PS : All images credit and content copyright : MBN
Poster
yang sama ada di restoran Tuan Yoon. Woo Hyun datang berkunjung mengeluh pada
Tuan Yoon karena Minumnya terlalu cepat lagi dan menasehati agar ditemani makanan
saat minum.
“Waktu
kau mengomel, rasanya kau seperti istri yang sudah lama kunikahi.” Keluh Tuan
Yoon.
“Sepertinya
tiap kali aku datang pembelinya semakin sedikit.” Komentar Woo Hyun khawatir.
“Aku
punya banyak pelanggan, jadi tak perlu khawatir.” Ucap Tuan Yoon yakin. Woo
Hyun mengaku kalau ayah punya banyak pelanggan.
“Ada apa
denganmu? Kenapa belakangan kau sering datang?” keluh Tuan Yoon.
“Aku tak
begitu yakin... Hal seperti ini terus terjadi.” Ucap Woo Hyun
“Mempertaruhkannya
nyawa demi menyelamatkan orang lain, sangat sulit perbuatanmu hebat.” Puji Tuan
Yoon.
“Awalnya
aku tak bisa maju selangkah pun, aku tak bisa mendekati api. Tapi tiba-tiba aku
teringat ekspresi aya waktu kau menyelamatkanku. Ketika teringat ekspresi itu,
maka aku mendapatkan keberanian. Ayah yang sebenarnya menyelamatkan Yoon Yoo Jung.”
Ucap Woo Hyun.
Tuan Yoon
sedikit melirik ke arah poster dan langsung kembali minum dengan cepat. Woo
Hyun kembali mengomel, Tuan Yoon ingin tahu Bagaimana WooHyun bisa pacaran
dengan aktris dan apakan akan menikahi juga. Woo Hyun mengaku belum berpikir sejauh
pernikahan.
“Berita
kalian pacaran tersebar di mana-mana. Bagaimana kalau akhirnya tak menikah?”
ucap Tuan Yoon
“Pacaran
ya pacaran, menikah ya menikah... Tapi Ayah. Wanita seperti apa yang terbaik
untuk dipacari dan seperti apa yang terbaik untuk dinikahi?”tanya Woo Hyun
serius.
“Pacaran
harus dengan yang kau sukai… Tapi Menikah, dengan orang yang baik. Lalu
Bagaimana persiapan pembukaan klinikmu?” tanya Tuan Yoon. Woo Hyun pikir sudah
berjalan lancar.
“Apa Kau
akan adakan pesta pada hari pembukaan? Kalau butuh makanan, katakan saja... Aku
akan urus semuanya.” Kata Tuan Yoon.
“Ayah...
Apa boleh aku datang ke sini bersama pacarku?” tanya Woo Hyun. Tiba-tiba Tuan
Yoon terlihat marah.
“Kenapa
kau ajak dia ke sini? Aku bukan ayah kandungmu, kenapa kau ajak dia? Sudah
Keluar sekarang... Kau sibuk, kenapa kau datang kesini?”ucap Tuan Yoon lalu
menarik keluar Woo Hyun dan mematikan lampu restoran.
Woo Hyun
binggung melihat sikap Tuan Yoon dan melihat nama restorannya [Sup Pollack
Yeong Hee] Akhirnya Woo Hyun mengemudikan mobilnya mengingat kembali yang
dikatakan Tuan Yoon.
“Pacaran
harus dengan yang kau sukai…Tapi Menikah, dengan orang yang baik.”
“Kenapa
dia berkata begitu? Apa karena dia memikirkanku?” kata Woo Hyun binggung.
Woo Hyun
sudah menunggu dirumah sakit, Dokter Kim datang dengan wajah sedih bertanya
apakah sudah makan. Woo Hyun mengaku sudah dan bertanya balik. Dokter Kim
mengaku tak bisa makan karena terlalu frustasi untuk makan.
“Apa Kondisi
ibuku tak baik? Apa Ada yang tak kau katakan padaku?” tanya Woo Hyun
“Banyak
yang tak bisa kukatakan padamu.” Akui Dokter Kim.
“Apapun
yang belum katakan, yang tak bisa kau katakan, lebih baik katakan semuanya
sekarang. Jadi Ibu kenapa? Apa Sebaiknya bawa dia ke rumah sakit lain?” ucap
Woo Hyun. Dokter Kim panik
“Waktu
pemeriksaan lengkap, terlihat metastasis. Mungkin usianya takkan bertahan lebih
dari setahun.” Kata Dokter Kim.
Woo Hyun
terdiam wajahnya sedih, lalu masuk menemani ibunya yang sedang tertidur dan
melihat ada agenda dibawah bantal [Bucket List - Hal yang harus kulakukan
sebelum mati] Mata Nyonya Na mengintip saat anaknya melihat agendanya.
Sementara
Yoo Hyun terbangun dengan bunyi pesan masuk ke dalam ponselnya “Kalau kau masih
berterima kasih padaku, tolong bantu aku.” Lalu bergegas bangun.
[Klinik
Dermatologi VIP]
Yoo Jung
sudah datang. Woo Hyun tahu Yoo Jung
pandai menggambar, dan tulisan tangannya bagus jadi meminta Tolong
membuatkan hadiah untuknya. Yoo Jung binggung karena Woo Hyun meminta di atas
tembok yang kosong seperti kaget kalau uni bantuan yang diminta.
Akhirnya
Yoo Jung sibuk menulis diatas lukisanya. Woo Hyun pun memilih untuk memotong
kayu dan menerima pesan dari Tuan Yoon yang sudah dianggap sebagai ayahnya.
“Itu takkan membuatmu kelihatan
keren. Jangan ajak pacarmu ke restoran. Katakan saja kapan kau mau, akan kubawakan
sebanyak kau mau. Selamat atas pembukaan kliniknya." Woo Hyun
tersenyum membaca pesan ayahnya.
Woo Hyun
datang dengan membawa makanan, Yoo Jung mencium kalau aroma makanan seperti sup pollack
kesukaannya. Woo Hyun kaget karena sup yang dibawanya juga kesukaannya. Yoo
Jung mengaku sangat lapar dan mengajak untuk makan dibawah beralaskan kain.
“Apa Tak
masalah makan seperti ini?” tanya Woo Hyun.
“Tentu.
Waktu areanya tak memungkinkan karena sedang di tengah-tengah syuting, kadang
aku makan di sebelah toilet.” Kata Yoo Jung sudah tak sabar ingin makan.
Keduanya
duduk dilantai makan sup yang dibawa Woo Hyun. Yoo Jung seperti penuh semangat
makan merasakan kalau supnya rasanya enak. Ia mengaku Dulu a masih terlalu
kecil, tak begitu ingat rasa masakan ibuknya Tapi menurutnya masakan ibunya
yang paling enak adalah sup pollack.
“Aku sudah
ke banyak restoran terkenal tapi belum bisa menemukan rasa ini. Dan ini sangat
mirip!” ucap Yoo Jung penuh dengan rasa bahagia.
“Aku
sudah selesai makan. Dan Aku akan beli minuman, santai saja makannya.” Kata Woo
Hyun. Yoo Jung menganguk mengerti.
Woo Hyun
kembali ke klinik, bingung karena suasana gelap lalu tak melihat ada Yoo Jung,
ia mencari di Ruang Direktur tak menemukan sosok Yoo Jung. Akhirnya sebuah
sinar cahaya mengarak ke arah lukisan, Woo Hyun membacanya.
[Angin
berhembus, aku terayun,merindukan dia yang berjalan bersamaku. "Bagaimana
berjalan di dalam angin" Lee Jung Ha ]
Woo Hyun
tersenyum membacanya, didepannya Yoo Jung seperti ingin memberikan suprise
untuk Woo Hyun dengan tulisan diatas lukisan.
Keduanya
keluar dari klinik, Yoo Jung berpesan agar Woo Hyun Hati-hati di jalan. Woo
Hyun binggung karena Yoo Jung tak masuk mobilnya. Yoo Jung mengatakan akan
berlari untuk pulang. Woo Hyun tak percaya Yoo Jung akan berlari pulang pada
larut malam.
“Lusa aku
ada pemotretan, tadi aku makan terlalu banyak. “ ucap Yoo Jung
“Jadi kau
akan lari berpakaian seperti... Tidak, tak boleh! Sudah terlalu malam dan
terlalu jauh.” Kata WooHyun khawatir.
“Aku lari
karena jalannya cukup jauh untuk olah raga Aku sudah sering begini, jadi tak
usah khawatir.” Ucap Yoo Jung lalu bergegas pergi. Woo Hyun kebingungan melihat
Yoo Jung berlari sendirian.
Woo Hyun
akhirnya ikut berlari dengan nafas terengah-engah, mengaku tak suka lari. Yoo
Jung memastikan kalau Woo Hyun masih baik-baik saja, karena Kalau lelah bisa
istirahat dulu dan Wajahnya pucat pasi. Woo Hyun seperti tak ingin diremehkan
berusaha untuk terus berlari.
“Tapi aku
tak merasa kesepian karena kita lari bersama. Kau yang pertama lari bersamaku
seperti ini, Cha Woo Hyun.” Ucap Yoo Jung bangga.
“Orang bertanya,
kenapa aku sangat gigih dan harus melakukan ini. Tapi aku… Bagiku juga… Ini
pertama kalinya dan terakhir kalinya.” Kata Woo Hyun berlari lebih dulu agar
lebih cepat sampai. Yoo Jung pun berteriak meminta untuk menunggu.
Woo Hyun
dan Yoo Jung akhirnya kelelahan sampai rumah. Yoo Joon melihatnya mengejek
kalau Woo Hyun bertemu pacar yang tepat, karena melakukan Penderitaan selarut
ini lalu memberikan minum. CEO Han juga heran
seberapa banyak yang Yoo Jung makan sampai seperti lari maraton.
“Benar.
Kau masih penasaran, kan?” kata Yoo Jung sambil meminum segelas air.
“Apa Kau
akan tunjukkan tempat itu padanya?” kata CEO Han kaget.
“Tak
sembarang orang bisa ke sana.” Ucap Yoo Joon. Woo Hyun pun terlihat
kebingungan.
Yoo Jung
mengajak Woo Hyun ke taman rahasianya, memperlihatkan pohon bongsainya kalau
itu satu-satunya pohon yang selamat dari kebakaran dan Ia merasa seperti ibunya
meninggalkan pohon itu sebagai hadiah untuknya. Woo Hyun melihat ternyata ada
mawar biru.
“Coba kau
Tebak apa arti namanya.... Keajaiban.” Ucap Yoo Jung. Woo Hyun seperti baru
mendengar artinya Keajaiban.
“Kalau ada
yang kau suka, ambil saja. Kuberikan sebagai hadiah untukmu.” Ucap Yoo Hyun
“Kalau
ingin lihat, aku akan datang ke sini saja Tapi Begini… aku ingin minta bantuanmu..
Tapi... Kalau tak nyaman, kau bisa tolak saja... Kesehatan ibuku kurang baik. Saat ini dia
dirawat di rumah sakit. Katanya dia ingin bertemu denganmu.” Ucap Woo Hyun
gugup.
“Apa kau
mau Kutemani menjenguknya? Kapan kita pergi?” tanya Yoo Jung
“Apa Kau
setuju tanpa memikirkannya sedikit pun?” kata Woo Hyun kaget. Yoo Jung seperti
tak sadar, tapi Woo Hyun langsung mengucapkan Terima kasih.
Yoo Jung
dan Woo Hyun keluar dari rumah, Yoo Jung memutuskan akan bawakan sup pollack
karena mulai merasa gugup, karena Sup pollack tadi mungkin sudah dicerna karena
baru saja lari marathon.
Saat itu
Woo Hyun seperti melihat seseorang sedang mengintip. Yoo Jung menghirup udara
merasa kalau di luar menyenangkan. Woo Hyun khawatir menyuruh Woo Hyun agar
segera masuk.
“Ya.
Hati-hati di jalan... Aku akan datang ke pesta pembukaanmu.” Kata Yoo Jung
dengan wajah bahagia. Woo Hyun terus melirik ke arah samping dengan wajah
khawatir.
Sek Hye
Joo memberitahu kalau Haesong Electronic sudah menghubungi, mereka akan meninjau
tawaran investasi untuk Yoojeong Entertainment. Hye Joo dengan senyuman licik
merasa kalau itu sudah bagus. Dan ingin tahu dengan Klinik VIP.
“Itu
Sudah kucegat sehingga tak ada peralatan yang dapat masuk.” Ucap Sek
“ Maka
klinik takkan bisa buka besok.” Kata Hye Joo bahagia. Sek Hye Joo pun yakin akan seperti itu.
“Hanya
menunggu waktu, Cha Woo Hyeon bergabung dengan Choego Group.” Kata Hye Joo
dengan senyuman licik.
Pagi hari
Hye Joo
turun dari mobil, kaget melihat ada banyak bunga ucapan selamat di depan klinik
artinya itu memang sudah bisa dibuka, dengan sinis bertanya Bagaimana ini bisa
terjadi. Sek juga binggung karena sudah membereskannya dan meminta maaf.
CEO Han
dan Yoo Jung turun dari mobil van, Hye Joo yang marah memilih untuk pergi dari
klinik karena usahanya gagal.
Dalam
klinik, Dokter Ahn bangga karena mereka tinggal menunggu pasien memuji Woo Hyun
benar-benar bekerja keras, karena mimpi saja tak mungkin jadi semua berkat adik
tirinya membuat klinik yang sangat berbeda.
Saat itu
asisten manajer datang mengaku merasa
tak enak makanya datang untuk bicara langsung. Woo Hyun pikir Ass Manager membantu
pembukaan dengan sukses jadi tak seharusnya bicara seperti itu. Ass Manager
mengaku persetujuan pinjaman mendadak ditunda.
“Lalu
bagaimana semua peralatan tetap diantar ke sini?” tanya Woo Hyun kaget.
“Kami
menghubungi perusahaan penyedia peralatan, dan rupanya kekasihmu...” kata Ass
Manager
Saat itu
Yoo Jung datang membawa bunga dalam pot mengucapkan selamat, Woo Hyun menatap
sinis, lalu akhirnya mengucapkan Terima kasih sudah datang pada Ass
Manager untuk menjelaskan situasinya dan
akan menghubunginya lagi nanti.
“Yoo Jung,
kita harus bicara.” Ucap Woo Hyun dengan tatapan dingin. Yoo Jung mengikutinya
dengan tatapan bingung.
“Dia
membayar biaya peralatan berarti... Jadi hubungan ini 100% asli bukan hubungan
palsu?!” kata Dokter Ahn tak percaya.
Dalam ruangan
Woo Hyun
marah karena Yoo Jung yang memutuskan sendiri untuk membereskan masalahnya. Ia
kesal karena Yoo Jung tanpa berdiskusi dengan tentang peralatan perawatan. Yoo
Jung pikir bukan Membereskan masalah
tapi hanya mengambil tindakan darurat.
Flash Back
Woo Hyun
selesai makan jadi akan beli minuman dan meminta Yoo Jung untuk santai saja
makannya. Saat itu seorang pria masuk mengaku sebagai Manajer Umum Heoh Jeong
Oh mencari Woo Hyun. Yoo Jung memberitahu kalau Woo Hyun sedang keluar dan akan
segera kembali.
“Wahh...
Aku benar-benar tak bisa mengatakan ini di depannya... kata Jeong Oh dengan
wajah kebingungan lalu menerima telp
“Aku
sedang di ada VIP... Pembukaannya besok…
Bagaimana baru bilang sekarang tak bisa menyediakan peralatan di sini? Kau juga
paham situasinya.” Ucap Jeong Oh
“Kenapa
tak bisa menyediakan peralatan mereka?” tanya Yoo Jung
“Karena
uang mukanya tak diberikan seperti yang telah disepakati” ucap Jeong Oh
“Seharusnya
berapa uang mukanya?” tanya Yoo Jung. Jeong Oh menjawab 15 milyar.
Yoo Jung
agak kaget, lalu Jeong Oh sadar setelah melihat Yoo Jung mengerai rambutnya itu
adalah artis Yoon Yoo Jun. Yoo Jung bertanya Apa tak ada cara untuk menyelesaikan
masalah ini.
Woo Hyun ingin
tahu metode apa yang ditemukan adalah mengirim 15 milyar tanpa berdiskusi
dengannya, menurutnya itu Bukan 1,5 juta tapi 15 milyar. Yoo Jung tahu Karena
persetujuan pinjaman ditunda dan akan
teratasi kalau pinjaman disetujui jadi ia....
“Itu masalahku.
Aku yang harus menilai situasinya dan menyelesaikannya.” Ucap Woo Hyun menyela.
“Cha Woo
Hyun yang kukenal adalah dokter yang berdedikasi pada pasiennya. Yang
mengganggap janji pada pasiennya sangat penting. Jadi Aku ingin membantumu
menepati janji.” Jelas Yoo Jung
“Ini
bukan hal yang bisa diabaikan dengan kata-kata dangkal dan berharap aku
menerimannya. Memangnya Apa hubungan kita?” kata Woo Hyun. Yoo Jung pun
terlihat sakit hati mendengarnya.
“Yah...
Benar... Aku punya banyak uang... 15 milyar tak berarti bagiku, hingga bisa
kuberikan pada orang yang tak kukenal. Dengan membintangi beberapa iklan atau
drama atau film, maka aku langsung bisa menghasilkan banyak uang.” Kata Yoo
Jung seperti menahan tangis.
“Menurutku
15 milyar tak terlalu banyak..Maaf aku lancang dan menyelesaikan masalah
sesukaku hanya karena kebetulan aku punya uang.” Tegas Yoo Jung akhirnya
berjalan pergi.
“Kita
akhiri kontrak hubungan kita... Kurasa itu hal yang tepat.” Kata Yoo Jung lalu
keluar dari ruangan.
Woo Hyun
mengemudikan mobil dengan wajah gelisah, bertemu dengan Jeong Oh dikantornya.
Jeong Oh memuji kalau Woo Hyun beruntung punya pacar seperti Yoo Jung, karena
sebelumnya bilang dunia Woo Hyun akan
runtuh kalau tak bisa menepati janji dengan pasiennya.
“Dia
memohon pada kami agar mengantar peralatannya, dan akan mengusahakan uangnya
dengan segala cara. Kami mengirimnya setelah dia membayar jaminan uang muka.” Ucap
Jeong Oh. Woo Hyun seperti merasa bersalah mendengarnya.
CEO Han
gelisah dalam ruangan, melihat pria HE yang ditemuinya tak percaya kalau Kontrak
lisan tetap kontrak tapi sekarang malah Pembatalan total. Ia padahal sudah menolak semua tawaran investasi lainnya karena
mempercayai pria itu.
“Ini Hanya
kurang tahap akhir jadi kami juga bingung dengan pembatalan penuh. Apa kau
pikir tak kaget? Bahkan aku datang secepat mungkin kesini” ucap si pria.
“Apa
mungkin seseorang yang berkaitan dengan Kanghan Group mengambil posisi Yoon Yoo
Jung?” kata CEO Han menduga.
“CEO,
bagaimana kau tahu? Informasi itu masih rahasia. Kanghan Hotel akan segera renovasi
besar-besaran. Mereka setuju menggunakan produk Haeseong electronic di semua
kamar.” Jelas si pria.
“Jadi
Kanghan Group lagi. Kami sudah mengalami beberapa kali karena mereka. Kali ini
aku menolak semua tawaran investasi lainnya. Sepertinya perusahaan kami akan
gulung tikar.” Ucap CEO Han.
Woo Hyun
datang ke kantor agensi, CEO Han berbicara ditelp memberitahu kalau semua ulah
Kanghan Group lagi, seperti tak percaya kalau mereka akan ditolak Ia pun tak
tahu Kanghan Group memiliki dendam apa pada mereka.
“Aku akan
menemui orang yang membatalkan iklan Yoo Jeong dan meminta penjelasan.” Kata CEO
Han. Saat Woo Hyun mendengar dari depan pintu.
“Cha Woo
Hyun. Kenapa kau di sini?” tanya CEO Han. Woo Hyun tak menjawab memilih untuk
berjalan pergi. CEO Han memanggilnya dengan wajah binggung.
Woo Hyun
datang menemui Hye Joo membahas kalau Hye Joo beberapa kali menjenguk ibunya di
rumah sakit dengan senyuman mengucapkan
Terima kasih. Hye Joo pikir kalau itu sudah seharusnya dilakukan. Woo
Hyun tiba-tiba menyindir Hye Joo karena pasti sangat sibuk mengusik kehidupan
banyak orang.
“Tapi kau
menjenguk ibuku di rumah sakit... Kau bisa berhenti sekarang... Kalau aku tak
pernah menjadi bagian dari Choego Group, maka kau tak ada gunanya bagi Ketua
Cha.” Ucap Woo Hyun.
“Walau
harus mati, aku tak ada niat menjadi bagian dari Choego Group. Itu artinya tak
ada gunanya kau dan aku saling terlibat. “ tegas Woo Hyun
“Aku tipe
orang yang bisa bernafas lega setelah mendapatkan keinginanku dengan cara
apapun. Aku akan melakukan apa saja untuk menjadikanmu milikku, Cha Woo Hyun.” Balas
Hye Joo.
“Sepertinya
kau belum berpikir sejauh ini, tapi aku bisa membuat kesepakatan dengan Ketua
Cha. Aku akan menjadi bagian dari grup dengan syarat tak harus menikah
denganmu. Jadi Menurutmu apa yang akan dipilih Ketua Cha?” tegas Woo Hyun. Hye
Joo tak bisa berkata-kata.
Yoo Joon
di minimarket membawa dua mangkuk mie instant untuk Reporter Joo juga. Ia
mengeluh kalau Harusnya mereka makan yang enak tapi CEO Han tak mau memberi
kartu kredit perusahaan. Reporter Joo memukuo Yoo Joon sambil mengejek ini
sebabnya anak muda menakutkan.
“Kau
sangat tak dewasa.” Ejek Reporter Joo. Yoo Joon mengeluh Reporter Joo yang
terus menyerang usianya.
“Kapan
terakhir kau pacaran?” tanya Reporter Joo, Yoo Joon dengan sangati menjawab saat
ini.
“Hei... Sadarlah!”
kata Reporter Joon kesal memukul lengan Yoo Joon yang suka bercanda dan sebuah
email masuk [Yoon Yoo Jung dan Cha Woo Hyun adalah Pasangan Rekayasa.]
Reporter
Joo menelp Reporter Park Jin Shil menurutnya mereka dapat dengan merilis
artikel seperti ini, ia menegaskan kalau tak ada gunanya mengancam dan menyuruh
agar melakukan sesukanya saja karena tak peduli.
“Pada akhirnya
dia mengejar uang, kan? Meski artikelnya muncul, kita bisa lawan dengan UU
Arbitrase Media.” Ucap CEO Han yakin
“CEO. Dari
yang kulihat, ada yang mendalangi.” Kata Reporter Joo yakin
“Kenapa
seseorang mengincar Yoo Jung dan menyebabkan kekacauan ini?” kata CEO Han
bertanya-tanya.
Yoo Jung
menaruh kursi seperti dari Woo Hyun dengan surat yang dikirimkan padanya.
“Maaf aku salah paham. Aku tak bisa
jelaskan seluruh situasinya, tapi aku sangat terluka oleh orang yang berusaha
mengambil alih dan menghancurkan hidup orang dengan menggunakan uang.”
“Jadi bila ada kejadian yang
mengingatkanku pada hal itu, aku jadi sangat sensitif. Sekali lagi aku minta
maaf. Tolong terima permintaan maaf bersama hadiah yang kukirimkan untukmu.”
Setelah Yoo
Jung menaruh bangku sesuai yang diinginkanya melihat ponsenya yang berbunyi
[Alarm Jadwal: Hari ini Bertemu Ibu Cha Woo Hyun] wajahnya terlihat binggung.
Woo Hyun
ada dirumah juga melihat alarm yang sama kalau harus bertemu dengan ibunya,
tapi ragu untuk menelp Yoo Jung lebih dulu. Pesan dari Yoo Jung masuk “Kuterima
permintaan maafmu. Ayo pergi menemui ibumu.” Wajah Woo Hyun tersenyum bahagia
membacanya.
Yoo Jung
sudah menunggu depan agency, seorang pria bersembunyi ingin menyerang tapi
melihat Woo Hyun yang datang kembali bersembunyi. Woo Hyun turun dari mobil,
Yoo Jung mengeluh Woo Hyun yang telat lima menit.Woo Hyun meminta maaf karena Lalu
lintas padat.
“Berikan
tasmu.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung seperti canggung karena sebelumnya mereka adu
mulut, lalu membiarkan tasnya dimasukan ke mobil.
Saat itu
seorang pria siap menyerang Yoo Jung dengan pisau, Woo Hyun melihatnya mencoba
melindungi, dan melakukan perlawanan. Akhirnya pria itu pun pergi, Yoo Jung
kaget dengan posisi terjatuh
“Kau
berdarah. Darah!” kata Yoo Jung panik melihat dibagian perut.
“Hanya
tergores sedikit dan Lukanya tak dalam, tak apa.” Kata Woo Hyun. Yoo Jung
kebingungan akan menelp nomor darurat.
“Tidak
perlu.. Tak baik kalau beritanya tersebar, kita ke rumah sakit yang kukenal. Apa
Kau bisa menyetir?” tanya Woo Hyun. Yoo Jung mengaku punya SIM.
Yoo Jung
menyetir dengan menahan tangisnya, Woo Hyun menelp Dokter Kim memberitahu kalau
terluka jadi harus operasi darurat dan dijahit meminta agar menyiapkan ruang
operasi ahli bedah dan ahli anestesi. Ia pun meminata agar Dokter Kim untuk
memberi persetujuan untuk operasinya. Yoo Jung
langsung menangis.
“Hei...
Berhenti. Berhenti menangis... Kalau kita mengalami kecelakaan juga,
aku akan
benar-benar...” kata Woo Hyun menahan sakitnya.
“Ini
salahku. Semua salahku.” Kata Yoo Jung. Woo Hyun menegaskan ttu tak benar.
“Aku akan
ditangani dengan cepat, jadi Aku akan sembuh.” Kata Woo Hyun menyakinkan. Yoo
Jung mengemudikan mobilnya dengan cepat karena tahu Woo Hyun pasti kesakitan.
Yoo Jung
menungu di luar ruang operasi dengan wajah gelisah, saat Woo Hyun keluar Yoo
Jung langsung menangis. Woo Hyun bisa
membuka matanya meminta Yoo Jung agar menangis dan memberi kode pada Dokter Kim
agar menjelaskan keadaanya.
“Operasi
berjalan lancar dan lukanya tak dalam. Dia akan segera pulih. Dia masih di
bawah pengaruh bius. Waktu bangun mungkin akan pusing, bicara dan gerakannya
melamban. Jadi tolong jaga dia dengan baik.” Ucap Dokter Kim yang terlihat
sangat terpana dengan kecantikan Yoo Jung.
Yoo Jung
menganguk mengerti, Woo Hyun melihat sikap seniornya hanya bisa mengeluh karena
tak biasa melihat artis.
Woo Hyun
terbangun dan tak melihat Yoo Jung berpikir kalau sudah pergi, saat akan bangun
tubuhnya tak bisa digerakan, sambil mengeluh kalau Setidaknya katakan sesuatu
sebelum pergi. Yoo Jung masuk ruangan melihat Woo Hyun sudah bangun.
“Kupikir
kau pergi.” Ucap Woo Hyun masih berbaring. Yoo Jung pikir tak mungkin meninggalkan
orang yang sedang sakit
“Aku tak
apa.” Kata Woo Hyun mencoba untuk bangun, Yoo Jung membantunya tapi tubuh Woo
Hyun malah kembali terbaring dan posisi mereka saling menatap. Woo Hyun menatap
Yoo Jung tiba-tiba langsung menciumnya.
Bersambung
ke episode 6
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Ohh sweettt...up nya jgn lma2 yaa kakk...
BalasHapusakh...baper deh gue :D semangat min
BalasHapusKak lanjut y
BalasHapus