Sung Joon memperkenalkan diri sebagai Wakil
Pemimpin Redaksi majalah "Most"Korea
Flash Back
Sung Joon menaiki taksi sambil menelp, pria
disebrang menanyakan keberadaanya, apakah ia sudah sampai Korea. Sung Joon
membenarkan wajahnya terlihat tegang. Pria ditelp mengingatkan waktunya hanya 3
bulan dan hanya 3 kali kesempatan. Sung Joon mengerti walaupun terlihat
benar-benar sangat tak nyaman.
Pengemudi taksi mendengar Sung Joon
berbicara bahasa inggris berpikir baru saja datang dari luar negeri. Sung Joon
tersenyum, menceritakan baru kembali ke Korea lagi setelah 15 tahun. Pengemudi
taksi menanyakan alasan Sung Joon kembali, Sung Joon menjawab bahwa ada urusan
dan sesuatu yang perlu dicari.
Di dalam lift
Pintu lift tak bisa tertutup karena sudah
full, Hye Jin akhirnya mengalah untuk keluar walaupun Han Sul yang terakhir
masuk, seperti sudah sadar diri kalau pasti dengan wajah yang buruk tak akan
ada yang peduli. Pundak Han Sul, ditepuk dari belakang.
“Apa Kau sibuk ?” tanya Sung Joon yang
berdiri dibagian belakang, Han Sul terkesima dengan wajah Sung Joon mengatakan Tidak
juga.
“Kalau tidak, bagaimana kalau sadar diri
sedikit ?” sindir Sung Joon yang menyuruhnya keluar.
Han Sul dengan wajah cemberut keluar dari
lift, sebelum pintu lift tertutup Shin
Hyuk menahan lalu memanggil Hye Jin untukmasuk ke dalam. Hye Jin melonggo, lalu
buru-buru masuk karena itu hari pertamanya berkerja, tak menyadari bahwa ia
satu lift dengan Sung Joon.
Sung Joon dengan wajah tersenyum memberitahu
sopir taksi kalau ia datang untuk mencari payungnya. Denggan senyuman manis
Sung Joon memperkenalkan dirinya didepan semua pegawai majalah Most, tapi Hye
Jin langsung bersembunyi dikolong meja sambil mengingat ucapan Sung Joon ketika
di restoran
“Aku bersyukur karena temanku Hye Jin adalah
orang yang sangat keren.” ucap Sung Joon, Hye Jin masih shock karena dirinya
merasa sangat keren tapi Sung Joon dengan wajah Ha Ri memuji kalau ia sangat
keren. Sementara diseberang telp, Ha Ri berteriak memanggil Hye Jin yang
tiba-tiba menjerit lalu tak terdengar suara apapun di telp.
Beberapa pegawai lainnya memuji ketampanan
Sung Joon, merasa seperti mendapatkan lottere, tapi Han Sul yang melihat Sung
Joon, mengumpat ternyata lelaki kasar didalam lift itu sekarang jadi Wakil
Pemimpin Redaksi yang baru.
Nyonya Kim memperkenalkan semua pegawai
dalam Majalah Most, yang pertama wanita yang menyuruh Hye Jin untuk
menerjamhkan berkas yaitu Direktur wardrobe Cha Joo Young, lalu Kepala Redaktur Poong Ho Kim, serta tim
kecantikan Joo Ah Reum.
Kim Shin Hyuk memperkenalkan dengan bangga
sering dipanggil sebagai “ACE Man” dalam tim. Han Sul Ri memperkenalkan diri
dari tim kecantikan sambil menutup wajahnya dan Kim Joon Woo yang paling muda
menangani masalah wardrobe. Hye Jin masih saja bersembunyi dilkolong meja
sambil mendengarkan semua orang memperkenalkan diri.
Semua tim masih memperkenalkan diri,
seperti Jung Sun Min,Park Lee Kyung
dan Lee Eun Yong. Hye Jin dengan
cepat berlari keluar dari ruangan, Shin Hyuk melihat sambil memincingkan mata
heran.
“Hari ini aku cuma ingin melihat suasana
kantor dan Besok baru aku mulai kerja, kita akan mengadakan rapat sebelum makan
siang. Semuanya diharuskan hadir.” jelas Sung Joon.
Hye Jin panik mondar-mandir di tangga
darurat, lalu mencoba untuk tenang agar bisa berpikir, tapi yang terjadi adalah
malah otaknya tak bisa berpikir jernih. Ha Ri kembali menelp temannya,
menanyakan siapa yang datang, wajahnya tak kalah terkejut mengetahui Sung Joon
ada disana padahal sekarang Hye Jin berada di departemen fashion Majalah Most.
Ia teringat sebelumnya, Sung Joon
memberitahu berkerja di bidang art directing dan mengartikan sekarang Hye Jin
akan melihat Sung Joon tiap hari dan
sebegaia bawahan. Hye Jin berteriak akan gila mengingat semua itu dihari
pertamanya berkerja ini.
“bagaimana kalau dia mengenali aku ? Meskipun
aku berubah, pasti masih ada bawaan waktu aku masih kecil.” kata Hye Jin panik
“Heiii ! Jangan takut ! Kau mirip boneka
waktu kecil, sekarang tampang itu sudah musnah... maksudnya bukannya jadi aneh
atau bagaimana ...Pokoknya, tidak akan ketahuan.Jangan takut ! “ tegas Ha Ri
menenangkan temanya.
“Aku takut sekali, Lebih parah lagi kalau
dia tahu namaku. Bagaimana ini ? Sepertinya dia bakal tahu. bagaimana kalau aku
ganti nama ?” kata Hye Jin benar-benar ketakutan
Ha Ri mengumpat karena nama Kim Hye Jin itu
banyak bahkan dihotelnya ada 3 nama dan mengingatkan bahwa dalam pikiran Sung
Joon sekarang bahwa Kim Hye Jin cinta pertamanya itu adalah dirinya dan
sekarang sedang ada diluar negeri. Hye Jin membenarkan hal tersebut, tapi tetap
saja masih merasa cemas sampai lututnya lemas.
“Yah, kalau begitu solusinya cuma satu. Tarik
saja Celananya ...” kata Ha Ri
Hye Jin akhirnya menarik celana Kepala Boo
memohon untuk membatalkan pemindahannya ke tim redaksi, Kepala Boo menarik
sambil menjerit meminta Hye Jin melepaskan tangannya. Hye Jin tetap menarik
celana Kepala Boo dengan berjanji untuk setia dan langsung berbaring dilantai
agar di penuhi permohonanya.
Kepala Boo mengakui tak bisa melakukan
apapun walaupun Hye Ji berbaring atau sikap kayang karena tidak ada yang bisa
menentang kekuasaan departemen redaksi Most, Hye Jin berdiri dengan tegap.
Kepala Boo memberitahu tentang pemimpin redaksi yang norak. Hye Jin ingat
dengan wanita yang terlihat sangat nyentrik.
“Ini sebenarnya rahasia perusahaan. Seharusnya
aku tidak ...Dia itu adik bungsunya ...Ketua Grup Jin Sung.” bisik Kepala Boo
membuka rahasia, Hye Jin melonggo
“Dia bercerai di Italia setahun yang lalu,
dan kembali kemari menjadi Pemimpin Redaksi. Meskipun kerjanya cuma belanja dan pesta
seharian, tidak ada yang bisa memecatnya karena dibelakangnya itu Ketua. Dan lihat aku, Anak bungsuku saja belum
kuliah.” jelas Kepala Boo
Hye Jin kembali menarik celana Kepala Boo
untuk memohon, Kepala Boo mengerti karena Hye Jin tak ingin berkerja disana
tanpa tahu alasanya, Hye Jin akhirnya bangun dan berpikir Kepala Boo untuk
membatalkan pemindahanya. Kepala Boo tersenyum lalu melotot menyuruh Hye Jin
menulis surat pengunduran diri.
Hye Jin mengintip dari depan pintu kaca,
mencar-cari apakah Sung Joon ada didalam. Shin Hyuk yang baru datang ikut
melihat dan bertanya apa yang dilihat pegawai baru. Hye Jin langsung membalikan
badanya, malah membuat Shin Hyuk kaget dengan berlebihan mengatakan seperti akan
melahirkan.
Shin Hyuk bertanya apa yang dilihat Hye Jin dan mengajaknya melihat
bersama-sama. Hye Jin berpura-pura tak
melihat apapun Shin Hyuk menanyakan gigi
depannya, Hye Jin binggung karena tak mengingat
Shin Hyuk.
“Pokoknya, selamat datang di tim redaksi. Ini
bisa saja ada hubungannya denganku, jadi kusarankan traktir aku makan.” kata
Shin Hyuk masuk kedalam kantor. Hye Jin binggung kenapa orang itu memintanya
traktir dan mengerjarnya ke dalam ruangan.
Hye Jin membahas tentang ucapan selamat
datang dan tratiran lalu menanyakan alasan yang membuatnya berkerja di tim
redaksi. Shik Hyuk memberitahu namanya lagi karena tak suka dengan panggilang “orang
itu” dan sebagainya dan menegaskan Hye Jin harus memanggil namanya sambil sibuk
dengan komputernya. Hye Jin binggung.
“Siapa yang tahu, Saat Jackson memanggilku aku akan
langsung datang dan jadi bunga. [bait
puisi dari Kim Chun Soo]” ucap Shin Hyuk sambil membentuk tangannya seperti
burung yang terbang dan berjalan ke counter untuk membuat minuman. Hye Jin
binggung siapa sebenarnya yang dimaksud Jackson.
Hye Jin mengejar Shin Hyuk mengajak bicara,
tetapi belum bisa memanggil dengan namanya, Shin Hyuk menyuruhnya untuk
memanggil “reporter Kim” dan merasa kata “karena” itu tak cocok digunakan, lalu
menanyakan departemen mana yang menjadi inti dari sebuah majalah. Hye Jin
menjawab tim management service.
“Tim Redaksi, itu Benar sekali. Kami butuh perkerja
Part time dalam tim inti Jin Sung daripada
memilih perkerja Part time yang tidak
jelas maka sebaiknya memilih pegawai magang yang pernah kerja disini sekali,
Aku cuma tanya sekali, dan Direktur langsung bilang iya. Aku tahu ... kau mau
berterima kasih” jelas Shin Hyuk percaya diri, Hye Jin langsung menjerit karena
bukan itu maksudnya.
“Jadi harusnya kata yang tepat adalah
"berkat aku" bukannya "karena aku".” kata Shin Hyuk lalu
memberikan segelas kopi gratis.
“Tak perlu.... Kalau begitu, bisa minta
mereka membatalkan pemindahanku ?” ucap Hye Jin memohon.
Reporter Cha baru datang melihat Hye
Jin menyuruhnya untuk mengikutinya, Hye
Jin malah mengatakan “sekarang?” Direkturnya dengan sinis berkata “memangnya
tahun depan” Hye Jin pun tanpa banyak
berkata-kata mengikuti Reporter Direktur Cha tanpa membantah.
“Wah, hari ini Michael Jackson lagi.”
komentar Shin Hyuk melihat celana Hye Jin yang mengatung dengan kaos putih lalu
kembali menari layaknya Michael Jackson.
Hye Jin melihat kearah ruangan Sung Joon,
sambil mendengarkan ucapan Reporter Cha yang melihat hasil merevisi dokumen
seperti bukan pertama kalinya berkerja. Hye Jin menceritakan ayahnya dulu
memiliki surat kabar jadi kadang-kadang suka membantunya dan berusaha
memberitahu tentang kepindahanya, tapi Reporter Cha sudah menyela.
“Ahh itu bagus sekali, Dalam 3 bulan,
karena ini merupakan ulang tahun ke 20, pasti akan sibuk sekali untuk edisi
spesial. Kami tadinya mau menyewa pekerja paruh waktu, tapi kau bisa
menerjemah, revisi dan menyunting, selain itu kau dari Servis Manajemen, jadi
ketrampilan komputermu juga bagus, maka kau tepat untuk posisi ini. Sampai
dengan edisi spesial, tinggallah disini selama 3 bulan.” kata Reporter Cha
“Tidak. Sebaiknya kalian menyewa pekerja
paruh waktu. Aku lebih suka kalau dikembalikan ke tim servis manajemen.” tolak
Hye Jin dengan nada panik
“Sebagai pegawai magang aku tahu kau tak
akan lari, sementara Pekerja paruh waktu suka keluar masuk sesuka hati saat
pekerjaan terasa berat, sulit mempercayai mereka. Bukan berarti kau harus jadi
asisten. Lakukan saja pekerjaan mudah dan sederhana.” jelas Reporter Cha
“Tidak, aku belum pernah menyentuh majalah
fashion dan aku tidak paham soal bidang itu. ,,Singkatnya, aku ini bodoh,
bodoh.” kata Hye Jin merendahkan diri agar dikeluarkan.
Direktur Cha mengeluarkan beberapa majalaha
Most keluaran Korea, memberitahu bahwa 30%-40% adalah hasil terjemahan dari
kantor pusat New York, dan Sisanya dikumpulkan dari beberapa negara dan
dicetak.
“Semuanya dibagi menjadi 3 bagian - Fashion,
Kecantikan dan artikel. Fashion fokus pada tren, peragaan busana, pemotretan,
dll. Sedangkan Kecantikan, singkatnya tentang mempercantik diri, make up,
kesehatan, segalanya tentang fisik dan Artikel lain didasaran pada membahas hal diluar fashion dan kecantikan,
seperti Film, acara kebudayaan, pameran, permasalahan sosial, wawancara, dan
berbagai gaya hidup.” jelas Reporter Cha dengan sangat padat dan singkat.
Hye Jin masih melonggo, Reporter Cha pikir
sekarang Hye Jin bis tahu sebagian besar dari majalah dan tak ada masalah. Hye
Jin langsung menegaskan bahwa ada banyak sekali masalah.
Sung Joon tiba-tiba keluar dari ruangan,
Hye Jin langsung mengumpat dibawah kolong meja, Direktur Cha binggung melihat
Hye Jin yang tiba-tiba berjongkok dikolong meja. Hye Jin berpura-pura sedang
mencari sesuatu yang jatuh.
“Reporter Cha... Aku dengar ada pemotretan
siang ini , jadi Aku ingin ikut melihat set dan hasil fotonya.”ucap Sung Joon
“Ahh.... Kalau perlu aku bisa mengatur
waktu khusus untukmu.” kata Reporter Cha Joo Young.
Sung Joon pikir tak perlu karena akan
segera datang, Hye Jin langsung berlari keluar dari ruangan dengan panik . Shin
Hyuk melihatnya kembali dan berpikir Hye Jin itu terkena cacingan.
Hye Jin berjongkok diatas toilet sambil
mengucangkan tubuhnya karena kesal, di depan cermin pegawai dari tim Redaksi
Most membicarkan tentang Sung Joon yang memiliki badan proporsional dan
terlihat seperti model.
“Saat dia berdiri, kharismanya luar biasa dan
saat senyum manis sekali.”komentar Eun Young sambil menjerit bahagia.
“Bagaimana dia bisa jadi wakil pemimpin
redaksi di usia semuda itu ?” pikir Sun Min sirambut panjang.
“Katanya dia hebat saat di kantor pusat New
York.” ungkap Yi Kyun si wanita berambut
blonde.
“Kalau begitu harusnya terus hebat saja di
New York. Kenapa datang kemari ?! Tak
kusangka hari ini datang juga ! Kalian beruntung bisa senang soal ini,
sementara aku” jerit Hye Jin kesal didalam hatinya.
Ha Ri kembali ke dalam ruangannya, membaca
pesan dari Hye Jin “ Rencana
"memohon" gagal. Sekarang aku sedang duduk di dudukan toilet sembunyi
dari Ji Sung Joon.” lalu ia mengeluh dengan sikap temanya yang terlalu
panik
“
Cepat berdiri ! Sudah kubilang tidak akan ketahuan! Kau mau terus duduk disitu
seperti orang bodoh ? Mau sampai kapan begitu ?” balas Ha Ri
Hye Jin akhirnya berjalan dengan
menguatakan dirinya bahwa tak akan ada
yang bisa dihindari dan apabila
tertangkat tak akan dihindarinya, tapi saat melihat diarah depan Sung Joon
berjalan kearahnya sambil menatap tabnya, Hye Jin kembali panik dan langsung
masuk ke dalam lift.
Baru saja bisa bernafas lega, ternyata Sung
Joon sudah berdiri disampingnya, pintu lift pun tertutup. Hye Jin bergumam
dalam hati, binggung melihat Sung Joon ada didalam lift padahal tadi melihatnya
sebelum masuk lift, setelah itu merasa sebelumnya itu hanya halusiansi karena paranoid
dan berharap bisa cepat keluar.
Tiba-tiba lift berguncang dan lampu
berkedap kedip, Hye Jin panik sambil mengedor-gedor pintu memberitahu ada orang
yang terjebak didalam lift dan meminta diselamatkan supaya dibukakan pintu
liftnya.
Sung Joon menarik tanganya, Hye Jin mencoba
menyembunyikan wajahnya tapi Sung Joon bisa menyebut nama Kim Hye Jin, Hye Jin
pun menatapnya karena ternyata tahu namanya. Sung Joon tahu Hye Jin masih ingin
hidup tapi tidak aman kalau merusak
pintunya. Hye Jin tersadar Sung Joon bisa tahu namanya dari ID card yang
dipakainya.
Sung Joon menekan tombol bantuan,
memberitahu mereka terjebak di lift. Pertugas menanyakan mereka ada dilantai
berapa, Hye Jin menjerit menyebut lantai 18, yang terdengar seperti umpatan.
Hye Jin mengunakan tissue untuk
menghilangkan keringat yang terus mengucur, lalu seperti gigiya bergertak. Sung Joon merasa bunyi gigi Hye Jin menganggu,
saat menengok, Hye Jin langsung mengatupkan bibirnya. Sung Joon memberitahu
bahwa ada tissue yang menempel di dahinya, Hye Jin langsung membersihkanya.
“Astaga, aku tidak bernapas.... Kau harus Napas,
Kim Hye Jin!!! Tunggu, gimana caranya bernapas ? Kau bisa mati kalau begini ! Ayo
bernapas !!!” jerit Hye Jin panik, Sung Joon melihat Hye Jin terlihat ikut
panik.
Tiba-tiba lampu lift ikut mati, Hye Jin
tiba-tiba bisa membuka mulutnya dan bisa bernafas dari mulut. Sung Joon
berteriak, berpikir Hye Jin terkena claustrophobic (ketakutan akan ruangan
tertutup). Hye Jin mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah sambil
berjongkok.
Sung Joon ikut berjongkok, memasangkan
earphone lagu “close to you” terdengar. Hye Jin langsung bisa tenang, lalu
menatap cinta pertamanya. Sung Joon mengatakan hanya ingin membantunya.
“Ada yang mengajariku soal ini. Saat
mendengar lagu ini, aku merasa baikan.” cerita Sung Joon mengingat waktu masih
kecil Hye Jin yang memasangkan earphone ditelinganya
Hye Jin menatap Sung Joon dengan mata
terharu, mengingat lagu itu juga. Keduanya saling menatap seperti gambaran
waktu mereka kecil terlihat lagi, Sung Joon yang gemuk dan Hye Jin yang cantik.
Pintu lift terbuka, terlihat sinar seperti
sangat terang. Petugas menanyakan keadaan keduanya. Sung Joon dengan cepat
menarik earphone dan meninggalkanya, Hye Jin hanya bisa memperlihatkan wajah
melas karena Sung Joon benar-benar tak mengenalinya.
Ha Ri baru saja mengecek ke bagian
receptionist tentang keluhan para tamu yang menginap, setelah itu
bertanya-tanya apakah temanya itu masih duduk diatas closet. Ponselnya
berdering, tertulis nama “wanita itu” ia pun mengabaikannya, saat berbalik
seorang wanita yang menelpnya berdiri dibelakangnya.
Keduanya duduk di ruang tunggu hotel, wanita
itu sekarang mengungkapkan dengan matanya sendiri Ha Ri tak mengangat telpnya,
tapi meminta lain kali mengangkat telpnya karena ia menelp tanpa alasan. Ha Ri
menyuruh untuk mengatakan saja tanpa perlu repot-repot menelpnya.
“Kau tahu ayahmu ulang tahun minggu depan ?
Setidaknya tunjukkan wajahmu sekali disaat seperti itu. Kau masih tetap putri
ayahmu.” ucap Nyonya Na Ji Sun, Ha Ri langsung tertawa
“Perkataanku terdengar lucu bagimu, Padahal
tidak ada yang lucu.” komentar Nyonya Na
Tiiba-tiba salah seorang wanita datang
melihat Nyonya Na yang ingin pergi ke Spa, Ha Ri pun dengan cepat memilih untuk
pergi. Si wanita itu melihat Ha Ri itu adalah anak dari Nyonya Na, tapi Nyonya
Na hanya menatap kepergiaan Ha Ri.
Cha Joo Young sedang memeriksa pakaian yang
akan digunakan pemotretan dengan Joon Wo. Hye Jin masuk kembali ke dalam
ruangan melihat Sung Joon menaiki tangga ke lantai atas.
“Hye Jin, kau dari mana saja ? Kami akan ke
studio, Bawa kotak itu dan ikut aku.” perintah Joo Young
“Ya, sekarang ?” kata Hye Jin
“Asal tahu saja, aku tidak suka mengulang
perkataanku.” tegas Joo Young
Hye Jin pun mengikutinya, Joo Young
memperingatkan Hye Jin untuk membawa kotak, Hye Jin kembali ke dalam ruangan
membawa kotak. Shin Hyuk yang melihat Hye Jin heran karena terlihat seperti
orang yang linglung.
Di ruangan Nyonya Kim Ra Ra
Nyonya Kim memint supaya Sung Joon memeriksa studio mereka, Sung Joon
memberitahu nanti siang akan melihatnya karena ada pemotretan, Nyonya Kim
memujinya sambil memberikan penyegar ruangan agar kulitnya tak kering, Sung
Joon mengarahkan uap karena kulitnya itu tak kering.
“aku pikir kau ada sesuatu yang mau
disampaikan.” tegas Sung Joon yang tak mau bertele-tele.
“Oh, oh, oke. Mungkin kau sudah tahu karena
kau mendengarnya. Di tim kami, Wakil Pemimpin Redaksi harus berperan sebagai
Pemimpin Redaksi bayangan juga. Aku di sini karena nepotisme.” bisik Nyonya Kim
lalu tertawa merasa bangga sambil menepuk paha
Sung Joon
“Aku tahu....” ucap Sung Joon terlihat
dingin sambil menghentikan tangan Nyonya Kim yang ingin menyentuhnya. Nyonya
Kim memberitahu bahwa tim redaksi akan mengambil tanggung jawab penuh.
“Pemimpin Redaksi,untuk 3 bulan ke depan,
ada beberapa persyaratan Anda harus berjanji padaku. Seluruh anggota tim tidak
boleh tahu apa yang akan kukatakan.” jelas Sung Joon dengan nada tegas.
Studio pemotretan
Beberapa model sudah melakukan make up dan
mendapatkan arahan gaya dari fotographer, Joon Woo juga memberikan pakaian agar
dicoba oleh model dalam pemotretan. Joo Young dan Sung Joon ada didepan
komputer melihat hasil dari foto.
“Dari Semua foto yang diambil sampai
sekarang, yang satu ini terlihat yang terbaik.” kata Joo Young melihat hasil
Foto, Sung Jung juga setuju akan hal itu.
Hye Jin yang berdiri tak jauh dari sana
hanya bisa menatap Sung Joon dari jauh tanpa bisa mendekatinya. Joon Woo
berteriak meminta untuk dibawakan air untuk para model, semua orang seperti tak
ada mendengarnya. Hye Jin yang mendengar langsung berteriak akan membawakan
air.
“Keluar dari sana !!” teriak Sung Joon yang
membuat semua didalam ruangan terdiam.
“Siapa yang memakai sepatu di atas set
pemotretan ?”ucap Sung Joon
Hye Jin melihat ada jejak sepatunya diatas
set berwarna putih dan langsung melepaskan sepatunya sambil meminta maaf, Sung
Joon menariknya agar segara keluar dari tempat itu, lalu melihat nama dan
tersadar bahwa wanita itu yang bersamanya terjebak didalam lift. Hye Jin hanya
bisa tertunduk lalu melihat ujung kaos kakinya yang bolong, lalu menekuk
jempolnya agar tak terlihat. Sung Joon tertawa mengejek melihatnya.
“Seharusnya aku memberitahu dia. Aku minta
maaf, Dia baru masuk hari ini, jadi tidak mengerti...” jelas Joo Young
mendatangi keduanya.
“Aku tidak lihat dia dalam perkenalan, Jadi
Wanita ini masuk dalam tim kita ?” kata Sung Joon meremehkan
Joo Young memberitahu Hye Jin bukan tim
resmi dari redaksi tapi pegawai pindahan
dari Support Management selama 3 bulan. Sung Joon mengucap syukur karena wanita
itu tak ada hubunganya dengannya, lalu pergi begitu saja. Joo Young memberikan
peringatan pada Hye Jin untuk kesalahan satu kali ini saja. Joon Woo pun
memberikan semangat ada Hye Jin yang tertunduk karena kena omelan.
Nyonya Kim datang dengan mengucapkan bahasa
italianya, beberapa orang langsung berdiri dibelakangnya dan menyiapkan kursi,
seorang wanita menyemprotkan pelembab ke wajahnya. Joon Woo memberikan kopi dan
Joo Young memberitkan tabnya, Nyonya Kim melihat Konsepnya bagus tapi ada yang
perlu dibereskan.
Joo
Youn menunjuk ember besar didepanya, Nyonya Kim mengatakan bukan itu. Joo Young
menunjuk Hye Jin yang sedang membersihkan set yang baru saja diinjak olehnya. Nyonya
Kim membenarkan, Joo Young memanggil Hye Jin untuk mendatanginya, Hye Jin
dengan wajah bodohnya mendatangi Nyonya Kim.
Nyonya Kim mengangkat poni yang menutupi
matanya, lalu bertanya siapa wanita itu. Joo Young sadar belum
memperkenalkanya, lalu memberitahu Hye
Jin dari Manajemen Service dan datang untuk membantu kita, lalu menyuruh Hye
Jin memberi salam, Hye Jin memperkenalkan diri sebagai tim adim.
“Oh Mamma Mia! Rambutnya. Ampun ... aku
jadi mual. Rambutmu tidak mencerminkan "Most"” komentar Nyonya Kim
“Sebenarnya, dari lahir aku sudah keriting”
jelas Hye Jin, Sung Joon yang berdiri tak jauh dari sana mendengarnya tapi
terlihat cuek saja.
Nyonya Kim melihat pakaian Hye Jin yang tak
mencolok, lalu menyuruhnya untuk mengantinya karena tak mencerminkan Majalah “Most”.
Hye Jin mengerti, tapi tak tahu bagaimana cara mencerminkan "Most",
Nyonya Kim meminta tolong dengan jarinya, Joo Young mengerti meminta untuk Hye
Jin berdiri disampingnya. Nyonya Kim berteriak dengan bahasa italia untuk
memulai pemotretan.
Salah satu model melakukan pose untuk
pengambilan gambar seperti terkena kelopak bunga yang berguguran, Hye Jin naik
diatas tangga dengan kipas sengaja menjatuhkan bunga. Nyonya Kim meminta untuk
memberikan efek seperti terkena angin, Hye Jin dan tim lainnya
mengoyang-goyangkan kain seperti terkena angin
Nyonya Kim melihat hasil foto dan melihat
semuanya sudah bagus untuk dikeluarkan setelah itu meninggalkan tempat. Joo
Young memberitahu bahwa sesi pemotretan sudah selesai. Sung Joon juga meminta
agar memberikan copyan foto padanya.
Hye Jin terlihat sangat kelelehan bisa
bernafas lega karena pekerjaannya berakhir, lalu meminjat punggungnya. Sung
Joon sempat melihat Hye Jin dan acuh pergi begitu saja. Hye Jin yang tertunduk,
menatap sedih Sung Joon karena penampilanya harus bersembunyi.
Ha Ri yang khawatir dengan Hye Jin menjemputnya,
ketika dilampu merah Ha Ri masih tak
percaya mereka dipertemukan dalam satu
perusahaan dan Hye Jin dengan wajah melas tak mengerti karena dalam tiga bulan kedepan
harus terus berhadapa, Ha Ri yakin Sung Joon itu tak mengenalinya, Hye Jin
menutup hidungna, Ha Ra menarik tangan Hye Jin dan Hye Jin bisa bernafas
kembali.
“Saat dengannya, bernapas saja aku tidak
bisa. Begitu kuingat lagi, aku jadi sesak napas. Sekarang Turunkan kacanya !”
kata Hye Jin
Hye Jin langsung mengarahkan wajahnya pada
jendela, dengan mulut menganga mencoba menarik nafas dalam-dalam dan mengatur
nafasnya. Ha Ri heran dengan temannya yang terlalu khawatir dengan yang terjadi
karena yakin pasti Sung Joon tak mengenalinya.
Sebuah mobil berhenti disamping mereka,
Sung Joon mengendarai mobilnya dengan konsentrasi mengarah ke depan. Hye Jin
sendiri menatap keluar jendela dengan tatapan kosong kearah spion. Ketika
keduanya ingin saling bertatapan, seorang pengendara motor pengantar bunga berhenti, mereka pun terhalang
lalu saat lampu hijau menyapa, Mobil Sung Joon lurus dan Ha Ri membelokan
mobilnya ke arah kiri.
bersambung ke part 2
Seandainya sung joon tau kalau wanita yg diremehin itu hye jin cinta pertamanya
BalasHapusTerimakasih onnie utk sinopsisnya semangat
Gimana nanti reaksinya sung joon saat tau hye jin yang dulunya cantik jadi seperti sekarang. .
BalasHapusDitunggu part 2 chingu...
BalasHapusMakin penasaran , tiap episode banyak kutipan menarik. ^_^
BalasHapusBegitulah pria, sering melihat cinta dari wajah dulu. ckckckckc
BalasHapus