PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 08 September 2015

Sinopsis Yong Pal Episode 10 Part 2

Tae Hyun mendatangi Pendeta yang sedang berada di gereja kecil dalam rumah sakit, Pendeta langsung menanyakan keadaan ibu dan anaknya, Tae Hyun memberitahu Keduanya baik-baik saja, Pendeta bersyukur karena semua anugerah Tuhan.
“Tapi sepertinya kau harus kembali ke gereja sendiri. Ada pekerjaan yang harus ku selesaikan.” kata Tae Hyun
“Benarkah? Sophia akan sangat khawatir tentangmu.” ucap Pendeta
“Aku tahu... Tolong berikan ini padanya. Ketika ibu dan bayinya lebih baik, maka seseorang dari rumah sakit akan menghubungimu. Kemudian kau bisa datang dan membawa mereka.” ucap Tae Hyun sambil menitipkan surat
Pendeta pikir Tae Hyun sendiri juga bisa membawa keduanya ke rumah. Tae Hyun mengangguk berjanji akan membawa kembali, agar si pendeta tak curiga. Pendeta pun memuji Tae Hyun yang sudah berkerja keras dan merasa senang karena keadaan keduanya jadi baik-baik saja.
Kepala Perawat yang ada didepan pintu gereja mendengar pembicaran keduanya, lalu menutup pintu perlahan-lahan. 

Dr Lee SH dan Tae Hyun datang menemui So Hyun dalam ruanganya, mengajaknya untuk pergi ke bandara sekarang. Ayah Tae Hyun heran mereka membawa anak yang masih sakit itu pergi.
“Tuan, hasil tes bagus. Dia bisa berangkat hari ini.” jelas Dr Lee SH.
Ayah Tae Hyun kaget mendengarnya, So Hyun menatap kakaknya terlihat khawatir. Tae Hyun memberikan senyuman pada sang adik agar tak perlu khawatir lalu menyuruh adiknya cepat berkemas karena mereka sudah tak ada waktu lagi. So Hyun mengangguk dengan memberikan senyuman bahagianya. 

Tae Yoo duduk diatap rumah sakit sendirian, mengingat kembali ucapan Dr Shin dengan Tae Hyun.
“Bahkan jika kau ada di lantai 12, kau masih milik departemen bedah. Kau tahu hanya ada satu persekutuan di departemen bedah, kan? Tidak peduli apa yang dikatakan orang lain, Kau yang ada dalam pikiranku.  Kau tahu maksudku, kan?”
Ditangannya memegang kartu nama Detektif Lee Soo Ho, sepertinya sengaja ingin melaporkan keberadaan Yong Pal yang sebenarnya. 

Dalam perjalanan ke bandara, Tae Hyun terlihat melamun, adiknya bertanya apa yang di pikirkan kakaknya itu. Tae Hyun tersadar dari lamuannya, Adiknya kembali bertanya denga pertanyaan yang sama. Tae Hyun tersenyum, menjawab sudah pasti ia memikirkan adiknya sekarang.
“ Aku memikirkan, bagimana Jika kau mau makan ketika kau sampai di sana, jika kau bisa mengatakan sesuatu ketika kau kesakitan. Hal-hal seperti itu.” kata Tae Hyun berbohong
“Jangan khawatir. Kemampuan Bahasa Inggrisku jauh lebih baik darimu.” ucap So Hyun, Tae Hyun tersenyum berpikir sudah bagus seperti itu.
“So Hyun... Kau harus...hidup dengan baik.” pesan Tae Hyun terlihat menahan air matanya.
“Tentu saja. Jangan khawatir, Aku pasti akan kembali” kata So Hyun yakin tapi wajah Tae Hyun kembali terlihat melamun dan sedih.
So Hyun heran dengan wajah kakaknya, memberitahu mereka tidak pergi kesana untuk mati, jadi kakaknya jangan khawatir. Tae Hyun mengatakan tidak seperti itu, tapi terlihat matanya seperti menahan sedih. So Hyun mengodanya itu memalukan jadi kakaknya tak perlu khawatir. 

Detektif Lee seperti baru mendapatkan berita memanggil anak buahnya, Detektif Kim untuk pergi ke bandara dengan wajah senyum sumringah. Dibandara, Dr Lee lebih dulu datang dengan taksi dan masih dengan wajah menyamar. Di sisi jalan lainya, Tae Hyun baru keluar dari mobil bersama adik dan dua pengawal.
Tae Hyun melihat papan keberangkatan lalu menyuruh adiknya pergi karena sudah waktunya.So Hyun mengerti lalu berjanji akan kembali dan berterimakasih. Tae Hyun tersenyum merasa adiknya tak perlu mengatakan itu, lalu bertanya apakah adiknya  sudah memeriksa nomor tempat duduknya. So Hyun mengatakan sudah tahu dan kakaknya itu sudah beberapa kali mengatakannya.
“Ketika kau sampai di sana, kau akan menemukan tanda kedatangannya. Cukup ikuti itu. Jika kau tidak tahu, tanya orang Korea lain.” kata Tae Hyun yang terlihat khawatir
“Oppa , aku tahu itu, Aku pergi sekarang.” ucap So Hyun pamit pergi, Tae Hyun pun mempersilahkn adiknya pergi. 

So Hyun melangkah pergi, Tae Hyun kembali memanggil adiknya dengan memegang lengan adiknya meminta supaya mengingat kata-katanya ini.
“Jangan hidup demi orang lain, Bukan demi aku atau ayah. Kau harus hidup demi dirimu sendiri. Kau mengerti?” kata Tae Hyun, So Hyun terlihat binggung dengan ucapan kakaknya.
“Tidak peduli betapa kesepiannya dirimu, betapa sulitnya keadaan, maka kau harus bisa melewatinya. Demi dirimu sendiri. Kau mengerti?” kata Tae Hyun dengan mata memerah menahan tangis, So Hyun terlihat ikut sedih
Tae Hyun mengatakan itu semua tentang perawatannya, dengan air mata mengalir. So Hyun mengerti karena ia tahu betapa sulitnya Tae Hyun mengirimnya kesana, jadi ia akan melalui semuanya dan kembali dengan sehat. Tae Hyun mengucapkan permintaan maafnya.

So Hyun heran mengapa kakaknya meminta maaf, Tae Hyun berdalih meminta Maaf karena tidak bisa pergi dengannya, lalu mengatakan walaupun ia jauh tapi adiknya akan selalu ada dengannya, So Hyun mengangguk mengerti. Tae Hyun cepat menghapus air matanya.
“Ini memalukan... Aku tidak tahan dengan hal-hal seperti ini.” ungkap Tae Hyun
“Jadi kenapa kau menangis?” kata So Hyun, Tae Hyun tak ingin membahasnya menyuruh adiknya untuk masuk karena sudah terlambat.
“Aku akan meneleponmu ketika aku sampai di sana.” janji So Hyun
“Pasti mahal. Jangan telepon aku.” kata Tae Hyun mencegah adiknya tahu keadaanya, So Hyun pun meminta supaya kakaknya tak menelpnya.


Duo detektif baru masuk bandara, Dr Lee baru sampai dilantai atas, dikagetkan melihat si pria yang membuat paspornya dengan salah seorang seperti sedang mencari-cari seseorang. Dr Lee langsung mencoba kabur, tapi menabrak seseorang dan membuatnya terjatuh.
Tae Hyun yang tertabrak kaget melihat Dr Lee yang menyamar terjatuh, Pria itu pun mendengar nama Dr Lee langsung melihatnya. Tae Hyun ingin membantu berdiri tapi Dr Lee langsung kabur dan pria preman mengerjarnya dengan cepat. Tae Hyun ingat pria itu adalah pria yang sama saat penyerangan di lantai 12. 

Dr Lee berlari pergi ke gate yang lebih jauh menuruni esakaltor dengan cepat, Tae Hyun pun ikut mengejar Dr Lee, beberapa orang yang ada disana pun sempatjatuh. Duo detektif melihat lantai atas ada kejar-kejaran dilantai bawah.
Tae Hyun yang berlari dibelakang kehilangan Dr Lee, dua pengawal yang dibelakangnya langsung memeganganya. Tae Hyun berteriak supaya melepaskanya karena ia tak akan melarikan diri.
Dr Lee ternyata bersembunyi disebuah ruangan, sengaja melepaska jaket dan membawa paspornya lalu sengaja bergabung pada barisan turis yang baru sampai. Tiba-tiba Dr Lee terdiam, perutnya sudah mengeluarkan darah lalu terjatuh, salah seorang wanita yang melihatnya langsung menjerit. 

Tae Hyun yang sudah di depan lift melihat Dr Lee yang sudah terkapar dilantai, lalu berlari menekan perut Dr Lee, penjaga bandara langsung membuat benteng. Orang-orang langsung berkerumun.
Detektif Lee bisa melihat Tae Hyun yang menolong Dr Lee, lalu mengeluarkan ID card polisinya agar bisa masuk ke TKP. Dua pengawal yang melihat polisi memilih untuk mundur, Anak buah Presdir Go melirik karena hanya dengan sekali sobek membuat Dr Lee jatuh terkapar.
Dr Lee meminta diselamatkan lalu menunjuk ke arah kanan, kalau ada yang ingin membunuhnya. Detektif Lee seperti tak mengerti menanyakan siapa orangnya, Tae Hyun berteriak meminta memanggil ambulance. Petugas bandara menyuruh mereka untuk pergi ke ruangan emergency  di bandara. 

Tae Hyun melihat luka robek yang terus mengeluarkan darah, Dokter bandara merasa mereka tak bisa menanganinya disini dan menyuruhnya untuk ke rumah sakit segera. Tae Hyun yakin Dr Lee akan mati dijalan dan meminta membawakan tabung, Dokter bandara seperti tak yakin melihat kondisi pasien.
“Aku juga seorang dokter. Cepatlah” tegas Tae Hyun
Ia mulai membendanya lalu memasukan kain kasa seperti ingin  menyerah semua darah yang ada didalam. Dr Lee sedikit merasakan sakit, kain kasa masuk ke dalam perut Dr Lee lalu Tae Hyun sengaja memasukan selang dan menutup kembali dengan perban dan plester.
Detektif Lee melihat dari depan jendela, Detektif Kim tak percaya Tae Hyun, si Yong Pal tak kabur. Dr Lee terlihat masih sadar dengan pertolongan pertama yang dilakukan Tae Hyun. 

Dr Lee akhirnya dibawa masuk ke dalam mobil ambulance, sebelum masuk meminta Tae Hyun menyelamatkanya karena apabila ia  pergi ke Hanshin maka ia akan mati. Tae Hyun meminta Dr Lee tak perlu khawatir karena akan ada banyak rumah sakit terdekat dan mereka tidak akan pergi ke Hanshin.
Saat akan masuk kedalam ambulance, Detektif Lee menepuk pundaknya meminta supaya ikut dengan mereka. Tae Hyun bertanya ada apa, Detektif Lee pikir Tae Hyun akan tahu setelah sampai dikantor.
“Apa ini kehadiran sukarela?” tanya Tae Hyun
“Jika kau menolak, itu bisa menjadi penangkapan tanpa surat perintah...Yong Pal.” kata Detektif Lee 

Tae Hyun meminta waktu sejenak, berbicara pada petugas ambulance memberitahu Pasien ini memiliki luka tusuk diperut dan sampai usus. Dan ia sudah menghentikan pendarahannya tetapi tekanan darah dan denyut nadinya tidak stabil. Jadi beritahu pihak rumah sakit ususnya harus dijahit dan bisa berubah menjadi peritonitis, jadi keadaan ini mendesak.
Detektif Lee dan Kim pun langsung menarik tangan untuk mengikutinya, Tae Hyun melihat sampai Ambulance meninggalkan bandara.
Petugas ambulance yang ada didalam ambulance baru saja menerima telp, memberitahu supir mereka akan pergi ke Rumah Sakit Hanshin. Sopir mengeluh rumah sakit yang sangat jauh dari bandara. Dr Lee yang mendengar nama Hanshin langsung panik berteriak meminta tak kesana. Petugas meminta supaya Dr Lee tetap diam, Dr Lee tetap saja meminta untuk tak dibawa kesana. 

Yeo Jin yang sedang didalam gereja, tersenyum melihat pendeta yang baru datang bertanya keberadaan Tae Hyun. Pendeta memberitahu Tae Hyun ada pekerjaan yang harus diselesaikan Jadi akan kembali nanti, lalu menyerahka surat yang dititipkan padanya lalu pamit pergi untuk kembali ke kamar.
Akhirnya Yeo Jin sambil duduk dibangku gereja membaca surat yang dititipkan Tae Hyun.
“Yeo Jin... Aku harus bangun dari mimpi sekarang. Kau bisa hidup dalam masa depan yang bahagia jika kau melupakan masa lalu yang menyakitkan.Tapi masa laluku yang menyakitkan masih berlangsung sampai sekarang. Selama kau bersamaku, kau juga tidak akan bisa menjauh dari masa laluku yang menyakitkan.”
“Aku baru saja  menyadarinya setelah aku kembali ke rumah sakit, Aku hanya bisa menjadi dokter. Mengapa aku menjadi dokter dan apa yang telah kulakukan untuk jadi dokter. Aku tidak bisa menyerahkan semua itu hanya demi kau. Maaf. Aku tidak akan kembali. Kau akan baik-baik saja tanpa aku.  Berbahagialah. -Tae Hyun.-“
Yeo Jin menatap lurus ke depan setelah membaca surat dari Tae Hyun. 

Presdir Go kaget mengetahui Tae Hyun yang ada dikantor polisi dari telp, Do Joon dan juga seketarisnya ikut kaget bertanya kenapa bisa Tae Hyun ada dikantor polisi, Presdir Go juga tak tahu dan mereka harus mencari tahu.
“Bagaimana kau melakukan pekerjaanmu? Kau mengatakan bahwa pekerjaannya akan bersih setelah kita mengirim adiknya ke Amerika.” omel Do Joon pada sekertarisnya.
“Maaf. Aku akan melihat ke dalam rinciannya dan melaporkan kembali kepadamu.” kata Sekertaris
Do Joon kembali mengumpat lalu mengusirnya keluar, Presdir Go tersenyum licik melihat Seketaris Do Joo itu keluar ruangan tanpa tahu apa yang akan dibicarakanya. Seketaris terlihat sinis dengan Presdir Go seperti sudah tahu rencananya itu sengaja digagalkan. 

Yeo Jin masih duduk di dalam gereja, Kepala Perawat datang memperkenalkan namanya Kang Soo Min, Kepala Perawat dari departemen bedah di Rumah Sakit Hanshin. Yeo Ji kaget Kepala Perawat bisa tahu tentangnya, Kepala Kang memberitahu ia berpihak pada Dr. Kim Tae Hyun Jadi Yeo Jin tidak perlu khawatir.
“Sesuatu terjadi pada Tae Hyun, kan?” kata Yeo Jin menduga
“Dr. Kim Tae Hyun masih aman.” ucap Kepala Kang, Yeo Jin terlihat tak bisa menerima menerima kata “masih” tapi Kepala Kang membahas tentang ayahnya.
“Aku ada di sana ketika Ayahmu meninggal. Dia meninggal dalam waktu enam bulan setelah kecelakaanmu.” cerita Kepala Kang, Yeo Jin menyuruh Kepala Kang tak melanjutakn karena ia tidak ingin mendengarnya. Kepala Kang menegaskan Yeo Ji mendengarkan. 

“Penyakitnya semakin parah, sementara ia menolak menerima operasi. Tetapi ketika ia tidak sadarkan diri, dewan direksi memutuskan untuk melakukan operasi.” cerita Kepala Kang duduk disamping Yeo Jin
Flash Back
Tuan Han yang tak sadarkan diri dibawa keruang operasi dan salah satu perawat yang ada disana adalah kepala Kang.
“Dan Ketua yang saat ini, yaitu anak sulungnya, memblokir komunikasi sehingga dia tidak bisa berbicara dengan siapa pun.  Tapi karena aku adalah perawat di Ruang Operasi maka aku satu-satunya orang yang bisa berada di sana ketika ia meninggal.” cerita Kepala Kang
Kepala Kang mengecek semua monitor didalam ruangan, Tuan Han yang belum sadarkan diri tiba-tiba memanggil nama Yeo Jin,
“Tepat sebelum ia meninggal... ia kembali sadar untuk sesaat. Mungkin karena keadaan setengah sadarnya, dia terus memanggilku dengan nama Yeo Jin”.
Tuan Han membuka matanya, melihat Yeo Jin yang ada didekatnya sambil menangis.
“Dan dengan sedikit kekuatan terakhirnya, ia membuka tangannya dan ingin memelukku, maksudku, Nona Young Ae. Meskipun aku ragu aku menerima pelukan terakhir dari beliau dan pesan untuk Nona Young Ae
Kepala Kang pun sengaja membiarkan Tuan Han untuk memeluknya, dianggap sebagai Yeo Jin. Tuan Han mengucapkan permintaan maafnya dan juga mengungkapkan sangat mencintai anaknya lalu satu kalimat yang membuat kepala Kang kaget mendengarnya. 

Yeo Jin menangis mendengar cerita tentang ayahnya, Kepala Kang pun memutuskan akan memberikan pesan yang sama dari Tuan Kang pada Yeo Jin dengan memeluknya. Yeo Jin langsung menangis tersedu-sedu.
“Aku mencintaimu, Yeo Jin.... Maaf, Yeo Jin.” ucap Kepala Kang menyampaikan pesan yang sama.
“Ayah...Ini salahku....Ini salahku...Maaf...” kata Yeo Jin, terlihat seperti Tuan Han yang memeluk anaknya sendiri.
Yeo Jin duduk sendiri mengingat ucapan Kepala Kang “Dengarkan baik-baik apa yang akan kukatakan. Ketua mengatakan pesan terakhirnya untukmu.” lalu ia melipat surat yang diberikan Tae Hyun.
“Tuhan, aku menduga, engkau tidak mendengarkan doaku.” gumam Yeo Jin yang melihat ke arah salip didepannya penuh amarah. 

Tae Hyun sudah ada diruangan interogasi dengan memejamkan matanya, Detektif Lee sambil memakan permen menyuruh Tae Hyun jangan buang-buang energi. Tae Hyun pikir dirinya itu akan mati dengan cara seperti sekarang atau yang lainnya. Kepala tim datang mengancam kalau mereka main-main maka bersiap-siaplah.
Detektif Lee membahas Tae Hyun yang melakukan Kunjungan ilegal. Tae Hyun pikir sudah semestinya dokter itu akan pergi apabila ada pasien menurutnya itu tidak ilegal.
“Tapi itu tergantung siapa pasiennya.” kata Detektif Lee
“Apa kau bicara tentang status pasien?” ucap Tae Hyun seperti tak suka, Detektif Lee menyuruh Tae Hyun mengaku saja.
“Aku juga mau mengakui semuanya tapi aku tidak bisa melakukannya. Itu dilarang oleh hukum. Dokter harus merahasiakan identitas pasien.Ini kewajiban dokter oleh hukum.” jelas Tae Hyun, Detektif Lee tertawa mengejek
“Ini mungkin ilegal untuk mengungkapkan sendiri tapi apa pun yang dipelajari polisi dari pihak lain adalah permainan yang adil. Hyun Man Sik. Kau tahu dia, kan?” kata Detektif Lee, Tae Hyun mengaku mengetahuinya.
“Bagaimana bisa kau tahu dia?” tanya Detektif Lee, Tae Hyun mengatakan Man Shik adalah Rentenirnya.
Detektif Lee tak percaya mengejek seorang dokter meminjam uang lalu menduga ia  meminjam uang dari rumah judi Doo Chul. Tae Hyun memberitahu meminjam uang karena adiknya itu sakit.
“Kau tidak seharusnya menjual adikmu seperti itu! Untuk dokter!” ejek Detektif Lee, Tae Hyun seperti tak terima dengan kata-kata menjual adiknya.

Seorang polisi wanita datang membisikan sesuatu pada Detektif Lee, lalu memberitahu Tae Hyun kalau kepala polisi memintanya tidak pergi setelah interogasi, karena diminta untuk minum teh di kantornya. Ketua tim yang mendengarnya hanya bisa pasrah akan mati kali ini.
“Kepala Polisi pasti sibuk dengan pekerjaannya jadi tolong beritahu dia kita akan minum teh lain kali di kamar istrinya di rumah sakit.” ucap Tae Hyun, Polisi itu pun mengerti lalu keluar dari ruangan. Detektif Lee terlihat hanya bisa terdiam
“Aku tidak bermaksud.... namun identitas dari salah satu pasienku terungkap.” kata Tae Hyun, Detektif Lee tertawa mengejek, Tae Hyun pun memberikan senyumannya. 

Tae Hyun baru sampai dirumah sakit, menerima telp dari perawat So untuk segara datang ke ruang ICU. Perawat So menunjuk salah satu pasien dengan matanya, Tae Hyun kaget melihat Dr Lee yang tak sadarkan diri dengan selang yang masuk ke dalam mulutnya.
Ia memeriksa luka bagian perut yang tak dilakukan apapun, Perawat So pun sudah tahu saatnya X-Ray darurat. Tae Hyun bertanya apa sebenarnya yang terjadi. Perawat So menceritahkan tak ada seorang dokter yang mau mengoperasinya.

Tae Yoo yang sedang lewat kaget melihat Tae Hyun yang ada dirumah sakit bukan dikantor polisi. Tiba-tiba pasien dari kamar lain keluar, suster yang berjaga berteriak melihat pasien Kim Young Mi yang bisa berjalan.
Semua mata tertuju pada Young Mi, Perawat So benar-benar kaget, Yeo Jin melirik terlihat mata khasnya saat melihat seseorang walaupun wajahnya masih diperban. Tae Hyun benar-benar kaget melihat Yeo Jin yang kembali ke rumah sakit Hansin. 

bersambung ke episode 11

1 komentar: