelp Woo Hyun dalam kamarnya mengetahui kalau Hari ini bekerja terlalu keras
dan bertanya apaah akan baik saja. Woo Hyun mengaku ada yang ingin ditanyakan.
“Sampai kapan
kita akan memanggil satu sama lain secara formal seperti ini?” tanya Yoo Jung
“Aku
lebih tua darimu, jadi aku boleh bicara santai. Apa Kau juga ingin bicara
santai?”Ucap Woo Hyun
“Tidak,
bukan begitu. Aku cuma tanya karena bicara formal rasanya seperti menciptakan
jarak.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun mempersilahkan yang nyaman saja.
“Aku tak
terbiasa bicara santai pada siapapun. Kalau begitu, karena kau lebih tua
dariku, Apa kupanggil oppa?” kata Yoo Jung. Woo Hyun pun tak masalah.
Yoo Jung
seperti tak sadar kalau sudah malam, karena harus cepat tidur. Woo Hyun setuju
kalau bisa bicara lagi besok dan akhirnya menutup telpnya. Yoo Jung heran Woo Hyun yang cepat sekali menutupnya lalu berpikir kalau
pacarnya itu pasti sangat lelah lalu bergegas menghapus Catatan panggilannya
pada Hape adiknya.
Yoo Joon
masuk kamar membangunkan kakaknya, lalu melihat ponselnya ada ditangan
kakaknyya padahal berpikir kalau hilang. Ia lalu melihat batterynya tinggal
Sepuluh persen padahal Kemarin sudah diisi sampai seratus persen.
“Apa yang
kau lakukan semalaman? Noona, Apa kau main game? Kau tak berjudi dan semacamnya,
kan?” ucap Yoo Joon. Yoo Jung mengeluh mendengarnya sambil memukul kepala
adiknya.
“Karena
belakangan ini tingkahmu benar-benar... di luar biasanya... “ kata Yoo Joon
mengusap kepalanya yang kesakitan.
Yoo Joon
tertidur saat sarapan, Yoo Jung mengeluh karena pasti khawatir melihat sikap
kakaknya lalu berusaha membangunkan kakaknya. Yoo Jung pun bangun bertanya ada apa seperti
orang linglung. Yoo Joon heran dengan sikap kakaknya yang aneh.
“Apa Kau
insomnia? Apa Kau tak tenang karena pelakunya belum tertangkap?” ucap Yoo Joon.
Yoo Jung mengaku tidak.
“Bukan
itu... Sudah Cepat makan.” Kata Yoo Jung dengan senyuman bahagia.
Woo Hyun
keluar dari ruangan, Yoo Jung langsung menghampirinya bertanya apakah Woo Hyun
sudah sembuh. Woo Hyun menganguk, Yoo Jung pun mengucap syukur karena khawatir
Woo Hyun yang memaksa bekerja.
“Itu
Berkat dirimu dan Aku juga banyak merepotkanmu, Joo Won.” Kata Woo Hyun.
Joo Won pikir tak masalah. Yoo Jung menyuruh Woo Hyun agar menemui
ibunya.
“Ya. Aku
akan segera kembali setelah menemuinya sebentar.” Kata Woo Hyun.
Woo Hyun
ke kamar ibunya tapi tak ada dikamar, lalu merapihkan tempat tidurnya dan
melihat ada bungkusan obat di laci dan mencari di lemarinya lalu menemukan
tumpukan obat di dalam tas. Nyonya Na masuk ruangan kaget melihat Woo Hyun
sudah ada dikamarnya.
“Ibu, ini
semua apa?” ucap Woo Hyun terlihat marah. Nyonya Na binggung. Woo Hyun ingin
ibunya menjawab pertanyaan.
“Kenapa
tak minum obat? Apa Ibu ingin secepatnya meninggal?” kata Woo Hyun marah
“Tidak,
bukan begitu! Ibu sudah diterapi radiasi, jadi ibu ingin coba terapi diet.”
Kata Nyonya Na
“Ibu
selalu meninggalkankusendirian. Apa Kini ibu ingin menjadikanku yatim piatu
sungguhan?” ucap Woo Hyun.
“Bukan
seperti itu! Ibu dapat persetujuan Kim Jang Ho, dan bilang padanya kalau ingin
coba terapi diet.” Kata Nyonya Na
“Minggu
depan ikut denganku ke Amerika.” Kata Woo Hyun tak ingin kehilangan ibunya.
“Kenapa
sampai ke Amerika? Di sini ada banyak metode yang bagus.” Ucap Nyonya Na panik.
“Rumah
sakitku dulu terkenal mengobati kanker. Aku tak tahu kalau ibu sudah menyerah, tapi
aku takkan pernah menyerah. Bagaimanapun caranya, aku akan menyelamatkan ibu.
Jangan sampai semakin besar lagi.” Tegas Woo Hyun. Nyonya Na pun mulai panik.
Woo Hyun
berjalan dengan Dokter Kim di lorong rumah sakit, memberitahu kalau akan menyiapkan konferensi
video jadi meminta agar membantunya.
Dokter Kim ingin memberitahu sesuatu, tapi Woo Hyun kembali berbicara.
“Kalau
kau sibuk, bisa jelaskan singkat mengenai hasil tesnya?” kata Woo Hyun
“Aku akan
jelaskan catatan medisnya. Tapi Bukan begitu...” ucap Dokter Kim kebingungan.
“Hyung.
Aku minta bantuanmu sekali lagi. Ibuku sudah hampir menyerah. Ini tak bisa
dibiarkan.” Kata Woo Hyun dengan wajah serius.
“Maka
dari itu... Ibu sebenarnya...” kata Dokter Kim makin tak karuan.
“Aku tahu
ibu tak meminum obatnya. Jadi tolong bantu aku sekali lagi.” Kata Woo Hyun lalu
bergegas pergi. Dokter Kim benar-benar kebingungan.
Dokter
Kim bertemu dengan Nyonya Na memberitahu alau ini Takkan ada bedanya walau
mengatakan sesuatu dan Sebentar lagi Woo Hyun akan masuk, bahkan harus membawa
hasil tes palsu untuk konferensi video dengan dokter Amerika.
“Mana
mungkin mereka tahu hasilnya asli atau palsu? Tak ada yang tahu asal kau tak bilang
apa-apa.” Kata Nyonya Na masih santai
“Beberapa
hari lagi akan ketahuan, mana mungkin tak ada yang tahu?” ucap Dokter Kim
“Kenapa
kau mau kalau akan mengungkapkan semuanya?” keluh Nyonya Na
“Meski
sampai sejauh ini karena dibutakan uang, aku tak mau menciptakan situasi yang
akan menodai reputasi Woo Hyun sebagai dokter. Itu... aku juga tak mau...”
tegas Dokter Kim
“Mungkin
aku Sunbae Woo Hyun tapi aku menghormatinya sebagai dokter, ibu Kalau aku
ketahuan tanpa hasil, maka Woo Hyeon mungkin takkan mau bertemu denganku lagi. Pokoknya,
akan kukatakan semuanya, asal ibu tahu saja dan bersiaplah.” Ucap Dokter Kim
lalu bergegas pergi. Nyonya Na memanggil Dokter Kim yang keluar ruangan.
“Tolong
pertimbangkan lagi... Tolong selamatkan aku!” jerit Nyonya Na. Dokter Kim
seperti sudah mantap dengan pilihanya.
Yoo Jung
masih menunggu Woo Hyun lalu meminta Joo Won agar menyiapkan mobil. Woo Hyun
menemui Yoo Jung menyruh agar pulanglah dulu dan istirahatlah karena harus di
rumah sakit lebih lama untuk mempersiapkan konferensi video.
“Tak
apa... Mau bagaimana lagi kalau kau sibuk.” Ucap Yoo Jung seperti sedikit
kecewa.
“Aku akan
pergi setelah melihatmu pergi.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung merasa akan pergi
setelah melihat Woo Hyun pergi saja.
Woo Hyun
sudah siap dengan laptopnya memberitahu kalau Dokter James adalah pimpinannya,
dan banyak membantu waktu ada di Amerika. Dokter Kim ingin bicara mengaku
benar-benar tak bisa karena Kalau dilanjutkan Woo Hyun akan malu pada dunia
internasional. Woo Hyun bertanya apa apa dengan sikap seniornya itu.
“Maaf.”
Kata Dokter Kim berlutut. Woo Hyun bingung ada apa dengan Dokter Kim karena
tiba-tiba berlutut.
“Ibumu...
bilang kau akan mendengarkan kalau dia membuatmu terguncang hebat. Dia tak
menderita kanker.” Akui Dokter Kim. Woo
Hyun kaget dan bingung.
“Ibumu
menderita kanker adalah bohong.” Akui Dokter Kim. Woo Hyun berteriak marah .
“Aku
pantas mati... Aku kehilangan akal sehatku... Aku takkan membela diri.”kata
Dokter Kim. Woo Hyun langsung menarik dan mencengkram baju Dokter Kim.
“Apa Kau
sebut dirimu dokter setelah berbuat seperti itu?! Sebesar apa imbalannya
sehingga dokter bermain-main dengan penyakit?!” ucap Woo Hyun berteriak marah
Yoo Jung
akan pulang, Joo Won memberikan ponsel yang tertinggal di mobil. Yoo Jung pun
bergegas masuk kembali untuk memberikan ponsel Woo Hyun. Sementara Woo Hyun
masih shock menatap ke arah jendela.
Sementara diruang rawat, Nyonya Na kebingungan untuk berbicara dengan anaknya, lalu berpikir kalau harus menangis karena Woo Hyu itu pasti akan melunak kalau menangis.
Woo Hyun
akhirnya masuk ruangan, Nyonya Na dengan membalikan badan berpura-pura
menangis.
“Aku
sangat lega ibu tak sakit.” Ucap Wo Hyun. Nyonya Na mengaku kalau bersalah.
“Kalau aku
menjadi bagian keluarga itu, ibu harus hidup seolah aku tak ada. Mulai sekarang
ibu harus hidup seolah hal itu sudah terjadi.” Tegas Woo Hyun. Nyonya Na
kembali meminta maaf.
Yoo Jung
mendengarnya dari depan pintu terlihat bingung memikirkan nasib Woo Hyun.
“Karena aku juga akan jalani hidupku seolah
tak memiliki ibu.” Ucap Woo Hyun. Nyonya Na panik.
Saat itu
Yoo Jung seperti gugup, meminta Joo Won agar menghentikan mobilnya. Di ruangan, Reporter Park memberikan
foto-fotonya memberitahu kalau Woo Hyun dan Yoo Jung itu pacaran.
“Aku menjalani
kehidupan reporter yang memalukan, menjual artikel demi uang, tapi aku tak bisa
mengklaim mereka bukan pasangan sungguhan.” Jelas Reporter Park. Hye Joo ingin
tahu kelanjutanya
“Bila tujuanmu
untuk memisahkan mereka, kurasa dibutuhkan metode yang berbeda. Menafsirkan
hukum tergantung pada situasinya.” Kata Reporter Park
CEO Han
bertemu dengan para petinggi memberitahu kalau Yoo Jung tak pernah ditahan atau
dipenjara dan Hanya dua kali terkena rumor asmara menurutnya nilai
kompensasinya tak terlalu besar dilihat dari kerusakannya.
“Kami
juga merasa terlalu kejam, tapi atasan menurunkan perintah. Tangan kami
terikat. Seperti yang kau katakan, penafsiran hukum tergantung pada
situasinya.”Tegas si pria
“Ketua
tim, demi membalas penghargaan kalian waktu dia masih pendatang baru, Yoo Jeong
terus menjadi model Kanghan, terlepas nilai kontraknya, meski setelah jadi
bintang top.”jelas CEO Han
“Kami
juga tahu itu dan kami mengakuinya.” Ucap Pria terlihat santai
“Ini
terkesan seperti kalian punya rencana buruk untuk menghabisi Yoojeong
Entertainment Ketua tim, tolong katakan orang seperti apa yang memberi perintah
mengenai Yoojeong Entertainment.” Kata CEO Han blak-blakan
“Kami
sendiri tak benar-benar tahu, tapi kudengar putri bungsu grup. Dia dipanggil
Direktur Kang Hye Joo.” Kata si pria.
Hye Joo
bertemu dengan ayahnya meminta pertolongan, karena butuh kartu rahasia. Tuan
Kang tahu Ketua Cha memprioritaskan Woo
Hyun menjadi dokter, saat mereka sedangmengembangkan yayasan dan ketua Cha itu
sudah lama tertarik dengan bisnis bioteknologi mereka.
“Bisnis
bioteknologi kita sangat berharga, bahkan bagi ayah. Tapi Ini hadiah pertama
dan terakhir yang kuberikan padamu. Kalau kalian menikah, katakan padanya aku
akan memberikan bisnis itu pada Woo Hyun.” Ucap Tuan Kang memberikan berkasnya.
“Ayah,
terima kasih” ucap Hye Joo menerima berkas dengan wajah sumringah.
Sek Kang bertemu
CEO Han dengan di lobby mengucapkan
Terima kasih sudah memodifikasi semua syarat yang dipilih. CEO Han pikir
kalau mereka beruntung sebagai investor bertemu dengan perusahaan yang baik. Jadi
akan bayar dengan memberikan hasil yang
lebih baik dari yang dijanjikan.
“Ya, kami
akan menantikannya.” Ucap Sek Kang. CEO Han pun mengucapkan terimakasih.
Setelah berjabat tangan Sek Kang pun masuk kembali, CEO Han lalu melihat sosok Hye Joo yang masuk
dengan tatapan curiga.
Yoo Jung
datang menemui Ibu Woo Hyun di restoran. Nyonya Han heran karena Yoo Jung tahu
kalau akan datang ke restoran itu. Yoo Jung mengaku Mungkin beda level dengan
konglomerat, tapi bisa mencari informasi. Nyonya Han tak bisa berkata-kata
lagi.
“Aku mungkin
kelihatan materialistis menyuruh anaknya menikah karena fokus pada uang, kan?”
kata Nyonya Han. Yoo Jung mengaku tak seperti itu.
“Kalau
aku punya putra, aku lebih suka putri konglomerat daripada aktris yang
popularitasnya bisa redup kapan saja. Aku paham.” Ujar Yoo Jung
“Kejadian
di rumah sakit kau sudah dengar semuanya, kan?” ucap Nyonya Han. Yoo Jung
mengaku tak tahu detailnya.
“Woo Hyun
kelihatan lega karena ibu tak sakit. Tapi dia sangat menderita dan kecewa. Aku
ke sini untuk mengatakannya.” Kata Yoo Jung
“Terima
kasih sudah peduli. Tapi Apa kau tak membenciku karena menyuruhmu menjauhi Woo
Hyun? “ tanya Ibu Woo Hyun
“Anehnya
aku tak marah, jadi aku sama sekali tak benci. Karena aku juga paham perasaan
ibu.” Ucap Yoo Jung
“Kenapa
kau selalu sangat pengertian? Kau membuatku merasa bersalah dan melunak padamu.”
Keluh Nyonya Han
“Aku
pura-pura berhati besar agar ibu akan melunak padaku. Aku berhasil.” Ungkap Yoo
Jung bangga.
Nyonya
Han meminta Yoo Jung agar jangan mengatakan hal itu karena takkan biarkan
hatinya melunak karena Woo Hyun. Yoo Jung memberitahu Nyonya Han kalau Woo
Hyun sangat menderita Jadi berencana
mengundang Nyonya Han untuk makan bersama mereka.
“Bagaimana
kalau makan bersama kami, meluruskan kesalahpahaman, agar hati ibu bisa tenang?”
saran Yoo Jung
“Kenapa
kau selalu begitu? Woo Hyun pasti lebih pandai menilai orang dibandingkan
diriku.” Kata Nyonya Han. Yoo Jung tak percaya kalau ibu Woo Hyun sudah
memujinya.
Yoo Jung
mengajak Woo Hyun pergi dengan membawa
buket bunga. Woo Hyun bingung kenapa mengajaknya kesini, Yoo Jung mengaku ingin menunjukkan Woo Hyun pada ibunya. Woo
Hyun tak percaya kalau ibu Yoo Jung ada di area pemakaman. Keduanya pun berdiri di depan pohon ibu Yoo
Jung.
“Waktu
ibu meninggal, ayah tak ada di sisinya. Waktu itu usiaku delapan tahun, dan aku
pasti ingin sekali menyalahkan ayah atas kematian ibu. Kupikir dengan begitu
penderitaanku akan berkurang.” Cerita Yoo Jung
“Kupikir ayah
akan membuat hatiku tenang kalau menjelaskan atau membuat alasan. Tapi setiap
kali aku marah, ayah hanya mendengarkan dan berkata, "Benar... Semua salah
ayah.. Ayah bersalah". Jadi kami menjadi asing, dan kini aku tak
berhubungan dengannya. Aku jahat, kan?” ucap Yoo Jung
Woo Hyun
memeluk Yoo Jung untuk menenangkannya, Yoo Jung pun memina Woo Hyun agar tak bersikap
seperti itu pada ibunya, karena Nyonya Han masih hidup adalah hal yang patut
disyukuri.
Yoo Jung
membuka pintu melihat ibu Woo Hyun datang ke rumah, lalu membantu karena
membawa banyak barang. Ibu Woo Hyun melihat sudah ada makanan diatas meja,lalu
berkomenta Yoo Jung itu seperti tak bisa
mencuci beras tapi bisa memasak semuanya dan memuji kalau itu luar biasa.
“Aku sudah
coba segala hal karena harus mengurus adikku sejak ibuku meninggal. Aku pandai
bersandiwara.” Kata Yoo Jung bangga
“Lalu Woo
Hyeon di mana?” tanya Nyonya Han. Yoo Jung memberitahu Woo Hyun akan datang
setelah perawatan malam selesai.
“Apa akan
berjalan baik? Woo Hyun selalu menepati kata-katanya.Dia takkan pernah mau
melakukan sesuatu di luar keinginannya.” Kata Nyonya Han ragu.
“Woo Hyun
sangat menyayangi ibu. Dia seperti itu karena sangat kecewa. Dia akan senang
kalau tahu ibu di sini.” Kata Yoo Jung yakin.
“Dulu aku
menulis huruf di piring seperti ini dan bermain bersamanya.” Kata Nyonya Han
melihat ada nama di mangkuk.
“Ini
kenangannya bersama ibu, dan juga kerinduan. Mungkin karena aku tumbuh merindukan
ibuku, kurasa aku paham perasaannya. Ketika Woo Hyun makan, dia juga menyiapkan
untuk ibu.” Ungkap Yoo Jung
“Aku
bukan seorang ibu, Aku tak punya hak... Aku bahkan tak tahu perasaan anakku sendiri.”
Akui Nyonya Han sambil menangis.
Saat itu
Woo Hyun sudah masuk rumah sengaja mendengar keduanya bicara, lalu bersuara
agar tahu kedatanganya. Yoo Jung langsung bergegas pamit pergi dengan alasan
masih ada jadwal dan meminta agar Woo Hyun menyelesaaikan masalah dengan ibunya
serta tak perlu marah padanya.
Woo Hyun
mengetahui kalau Kebakaran waktu masih kecil disengaja dengan tujuan
menyakitinya. Nyonya Han kaget mendengarnya, Woo Hyun tahu kalau Ibunya yang
mengirim anak kecil kepada orang yang berbuat seperti itu dan yang mendorongnya
ke rumah itu.
“Tapi
sekarang Apa ibu menyuruhku ke rumah itu lagi?” kata Woo Hyun
“Mustahil.
Itu... Bagaimana hal seperti itu... Tunggu Sebentar. Maksudmu ketika hal itu
menimpamu, ketua... hanya diam tak berbuat apa-apa? Itu Mustahil... Ibu tak
tahu itu... Apa yang telah ibu lakukan padamu? Ibu macam apa aku ini?” kata
Nyonya Han kaget
“Ibu
sangat malu.. Aku minta maaf.. Aku harus
meminta maaf padamu.” Kata Nyonya Han langsung berlutut. Woo Hyun meminta
ibunya agar berdiri.
“Ibu tak
memperhatikanmu, dan tak bisa melindungimu. Ibu benar-benar minta maaf.. Dan
ibu minta maaf membuatmu merasa kesepian. Ibu minta maaf karena tak bisa
bersikap layaknya ibu, Woo Hyun.” Kata Nyonya Han dan Woo Hyun membantu ibunya
berdiri.
“Sekarang
berikan tempat ibu pada orang yang kau cintai... Ibu takkan pernah menyuruhmu ke
keluarga itu lagi.... Ibu takkan pernah melepaskan mereka dan akan balas
dendam.” Ucap Ibu Woo Hyun
“Kau bisa
Putus hubungan dengan orang-orang seperti itu dan hidup bebas dan bahagia adalah
balas dendam.” Saran Woo Hyun
“Bagaimana
ibu dan anak bisa bertukar tempat?” kata Ibu Woo Hyun makin menyesal
“Ibu,
kini aku ingin benar-benar bahagia. Untuk pertama kalinya dalam hidupku.” Kata Woo
Hyun. Nyonya Han menganguk mengerti.
CEO Han
berbicara di telp kalau tak pernah terpikir itu sulit jadi bisa menerimanya. Reporter
Joo masuk ruangan, CEO Han pun menutup telpnya memastikan kalau Kencan palsu
berikutnya besok. Reporter Joo membenarkan Karena waktu itu terjadi penyerangan
jdai mereka hindari pergi keluar semaksimal mungkin.
“Kita
akan mengadakannya di klinik VIP Direktur Lee Dan besok ultah Direktur Lee.” Kata
Reporter Joo. CEO Han pun dengan wajah bahagia mendengarnya.
Hye Joo
datang menemui CEO Han Jae Kyeong dari Yoojeong Entertainment dan menurutnya tak
perlu memperkenalkan diri karena pasti tahu saat mencari tahu tentang
dirinya. Keduanya pun duduk bersama.
“Aku bertanya-tanya,
berapa lama lagi kau akan datang mencariku. Ternyata Kau bertahan cukup lama.” Komenta
Hye Joo.
“Kenapa
kau lakukan semua ini terhadap Yoojeong Entertainment?” tanya CEO Han tak ingin
bertele-tele.
“Karena
Cha Woo Hyun.. Aku melakukan karena dia... Cha Woo Hyun adalah calonku,
Pembicaraan pernikahan sudah diputuskan antar dua keluarga. Selama Yoon Yoo
Jung bersama Cha Woo Hyun, maka Yoojeong Entertainment dan Yoon Yoo Jung akan
semakin terperosok. Karena selang waktu berlalu akan kugunakan segala cara.” Tegas
Hye Joo.
Di dalam
mobil
Woo Hyun
dan Yoo Jung mengobrol, membahas saat pertama kali membantu kencan palsu. Yoo
Jung masih ingat Woo Hyun sangat gugup dan
gemetar sekali bahkan tak tahu harus berbuat apa. Woo Hyun tak sadar kalau
separah itu.
“Karena
waktu berjalan, aku jadi selalu berpapasan dengan orang lain. Apa Kau juga ingat melarikan diri?” tanya Woo
Hyun. Yoo Jung mengaku mengingatnya.
“Aku
yakin, hari ini takkan melarikan diri.” Kata Yoo Jung. Woo Hyu pikir mereka
bisa berjalan-jalan karena di luar cuacanya bagus.
Di dalam
ruangan, CEO Han terlihat kebingungan sambil terus mondar-mandir lalu menelp Reporter
Joo agr berhenti merekam dan datanglah ke kantor karena kan memberikan berita eksklusif
spesial.
Yoo Jung
dan Woo Hyun berjalan sambil bergandengan tangan, layaknya kencan sungguhan.
Tapi beberapa orang menatap mereka dengan tatapan aneh. Saat itu terlihat di
layar besar, [BERITA TERKINI: Woo Yoo
Couple Berpisah!] Tangan Yoo Jung terlepas dan terlihat shock begitu juga Woo
Hyun.
Bersambung
ke episode 8
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar