[Kompetisi
Atletik SMA]
Oh Sol
masih remaja masuk ke lapangan, bersiap-siap untuk lari. Di bangku penonton
ayah Oh Sol memberikan semangat.
“Hingga
tahun pertamaku di SMA, aku adalah atlet atletik. Aku adalah specialis Hurdling.
Yang dikenal sebagai balap rintangan.”
Oh Sol
berlari melompati rintangan, Tuan Gil terus memberikan semangat pada anaknya.
Dan akhirnya Oh Sol sampai di tempat pertama. Tuan Gil menjerit bahagia dan Oh
Sol siap mendapatkan medali dan bunga.
“Peraih
medali emas di bidang Hurdling, Gil Oh Sol.” Ucap MC. Dan Oh Sol pun menerima
medali.
“Ayahku selalu bilang, hidup itu seperti
Hurdling. Aturan hidup sangat keras, tetapi ketika sudah terlewati, rintangan
lain sudah menunggu lagi. Jadi dia bilang padaku untuk tak pernah lelah, dan
harus diatasi bagaimanapun, seperti melompat melewati rintangan itu.”
Oh Sol
dan ayahnya membeli es krim, saat akan membelah dua ternyata patahan tak ada
sama waah Oh Sol pun langsung cemberut. Tuan Gil mengambil es krim dan langsung
memakanya biar bentuknya sama, Oh Sol pun tersenyum lalu kembali makan es krim
coklatnya.
“Saat itu, aku tak tahu apa hidup
itu atau apa yang dia maksud dengan itu. Kukira aturan hidup yang keras sama
seperti es krim yang terbelah dua dengan cara yang tak pernah kuduga. Tak peduli
seberapa keras aku coba, semuanya tak berjalan seperti yang kuinginkan, dan
hidup terus berjalan tanpa menghiraukan kehendakku sendiri. Seperti ada
kekuatan tak terlihat yang mengendalikan hidupku.”
Oh Sol
dewasa kembali berlari melewati rintangan dengan peserta lainya.
“Hurdling adalah tentang melompati
rintangan yang tingginya 76,2 cm dan lebar 120cm. Dua hal terpenting yang kau
butuhkan untuk memenangkan pertandingan ini adalah kekuatan dan kecepatan. Juga,
kau harus memperkirakan waktu yang tepat untuk melompati rintangan di depanmu.”
Oh Sol siap
untuk berlari dan saat pistol ditembakan semua pun berlari. Tiba-tiba kaki Oh
Sol tersangkut dan akhirnya terjatuh, semua juri yang melihatnya tak memberikan
kesempatan, akhirnya Oh Sol hanya bisa duduk diam sambil menangis, lalu
tiba-tiba sebuah celana dalam pink bentuk gajah ditanganya. Sun Gyeol datang
dengan jas pink mendekati Oh Sol.
“Selera
burukmu pada pria membuatmu tampak sangat bodoh. Kau menulis "Apa aku
pacarmu sekarang?" Apa Kata itu masih ampuh? IniSangat memalukan.” Ejek
Sun Gyeol
“Permisi.
Tidak, itu tak benar! Itu tak benar!” jerit Oh Sol membela diri tapi Sun Gyeol
sudah lebih dulu pergi.
Oh Sol
bermimpi sambil mengingau kalau salah paham dan itu tak benar, lalu terbangun
karena jatuh dari tempat tidurnya. Akhirnya ia keluar kamar mengambil minum,
Tuan Gil mengeluh Berapa banyak anaknya minum tadi malam lalu menaruh sup
diatas meja.
“Kenapa?
Apa ada masalah?” tanya Tuan Gil. Oh Sol mengaku tak memiliki masalah.
“Sup
pollack kering ini akan membantu mengatasi mabukmu.” Kata Tuan Gil, Oh Sol
mulai mencicipinya tapi malah merasa mual dan bergegas ke dalam kamar mandi.
“Hei.. Jangan!
O Dol lagi buang air di toilet sekarang!” jerit Tuan Gil, tapi Oh Sol sudah
lebih dulu membuka pintu.
Oh Sol
panik meminta maaf mengaku tak lihat apapun lalu tersadar adiknya sedang
memegang rokok ditanganya lalu menariknya keluar. Oh Gil menyangkal kalau tak
merokok tapi hanya melihat rokok ayahnya jadi cuma penasaran.
“Tarik
celanamu pada hitungan ketiga. 1, 2, 3!” teriak Oh Sol dan akhirnya Oh Dol pu
keluar dari toilet hanya mengunakan celana dalam.
“Kenapa
kau pakai ini? Lalu kotak itu...” kata Oh Sol panik melihat itu celana dalam
yang dibeli untuk Do Jin.
“Nuna,
dengerin dulu.” Kata Oh Dol, Oh Sol sangat marah. Tuan Gil mengeluh keduanya
malah tak sarapan?
“Apa yang
ada di tanganmu? Ini yang kubeli.” Ucap Tuan Gil dan Oh Dol pun langsung
mengumpat marah.
Keduanya
pun mengejar Oh Dol yang kabur dengan memakain celana lebih dulu. Oh Dol mencoba
menjelaskan kalau semua salahpaham. Oh Sol pun meminta agar adiknya meLepaskan
celana dalam itu sekarang.
Di atap
rumah, Choi Gun duduk bersandar di kursi pantai menatap langit sambil meminum
ice americano menurutnya Cuacanya bagus
sekal,karena Hampir tak ada debu halus dan langit tampak sangat jelas.
Tiba-tiba Oh Dol berlari kelantai atas menghindari ayah dan juga kakaknya
berlindung pada Choi Gun.
“Nuna,
biar kujelaskan.” Ucap Oh Dol panik, Oh Dol dan Tuan Gil berhenti mengejar
karena nafasnya sudah terengah-engah.
“Kelakuanmu
masih saja nakal. Bagaimana bisa kau merokok padahal ayahmu di rumah?” ucap
Tuan Gil marah
“Ayah,
aku benar-benar tak merokok... Aku tak pernah merokok, itu rokok terakhir siapa
pun.” Kata Oh Dol. Tuan Gil kaget kalau ternyata anaknya pernah merokok.
Oh Gil
panik dan berusaha menghindari keduanya. Oh Sol mengejar adiknya meminta agar
mengembalikan celananya. Tuan Gil pun
marah karena anaknya yang merokok, ketiganya saling kejar-kejaran sampai keluar
rumah melewati tangga.
“Kalian...benar-benar
tampak seperti keluarga yang bahagia dan harmonis. Selamat pagi!” teriak Choi
Gun bahagia.
[Cheongso Yojeong]
Sun Gyeol
sudah siap dengan sarung tanganya karena tak ingin terkena kuman. Sek Kwon
memberitahu mengirimkan email berisikan daftar
alat dan kebutuhan pembersih jadi meminta agar memeriksa sebelum tengah hari.
“Di sore
hari, kau harus bertemu para investor...” kata Sek Kwon sambil berjalan dan
tiba-tiba Sun Gyeol berhenti.
“Sidik
jari di sini. Bersihkan.” Perinta Sun Gyeol
melihat ada bercak di kaca jendela.
“Dan kau
harus melakukan presentasi. Aku mengirimimu detailnya melalui e-mail.” Kata Sek
Kwon. Sun Gyeol sibuk mengecek semua barang disekitarnya.
“Aku melihat
sampah sabun di wastafel. Bersihkan lagi.” Perintah Sun Gyeol meminta semua
agar bersih.
“Bersihkan
di belakang mesin fotokopi juga. Lalu Atur pengikat lagi.” Perintah Sun Gyeol
melewati ruangan foto kopi.
Sun Gyeol
melihat dibagian pantry dan meminta Jae Min membersihkan Bersihkan pemanggang
roti lagi, lalu melihat di ruang duduk meminta Dong Hyun merapihkan bantal. Sun
Gyeol terlihat sangat jeli dan menemukan sesuatu diatas sofa.
“Semua
Cheongso Yojeong... Bersihkan seluruh kantor lagi!” ucap Sun Gyeol, Semua
menjawab mengerti.
Sek Kwon
memberitahu akan mengirimkan laporan
perekrutan di paruh pertama jadi meminta Sun Gyeol agar meninjaunya kembali.
“Tentang
rekrutmen terbuka, kita akan melakukan seperti biasanya... Akan kuserahkan
padamu.” Ucap Sun Gyeol yang sudah mencuci tanganya lalu masuk ke dalam ruangan
dengan berbagai macam pembersih layaknya masuk ke ruang streilisasi.
“Sanitizer
dan sarung tangan ekstra ada di laci mejamu, dan aku meninggalkan pakaian ganti
di tempat biasa.” Kata Sek Kwon. Sun Kyeol pikir itu cukup untuknya.
“Jika kau
butuh yang lain, silahkan beri tahu aku kapan saja.” Kata Sek Kwon. Sun Gyeol
pun mengucapkan terimakasih.
Sun Gyeol
masuk ke dalam ruangan memastikan bajuanya juga tanpa ada bakteri sedikitpun.
Lalu duduk di meja kerjaya menyemporkan spray kembali dan melihat ada pesan
masuk dari Oh Sol.
Oh Sol
duduk dicafe terlihat kebingungan, lalu mulai bicara kalau Sun Gyeol pasti
pasti terkejut dan mengaku kalau meninggalkan hadiah ulang tahun adiknya di tas
dengan memastikan kalau tak membuka kotak itu.
Ia berlatih
bicara saat nanti bertemu dengan Sun Gyeol lalu mengeluh kalau Menyentuh milik
orang lain dapat dianggap pencurian... Tapi saat itu juga sebuah kotak ada di
depanya. Sun Gyeol datang menaruh sapu tanganya diatas kursi lalu duduk.
“Halo,
kau sudah datang. Maaf membuatmu terus mengganggumu. Aku tahu kau sibuk...
Emm.. Kenapa aku meninggalkan ini di tas? Benarkkan? Kau tak membuka kotak ini,
kan?” kata Oh Sol
“Kau
harus berusaha menyempurnakan seleramu... Kau mungkin dicampakkan karena selera
hebohmu.” Ejek Sun Gyeol. Oh Sol terlihat marah.
“Siapa
yang memberitahumu kau bisa membuka kotak itu? Dasar Kau menjengkelkan.” Ucap
Oh Sol kesal.
“Lalu,
kapan kau akan mengganti biaya perbaikan?” tanya Sun Gyeol. Oh Sol mulai
bersikap lembut.
“Sudah
kubilang akan mengganti rugi akhir bulan. Aku sudah minta pengertianmu.” Kata
Oh Sol
“Apa aku
harus mengerti hanya karena kau meminta?” sindir Sun Gyeol
“Tidak,
bukan itu, tapi kau tampaknya tak
kekurang secara finansial, sedikit kasih kelonggaranlah. Jika kau bisa
memberiku sedikit lebih banyak waktu...” kata Oh Sol
“Aku
bukan seorang filantropis. Aku hanya di sini karena kau menemukan robot
vakumku, jadi jangan mengganggu satu sama lain lagi.” Tegas Sun Gyeol lalu
memberikan kartu rekenang Bank Hanil.
“Jika aku
tak menerima uang pada akhir minggu ini,maka pengacaraku akan menghubungi untuk
mengambil tindakan hukum.” Ucap Sun Gyeol
“Apa?
Tindakan Hukum? Apa itu berarti kau akan menuntutku? Bagaimana bisa kau
menuntut seseorang atas sesuatu seperti ini?” kata Oh Sol panik memanggil Sun
Gyeol yang akan pergi.
“Oh
Yah... Apa kata itu masih ampuh? "Mulai hari ini kita berkencan." Kau
terlalu gampangan.” Komentar Sun Gyeol lalu keluar dari cafe.
“Dia
membacanya.. Dia pasti membaca kartunya juga. Astaga, apa yang terjadi? Apa itu
deja vu? Aku penasaran mimpi apa itu” ucap Oh So kesal sendiri dan mendengar
bunyi ponselnya.
Ia pikir
kalau ada pesan spam masuk, tapi ternyata pemberitahuan lulus skrining resume
awal Grup Jongwon.
Oh Sol
keluar dari cafe melihat Sun Gyeol yang akan masuk mobil lalu menyindirnya
kalau Mobilnya bagus dan melihat kalau baru beli mobil karena bukan mobil yang
sebelumnya ditabrak. Sun Gyel panik melihat Oh Sol akan menyentuh mobil dan
melarangnya. Oh Sol pikir Sun Gyeol pasti sangat kaya.
“Sepertinya
kita sudah selesai. Ada hal lain untuk dikatakan?” tanya Sun Gyeol sinis
“Aku juga
merasakan sudah selesai, tapi kau punya kebiasaan melontarkan kata-kata
semaumu. Itu Tak sopan memotong seseorang dalam percakapan. Bukankah aku
benar?” keluh Oh Sol
“Jadi?
Apa yang ingin kau katakan? Aku sibuk, langsung saja katakan.” Kata Sun Gyeol
“Kau
membaca kartu itu, tapi aku akan membiarkannya karena itu kesalahanku. Tapi
soal aku punya selera yang buruk atau tidak, kenapa kau peduli? Itu bukan
urusanmu.” Tegas Oh Sol
“Kenapa aku
peduli? Yah, aku tak peduli... Dan aku tak mau peduli juga.” Ucap Sun Gyeol
sinis
“Itu
sikap yang Salah memandang rendah orang lain hanya karena kau kaya. Lebih
penting orang daripada uang. Bukan sebaliknya... Baiklah, aku akan mengganti
3.5jt won... Ah... Tidak, dipotong hadiah, jadi aku hanya berutang 2.5jt won.”
Ucap Oh Sol tak mau direndahkan.
“Itu
hanya gaji bulananku... Maksudku, itu sedikit lebih banyak, tapi jangan
meremehkanku seperti itu, Apa Kau mengerti? Kau bilang Tindakan hukum... Apa
kau pikir itu akan membuatku takut?” kata Oh Sol lalu melangkah pergi. Sun
Gyeol yang melihatnya hanya bisa mengumpat kesal.
Oh Sol
dan keluarga melakukan makan-makan di halaman rumah, Joo Yeon mengucapakan Selamat
kepada O Sol karena melewatkan skrining resume dan mengaku sudah tahu akan
mewujudkannya. Oh Sol pun terlihat bahagia. Tuan Gil pikir itu bukan apa-apa
karena hanya skrining awal jadi tak ada yang perlu dibanggakan.
“Ahjussi...
Jaman sekarang, bahkan hanya melewati resume itu tak mudah. Sejujurnya, itu
artinya dia setengah jalan untuk dipekerjakan.” Ucap Joo Yeon membela temanya.
“Joo Yeon,
kau benar-benar tahu apa yang dibicarakan... Hei, kau tunggu saja... Kita makan
perut babi sekarang, tapi jika aku mendapatkan pekerjaan saat ini, Aku akan
mentraktir kalian makan daging panggang rib eye.” Kata Oh Sol dengan wajah
penuh semangat. Joo Yeon pun memberikan semangat untuk temanya.
Saat itu
Choi Gun datang, Tuan Gil tahu kalau tetangaanya itu pasti belum makan malam
dan mengajak untuk bergabung. Akhirnya Choi Gun duduk diantara Oh Sol dan Joo
Yeon melihat mereka makan punya perut babi, bertanya Apa hari ini hari
istimewa.
“Siapa
dia? Apa dia, Musang yang baru saja pindah ke ruang atap?” tanya Joo Yeon
mengibasnya rambutanya dengan tatapan mengoda. Choi Gun mengeluh mendengar di
anggap "Musang"
“Apa ini
belum sepenuhnya matang?” keluh Choi Gun mulai makan daging, Sementara Joo Yeon
memperkenalkan diri sebagai teman O Sol
“Ya
ampun... Itu belum sepenuhnya matang. Jangan terlalu serakah.” Keluh Oh Sol
melihat Choi Gun malah menjatuhkan daging karena terlalu panas.
“Perut
babi harus dimakan setengah matang.” Kata Choi Gun. Joo Yoon pun meminta Oh Dol
makan perlahan.
“Ngomong-ngomonga,
apa hari ini benar-benar hari istimewa?” tanya Choi Gun
“O Sol
mendapatkan wawancara kerja besok. Itu
sebabnya kita semua makan malam bersama.” Kata Tuan Gil
“Wawancara
kerja? Sangat sulit dapat pekerjaan akhir-akhir ini. Aku terkesan.” Komentar
Choi Gun
“Upaya
tak pernah mengkhianati hasil. Berusahalah.” Ejek Oh Sol karena tahu Choi Gun
yang belum memiliki pekerjaan.
“Baiklah.
Ayo kita bersulang untuk mengharapkan keberhasilan.” Kata Joo Yeon mereka pun
mulai bersulang diatap rumah berharap semoga wawancara O Sol sukses.
Oh Sol
sudah bersiap untuk wawancara wajahnya sumringah, tapi saat mask ke ruangan Area
Tunggu Wawancara Jongwon Group ternyata sangat banyak yang akan melakukan
wawancara. Ketika masuk ruang wawancara spanduk besar bertuliskan [Pembukaan
Perekrutan untuk Magang dan Karyawan Baru 2018]
Oh Sol
duduk dengan para petinggi dan dua pelamar lainya, Pria yang duduk disampingnya
terlihat fasih menjawab dengan bahasa spanyol, lalu disamping mengunakan bahasa
mandarin. Saat Oh Sol diberikan pertanyaan apakah Spesialisasinya masih
berjalan.
“Ya. Aku
atlet sampai kelas 10.” Ucap Oh Sol. Si Bapak berkomentar Maka sepertinya Oh
Sol yang punya reflek cepat dan stamina yang baik.
“Ini dia.
Aku berlatih yang satu ini... Ya. Atletik adalah dasar dari semua olahraga.
Seperti yang diketahui, untuk menjadi pelari yang baik, tak hanya membutuhkan
kekuatan tapi juga refleks dan stamina yang cepat. Tapi sepertinya itu sangat
dibutuhkan ketika bekerja di kantor juga.” Ucap Oh Sol saat itu nilai passion
Oh Sol pun tinggi.
“Berbicara
tentang refleks yang cepat, biarkan aku menguji seberapa cepat dirimu. Apa kau Siap
untuk wawancara bahasa Inggris?” ucap Bapak. Oh Sol gugup tapi mengaku kalau
siap
“Memperkenalkan
dirimu dalam bahasa Inggris akan sangat membosankan. Bisakah kau ceritakan
tentang kejadian lucu yang terjadi ketika kau menjadi atlet?” ucap Si bapak.
Oh Sol
makin gugup mencoba untuk menceritakan dengan bahasa inggris dan terlihat
sangat terbata-bata dengan mencoba mencari kosa kata untuk menyambungkan
kalimatny akhirnya Kualifikasi, latar belakang, passion semua nilainya turun.
Oh Sol
menelungkupkan kepalanya diatas meja. Joo Yeon menenangakan kalau itu bukan
masalah dan Tak ada yang mendapat pekerjaan pertama kalinya dan menegaskan yang
dikatakan kalau Orang-orang hari ini sangat kompeten.
“Yang
perlu kau lakukan adalah menurunkan standarmu. Juga, jangan pernah sebut kau
punya refleks yang cepat.” Kata Joo Yeon meminta Oh Sol menegakan kepalanya.
“Makan
yang banyak... Gil O Sol, hwaiting! Semuanya akan berhasil untukmu.. Kau wanita
yang luar biasa.” Ucap Joo Yeon memberikan semangat.
“Ya. Aku
luar biasa... Aku wanita yang luar biasa.” Kata Oh Sol makain kimbap segitiga
penuh semangat. Oh Sol
nempelkan list perusahaan yang akan dilamar, lalu berlajar kembali semua buku
agar bisa diterima berkerja, bahkan sampai pagi hari.
Oh Sol
kembali di panggil Interview, di sebuah perusahan seorang pria mengaku punya
perasaan yang baik tentang Oh Sol dan melihat apakah bisa membuat kopi yang
enak. Oh Sol terlihat binggung. Si pria bertanya Apa warna Stokingnya Aprikot
Nomor Dua.
Ia lalu
pindah ke perusaahan lain, si pria menjelaskan sistem MLM yang bisa saling
merekrut dan akhirnya bisa menjadi Diamond Grade dengan gaji enam digit menjadi
miliknya. Oh Sol pun hanya bisa melonggo.
Perusahan
lainya, Oh Sol pergi ke perusahan [OK Loans, Leader Loans] seorang wanita
memberikan minuman dengan celana pendek dan menatap sinis. Terdengar suara pria
yang menagih hutang mengatakan kalau memberinya pelajaran. Setelah itu duduk di
depan Oh Sol dengan tatto ditanganya.
“Ini
tatoo... Putriku lahir di Tahun Kelinci Dan putraku di Tahun Babi.” Kata Si
pria. Oh Sol pun terlihat kebingungan.
Oh Dol
berlatih taekwondo sampai membuat lawanya jatuh tersungkur,temanya datang
memberikan semangat. Oh Dol bertanya Apa ada yang lain, karena masih bisa
bertarung. Temanya mengatakan Tidak ada
yang tersisa dan melihat ponsel Oh Dol berdering.
Jae Min
dan Do Hyun sedang sibuk bersih-bersih, Young Sik duduk diata gedung mengatakan
kalau menemukan si brengsek itu meminta agar segera datang.
Jae Min
berjalan dengan Do Hyun membahas kalau
bisa melihat wanita dengan rambut panjang arah jam 10 dan akan bertaruh,
kalau wanita itu akan mengajak keluar dalam lima detik. Dalam hitungan lima, si
wanita mendekatinya, kalau ingin bicara dengan Do Hyun. Jae Min terlihat
binggung.
“Boleh
aku minta nomor teleponmu?” ucap si wanita. Dong Hyun langsung menolaknya.
“Astaga,
dia sangat sok kecakepan... Kau cantik, tapi kau tak punya selera yang bagus.
Apa Kau ingin nomorku?” kata Jae Min. Si wanita terlihat sedih.
“Berhenti
di sana, kalian semua! Apa kau Lee Dong Hyun? Kau terlihat sangat licik.” Ucap
Young Sik datang dengan Oh Dol. Si
wanita kaget melihat Young Sik datang
“Apa yang
sangat kau sukai dari bocah ini?” kata Young Sik marah. Jae Min mengaku bukan
Dong Hyun.
“Dong
Hyeon, pria ini ingin berbicara denganmu.” Ucap Jae Min memanggil temanya yang
ada di depan mobil.
Mereka
pun bertemu di taman bermain.
“Sebagai
mantan atlet, aku tak ingin memukul seseorang. Kita akan bertengkar di sini, dan
pemenangnya dapat memiliki Eun Hee.” Ucap Young Sik.
“Aku tak
tertarik... Aku tak tertarik padanya, siapapun namanya.jad sudah Bereskan?”
kata Dong Hyun. Young Sik makin marah sambil mengumpat. Eun Hee menangis.
“Kau baru
saja membuat Eun Hee menangis?” kata Young Sik marah. Dong Hyun seperti tak
peduli
“Hei.
Bukankah kita harus kembali ke kantor? Akua akan pergi.” Ucap Dong Hyun. Young
Sik kesal melihat Dong Hyun yang pergi begitu saja.
“Sepertinya
bakal semakin menarik.” Kata Jae Min lalu mengikuti Dong Hyun
Saat itu
Young Sik tak bisa menahan amarah langsung memberikan pukulan pada Dong Hyun,
tapi malah terkena Jae Min karena Dong Hyun yang bisa menghindar. Young Sik
terus mencoba menyerang Dong Hyun tapi Dong Hyun bisa terus menghindar bahkan
membalas dengan memelintir tangan Young Sik meminta agar berhenti.
“Jae Min,
Apa kau baik-baik saja?” tanya Dong Hyun. Jae Min mengaku kalau hidungnya rusak.
“Hei... Jadilah
seorang pria dan hadapi aku.” Kata Young Sik tapi Dong Hyun bisa refleks
memberikan pukulan diwajah Young Sik.
Semua pun
mulai saling menyerang, Young Sik dan Jae Min saling menarik rambut, Oh Dol
melihatnya mencoba merelai tapi malah ikut sambil menjambak, Dong Hyun pun
mendekat tapi akhirnya malah ikut saling menarik rambut sambil berputar-putar.
Eun Hee
melihat mereka kebingungan, beberapa anak kecil melihatnya berpikir mereka
sedang bermain dan langsung membuat lingkaran sambil bergandengan tangan.
Oh Sol
pulang ke rumah sambil mengeluh karena kakinya sakit, sementara diatap rumah
Choi Gun menerima tamu kembali merengek untuk datang besok juga. Choi Gun
menolak menurutnya si wanita tak harus
sering datang lagi Bahkan jika muncul besok maka tak akan bertemu denganya.
“Bagaimana
bisa kau melakukan ini padaku... Sekarang Rohku sudah pergi, hanya kau yang
bisa aku andalkan.” Ucap si wanita. Oh Sol mengeluh melihat Choi Gun bersikap
seperti itu lagi.
“Luruskan
bahumu, yakinlah... Kau bisa melakukan ini!” kata Choi Gun memberikan semangat.
Si wanita menuruni tangga, Oh Sol tiba-tiba mengenali si wanita.
“Busalli!
Kau peramal di persimpangan, kan? Aku pernah bertanya kapan akan mendapatkan
pekerjaan, dan kau bilang aku akan beruntung tahun ini.” Ucap Oh Sol
“Kau
pasti salah orang” ucap Busalli bergegas pergi dengan memakai kacamata
hitamnya. Oh Sol terlihat kesal tak ingin mengejarnya.
“Hei,
wanita lantai bawah! Apa Kau punya wawancara lain? Kau sibuk belakangan ini. Jadi
kapan kita bisa makan daging panggang rib eye?” ucap Choi Gun. Oh Sol kesal
mendengarnya.
“Apa Kau
pikir mudah nyari kerjaan?” kata Oh Sol marah.Choi Gun heran dengan Oh Sol yang
membentaknya.
“Lalu
Bagaimana kau tahu wanita yang baru saja pergi?” tanya Oh Sol. Choi Gun
menjawab itu rahasia dan bertanya balik.
“Bagaimana
dengan wanita yang lain?” tanya Oh Sol . Choi Gun meminta agar Berhenti
mencampuri kehidupan pribadinya.
“Apa
mungkin kau tertarik padaku?”goda Chi Gul. Oh Sol mengumpat kalau itu gila.
“Kau
hanyalah orang asing yang menginap dirumahku. Jika wanita peramal itu muncul ke
sini lagi, maka kau harus memberitahuku. Dia penipu. Aku bahkan beli jimat dari
dia. Dia bilang... Tahun keberuntungan, Apa ini!!! Jadi kau harus
memberitahuku. “ ucap Oh Sol memohon
Oh Sol
pulang ke rumah dengan wajah semeraut.
“Kenapa
sangat sulit mendapatkan pekerjaan? Apa ini tahun yang buruk bagiku? Tak ada
yang berjalan dengan baik.” Keluh Oh Sol dan melihat list perusahan yang sudah
dicobannya “Gihyeon Motors, NG Electronics, Shimwon Display”
“Kupikir
semuanya akan berjalan dengan baik sesudah aku mendapat wawancara kerja. Tapi
Bagaimana mungkin tak ada sesuatu yang baik datang padaku?” keluh Oh Sol lalu
menerima telp
Di kantor
polisi
Seorang
tahanan mengejek empat pria itu Pink Idiot sebagai Grup Idola. Young Sik
mengeluh dengan Jae Mi karena pakaian malah membuatnya jadi Grup Idola Pink
Idiot. Jae Min menyuruh diam saja karena menurutnya dibawa ke kantor polisi
sudah memalukan. Polisi mengeluh keduanya itu berisik.
“Bagaimana
bisa kau terlibat dalam perkelahian antar geng di taman bermain anak-anak?”
kata polisi
“Itu
bukan pertarungan geng. Anak-anak ini mulai lebih dulu. Kau lihat hidungku
patah, kan? Aku benar-benar korban.” Ucap Jae Min membela diri. Polisi menyuruh
diam saja.
“Hei Tuan,
kau sudah punya catatan kriminal.”kata Polisi. Jae Min dan Kyung Sik saling
menuduh tapi mengaku tak memilikinya begitu juga Oh Dol. Jae Min tak percaya
kalau yang dimaksud Dong Hyun.
Saat itu
Sun Gyeol datang dengan Sek Kwon, Polisi bertanya apa ada yang bisa dibantu.
Sun Gyeol menagku menerima panggilan telepon adi untuk berjumpa karyawannya
melirik ke arah Jae Min dan juga Dong Hyun.
“Berbahaya
merekrut sembarang orang di agen pembersihmu. Kau harus menjalankan pemeriksaan
latar belakang jika tak ingin menyesal nantinya.” Ucap Polisi melirik ke arah
Dong Hyun. Sek Kwon yang mendengarnya terlihat bingung.
“Orang
itu punya catatan kriminal. Apa Kau tak tahu? Dia bahkan tak punya anggota
keluarga yang dapat memverifikasi identitasnya. Bagaimana bisa kau begitu
sembrono ketika mempekerjakan orang?” kata Polisi. Sun Gyeol menatap Dong Hyun
yang hanya diam saja.
Akhirnya
keduanya dilepas dan berjalan keluar dari kantor polisi, Jae Min dan Dong Hyun
cangggung berjalan dibelakang bosnya. Sek Kwon bertanya apakah mereka akan kembali
ke kantor. Saat itu Sun Gyeol melihat Oh Sol berlari masuk ke dalam kantor
polisi.
Di dalam
kantor polisi
Young Sik
pikir sudah tahu ketika Dong Hyun mulai mengayunkan tinjunya dan sepertinya
aneh. Saat itu Oh Sol datang melihat adiknya lalu berteriak marah, Oh Dol dan
Young Sik kaget dan juga panik melihat Oh Sol yang datang. Oh Sol pun siap
untuk memberikan pelajaran.
Sun Gyeol
masuk ruangan memerintahkan Sek Kwon untuk Segera pecat mereka. Sek Kwon kaget,
menurutnya kalau Sun Gyeol tak dengar apa yang dikatakan petugas itu karena
Mereka menyerang karyawannya terlebih dahulu jadi lebi baik menyelesaikan
masalah dengan tindakan disipliner.
“Mereka
berkelahi dengan seragam di depan rumah klien. Bukankah ini lebih dari cukup
untuk memecat mereka?” kata Sun Gyeol
“Apa ini
karena Dong Hyun? Jika karena...” kata Sek Kwon yang langsung disela oleh Sun
Gyeol
“Tentang
catatan kriminalnya? Jika aku peduli
tentang sesuatu seperti itu, Aku tak akan mempekerjakannya dulu. Apa kau pikir
aku memperkerjakan Tanpa mengetahui sesuatu yang penting seperti itu?” kata Sun
Gyeol
“Lalu
kenapa... Dong Hyeon dan Jae Min sudah bersama kita sejak perusahaan ini
dibuka. Memecat mereka dengan mudah seperti ini...”ucap Sek Kwon
“Lalu
harus bagaimana? Apa Kau ingin aku memotong mereka beberapa gaji mereka, atau Kau
ingin aku mengambil tindakan disipliner karena aku sudah tumbuh dengan mereka?
Sek Kwon .. bukan begitu cara kerja perusahaan.” Ucap Sun Gyeol tak peduli.
“Di saat
seperti ini, kau mirip kakekmu.” Komentar Sek Kwon . Sun Gyeol terdiam seperti
menahan amarah.
“Cheongso
Yojeong memiliki reputasi karena bertanggung jawab dan tulus dibandingkan
dengan perusahaan lain. Itu semua berkat kesejahteraan dan lingkungan kerja
yang baik. Tapi apa kau tahu berapa banyak orang yang tersisa di antara anggota
awal?” kata Sek Kwon
“Itu Hanya
tiga. Aku, Dong Hyun, dan Jae Min. Pembersihan yang buruk, sikap yang buruk,
bermalas-malasan. Kau tak pernah mendengarkan cerita mereka dan hanya memecat
mereka setiap kali mereka mengganggumu. Aku bahkan tak ingat berapa kali kau mengubah
pengurus rumah tanggamu untuk alasan ini.” Tegas Sek kwon
“Apa
salah untuk mengurus hal-hal sesuai dengan peraturan perusahaan?” tanya Sun
Gyeol lalu mencuci tangan diwastafel
“Tak ada
yang salah... Tapi aku tak menganggapmu benar juga. Siapa pun pernah berbuat
salah dan Tak ada yang sempurna. Ini Berlaku juga untuk kebersihan.”tegas Sek
Kwon lalu keluar dari ruangan. Sun Gyeol tak bisa berkomentar karena ada yang
menelp.
Ibunya
sedang main golf memberitahu kalau Besok
hari ulang tahun Kakek agar tak melupakanya. Sun Gyeol mengaku sudah tahu
sambil mengeluh ibunya menelp hanya karena alasan itu. Nyonya Cha mengaku tak
seperti dan mendengar suara anaknnya
terdengar marah
“Apa ada
masalah?” tanya Nyonya Cha. Sun Gyeol mengaku sibuk jadi bisa bicara nanti saja
lalu menutup telpnya.
“Aku
memberitahu untuk kebaikannya sendiri... Rasanya seperti sedang bicara dengan
bosku, bukan anakku.” Keluh Nyonya Cha.
Saat itu
seorang pria menyapa Nyonya Cha, bertanya Apa yang salah dengan wajah di hari
yang hebat seperti ini dan berpikir akan mengurusnya jadi ingin tahu siapa
orangnya. Nyonya Cha menjawab kalau Ada
seseorang. yang tak dapat dikendalikan di seluruh dunia ini.
“Hanya Satu
orang itu.” Keluh Nyonya Cha lalu bergegas pergi. Si pria ingin tahu Orang
macam mana yang membuatnya stres
“Bocah
itu tak lain adalah putra Nyonya Cha” ucap Sek Kim. Si pria kaget kalau Nyonya
Cha sudah punya anak.
“Tunggu. Nyonya
Cha sudah menikah? Apa Dia janda?” tanya si Pria. Sek Kim memberitahu kalau
Nyonya Cha adalah Ibu tunggal. Si pria hanyabisa melongo.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar